Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Diet Dengan Kepatuhan Diet Penderita Hipertensi di Puskesmas Padang Bulan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN KEPATUHAN DIIT PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS SIANTAN HILIR PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG OBAT GOLONGAN ACE INHIBITOR DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM PELAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI DI RSUP PROF DR

INTISARI. M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd., Apt 2 ; dr. Hotmar Syuhada 3

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun

BAB I PENDAHULUAN. (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi sering kali disebut silent killer karena

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kulon Progo yang memiliki 8 dukuh, yaitu Dhisil, Giyoso, Kidulan,

Tedy Candra Lesmana. Susi Damayanti

HERNAWAN TRI SAPUTRO J

BAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi dimana pembuluh darah secara terus-menerus mengalami

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA DOKTER KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

Jurnal Kesehatan Masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN

INTISARI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PERILAKU PENGOBATAN DENGAN TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD DR.

BAB I PENDAHULUAN. terus meningkat. Penyakit ini diperkirakan mengenai lebih dari 16 juta orang

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada

KEPATUHAN LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DALAM PEMENUHAN DIET HIPERTENSI

KORELASI PERILAKU MEROKOK DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN BANJARBARU

PENGARUH PENDAMPINGAN PERILAKU DIET HIPERTENSI TERHADAP DI KAMPUNG SANGGRAHAN ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan. mendatang diperkirakan sekitar 29% warga dunia menderita

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Hubungan Tingkat Kepatuhan Diet terhadap Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi di Desa Nambangan

BAB I PENDAHULUAN. normal yang ditunjukkan oleh angka bagian atas (systolic) dan angka

82 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. sistolic dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmhg (Baradero, Dayrit &

BAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

PENATALAKSANAAN DIET JANTUNG DAN STATUS GIZI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI KOMPLIKASI PENYAKIT JANTUNG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM BANDUNG MEDAN

Kata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIIT DIABETES MELLITUS

Unnes Journal of Public Health

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA ASAM URAT DENGAN KEPATUHAN DIET RENDAH PURIN DI GAWANAN TIMUR KECAMATAN COLOMADU KARANGANYAR

PENGARUH KONSUMSI LEMAK TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak terdeteksi meskipun sudah bertahun-tahun. Hipertensi dapat

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG

INTISARI. Kata Kunci : Hipertensi, Pelayanan Komunikasi, Informasi Dan Edukasi.

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN PASIEN DENGAN MOTIVASI MELAKUKAN KONTROL TEKANAN DARAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SRAGI I PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 7%, sehingga Indonesia mulai masuk dalam kelompok negara berstruktur

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di RSUD RAA Soewondo Pati dan dilakukan. pada 1Maret 2016 sampai dengan bulan 1 April 2016.

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang. ditemukan pada masyarakat baik di negara maju maupun berkembang

BAB I PENDAHULUAN. tekhnologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada perilaku dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. kemasan merupakan hal yang penting dan diperlukan oleh konsumen, terutama bagi konsumen dengan kondisi medis tertentu yang

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado


BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

PENELITIAN. HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU PENDERITA HIPERTENSI DALAM PENCEGAHAN STROKE di PUSKESMAS PONOROGO UTARA KABUPATEN PONOROGO

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PENDERITA HIPERTENSI

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI BADAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BUOL

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 e-issn : p-issn :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi

HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kata Kunci: Umur, Jenis Kelamin, IMT, Kadar Asam Urat

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

HUBUNGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM MENGKONSUMSI OBAT CAPTOPRIL TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MEROKOK DENGAN PROFIL TEKANAN DARAH. di RT 03 RW1 Dusun Semambu Desa Paringan Jenangan Ponorogo

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dapat timbul akibat perkembangan jaman. adalah gaya hidup tidak sehat yang dapat memicu munculnya penyakit

Abstrak. Anih Kurnia, M.Kep., Ners Program Studi D III Keperawatan STIKes BTH Tasikmalaya

ABSTRAK PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU PENDERITA HIPERTENSI PRIMER TERHADAP HIPERTENSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TERHADAP DIET HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DI KELURAHAN SRIWIDARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPELANG KOTA SUKABUMI

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (noncommunicable diseases)seperti penyakit jantung,

BAB 1. mempengaruhi jutaan orang di dunia karena sebagai silent killer. Menurut. WHO (World Health Organization) tahun 2013 penyakit kardiovaskular

BAB I PENDAHULUAN. dimana tekanan darah meningkat di atas tekanan darah normal. The Seventh

BAB 1 : PENDAHULUAN. mobilitas, perawatan diri sendiri, interaksi sosial atau aktivitas sehari-hari. (1)

Transkripsi:

Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Vol. 9 Suplemen (Desember 7) Hubungan Pengetahuan Tentang Diet Dengan Kepatuhan Diet Penderita Hipertensi di Puskesmas Padang Bulan Eva Sartika Dasopang *, Rina Gusti Rahayu. Fakultas Farmasi Universitas Tjut Nyak Dhien, Medan, Sumatera Utara ABSTRACT: Hypertension or known as high blood disease or a condition where a person s blood pressure is above the normal limit. The purpose of this study was to determine the relationship level of knowledge about diet with compliance diet of hypertensive patients. This research uses explanatory research method with cross sectional approach. The location of the research was conducted at public health center padang bulan Medan in July 7. Samples were taken as many as respondents using total sampling. Data collection tools in this study using questionnaires. Data analysis using frequency distribution and chi-square. Pursuant to result of research indicate that level of knowledge of respondent about hypertension diet in Padang BulanPuskesmas including good category counted 98 responden (98%) while category less good counted respondent. Based on chi-square obtained p-value of. (p<.5) so that there is a correlation between the level of knowledge about diet with dietary compliance of hypertensive patients in public healt center Padang Bulan From the results of research that has been done, there is a correlation between the level of knowledge about diet and the compliance of diet of hypertensive patients in Public health center Padang Bulan Keyword: Level of knowledge, public health center, obedience, hypertension diet Corresponding Author: Eva Sartika Dasopang Fakultas Farmasi Universitas Tjut Nyak Dhien, Medan, Sumatera Utara evasartikadasopang@yahoo. com ABSTRAK: Hipertensi atau dikenal dengan sebutan penyakit darah tinggi atau suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang berada diatas batas normal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang diet dengan diet penderita hipertensi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian explanatory research dengan pendekatan cross sectional. Lokasi penelitian dilaksanakan di Puskesmas Padang Bulan Medan pada bulan Juli 7. Sampel diambil sebanyak responden dengan menggunakan quota sampling. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan distribusi frekuensi dan chi-square. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden tentang diet hipertensi di Puskesmas Padang Bulan Medan termasuk kategori baik sebanyak 98 responden (98%) sedangkan kategori kurang baik sebanyak responden. Berdasarkan chi-square diperoleh p-value sebesar, (p<.5) sehingga terdapat hubungan tingkat pengetahuan tentang diet dengan Dari hasil penelitian didapat adanya hubungan tingkat pengetahuan tentang diet dengan diet penderita hipertensi di Puskesmas Padang Bulan Kata kunci: pengetahuan, puskesmas,, diet hipertens Access this article website: jstf.ffarmasi.unand.ac.id QR Code: PENDAHULUAN Hipertensi atau dikenal dengan sebutan penyakit darah tinggi atau suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang berada diatas batas normal yaitu mmhg untuk sistolik dan 8 mmhg untuk diastolik. Hipertensi yang tidak segera ditangani berdampak pada munculnya penyakit degeneratif, seperti penyakit jantung, gagal ginjal, dan penyakit pembuluh darah perifer. Dari seluruh penderita hipertensi, 9-95% hipertensi esensial atau hipertensi primer, yang penyebabnya tidak diketahui. Jika tidak dilakukan penanggulangan hipertensi dengan baik keadaan ini cenderung akan meningkat (Doenges, et. al., ). Tiap tahunnya, 7 juta orang di seluruh dunia meninggal akibat hipertensi. Problem kesehatan global terkait hipertensi dirasakan mencemaskan dan menyebabkan biaya kesehatan tinggi. Tahun saja hampir miliar penduduk dunia menderita hipertensi. Jumlah ini diperkirakan akan melonjak menjadi,5 miliar pada 5. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 7 menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi di Indonesia sangat tinggi, yaitu 3,7% artinya hampir dari 3 penduduk usia 8 tahun ke atas menderita hipertensi (Departemen Kesehatan RI, 8). Cara yang paling baik dalam menghindari komplikasi hipertensi adalah dengan mengatur diet / pola makan seperti rendah garam, rendah kolesterol dan lemak jenuh, meningkatkan komsumsi buah dan sayuran, tidak mengkonsumsi alkohol dan rokok. Permasalahan saat ini masih s

ditemukan pasien hipertensi yang tidak patuh terhadap dietnya. Kepatuhan pasien ditentukan oleh beberapa hal antara lain persepsi tentang kesehatan, pengalaman mengobati sendiri, pengalaman dari terapi sebelumnya, lingkungan (teman dan keluarga), adanya efek samping obat, keadaan ekonomi, dan interaksi dengan tenaga kesehatan (Niven, ). Kepatuhan merupakan hal yang mendasar dan harus ada dalam program pengobatan yang efektif dan tepat waktu, didalam pencapaian dalam pengobatan hipertensi diberlakukan partisipasi aktif pasien didalam merawat kesehatannya, mencari informasi tentang penanganan penyakit dari dokter, melakukan program diet, dan perubahan gaya hidup (Gardner, et. al., 7). Diet bagi penderita hipertensi adalah untuk membantu menurunkan tekanan darah dan mempertahannya menuju normal. Disamping itu, diet juga ditujukan untuk menurunkan faktor risiko lain seperti berat badan yang berlebih, tingginya kadar lemak kolesterol dan asam urat dalam darah. Mengatur menu makanan sangat dianjurkan bagi penderita hipertensi untuk menghindari dan membatasi makanan yang dapat meningkatkan kadar kolesterol darah serta meningkatkan tekanan darah (Kurniawan, ). Berdasarkan kejadian diatas penulis tertarik melakukan penelitan tentang Hubungan Pengetahuan tentang Diet dengan Kepatuhan Diet Penderita Hipertensi di Puskesmas Padang Bulan. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah explanatory research dengan pendekatan cross sectional dengan pengukuran variabel dependen dan variabel independen yang dilakukan pada waktu yang sama yang bertujuan untuk menjelaskan bagaimana pengaruh dari variabelvariabel karakteristik penderita hipertensi, pengetahuan penderita, dan sikap penderita dengan variabel dependen yaitu diet penderita hipertensi di Puskesmas Padang Bulan. Tempat penelitian ini dilakukan di Puskesmas Padang Bulan Kecamatan Medan Baru. Penelitian ini dimulai pada bulan Juli - Agustus 7. Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien hipertensi yang menjalani pengobatan di Puskesmas Padang Bulan. Kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu pasien hipertensi, umur 45 tahun, bukan ibu hamil, dan bersedia menjadi responden. Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah quota sampling, yaitu teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak orang pasien hipertensi yang masih menjalani pengobatan di Puskesmas Padang Bulan. Setelah semua data terkumpul maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data secara univariat dan bivariat. Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan menganalisis tiap variabel dari hasil penelitian. Analisis data untuk variabel demografi (umur, jenis kelamin, pendidikan dan wilayah), pengetahuan, sikap dan diet menggunakan statistik deskriptif dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentase. Analisa bivariat adalah analisa yang dilakukan lebih dari dua variabel menggunakan uji chi square, perbedaan dinyatakan bermakna jika p,5. Analisa bivariat berfungsi untuk mengetahui hubungan antara demografi, pengetahuan dan sikap dengan diet hipertensi. HASIL DAN DISKUSI Responden dalam penelitian ini adalah pasien penderita penyakit hipertensi yang tinggal di wilayah Puskesmas Padang Bulan selama tahun 7 dan masih menjalani pengobatan. Dari hasil penelitian pada responden dapat digambarkan karakteristik berdasarkan umur, jenis kelamin, pendidikan, dan wilayah. Distribusi responden berdasarkan karakteristik dapat dilihat pada Tabel. Dari hasil penelitian diketahui bahwa umur responden terbanyak terdapat pada kelompok lanjut usia (6-74) sebanyak 55 responden (55%), hipertensi erat kaitannya dengan umur, semakin tua seseorang semakin besar resiko terserang hipertensi. Umur lebih dari 4 tahun mempunyai resiko terkena hipertensi. Tekanan darah meningkat karena terjadi perubahan alami pada jantung dan berkurangnya elastisitas dari arteri, sehingga insidensi hipertensi lebih tinggi terjadi pada usia lanjut (Sugiharto, et. al., 7). Untuk kategori jenis kelamin sebanyak 4 responden (4%) berjenis kelamin laki-laki sedangkan sebanyak 58 responden (58%) berjenis kelamin perempuan. Hal ini disebabkan karena pada perempuan yang akan memasuki masa menopause akan terjadi ketidakseimbangan hormon, dimana hormon progesteron lebih tinggi dari pada hormon estrogen. Selain itu, perempuan juga memiliki tingkat stress yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki sehingga perempuan memiliki resiko lebih tinggi menderita hipertensi (Prihandana, et. al., ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok pendidikan paling banyak adalah pendidikan Akademi/Sarjana sebanyak 35 responden (35%) dan kelompok pendidikan paling sedikit adalah kelompok tidak tamat SD sebanyak 7 responden (7%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok wilayah paling banyak adalah kelurahan padang bulan sebanyak 49 responden (49%) dan kelompok wilayah yang paling sedikit adalah kelurahan petisah hulu sebanyak 8 responden (8%). Distribusi responden berdasarkan kategori pengetahuan, sikap dan dapat dilihat pada table. Pengetahuan responden dapat dilihat dari apa yang diketahui oleh responden tentang penyakit hipertensi dan diet hipertensi. Dari hasil ukur menyatakan bahwa responden yang mendapatkan skor 6- dinyatakan baik sedangkan skor -5 dinyatakan kurang baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari responden sebanyak 98 responden (98%) memiliki pengetahuan yang baik, sedangkan sebanyak s Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Vol. 9 Suplemen (Desember 7)

Tabel. Distribusi responden berdasarkan karakteristik No. Karakteristik Responden Jumlah %. Umur (Tahun). 45-59 (Usia Pertengahan) 36 36%. 6-74 (Lanjut Usia) 55 55% 3. 75-9 (Lanjut Usia Tua) 9 9% Jumlah %. Jenis Kelamin. Laki-laki 4 4%. Perempuan 58 58% Jumlah % 3. Pendidikan. Tidak tamat SD 7 7%. SD 6 6% 3. SMP 5 5% 4. SMA 7 7% 5. Akademi/Sarjana 35 35% Jumlah % 4. Wilayah. titi rantai %. merdeka % 3. padang bulan 49 49% 4. darat % 5. babura % 6. petisah hulu 8 8% Jumlah % Tabel. Distribusi responden berdasarkan kategori pengetahuan, sikap dan No Kategori Jumlah Persentase (%) Pengetahuan. Baik. Kurang baik 6 4,3 Total % Sikap. Baik. Kurang baik 3 9,35 Total % 3 Kepatuhan. Baik. Kurang baik 37 6,6 Total % responden memiliki pengetahuan yang kurang baik. Hal ini terjadi dikarenakan sebagian besar dari responden mempunya usia 6-74 tahun (55%) sehingga semakin tua umur seseorang semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang diperoleh dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya terutama terpaparnya informasi dari pendidikan informal dari petugas kesehatan mengenai penyakitnya (Mardiyati, et. al., 9). Hasil penelitian menujukkan bahwa seluruh responden dinyatakan memiliki sikap yang baik terhadap pengobatan diet hipertensi. Hal ini dilihat dari hasil ukur bahwa responden yang mendapatkan skor 6- dinyatakan baik sedangkan skor -5 dinyatakan kurang baik. sikap responden dilatarbelakangi oleh perilaku responden sendiri sendiri. Riwayat penyakit yang diderita akan menjadikan suatu pengalaman hidup yang berguna bagi dirinya untuk bagaimana harus bertindak denga baik. Pengalaman-pengalaman inilah yang akan menjadi suatu kondisi yang berpengaruh pada perilakunya [9]. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari responden sebanyak 97 responden (97%) memiliki yang baik, sedangkan sebanyak responden memiliki yang kurang baik. Hal ini dilihat dari hasil ukur bahwa responden yang mendapatkan skor 6- dinyatakan baik sedangkan skor -5 dinyatakan kurang baik. Kepatuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pengetahuan. Semakin tinggi pengetahuan, maka seseorang akan patuh dalam mejalankan diet hipertensi, sedangkan semakin rendah pengetahuan maka sseorang cenderung tidak patuh dalam menjalankan diet hipertensi (Kusumastuti, et. al., 4). Gambaran hubungan umur dengan Medan dapat dilihat pada tabel 3. Responden yang berusia pertengahan memiliki ketidakpatuhan sebanyak Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Vol. 9 Suplemen (Desember 7) s3

%, sedangkan yang memiliki adalah sebesar 34%. Pada responden yang lanjut usia memiliki ketidakpatuhan % sedangkan yang memiliki adalah sebesar 54%. Pada responden lanjut usia tua memiliki 9%. Berdasarkan uji chi square didapatkan hasil p,59 (>.5) dan setelah dilakukan olahan data, umur tidak memengaruhi diet penderita hipertensi. Setelah dilakukan penyebaran kuesioner diperoleh bahwa mayoritas responden lanjut usia hasil tertinggi diet penderita hipertesi yang baik didominasi oleh lanjut usia (6-74 tahun) yaitu sebanyak 54 responden (54%) dimana responden dengan kelompok lanjut usia fungsi organnya mulai menurun sehingga diperlukan pola diet yang baik dan teratur. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara umur dengan diet penderita hipertensi (Wuri, et. al., 8). Tabel 3. Gambaran hubungan umur dengan diet penderita hipertensi di Puskesmas Padang Bulan Usia Pertengahan (45-59) Baik 34 (34%) Tidak Baik Total 36 (36%) Umur Lanjut Usia (6-74) 54 (54%) 55 (55%) Lanjut Usia Tua (75-9) 9 (9%) 9 (9%),59 Gambaran hubungan jenis kelamin dengan diet penderita hipertensi di Puskesmas Padang Bulan Medan dapat dilihat pada tabel 4. Responden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 4% memiliki yang baik sedangkan sebanyak % memiliki tidak baik. Pada responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 56% memiliki yang baik sedangkan sebanyak % memiliki yang tidak baik. Berdasarkan uji chi square didapat hasil p,757 (>.5) bahwa jenis kelamin tidak mempengaruhi tingkat diet penderita hipertensi. Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan diet penderita hipertensi (Wuri, et. al., 8). Gambaran hubungan pendidikan dengan Medan dapat dilihat pada tabel 5. Responden yang tidak tamat SD memiliki sebesar 7%. Pada responden yang tamat SD memiliki sebesar 5% sedangkan yang tidak patuh sebesar %. Pada responden yang tamat SMP memiliki sebesar 4% sedangkan yang tidak patuh sebesar %. Pada responden yang tamat SMA memiliki sebesar 7%. Pada responden Sarjana/Akademik memiliki sebesar 34% sedangkan yang tidak patuh sebesar %. Berdasarkan uji chi square didapat hasil p,86 (>.5) bahwa pendidikan tidak mempengaruhi tingkat diet penderita hipertensi. Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan diet penderita hipertensi. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan penderita hipertensi bukanlah faktor utama penentu diet penderita hipertensi (Wuri, et. al., 8). Tabel 4. Gambaran hubungan jenis kelamin dengan Laki-laki Baik 4 (4%) Tidak Baik Total 4 (4%) Jenis kelamin Perempuan 56 (56%) 58 (58%),757 Gambaran hubungan wilayah dengan Medan dapat dilihat pada tabel 6. Responden kelurahan titi rantai memiliki sebesar % sedangkan yang tidak patuh sebesar %. Pada kelurahan merdeka memiliki sebesar %. Pada kelurahan padang bulan memiliki sebesar 47% sedangkan yang tidak patuh sebesar %. Pada kelurahan darat memiliki sebesar %. Pada kelurahan Babura memiliki sebesar %. Pada kelurahan petisah hulu memiliki sebesar 8%. Berdasarkan uji chi square didapat hasil p,765 (>.5) bahwa wilayah tidak mempengaruhi tingkat diet penderita hipertensi. Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara wilayah dengan diet penderita hipertensi. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa wilayah penderita hipertensi bukanlah faktor utama penentu diet penderita hipertensi (Wuri, et. al., 8). Gambaran hubungan pengetahuan dengan diet penderita hipertensi di Puskesmas Padang Bulan Medan dapat dilihat pada tabel 7. Responden yang berpengetahuan baik memiliki ketidakpatuhan sebesar % dan yang memiliki sebesar 97%. Pada responden yang berpengetahuan kurang baik memiliki ketidakpatuhan %. Berdasarkan uji chi square didapat hasil p, (<.5) bahwa pengetahuan mempengaruhi tingkat diet penderita hipertensi. Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan diet penderita hipertensi. Karena semakin tinggi tingkat pengetahuan s4 Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Vol. 9 Suplemen (Desember 7)

Tabel 5. Gambaran hubungan pendidikan dengan Baik 7 (7%) Tidak Baik Total 7 (7%) Pendidikan Tidak tamat SD SD SMP SMA Sarjana/ Akademi 5 (5%) 6 (6%) 4 (4%) 5 (5%) 7 (7%) 7 (7%) 34 (34%) 35 (35%),86 Tabel 6. Gambaran hubungan wilayah dengan Titi rantai Merdeka Padang Bulan Wilayah Darat Babura Petisah hulu Baik (%) 47 (47%) (%) 8 (8%) Tidak Baik,765 Total 49 (49%) (%) 8 (8%) Tabel 7. Gambaran hubungan pengetahuan dengan maka semakin baik pasien terhadap pola diet hipertensi (Wuri, et. al., 8). Pengetahuan yang baik akan mendorong seseorang untuk berperilaku yang tepat khususnya dalam pencegahan hipertensi dengan diet, dimana perilaku biasanya dipengaruhi oleh respon individu terhadap stimulus, tergantung bagaimana reaksi individu untuk merespon terhadap suatu stimulus yang ada pada suatu tindakan atau perilaku (Notoatmojo S, et. al., 3) KESIMPULAN Baik Baik 97 (97%) Tidak Baik Total 98 (98%) Pengetahuan Kurang baik, Sebanyak (98%) responden di Puskesmas Padang Bulan mempunyai pengetahuan yang baik tentang diet hipertensi. Sebanyak (97%) responden di Puskesmas Padang Bulan patuh dalam melaksanakan diet hipertensi. Terdapat adanya hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan tentang diet dengan DAFTAR PUSTAKA. Agoes, A, dkk. (3). Hubungan Pengetahuan tentang Faktor Resiko Hipertensi dengan Kejadian Hipertensi pada Lansia di Dinoyo. Malang.. Departemen Kesehatan RI. (8). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 8. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. 3. Doenges, Marilyn E. (). Rencana Asuhan Keperawatan. Ed. 3. Jakarta: EGC. 4. Gardner, F.Samuel. (7). Smart Treatment for High Blood Pressure. Jakarta: Prestasi Pustakaraya. 5. Kurniawan. (). Gizi seimbang untuk mencegah hipertensi. Seminar Hipertensi Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran YARSI. Jakarta. 6. Kusumastuti, Devita Indra. (4). Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Diet Hipertensi pada Lansia yang Mengalami Hipertensi di Panti Wredha Dharma Bakti Kasih Surakarta. Skripsi Program Studi S- Keperawatan Kusuma Husada Surakarta. 7. Mardiyati, Y. (9). Hubungan Pengetahuan Penderita Hipertensi dengan Sikap Menjalani Diet Hipertensi di Puskesmas Ngawen Kabupaten Gunung Kidul Provinsi D.I.Y. Universitas Muhamadiyah Surakarta. 8. Niven, N. (). Psikologi Kesehatan. Jakarta: EGC. 9. Notoatmojo, S. (3). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.. Prihandana, Sadar. (). Studi Fenomenologi: Pengalaman Kepatuhan Perawatan Mandiri pada Pasien Hipertensi di Poliklinik RSI Siti Hajar Kota Tegal, Tesis, UI. Depok. Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Vol. 9 Suplemen (Desember 7) s5

. Sugiharto, Aris. (7). Faktor-Faktor Resiko Hipertensi Grade II pada Masyarakat, Tesis, Universitas Diponegoro. Semarang.. Wuri, Nirawati Renika, dkk. (8). Hubungan Pengetahuan tentang Diet dengan Kepatuhan Diet Penderita Hipertensi di Klinik 4 Jam Mardi Mulya Semarang. Semarang: Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Semarang. s6 Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Vol. 9 Suplemen (Desember 7)