BAB III METODE PENELITIAN. dengan cara pengisolasian bakteri-bakteri yang ada pada pakaian bekas impor di

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai bulan April 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

Keragaman Bakteri Endofit Pada Kultivar Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) Leor Dan Duri Di Kabupaten Subang

BAB II MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian dasar dengan menggunakan metode deskriptif.

BAB III METODA PENELITIAN

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

II. METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini sampel air sumur diambil di rumah-rumah penduduk

BAB III METODE PENELITIAN

II. METODELOGI PENELITIAN

BAB 4. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian isolasi dan identifikasi bakteri asam laktat pada susu

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode descriptive analitic

Sampel air panas. Pengenceran 10-1

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskripsi eksploratif untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif karena tujuan dari

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif kualitatif meliputi

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Tempat penelitian di laboratorium lab. Mikrobiologi, Lantai II di kampus

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Maret 2014 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGIPENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

Teknik Identifikasi Bakteri

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Analis Kesehatan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

METODE PENELITIAN. selesai. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium FIKKES Universitas. Muhammadyah Semarang, Jl. Wonodri Sendang No. 2A Semarang.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di

BAB III METODE PENELITIAN. dan tingkat kerusakan dinding sel pada jamur Candida albicans merupakan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

Air Panas. Isolat Murni Bakteri. Isolat Bakteri Selulolitik. Isolat Terpilih Bakteri Selulolitik. Kuantitatif

PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR (TPP 1207) Disusun oleh : Dosen Pengampu

III. METODE PERCOBAAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2014 di

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

III. METODE PENELITIAN. bio.unsoed.ac.id

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai Desember 2013 dengan tahapan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli 2014 sampai dengan bulan September

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang diamati pada penelitian ini diperoleh dari penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

Teknik Pewarnaan Bakteri

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan berupa penelitian murni atau pure research

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Oktober 2014, di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Desember 2014.

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2015 di Kota

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

III. METODE PENELITIAN. dilaksanakan pada bulan Maret Mei Penelitian dilaksanakan di

II. METODELOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah penelitian

MATERI DAN METODE. Kasim Riau yang beralamat di Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya dan

Materi 2: Isolasi dan Purifikasi Bakteri Simbion pada Organisme Laut

PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI. Disusun oleh : Dr. Henny Saraswati, M.Biomed PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

PERSIAPAN MEDIA DAN LARUTAN PENGENCER\

II. METODELOGI PENELITIAN

II. METODOLOGI PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana,

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah penelitian Deskriptif. Hal ini dikarenakan tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan pengambilan sampel tanah dilakukan di kecamatan Samarinda

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitianini dilaksanakandaribulanagustus - Desember 2015 di

3. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan sampel dilakukan di pasar di sekitar kota Bandar Lampung,

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada

Teknik Isolasi Bakteri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tentang pemanfaatan kunyit putih (Curcuma mangga Val.) pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. unit perinatologi di Rumah Sakit Abdoel Moeloek dengan melakukan uji coliform pada

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2013 sampai Febuari 2014

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. eksplorasi dengan cara menggunakan isolasi jamur endofit dari akar kentang

Lampiran 1 Komposisi media pertumbuhan bakteri

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

IV. KULTIVASI MIKROBA

III. MATERI DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian deskriptif

Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Disusun Oleh : Drs. Ali Kusrijadi, M.Si.

Teknik Isolasi Bakteri

Alat dan Bahan : Cara Kerja :

Lampiran 1. Penyiapan media bakteri Aeromonas hydrophila

Lampiran 1. Komposisi media Sea Water Completed (SWC) untuk 1 L. Yeast extract

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November Penelitian ini

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan berupa penelitian deskriptif eksploratif dengan cara pengisolasian bakteri-bakteri yang ada pada pakaian bekas impor di Pasar Angso Duo Kota Jambi Provinsi Jambi. Penelitian dilakukan dengan beberapa tahapan, yakni : isolasi bakteri, pemurnian bakteri, pewarnaan gram, uji biokimia dan identifikasi bakteri. 3.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : tabung reaksi, rak tabung reaksi, cawan petri, pipet tetes, autoklaf, erlenmeyer, jarum ose, inkubator, mikroskop binokuler, mikroskop stereo, objek glass, cover glass, tabung durham, kompor listrik, inkas, lemari pendingin, bunsen, kawat kasa dan kamera. Bahan yang digunakan adalah : sampel pakaian bekas impor, aquadest, tisu, kapas, kertas label, Nutrien Agar, Strach Agar, Nutrien Gelatin, SIM Agar, MR-VP Broth, Simmons Citrate Agar, Trypticase Soy Agar, Brom Timol Blue Lactose Broth, Brom Timol Blue Dekstrosa Broth, Brom timol Blue Sukrosa Broth, Alkohol 95%, larutan NaCl 0,85%, larutan crystal violet, larutan safranin, Iodium, reagen barrit A dan B, reagen erlich, hidrogen peroksida, methyl red, spiritus, korek api, dan aluminium foil. 34

35 3.3 Pelaksanaan Penelitian 3.3.1 Sterilisasi Alat dan Bahan Alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini disterilkan terlebih dahulu agar tidak terjadi kesalahan akibat adanya kontaminasi dari mikroorganisme yang tidak diinginkan. Sterilisasi alat dan bahan ini dilakukan menggunakan autoklaf dengan tekanan 15 lbs dan suhu 121 0 C selama 15 menit. 3.3.2 Pengambilan Sampel Pengambilan sampel pakaian bekas impor dilakukan di Pasar Angso Duo Kota Jambi Provinsi Jambi. Sampel diambil dengan menggunakan simple random sampling dengan diambil 10% dari pakaian bekas impor di Pasar Angso Duo Kota Jambi Provinsi Jambi. Pakaian bekas impor yang diambil adalah dari jenis pakaian yang dijual dengan waktu pemasukan barang yang sama. Sampel pakaian yang diambil mewakili dari semua jenis pakaian, mulai dari kaos, kemeja, celana panjang, dress, dan pakaian dalam. Kemudian pakaian tersebut dimasukkan ke dalam kantong plastik dan dibawa ke Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi. Pakaian yag dibawa kemudian direndam aquadest steril selama 24 jam dengan menggunakan alat dan tempat yang steril. 3.3.3 Pembuatan Medium Medium adalah suatu tempat yang berisi berbagai macam nutrisi atau zat-zat hara (nutrien) yang berguna untuk menumbuhkan atau mengembangbiakkan mikroorganisme. Selain iru, medium juga dipergunakan dalam pengisolasian,

36 perbanyakan, pengujian sifat fisiologis, serta penghitungan jumlah mikroorganisme (Waluyo, 2008 : 157). Pembiakan mikroba di laboratorium membutuhkan medium guna menunjang nutrisi mikroba untuk tumbuh. Medium yang digunakan harus berisi zat hara (air, sumber energi, sumber carbon, nitrogen, sulfur, phospat, oksigen, hidrogen, serta unsur lainnya) dan daya dukung lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan mikroba. Zat hara digunakan mikroba untuk pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi baik dalam metabolisme dan pergerakan (Lay, 1994 : 31). Medium yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah medium sintetis, dengan cara pembuatannya sebagai berikut : 1. NA (Nutrient Agar) NA (Nutrient Agar) adalah salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi. NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Pembuatan medium NA dengan cara melarutkan 5 g NA sintetis ke dalam 250 ml akuades kemudian dipanaskan dan diaduk hingga homogen lalu medium disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121 o C tekanan 15 lbs selama 15 menit. 2. Starch Agar Media Starch Agar digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme amilolitik dimana terdiri dari 1% pati. Komposisi pembuatan medium ini adalah pepton 6 g, meal extract 3 g, starch 2 g, agar 15 g, dan aquades 250 ml. Medium

37 dipanaskan dan diaduk hingga homogen. Medium kemudian disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121 o C tekanan 15 lbs selama 15 menit. 3. Nutrien gelatin Nutrien gelatin digunakan untuk menentukan perhitungan mikroba dari air atau deteksi mikroorganisme yang dapat menurunkan dan mengencerkan gelatin. Komposisi pembuatan medium ini adalah pepton 5 gr, meal extract 3 gr, gelatin 30 g, dan aquades 200 ml. Medium ini dipanaskan sambil diaduk hingga larutan homogen. Kemudian medium disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121 o C tekanan 15 lbs selama 15 menit. 4. SIM Agar SIM Agar digunakan untuk membedakan mikroorganisme berdasarkan produksi hidrogen sulfida, produksi indol, dan motilitas. Pembuatan medium ini dengan cara melarutkan 7,5 g SIM Agar sintetis ke dalam 250 ml akuades kemudian dipanaskan dan diaduk hingga homogen lalu medium disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121 o C tekanan 15 lbs selama 15 menit. 5. MR-VP Broth MR-VP Broth digunakan untuk membedakan mikroorganisme dari tingkat produksi keasaman atau produksi asetil metil karbinol. Pembuatan medium ini dengan cara melarutkan 4,3 g MR-VP sintetis ke dalam 250 ml akuades kemudian dipanaskan dan diaduk hingga homogen lalu medium disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121 o C tekanan 15 lbs selama 15 menit.

38 6. Simmons Citrate Agar Simmons Citrate Agar digunakan untuk membedakan gram negatif basil enterik berdasarkan pemanfaatan sitrat. Pembuatan medium ini dilakukan dengan melarutkan 5,6 g Simon Citrate Agar sintetis ke dalam 250 ml akuades kemudian dipanaskan dan diaduk hingga homogen lalu medium disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121 o C tekanan 15 lbs selama 15 menit. 7. Trypticase Soy Agar Trypticase Soy Agar digunakan sebagai media pemeliharaan berbagai organisme, dan pengujian kontaminan bakteri dalam kosmetik. Medium dibuat dengan cara melarutkan 12 g Trypticase Soy Agar sintetis ke dalam 250 ml akuades kemudian ini dipanaskan sambil diaduk hingga larutan homogen. Medium kemudian disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121 o C tekanan 15 lbs selama 15 menit. 8. Bromtimol Blue Laktosa Broth Bromtimol Blue Laktosa Broth merupakan media selektif yang digunakan umtuk mengisolasi bakteri gram negatif dari urin dan feses. Pembuatan medium ini dengan cara melarutkan pepton 3,7 g, laktosa 2,5 g ke dalam 250 ml akuades kemudian dipanaskan dan diaduk hingga homogen. dan ditambahkan 2,5 ml phenol/brom timol lalu medium disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121 o C tekanan 15 lbs selama 15 menit. 9. Bromtimol Blue Dekstrosa Broth Komposisi dalam pembuatan medium ini adalah dengan cara melarutkan pepton 3,7 g, dektrosa 2,5 g ke dalam 250 ml akuades kemudian dipanaskan dan

39 diaduk hingga homogen. dan ditambahkan 2,5 ml phenol/brom timol lalu medium disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121 o C tekanan 15 lbs selama 15 menit. 10. Bromtimol Blue Sukrosa Broth Pembuatan medium ini dengan cara melarutkan pepton 3,7 g, sukrosa 2,5 g ke dalam 250 ml akuades kemudian dipanaskan dan diaduk hingga homogen. dan ditambahkan 2,5 ml phenol/brom timol lalu medium disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121 o C tekanan 15 lbs selama 15 menit. 3.3.4 Isolasi dan Pemurnian Sampel pakaian bekas impor direndam dengan metode menggunakan air aquades steril. Diambil air rendaman baju import bekas tersebut sebanyak 1 ml sebagai sampel dari baju import bekas. Kemudian, air sampel sebanyak 1 ml dicampurkan dengan larutan NaCl 0,85 % 9 ml sehingga diperoleh sampel dengan perbandingan 1:10 (Fardiaz, 1992 : 28). Sesudah mendapatkan suspensi dari sampel, kemudian suspensi tersebut diencerkan dengan metode pengenceran yang berguna untuk mengurangi kepadatan bakteri yang terdapat dalam suspensi. Suspensi ini diencerkan dalam satu seri tabung. Kemudian, diambil 1 ml dari pengenceran dan selanjutnya diencerkan kembali sekurang-kurangnya hingga 7 kali pengenceran (10-7 ). (Waluyo, 2008 : 180-181). Kemudian, hasil dari pengenceran yang ke 7 diambil 1 ml dan disebarkan pada medium NA.

40 3.3.5 Identifikasi Bakteri Identifikasi mikroba merupakan salah satu tahapan lanjut dari hasil isolasi. Dalam mengidentifikasi dan determinasi biakan murni dapat ditentukan berdasarkan bentuk morfologi individu, morfologi koloni, sifat pewarnaan, sifat biokimia (fisiologis). Untuk mengidentifikasi mikroba, yang paling terkenal dan umum digunakan dipaparkan dalam Bergey s Manual of Determinative Bacteriology. Dalam buku tersebut dimuat semua sifat-sifat bakteri yang telah dikenal dan berhasil ditemukan (Waluyo, 2008 : 203-204). Proses identifikasi bakteri dilakukan melalui beberapa tahapan pengamatan morfologi dan uji biokimia. Adapun tahapan identifikasi bakteri yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pengamatan Isolat Koloni Bakteri Pengamatan koloni bakteri ini dilakukan dengan mengamati koloni bakteri yang terbentuk dalam medium NA saat pengisolasian dan dihitung jumlah isolat bakteri yang tumbuh pada media NA. Indikator dalam pengamatan koloni bakteri ini yaitu mengamati bentuk, warna, tepi dan permukaan dari koloni bakteri. 2. Pewarnaan Gram Pengamatan bakteri dengan pewarnaan gram dilakukan untuk mengetahui bakteri tersebut termasuk dalam bakteri garam positif atau gram negatif. Pewarnaan ini dilakukan dengan cara koloni bakteri yang diperoleh dibuat dipreparat ulas kemudian difiksasi, lalu ditetesi denan larutan kristal violet, dibiarkan 1 menit. Setelah itu, kaca objek dimiringkan guna untuk membuang zat warna ungu berlebih,

41 lalu dibilas dengan aquades dengan cara dialirkan dari botol semprot. Selanjutnya, diberi larutan iodium dan dibiarkan selama 1 menit, lalu kaca objek dimiringkan untuk membuang larutan iodium yang berlebih dan bilas dengan aquades. Kemudian, dicuci dengan alkohol 95 % dengan cara ditetesi selama 10 detik sampai zat warna ungu tidak terlihat lagi. Dicuci dengan aquades lalu beri pewarna safranin selama 1 menit, lalu kaca objek untuk membuang pewarna safranin berlebih, dan dibilas dengan aquades. Setelah itu, diamati dengan menggunakan mikroskop. 3. Uji Biokimia a. Hidrolisis starch (amilum) Bakteri yang telah diinokulasi pada mediun Starch Agar dengan cara gores (Streak inoculation) diinkubasi pada suhu kamar selama 24 48 jam. Lalu dituangkan iodium pada medium hingga mengenai media dan didiamkan selama 30 detik, lalu iodium ditumpahkan dan amati perubahan yang terjadi. Apabila terbentuk zona bening mengelilingi koloni bakteri maka menunjukkan reaksi positif, sedangkan apabila tidak terbentuk zona bening yang mengelilingi koloni bakteri maka menunjukkan reaksi negatif (Cappuccino dan Sherman, 1983 : 133-134). b. Hidrolisis gelatin Bakteri yang telah diinokulasi pada medium nutrien gelatin dengan cara ditusuk (stab inoculation) diinkubasi pada suhu kamar selama 24 48 jam. Lalu dimasukkan ke dalam lemari pendingin pada suhu 4 0 C selama 30 menit, dan amati perubahan yang terjadi pada medium tersebut. Apabila medium tetap

42 dalam keadaan mencair, maka menunjukkan reaksi positif. Begitu pula sebaliknya, jika medium dalam keadaan membeku maka menunjukkan reaksi negatif (Cappuccino dan Sherman, 1983 : 145). c. Fermentasi karbohidrat Dimasukkan tabung durham dimasukkanke dalam tabung reaksi secara tebalik yang masing-masing berisi phenol red lactose broth, phenol red dektrose broth, dan phenol red sucrose broth. Selanjutnya bakteri ditumbuhkan didalamnya dan diinkubasi selama 24 48 jam, lalu amati apa yang terjadi pada tabung durham dan warna medium. Apabila terdapat gelembung gas pada tabung durham dan warna menjadi keruh maka menunjukkan reaksi postif, sedangkan apabila tidak terbentuk gelembung gas pada tabung durham maka menunjukkan reaksi negatif (Cappuccino dan Sherman, 1983 : 149). d. Produksi indol Bakteri yang diinokulasi pada medium SIM Agar dengan cara ditusuk lalu diinkubasi pada suhu kamar selama 24 48 jam. Selanjutnya, diteteskan 10 tetes reagen Ehrlich ke dalam medium yang telah ditumbuhi bakteri, lalu digoyanggoyang secara perlahan dan amati perubahan yang terjadi pada medium. Jika terbentuk lapisan merah setelah ditambahkan reagen Ehrlich maka menunjukkan reaksi postif, sedangkan jika tidak terbentuk lapisan merah setelah ditambahkan reagen Ehrlich maka menunjukkan reaksi negatif (Cappuccino dan Sherman, 1983 : 159-160).

43 e. Tes Katalase Bakteri yang digoreskan pada medium Trypticase Soy Agar, lalu diinkubasi pada suhu kamar selama 24 48 jam. Selanjutnya diteteskan 4 tetes Hidrogen peroksida 3 % hingga merendami seluruh permukaan agar miring terseut, kemudian amati yang terjadi pada medium. Apabila terbentuk buih atau gelembung setelah ditetesi Hidrogen peroksida 3 % maka akan menunjukkan reaksi positif, sedangkan reaksi negatif dapat ditunjukkan dengan tidak terbentuknya buih atau gelembung (Cappuccino dan Sherman, 1983 : 187). f. Tes Methyl Red Bakteri yang diisolasi pada medium MR-VP Broth diinkubasi pada suhu kamar selama 24 48 jam, lalu teteskan methyl red indikator sebanyak 5 tetes pada medium yang telah ditumbuhi bakteri lalu amati perubahan yang terjadi pada medium. Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya warna merah setelah ditambahkan reagen methyl red indikator, sedangkan reaksi negatif ditandai dengan tidak terbentuknya warna merah (Cappuccino dan sherman, 1983 : 160-161). g. Tes Voges Proskauer Bakteri yang diisolasi pada medium MR-VP Broth diinkubasi pada suhu kamar selama 24 48 jam, lalu diteteskan 10 tetes reagen barrit A lalu dikocok secara perlahan. Sesaat kemudian langsung ditambakan lagi 10 tetes reagen barrit B dan dikocok lagi secara perlahan. Setalah 30 menit, amati perubahan yang terjadi pada medium. Reaksi positif ditunjukkan dengan terbentuknya lapisan warna

44 merah, sedangkan reaksi negatif ditunjukkan dengan tidak terbentuknya lapisan warna merah pada medium (Cappuccino dan Sherman, 1983 : 161-162). h. Tes Pemanfaatan Sitrat Bakteri yang digoreskan pada medium Simmon s citrate Agar diinkubasi pada suhu kamar selama 24 48 jam dan amati perubahan yang terjadi pada medium. Rekasi positif ditunjukkan dengan berubahnya warna medium menjadi biru, sedangkan reaksi negatif ditunjukkan dengan warna medium tetap berwarna hijau (Cappuccino dan Sherman, 1983 : 162-163). i. Tes Hidrogen Sulfida Bakteri yang diinokulasi pada medium SIM Agar dengan cara ditusuk lalu diinkubasi pada suhu kamar selama 24 48 jam dan amati perubahan yang terjadi pada medium. Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya warna hitam disepanjang tusukan pada medium, sedangkan reaksi negatif ditandai dengan tidak terbentuknya warna hita tersebut (Cappuccino dan Sherman, 1983 : 169). Untuk melihat bahwa uji biokimia menunjukkan reaksi positif atau negatif dapat dilihat pada Tabel 3.1 Tabel 3.1 Ciri-ciri Reaksi Biokimia Positif atau Negatif Reaksi Biokimia Uji Biokimia Positif Negatif Tes katalase Terbentuk buih atau Tidak terbentuk buih atau gelembung pada medium gelembung Hidrolisis gelatin Medium mencair Medium membeku Hidrolisis starch (amilum) Terbentuk zona bening mengelilingi bakteri Tes Hidrogen sulfide (H 2S) Terbentuk warna hitam pada tusukan di medium Tidak terbentuk zona bening mengelilingi bakteri Tidak terbentuk warna hitam pada tusukan di medium

45 Fermentasi Karbohidrat Terdapat gelembung gas pada tabung durham dan berwarna keruh Tidak terdapat gelembung gas pada tabung durham Tes Indol Tebentuk lapisan merah Tidak terbentuk lapisan merah Tes methyl red Tebentuk lapisan merah Tidak terbentuk lapisan merah Tes Voges-Proskauer Tebentuk lapisan merah pada medium Tes pemanfaatan sitrat Warna medium berubah menjadi biru Tidak terbentuk lapisan merah pada medium Warna medium tetap hijau 3.4 Pengamatan Pengamatan penelitian ini dilakukan berdasarkan Tabel 3.2 berikut ini. Tabel 3.2 Faktor yang Diamati UJI Isolat Bakteri Karakteristik morfologi koloni bakteri Pewarnaan gram Hidrolisis amilum Hidrolisis gelatin Fermentasi karbohidrat Produksi indol Tes katalase Tes Methyl Red (MR) Tes Voges-Proskauer (VP) Tes pemanfaatan sitrat Tes hidrogen sulfida (H2S) Keterangan : morfologi koloni bakteri pewarnaan gram reaksi uji : dilihat dari bentuk, warna, tepi (pinggiran) dan permukaan. : dilihat dari positif negatifnya, apabila positif berwarna ungu dan negatif berwarna merah. : dilihat dari positif negatifnya yang terlihat sesuai dengan perubahan warna.

46 3.5 Analisis Data Data pada penelitian ini dianalisis secara deskriptif melalui pengamatan morfologi sel dan koloni, pewarnaan bakteri, dan identifikasi bakteri melalui uji biokimia. 3.6 Waktu dan Tempat Penelitiaan Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-Nopember 2016, di Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi.