BAB IV PENUTUP. Dalam putusan Nomor 112/PUU-XII/2014 dan Nomor 36/PUU-XIII/2015

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. advice hukum, atau menjadi kuasa hukum untuk dan atas nama kliennya. Dalam

BAB III GAMBARAN UMUM POLEMIK DALAM ORGANISASI ADVOKAT DAN DESKRIPSI SURAT KETUA MAHKAMAH AGUNG NO. 73/HK.01/IX/2015 TENTANG ADVOKAT

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 112/PUU-XII/2014

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan Pasal 24 ayat (2) dan Pasal 24C amandemen ketiga Undang-Undang Dasar

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 41/PUU-XIII/2015 Pembatasan Pengertian dan Objek Praperadilan

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI MAHKAMAH KONSTITUSI, MAHKAMAH AGUNG, PEMILIHAN KEPALA DAERAH

BAB III PENUTUP. pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan, pada pokoknya dapat

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 35/PUU-XVI/2018 Frasa Organisasi Advokat Bersifat Multitafsir

Majelis Hakim dalam pembatalannya itu adalah bahwa perkara cerai talak. dapat diterima, sehingga Pengadilan Agama Sumenep tidak berhak

DAFTAR PUSTAKA. Amiruddin dan Zainal Asikin. Pengantar Metode Penelitian Hukum. Jakarta:

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 41/PUU-XIII/2015 Pembatasan Pengertian dan Objek Praperadilan

DAFTAR PUSTAKA. Amini, Aisyah, Pasang Surut Peran DPR-MPR , Yayasan Pancur Siwah, Jakarta: 2004, Hlm. 36

DAFTAR PUSTAKA. Anggriani, Jum. Hukum Administrasi Negara. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012.

BAB I PENDAHULUAN. 2003, yaitu dengan dikeluarkannya undang-undang tentang advokat Nomor

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 43/PUU-XIV/2016 Kewenangan Jaksa Agung Untuk Mengenyampingkan Perkara Demi Kepentingan Umum

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 125/PUU-XIII/2015 Penyidikan terhadap Anggota Komisi Yudisial

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 5/PUU-XIII/2015 Pengecualian Pembina dalam Menerima Gaji, Upah, atau Honorarium Pengurus

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 37/PUU-X/2012 Tentang Peraturan Perundang-Undangan Yang Tepat Bagi Pengaturan Hak-Hak Hakim

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 112/PUU-XIII/2015 Hukuman Mati Untuk Pelaku Tindak Pidana Korupsi

BAB III PENUTUP. penelitian maka dapat diambil kesimpulan seperti berikut ini :

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 5/PUU-XIII/2015 Pengecualian Pembina dalam Menerima Gaji, Upah, atau Honorarium Pengurus

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 26/PUU-XV/2017 Pembatalan Putusan Arbitrase

II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian materiil Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (UU 2/2004).

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 95/PUU-XIV/2016 Syarat Pendidikan Hukum untuk Profesi Advokat

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 51/PUU-XIV/2016 Hak Konstitusional untuk Dipilih Menjadi Kepala Daerah di Provinsi Aceh

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 29/PUU-XV/2017 Perintah Penahanan yang Termuat dalam Amar Putusan

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 015/PUU-IV/2006

Jurnal Ilmiah. Peraturan Perundang-undangan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 40/PUU-XVI/2018 Dua Kali Masa Jabatan Bagi Presiden atau Wakil Presiden

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 33/PUU-XV/2017 Eksploitasi Ekonomi Terhadap Anak

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 78/PUU-X/2012

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 123/PUU-XIII/2015 Hak Tersangka Untuk Diadili Dalam Persidangan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 5/PUU-XVI/2018

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, baik penelitian

DAFTAR PUSTAKA. Arbisanit. Partai, Pemilu dan Demokrasi. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997).

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 8/PUU-XVI/2018 Tindakan Advokat Merintangi Penyidikan, Penuntutan, dan Pemeriksaan di Sidang Pengadilan

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 79/PUU-XIII/2015 Ketentuan Tidak Memiliki Konflik Kepentingan Dengan Petahana

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 74/PUU-XV/2017

PUTUSAN Nomor 40/PUU-XII/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR PUSTAKA. Adami Chazawi, 2005, Hukum Pidana Materiil dan Formil Korupsi di Indonesia, Bayumedia Publishing, Malang.

II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian materiil Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UU 8/1999).

DAFTAR PUSTAKA. Bogor.Indonesia. Sinar Grafika: Jakarta. Raja Grafindo Persada: Jakarta.

II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian materiil Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UU 8/1999).

BAB I PENDAHULUAN. struktur organisasi negara, termasuk bentuk-bentuk dan fungsi-fungsi lembaga

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 53/PUU-XIV/2016 Persyaratan Menjadi Hakim Agung dan Hakim Konstitusi

BAB I PENDAHULUAN kemudian Presiden mensahkan menjadi undang-undang pada tanggal. 31 Desember 1981 dengan nama Kitab Undang-undang Hukum Acara

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 63/PUU-XII/2014 Organisasi Notaris

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tujuan sebagai badan yang dibentuk untuk melakukan upaya

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 44/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 96/PUU-XIII/2015 Penundaan Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Calon Tunggal)

KARAKTERISTIK GUGATAN WARGA NEGARA ( CITIZEN LAWSUIT

DAFTAR PUSTAKA. Dahlan Thaib, dkk, 2013, Teori dan Hukum Konstitusi, Cetakan ke-11, Rajawali Perss, Jakarta.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 62/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 18/PUU-XV/2017 Daluwarsa Hak Tagih Utang Atas Beban Negara

KUASA HUKUM Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, S.H., M.Sc., dkk berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 20 Maret 2014.

DAFTAR PUSTAKA. Amirudin dan Asikin, Zainal, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Rajawali Press, Jakarta.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 9/PUU-XIV/2016 Upaya Hukum Kasasi dalam Perkara Tindak Pidana Pemilu

DAFTAR REFERENSI. . Pokok-Pokok Hukum Tata Negara Indonesia; Pasca Reformasi. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer, 2007.

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 32/PUU-XIII/2015

DAFTAR PUSTAKA. - Arifin Hoesein, Zainal, Kekuasaaan Kehakiman Di Indonesia, Yogyakarta:

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 42/PUU-XV/2017 Tafsir Frasa Tidak dapat Dimintakan Banding atas Putusan Praperadilan

PENUTUP. partai politik, sedangkan Dewan Perwakilan Daerah dipandang sebagai

Kuasa Hukum Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, S.H., M.Sc., dkk, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 2 Maret 2015.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 103/PUU-XIII/2015 Penolakan Pendaftaran Calon Peserta Pemilukada

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 87/PUU-XIV/2016 Pengalihan Pengawasan Ketenagakerjaan dari Pemerintah Kabupaten/ Kota ke Pemerintah Provinsi

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 67/PUU-XV/2017

RechtsVinding Online. Naskah diterima: 21 Januari 2016; disetujui: 27 Januari 2016

KUASA HUKUM Dr. A. Muhammad Asrun, S.H., M.H., dan Vivi Ayunita Kusumandari, S.H., berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 7 Oktober 2014.

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 125/PUU-XIII/2015

BAB IV. ANALISIS YURIDIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA NGANJUK NO.1131/Pdt.G/PA.Ngj (TENTANG KEABSAHAN ADVOKAT)

BAB I PENDAHULUAN. perubahan konstitusi yang memberikan jaminan kemandirian dan akuntabilitas

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

KEDUDUKAN MAHKAMAH KONSTITUSI DALAM PROSES PEMBERHENTIAN PRESIDEN DAN/ATAU WAKIL PRESIDEN DALAM MASA JABATANNYA DI INDONESIA OLEH: RENY KUSUMAWARDANI

I. PEMOHON Perkumpulan Tukang Gigi (PTGI) Jawa Timur yang dalam hal ini di wakili oleh Mahendra Budianta selaku Ketua dan Arifin selaku Sekretaris

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 23/PUU-XIV/2016 Perselisihan Hubungan Industrial

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 73/PUU-XV/2017

Ringkasan Putusan.

BAB I PENDAHULUAN. dapat di pandang sama dihadapan hukum (equality before the law). Beberapa

PUTUSAN. Nomor 79/PUU-VIII/2010 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 75/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI. R. Herlambang Perdana Wiratraman Departemen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya, 19 Juni 2008

PUTUSAN. Nomor 1/SKLN-XI/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA. : TB Mansjur Abubakar, SH.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

BAB I PENDAHULUAN. di dunia berkembang pesat melalui tahap-tahap pengalaman yang beragam disetiap

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 57/PUU-XV/2017

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang berperkara untuk mengajukan suatu upaya hukum atas putusan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 99/PUU-XV/2017 Tafsir konstitusional frasa rakyat pencari keadilan

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 28/PUU-XIII/2015 Materi Kesehatan Reproduksi Dalam Sistem Pendidikan Nasional

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 37/PUU-XIV/2016 Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 117/PUU-X/2012

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 44/PUU-XVI/2018 Eksistensi Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi di Daerah

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 41/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 86/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 22/PUU-VII/2009 tentang UU 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah [Syarat masa jabatan bagi calon kepala daerah]

PENTINGNYA KREASI HAKIM DALAM MENGOPTIMALKAN UPAYA PERDAMAIAN BERDASARKAN PERMA NO. 1 TAHUN 2002 TENTANG ACARA GUGATAN PERWAKILAN KELOMPOK

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 69/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 19/PUU-XIII/2015 Batas Waktu Penyerahan/Pendaftaran Putusan Arbitrase Internasional

Transkripsi:

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan berikut : Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan sebagai Dalam putusan Nomor 112/PUU-XII/2014 dan Nomor 36/PUU-XIII/2015 yang menjadi pertimbangan hukum Mahkamah Konstitusi dalam mengabulkan sebagian permohononan para Pemohon adalah Mahkamah mengakui wadah tunggal advokat adalah Peradi, namun disini Peradi tidak berwenang dalam hal Penyumpahan Advokat sebagai mana yang diatur oleh Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 Tentang Advokat. Kedua, Mahkamah Konstitusi berpendapat harus konsisten dengan mengacu pada Putusan sebelumnya yang juga menguji Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Advokat terhadap Undang-Undang Dasar 1945 yaitu pada perkara 101/PUU-VII/2009 tentang pentingnya penyumpahan avokat dilakukan oleh Pengadilan Tinggi meskipun Mahkamah Agung bersifat tidak berpihak dan Penyumpahan Advokat diserahkan kepada profesi advokat itu sendiri. Ketiga, Mahakamah Konstitusi berpendapat bahwa dalil pemohon tentang pengujian Pasal 4 ayat (3) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 Tentang Advokat sepanjang frasa oleh Panitera Pengadilan Tinggi yang bersangkutan adalah tidak beralasan menurut hukum. Dampak dari putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 112/PUU-XII/2014 1

dan Nomor 36/PUU-XIII/2015 yang menyatakan mengabulkan permohonan para pemohon untuk sebagian; Menyatakan Pasal 4 ayat (1) sepanjang frasa di sidang terbuka di Pengadilan Tinggi Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 Tentang Advokat (Lemabaran Negara Republik Indonesia Nomor 49 Tambahan Lemabara Negara Republik Indonesia 4288) adalah betentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 sepanjang tidak dimaknai bahwa Pengadilan Tinggi atas perintah Undang-Undang wajib mengambil sumpah bagi para Advokat sebelum menjalankan profesinya tanpa mengaitkan dengan keanggotaan Organisasi Advokat yang pada saat ini secara de facto ada yaitu PERADI dan KAI; Menyatakan Pasal 4 ayat (1) sepanjang frasa di sidang terbuka di Pengadilan Tinggi Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 Tentang Advokat (Lemabaran Negara Republik Indonesia Nomor 49 Tambahan Lemabara Negara Republik Indonesia 4288) tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai bahwa Pengadilan Tinggi atas perintah Undang-Undang wajib mengambil sumpah bagi para Advokat sebelum menjalankan profesinya tanpa mengaitkan dengan keanggotaan Organisasi Advokat yang pada saat ini secara de facto ada yaitu PERADI dan KAI telah membawa dampak yang yang sangat besar terhadap penyelenggaraan sumpah advokat dan organisasi advokat, karena dengan adanya putusan dari Mahkamah Konstitusi tersebut pertikaian yang sudah lama terjadi antara PERADI dan KAI akan semakin sulit didamaikan dan cita-cita membentuk wadah tunggal sesuai yang diamanatkan Undang- Undang Nomor 18 Tahun 2003 akan semakin jauh dari apa yang 2

diharapkan. B. Saran Dari pembahasan yang telah dikemukan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis mencoba untuk memberikan masukan atau saran-saran. Adapun saran yang penulis tuliskan kiranya dapat menjadi pertimbangan yaitu, 1. Kepada Mahkamah Konstitusi sebagai penafsir konstitusi haruslah menjatuhkan sebuah putusan yang benar-benar terlebih dahulu melihat kepada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan undang-undang yang diuji juga melihat lagi putusan-putusan yang sebelumnya yang sudah terlebih dahulu diputus yang berhubungan dengan perkara terbaru agar putusan yang akan diambil tidak menjadikannya putusan yang multi tafsir dan bahkan memunculkan masalah baru dalam ranah hukum. 2. Penulis juga mempunyai saran untuk menyelesaikan konflik antar organisasi yang sedang terjadi diunia Advokat saat ini dengan cara segera merevisi UU Avdvokat tersebut agar semakin jelas mau dibawa kemana Organisasi Advokat Indonesia ini. 3

DAFTAR PUSTAKA A. Buku-buku Amirudin dab H. Zainal Asikin. 2010, Pengatar Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Rajawali Press. Binziad Kadafi. 2004, Pembentukan Organisasi Advokat Indonesia, jakarta: Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia. Ikhsan Rosyada Partuluhan Daulay. 2006, Mahkamah Konstitusi, Jakarta: PT Asdi Mahasatya. Ilhamdi Taufik. 2012, Laporan Penelitian Tentang Implikasi Hukum Putusan Mahkamah Konstitusi Dalam Pengujian Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 Tentang Advokat Terhadap Keberadaan Organisasi Advokat DI Indonesia. Jimly Asshidiqie. 2005, Hukum Acara Pengujian Undang-Undang, Jakarta: Yasif Watampone. Jimly Asshidiqie. 2005, Perkembangan dan konsolidasi Lembaga Negara Pasca Reformasi, Jakarta: Sinar Grafita Oemar seno Adji. 1991, Profesi Advokat, Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama. Rahmat Rosyadi. 2003, Advokat dalam Perspektif islam dan Hukum Positif, Jakarta: Ghalia Indonesia. Soejono Soekanto dan Sri Mamudji. 2003, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan, Jakarta: Raja Grafindo Persada. Taufiqurrohman Syahuri. 2011, Tafsir Konsyitusi Berbagai Aspek Hukum, Jakarta: Kencana. Yudha Pandu. 2004, Klien dan Advokat, Jakarta: PT Abadi B. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN 4

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 Tentang Advokat. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 Tentang Mahkamah Konstitusi. C. Jurnal Yance Orizona, Di Balik Konstitusinalitas Bersyarat Putusan Mahkamah Konstitusi, Jurnal Konstitusi volume 1. Mardjono Reksodiputro, Organisasi Advokat Indonesia, Jurnal Hukum Edisi 19. D. Putusan-Putusan Mahkamah Konstitusi Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 112/PUU-XII/2014 terkait Sumpah Advokat Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 36/PUU-XIII/2015 terkait Sumpah Advokat E. WEBSITE http://www.diskusihukum.com/index.php/2015/10/06/putusan-mk-tentangadvokat/ http://tentang-ilmu-hukum.blogspot.com/2012/04/putusan-mahkamahkonstitusi.html http://tehhangat.blogspot.co.id/2011/11/pengujian-undang-undang.html https://pustakalegal.wordpress.com/materi/organisasi-advokat/ http://ninontalks.wordpress.com 5