BAB I PENDAHULUAN. 1 Nopirin, Ekonomi Moneter (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2000), 51.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menetapkan stabilitas di bidang ekonomi yang sehat dan dinamis, pemeliharaan di bidang ekonomi akan tercipta melalui pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. Monetaris berpendapat bahwa inflasi merupakan fenomena moneter. Artinya,

BABI PENDAHULUAN. Fenomena yang sangat penting di perhatikan oleh pemerintah baik negara

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai

1. PENDAHULUAN. makro. Kebijakan moneter ditujukan untuk mendukung tercapainya sasaran

IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. inflasi yang rendah dan stabil. Sesuai dengan UU No. 3 Tahun 2004 Pasal 7,

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

BAB I PENDAHULUAN. fiskal maupun moneter. Pada skala mikro, rumah tangga/masyarakat misalnya,

INFLATION TARGETING FRAMEWORK SEBAGAI KERANGKA KERJA DALAM PENERAPAN KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. atau bahkan tercapainya full employment adalah kondisi ideal perekonomian yang

I. PENDAHULUAN. kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) untuk mencapai tujuannya yaitu

I. PENDAHULUAN. Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan

I. PENDAHULUAN. makro, yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan

Bab I. Pendahuluan Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melalui pengaturan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. R Serfianto D. Purnomo et al. Buku Pintar Pasar Uang & Pasar Valas (Jakarta, Gramedia 2013), h. 98.

BAB I PENDAHULUAN. makro adalah pandangan bahwa sistem pasar bebas tidak dapat mewujudkan

I. PENDAHULUAN. berhasil menerapkan kebijakan dalam ekonomi. Pendapatan nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi. Dimana pertumbuhan ekonomi

Perekonomian Indonesia

Indikator Inflasi Beberapa indeks yang sering digunakan untuk mengukur inflasi seperti;.

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak

BAB I PENDAHULUAN. yang dikonsumsinya atau mengkonsumsi semua apa yang diproduksinya.

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ekonom dan pengambil kebijakan. Pada satu sisi, kebijakan fiskal

Memasukkan beberapa aset sebagai alternatif dari uang

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral,

Kebijakan Moneter & Bank Sentral

ekonomi Kelas X KEBIJAKAN MONETER KTSP A. Kebijakan Moneter Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian uang merupakan bagian yang integral dari kehidupan kita. sehari-hari. Ada yang berpendapat bahwa uang merupakan darahnya

BAB I PENDAHULUAN. cenderung mengakibatkan gejolak ekonomi moneter karena inflasi akan

INFLATION. Izza Mafruhah, SE, MSi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif

BAB 1 PENDAHULUAN. riil, dan meningkatnya lapangan kerja sehingga mengurangi pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mekanisme transmisi kebijakan moneter didefenisikan sebagai jalur yang

BAB I PENDAHULUAN. yang melambat ditandai dengan meningkatnya angka inflasi dan kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. Peranan uang dalam peradaban manusia hingga saat ini dirasakan sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang telah berlangsung cukup lama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Ekonomi Indonesia tidak terlepas dari keterlibatan sektor

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemerintah bersama dengan kebijakan moneter dan sektoral. Kebijakan fiskal

BAB VI INFLATION, MONEY GROWTH & BUDGET DEFICIT

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian besaran moneter untuk mencapai perkembangan kegiatan

Pertemuan ke: 04 KEBIJAKAN MONETER: EKSPRESI FUNGSI STABILISASI DAN SUSTAINIBILITAS DALAM POLITIK KEUANGAN NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi merupakan suatu isu yang tak pernah basi dalam sejarah panjang

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. kestabilan harga. Masalah pertumbuhan ekonomi adalah masalah klasik

BAB I PENDAHULUAN. moneter yang diambil. Mekanisme transmisi kebijakan moneter merupakan suatu

Tugas Bank Indonesia. Kebijakan Sistem Pembayaran. Kebijakan Moneter. Pengawasan Makroprudensial

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, masih memiliki stuktur

BAB II TINJAUAN TEORI. landasan teori yang digunakan dalam penelitian yaitu mengenai variabel-variabel

SILABUS JURUSAN AKUNTANSI - PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI FAKUTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

VII. SIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. Penelitian ini menyajikan faktor faktor ekonomi yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kebijakan moneter merupakan salah satu bentuk kebijakan stabilisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. moneter terutama sudah sangat banyak dilakukan oleh para peneliti di dunia,

A. PENGERTIAN SISTEM MONETER DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selaku otoritas kebijakan moneter telah berupaya melakukan fungsi

I. PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir ini, banyak bank sentral di berbagai negara telah

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi sehingga dapat meningkatkan taraf pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. umum ditujukan untuk mencapai tingkat pengangguran yang rendah (high

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) JURUSAN AKUNTANSI - PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI FAKUTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) demi

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter adalah merupakan kebijakan bank sentral atau otoritas

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan antara lain melalui pendekatan jumlah uang yang beredar dan

I. PENDAHULUAN. Kegiatan konsumsi telah melekat di sepanjang kehidupan sehari-hari manusia.

= Inflasi Pt = Indeks Harga Konsumen tahun-t Pt-1 = Indeks Harga Konsumen tahun sebelumnya (t-1)

BAB I PENDAHULUAN. keuangan memberikan kontribusi yang besar di Indonesia. Lembaga keuangan

TUJUAN KEBIJAKAN MONETER

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional (Wikipedia, 2014). Pertumbuhan

ekonomi K-13 INFLASI K e l a s A. INFLASI DAN GEJALA INFLASI Tujuan Pembelajaran

PENGARUH NILAI KURS RUPIAH TERHADAP INFLASI DI INDONESIA. Oleh : Natalia Artha Malau, SE, M.Si Dosen Universitas Negeri Menado

PROPOSAL. KAUSALITAS ANTARA TINGKAT SUKU BUNGA DEPOSITO PADA BANK UMUM TERHADAP JUMLAH UANG BEREDAR di INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan ekonomi, baik perkembangan ekonomi domestik

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan industri perbankannya, karena kinerja dari perekonomian

VII. SIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap suatu perekonomian,

ekonomi K-13 KEBIJAKAN MONETER DAN KEBIJAKAN FISKAL K e l a s A. PENGERTIAN KEBIJAKAN MONETER Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan moneter adalah suatu kebijakan yang mengatur persediaan akan

1. Tinjauan Umum

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Permasalahan makro ekonomi yang begitu rumit menjadikan para pengambil

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi namun faktor-faktor ini di luar kontrol

BAB I PENDAHULUAN. Dua persoalan ekonomi yang sering diangkat menjadi komoditas politik

BAB I PENDAHULUAN. Stabilitas perekonomian suatu bangsa dapat digambarkan dengan stabilitas

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter merupakan bagian dari kebijakan ekonomi yang dirumuskan

BAB I PENDAHULUAN. negara lain, khususnya anggota ASEAN 5, yaitu Malaysia, Filipina, Thailand dan Singapura

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan perekonomian dalam suatu negara dipengaruhi oleh tingkat inflasi. Inflasi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu peristiwa moneter yang penting dan hampir dijumpai semua

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai penyimpan nilai, unit hitung, dan media pertukaran.

SURVEI PERSEPSI PASAR

BAB I PENDAHULUAN. Resesi ekonomi dunia pada tahun 1982 dan kebijakan moneter yang kurang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebijaksanaan moneter merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi. Banyak faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi namun faktor-faktor ini di luar pemerintah. Tetapi kebijaksanaan moneter merupakan faktor yang dapat dikontrol oleh pemerintah sehingga dengan demikian dapat dipakai untuk mencapai sasaran pembangunan ekonomi. Apabila pemerintah memandang bahwa tujuan pembangunan ekonomi tidak seperti yang diharapkan, misalnya adanya pengangguran yang tinggi, inflasi ataupun defisit dalam neraca pembayaran, maka perlu adanya tindakan stabilisasi untuk menghilangkan/mengurangi pengangguran menekan inflasi dan defisit. 1 Indikator ekonomi makro minimal ada tiga indikator atau parameter yang dapat digunakan untuk menilai kinerja ekonomi makro suatu negara, yaitu dari aspek output produksi nasional, angka pengangguran, dan stabilitas harga (inflasi). Kestabilan harga juga merupakan ukuran atas keberhasilan ekonomi suatu negara. Kestabilan harga ditunjukan dengan laju inflasi. Semakin tinggi inflasi, semakin tinggi kenaikan harga. Salah satu tugas pemerintah adalah menjaga tingkat harga tetap dalam kondisi stabil. Apabila terjadi kenaikan harga jangan sampai melebihi daya beli konsumen. Sebaliknya penurunan 1 Nopirin, Ekonomi Moneter (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2000), 51. 1

2 harga jangan sampai terlalu rendah, karena menyebabkan produsen tidak tertarik untuk meningkatkan produksi barang dan jasanya. 2 Mengingat pentingnya pengendalian inflasi bagi suatu negara, maka sejak tahun 1990-an berbagai negara mulai menerapkan kebijakan Inflation Targeting yang bertujuan untuk membentuk dan mengarahkan ekspektasi masyarakat (Inflation Expectation) kepada tingkat inflasi yang rendah sebagai target dan memberikan pedoman kepada para pelaku pasar (baik konsumen maupun produsen) dan para pembuat kebijakan untuk ikut mewujudkan target inflasi ini. 3 Sejak UU No. 3/2004 tentang BI diberlakukan, sasaran kebijakan moneter di Indonesia hanya memiliki satu tujuan yaitu mencapai dan memelihara inflasi yang rendah dan stabil. 4 Tujuan utama kebijakan moneter jangka menengah-panjang adalah kestabilan harga. Tujuan tersebut didasarkan atas beberapa pertimbangan, pertimbangan ini sekaligus merupakan alasan penerapan inflation targeting antara lain: pertama, dalam jangka panjang inflasi merupakan satu-satunya variabel makro ekonomi yang dapat dipengaruhi oleh kebijakan moneter. Efektivitas kebijakan moneter dalam mempengaruhi fluktuasi jangka pendek dalam ekonomi, apalagi yang disebabkan oleh perubahan struktural yang drastis dan mendasar semakin diragukan. Kedua adanya konsensus bahwa inflasi yang moderatpun merugikan terhadap efesiensi dan pertumbuhan ekonomi. Karena itu, pemeliharan inflasi yang rendah dan stabil sangat 2 Zaini Ibrahim, Pengantar Ekonomi Makro (Banten: LP2MIAIN SMH Banten, 2013), 5. 3 Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, Pengantar Ilmu Ekonomi, Mikroekonomi dan Makroekonomi (Jakarta: LPFEUI, 2008), 374. 4 M. Natsir, Ekonomi Moneter dan Kebanksentralan (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2014), 158.

lainnya. 5 Inflasi didefinisikan sebagai kenaikan harga-harga umum 3 penting dan menjadi prasyarat bagi pencapaian sasaran makroekonomi barang-barang secara terus menerus. Ini tidak berarti bahwa hargaharga berbagai macam barang itu naik dengan persentase yang sama. Mungkin dapat terjadi kenaikan tersebut tidaklah bersamaan. Yang penting terdapat kenaikan harga umum barang secara terus-menerus selama satu periode terentu. Kenaikan yang terjadi hanya satu kali saja (meskipun dengan persentase yang cukup besar) bukanlah merupakan inflasi. 6 Tabel 1.1 Rata-Rata Inflasi di Indonesia tahun 2013-2016 Tahun Rata- Rata Inflasi % 2013 6,97 2014 6,42 2015 6,38 2016 3,53 Sumber: Bank Indonesia, data diolah dengan Ms. Excel Untuk kasus Indonesia inflasi bergerak cenderung stabil, dilihat dari tahun 2013, 2014,2016 masing-masing rata-rata inflasi sebesar 6,97%, 6,42%, 6,38% kemudian turun menjadi 3,53%, pada tahun 2016. Inflasi sebenarnya dapat dikendalikan walaupun tidak mudah. Untuk itu perlu dikendalikan faktor-faktor dominan penyebab inflasi 5 M. Natsir, Ekonomi Moneter dan Kebanksentralan, 160. 6 Zaini Ibrahim, Pengantar Ekonomi Makro, 97.

4 yang tiap-tiap negara bisa tidak sama. Untuk Indonesia ada beberapa faktor dominan yang menonjol. Yang pertama, dan yang paling besar pengaruhnya adalah faktor moneter (core inflation). Ini konsisten dengan pendapat begawan ilmu ekonomi moneter Milton Friedman yang mengatakan inflation is always monetary phenomenon. Maka tidak salah bila dalam UU No. 3 tahun 2004, Bank Indonesia (BI) adalah pihak yang diberi tanggung jawab oleh negara untuk memelihara nilai rupiah, karena BI mengendalikan instrumeninstrumen moneter termasuk jumlah uang beredar. 7 Dalam perekonomian Indonesia, permasalahan jumlah uang beredar merupakan indikator ekonomi makro yang sangat penting. Perkembangan atau perubahan jumlah uang beredar (money supply) mempengaruhi perekonomian karena dengan meningkatnya jumlah uang beredar dapat meningkatkan permintaan barang dan jasa yang pada akhirnya akan memberikan tekanan terhadap kenaikan hargaharga (inflasi). Secara empiris, jumlah uang beredar yang tidak terkendali berpengaruh buruk terhadap perekonomian secara keseluruhan yang terlihat pada kurang terkendalinya perkembangan variabel-variabel ekonomi utama, khususnya tingkat produksi dan inflasi. Peningkatan jumlah uang beredar yang berlebihan dapat mendorong peningkatan harga melebihi tingkat yang diharapkan sehingga dalam jangka panjang dapat mendistorsi pertumbuhan ekonomi dan memunculkan permasalahan sosial lainnya. Oleh karena itu, pengendalian jumlah uang beredar mempunyai arti penting bagi 7 Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, Pengantar Ilmu Ekonomi, Mikroekonomi dan Makroekonomi (Jakarta: LPFEUI, 2008), 373.

5 perekonomian. 8 Dengan pengendalian jumlah uang beredar di masyarakat akan dapat mempengaruhi variabel-variabel ekonomi di sektor riil seperti tingkat harga dan investasi serta produksi. 9 Aliran Klasik menganggap bahwa perkembangan harga sangat fleksibel dan inflasi terjadi hanya karena penambahan jumlah uang beredar. Untuk alasan itu, maka kebijakan moneter harus dilakasanakan secara ketat mengikuti suatu aturan (rule) yang secara konsisten diikuti. Misalnya jika bank sentral ingin menjaga inflasi pada tingkat 5% pertahun, maka bank sentral harus menjaga pertumbuhan JUB sebesar 5% pertahun. 10 Tabel 1.2 Rata Rata Uang Beredar di Indonesia tahun 2013-2016 Rata-Rata Uang beredar (Triliun Tahun Rupiah) 2013 842.98 2014 905.95 2015 1004.90 2016 1125.68 Sumber: Bank Indonesia, diolah dengan Ms. Excel Dalam teori jumlah uang (quantity theory of money), menurut teori ini jumlah uang yang tersedia pada perekonomian menentukan nilai uang dan pertumbuhan jumlah uang merupakan penyebab utama terjadinya inflasi. Seperti yang dikatakan oleh ekonom Milton 8 M. Natsir, Ekonomi Moneter dan Kebanksentralan, 17. 9 Wayan Sudirman, Kebijakan Fiskal dan Moneter, Teori dan Empirikal (Jakarta: Kencana, 2011), 5. 10 M. Natsir, Ekonomi Moneter dan Kebanksentralan, 199.

6 Friedman, inflasi dimana saja kapan saja selalu merupakan fenomena moneter. 11 Secara teoritis beberapa ahli mengatakan bahwa penambahan jumlah uang beredar akan menyebabkan meningkatnya inflasi. Dalam kasus di Indonesia terjadi hal yang bertolak belakang dengan teori yang ada. Dapat dilihat pada tahun 2016 di mana rata-rata jumlah uang beredar sebesar Rp1.125.680.000.000.000,00 sedangkan pada tahun yang sama inflasi hanya sebesar 3,53%. Hal ini juga dapat dilihat pada bulan Desember 2016 di mana jumlah uang beredar sebesar Rp1.237.500.000.000.000 sedangkan inflasi pada bulan yang sama inflasi sebesar 3.02%. Peningkatan jumlah uang beredar ini terjadi karena meningkatnya permintaan uang kartal dan giro rupiah di masyarakat, dan turunnya suku bunga kredit dan suku bunga simpanan berjangka bergerak bervariasi. Tetapi disisi lain, inflasi pada bulan Desember hanya sebesar 3,02%. Hal ini terjadi karena adanya koordinasi antara pemerintah dengan Bank Indonesia dalam hal pengendalian inflasi. Selain itu, adanya permintaan masyarakat yang naik, dan kapasitas produksi nasional sudah cukup memenuhi permintaan masyarakat meskipun belum optimal, alasan lain adalah meskipun sejumlah harga komoditas naik pada tahun 2016 namun kurs tetap terkendali, dan hal lain yang menjadi faktor rendahnya infasi yaitu ekspektasi masyarakat terhadap inflasi. Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa inflasi adalah permasalahan ekonomi makro yang perlu mendapat perhatian baik untuk mencari penyebab maupun untuk mencari solusinya. Jumlah 11 N.Gregory Mankiw, Principles of Economics, Pengantar Ekonomi Makro (Jakarta: Salemba Empat, 2006), 199.

7 uang beredar adalah variabel yang mempengaruhi tingkat inflasi. Oleh karena itu penulis ingin meneliti tentang Pengaruh Jumlah Uang Beredar Terhadap Inflasi di Indonesia Tahun 2013-2016. B. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah ini bertujuan agar pembahasan dalam penulisan tidak melebar, maka penulis membataskan penulisannya hanya pada pengaruh jumlah uang beredar terhadap inflasi di Indonesia tahun 2013-2016 karena melihat inflasi yang terus turun tetapi pada tahun yang sama jumlah uang beredar cenderung naik. C. Rumusan Masalah 1. Berapa kenaikan inflasi ketika jumlah uang beredar meningkat sebesar 1%? 2. Apakah jumlah uang beredar berpengaruh positif signifikan terhadap kenaikan inflasi pada tahun 2013-2016? D. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui sensitivitas inflasi yang disebabkan oleh kebijakan uang beredar. 2. Untuk mengetahui tren inflasi dan tren jumlah uang beredar pada tahun 2013 2016. E. Manfaat Penelitian 1. Sebagai salah satu bahan referensi dalam mengatur dan membuat kebijakan, terutama kebijakan moneter dalam perekonomian Indonesia.

8 2. Peneliti dan pembaca, sebagai bahan referensi dan pembanding studi penelitian yang terkait dengan riset ini. F. Kerangka Pemikiran Inflasi merupakan permasalahan ekonomi makro yang dihadapi oleh setiap negara. Inflasi yang tidak terkendali dalam arti semakin tinggi akan menyebabkan keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat. Jumlah uang beredar merupakan kebijakan moneter melalui instrumen politik pasar terbuka dan penjualan surat berharga Bank Indonesia. Dengan instrumen ini volume jumlah uang beredar dapat ditekan dalam batasan tertentu sehingga laju inflasi bisa mencapai target yang diinginkan. Hal ini karena jumlah uang beredar sering kali dikaitkan dengan masalah inflasi. Secara umum, setiap ekonom penganut teori kuantitas uang akan menjelaskan mengenai eksistensi hubungan antara jumlah uang dan nilai output perekonomian dalam periode tertentu. Lebih khusus mereka meyakini eksistensi hubungan langsung antara perubahan dalam jumlah uang dan perubahan dalam tingkat harga, misalnya jika jumlah uang beredar meningkat maka tingkat harga umum juga akan meningkat (inflasi), jika hal ini terjadi maka nilai uang akan menurun. G. Sistematika Pembahasan Dalam bagian ini disajikan rencana sistematika penulisan dari skripsi, yaitu sebagai berikut:

9 BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka penelitian dan sistematika pembahasan. BAB II : KAJIAN TEORITIS Dalam bab ini membahas tentang definisi operasional dan studi terkait dari teori tentang Inflasi dan jumlah uang beredar. BAB III : METODE PENULISAN Dalam bab ini berisikan ruang lingkup penelitian dari data data jumlah uang beredar dan inflasi di Indonesia yang sudah dikumpulkan, jenis dan sumber data, dan model yang digunakan dalam menganalisis pengaruh jumlah uang beredar terhadap inflasi di Indonesia. BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah data diolah dan dianalisis, maka hasil penelitian dan analisisnya akan dijabarkan dalam bab IV. Hasil estimasi yang telah diperoleh diuraikan secara terperinci berdasarkan data yang ada dalam bab ini. BAB V : KESIMPULAN Dengan hasil yang telah diperoleh maka pada bab V ini, penulis menarik kesimpulan dan saran dari hasil penelitian tentang pengaruh jumlah uang beredar terhadap inflasi di Indonesia.