III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada November - Desember 2010, bertempat di kandang Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Analisis NH3 dan VFA dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. B. Bahan dan Alat Penelitian 1) Bahan penelitian Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah 9 ekor sapi peranakan ongole jantan dengan bobot 240, 257, 210, 243, 280, 240, 190, 210, dan 210 kg (± 26,63 kg). Ransum basal yang digunakan terdiri atas silase daun singkong, onggok, bungkil kelapa, dedak padi, pod cokelat, zeolit beramonium, premix, dan mineral organik. Bahan analisis yang digunakan yaitu larutan NH2CO3 jenuh, larutan TBFS (trypan blue formal saline), asam borat 2%, H2SO4 0,0143 N, H2SO4 15%, NaOH 0,5 N, HCl 0,5 N dan aquades.
24 2) Alat Penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu unit kandang dengan sistem koloni berkapasitas 9 ekor sapi. Ukuran per unit kandang 150 x 90 cm, tempat ransum, tempat minum, timbangan ternak, timbangan duduk, timbangan digital, timbangan gantung, kandang jepit, selang penghisap cairan rumen, cawan conway, tabung tempat rumen, buret untuk titrasi, alat destilasi, labu erlenmeyer, gelas ukur, pipet, dan plastik. C. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 3 kali ulangan, data yang diperoleh diolah dengan analisis ragam pada taraf nyata 5% dan atau 1% kemudian dilanjutkan dengan uji kontras ortogonal. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan 30 hari masa adaptasi dan 2 hari pengambilan data. Perlakuan yang diberikan adalah R1 : ransum basal R2 : ransum basal + 3% zeolit beramonium R3 : ransum basal + 3% zeolit beramonium + 1% mineral organik Ransum basal untuk 100 kg ransum terdiri dari: bungkil kelapa 21 kg, dedak 13 kg, onggok 44 kg, pod cokelat 21 kg, premix 1 kg, dan silase daun singkong (berdasarkan bobot badan sapi).
25 Tata letak ternak dan kandungan nutrisi ransum basal dapat dilihat pada Gambar 2 dan Tabel 1 di bawah ini. Sapi 9 Sapi 8 Sapi 7 Sapi 6 R2U3 R1U3 R1U2 R3U3 Sapi 4 Sapi 3 Sapi 2 Sapi 1 Sapi 5 R2U2 R3U1 R1U1 R2U1 R3U2 Gambar 2. Tata letak ternak penelitian Tabel 1. Kandungan nutrisi ransum basal Bahan Pakan Komposisi BK Abu PK LK SK TDN Bungkil kelapa (%) 21 92,52 4,14 14,11 11,90 10,72 67,43 Dedak padi (%) 13 91,26 10,80 9,96 2,32 18,51 55,52 Onggok (%) 44 90,17 2,40 2,83 0,67 8,26 77,24 Pod coklat (%) 21 17,00 12,20 7,20 0,80 32,50 53,00 SDS (%) 88,20 9,51 24,84 23,82 7,14 65,17 Premix (%) 1 1,00 2,88 00,00 00,00 00,00 00,00 Keterangan : SDS = silase daun singkong (berdasarkan bobot badan). D. Peubah yang Diukur Peubah yang diukur pada penelitian ini adalah menghitung kadar NH3 dan VFA rumen. Menurut Muhtarudin et al. (2002), perhitungan kadar NH3 dan VFA adalah sebagai berikut : Kadar NH3 = (ml titrasi x N H2SO4 x 1000) mm Kadar VFA = ((ml blanko titrasi) x N HCl) x (1000/5)) mm
26 E. Pelaksanaan Penelitian 1) Persiapan bahan ransum 1. Pembuatan zeolit beramonium Menyiapkan zeolit dan amonium sulfat dan aquades dengan ukuran zeolit 500 g, aquades 500 g dan amonium sulfat 420 g. Melarutkan amonium sulfat dengan aquades sampai larut seluruhnya. Memasukkan larutan amonium sulfat ke dalam zeolit, tunggu sampai zeolit mengeluarkan air lalu keringkan dengan menjemur dibawah sinar matahari 2. Pembuatan mineral organik a) Pembuatan Mineral-makro Organik a. Prosedur Pembuatan Mg Prosedur pembuatan Mg berdasarkan Muhtarudin (2002), yaitu : Menentukan bilangan penyabunan minyak jagung (didapat 190,6) Menyiapkan minyak jagung sebanyak 1000 g (larutan A); Menyiapkan NaOH 5 mol lalu dilarutkan dalam aquades 1653,9 ml (larutan B), lalu melarutkan MgSO4 sebanyak 5 mol dalam aquades 987,1 ml (larutan C); Mencampurkan larutan A dan B, setelah itu dengan larutan C dengan reaksi sebagai berikut Mg 2 + 2 asam lemak Mg (asam lemak)2 Kation Anion
27 b. Prosedur Pembuatan Ca Prosedur pembuatan Ca berdasarkan Muhtarudin (2002), yaitu : Menentukan bilangan penyabunan minyak jagung (didapat 190,6) Menyiapkan minyak jagung sebanyak 1000 g (larutan A); Menyiapkan NaOH 200 g lalu dilarutkan dalam aquades 1653,9 ml (larutan B), lalu melarutkan CaCO3 sebanyak 200 g dalam aquades 925 ml (larutan C); Mencampurkan larutan A dan B, setelah itu dengan larutan C dengan reaksi sebagai berikut Ca + 2 asam lemak Ca (asam lemak)2 Kation Anion b) Pembuatan mineral-mikro organic a. Prosedur pembuatan Zn - lisinat Prosedur pembuatan Zn-lisinat berdasarkan Muhtarudin (2002), yaitu : Menyiapkan 43,823 g lisin HCL yang dilarutkan dalam aquades 100 ml ; Mencampurkan ZnSO4 sebanyak 16,139 g yang dilarutkan dengan aquades 100 ml hingga diperoleh campuran Zn-lisinat dengan reaksi sebagai berikut Zn + 2 lisin Zn (lisin)2 Kation Anion
28 b. Prosedur pembuatan Cu - lisinat Prosedur pembuatan Cu-lisinat berdasarkan Muhtarudin (2002), yaitu : Menyiapkan 48,823 g lisin HCL yang dilarutkan dalam aquades 100 ml ; Mencampurkan CuSO4 sebanyak 15,955 g yang dilarutkan dengan aquades 100 ml hingga diperoleh campuran Cu-lisinat dengan reaksi sebagai berikut Cu 2 + 2 lisin Cu (lisin)2 Kation Anion c. Prosedur pembuatan Cr - lisinat Prosedur pembuatan Cr-lisinat berdasarkan Muhtarudin (2002), yaitu : Menyiapkan larutan Cr dari K2Cr2O7 sebanyak 29,4 g lalu dilarutkan dengan aquades sampai 500 ml ; Menambahkan H2O2 sebanyak 8,79 ml dan HCL sebanyak 100,69 ml Melarutkan kembali dengan aquades hingga mencapai 1 liter larutan, sehingga diperoleh reaksi sebagai berikut: 2K2Cr2O7 + 3H2O + 16 HCl 3O2 + 4CrCl3 + 11H2O + 4KCl Reaksi diatas kemudian dicampurkan dengan lisin HCl sebanyak 65,73 g yang dilarutkan dengan aquades sebanyak 1 liter dan akan diperoleh campuran Cr-lisinat dengan reaksi sebagai berikut : Cr 3 + 3 lisin Cr (lisin) Kation Anion
29 d. Prosedur pembuatan Se - lisinat Prosedur pembuatan Se-lisinat berdasarkan Muhtarudin (2002), yaitu : Menyiapkan larutan Se dari Na2 SeO3 sebanyak 2,1096 g lalu dilarutkan dengan aquades sampai 100 ml ; Reaksi di atas kemudian dicampurkan dengan larutan lisin HCl sebanyak 4,38 g yang dilarutkan dengan aquades sebanyak 1 liter, sehingga diperoleh campuran Se-lisinat dengan reaksi sebagai berikut 2 lisin + SeO3 2 lisin2 (SeO3) 2) Prosedur pengambilan cairan rumen Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel cairan rumen yang diperoleh pada hari terakhir masa pengambilan data. Sampel rumen yang diambil sebanyak 10 ml. Pengambilan cairan rumen dengan cara menyedot isi rumen sapi dengan menggunakan selang penyedot. Sampel cairan tersebut kemudian dianalisis kadar NH3 dan VFA rumen yang dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Jurusan Peternakan, Universitas Lampung. 3) Prosedur analisis NH3 dan VFA rumen a. Analisis NH3 rumen Menurut Muhtarudin et al.., (2002) analisis NH3 rumen dilakukan dengan cara, sebagai berikut :
30 Mensentrifugasi cairan rumen agar terpisah antara supernatan dan endapan; Mengambil 1 ml supernatan cairan rumen dan letakkan disisi kanan cawan conwai dengan 1 ml larutan Na2CO3 jenuh pada sisi kiri; Masukkan asam borat 2% sebanyak 1 ml pada bagian tengah cawan conwei untuk menangkap nitrogen dari sampel lalu tutup cawan dengan dengan diolesi vaselin; Mencampurkan supernatan dengan larutan Na2CO3 jenuh hingga merata lalu diamkan selama 24 jam hingga warna berubah dari warna ungu menjadi warna hijau; Menitrasi dengan menggunakan H2SO4 0,0143 N Menghentikan titrasi setelah warna kembali semula (dari warna hijau menjadi ungu) dan catat volume H2SO4 0,0143 N yang terpakai lalu hitung Kadar NH3 dengan rumus. b. Analisis VFA Rumen Menurut Muhtarudin et al.., (2002) analisis VFA rumen dilakukan dengan cara, sebagai berikut : Mensentrifugasi cairan rumen pada kecepatan 800 rpm selama 10 menit; Mengambil 5 ml supernatan cairan rumen dan masukkan ke dalam destilasi uap lalu Tambahkan 1 ml H2SO4 15% dan tutup; Masukkan NaOH 0,5 N ke dalam tabung erlenmeyer dan meletakkan pada ujung kondensor agar menangkap uap panas dan VFA yang terbang; Menghidupkan pemanas dan hentikan setelah volume mencapai 200 ml lalu meneteskan indikator PP dalam tabung erlenmeyer yang berisi cairan ; Manitrasi larutan dengan HCl 0,5 N sehingga warna menjadi bening dan catat volumen HCl 0,5 N yang terpakai. Hitung kadar VFA dengan rumus.