BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Geostatistik merupakan metode untuk menganalisis dan menyajikan variasi spasial dalam suatu fenomena geologi. Geostatistik umumnya dipakai untuk membuat model 3 dimensi dari sifat atau fasies suatu batuan (Sepherd, 2009). Perkembangan geostatistik selama 20 tahun terakhir membawa pendekatan kuantitatif terhadap ilmu petroleum geologi yang bersifat kualitatif. Dengan adanya geostatistik, seorang ahli geologi dapat memaparkan model geologinya dalam model yang bersifat kuantitatif dengan menggunakan metoda statistik untuk menggambarkan heterogenitas suatu model reservoar (Srivastava, 1994). Sebagai suatu alat, geostatistik tidak dapat menggantikan data, namun geostatistik dapat membantu proses interpretasi dan permodelan numeris. Geostatistik tetap tidak dapat menggantikan pengalaman seorang geologis dalam memformulasikan karakter suatu model, tetapi dapat membantu dalam membuat model tersebut (Srivastava, 1994). Meski demikian geologis belakangan ini khawatir gagasan para ahli geostatistik yang terus berkeinginan mengganti model deterministik mereka dengan suatu angka acak (random variable). Selanjutnya, reservoar engineers juga turut khawatir dengan gagasan para ahli geostatistik untuk membantu geologis untuk meningkatkan resolusi model reservoar. Suatu resolusi yang jauh dari model layer cake yang sederhana yang lazim dipakai oleh reservoar engineers. Menurut para engineers, keakuratan model seperti ini pantas dipertanyakan dan juga menyulitkan mereka dalam menjalankan alat simulasi fluida mereka (Journel, 1994). Kembali kepada perkembangan geostatistik, perkembangan pesat ini tidak 1
Bab 1. Pendahuluan 2 selalu disertai dengan pengajaran geostatistik yang memadai di dunia pendidikan. Beberapa universitas di US misalnya, masih belum memberikan penekanan yang cukup untuk pengajaran materi statistik di kurikulum geologi (Srivastava, 1994). Ditunjang dengan kecenderungan untuk sangat matematis, geostatistik dapat menjadi momok yang tidak menyenangkan bagi seorang geologis (Coburn, 1994). Di dunia industri sendiri, dengan berkembangnya teknologi komputasi dan perangkat lunak pendukungnya, keinginan untuk membuat model kuantitatif geologi bawah tanah 3 dimensi menjadi kenyataan. Sayangnya, dengan kemajuan teknologi yang ada ini, banyak sekali model yang dibuat, tanpa disertai pengetahuan yang mendalam mengenai prinsip-prinsip di belakang perangkat lunak ini dan tujuan yang sebenarnya ingin dicapai. Penggunaan sumber tenaga komputasi, waktu yang terpakai untuk membuat berbagai model ini, berakhir dengan kebingungan terhadap tujuan yang ingin dicapai dan model mana dari sekian banyak yang ingin dipakai untuk mencapai tujuan tersebut. Saat ini cukup banyak perangkat lunak geostatistik yang dipakai secara luas seperti R Statistic yang tersedia secara gratis (de Sá, 2007). Meski demikian, dunia industri minyak dan gas bumi cenderung memakai perangkat lunak komersial bernilai milyaran rupiah. Hal ini menimbulkan pertanyaan, apakah formula-formula yang ada pada perangkat lunak seperti R tidak mampu memecahkan masalah pada dunia minyak dan gas bumi. Mengingat saat ini sedang dilakukan proses evaluasi lapisan reservoar Arang 7 untuk rencana pemboran pada tahun 2014, penelitian ini ditujukan memetakan porositas efektif lapisan reservoar ini menggunakan R Statistic. Hasil penelitian ini kemudian dibandingkan dengan hasil studi internal perusahaan. Perbandingan ini diperlukan untuk memahami apakah perangkat lunak ini dapat menjawab kebutuhan rencana pemboran ini.
Bab 1. Pendahuluan 3 1.2 Perumusan Masalah Penelitian ini difokuskan dalam pembuatan model spasial besar porositas efektif lapisan reservoar Arang 7 dari lapangan Periok, Blok B, Laut Cina Selatan. Karena keterbatasan waktu, penelitian ini difokuskan pada eksploitasi metodologi geostatistik dalam pembuatan model spasial. Model spasial merupakan input yang kritikal dalam pembuatan model simulasi bagi reservoar ini. Setiap langkah penelitian ini akan membahas langkah-langkah metode geostatistik dalam perspektif seorang geologis. Setiap langkah akan divisualisasikan dalam kerangka berfikir dan pemahaman geologi. Penelitian ini pula akan membahas angka ketidakpastian serta pengertiannya secara geologi. 1.3 Tujuan Penelitian Memetakan porositas efektif dari lapisan reservoar Arang 7 dengan menggunakan data sumur. Menganalisis tingkat perbedaan antara pengolahan data sumur dan data seismik yang dilakukan dengan perangkat lunak komersial oleh perusahaan dan hasil penelitian ini. Menganalisis kemampuan perangkat lunak R Statistic dalam menjawab kebutuhan fungsional dan visualisasi bagi industri minyak dan gas bumi. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini meliputi: Secara keilmuan, diharapkan penelitian ini dapat memberikan perspektif baru dalam tahap-tahap eksploitasi metodologi geostatistik dalam pembuatan model spasial porositas efektif suatu lapangan minyak dan gas bumi. Penggunaan software R diharapkan dapat membuka perspektif baru ini.
Bab 1. Pendahuluan 4 Dari segi komersial, diharapkan penelitian ini dapat memberikan alternatif solusi perangkat lunak yang dapat dipakai untuk pekerjaan-pekerjaan geostatistik, selain menggunakan perangkat lunak komersial yang berbiaya tinggi. 1.5 Peneliti Terdahulu 1.5.1 Penelitan yang Dilakukan di Daerah Ini Studi lapisan reservoar Arang 7 telah dilakukan di internal perusahaan. Peta porositas efektif telah dibuat dengan menggunakan metode geostatistik kriging menggunakan data rata-rata porositas efektif. Peta ini dipandu oleh peta atribut seismik yang telah dikoreksi dengan besar net-pay reservoar ini di setiap sumur. Dari hasil interpretasi log, diperkirakan reservoar ini merupakan hasil sistem pengendapan fluvial meandering. Batu pasir reservoar ini terendapkan secara lateral dengan arah Utara-Selatan dan membentuk 3 buah sekuen pengendapan dalam bentuk point bar (Navilova, 2012). Dari hasil intepretasi log dan pola pengendapan pada sistem pengendapan fluvial meandering, diinterpretasikan bahwa pada bagian dengan porositas dan permeabilitas yang terbaik terdapat pada sekuan pengendapan paling bawah, tempat terjadinya energi pengendapan terbesar dan butiran terbesar terendapkan. Sementara semakin ke atas, karena butiran yang terendapkan semakin halus, besar porositas dan permebilitas semakin menurun (Navilova, 2012). 1.5.2 Penelitian Lain yang Menggunakan Metode Geostatistik Telah cukup banyak penelitian yang menggunakan metode geostatistik untuk menentukan peta porositas di suatu lapangan, seperti oleh Chambers at al (2000), Coburn et al (2006), dan McKinley et al (2011). Kebanyakan penelitian ini menggunakan kombinasi data sumur dan data seismik. Sementara penelitian yang
Bab 1. Pendahuluan 5 fokus menggunakan data sumur misalnya yang dilakukan oleh Chopra et al (1990), Caers et al (2000), dan dan Sahin dan Al-Salem(2001). Menurut Yang dan Henry (1995) ada 4 hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan data seismik dalam memetakan karakteristik reservoar. Yang pertama ialah keakuratan kedalaman. Kemudian yang kedua adalah kesesuaian frekuensi. Yang ketiga adalah kalibrasi data seismik terhadap sifat reservoar. Dan yang keempat adalah metode untuk mengintegrasikan data sumur dan data seismik yang telah dikalibrasi untuk menghasilkan sifat final reservoar. 1.6 Keaslian Penelitian Keseluruhan isi penelitian ini adalah tulisan asli penulis, kecuali jika dinyatakan dikutip.