RAHASIA JATI DIRI YESUS DALAM INJIL MARKUS: SUATU TINJAUAN TERHADAP TESIS WILLIAM WREDE

dokumen-dokumen yang mirip
UKDW BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN INJIL MARKUS

The State of incarnation : Exaltation

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN

Siapakah Yesus Kristus? (2/6)

Mat. 16: Ev. Bakti Anugrah, M.A.

Pelajaran Tiga. Yesus Adalah Mesias. Dari kitab Injil Yohanes, kita membaca, " Andreas mula-mula bertemu dengan

BAGIAN II--TEOLOGI KISAH PARA RASUL. l. Lukas adalah seorang Yunani, bukan seorang Yahudi-- Kol. 4:l0- l4

Siapakah Yesus Kristus? (5/6)

Penulis : Yohanes Tema : Yesus, Putra Allah. Tanggal Penulisan: M Latar Belakang

Pelajaran ini akan menolong saudara... Menerangkan siapa Yesus. Mengerti tujuan kedatangan-nya yang pertama dan kedatangan-nya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Gereja. Tubuh Kristus HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA. (Pertanyaan dan Jawaban)

Untuk memahami problem-problem Perjanjian Baru, khususnya Injil. Untuk mengenali secara jujur berbagai kritik terhadap keandalan Injil, serta mulai

Level 3 Pelajaran 6. RAJA DAN KERAJAAN-NYA Oleh Don Krow

PERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus.

Pelajaran Enam. Yesus Adalah Kebenaran. mendengar kepalsuan, kesalahan, atau kebohongan; kita tidak mau hidup atau

Pelajaran 8. Yesus Adalah Penguasa Ajaib. suatu kejadian di tempat jauh - "disana". Kata orang" ada tanda ajaib di desa

BUKU KESATU HIDUP BARU DI DALAM KRISTUS KEMANUSIAAN-NYA

KARUNIA-KARUNIA ROH. 3. Apa yang terjadi?

Bisa. Mengajar. Merupakan Pelayanan

Tahun A-B-C : Hari Raya Paskah LITURGI SABDA

BACA-GALI ALKITAB: PB & PL (APA YANG SAYA PELAJARI) 7 Juli 2015, YLSA Victor Christianto

RESENSI BUKU Keselamatan Milik Allah Kami - bagi milik

Siapakah Yesus Kristus? (3/6)

Kitab Mazmur : Kumpulan Tulisan Nubuatan

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Nama-namanya Peraturannya Tugasnya Masa depannya

Yesus yang Asli. oleh Kermit Zarley

UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN. Berkatalah Petrus kepada Yesus: Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!.

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #38 oleh Chris McCann

Mencari Keterangan Tentang Yesus

The State of Incarnation : Humiliation (KEHINAAN KRISTUS)

Alkitab dan kita: Bagaimana menafsirkan Alkitab. 2 Petrus 1:20. Bagaimana Alkitab mengubah hidup kita? 2 Petrus 1:21.

Petrus mengajarkan bahwa berdusta kepada Roh Kudus juga berdusta kepada Allah.

Surat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini

MEMBERITAKAN INJIL DENGAN UTUH. Pembinaan Calon Pemimpin Kelompok Kecil UPEMKIP

4 INJIL. Pelajaran ke 4 Hidup & Ajaran YESUS

KRISTUS TURUN DALAM KERAJAAN MAUT

Yesus Adalah Juru Selamat Manusia. pertanyaan : Mengapa manusia perlu seorang juru selamat? Apa artinya

Baptisan. Mencuci Bersih Dosa HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

Latar Belakang Kitab 1 Petrus: Petrus, Rasul Yesus Kristus (1Pet.1:1) Ev. Calvin Renata, M.Div.

DIPENUHI & DIBAPTIS DENGAN ROH KUDUS

KENAIKANYESUS KRISTUS

BAPTISAN ROH KUDUS. Baptisan Roh Kudus Baptism in the Holy Spirit Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam Perjanjian Baru terdapat empat Kitab Injil Yang menuliskan tentang kehidupan Yesus

Ketika kita mempelajari kehidupan Petrus, kita menemukan seorang yang sangat kontras. Dia seorang yang impulsif dan mandiri namun disaat yang sama ia

MENGAPA KITA HARUS BERBAHASA ROH? Bagian ke-1

PAULUS: RASUL UNTUK BANGSA LAIN. Lesson 1 for July 1, 2017

Dikutip dari ALKITAB Terjemahan Baru (TB) LAI 1974

Buku Pembimbing INJIL YOHANES CATATAN SISWA. No Tanggal Kirim. Tulislah dengan huruf cetak yang jelas! Nama Saudara. Alamat. Kota. Propinsi.

TAHUN B - Hari Minggu Biasa XXIV 13 September 2015 LITURGI SABDA

MISI DAN TUAIAN Sesi 1: Istilah Misi

Mukjizat Yesus. Apakah Mukjizat Itu?

BAB III Tuntutan Ketaatan terhadap Pertumbuhan Gereja

Buku buku Perjanjian Baru

Seri Iman Kristen (7/10)

Pertanyaan Alkitab (24-26)

Rencana Allah untuk Gereja Tuhan

Siapakah Yesus Kristus? (4/6)

WORLDWIDE BROTHERHOOD

APA KATA TUHAN? RENUNGAN SINGKAT! POKOK ANGGUR YANG BENAR. Yoh 15:1-8

BAB I PENDAHULUAN UKDW

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KESEMBUHAN TERMASUK DI DALAM PENEBUSAN

RENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order

PENGENALAN AKAN ROH KUDUS

Imbuhanpatrick.wordpress.com

Level 1 Pelajaran 14

KESEMBUHAN. 2. Apakah yang dijanjikan Tuhan bila mereka memenuhi syarat-syarat ini? 3. Bagaimana Ia menyebut diri-nya?

Surat Yohanes yang pertama

Pelajaran Sembilan. Yesus Itu Adalah Roti Hidup. rohani. Tentu saja Yesus bukan roti secara harfiah, tetapi kata- kata ini adalah

Lalu Yesus bertanya kepada mereka: Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini? 16. Maka jawab Simon Petrus: Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!

Level 1 Pelajaran 15

BAB I PENDAHULUAN UKDW

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang Permasalahan

SIGNIFIKASI DOKTRINAL KENAIKAN KRISTUS KE SURGA DAN RELEVANSINYA DENGAN ORANG PERCAYA

Level 3 Pelajaran 3. MUKJIZAT MEMULIAKAN ALLAH Oleh Andrew Wommack

Revelation 11, Study No. 38 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No.38, oleh Chris McCann

Level 3 Pelajaran 5. PENGANIAYAAN Oleh Don Krow

DAFTAR BACAAN ALKITAB GMIT. Tahun 2017 TEMA PEELAYANAN: YESUS KRISTUS ADALAH TUHAN

Keterangan Dasar Tentang Alkitab

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB BANGUNLAH, BERILAH DIRIMU DIBAPTIS (2)

Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang- orang majus dari Timur ke Yerusalem 2 dan bertanya- tanya: "Di manakah Dia, raja

Lesson 1 for April 4, 2015

BAB I PENDAHULUAN Permasalahanan Latar belakang masalah

Firman Tuhan Datang Kepada Nabi William Marrion Branham

Yohanes 1. Buku Pembimbing: Injil Yohanes

KARUNIA TUHAN UNTUK KESELAMATAN

Minggu 10 : Adakah Allah Menyembuhkan Pada Masa Kini?

HUBUNGAN HUKUM TAURAT DENGAN ORANG PERCAYA PERJANJIAN BARU

BAB I PENDAHULUAN. cukup panjang yang disebut Injil. Karangan-karangan yang panjang itu bercerita tentang seorang

Apakah Allah Akan Mengatakan Kepadaku Apa yang Harus Kulakukan Selanjutnya?

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu?

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari...

Pelayanan Mengajar itu Penting

Mengusir Roh Jahat dari Anak yang Bisu

BUAH-BUAH ROH & KARUNIA ROH KUDUS

LITURGI SABDA. Bacaan pertama (Am. 7 : 12-15) Pergilah, bernubuatlah terhadap umat-ku. Bacaan diambil dari Nubuat Amos

SIAPAKAH? ; BAGAIMANAKAH? DAN MENGAPAKAH? sehubungan dengan. baptisan. telah dibaptis dalam kematian-nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan

Transkripsi:

VERITAS 2/1 (April 2001) 113-121 RAHASIA JATI DIRI YESUS DALAM INJIL MARKUS: SUATU TINJAUAN TERHADAP TESIS WILLIAM WREDE PENDAHULUAN SULIANA GUNAWAN Kristologi dimulai ketika manusia mulai mengungkapkan kesaksian imannya di dalam nama Yesus. Momentum paling krusial yang tercatat di dalam Kitab Injil adalah ketika Petrus memberikan pengakuan kepada Yesus: Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup! (Mat. 16:16; Mrk. 8:29; Luk. 9:20). Suatu pengakuan yang dibenarkan oleh Yesus sendiri, sesuai dengan kesadaran diri-nya sebagai Mesias yang telah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama. Dalam sejarah kekristenan studi kristologi yang signifikan telah banyak dilakukan dan telah memunculkan tantangan terhadap pemahaman kristologi tradisional gereja-gereja Kristen yang sudah berlangsung selama berabad-abad. Pemahaman-pemahaman yang baru selalu berupaya untuk mencapai suatu konklusi yang berbeda dengan pemahaman sebelumnya dengan cara mempertanyakan kembali kesadaran Mesianik dari Yesus. Akibatnya pertanyaan ini telah menimbulkan banyak perdebatan di kalangan para teolog karena setiap mereka berusaha untuk memberikan jawaban menurut sudut pandangnya masing-masing. Salah seorang dari antara jajaran teolog yang terlibat dalam perdebatan yang sengit ini adalah William Wrede. Ia adalah pelopor yang berinisiatif menganalisa dan menghargai natur teologi kitab-kitab Injil Sinoptik. Ia jugalah yang pertama kali memprakarsai studi Injil Markus dengan teorinya yang disebut Messianic Secret. Karena upaya inilah Injil Markus dapat dikenal sebagai Injil yang mengandung berita teologis yang berbeda, bukan hanya sekadar mengisahkan kembali sejarah pelayanan Yesus. Sebelum Wrede Injil Markus secara tradisional diperlakukan sebagai kitab yang paling sedikit bernilai teologis meskipun kitab ini diterima sebagai kitab yang paling dapat dipercaya dan sebagai dokumen historis dari antara keempat Injil.

114 Veritas: Jurnal Teologi dan Pelayanan TEORI WILLIAM WREDE : MESSIANIC SECRET William Wrede (1859-1906) menandai adanya suatu titik balik dalam studi Injil Markus. Sebelumnya Injil Markus telah diterima sebagai dokumen historis yang paling dipercaya, namun Wrede dalam bukunya, The Messianic Secret, 1 menegaskan bahwa Injil Markus semata-mata ditulis dengan tujuan teologis. Markus bukan hanya menulis suatu kisah yang berdasar pada tradisi tentang kehidupan Yesus. Akan tetapi ia telah membenahi kembali materi dari tradisi yang ada untuk kemudian membentuknya menjadi Kristologi Markus karena ia amat memahami nilai historis dari Injil tersebut, berkenaan dengan iman kepercayaan gereja mula-mula tentang Yesus. Menurut Wrede, selama pelayanan-nya di dunia Yesus tidak memperkenalkan diri-nya sebagai Mesias secara terbuka di depan umum. Atau dengan kata lain, karakter kehidupan Yesus di dunia sebenarnya adalah non-mesianik, namun Markus tampaknya berupaya menekankan gambaran Yesus sebagai Mesias. Mengapa bisa terjadi demikian? Hal ini harus dipahami sebagai akibat dari pengaruh iman Kristen mula-mula pada saat itu, sehingga Markus berusaha menjelaskan Yesus sebagai Seseorang yang selalu mempertahankan rahasia ke-mesias-an-nya. Bagi Markus, walaupun Yesus adalah Mesias namun Ia tidak menyatakan jati diri-nya. Penekanan kedua dari teori Wrede berkenaan dengan lingkup dari Messianic Secret. Ia berargumen bahwa kerahasiaan ini mencakup seluruh Injil Markus. Maksudnya, kerahasiaan ini bukan hanya meliputi jati diri Yesus, tetapi juga dalam kegiatan-nya yaitu mengajar, mengadakan mujizat; mengalami penderitaan khususnya dalam peristiwa kematian dan kebangkitan-nya. Wrede mengamati bahwa narasi Markus menyodorkan Messianic Secret itu dengan cara: (a) Yesus menyuruh roh jahat supaya diam berhubungan dengan identitas Mesianik-Nya (1:25, 34; 3:12), juga kepada orang yang Ia sembuhkan dan para murid-nya (8:30; 9:9). (b) Yesus mengaburkan misi-nya dengan cara mengajar melalui perumpamaan-perumpamaan sehingga muridmurid-nya tidak mengerti (4:10-13). Meskipun para murid ini adalah penerima wahyu ilahi dan instruksi-instruksi pribadi dari Yesus, tetapi mereka tetap tidak dapat memahami apa yang mereka lihat dan mereka dengar. (c) Ada beberapa peristiwa di mana Yesus mengundurkan diri dari khalayak ramai yang kesemuanya bertujuan untuk menyembunyikan jati diri-nya (1:35-39; 7:24; 9:30 dst.). 1 (Cambridge: James Clarke & Co., 1971).

RAHASIA JATI DIRI YESUS DALAM INJIL MARKUS 115 Penekanan ketiga dari teori Wrede adalah usahanya untuk merelasikan fenomena-fenomena yang berkontradiksi yang terdapat dalam narasi Markus, khususnya di tempat-tempat di mana Messianic Secret itu dilanggar. Misalnya, kontradiksi-kontradiksi yang kita temukan dalam kisah-kisah mujizat di mana Yesus memberi perintah kepada murid-nya supaya diam. Akan tetapi perintah ini sama sekali diabaikan sehingga tindakan-tindakan Yesus yang penuh kuasa itu akhirnya diproklamasikan secara terbuka (1:4-45; 7:24). Penekanan teori Wrede selanjutnya ialah bahwa kisah dalam Injil Markus itu harus dipahami sebagai produk dari masa akhir abad pertama. Markus menulis Injilnya demi memenuhi kebutuhan gereja saat itu dengan maksud untuk menjelaskan kehidupan Yesus di dunia sebagai Mesias. Padahal dalam masa itu natur non-mesianik dari kehidupan dan pelayanan Yesus belumlah terlupakan. Namun dengan bergesernya waktu, ingatan akan natur non-mesianik Yesus akan semakin luntur dari benak orang Kristen mula-mula. Bagi Markus tidak menjadi masalah apabila ia menunjukkan Yesus sebagai Mesias sekarang dan kemudian. Yang penting ialah bagaimana caranya agar ia dapat membuktikan bahwa Yesus adalah Mesias selama seluruh kehidupan-nya di dunia. Wrede menyimpulkan bahwa Yesus sendiri tidak memiliki kesadaran Mesianik. Yesus menjadi Mesias baru setelah kebangkitan-nya, ketika jemaat dari sejumlah gereja awal menginterpretasikan pengalaman mereka terhadap Yesus yang dibangkitkan itu sebagai suatu indikasi bahwa Allah telah menjadikan-nya Mesias. 2 Wrede juga beranggapan bahwa kepercayaan gereja mula-mula itu tidak didukung oleh tradisi kehidupan Yesus, karena tradisi-tradisi itu tidak bersifat Mesianik. Oleh karena gereja pada masa itu menghadapi masalah bagaimana menggabungkan iman dalam Yesus dengan tradisi tentang kehidupan Yesus, maka Markuslah yang kemudian mengusulkan suatu interpretasi baru berupa motif rahasia ini dalam Injilnya. Perintah untuk diam dijelaskan sebagai larangan dari Yesus sendiri yang ingin agar ke-mesias-an-nya disembunyikan selama pelayanan-nya, karena dikuatirkan akan menimbulkan konsep yang salah sehingga nantinya Dia dinyatakan sebagai Raja secara politis. Dengan demikian, menurut Wrede, masyarakat Markus telah mempunyai kesadaran yang dalam tentang ke-mesias-an Yesus setelah peristiwa kebangkitan itu. Hal ini terlihat selama kehidupan Yesus, khotbah-nya yang tidak mereka mengerti dengan jelas (4:21 dan seterusnya). Tetapi setelah kebangkitan Yesus tidak ada lagi kendala 2 Ibid. 218.

116 Veritas: Jurnal Teologi dan Pelayanan dan tidak ada lagi batasan-batasan khotbah-nya. Masyarakat pascakebangkitan tidak lagi seperti kedua belas murid, mereka dapat memahami ke-mesias-an Yesus dengan tepat dan benar. Inilah tujuan Markus mendirikan motif rahasia jati diri Yesus, yakni demi dogmatika gereja semata-mata. Sekali lagi, Markus berupaya menggambarkan hal ini sebagai sebuah strategi yang sengaja dilakukan oleh Yesus sendiri guna memberikan wahyu ilahi secara bertahap kepada para murid-nya. PEMAHAMAN TENTANG INJIL MARKUS Di dalam keempat Injil, gambaran mengenai Yesus telah disajikan dengan cara yang berbeda oleh para penulisnya. Markus menyusun kisah Yesus dengan cara istimewa. Karakter-karakter dalam cerita tidak dibedakan hingga cerita itu selesai: para murid selalu salah paham kepada-nya, bahkan keluarga-nya gagal memahami-nya, dan Yesus sendiri tidak membuka jati diri-nya hingga cerita terakhir (14:61-62). Hal ini sangat kontras dengan Injil Yohanes di mana sejak awal Yesus segera dikenal sebagai Kristus, Anak Allah (Yoh. 1:29-52; 5:10-29), dan menyangkal bahwa Yesus telah mengajar segala sesuatu secara rahasia (Yoh. 18:20). Dalam Injil Markus, di satu sisi kita memang dapat melihat adanya perintah Yesus supaya menyimpan jati diri-nya secara rahasia. Akan tetapi, di sisi lain kita juga dapat menemukan kisah-kisah di mana Markus memberi informasi kepada para pembacanya bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah (1:1). Dalam peristiwa baptisan-nya, Allah sendiri menegaskan bahwa Yesus adalah Anak yang dikasihi-nya (1:11). Kendati demikian keilahian Yesus sebagai Anak Allah tetap tidak terpahami (14:61-64). Akhirnya, di atas kayu salib, seorang kepala pasukan Romawi memecahkan kerahasiaan jati diri Yesus sebagai Anak Allah dengan berseru secara terbuka, Sungguh, orang ini adalah Anak Allah (15:39). Jadi, rahasia kepribadian Yesus hanya diberitahukan kepada para murid-nya dan hal ini pun baru diungkapkan kepada mereka kemudian. Markus tidak mempolakan Injilnya dan ia bukan seorang pengumpul tradisi secara mekanis. Melalui karyanya ini ia ingin mengungkapkan berita yang amat penting. Ia menulis Injilnya dengan cara kreatif di dalam terang pemahamannya yang istimewa mengenai Yesus, dan dari situasi gereja dari mana Injilnya disusun pada mulanya. Sedangkan kita sebagai pembaca, akan belajar dari Markus tentang apa yang telah Yesus katakan dan perbuat. Informasi ini disampaikan kepada kita melalui interpretasinya terhadap tradisi yang telah ia terima pada waktu itu. Dengan demikian, para pembaca Injil Markus sudah mengetahui sejak semula bahwa cerita-cerita yang dicatat itu adalah Injil dari Yesus Kristus.

RAHASIA JATI DIRI YESUS DALAM INJIL MARKUS 117 Mereka sudah mengetahuinya sesuai dengan nubuat dalam Perjanjian Lama bahwa Yesus akan datang setelah Yohanes dan akan dibaptis dengan Roh Kudus. Hal ini tidak pernah disembunyikan dari mereka selama kehidupan Yesus di dunia. Mereka juga mengetahui bahwa Yesus adalah Anak yang diperkenan Allah; dan ketika Yesus mati, Ia ditinggalkan oleh manusia dan Allah. Semua ini dimaksudkan untuk menggenapi firman Allah, yaitu bahwa Anak Manusia harus memberikan nyawa-nya untuk menjadi tebusan bagi banyak orang. Jadi, Markus tidak bermaksud menyajikan sesuatu yang membingungkan kepada para pembacanya, sebaliknya, ia menyajikan karakter yang unik dari satu Pribadi yang sudah mereka kenal sebelumnya. Contohnya dapat kita lihat di Markus 5:19, 20; 10:47-52, di mana Yesus memberi perintah kepada mereka yang telah disembuhkan dan diberkati agar memberitakan kabar baik ini. Selain itu ada juga peristiwa lain yang membawa akibat yang sama (1:28, 44-45; 6:31; 7:24). Jadi, Messianic Secret bukanlah sebuah konstruksi teologis yang ke dalamnya Markus memasukkan Yesus-nya. Apa yang Markus tulis dalam Injilnya memang merupakan konsekuensi karakteristik dari Sang Mesias yang tidak dapat ia hindari. Karena memang Yesus datang ke dunia sebagai Mesias yang natur-nya akan dikenal bukan melalui proklamasi secara blak-blakan atau melalui seruan keras kepada khalayak ramai. Tetapi melalui suatu pengenalan dalam situasi yang akrab di rumah-rumah, di antara orang-orang yang berada di sekeliling-nya, yang kemudian menyerahkan diri untuk menjadi pengikut-nya meskipun pemahaman mereka terhadap-nya masih dangkal. Ini merupakan suatu rahasia yang hanya dapat terungkap setelah misi-nya digenapi melalui penderitaan-nya. Tujuan Markus berkenaan dengan rahasia tentang Mesias yang menderita adalah untuk menjawab penolakan orang Yahudi yang berpendapat bahwa seorang Mesias tidak mungkin mati dengan cara yang tidak logis, misalnya melalui penyaliban seperti pada orang Romawi. Bagi mereka Yesus tidak mungkin Sang Mesias itu. Respons Markus: Yesus adalah Mesias dan kematian-nya sesuai dengan rencana penebusan Allah. Jadi, tujuan penulisan Injil Markus adalah untuk mengungkapkan sejarah penyelamatan dan teologi, dan maksud Injil Markus berlawanan dengan konsep Wrede tentang Messianic Secret. Kerahasiaan ini bukan hanya sekadar berkenaan dengan jati diri Yesus sebagai Mesias, tetapi lebih merupakan pengungkapan diri Allah kepada umat manusia, atau dengan kata lain, isi dari kerahasiaan itu sebenarnya adalah wahyu Allah sendiri. Pelopor penyerang teori Wrede ini adalah Albert Schweitzer. Dalam bukunya Von Reimarus zu Wrede/From Reimarus to Wrede, Schweitzer

118 Veritas: Jurnal Teologi dan Pelayanan menunjukkan bahwa ia mengambil posisi yang berbeda dari Wrede. Ia menyatakan bahwa Injil Markus harus diakui sebagai sejarah murni di mana Yesus memang benar adalah Mesias, ke-mesias-an itu bukan baru dimulai pada saat penampakan diri-nya setelah kebangkitan, melainkan berada di dalam kesadaran diri-nya sendiri. 3 Tokoh lain, H. J. Ebeling, juga memberikan revisi yang amat penting terhadap konsep Wrede. Ebeling berargumen bahwa rahasia itu bukan hanya berkenaan dengan jati diri Yesus sebagai Mesias, melainkan lebih merupakan pengungkapan Allah tentang diri-nya kepada manusia. 4 PEMBAHASAN SINGKAT DARI TEKS INJIL MARKUS Markus 1:23-25, 34; 3:11-12: Pengenalan Roh-roh Jahat terhadap Mesias Wrede menganggap bahwa pengenalan roh-roh jahat terhadap Mesias ini merupakan kunci untuk mengevaluasi larangan Yesus dalam pengungkapan jati diri-nya atau yang disebut Messianic Secret. Menurutnya, ide Yesus sebagai Mesias merupakan tambahan dari Markus terhadap kisah ini yang diambilnya dari sumber tradisi. Wrede mempertanyakan, mengapa setiap kali setelah menyembuhkan orang sakit, mereka selalu memberikan kesimpulan yang sama terhadap pribadi Yesus: Apakah ini Mesias? Untuk menjawab Wrede, kita perlu melihat perikop ini lebih rinci. Roh jahat itu memanggil Yesus dengan dua nama: (1) Yesus orang Nazaret, ini mempunyai implikasi bahwa Yesus sudah menyiapkan diri untuk dikenal. (2) Yang Kudus dari Allah, ungkapan ini mengekspresikan suatu kebenaran yang dalam mengenai Yesus, yang tidak dikenal oleh orang-orang yang sedang berdiri di situ, namun dikenal oleh roh jahat tersebut. Nampaknya roh jahat ini memiliki pengetahuan supranatural sehingga ia mengenal keilahian Yesus dan mengakui-nya lebih superior daripada dirinya. Dengan cara demikianlah Markus memperkenalkan Yesus kepada para pembaca Injilnya. Yesus menegur roh jahat itu supaya diam, begitu juga kepada para murid-nya dan orang-orang yang telah Ia sembuhkan. Mengapa? Semua ini disebabkan pengetahuan mereka tentang pribadi Yesus masih belum lengkap, walaupun tidak salah sama sekali. Masih ada hal lain yang lebih penting yang harus mereka ketahui nantinya, yaitu tentang 3 (ET: The Quest of the Historical Jesus. New York: Macmillan Co., 1961) 335, 338-348. 4 Das Messiasgeheimnis und die Botshaft des Marcus Evangelisten (Berlin: Teopelmann, BZNW, 1939) 95-115, 144-146.

RAHASIA JATI DIRI YESUS DALAM INJIL MARKUS 119 pelayanan Yesus melalui penyaliban dan kebangkitan-nya (9:9). Setelah melewati jalan penyaliban dan kebangkitan, barulah Ia akan dapat mengungkapkan diri-nya sebagai Anak Allah secara lengkap. Bagi Markus, inilah Injil dari Yesus, Mesias, Anak Allah. Markus 1:40-45: Penyembuhan Orang Sakit Kusta Wrede menganggap bahwa kisah penyembuhan orang sakit kusta ini tidak dapat diterima sebagai peristiwa historis karena sama sekali tidak ada kesaksian yang dapat dijadikan bukti untuk otoritas Yesus. Bagian ini hanya bermotif dogmatis yang memiliki tujuan untuk melayani kebutuhan ide tentang Messianic Secret, karena Yesusnya Markus ingin menyembunyikan diri di balik pemberitahuan penyembuhan kepada imam itu. Bagi Wrede, apabila peristiwa ini memang benar terjadi, Yesus seharusnya secara terang-terangan mengirim orang kusta tersebut kepada imam untuk mengungkapkan jati diri-nya yang sebenarnya, agar Ia dikenal oleh imam dan semua orang secara terbuka. Sebagai respons atas pandangan Wrede ini kita dapat melihat ayat 44 di mana Yesus berpesan kepada orang kusta tersebut, Janganlah engkau memberitahukan apa-apa tentang hal ini kepada siapapun. Yesus melarang si kusta ini menceritakan tentang diri-nya kepada siapapun bisa disebabkan oleh jauhnya jarak perjalanan dari Galilea ke sinagoga di Yerusalem, karena maksud utama Yesus adalah mengirim mantan penderita kusta ini ke sinagoga, di mana ia harus memperlihatkan dirinya kepada imam dan memberikan persembahan sebagaimana yang diperintahkan Musa untuk pentahirannya. Persembahan ini sendiri merupakan suatu bukti kepada imam bahwa ia telah disembuhkan secara total oleh seseorang yang bernama Yesus. Dengan demikian, secara tidak langsung, Yesus telah dengan terbuka mengumumkan jati diri- Nya sendiri kepada imam dan orang banyak sama seperti kepada si kusta. Dengan kata lain Ia tidak merahasiakan ke-mesias-an-nya. Sangatlah sulit untuk menyimpulkan bahwa perikop ini merupakan ciptaan Markus demi tujuan teologis semata-mata sebagaimana ditegaskan oleh Wrede. Perikop ini memiliki sumber historis yang bermakna teologis. Kisah penyembuhan ini mempunyai dua elemen dari cerita tradisinya: (1) penyembuhan Yesus terhadap si kusta dan (2) pemenuhan terhadap hukum Musa. Hal ini dapat dijelaskan demikian: Pertama, sebagai kisah penyembuhan, laporan ini berfokus pada penyembuhan Yesus terhadap si kusta. Bagi Yudaisme hal ini hanya dapat dilakukan oleh Allah, atau, menunjukkan bahwa orang yang bernama Yesus itu adalah Sang Mesias, Anak Allah, yang memiliki kuasa dari Allah untuk menyembuhkan penderita. Kedua, Yesus memenuhi

120 Veritas: Jurnal Teologi dan Pelayanan hukum Musa dengan memerintahkan orang itu untuk mentaati prosedur legal dengan cara pergi ke sinagoga dan memberikan persembahan untuk pentahirannya. Markus 8:27-30: Pengakuan Petrus Menurut Wrede, pengakuan Petrus Engkau adalah Mesias tidak diragukan lagi menjadi daya tarik Markus, karena bagi Markus para murid itu juga berada di dalam dimensi dogma teologis. Jadi, pengakuan Mesianik dari Petrus itu hanyalah merupakan suatu motivasi dari kisah tentang Messianic Secret. Karena dalam karya tulisnya ini Markus lebih berkonsentrasi pada kesadaran teologisnya dibanding peristiwa historisnya, maka bukannya tidak mungkin jika kisah pengakuan ini diaplikasikan oleh orang-orang kepada Yesus setelah peristiwa kebangkitan-nya di hari-hari kemudian. Tantangan ini dapat kita jawab dengan melihat posisi perikop ini dalam tradisi. Dari sudut pandang tradisi, pengakuan Petrus dilihat sebagai suatu peristiwa penting dalam kehidupan pelayanan Yesus. Karena itu jelas bagi Markus bagian ini memegang peranan yang amat penting dalam penyusunan Injilnya sebab perikop ini berkaitan erat dengan kisah-kisah sebelumnya, yang kemudian mencapai klimaksnya pada bagian terakhir kisah tersebut. Murid-murid Yesus yang selalu diliputi ketidakmengetian itu pada akhirnya terbuka matanya terhadap kebenaran, walaupun nampaknya masih belum lengkap. Pemahaman mereka tentang Yesus tetap belum cukup. Hal ini terlihat meskipun mereka telah melewati pengalaman ini namun tetap sering gagal untuk mengerti ajaran Yesus. Mereka tetap tidak mampu menangkap kepentingan dari penderitaan Yesus yang adalah natur ke-mesias-an- Nya. Inilah alasan utama mengapa Yesus sekali lagi melarang mereka agar tidak memberitahukan kepada siapapun mengenai jati diri-nya. Ralph Martin dalam bagian ini memberi komentar bahwa kerahasiaan jati diri Yesus hanya diketahui oleh para murid-nya karena Ia sudah menyatakan-nya kepada mereka. Bukan sebagai sebuah formula untuk diketahui dan diulang-ulang, melainkan sebagai suatu hak istimewa yang dikaruniakan kepada mereka setelah menerima jalan-nya melalui ketaatan demi misi pelayanan-nya (4:11, 34; 8:27 dan seterusnya). 5 Jadi, pengakuan di Kaisarea Filipi ini adalah hal yang sangat esensial bagi Markus karena bagian ini memiliki peran sebagai basis bagi pengajaran-pengajaran kebenaran Yesus selanjutnya. Yaitu untuk mempersiapkan pemikiran murid-murid kepada peristiwa kesengsaraan 5 Mark: Evangelist and Theologian (Grand Rapids: Zondervan 1973) 112.

RAHASIA JATI DIRI YESUS DALAM INJIL MARKUS 121 yang menjadi Injil kebenaran yang menyelamatkan, meskipun para murid pada waktu itu tetap tidak mengerti kata-kata ilahi yang disampaikan kepada mereka. Bagi Markus, pencantuman perikop ini akan dapat mempertahankan fungsinya sebagai satu kisah tradisi yang otentik dan kisah ini akan dapat memperlengkapi para murid sendiri dalam peranan mereka sebagai saksi rasul-rasul bagi gereja di kemudian hari. KESIMPULAN Pertanyaan Yesus kepada para murid: Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini? terus-menerus dilontarkan kembali dalam diskusi-diskusi teologis sepanjang sejarah kekristenan. Tujuannya untuk membangun jati diri orang Kristen melalui kristologi, dan mendefinisikan siapa Yesus yang berada di dalam empat Injil itu sebenarnya. Bagaimanapun, kita patut mengakui bahwa Wrede adalah pelopor agung yang menyelidiki Injil Markus, yang memberikan kontribusi melalui pemahamannya bahwa Markus menulis suatu karya yang bersifat teologis, bukan murni sebagai dokumen historis semata-mata. Namun, karena Wrede terlalu memberi penekanan kepada peran Markus dalam penulisan Injilnya ini, maka muncullah pemahaman dan penafsiran teologis yang menyimpang yang ia namakan sebagai Messianic Secret. Kita juga tidak dapat menyangkal bahwa dalam Injil Markus tampaknya memang ada hal-hal yang paradoks. Pada satu sisi Yesus digambarkan sebagai Anak Allah yang bertindak dengan segala otoritas Allah (2:1-12), namun di sisi lain Yesus bertindak dengan kelemahan, kerendahan hati dan menderita. Yesus dalam Injil Markus yang kelihatannya sengaja disembunyikan sangat kontras dengan ketegasan kristologi dalam Injil Matius. Itulah sebabnya mengapa Wrede dapat dengan mudah menghakimi bahwa penemuan Markus tentang Messianic Secret ini tidak dapat dipertahankan secara historis. Akhirnya, sebagai konklusi, dapat dijelaskan bahwa motif rahasia di dalam Injil Markus sebenarnya adalah kerangka kerja Markus dalam menyusun Injilnya di mana jati diri Yesus sebagai Mesias diungkapkan secara sedikit demi sedikit. Namun, pada sisi lain kita melihat bahwa ke-mesias-an Yesus telah diperkenalkan sejak awal di dalam baptisan- Nya; diumumkan secara terbuka melalui suara Allah; dari pengakuan roh-roh jahat; di dalam peristiwa transfigurasi; pengakuan ini ditegaskan kembali melalui murid-nya (Petrus); dan pada akhirnya dalam peristiwa di atas kayu salib serta kebangkitan-nya yang merupakan proklamasi klimaks tentang ke-mesias-an Yesus. Dengan demikian, sama seperti kepala pasukan yang berdiri di dekat salib Yesus, kita pun pada akhirnya akan mengaku Sungguh, orang ini adalah Anak Allah!