BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan isi dari Standar Pendidikan Nasional, Permendikbud No. 57 Tahun 2014 Pasal (1) ayat 1 menyatakan bahwa Kurikulum pada Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah yang telah dilaksanakan sejak tahun ajaran 2013/2014 disebut Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Hal ini juga sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum yang menyatakan bahwa mulai tahun pelajaran 2013/2014 diberlakukan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013 secara bertahap. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan dari pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik. Pembelajaran terpadu didefinisikan sebagai pembelajaran yang menghubungkan berbagai gagasan, konsep, keterampilan, sikap, dan nilai, baik antar mata pelajaran maupun dalam satu mata pelajaran. Pembelajaran tematik memberi penekanan pada pemilihan suatu tema yang spesifik yang sesuai dengan materi pelajaran, untuk mengajar satu atau beberapa konsep yang memadukan berbagai informasi. Pembelajaran tematik menekankan pada keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga peserta didik dapat memperoleh 1
2 pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Muatan pelajaran yang dipadukan adalah muatan pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPS, IPA, seni Budaya dan Prakarya (SBdP), serta Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan (PJOK). Dalam Kurikulum 2013 ini, pemerintah sudah menyiapkan tema dan sudah dikembangkan menjadi subtema dan satuan pembelajaran. Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar peserta didik. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema, sehingga peserta didik akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Selain itu, penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar akan sangat membantu peserta didik dalam membentuk pengetahuannya, karena sesuai dengan tahap perkembangannya peserta didik yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik). Dalam pembelajaran Kurikulum 2013, pendekatan yang digunakan adalah pendekakatan saintifik atau pendekatan berbasis proses keilmuan. Pelaksanaan pendekatan saintifik adalah pengorganisasian pengalaman belajar melalui kegiatan mengamati (observing), menanya (questioning), mengumpulkan informasi/mencoba (experimenting), menalar/mengasosiasi (associating), dan mengomunikasikan (communicating). Pendekatan saintifik ini diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengetahuan peserta didik. Seorang guru memiliki peran yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Guru harus mampu mengembangkan kegiatan belajar mengajar yang menarik, kreatif dan dinamis sehingga dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi peserta didik. Dalam pendekatan saintifik dapat menggunakan beberapa strategi seperti pembelajaran kontekstual. Model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik Kurikulum 2013 antara lain:
3 Discovery Learning, Project Based Learning, Problem Based Learning dan Inquiry Learning dan lain-lain. Berdasarkan lampiran Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian yang menyatakan bahwa Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah. Penilaian sangat dibutuhkan untuk mengetahui hasil belajar siswa karena guru dapat mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap suatu muatan pelajaran dengan melakukan penilaian. Penilaian dapat dilakukan secara tertulis maupun tidak tertulis. Apabila dalam melakukan penilaian ditemukan nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), maka guru berhak melakukan perbaikan dan melakukan pengayaan bagi siswa yang nilainya di atas KKM. Pada tahun pelajaran 2013/2014 SDN Pati Kidul 01 sudah menerapkan Kurikulum 2013 dengan menggunakan pendekatan saintifik untuk kelas 1 dan kelas 4. Kemudian secara bertahap dilanjutkan oleh kelas 2 dan kelas 5 pada tahun pelajaran 2014/2015. Pada tahun pelajaran 2015/2016 kelas 3 dan kelas 6 juga menggunakan Kurikulum 2013 sehingga pada tahun ini semua kelas 1 sampai dengan kelas 6 sudah menerapkan Kurikulum 2013. Berdasarkan pengalaman penulis pada tahun pelajaran 2015/2016, ketika mengajar di kelas 4 C dalam pelaksanaan pembelajaran siswa masih kurang berpartisipasi secara aktif. Para siswa masih belum ada keberanian dalam menyampaikan pendapat ataupun bertanya kepada guru. Mereka hanya akan menjawab ketika ditanya oleh guru. Dengan munculnya argumen-argumen bahwa rendahnya rasa ingin tahu, rasa takut untuk menyampaikan pendapat dan kurang berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, maka penulis akan mencoba menjadikan kegiatan pembelajaran yang aktif bagi para siswa terutama pada muatan Matematika, melihat kondisi para siswa yang masih membutuhkan waktu untuk beradaptasi di lingkungan baru
4 yaitu kelas 4 di tahun ajaran 2016/2017. Aktif yang dimaksud ditentukan dalam menemukan solusi atau konsep dalam pembelajaran yang dilakukan oleh siswa. Untuk menumbuhkan kreatifitas dan keaktifan siswa tersebut, maka upaya yang sebaiknya dilakukan adalah guru sudah melakukan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik dengan model yang sesuai untuk pembelajaran pada muatan Matematika. Dengan demikian, penulis berharap dapat meningkatkan keaktifan pembelajaran dan hasil belajar dalam muatan Matematika pada kelas 4 B SDN Pati Kidul 01 Pati pada tahun pelajaran 2016/2017. Oleh sebab itu, guru dituntut untuk menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan karakter siswa atau berpusat pada siswa (student centered). Dari berbagai model, ada satu model pembelajaran yang dianggap cocok untuk meningkatkan keaktifan siswa yaitu model discovery learning. Model pembelajaran berbasis penemuan (discovery learning) mendorong untuk menemukan konsep yang sebelumnya tidak diketahui. Berdasarkan Permendikbud No. 57 Tahun 2014, untuk menyikapi uraian masalah di atas, maka perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Peneliti akan melakukan penelitian tentang pembelajaran Matematika menggunakan model yang ideal seperti model discovery learning. Berdasarkan sumber yang penulis dapat dari modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 tahun 2015, dituliskan bahwa penggunaan discovery learning ingin mengubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif. Penelitian yang akan dilakukan ini akan dituangkan dalam judul penelitian Peningkatan Keaktifan Pembelajaran dan Hasil Belajar Muatan Matematika Tema Indahnya Kebersamaan melalui Model Discovery Learning pada Siswa Kelas 4 B SDN Pati Kidul 01 Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada latar belakang di atas, perlu adanya identifikasi masalah sebagai berikut: a. Siswa masih kurang memiliki keberanian dalam menyampaikan pendapat atau bertanya kepada guru.
5 b. Rendahnya rasa ingin tahu dan kurang berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. c. Siswa masih beradaptasi dengan lingkungan baru di awal tahun pelajaran d. Guru belum menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan saintifik, yaitu discovery learning. 1.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah, maka pembatasan masalah penelitian ini adalah penerapan model discovery learning melalui pendekatan saintifik untuk meningkatkan keaktifan pembelajaran dan hasil belajar muatan Matematika pada tema Indahnya Kebersamaan pada siswa kelas 4 B SDN Pati Kidul 01 Kecamatan Pati Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2016/2017, terutama pada sub tema satu dan sub tema dua. 1.4 Rumusan Masalah a. Bagaimana penerapan model discovery learning dalam meningkatkan keaktifan pembelajaran muatan Matematika siswa kelas 4 B SDN Pati Kidul 01 pada tema Indahnya Kebersamaan semester I tahun pelajaran 2016/2017? b. Apakah peningkatan keaktifan pembelajaran melalui model discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar muatan Matematika siswa kelas 4 B SDN Pati Kidul 01 pada tema Indahnya Kebersamaan semester I tahun pelajaran 2016/2017? 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut: a. Untuk meningkatkan proses keaktifan pembelajaran muatan Matematika siswa kelas 4 B SDN Pati Kidul 01 melalui model discovery learning tema Indahnya Kebersamaan semester I tahun pelajaran 2016/2017.
6 b. Untuk meningkatkan hasil belajar muatan Matematika melalui peningkatan keaktifan siswa kelas 4 B SDN Pati Kidul 01 melalui model discovery learning tema Indahnya Kebersamaan semester I tahun pelajaran 2016/2017. 1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Manfaat Teoretis Secara teoretis manfaat dari penilitian ini adalah untuk mengenalkan bahwa model discovery learning tepat untuk memperbaiki keaktifan pembelajaran yang masih kurang dan dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar bagi para siswa. 1.6.2 Manfaat Praktis Berdasarkan masalah dan tujuan penelitian yang dikemukakan di atas secara praktis diharapkan penelitian yang dilakukan dapat bermanfaat bagi: a. Siswa Melatih siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran Matematika agar dapat menumbuhkembangkan potensi yang ada dalam diri siswa, serta diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan kualitas proses khususnya dalam pembelajaran Matematika. b. Guru Dapat memberikan gambaran penerapan model discovery learning yang dapat dijadikan alternatif dalam pembelajaran Matematika di kelas. c. Sekolah Diharapkan akan menjadi satuan pendidikan yang terbiasa melakukan peneliatian sehingga bermanfaat dalam perbaikan dan peningkatan pembelajaran.