KATEGORISASI TINGKAT RISIKO MEDIA PEMBAWA HAMA DAN PENYAKIT IKAN KARANTINA (HPIK)

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 99/KEP-BKIPM/2017 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR KEP.61/MEN/2009 TENTANG PEMBERLAKUAN WAJIB STANDAR NASIONAL INDONESIA BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG KARANTINA IKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 96/KEP-BKIPM/2015

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. KELOLA MINA LAUT

6. DAFTAR SNI PRODUK PERIKANAN

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN. REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 304/MPP/Kep/4/2002 TENTANG PENETAPAN HARGA PATOKAN IKAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50/PERMEN-KP/2017 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 548/MPP/Kep/7/2002 TANGGAL 24 JULI 2002 TENTANG

Daftar LARTAS Komoditi Wajib Periksa Karantina Ikan

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN NOMOR : KEP.025/DJ-P2HP/2012

5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Kondisi Kini Unit Pengolahan Ikan Beku

- 1 - RANCANGAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 368/KEP-BKIPM/2014 TENTANG

- 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 115/KEP-BKIPM/2017 TENTANG

PENGANTAR ILMU PERIKANAN. Riza Rahman Hakim, S.Pi

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 21/MEN/2006 TENTANG TINDAKAN KARANTINA IKAN DALAM HAL TRANSIT

2017, No Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran N

- 2 - MEMUTUSKAN: KESATU : Keputusan Direktur Jenderal Pengolahan dan

V GAMBARAN UMUM EKSPOR UDANG INDONESIA

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,


PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.26/MEN/2008 TENTANG

MENTER' KEllANGAH IlEPlAlllK INDONESIA SAUNAN. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20B/PMK.Oll/2012 TENTANG

BIDANG-BIDANG USAHA TERTENTU DAN DAERAH-DAERAH TERTENTU PADA SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Dokumen. Karantina Ikan. Jenis. Penerbitan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.26/MEN/2008 TENTANG

GEMARIKAN - Gerakan Memasyarakatkan Ikan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

IV. KONDISI UMUM PRODUKSI IKAN LAUT TANGKAPAN DI WILAYAH UTARA JAWA BARAT

TENTANG TINDAKAN KARANTINA IKAN OLEH PIHAK KETIGA

Lampiran 1. Peta Administrasi Jakarta Pusat. Sumber: Kementrian Pekerjaan Umum Republik Indonesia (2012)

HIDANGAN PEMBUKA. Prawn Salad Salad Udang 78,000. A Platter of Assorted Barbecued Cold Cuts Aneka Macam Daging Panggang 78,000

LAMPIRAN SERTIFIKAT AKREDITASI LABORATORIUM LP-103-IDN

PENETAPAN HARGA PATOKAN IKAN UNTUK PERHITUNGAN PUNGUTAN HASIL PERIKANAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PER. 20/MEN/2007 TENTANG

PERSYARATAN DAN PROSEDUR PELAYANAN KARANTINA HEWAN BERDASARKAN KATEGORISASI MEDIA PEMBAWA HPHK DAN WAKTU PELAYANAN

I. PENDAHULUAN. Di lain pihak, Dahuri (2004) menyatakan bahwa potensi perikanan tangkap di laut

RANCANGAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN,

KONTRIBUSI PERIKANAN TANGKAP TERHADAP PENYEDIAAN PANGAN IKAN DALAM MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI JAMBI. Oleh: Yusma Damayanti 1*

STANDAR PELAYANAN PUBLIK

Seperti mamalia pada umumnya, mamalia laut memiliki ciri:

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN,

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA BARAT. No SERI B PERATURAN DAERAH TINGKAT I PROPINSI JAWA BARAT NOMOR : 11 TAHUN 1991

DATA UPT YANG MEMASUKKAN DATA NILAI LEBIH DARI 1 MILYAR DAN ATAU KURANG DARI 0 (NOL)

NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG KARANTINA IKAN

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alat Tangkap Cantrang SNI SNI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2000 TENTANG KARANTINA HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR: KEP.18/MEN/2003 T E N T A N G

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG KARANTINA IKAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 18/Permentan/OT.140/3/2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.28/MEN/2008 TENTANG

Tinjauan Mata Kuliah. 1 Aquaculture Indonesia Weblog Unggulnya Akuakultur Indonesia (internet artickle, 31 May 2006).

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN Nomor : 481/Kpts/OT.210/5/98. Tentang PENERAPAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) KOMODITAS HASIL PERTANIAN

untuk diaplikasikan dalam produk jelly, pasta, mayonnaise, es krim atau marshmallow. Gelatin dalam industri pangan bersifat sebagai pembentuk gel

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.29/MEN/2008 TENTANG PERSYARATAN PEMASUKAN MEDIA PEMBAWA BERUPA IKAN HIDUP

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. 1. Dengan menggunakan data dari SITC Rev. 3 UN-COMTRADE tiga digit

MENTERIKEUANGAN PiEPUBLIK!NDONESIA SALIN AN

MENGENAL IKAN. Riza Rahman Hakim, S.Pi

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 52/Permentan/OT.140/10/2006 TENTANG PERSYARATAN TAMBAHAN KARANTINA TUMBUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.10/MEN/2012 TENTANG KEWAJIBAN TAMBAHAN KARANTINA IKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 5 TAHUN 1998 TENTANG PELESTARIAN SUMBER DAYA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

-1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 117/KEP-BKIPM/2017 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR: PER. 04/MEN/2005 TENTANG BENTUK DAN JENIS SERTA TATA CARA PENERBITAN DOKUMEN TINDAKAN KARANTINA IKAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 60/Permentan/OT.140/9/2012 TENTANG REKOMENDASI IMPOR PRODUK HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DRAFT KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PRODUKTIVITAS KAPAL PENANGKAP IKAN

I PENDAHULUAN. udang kerang/tiram, kepiting, tripang, cumi-cumi, rumput laut dan lain sebagainya.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

*37679 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 82 TAHUN 2000 (82/2000) TENTANG KARANTINA HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

18 Jenis Paus Jenis Paus Yang ada di Muka Bumi

Sebaran UPI Skala Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Tahun 2014

2 Menetapkan 2. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2002 tentang Karantina Ikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 36, Tambahan Lemb

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN,

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BADAN STANDARDISASI NASIONAL

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37/Permentan/OT.140/3/2014 TENTANG

PEDOMAN TEKNIS SERTIFIKASI CARA KARANTINA IKAN YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu sumber protein yang mudah diperoleh dan harganya

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI NOMOR 36 TAHUN 2000 TENTANG USAHA PERIKANAN DI KABUPATEN KUTAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2000 TENTANG KARANTINA HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/KEPMEN-KP/2015

Hasil Laut dan Akuakultur

PREFACE SAMBUTAN. Jakarta, May 2012 Director General of Fishery Product Processing and Marketing

SURVEI PRODUKSI PERIKANAN TANGKAP DEFINISI & KLASIFIKASI DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN TANGKAP

BIDANG USAHA TERTENTU DAN DAERAH TERTENTU

- 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 96/KEP-BKIPM/2017 TENTANG

Republik Indonesia. SURVEI HARGA PERDESAAN (Subsektor Perikanan Budidaya) PERHATIAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 33/PERMEN-KP/2014 TENTANG INSTALASI KARANTINA IKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2016 TENTANG

Transkripsi:

KATEGORISASI TINGKAT RISIKO MEDIA PEMBAWA HAMA DAN PENYAKIT IKAN KARANTINA (HPIK) Kementerian Kelautan dan Perikanan Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Pusat Karantina Ikan 2012

KATEGORISASI TINGKAT RISIKO MEDIA PEMBAWA HAMA DAN PENYAKIT IKAN KARANTINA (HPIK) KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN PUSAT KARANTINA IKAN 2012

KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-nya, penyusunan Kategorisasi Tingkat Risiko Media Pembawa dapat diselesaikan dengan baik. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Prof. Dr. Ir. S.Budi Prayitno, M.Sc., Prof. Drh. Bambang Pontjo P, MS. PhD. Ap.Vet., Drs. Hardjono, M.Aq. MMA., dan semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungannya dalam penyusunan Kategorisasi Tingkat Risiko Media Pembawa. Kami menyadari dalam penyusunan Kategorisasi Tingkat Risiko Media Pembawa ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran senantiasa kami harapkan demi penyempurnaan di masa yang akan datang. Akhirnya, semoga Hama dan Penyakit Ikan Karantina (HPIK) ini bermanfaat dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Jakarta, Desember 2012 Kepala Pusat Karantina Ikan Muhammad Ridwan i

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Dasar Hukum... 2 C. Tujuan... 3 D. Definisi dan Istilah... 3 BAB II. KRITERIA DAN KATEGORISASI TINGKAT RISIKO... 6 A. Kriteria Tingkat Risiko... 6 B. Kategorisasi Media Pembawa... 6 1. Media Pembawa Risiko Tinggi... 6 2. Media Pembawa Risiko Sedang... 7 3. Media Pembawa Risiko Rendah... 7 4. Media Pembawa Risiko Dapat Diabaikan... 8 BAB III. PERSYARATAN DAN TINDAKAN KARANTINA... 11 A. Kategori Risiko Tinggi... 11 1. Media Pembawa Ikan... 11 2. Media Pembawa Benda Lain... 12 B. Kategori Risiko Sedang... 14 1. Media Pembawa Ikan... 14 2. Media Pembawa Benda Lain... 16 C. Kategori Risiko Rendah... 18 1. Media Pembawa Benda Lain berupa Pakan Ikan Buatan, Pakan Ikan Alami yang Sudah Diproses dan Bahan Pembuat Pakan Ikan... 18 D. Kategori Risiko Dapat Diabaikan... 18 1. Media Pembawa Ikan berupa Ikan yang Telah Diolah (Matang)... 18 2. Media Pembawa Bentuk Lain Diluar Ikan dan Benda Lain yang Berasal Dari Bagian Tubuh Ikan... 19 iii iv BAB IV. PENUTUP... 20 LAMPIRAN... 21 ii

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.... 8 iii

DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Jenis Media Pembawa Hama dan Penyakit Ikan Karantina (HPIK) Berdasarkan Tingkat Risiko... 21 Lampiran 2. Keputusan Kepala Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Nomor: KEP. 02 / BKIPM/2013 tentang Kategorisasi Tingkat Risiko Media Pembawa Hama dan Penyakit Ikan Karantina (HPIK)... 40 iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perdagangan komoditas perikanan antar negara memberikan dampak positif terhadap perolehan devisa dan pembangunan perekonomian suatu negara. Pada sisi lain, disadari atau tidak perdagangan antar negara juga memiliki risiko terhadap berpindahnya hama dan penyakit ikan karantina (HPIK) melalui media pembawa yang diperdagangkan. Berkaitan dengan adanya risiko tersebut, banyak negara memberlakukan persyaratan atau ketentuan importasi yang ketat agar komoditas perikanan bebas dari penularan HPIK yang tidak dikehendaki oleh negara pengimpor. Secara umum pencegahan masuknya HPIK dilakukan dengan menerapkan persyaratan-persyaratan administratif maupun teknis terhadap importasi suatu komoditas perikanan. Persyaratan yang dikenakan merupakan hasil penilaian secara menyeluruh suatu HPIK yang kemungkinan dapat berasosiasi pada media pembawa yang akan dimasukkan melalui proses yang dikenal sebagai Analisis Risiko Hama dan Penyakit Ikan (ARHPI). Dalam menyusun ARHPI diperlukan informasi penting terkait dengan status media pembawa yang akan diimpor dan data keberadaan suatu HPIK di negara asalnya, khususnya data tentang besarnya kerusakan dan kerugian secara ekonomi yang ditimbulkan, daerah sebar dan biologi HPIK. Berdasarkan data tersebut, maka negara pengimpor dapat menentukan besaran risiko berdasarkan pengetahuan tentang HPIK di negara pengekspor, sehingga potensi masuknya HPIK bersamaan dengan media pembawa yang diimpor dan tindakan sanitary dapat ditentukan untuk mengurangi risiko. Berkaitan dengan HPIK yang berpotensi dapat terbawa bersamasama komoditas perikanan yang akan diimpor, perlu dilakukan suatu 1

penentuan tingkat risiko untuk masing-masing komoditas, dalam bentuk Hama dan Penyakit Ikan Karantina (HPIK) yang berfungsi sebagai dasar untuk penetapan persyaratan serta standar tindakan karantina ikan yang harus dilakukan jika memiliki risiko atau berpotensi membawa HPIK. Melalui penerapan tindakan karantina ikan berdasarkan HPIK tersebut, maka pelaksanaan tindakan karantina ikan dapat lebih mudah dan terarah, lancar, efektif, efisien, tepat sasaran, serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Kategorisasi tingkat risiko media pembawa HPIK dilakukan dengan tetap mengacu pada peraturan perundangan karantina ikan, standar internasional yang berlaku, serta berbagai referensi ilmiah terkait. B. Dasar Hukum Dasar hukum yang dijadikan acuan dalam Kategorisasi Tingkat Risiko Media Pembawa adalah: 1. Undang-undang nomor 16 tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 3482); 2. Peraturan Pemerintah nomor 15 tahun 2002 tentang Karantina Ikan. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4197); 3. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia nomor PER.20/MEN/2007 tentang Tindakan Karantina Terhadap Pemasukan Media Pembawa ke dalam Wilayah Negara Republik Indonesia atau Antar Area di dalam Wilayah Negara Republik Indonesia, 4. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia nomor PER.29/MEN/2008 tentang Persyaratan Pemasukan Media Pembawa Berupa Ikan Hidup. 2

5. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia nomor PER. 16/MEN/2011 tentang Analisis Risiko Importasi Ikan dan Produk Perikanan. 6. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor PER. 10/MEN/2012 tentang Kewajiban Tambahan Karantina Ikan. 7. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia nomor PER. 11/MEN/2011 tentang Instalasi Karantina Ikan. 8. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor KEP. 03/MEN/2010 tentang Penetapan Jenis-jenis Hama dan Penyakit Ikan Karantina, Golongan, Media Pembawa dan Sebarannya. C. Tujuan Tujuan penyusunan kategorisasi tingkat risiko media pembawa HPIK adalah sebagai berikut: 1. Menentukan kategori tingkat risiko media pembawa HPIK (risiko tinggi, risiko sedang, risiko rendah, dan risiko dapat diabaikan) berlandaskan potensi risiko yang dapat ditimbulkan. 2. Menentukan persyaratan dan tindakan karantina yang diterapkan terhadap media pembawa berdasarkan tingkat risiko media pembawa. D. Definisi dan Istilah 1. adalah semua hama dan penyakit ikan yang belum terdapat dan/atau telah terdapat hanya di area tertentu di wilayah Republik Indonesia yang dalam waktu relatif cepat dapat mewabah dan merugikan sosio ekonomi atau yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat. 2. Hama dan Penyakit Ikan Karantina Golongan I adalah semua Hama dan Penyakit Ikan Karantina yang tidak dapat disucihamakan atau disembuhkan dari Media Pembawanya karena teknologi perlakuannya belum dikuasai. 3

3. Hama dan Penyakit Ikan Karantina Golongan II adalah semua Hama dan Penyakit Ikan Karantina yang dapat disucihamakan dan/atau disembuhkan dari Media Pembawanya karena teknologi perlakuannya sudah dikuasai. 4. Media pembawa adalah ikan dan/atau benda lain yang dapat membawa hama dan penyakit ikan karantina 5. Ikan adalah semua biota perairan yang sebagian atau seluruh hidupnya berada di dalam air, dalam keadaan hidup atau mati, termasuk bagian-bagiannya. 6. Benda Lain adalah Media Pembawa selain ikan yang mempunyai potensi penyebaran Hama dan Penyakit Ikan Karantina. 7. Pemasukan adalah memasukkan media pembawa dari luar negeri ke dalam wilayah Republik Indonesia atau dari suatu area ke area lain di dalam wilayah Republik Indonesia. 8. Tindakan karantina ikan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mencegah masuk dan tersebarnya hama dan penyakit ikan karantina dari luar negeri dan dari suatu area ke area lain di dalam negeri, atau keluarnya hama dan penyakit ikan dari dalam wilayah Republik Indonesia. 9. Risiko adalah peluang atau peluang kejadian dan penilaian besarnya konsekuensi dari suatu kejadian buruk (wabah) terhadap kesehatan hewan dan manusia di suatu negara dalam selang waktu. 10. Kategorisasi adalah penyusunan, klasifikasi, penggolongan, atau pengelompokkan media pembawa berdasarkan tingkat risiko atau peluang membawa HPIK. 11. Analisis risiko adalah rangkaian kegiatan untuk mengevaluasi peluang dan konsekuensi biologis dan ekonomis dari pemasukan suatu komoditi ikan dari suatu negara atau antar area di wilayah Negara Republik Indonesia. 4

12. Instalasi Karantina Ikan adalah tempat beserta segala sarana dan fasilitas yang ada padanya yang digunakan untuk melaksanakan tindakan karantina. 13. Health Certificate adalah adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh otoritas kompeten atau lembaga yang berwenang yang menyatakan bahwa media pembawa yang tercantum didalamnya bebas dari HPIK. 14. Certificate of Origin atau CoO adalah dokumen yang membuktikan barang yang tercantum didalamnya telah sepenuhnya diproduksi, diproduksi, diolah atau berasal dari suatu negara tertentu. 15. Certificate of Analysis atau CoA adalah dokumen yang dikeluarkan oleh otoritas yang tepat yang mengesahkan kualitas dari suatu produk. 5

BAB II KRITERIA DAN KATEGORISASI TINGKAT RISIKO A. Kriteria Tingkat Risiko Kriteria penetapan tingkat risiko media pembawa didasarkan atas: 1. Bentuk media pembawa yang dibedakan menjadi hidup dan non hidup; 2. Media pembawa yang berupa bahan olahan dibedakan berdasarkan cara dan proses pengolahannya; 3. Benda lain yang berupa bahan patogenik, bahan biologik dan sarana pengendali hayati dibedakan berdasarkan status registrasi yaitu teregistrasi atau tidak terregistrasi; 4. Bentuk lainnya yang dibedakan berdasarkan peruntukan dan proses pengolahannya. B. Kategorisasi Media Pembawa Kategorisasi tingkat risiko media pembawa dibedakan menjadi empat, yaitu risiko tinggi, risiko sedang, risiko rendah dan risiko dapat diabaikan. 1. Media Pembawa Risiko Tinggi Media pembawa yang termasuk dalam kelompok risiko tinggi adalah sebagai berikut: a. Media pembawa berupa ikan (Pisces, Crustacea, Coelenterata, Amphibia, Mamalia, Reptilia, Mollusca, Echinodermata, Algae) dalam keadaan hidup dalam semua stadia. b. Media pembawa (Pisces, Crustacea, Coelenterata, Amphibia, Mamalia, Reptilia, Mollusca, Echinodermata, Algae) dalam bentuk segar, basah, beku, baik dalam keadaan utuh maupun bagianbagian tubuh lainnya. c. Media pembawa (Pisces, Crustacea, Coelenterata, Amphibia, Mamalia, Reptilia Mollusca, Echinodermata, Algae) dalam bentuk 6

olahan yang cara pengolahannya belum mematikan mikroorganisme patogen. d. Media pembawa benda lain berupa bahan patogenik, dan bahan biologik serta sarana pengendali hayati yang tidak diregistrasi. e. Media pembawa benda lain berupa bahan pembuat pakan ikan yang proses pembuatannya tidak mematikan mikroorganisme patogen. 2. Media Pembawa Risiko Sedang Media pembawa yang termasuk dalam kelompok risiko sedang adalah sebagai berikut: a. Media pembawa berupa ikan (Pisces, Crustacea, Coelenterata, Amphibia, Mamalia, Reptilia, Mollusca, Echinodermata, Algae) dalam keadaan sudah diolah namun masih dapat membawa mikroorganisme patogen. b. Media pembawa benda lain berupa bahan pembuat pakan ikan yang proses pembuatannya masih dapat membawa mikroorganisme patogen. c. Media pembawa benda lain berupa bahan biologik dan sarana pengendali hayati yang telah diregistrasi. 3. Media Pembawa Risiko Rendah Media pembawa yang termasuk dalam kelompok risiko rendah adalah sebagai berikut: a. Media pembawa berupa ikan (Pisces, Crustacea, Coelenterata, Amphibia, Mamalia, Reptilia, Mollusca, Echinodermata, Algae) dalam keadaan sudah diolah dan masih memungkinkan memiliki potensi membawa mikroorganisme patogen. b. Media pembawa benda lain berupa bahan pembuat pakan ikan yang proses pembuatannya masih memungkinkan memiliki potensi membawa mikroorganisme patogen. 7

4. Media Pembawa Risiko Dapat Diabaikan Media pembawa yang termasuk dalam kelompok risiko dapat diabaikan adalah sebagai berikut: a. Media pembawa berupa ikan (Pisces, Crustacea, Coelenterata, Amphibia, Mamalia, Reptilia, Mollusca, Echinodermata, Algae) dalam keadaan sudah diolah dan dipastikan sudah mematikan mikroorganisme patogen. b. Media pembawa bentuk lainnya yang proses pengolahannya dipastikan sudah mematikan mikroorganisme patogen. Rincian kategorisasi tingkat risiko media pembawa Hama dan Penyakit Ikan Karantina (HPIK) dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini. No. Golongan MP Tabel 1. * ) Bentuk Media Pembawa Kategori Tingkat Risiko Dapat Tinggi Sedang Rendah Diabaikan Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 1. Ikan Hidup Ikan Hidup 2. Ikan Non Hidup Ikan segar dan beku Termasuk bagianbagiannya Ikan yang diolah (raw material) Proses pengolahan tidak mematikan mikroorganisme patogen 3. Ikan Olahan Ikan yang diolah Proses pengolahannya masih dapat membawa mikroorganisme patogen Ikan yang diolah Proses pengolahannya masih memungkinkan memiliki potensi membawa mikroorganisme patogen 8

Ikan yang diolah Proses pengolahannya dipastikan sudah mematikan mikroorganisme patogen Bahan patogenik Bahan biologik dan sarana pengendali hayati yang tidak diregistrasi Bahan biologik dan sarana pengendali hayati yang sudah diregistrasi Pakan Ikan Buatan Pakan Ikan Alami hidup dan beku 4. Benda Lain Pakan Ikan Alami yang sudah diproses Pakan ikan alami yang proses pengolahannya masih dapat membawa mikroorganisme patogen Pakan Ikan Alami yang sudah diproses Pakan ikan alami yang proses pengolahannya masih memungkinkan memiliki potensi membawa mikroorganisme patogen Bahan pembuat pakan ikan Berasal dari bahan mentah atau telah diproses tetapi proses pengolahannya tidak mematikan mikroorganisme patogen Bahan pembuat pakan ikan Berasal dari bahan yang telah diproses tetapi pengolahannya masih dapat membawa mikroorganisme patogen 9

Bahan pembuat pakan ikan Berasal dari bahan yang telah diproses tetapi pengolahannya masih memungkinkan memiliki potensi membawa mikroorganisme patogen 5. Bentuk Lain Bentuk lain diluar ikan dan benda lain, yang berasal dari bagian tubuh ikan Tergantung peruntukan dan proses pengolahannya * ) Keterangan: Uraian lengkap disajikan dalam Lampiran 1. 10

BAB III PERSYARATAN DAN TINDAKAN KARANTINA A. Kategori Risiko Tinggi 1. Media Pembawa Ikan a. Persyaratan 1) Wajib a) Dilengkapi dengan sertifikat kesehatan ikan (Health Certificate/ HC). b) Melalui tempat-tempat pemasukan yang telah ditetapkan. c) Dilengkapi surat izin pemasukan (Rekomendasi). d) Dilaporkan dan diserahkan kepada petugas karantina untuk keperluan tindakan karantina. e) Dimasukkan ke Instalasi Karantina Ikan. 2) Tambahan a) Dilengkapi Certificate of Origin (CoO). b) Dokumen pendukung lainnya seperti: packing list, airway bill/bill of loading, invoice. b. Tindakan Karantina 1) Pemeriksaan kelengkapan, keabsahan dan kebenaran dokumen (pemeriksaan jenis, jumlah dan ukuran media pembawa). 2) Pengasingan di instalasi karantina ikan untuk kepentingan pengamatan. 3) Pengamatan secara visual untuk mengetahui gejala klinis pada media pembawa baik secara eksternal maupun internal. 4) Pengambilan sampel uji dari media pembawa untuk pemeriksaan secara laboratoris. 5) Perlakuan dilakukan apabila hasil pemeriksaan angka 4) ditemukan HPIK golongan II. 11

6) Dilakukan penahanan apabila persyaratan wajib huruf a), b), d) dan e) tidak terpenuhi. 7) Penolakan dilakukan apabila persyaratan wajib huruf c) tidak dipenuhi dan setelah penahanan selama 3 (tiga) hari, persyaratan wajib huruf a), b), d) dan e) tidak dapat dipenuhi. 8) Pemusnahan dilakukan apabila setelah pemeriksaan angka 4) ditemukan HPIK golongan I atau setelah diberi perlakuan angka 5), media pembawa tidak bebas dari HPIK golongan II atau setelah 3 (tiga) hari dilakukan penolakan angka 7), media pembawa tidak dikirim kembali ke negara asal. 9) Pelepasan dilakukan apabila setelah dilakukan pemeriksaan angka 1), dokumen lengkap, sah dan benar, dan setelah pemeriksaan angka 4) media pembawa bebas dari HPIK. 2. Media Pembawa Benda Lain a. Persyaratan 1) Wajib a) Dilengkapi dengan Certificate of Analysis (CoA) bagi bahan pembuat pakan ikan dan surat keterangan/sertifikat produk untuk bahan patogenik, biologik dan sarana pengendali hayati. b) Melalui tempat-tempat pemasukan yang telah ditetapkan. c) Dilengkapi surat izin pemasukan dari Instansi yang berwenang bagi pemasukan bahan patogenik, bahan biologik dan sarana pengendali hayati. d) Dilaporkan dan diserahkan kepada petugas karantina. e) Dimasukkan ke instalasi karantina ikan bagi media pembawa berupa bahan patogenik, bahan biologik, sarana pengendali hayati, pakan ikan alami hidup dan beku serta bahan pembuat pakan ikan yang belum diproses. 12

2) Tambahan a) Dilengkapi surat kesanggupan untuk mengamankan media pembawa bahan patogenik, biologik dan sarana pengendali hayati. b) Dokumen pendukung lainnya seperti: packing list, airway bill/bill of Loading, invoice. b. Tindakan Karantina 1) Bahan Patogenik, Biologik dan Sarana Pengendali Hayati a) Pemeriksaan kelengkapan, keabsahan dan kebenaran dokumen (pemeriksaan jenis dan jumlah media pembawa). b) Pengambilan sampel uji dari media pembawa untuk pemeriksaan secara laboratoris (jika diperlukan); c) Disimpan di Instalasi Karantina; d) Penolakan dilakukan apabila persyaratan wajib tidak dipenuhi; e) Pemusnahan dilakukan apabila setelah 3 (tiga) hari dilakukan penolakan media pembawa tidak dikirim kembali ke negara asal. 2) Pakan Ikan Alami Hidup dan Beku serta Bahan Pembuat Pakan Ikan a) Pemeriksaan kelengkapan, keabsahan dan kebenaran dokumen (pemeriksaan jenis dan jumlah media pembawa). b) Pengasingan di instalasi karantina ikan untuk kepentingan pengamatan. c) Pengamatan secara visual. d) Pengambilan sampel uji dari media pembawa untuk pemeriksaan secara laboratoris. e) Perlakuan dilakukan apabila hasil pemeriksaan angka 2) huruf d) ditemukan HPIK golongan II. 13

f) Dilakukan penahanan apabila persyaratan wajib huruf a), b), d) dan e) tidak terpenuhi. g) Penolakan dilakukan apabila persyaratan wajib huruf c) tidak dipenuhi dan setelah penahanan selama 3 (tiga) hari, persyaratan wajib huruf a), b), d) dan e) tidak dapat dipenuhi. h) Pemusnahan dilakukan apabila setelah pemeriksaan angka 2) huruf d), ditemukan HPIK golongan I atau setelah diberi perlakuan angka 2) huruf e), media pembawa tidak bebas dari HPIK golongan II atau setelah 3 (tiga) hari dilakukan penolakan angka 2) huruf g), media pembawa tidak dikirim kembali ke negara asal. i) Pelepasan dilakukan apabila setelah dilakukan pemeriksaan angka 2) huruf a), dokumen lengkap, sah dan benar, dan setelah pemeriksaan angka 2) huruf d) media pembawa bebas dari HPIK. B. Kategori Risiko Sedang 1. Media Pembawa Ikan a. Persyaratan 1) Wajib a) Dilengkapi dengan sertifikat kesehatan ikan (Health Certificate/ HC). b) Melalui tempat-tempat pemasukan yang telah ditetapkan. c) Dilaporkan dan diserahkan kepada petugas karantina untuk keperluan tindakan karantina. d) Dimasukkan ke Instalasi Karantina Ikan. 2) Tambahan a) Dilengkapi Certificate of Origin (CoO). 14

b) Dokumen pendukung lainnya seperti: packing list, airway bill/bill of loading, invoice. b. Tindakan Karantina 1) Pemeriksaan kelengkapan, keabsahan dan kebenaran dokumen (pemeriksaan jenis dan jumlah media pembawa). 2) Pengasingan di instalasi karantina ikan untuk kepentingan pengamatan. 3) Pengamatan secara visual. 4) Pengambilan sampel uji dari media pembawa untuk pemeriksaan secara laboratoris. 5) Perlakuan dilakukan apabila hasil pemeriksaan angka 4) ditemukan HPIK golongan II. 6) Dilakukan penahanan apabila persyaratan wajib huruf a), b), c) dan d) tidak terpenuhi. 7) Penolakan dilakukan apabila setelah penahanan selama 3 (tiga) hari, persyaratan wajib huruf a), b), c) dan d) tidak dapat dipenuhi. 8) Pemusnahan dilakukan apabila setelah pemeriksaan angka 4), ditemukan HPIK golongan I atau setelah diberi perlakuan angka 5), media pembawa tidak bebas dari HPIK golongan II atau setelah 3 (tiga) hari dilakukan penolakan angka 7), media pembawa tidak dikirim kembali ke negara asal. 9) Pelepasan dilakukan apabila setelah dilakukan pemeriksaan angka 1), dokumen lengkap, sah dan benar, dan setelah pemeriksaan angka 4) media pembawa bebas dari HPIK. 15

2. Media Pembawa Benda Lain a. Persyaratan 1) Wajib a) Dilengkapi dengan Certificate of Analysis (CoA) untuk bahan pembuat pakan ikan dan/atau surat keterangan/sertifikat produk dari instansi berwenang/perusahaan untuk bahan biologik dan sarana pengendali hayati yang sudah diregistrasi. b) Melalui tempat-tempat pemasukan yang telah ditetapkan. c) Dilaporkan dan diserahkan kepada petugas karantina. d) Dimasukkan ke instalasi karantina ikan. 2) Tambahan a) Dilengkapi surat kesanggupan untuk mengamankan media pembawa bahan patogenik, biologik dan sarana pengendali hayati. b) Dokumen pendukung lainnya seperti: packing list, airway bill/bill of Loading, invoice. b. Tindakan Karantina 1) Bahan Biologik dan Sarana Pengendali Hayati yang Sudah Diregistrasi a) Pemeriksaan kelengkapan, keabsahan dan kebenaran dokumen (pemeriksaan jenis dan jumlah media pembawa). b) Disimpan di Instalasi Karantina; c) Penolakan dilakukan apabila persyaratan wajib tidak dipenuhi; d) Pemusnahan dilakukan apabila setelah 3 (tiga) hari dilakukan penolakan media pembawa tidak dikirim kembali ke negara asal. 16

2) Pakan Ikan Alami yang Sudah Diproses dan Bahan Pembuat Pakan Ikan a) Pemeriksaan kelengkapan, keabsahan dan kebenaran dokumen (pemeriksaan jenis dan jumlah media pembawa). b) Pengasingan di instalasi karantina ikan untuk kepentingan pengamatan. c) Pengamatan secara visual. d) Pengambilan sampel uji dari media pembawa untuk pemeriksaan secara laboratoris dilakukan apabila hasil pengamatan angka 2) huruf c) media pembawa terkontaminasi atau diduga terkontaminasi/ rusak/busuk. e) Perlakuan dilakukan apabila hasil pemeriksaan angka 2) huruf d) ditemukan HPIK golongan II. f) Dilakukan penahanan apabila persyaratan wajib huruf a), b), c) dan d) tidak dapat dipenuhi. g) Penolakan dilakukan apabila setelah penahanan selama 3 (tiga) hari, persyaratan wajib tidak dapat dipenuhi. h) Pemusnahan dilakukan apabila setelah pemeriksaan angka 2) huruf d), ditemukan HPIK golongan I atau setelah diberi perlakuan angka 2) huruf e), media pembawa tidak bebas dari HPIK golongan II, rusak/busuk atau setelah 3 (tiga) hari dilakukan penolakan angka 2) huruf g), media pembawa tidak dikirim kembali ke negara asal. i) Pelepasan dilakukan apabila setelah dilakukan pemeriksaan angka 2) huruf a), dokumen lengkap, sah dan benar, dan setelah pemeriksaan angka 2) huruf d) media pembawa bebas dari HPIK. 17

C. Kategori Risiko Rendah 1. Media Pembawa Benda Lain berupa Pakan Ikan Buatan, Pakan Ikan Alami yang Sudah Diproses dan Bahan Pembuat Pakan Ikan a. Persyaratan 1) Wajib a) Dilengkapi dengan Certificate of Analysis (CoA). b) Melalui tempat-tempat pemasukan yang telah ditetapkan. c) Dilaporkan dan diserahkan kepada petugas karantina. 2) Tambahan a) Dilengkapi Certificate of Origin (CoO). b) Dokumen pendukung lainnya seperti: packing list, airway bill/bill of loading, invoice. b. Tindakan Karantina 1) Pemeriksaan kelengkapan, keabsahan dan kebenaran dokumen (pemeriksaan jenis dan jumlah media pembawa). 2) Pengamatan secara visual. 3) Pengambilan sampel uji dari media pembawa untuk pemeriksaan secara laboratoris jika diperlukan. 4) Penolakan dilakukan apabila persyaratan wajib tidak dapat dipenuhi. 5) Pelepasan dilakukan apabila semua persyaratan wajib dapat dipenuhi. D. Kategori Risiko Dapat Diabaikan 1. Media Pembawa Ikan berupa Ikan yang Telah Diolah (Matang) a. Persyaratan 1) Wajib a) Melalui tempat-tempat pemasukan yang telah ditetapkan 18

b) Dilaporkan dan diserahkan kepada petugas karantina. 2) Tambahan a) Dokumen pendukung lainnya seperti: packing list, airway bill/bill of loading, invoice. b. Tindakan Karantina 1) Pemeriksaan kelengkapan, keabsahan dan kebenaran dokumen (pemeriksaan jenis dan jumlah media pembawa). 2) Pelepasan dilakukan apabila setelah dilakukan pemeriksaan media pembawa memenuhi semua persyaratan wajib. 2. Media Pembawa Bentuk Lain Diluar Ikan dan Benda Lain yang Berasal Dari Bagian Tubuh Ikan a. Persyaratan 1) Wajib a) Melalui tempat-tempat pemasukan yang telah ditetapkan. b) Dilaporkan dan diserahkan kepada petugas karantina. 2) Tambahan Dokumen pendukung lainnya seperti: packing list, airway bill/bill of loading, invoice. b. Tindakan Karantina 1) Pemeriksaan kelengkapan, keabsahan dan kebenaran dokumen (pemeriksaan jenis dan jumlah media pembawa). 2) Pelepasan dilakukan apabila setelah dilakukan pemeriksaan media pembawa memenuhi semua persyaratan wajib. 19

BAB IV PENUTUP Kategorisasi Risiko Media Pembawa Hama dan Penyakit Ikan Karantina (HPIK) berfungsi sebagai dasar untuk penetapan persyaratan serta tindakan karantina yang harus dilakukan yang memiliki risiko atau berpotensi membawa HPIK. Kategorisasi Risiko Media Pembawa Hama dan Penyakit Ikan Karantina (HPIK) ini diharapkan dapat menjadi acuan Petugas Karantina Ikan, agar lebih selektif dalam melakukan tindakan karantina di pintu pemasukan dengan tidak mengesampingkan tujuan utama penyelenggaraan karantina yaitu mencegah masuk dan tersebarnya hama dan penyakit ikan karantina ke dalam wilayah Negara Republik Indonesia, sehingga tindakan karantina ikan yang dilakukan tidak menghambat kelancaran kegiatan pemasukan media pembawa. 20

Lampiran 1. Jenis Media Pembawa Berdasarkan Tingkat Risiko No Jenis Media Pembawa Tingkat Risiko Tinggi Sedang Rendah Diabaikan Tindakan Karantina Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 I. PISCES 1.1. KELOMPOK IKAN HIDUP (Semua Stadia)* A. Ikan Hias Tawar 1 Arwana Super Red, Arwana Golden Red, Arwana Hijau (Scleropages formosus ) 2 Belida (Notopterus chitala) 3 Black Ghost (Afteronotus albifrons ) 4 Black lancer (Bagrichthys macracanthus ) 5 Botia (Botia macracantha ) 6 Buntal (Diodon holocanthus ) 7 Chocolate Gourami (Sphaerichthys osphromenoides) 8 Cupang / Fighting Fish (Beta splendens ) 9 Discus (Symphisodon discus ) 10 Frontosa (Cyphotilapia frontosa ) 11 Gabus (Channa gachua) 12 Guppy (Poecilia reticulata) 13 Koi (Cyprinus carpio) 14 Koki (Carrasius auratus) 15 Louhan (Cichlasoma sp ) 16 Naga (polypterus senegalus) 17 Neon Tetra (Paracheirodon innesi ) 18 Oscar (Astronotus ocellatus) 19 Sapu-sapu (Hypostomus plecostomus) 20 Seluang (Devario aequipinnatus) 21 Silver dollar (Metynnis argenteus ) 22 Wrestling Halfbeak (Dermogenys pusilla) 23 Jenis ikan hias tawar lainnya B. Ikan Hias Laut 1 Angel Fish (Chaetodontoplus spp) 2 Botana Biru (Acanthurus spp) 3 Buntal (Colomesus psittacus ) 4 Butterfly Fish (Chaetodon spp ) 5 Clown fish (Amphiprion ocellaris ) 6 Foxaface (Siganus vulpinus ) 7 Lion Fish (Pterois volitans ) 8 Pari (Himantura spp ) 9 Teira Batfish (Platax teira ) 10 Yellowfin parorfish (Scarus flavipectoralis ) 11 Jenis ikan hias laut lainnya [21]

No Jenis Media Pembawa Tingkat Risiko Tinggi Sedang Rendah Diabaikan Tindakan Karantina Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 C. Ikan Konsumsi Tawar 1 Bawal (Colossoma macropomum Cuvier ) 2 Belut (Monophterus albus) 3 Betutu (Oxyeleotris marmorata ) 4 Gabus (Channa spp) 5 Grass carp (Stenopharyngodon idella ) 6 Gurami (Osphronemus gouramy ) 7 Jelawat (Leptobarbus hoeveri ) 8 Lele (Clarias spp) 9 Mas (Cyprinus carpio) 10 Mujair (Oreochromis mossambicus ) 11 Nila (Oreochromis niloticus ) 12 Patin (Pangasius spp ) 13 Sidat (Anguilla sp.) 14 Jenis ikan konsumsi tawar lainnya D. Ikan Konsumsi Laut 1 Kerapu (Cromileptes altivelis; Epinephelus fuscoguttatus; Epinephelus heniochus; Epinephelus merra; Epinephelus tauvina; Cephalophodis boenack; Plectropomus leopardus) 2 Kakap (Lutjanus spp, Lates spp ) 3 Bawal (Cornio niger ; Pampus argenteus) 4 Belut laut (Gymnothorax sp) 5 Napolleon wrasse (Cellinus undulatus) 6 Jenis ikan konsumsi laut lainnya 1.2. KELOMPOK IKAN NON HIDUP (Semua Stadia)* A Ikan Segar dan Beku (Air Tawar) 1 Belut (Monophterus albus) 2 Bawal/Redpaku (Colossoma macropomum Cuvier ) 3 Betutu (Oxyeleotris marmorata ) 4 Gabus (Channa spp) 5 Grass carp (Stenopharyngodon idella ) 6 Gurami (Osphronemus gouramy ) 7 Jelawat (Leptobarbus hoeveri ) 8 Lele (Clarias spp) 9 Mas (Cyprinus carpio) 10 Mujair (Oreochromis mossambicus ) 11 Nila (Oreochromis niloticus ) 12 Patin (Pangasius spp ) 13 Sepat (Trichogaster pectolaris ) 14 Sidat (Anguilla sp.) 15 Tambakan (Helostoma temminckii ) [22]

No Jenis Media Pembawa Tingkat Risiko Tinggi Sedang Rendah Diabaikan Tindakan Karantina Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 16 Tawes (Punctius javanicus ), dan 17 Jenis ikan segar dan beku air tawar lainnya B Ikan Segar dan Beku (Air Laut) 1 Alaska Pollack (Theragra chalcogramma ) 2 Alaska Pollack Milt 3 Anchovy (Stelophorus spp) 4 Angeler Fish 5 Bandeng (Chanos-chanos) 6 Baramundi 7 Baronang (Siganus spp.) 8 Barracuda besar (Sphyraena barracuda) 9 Bawal (Cornio niger ; Pampus argenteus) 10 Belanger s croakers (Johnius belangerii), 11 Big Eye Fish 12 Bigeye croakers (Pennahia anea) 13 Black Cod 14 Black Pompret 15 Blue whitings (Micromesistius poutassou, Micromesistius australis) 16 Bluntnose lizardfish (Trachinocephalus myops ) 17 Capelin (Mallotus villosus) 18 Catla (Catla catla) 19 Cencaru 20 Chilian Trout 21 Clam 22 Coalfish (Pollachius virens) 23 Cobia (Rachycentron canadum ) 24 Cod (Gadus morhua, Gadus ogac, Gadus macrocephalus ) 25 Conger Eel 26 Crimson Snapper 27 Cuttle Fish 28 Ekor Kuning (Caesio erythrogasher ; Seriola qunqueradiata ) 29 Emperor 30 Emperor Snapper 31 Flying Fish 32 Greenland Hallibut 33 Grey Mullet Fish 34 Haddock (Melanogrammus aeglefinus ) 35 Hake (Merluccius spp., Urophycis spp. ) 36 Halibut (Hippoglossus hippoglossus) 37 Harditail/Kembung [23]

No Jenis Media Pembawa Tingkat Risiko Tinggi Sedang Rendah Diabaikan Tindakan Karantina Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 38 Harditail/Scad 39 Herring (Clupea harengus, Clupea pallasii ) 40 Kakap merah (Lutjanus argentimaculatus ) 41 Kakap putih (Lates calcarifer ) 42 Kembung (Rastrelliger canagurta; Scomber neglectus ) 43 Kerapu (Cromileptes altivelis; Epinephelus fuscoguttatus; Epinephelus heniochus; Epinephelus merra; Epinephelus tauvina; Cephalophodis boenack; Plectropomus leopardus) 44 Kisu (Sillago sp) 45 Kue (Caranx sexpasciatus ) 46 Layang (Decapterus russeli ) 47 Layur (Trichiurus savala ) 48 Longfin mojarra (Pentaprion longimanus ) 49 Marlin (Istiophorus sp) 50 Mayong Fish 51 Pacific Saury (Cololabis saira) 52 Pari dan skates (Rajidae ) 53 Pedang (Xiphias gladius ) 54 Pelaling Fish 55 Pollack 56 Pomfret hitam (Parastromatus niger ) 57 Pomfret perak (Pampus argenteus ) 58 Reeve s croakers (Chrysochir aureus) 59 Roes of Cod 60 Rohu (Labeo rohita ) 61 Round Scad 62 Ruby Fish (Plagiogeneion rubiginosum) 63 Sable Fish 64 Saddle Fish 65 Saddletail Fish 66 Sail Fish 67 Savalai hairtails (Lepturacanthus savala ) 68 Scad / Layang 69 Scad torpedo (Megalaspis cordyla ) 70 Scarlet Snapper 71 Sea bream (Fammily Sparidae) 72 Seabass (Dicentrarchus spp. ) 73 Selar Fish 74 Selar Kuning Fish 75 Selayang 76 Jenis Ikan segar dan beku (air laut) lainnya [24]

No Jenis Media Pembawa Tingkat Risiko Tinggi Sedang Rendah Diabaikan Tindakan Karantina Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 C. Ikan Olahan (Penjemuran, Pengasapan, dll) 1 Dried Anchovy 2 Dried Arrow Squid 3 Dried Assorted Anchovies 4 Dried Fish Bombay Duck 5 Dried Fish Fillet 6 Dried Fish Maw 7 Dried Fish Scale 8 Dried Fish Tilapia (Head On) 9 Dried Fish Waste 10 Dried Gurame Fish 11 Dried Herring Fish 12 Dried Kembung Fish 13 Dried Laver 14 Dried Patin 15 Dried Pollack 16 Dried Round Scad 17 Dried Salted Patin 18 Dried Sardine Refused 19 Dried Scad 20 Dried Shark Fin 21 Dried Shell Meat Proses pengolahannya masih 22 Dried Small Mackerel Fish dapat membawa 23 Dried Tilapia Fish mikroorganisme patogen 24 Dried Tilapia Scale Fish 25 Frozen Barramundi Fillet 26 Frozen Blood Meat 27 Frozen Cleaned Squid Tubes 28 Frozen Cod Steak 29 Frozen Crepe 30 Frozen Crumbed Fillet 31 Frozen Dried Alaska Pollack 32 Frozen Dried Boiled Anchovy 33 Frozen Fish Fillet in Block 34 Frozen Fish Fillet Samosa 35 Frozen Fry Pan Bream 36 Frozen Grouper Fillet 37 Frozen Kakap Fillet 38 Frozen Lemon Sole Gutted 39 Frozen Marlin Loin 40 Frozen Pangasius Fillet 41 Frozen Pink Fillet 42 Frozen Salmon Gutted 43 Frozen Snapper Fillet [25]

No Jenis Media Pembawa Tingkat Risiko Tinggi Sedang Rendah Diabaikan Tindakan Karantina Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 44 Frozen Squid Rings 45 Frozen Squid Tubes 46 Frozen Stripped Marlin 47 Frozen Sutchi Fillet 48 Frozen Todarodes Squid Tube 49 Frozen Tuna Blood Meat 50 Frozen Tuna Loins 51 Frozen Tuna Saku 52 Frozen Yellowfin Tuna Steak Proses pengolahannya masih 53 Patin Fillet dapat membawa 54 Rossy Snapper Fillet mikroorganisme patogen 55 Smoke Salmon Fish 56 Smoked Fish 57 Tuna Fillet 58 Tuna Ground Meat 59 Whole Round Tuna Bullet 60 Yellow Fin Tuna Steak 61 Jenis ikan olahan (penjemuran, pengasapan, dll) lainnya D Ikan Olahan (Pengeringan, Pengasapan, dll) 1 Dried Anchovy 2 Dried Arrow Squid 3 Dried Assorted Anchovies 4 Dried Fish Bombay Duck 5 Dried Fish Fillet 6 Dried Fish Maw 7 Dried Fish Scale 8 Dried Fish Tilapia (Head On) 9 Dried Fish Waste 10 Dried Gurame Fish 11 Dried Herring Fish 12 Dried Kembung Fish 13 Dried Laver 14 Dried Patin 15 Dried Pollack 16 Dried Round Scad 17 Dried Salted Patin 18 Dried Sardine Refused 19 Dried Scad 20 Dried Shark Fin 21 Dried Shell Meat 22 Dried Small Mackerel Fish 23 Dried Tilapia Fish 24 Dried Tilapia Scale Fish Pemeriksaan fisik, laboratoris (jika diperlukan) dan dokumen Proses pengolahannya masih memungkinkan memiliki potensi membawa mikroorganisme patogen [26]

No Jenis Media Pembawa Tingkat Risiko Tinggi Sedang Rendah Diabaikan Tindakan Karantina Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 25 Patin Fillet 26 Rossy Snapper Fillet 27 Salted Fish 28 Seasoned Laver 29 Smoke Salmon Fish 30 Smoked Fish Proses pengolahannya masih 31 Sushi Ebi Pemeriksaan fisik, laboratoris (jika diperlukan) dan memungkinkan memiliki potensi 32 Tuna Cube Cut dokumen membawa mikroorganisme 33 Tuna Fillet patogen 34 Tuna Ground Meat 35 Whole Round Tuna Bullet 36 Yellow Fin Tuna Steak 37 Jenis ikan olahan (pengeringan, pengasapan, dll.) lainnya E Ikan Olahan (Pengalengan, Pemindangan, dll) 1 Bandeng Presto 2 Boiled Dried Anchovy 3 Canned baby Clams 4 Canned Fish 5 Canned Fresh Tuna 6 Canned Horse Mackerel 7 Canned Jack Mackerel in tomato sauce 8 Canned Mackerel 9 Canned Mackerel Boiled 10 Canned Mackerel In Tomato sauce 11 Canned Mackerel Pike 12 Canned Mackerel Pike Boiled 13 Canned Pasteurized Mud 14 Canned Salmon 15 Canned Sardine 16 Canned Solid White Tuna 17 Canned Tuna 18 Cuttlefish Ball 19 Dan Lao Salted Fish 20 Deli Salmon Mayonnaise 21 Deli Tuna Mayonnaise 22 Dried Boiled Anchovy 23 Dried Boiled Scad 24 Fillet Anchovy in Olive Oil 25 Fillet Anchovy in Vegetable Oil 26 Fish Ball / Bakso Ikan 27 Fish Cake 28 Fish Patty Breaded Pemeriksaan fisik dan dokumen Proses pengolahannya dipastikan sudah mematikan mikroorganisme patogen [27]

No Jenis Media Pembawa Tingkat Risiko Tinggi Sedang Rendah Diabaikan Tindakan Karantina Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 29 Fish Sausage 30 Fish Soluble Paste 31 Flavoured Squid Roll 32 Fried Fish Cake 33 Fried Seafood Tofu 34 Hajima Crispy Salmon 35 Horse Mackerel in Tomatto Sauce 36 Jelly Fish Products 37 Mackerel in Chili Sauce 38 Mackerel in Padang Sauce 39 Mackerel in Sauce 40 Mackerel in Tomato Sauce Proses pengolahannya 41 Sardine Curry Puff Pemeriksaan fisik dan dokumen dipastikan sudah mematikan 42 Sardine in Tomato Sauce mikroorganisme patogen 43 Sardine Small Oval in Tomato Sauce 44 Scallop Fish Cake 45 Seafood Salad 46 Seafood Tofu 47 Seasoned Laver 48 Tuna in Oil 49 Tuna in Tomato 50 Tuna in Tomato Chili 51 Tuna With Kimchi Sauce 52 Jenis ikan olahan (pengalengan, pemindangan, dll) lainnya II. CRUSTACEA 2.1. KELOMPOK CRUSTACEA HIDUP (Semua Stadia)* A. Crustacea Hias Hidup (Tawar) 1 Black Bee 2 Black Cherry 3 Blue Cherry 4 Blue Yabby 5 Blueberry blue 6 Celebes beauty 7 Clarkii Merah 8 Clarkii Ungu 9 Crystal Poso 10 Kepiting hias irian 11 Mambo Bee 12 Mexico Shrimp 13 Mosura 14 Red Cherry 15 Red Claw 16 Red Crystal [28]

No Jenis Media Pembawa Tingkat Risiko Tinggi Sedang Rendah Diabaikan Tindakan Karantina Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 17 Red Line 18 Red Marlboro 19 Red Orcid 20 Snow White 21 Tiger papua 22 Tigi Clone 23 White Orchid 24 Yellow Check 25 Yellow Nose 26 Jenis Crustacea hias hidup (tawar) lainnya B. Crustacea Hias Hidup (Laut) 1 Black Kinkong Shrimp 2 Black Panda Shrimp 3 Blue Bolt Shrimp 4 Lobster hias 5 Ninja Shrimp 6 Panda Taiwan Bee (Caridena cantonensis ) 7 Red Ruby Shrimp 8 Red, Black mosura Shrimp 9 Udang hias 10 White Bee 11 Yamato Shrimp (Caridena japonica ) 12 Jenis crustacea hias hidup (laut) lainnya C. Crustacea Konsumsi (Tawar) 1 Udang galah (Macrobrachium rossenbergii ) 2 Lobster air tawar (Cherax sp.) 3 Jenis crustacea konsumsi tawar lainnya D. Crustacea Konsumsi (Laut) 1 Kepiting bakau (Scylla serrata) 2 Kepiting biru (Callinectes sapidus ) 3 Kepiting Kenari/kelapa (Birgus latro ) 4 Kepiting rajungan ( Portunus pellagicus) 5 Lobster (Panulirus sp.; Homerus sp.) 6 Udang biru (Litopenaeus stylirostris ) 7 Udang coklat (Penaeus aztecus ) 8 Udang dogol (Metapenaeus endeavouri ) 9 Udang kecil dan udang biasa air dingin (Pandalus spp, Crangon crangon ) 10 Udang kembang (Metapenaeus monoseros ) 11 Udang kipas/ronggeng (Squilla mantis ) 12 Udang krosok (Parapenaeopsis sculptitis ) [29]

No Jenis Media Pembawa Tingkat Risiko Tinggi Sedang Rendah Diabaikan Tindakan Karantina Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 13 Udang pasir (Tenus orientalis ) 14 Udang putih/banana/jerbung (Penaeus marguensis ) 15 Udang raja (Penaeus latisulcatus ) 16 Udang vannamei (Litopenaeus vannamei) 17 Udang werus/api-api (Metapenaeus elegance) 18 Udang windu/pacet/tiger (Penaeus monodon) 19 Jenis crustacea konsumsi (laut) lainnya 2.2. KELOMPOK CRUSTACEA NON HIDUP (Semua Stadia)* A. Crustacea Segar dan Beku (Tawar) 1 Udang galah (Macrobrachium rossenbergii ) 2 Jenis crustacea segar dan beku (tawar) lainnya B. Crustacea Segar dan Beku (Laut) 1 Kepiting rajungan ( Portunus pellagicus) 2 lobster (Panulirus sp.; Homerus sp.) 3 Udang biru (Litopenaeus stylirostris ) 4 Udang coklat (Penaeus aztecus ) 5 Udang dogol (Metapenaeus endeavouri ) 6 Udang kecil dan udang biasa air dingin (Pandalus spp, Crangon crangon ) 7 Udang kembang (Metapenaeus monoseros ) 8 Udang kipas/ronggeng (Squilla mantis ) 9 Udang Krosok (Parapenaeopsis sculptitis ) 10 Udang pasir (Tenus orientalis ) 11 Udang putih/banana/jerbung (Penaeus marguensis ) 12 Udang raja (Penaeus latisulcatus ) 13 Udang vannamei (Litopenaeus vanname i) 14 Udang werus/api-api (Metapenaeus elegance) 15 Udang windu/pacet/tiger (Penaeus monodon ) 16 Jenis crustacea segar dan beku (laut) lainnya C. Crustacea Olahan (Segar, Basah dan Kering) 1 Udang rebon/ebi 3 Daging kepiting bakau (Scylla serrata ) 4 Daging Rajungan (Portunus pelagicus ) 5 Jenis crustacea olahan mentah lainnya D. Crustacea Olahan Matang (Basah dan Kering) 1 Canned Crab Meat Pasteurized 2 Chincaluk (Shrimp Paste) 3 Crab Cake 4 Crab Finger 5 Crab Flavour Pemeriksaan fisik dan dokumen Proses pengolahannya dipastikan sudah mematikan mikroorganisme patogen [30]

No Jenis Media Pembawa Tingkat Risiko Tinggi Sedang Rendah Diabaikan Tindakan Karantina Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 6 Crab Flavour Cake 7 Crab Meat - Pasteurized 8 Crab Meat in Tofu Sheet 9 Crab Stick 10 Frozen Cooked Baby Clam 11 Frozen Cooked Brown Shrimps 12 Frozen Cooked Crab Bodies 13 Frozen Cooked Crab Claws 14 Frozen Cooked Crab Joint 15 Frozen Cooked Crab Meat Proses pengolahannya 16 Frozen Cooked Mussels Pemeriksaan fisik dan dokumen dipastikan sudah mematikan 17 Frozen Cooked Shell mikroorganisme patogen 18 Frozen Cooked Shrimp Crangon 19 Frozen Cooked Whole Shrimp IQF 20 Frozen King Crab 21 Imitation Crab 22 Imitation Crab Meat 23 Imitation Crab Stick 24 Imitation FD Crab Meat 25 Shrimp Flavouring 26 Jenis crustacea olahan matang lainnya III. MOLLUSCA 3.1. KELOMPOK MOLLUSCA HIDUP (Semua Stadia)* A. Mollusca Hias (Laut) 1 Tiram Mutiara (Pinctada margarittifera, P. maxima, P.functata) 2 Jenis mollusca hias (laut) lainnya B. Mollusca Konsumsi (Tawar) 1 Bekicot (Achatia fulica / A. variegata ) 2 Escargot (Helix pomatia ) 3 Remis (Corbicula javanica ) 4 Jenis mollusca konsumsi (tawar) lainnya C. Mollusca Konsumsi (Laut) 1 Kerang darah (Anadara granosa ) 2 Kerang hijau / green mussel (Perna viridis )/Mytilus viridis) 3 Jenis mollusca konsumsi (laut) lainnya 3.2. KELOMPOK MOLLUSCA NON HIDUP (Semua Stadia)* A. Mollusca Segar dan Beku (Air Laut) 1 Abalone 2 Cumi - cumi (Loligo sp.) [31]

No Jenis Media Pembawa Tingkat Risiko Tinggi Sedang Rendah Diabaikan Tindakan Karantina Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 3 Gurita (Octopus sp.) 4 Illex Squid (Loligo spp) 5 Kerang bambu / lorjuk (Razor clam ) 6 Kerang darah (Anadara granosa ) 7 Kerang hijau / green mussel (Perna viridis )/Mytilus viridis) 8 Limpet / kerang topi (Keluarga Patellidae) 9 Lokan (Polymesoda placans ) 10 Nautilus (Chambered nautilus dan Paper nautilus ) 11 Pacific Oyster (Crassostrea gigas) 12 Scallop (Annachlamys flabellata) 13 Sotong / Cuttlefish (Sepia officinalis ) 14 Tiram (Oyster ) 15 Tiram batu (Aemaea sp), dan 16 Jenis mollusca segar dan beku (air laut) lainnya B. Mollusca Kering dan Olahan Mentah lainnya 1 Capiz (Placuna placenta ) 2 Cumi - cumi (Loligo sp.) 3 Escargot (Helix pomatia ) 4 Gurita (Octopus sp.) 5 Mother Pearl of Shell (simping) 6 Nautilus 7 Siput laut 8 Sotong / Cuttlefish (Sepia officinalis ) 9 Tiram (Oyster ) 10 Tiram batu (Aemaea sp) 11 Tiram mutiara (Pinctada margaritifera ) 12 Jenis mollusca kering dan olahan mentah lainnya IV. COELENTERATA 4.1. KELOMPOK COELENTERATA (Seluruh Stadia)* A. Coelenterata Hias (Laut) 1 Acropora spp 2 Montipora spp 3 Pocillopora spp 4 Seriatopora spp 5 Favia spp 6 Favites spp 7 Porites spp 8 Goniopora spp 9 Claustrea sp 10 Echinophyllia aspera 11 Echinophyllia lamellose [32]

No Jenis Media Pembawa Tingkat Risiko Tinggi Sedang Rendah Diabaikan Tindakan Karantina Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 12 Euphyllia glabrescens 13 Euphyllia paraancora 14 Galaxea astreata 15 Galaxea fascicularis 16 Turbinaria mesenterina 17 Turbinaria peltata 18 Turbinaria reniformis 19 Turbinaria stellulata 20 Jellyfish 21 Jenis anemone dan softcoral 22 Jenis Coelenterata hias laut lainnya V. ECHINODERMATA 5.1. KELOMPOK ECHINODERMATA HIDUP (Seluruh Stadia)* A. Echinodermata Konsumsi (Laut) 1 Teripang (Holothuroidea spp.) 2 Bulu babi (Diadema spp) 3 Jenis Echinodermata konsumsi (laut) lainnya 5.1. KELOMPOK ECHINODERMATA NON HIDUP (Seluruh Stadia)* A. Echinodermata Segar dan Beku (Laut) 1 Teripang (Holothuroidea spp.) 2 Bulu babi (Diadema spp) 3 Bintang Laut (Asteroidea sp, Asteropecten irregularis, Crossaster sp, Culeitin sp, Acanthaster sp, Linckia sp, Pentaceros sp) 4 Jenis Echinodermata segar dan beku (laut) lainnya B. Echinodermata Kering dan Olahan Mentah Lainnya 1 Teripang (Holothuroidea spp.) 2 Bulu babi (Diadema spp) 3 Bintang Laut (Asteroidea sp, Asteropecten irregularis, Crossaster sp, Culeitin sp, Acanthaster sp, Linckia sp, Pentaceros sp) 4 Jenis Echinodermata kering dan olahan mentah lainnya VI. AMPHIBIA 6.1. KELOMPOK AMPHIBIA HIDUP (Seluruh Stadia)* A. Amphibia Konsumsi (tawar) 1 Bull Frog/Kodok Lembu (Rana catesbiana) 2 Jenis Amphibia konsumsi (tawar) lainnya [33]

No Jenis Media Pembawa Tingkat Risiko Tinggi Sedang Rendah Diabaikan Tindakan Karantina Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 6.2. KELOMPOK AMPHIBIA NON HIDUP (Seluruh Stadia)* B. Amphibia Segar dan Beku (tawar) 1 Paha Kodok 2 Jenis Amphibia segar dan beku (tawar) lainnya VII. REPTILIA 7.1. KELOMPOK REPTILIA HIDUP (Seluruh Stadia)* A. Reptilia Hias (tawar) 1 Kura-kura 2 Kura-kura leher panjang 3 Jenis Reptilia hias tawar lainnya B. Reptilia Hias (laut) 1 Penyu Hijau (Chelonia mydas) 2 Penyu Belimbing (Dermochelys coriecea ) 3 Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata ) 4 Penyu Pipih (Natator depresus ) 5 Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea ) 6 Penyu Tempayan (Caretta caretta ) 7 Ular Laut 8 Jenis Reptilia hias laut lainnya VIII. MAMALIA 8.1. KELOMPOK MAMALIA HIDUP (Seluruh Stadia)* A. Mamalia Air Tawar 1 Pesut (Oracella brevirostris ) 2 Jenis Mamalia Air Tawar lainnya B. Mamalia Laut 1 Dugong (Dugong dugon ) 2 Lumba-lumba (Delphinus delphis ) 3 Lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus ) 4 Lumba-lumba totol (Stenella attenuata ) 5 Lumba-lumba paruh panjang (Stenella longisrostris ) 6 Lumba-lumba bergaris (Stenella coeruleoalba ) 7 Blue Whale (Balaenoptera whale ) 8 Fin Whale (Balaenoptera physalus) 9 Northern Right Whale (Eubalena glacialis) 10 Sei Whale (Balaenoptera borealis) 11 Bowhead or Greenland Right Whale (Balaena mysticetus) 12 Munke Whale (Balaenoptera acutorostrata ) 13 Humpback Whale (Megaptera novaeangliae ) 14 Bairds Beaked (Berardius bairdii ) [34]

No Jenis Media Pembawa Tingkat Risiko Tinggi Sedang Rendah Diabaikan Tindakan Karantina Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 15 Beluga (Delphinapterus leucas ) 16 Narwhal (Monodon monoceros) 17 Killer Whale (Orcinus orca) 18 Gray Whale (Eschrichtius robutus) 19 Sperm Whale (Physeter catodon ) 20 Jenis Mamalia Laut lainnya IX. ALGA 9.1. KELOMPOK ALGA HIDUP (Seluruh Stadia)* A. Alga Konsumsi 1 Red Algae (Eucheuma spp, Gracillaria spp, Gelidium spp, etc) 2 Green Algae (Chorella spp, Spirullina spp, Caulerpa spp, etc) 3 Brown Algae (Sargassum spp, etc ) 4 Jenis Alga konsumsi lainnya 9.2. KELOMPOK ALGA NON HIDUP (Seluruh Stadia)* A. Alga Segar dan Beku 1 Red Algae (Eucheuma spp, Gracillaria spp, Gelidium spp, etc) 2 Green Algae (Halimeda spp, Caulerpa spp, etc) 3 Brown Algae (Sargassum spp, etc ) 4 Jenis Alga segar dan beku lainnya B. Alga Olahan (pengeringan, dll) 1 Crispy Seaweed 2 Dried Seaweed Staem 3 Dry Seaweed Vegetables 4 Instant Seaweed Soup 5 Roasted Seaweed 6 Salted Seaweed Steam 7 Seaweed Flake 8 Tempura Seaweed 9 Jenis Alga olahan (pengeringan, dll) lainnya Pemeriksaan fisik, laboratoris (jika diperlukan) dan dokumen Pemeriksaan fisik dan dokumen Pemeriksaan fisik, laboratoris (jika diperlukan) dan dokumen Pemeriksaan fisik dan dokumen Proses pengolahannya masih memungkinkan memiliki potensi membawa mikroorganisme Proses pengolahannya dipastikan sudah mematikan mikroorganisme patogen Proses pengolahannya masih memungkinkan memiliki potensi membawa mikroorganisme Proses pengolahannya dipastikan sudah mematikan mikroorganisme patogen [35]

Tingkat Risiko No Jenis Media Pembawa Tindakan Karantina Keterangan Tinggi Sedang Rendah Diabaikan 1 2 3 4 5 6 7 8 X. BENDA LAIN 10.1. KELOMPOK BAHAN PATOGENIK, BAHAN BIOLOGIK DAN SARANA PENGENDALI HAYATI 1 Bahan patogenik 2 Bahan biologik dan sarana pengendali hayati yang sudah diregistrasi 3 Bahan biologik dan sarana pengendali hayati yang tidak diregistrasi 10.2. PAKAN HIDUP UNTUK IKAN/UDANG 1 Daphnia/Moina 2 Chlorella 3 Pakan hidup untuk ikan / udang lainnya 10.3. PAKAN IKAN ALAMI BEKU 1 Frozen Blood worm 2 Frozen Daphnia / Moina 3 Pakan ikan alami beku lainnya 10.4. PAKAN IKAN (dalam keadaan kering) 1 2 3 Pakan ikan buatan (pellet komersial) 4 Dried Blood Worm 5 Artemia Koi Feed, Kelp Meal, Krill Meal, Fish Feed, Fish Food, Dried Hikari Fish Food, Ikura, Kaori, Sakai Koi Food, Ornamental Fish Pellet, Ornamental Koi Food Pakan ikan (dalam keadaan kering) lainnya Pemeriksaan fisik, laboratoris (jika diperlukan) dan dokumen Pemeriksaan fisik, laboratoris (jika diperlukan) dan dokumen Pemeriksaan fisik, laboratoris (jika diperlukan) dan dokumen Kualitas rendah, tingkat kebersihan rendah, kadar air relatif masih cukup tinggi Kualitas tinggi, tingkat kebersihan baik. Proses pengolahannya masih memungkinkan memiliki potensi membawa mikroorganisme patogen Proses pengolahannya masih dapat membawa mikroorganisme patogen Proses pengolahannya masih memungkinkan memiliki potensi membawa mikroorganisme patogen [36]

Tingkat Risiko No Jenis Media Pembawa Tindakan Karantina Keterangan Tinggi Sedang Rendah Diabaikan 1 2 3 4 5 6 7 8 10.5. BAHAN PEMBUAT PAKAN IKAN (keadaan basah dan kering) 1 Frozen Mix Fish Paste 2 Frozen Waste Fish 3 Frozen Waste Fish Meat 4 Frozen Waste Fish Meat for Bait 5 Frozen Waste Tuna Meat 6 Squid Soluble Paste 7 Acadian Seaplants Kelp Meal, Anchovy Powder, Antartic Krill Meal, Canadian Hydrolized Feather Meal, Cod Fish Meal, Cod Fish Soft Roe Powder, Ez Mate Meal, Fish Meal, Fish Meal Enhancher, Fish Meal Superior, Menhaden Fish Meal, Spirulina Powder, Pangasius Fish Meal, Peruvian Squid Meal, Prime Squid Meal, Protein Fish Meal, Scallop Liver Powder, Shrimp baby Powder, Seaweed Extract, Seaweed Meal, Shrimp Powder. Tuna Fish Meal, Vietnamese Fish Meal, White Fish Powder. Pemeriksaan fisik dan dokumen Kadar air relatif masih cukup tinggi, kemasan tembus udara, tingkat kebersihan rendah, serta proses pengolahannya tidak mematikan mikroorganisme patogen Kadar air relatif rendah, kemasan tembus udara dan tingkat kebersihan rendah, serta proses pengolahannya masih dapat membawa mikroorganisme patogen Kemasan kedap udara dan tingkat kebersihan baik, serta proses pengolahannya dipastikan sudah mematikan mikroorganisme patogen 8 Lobster Extract Powder, Chilean Steam Dried Meal, Crab Extrax Powder, Mexican Steam Dried Fish Meal, Oyster Extract Powder, Peruvian Steam Dried, Pemeriksaan fisik dan dokumen Kemasan kedap udara dan tingkat kebersihan baik, serta proses pengolahannya dipastikan sudah mematikan mikroorganisme patogen 9 Capelin Oil, Chilean Salmon Oil, Cod Liver Oil, Fish Oil, Indian Fish Oil, Indonesia Fish Oil, Peruvian Fish Oil, Salmon Oil, Sardine Oil, Squid Liver Oil, Win Epa (Fish oil) Pemeriksaan fisik, laboratoris (jika diperlukan) dan dokumen Proses pengolahannya masih memungkinkan memiliki potensi membawa mikroorganisme patogen [37]

Tingkat Risiko No Jenis Media Pembawa Tindakan Karantina Keterangan Tinggi Sedang Rendah Diabaikan 1 2 3 4 5 6 7 8 10 Medical Cod Liver Oil, Medical Fish Oil Pemeriksaan fisik dan dokumen Kemasan kedap udara dan tingkat kebersihan baik, telah diproses yang mematikan mikroorganisme patogen, serta layak sebagai bahan dasar obat untuk dikonsumsi manusia 11 Crude Fish Oil, Peruvian Crude Fish Oil 10.6. BENDA LAINNYA YANG ADA KAITANNYA DENGAN MEDIA PEMBAWA HPIK 1 Accesories shell 2 Aqua Mineral Compound 3 Aqua Mineral Compound Bin 4 Aqua Trace Mineral 5 Aqua Vitamin Premix 6 Aquastab Feed Suplements 7 Aquasterol 8 Aquazyme 9 Betaine Hydrochlorin 10 Calcium Lactat 11 Chiloropsis nano 12 Choline Chloride 13 Coral Calcium 14 Coral Dolomite 15 Decorated Spinefoot 16 DHA Neloquid 30 17 DHA Powder 18 Dicalcium Phosphat 19 Dicalcium Phosphat Powder 20 Dimethyl Beta Propiothetin 21 Driphorm Hidha (DHA) 22 Driphorm Hidha Powder 23 Drimphorm LCP 50 Powder 24 Driphorm LCP OIL Infant 25 Economy Flake 26 EPA/DHA (OMEGA 3) 27 Epibal 28 Epicin Ponds 29 EPIZYM AGP-C Pemeriksaan fisik dan dokumen Proses pengolahannya tidak mematikan mikroorganisme patogen [38]

No Jenis Media Pembawa Tingkat Risiko Tinggi Sedang Rendah Diabaikan Tindakan Karantina Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 30 Ethoxquin Granules 31 Gaben 32 Gelatin 33 LC Pufa Mix 34 Microfine Spirulina 35 Mineral Seaweed Tablet Grade 36 Mineralized Seaweed 37 Monodicalcium Phosphate 38 Okinama Mozuku Fucoidan 39 Optimum OMEGA 40 Ropufa 41 Ropufa 10 N-3 INF Powder Pemeriksaan fisik dan dokumen 42 Ropufa 12 N-6 ARA Powder 43 Ropufa Powder 44 Round Nucleis 45 Rovimix Stay C 35 46 Royal Caviar 47 Sampi Tuna Hydolysate 48 Scoots 49 Sea Winner Humic Acid 50 Ulva Lactuca 51 Vana-Sada DHA 11 IF VC XI. BENTUK LAIN 11.1. BENTUK LAIN DI LUAR IKAN DAN BENDA LAIN YANG BERASAL DARI BAGIAN TUBUH IKAN 1 Kancing baju dan handycraft dari kulit kerang 2 Bentuk lain di luar ikan dan benda lain yang berasal dari bagian tubuh ikan lainnya 11.2. IKAN YANG TELAH DIOLAH DENGAN CARA PEMANASAN (PENGALENGAN, PEMINDANGAN) 1 Sardinnes kaleng 2 Tuna kaleng 3 Mackarel kaleng 4 Baso Ikan 5 Nugget 6 Otak-otak 7 Kerupuk Ikan 8 Ikan yang telah diolah dengan cara pemanasan (pengalengan,pemindangan) lainnya Pemeriksaan fisik dan dokumen Pemeriksaan fisik dan dokumen Proses pengolahannya dipastikan sudah mematikan mikroorganisme patogen Proses pengolahannya dipastikan sudah mematikan mikroorganisme patogen [39]