ANALISIS DISTORSI HARMONISA PADA PENYULANG ABANG KARANGASEM SETELAH TERPASANGNYA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik sangat di butuhkan pada zaman modern ini, karena saat ini kebutuhan manusia akan teknologi

I Wayan Rinas. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran, Bali, *

ANALISIS PENGARUH PENGOPERASIAN BEBAN- BEBAN NON-LINIER TERHADAP DISTORSI HARMONISA PADA BLUE POINT BAY VILLA & SPA

92 Teknologi Elektro, Vol. 16, No.03,September -Desember I Gusti Ngurah Dwipayana 1, I Wayan Rinas 2, I Made Suartika 3

KARYA ILMIAH ANALISA DISTORSI HARMONISA PENGOPERASIAN INVERTER PADA PLTS ABANG DI KARANGASEM

ANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN SINGLE TUNED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 4.

ANALISIS PENGARUH HARMONISA TERHADAP FAKTOR-K PADA TRANSFORMATOR

ANALISA DISTORSI HARMONISA PADA PENYULANG ABANG KARANGASEM SETELAH TERPASANGNYA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS)

Analisis Pengaruh Harmonisa Terhadap Rugi-Rugi Daya (Losses) Pada Transformator di Penyulang Sedap Malam

BAB I PENDAHULUAN. jarang diperhatikan yaitu permasalahan harmonik. harmonik berasal dari peralatan yang mempunyai karakteristik nonlinier

ANALISIS PENGARUH HARMONISA TERHADAP PANAS PADA BELITAN TRANSFORMATORDISTRIBUSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN HIGH PASS DAMPED FILTER

NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN HIGH PASS DAMPED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 9 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 7.

PENGARUH ARUS NETRAL TERHADAP RUGI-RUGI BEBAN PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI PLN RAYON JOHOR MEDAN

SIMULASI PEMASANGAN FILTER HARMONISA PADA SISTEM TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP

Aplikasi Filter Pasif Pada Beban Inverter Tiga Fase Berbeban

ANALISIS KEDIP TEGANGAN AKIBAT GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG ABANG DI KARANGASEM

Aplikasi Filter Pasif Rc Untuk Mereduksi Harmonik Pada Ac/Dc/Ac Konverter. Asnil*) *Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro, FT-UNP

WATAK HARMONIK PADA INVERTER TIGA FASA TAK BERBEBAN

ANALISIS DAN PERANCANGAN FILTER PASIF UNTUK MEREDUKSI PENGARUH HARMONISA PADA INVERTER 3-FASA MENGGUNAKAN MATLAB/SIMULINK

STUDI ANALISIS LOSSES DAN DERATING AKIBAT PENGARUH THD PADA GARDU TRANSFORMATOR DAYA DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA

Penyearah (rectifier) Permasalahan yang ditimbulkan oleh harmonisa Permasalahan Harmonisa pada Transformator...

FILTER AKTIF SHUNT 3 PHASE BERBASIS ARTIFICIAL NEURAL NETWORK (ANN) UNTUK MENGKOMPENSASI HARMONISA PADA SISTEM DISTRIBUSI 220/380 VOLT

ABSTRAK Kata kunci : Beban non linier, Harmonisa, THD, filter aktif high-pass.

Studi Perencanaan Filter Hybrid Untuk Mengurangi Harmonisa Pada Proyek Pakistan Deep Water Container Port

ANALISIS HARMONISA TEGANGAN DAN ARUS LISTRIK DI GEDUNG DIREKTORAT TIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

ANALISA PENANGGULANGAN THD DENGAN FILTER PASIF PADA SISTEM KELISTRIKAN DI RSUP SANGLAH

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat.

Analisis Pengaruh Harmonisa terhadap Pengukuran KWh Meter Tiga Fasa

APLIKASI FILTER PASIF SEBAGAI PEREDUKSI HARMONIK PADA INVERTER TIGA FASE

ABSTRAK. Kata kunci : Kondisi tanpa Harmonisa, Kondisi dengan Harmonisa, Harmonic Analysis Load Flow, Rugi Daya, Sistem Tegangan Rendah.

Peredaman Harmonik Arus pada Personal Computer All In One Menggunakan Passive Single Tuned Filter

Analisis Pemasangan Filter Pasif untuk Menanggulangi Distorsi Harmonisa Terhadap Beban non Linier di PT.Wisesa Group

Watak Harmonik pada Inverter Berbeban

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Catu Daya Listrik dan Distribusi Daya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. rendah banyak dibahas dalam forum-forum kelistrikan. Permasalahan kualitas daya

Studi Pengaruh Beban Non Linear Terhadap Keberadaan Arus Netral Di Gedung Pusat Komputer Universitas Riau

Beban Linier Beban Non Linier Harmonisa Total Harmonic Distortion (THD)

50 Frekuensi Fundamental 100 Harmonik Pertama 150 Harmonik Kedua 200 Harmonik Ketiga

Analisis Pengaruh Pemasangan Dynamic Voltage Restorer (DVR) terhadap Kedip Tegangan akibat Gangguan Hubung Singkat 3 Fasa pada Penyulang Kampus

ANALISIS HARMONISA YANG DIHASILKAN CYCLOCONVERTER DENGAN BERBAGAI PARAMETER

PENGARUH HARMONISA PADA GARDU TRAFO TIANG DAYA 200 KVA DI PT PLN (Persero) APJ SURABAYA UTARA

PENGUKURAN TINGKAT HARMONISA PADA BEBERAPA MERK JUICER (DENGAN STANDAR IEC )

ANALISIS PENGARUH BEBAN NONLINIER TERHADAP KINERJA KWH METER INDUKSI SATU FASA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kajian Harmonisa Arus Dan Tegangan Listrik di Gedung Administrasi Politeknik Negeri Pontianak

Analisis Harmonik pada Lampu Light Emitting Diode

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS PENGGUNAAN FILTER AKTIF SHUNT UNTUK MENANGGULANGI THD DI RSUP SANGLAH

ANALISIS KEDIP TEGANGAN AKIBAT GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG ABANG DI KARANGASEM

BAB I PENDAHULUAN. tombak pemikulan beban pada konsumen. Gangguan-gangguan tersebut akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemakaian energi listrik pada bangunan industri sebaiknya menjadi kajian

STUDI PENGARUH HARMONISA PADA GARDU TRAFO TIANG DAYA 200 KVA DI PT PLN (Persero) APJ SURABAYA UTARA

JOM FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari

ANALISIS DAMPAK TOTAL HARMONIC DISTORTION TERHADAP LOSSES DAN DERATING PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU

BAB 3 METODE PENELITIAN. Serdang. Dalam memenuhi kebutuhan daya listrik industri tersebut menggunakan

Desain Filter Pasif Pada Sistem Kelistrikan Industri Guna Mengurangi Distorsi Harmonisa

BAB 1 PENDAHULUAN. tertentu seperti beban non linier dan beban induktif. Akibat yang ditimbulkan adalah

Total Loss Energy Efisiensi Transformator Kualitas Daya Listrik (Power Quality) Harmonisa

PERANCANGAN FILTER DENGAN METODE MULTISTAGE PASSIVE FILTER PADA PROYEK PAKISTAN DEEP WATER CONTAINER PORT

Pengaruh Harmonisa Pada Gardu Trafo Tiang Daya 100 kva di PLN APJ Surabaya Selatan

Implementasi LCL Filter dalam Mereduksi Harmonisa Akibat Penggunaan VSD (Variable Speed Drive) untuk Meningkatkan Kualitas Daya dan Efisiensi Energi

BAB 1 PENDAHULUAN. proses yang kontinu membutuhkan komponen-komponen elektronika dan komponen

BAB I PENDAHULUAN. tegangan, disebabkan jarak sumber ke saluran yang sangat jauh ke beban

Aplikasi Low Pass RC Filter Untuk Mengurangi Harmonisa Pada Lampu Hemat Energi

Analisis Harmonik Pada Lampu Hemat Energi

KARYA ILMIAH ANALISIS LOSSES DAN DERATING AKIBAT PENGARUH THD (TOTAL HARMONIC DISTORTION) PADA GARDU TRAFO DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA

BAB 1 PENDAHULUAN. Peradaban manusia modern adalah salah satunya ditandaidengan kemajuan

tuned filter dan filter orde tiga. Kemudian dianalisa kesesuaian antara kedua filter

Kualitas Daya Listrik (Power Quality)

Desain Filter Aktif Shunt menggunakan kontroler Hysterisis Untuk Mengkompensasi Harmonisa dengan Sumber Tegangan Yang Tidak Ideal.

ABSTRAK. Kata kunci : Arus Transien, Ketahanan Transformator, Jenis Beban. ABSTRACT. Keywords : Transient Current, Transformer withstand, load type.

Analisis Pengaruh Total Harmonic Distortion Terhadap Losses dan Efisiensi Transformator RSUD Kabupaten Klungkung

Analisa Harmonisa Sistem Kelistrikan Pabrik Peleburan Baja PT. Ispat Indo Surabaya Akibat Perubahan Konfigurasi dan Pergantian Trafo Utama

EVALUASI PENENTUAN RUGI-RUGI TRANSFORMATORDALAM PENGARUH ARUS NON-SINUSOIDAL

Perencanaan Filter Hybrid untuk Mengurangi Dampak Harmonisa pada PT. Semen Indonesia Pabrik Rembang

PENGARUH HARMONISA PADA GARDU TRAFO TIANG DAYA 200 KVA DI PT PLN (Persero) APJ SURABAYA UTARA

ANALISIS PENGARUH PENGOPERASIAN BEBAN- BEBAN NON LINIER TERHADAP DISTORSI HARMONISA PADA BLUE POINT BAY VILLA & SPA

SIMULASI PENENTUAN PENEMPATAN FILTER AKTIF SHUNT UNTUK MENDAPATKAN DISTORSI DAYA YANG TERKECIL di BLUE POINT BAY VILLA & SPA

STUDI PENGURANGAN ARUS HARMONIK TRIPLEN DENGAN MENGGUNAKAN TAPIS SERI DAN TRANSFORMATOR ZERO PASSING

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem distribusi tiga (3) fasa digunakan untuk melayani beban-beban tiga (3)

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Beban non linier pada peralatan rumah tangga umumnya merupakan peralatan

Oleh : ARI YUANTI Nrp

ELECTRICAL PROBLEM Page 1

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: B-97

PENGARUH HARMONISA TERHADAP ARUS NETRAL TRANSFORMATOR DISTRIBUSI (APLIKASI PADA R.S.U SARI MUTIARA MEDAN)

Meningkatkan Kualitas Daya Listrik dengan Menggunakan Single Tuned Filter

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid (Pembangkit Listrik Sistem

ANALISIS FILTER HARMONISA PASIF UNTUK MENGURANGI HARMONISA PADA PENYEARAH TERKENDALI SATU FASA

PEMETAAN TINGKAT DISTORSI HARMONIK PADA GEDUNG KAMPUS INSTITUT TEKNOLOGI PADANG

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Strata I Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Malang.

STUDI TENTANG PENGUKURAN PARAMETER TRAFO DISTRIBUSI DENGAN MENGGUNAKAN EMT (ELECTRICAL MEASUREMENT & DATA TRANSMIT)

IDENTIFIKASI KUALITAS DAYA LISTRIK GEDUNG UNIVERSITAS PGRI SEMARANG

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pembangkit Harmonisa Beban Listrik Rumah Tangga. Secara umum jenis beban non linear fasa-tunggal untuk peralatan rumah

BAB 1 PENDAHULUAN. Harmonisa dan faktor daya merupakan acuan utama dalam menilai sebuah

Analisis Pengaruh Harmonik terhadap Arus Netral Transformator Pelanggan Industri, Bisnis, dan Rumah Tangga

Transkripsi:

ANALISIS DISTORSI HARMONISA PADA PENYULANG ABANG KARANGASEM SETELAH TERPASANGNYA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA () Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Udayana, Bukit Jimbaran, Bali. Email : igedeariesgunawan90@gmail.com Abstrak Beban non linier adalah beban yang komponen arusnya tidak proporsional terhadap komponen tegangannya. Meningkatnya pengoperasian beban-beban non linier mengakibatkan terjadinya distorsi harmonisa Sehingga perlu diketahui perbandingan distorsi harmonisa dan rugi-rugi daya sebelum dan sesudah nya Pembangkit Listrik Tenaga Surya, pada penyulang Karangasem, dengan menggunakan software simulink MATLAB. Hasil simulasi pada kondisi sebelum nya Pembangkit Listrik Tenaga Surya nilai THDi sebesar 14,81% dan nilai THDv sebesar 0,01%, rugi-rugi daya adalah 0,109272 KW.Pada kondisi sesudah nya nilai THDi meningkat sebesar 21,60% dan nilai THDv tetap sebesar 0,01%, rugi-rugi daya meningkat sebesar 3,7237KW. Kata kunci : Beban non linier, Harmonisa, rugi-rugi daya. 1. PENDAHULUAN Beban non linier adalah beban yang komponen arusnya tidak proporsional terhadap komponen tegangannya, sehingga bentuk gelombang arus maupun tegangan keluarannya tidak sama dengan gelombang masukannya (mengalami distorsi). Gangguan akibat adanya distorsi gelombang disebut harmonisa. Harmonisa merupakan gangguan pada sistem tenaga listrik yang mengakibatkan terbentuknya gelombang dengan frekuensi yang menyimpang dari frekuensi fundamentalnya. Salah satu dampak yang umum dari gangguan harmonisa adalah panas berlebih pada kawat netral yang menimbulkan rugi-rugi pada sistem dan transformator serta dapat menghasilkan arus netral yang lebih tinggi dari arus phase. dengan beban puncak sebesar 1989 kw yang memiliki 2 suplai tenaga listrik yaitu dari GI Amlapura dan dengan konfigurasi sistem distribusi tipe radial. yang sebagian besar memakai beban-beban non linear, seperti inverter sebanyak 50 buah. Banyaknya beban non linear yang di oprasikan pada Karangasem, maka dipastikan terjadinya distorsi harmonisa pada penyulang tersebut. Pada penelitian ini akan dibandingkan bagaimana distorsi harmonisa dan rugi-rugi daya sebelum dan sesudah nya Pembangkit Listrik Tenaga Surya () pada penyulang Karangasem, dengan menggunakan software simulink MATLAB. 2. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Surya() adalah pembangkit listrik yang mengubah energi surya menjadi energi listrik.secara umum, cara kerja skema ini adalah panel surya akan menghasilkan tegangan DC. Kemudian tegangan DC tersebut akan diubah oleh inverter menjadi tegangan AC spesifikasi jaringan listrik. Dimana sistem On Grid ini dialirkan ke gardu portal yang selanjutnya terhubung dengan jalajala setelah melalui trafo step-up 20kV. 130

2.2 Beban Non Linier Beban non linier merupakan beban yang gelombang keluarannya tidak sebanding dengan tegangan dalam setiap setengah siklus, jadi bentuk gelombang arus maupun tegangan keluarannya tidak sama dengan gelombang masukannya. Walaupun disuplai dari tegangan yang sinusoidal beban non linier tetap akan menarik arus yang tidak sinusoidal. Gelombang Arus dan Tegangan Beban Non Linier dapat di lihat pada gambar 1 [1]. Gambar 2 Gelombang Fundamental, Gelombang Harmonisa dan Gelombang Terdistorsi 2.4 Total Harmonic Distortion (THD) Pada sistem tenaga listrik untuk melihat kandungan distorsi harmonisa pada komponen fundamentalnya diistilahkan dengan THD atau Total Harmonic Distortion. Persentase Total Distorsi Harmonisa atau Total Harmonic Distortion (THD) tegangan dan arus dirumuskan seperti pada persamaan (1) [2]. Gambar 1 Gelombang Arus dan Tegangan Beban Non Linier 2.3 Harmonisa Pada Sistem Tenaga Listrik Harmonisa merupakan suatu fenomena yang muncul akibat pengoperasian beban listrik non linier. Harmonisa pada sistem kelistrikan merupakan salah satu penyebab yang mempengaruhi kualitas daya. Pengaruh adanya harmonisa sangat dominan karena bersifat permanen dan menyebabkan terbentuknya gelombang frekuensi tinggi (kelipatan dari frekuensi fundamental, misal: 100Hz, 150Hz, 200Hz, 300Hz, dan seterusnya). Hal ini dapat mengganggu sistem kelistrikan pada frekuensi fundamentalnya yaitu 50/60 Hz, sehingga bentuk gelombang arus maupun tegangan yang idealnya adalah sinusoidal murni akan menjadi cacat akibat distorsi harmonisa yang terjadi. Gelombang Fundamental, Gelombang Harmonisa dan Gelombang Terdistorsi dapat di lihat pada gambar 2 [1]. THD i = (1) I 1 Dengan persamaan yang sama THD untuk tegangan dapat ditentukan dengan persamaan (2) [2]. THDv = V 1 (2) Dengan : THD i, THD v = total harmonic distortion arus atau tegangan. V h = nilai rms tegangan harmonik keh. I h = nilai rms arus harmonik ke-h. I 1 = nilai rms arus pada frekuensi dasar. Hasil perhitungan THD baik arus maupun tegangan sebaiknya tidak melebihi standar yang berlaku karena akan membahayakan komponen-komponen sistem. 131

2.5 Harmonisa IEEE 519, untuk total distorsi harmonisa atau cacat gelombang sinusoidal. Batas Maksimum Harmonisa Arus dan tegangan IEEE d 519. dapat di lihat pada tabel 1 dan 2 [3]. Tabel 1 Batas Maksimum Harmonisa Arus IEEE d 519. Maximum Harmonics Current Distortion I n % I L Individual Harmonic Order (Odd Harmonics) I sc / I L <11 11=<h<17 17=<h<23 23=<h<35 35=<h THD <20 4 2 1.5 0.6 0.3 5 20-50 7 3.5 2.5 1 0.5 8 50-100 10 4.5 4 1.5 0.7 12 100-1000 12 5.5 5 2 1 15 >1000 15 7 6 2.5 1.4 20 Tabel 2 Batas Maksimum Harmonisa tegangan IEEE d 519. Voltage at PCC Individual Voltage Distortion (% ) Total Harmonic Distortion THD (% ) 69 kv and below 3 5 69 kv 161 kv 1.5 2.5 161 kv 1 1.5 P L = 3 x I 2 R line (3) Dengan : P L = Losses pada saluran (W) I = arus saluran/beban (A) R = resistansi saluran (Ω) Dalam keadaan tidak seimbang dimana arus netral tidak sama dengan nol maka losses yang terjadi pada saluran dapat dihitung menggunakan persamaan (4). P L = (I 2 A+I 2 B + I 2 C) R line + I 2 N R netral (4) Dengan : P L = losses pada saluran (W) I A, I B, I C = arus saluran/beban fase (A) I N = I A + I B + I C = arus netral (A) R line = resistansi saluran (Ω) = resistansi netral (Ω) R netral 3. METODELOGI PENELITIAN Langkah langkah analisis pada penelitian ini dapat dilihat pada lingkaran alir seperti pada diagram pada gambar 3. 2.5.1 Rugi-Rugi Daya Pada suatu sistem dengan penghantar netral mengalir daya sebesar P. Dalam penyaluran daya sebesar P jika arus arus tiap fasa dalam keadaan seimbang maka besarnya daya dapat dilihat pada persamaan. Daya yang diterima pada ujung distribusi akan lebih kecil dari daya yang dikirimkan ini disebabkan karena adanya penyusutan dalam saluran. Pada keadaan beban seimbang dimana arus netral adalah nol, losses terjadi pada saluran dapat dihitung menggunakan persamaan (3). 132

Gambar 3 Diagram alir Analisis 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data hasil pengukuran THDv dan THDi Hasil pengukuran yang didapatkan pada panel PHBTR akan dilakukan analisis apakah kandungan THD arus dan tegangan telah dengan standar IEEE 519 Tahun. Data pengukuran dapat di lihat pada table 3. Tabel 3 Data hasil pengukuran THD arus dan tegangan di Hasil Pengukuran Tempat Keadaan THDi(%) THDv(%) PHBTR PHBTR 13.7% 1.1% Setelah 22.5% 1.2% 4.2 Batas Maksimum THDi dan THDv di 4.2.1 Batas Maksimum THDi Batas maximum THDi untuk SCratio berdasarkan IEE 519- adalah SCratio > 1000 adalah 20%, untuk SCratio antara 100 sampai dengan 1000 adalah 15%, untuk SCratio antara 50 sampai dengan 100 adalah 12%, untuk SCratio antara 20 sampai dengan 50 nilai THDi adalah 8%, dan untuk besar Scratio< 20 nilai THDi standar adalah 5%. Dengan menentukan SCratio dari data kapasitas trafo di dimana analisis batas harmonisa arus dapat dilakukan sebagai berikut : Dengan data trafo pada PHBTR sebagai berikut: - Kapasitas Trafo (KVA) = 14.100 KVA - Tegangan SekundeR (KV) = 380 Va = 0,38 KVA - Impedansi Z (%) = 4% KVA 100 14.100 100 I sc = = 3 KV Z(%) 3 0,38 4 = 535,571 A I L = KW = 12690 PF 3 KV 0,9 x 3 0,38 = 21.424,9 A. Maka SC ratio dapat dicari : I SC ratio = I SC L 535.571 SC ratio = = 24,99 A. 21.424,9 Dengan nilai SC ratio atau I SC /I L adalah 24,99 A maka batas maksimum THD (Total Harmonic Distortion) arus berdasarkan IEEE d 519 adalah 8%. Hasil pengukuran THD arus beban non linier sebelum nya adalah sebesar 13,7%. Hasil pengukuran THD arus beban non linier sesudah nya adalah sebesar 22,5%, dimana hasil pengukuran THD arus pada kondisi sebelum dan sesudah nya tidak memenuhi standar yang ditetapkan IEEE d 519 yaitu batas maksimum THD arus untuk I SC /I L = 24,99 A adalah 8%. Pada sistem kelistrikan di batas maximum THDi yang diperbolehkan dapat dilihat pada table 4. Tabel 4 batas max THDi menurut IEEE 519- SCratio (A) IEEE THDi max 13.7% 20-50 8% 22,5% 20-50 8% Perbandingan antara nilai THDi hasil pengukuran dengan standar IEEE 519 tahun dapat dilihat pada table 5. 133

Tabel 5 Perbandingan THDi hasil Pengukuran dengan IEEE 519-. Kandungan (Arus) THDi IEEE Ketera ngan 13.7% 8% Tidak 22,5% 8% Tidak Tabel di atas perbandingan THDi hasil pengukuran dengan standar IEEE 519- menyatakan bahwa nilai THDi pada sistem Distribusi di ketentuan tidak standar, baik sebelum ataupun sesudah nya. 4.2.2 Batas Maksimum THDi Untuk analisis Batas Maksimum THDv (Tegangan) di. Batas maksimum untuk THDv yang diperbolehkan pada sitem Distribusi di menurut standar IEEE 512- adalah 5%, hal ini disebabkan karena tegangan yang dioperasikan di kurang dari 69 KV yaitu 20 KV. Perbandingan hasil pengukuran THDv dengan standar IEEE 519- dapat dilihat pada table 6. Tabel 6 Perbandingan THDv pengukuran dengan standar IEEE 519-. Keadaan Kandungan THDv (Tegangan) Pengukura IEEE n di 519- Keteran gan 1,1 % 5 % Sesuai 1,2 % 5% Sesuai Tabel di atas perbandingan THDv hasil pengukuran dengan standar IEEE 519- menyatakan bahwa nilai THDv di sudah berada ketentuan standar. 4.3 Hasil perhitungan rugi-rugi daya untuk semua simulasi Perhitungan rugi-rugi daya pada kondisi sebelum nya dengan beban non linier rugi-rugi daya yang terjadi adalah 0,109272 KW, dan pada kondisi sesudah nya dengan beban non linier terdapat losses sebesar 3,7237KW. Hasil perhitungan rugirugi daya untuk semua simulasi dapat dilihat pada table 7. Table 7 Hasil perhitungan rugi-rugi daya untuk semua simulasi Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa rugi-rugi daya terbesar terjadi pada kondisi sesudah nya dengan beban non linier. 4.4 Perbandingan dengan IEEE 519- terhadap hasil analisis THDi, THDv pada saat sebelum dan sesudah nya 4.4.1 Perbandingan nilai THDi Perbandingan nilai THDi dilakukan dari hasil simulasi pada system Distribusi sebelum dan sesudah nya. Hasil THDi juga dibandingkan dengan standar IEEE 519- dapat dilihat pada tabel 8. Tabel 8 Perbandingan nilai THDi dengan IEEE 519- Kandungan (Arus) THDi IEEE Ketera ngan 14,81% 8% Tidak 21,60% 8% Tidak 134

Tabel di atas menyatakan perbandingan nilai THDi yang didapatkan dari hasil simulasi. THDi pada PHBTR adalah 8%, sedangkan nilai THDi pada simulasi system tidak standar dengan besar nilai THDi 14,81% sebelum nya dan meningkat nilai THDi 21,60% tidak memenuhi standar sesudah nya. 4.4.2 Perbandingan nilai THDv Perbandingan nilai THDv dilakukan dari hasil simulasi pada system Distribusi sebelum dan sesudah nya. Hasil THDv juga dibandingkan dengan standar IEEE 519- dapat dilihat pada tabel 9. Tabel 9 Perbandingan nilai THDv dengan IEEE 519-. Kandungan THDv (tegangan) Ketera ngan IEEE 0,01% 5% 0,01% 5% Tabel 9 menyatakan perbandingan nilai THDv yang didapatkan dari hasil simulasi. THDv adalah 5%, sedangkan nilai THDv pada simulasi sistem sudah standar dengan besar nilai THDi 0,01% sebelum nya dan nilai THDv 0,01% sesudah nya. 5. KESIMPULAN 1. Hasil simulasi pada Karangasem pada saat sebelum nya nilai THDi sebesar 14,81% dan sesudah nya nilai THDi sebesar 21,60%, nilai tersebut menyatakan bahwa kandungan nilai THDi tidak ketentuan standar IEEE 512 tahun. Sedangkan nilai THDv sebelum nya sebesar 0,01%, dan sesudah nya nilai THDv sebesar 0,01%, nilai tersebut menyatakan bahwa kandungan nilai THDv masih memenuhi ketentuan standar IEEE 512 tahun, Hasil perhitungan rugi-rugi daya yang terjadi adalah 0,109272 KW, dan mengalami peningkatan pada kondisi sesudah nya dengan beban non linier terdapat rugi-rugi daya sebesar 3,7237KW. 2. Pembangkit Listrik Tenaga Surya () berpengaruh terhadap prosentase Distorsi Harmonisa di. Pada kondisi sebelum nya nilai THDi sebesar 14,81% dan sesudah nya nilai THDi meningkat sebesar 21,60%.Sedangkan sebelum nya nilai THDv sebesar 0,01% dan sesudah nya nilai THDv sebesar 0,01%. Hasil perbandingan rugi-rugi daya yang terjadi adalah 0,109272 KW, dan pada kondisi sesudah nya dengan beban non linier terdapat rugi-rugi daya sebesar 3,7237KW. Dapat dilihat bahwa rugi-rugi daya terbesar terjadi pada kondisi sesudah nya dengan beban non linier. 6. DAFTAR PUSTAKA [1]. Dugan, McGranaghan, Santoso, Beaty. Electrical Power System Quality-Second Edition. USA : McGraw-Hill. 2003. [2]. Mohan, Ned. Power Electronic Converter, Application and Design. New York : A Wiley Interscience Publication, 1989. [3]. Duffey, Update of Harmonic d IEEE-519 : IEEE Recommended Practices and Requirements for Harmonic Controlin Electric Power Systems. IEEE Transaction on Industry Applications, Vol. 25. No. 6, November / December 1989. Stratford.1989. 135