A. GAMBAR STRUKTURAL. 1. Menggambar struktur pada beton bertulang

dokumen-dokumen yang mirip
Denah Rencana Pembalokan Lantai 2 dan Peletakan Kolom

MENGGAMBAR RENCANA PELAT LANTAI BANGUNAN

BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PBI 1983, pengertian dari beban-beban tersebut adalah seperti yang. yang tak terpisahkan dari gedung,

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

Dinding Penahan Tanah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. geser membentuk struktur kerangka yang disebut juga sistem struktur portal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR-DASAR DESAIN BETON BERTULANG. Beton merupakan suatu material yang menyerupai batu yang diperoleh dengan

A. Struktur Balok. a. Tunjangan lateral dari balok

JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN

IDENTIFIKASI KEGAGALAN, ALTERNATIF PERBAIKAN DAN PERKUATAN PADA STRUKTUR GEDUNG POLTEKES SITEBA PADANG ABSTRAK

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA DAN SEWA ( RUSUNAWA ) MAUMERE DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS

Meliputi pertimbangan secara detail terhadap alternatif struktur yang

BAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung (SNI ) dan tata cara perencanaan gempa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

struktur. Pertimbangan utama adalah fungsi dari struktur itu nantinya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN...

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI)

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PREDIKSI SOAL UJIAN NASIONAL KEJURUAN

PENGANTAR KONSTRUKSI BANGUNAN BENTANG LEBAR

PERENCANAAN GEDUNG PASAR TIGA LANTAI DENGAN SATU BASEMENT DI WILAYAH BOYOLALI (DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL)

BAB III PEMODELAN STRUKTUR

MENGGAMBAR KONSTRUKSI TANGGA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman

Panjang Penyaluran, Sambungan Lewatan dan Penjangkaran Tulangan

BAB V PEMBAHASAN. bahan yang dipakai pada penulisan Tugas Akhir ini, untuk beton dipakai f c = 30

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2.5.3 Dasar Teori Perhitungan Tulangan Torsi Balok... II Perhitungan Panjang Penyaluran... II Analisis dan Desain Kolom...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LANDASAN TEORI. Katungau Kalimantan Barat, seorang perencana merasa yakin bahwa dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Torsi sekeliling A dari kedua sayap adalah sama dengan torsi yang ditimbulkan oleh beban Q y yang melalui shear centre, maka:

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Ada tiga jenis bahan bangunan yang sering digunakan dalam dunia

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN

PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG GEDUNG KANTOR TUJUH LANTAI DI PONTIANAK. Arikris Siboro 1), M. Yusuf 2), Aryanto 2) Abstrak

Modifikasi Perencanaan Struktur Gedung Tower C Apartemen Aspen Admiralty Jakarta Selatan Dengan Menggunakan Baja Beton Komposit

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DEWAN KERAJINAN NASIONAL DAERAH (DEKRANASDA) JL. KOLONEL SUGIONO JEPARA

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif

Modifikasi Struktur Gedung Graha Pena Extension di Wilayah Gempa Tinggi Menggunakan Sistem Ganda

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB VIl TINJAUAN KHUSUS (KOLOM UTAMA) pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan

ABSTRAKSI. Basuki Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammdiyah Surakarta Jalan A.Yani Tromol Pos I Pabelan Kartasura Surakarta 57102

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL BAHTERA SURABAYA JAWA TIMUR. Laporan Tugas Akhir

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER

MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UGM KOMPLEKS KINANTI MENGGUNAKAN METODE PRACETAK (PRECAST) DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING FRAME

T I N J A U A N P U S T A K A

Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship. : Perancangan Struktur Beton. Pondasi. Pertemuan 12,13,14

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

a home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pondasi Pertemuan - 4

BAB I PENDAHULUAN Umum. Pada dasarnya dalam suatu struktur, batang akan mengalami gaya lateral

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan sistem struktur penahan gempa ganda, sistem pemikul momen dan sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian rangka

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA 5 LANTAI DI WILAYAH GEMPA 3

Jl. Banyumas Wonosobo

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan penanganan yang serius, terutama pada konstruksi yang terbuat

ABSTRAK. Kata Kunci: gempa, kolom dan balok, lentur, geser, rekomendasi perbaikan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Konsep Perencanaan Struktur Beton Suatu struktur atau elemen struktur harus memenuhi dua kriteria yaitu : Kuat ( Strength )

D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Eksentrisitas dari pembebanan tekan pada kolom atau telapak pondasi

Struktur Beton. Ir. H. Armeyn, MT. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Jurusan Teknik Sipil dan Geodesi Institut Teknologi Padang

BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan

DINDING DINDING BATU BUATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. harus dilakukan berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam Tata Cara

BAB II DASAR DASAR PERENCANAAN STRUKTUR ATAS. Secara umum struktur atas adalah elemen-elemen struktur bangunan yang

PERANCANGAN GEDUNG APARTEMEN DI JALAN LAKSAMANA ADISUCIPTO YOGYAKARTA

STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN IV

c. Semen, pasta semen, agregat, kerikil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan

PRAKATA. Akhirnya penulis berharap semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya insan Teknik Sipil.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko,1996).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

berupa penuangan ide atau keinginan dari pemilik yang dijadikan suatu pedoman

03. Semua komponen struktur diproporsikan untuk mendapatkan kekuatan yang. seimbang yang menggunakan unsur faktor beban dan faktor reduksi.

EKO PRASETYO DARIYO NRP : Dosen Pembimbing : Ir. Djoko Irawan, MS

4.3.5 Perencanaan Sambungan Titik Buhul Rangka Baja Dasar Perencanaan Struktur Beton Bertulang 15

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) KOTA PROBOLINGGO DENGAN METODE SISTEM RANGKA GEDUNG

2- ELEMEN STRUKTUR KOMPOSIT

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK

PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH MENENGAH ATAS EMPAT LANTAI DAN SATU BASEMENT DI SURAKARTA DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL

Transkripsi:

A. GAMBAR STRUKTURAL Dalam proyek konstruksi gedung dibutuhkan banyak acuan dan standar untuk menciptakan struktur dan konstruksi bangunan yang kokoh. Hitungan perencanaan struktur belum ada artinya, sebelum dibuat gambar rekayasa struktur. Gambar-gambar struktur adalah gambar-gambar yang disiapkan oleh perencana struktur yang mencakup secara lengkap catatan-catatan dan informasi penting dalam bentuk yang dapat ditafsirkan tepat dan akurat agar dapat diaplilasikan di lapangan. Spesifikasi atau gambar- gambar dari perencana struktur yang kurang jelas atau kurang lengkap tidak boleh diserahkan begitu saja kepada pembuat detail. Informasi yang diperlukan harus diberikan dalam bentuk detail perencanaan yang spesifik atau catatan yang jelas untuk dipatuhi pembuat detail. Jika ditemukan ketidaklengkapan, keraguan, atau ketidakcocokan, maka harus diberikan informasi tambahan, penjelasan, atau koreksi. Dalam gambar perencanaan struktur terdiri dari beberapa komponen yaitu struktur bagian bawah dan struktur bagian atas. Struktur bagian bawah terdiri dari pondasi setempat, pondasi menerus dan sloof, untuk struktur bagian atas terdiri dari kolom, balok, pelat lantai, tangga dan kontruksi rangka atap. (http://www.perencanaanstruktur.com/2012/03/ketentuanstandard-penggambaran-detail.html ) 1. Menggambar struktur pada beton bertulang Dalam proyek konstruksi terutama Gedung, banyak kita jumpai detail- detail perencanaan yang berupa detail penulangan, panjang penjangkaran, bengkokan, kait, sambunga (joint), yang semuanya harus akurat untuk menjamin kekuatan struktur. a) Kait Standar Pembengkokan tulangan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1) Bengkokan 180 ditambah perpanjangan 4db, tapi tidak kurang dari 60 mm, pada ujung bebas kait. 2) Bengkokan 135 ditambah perpanjangan 6db, tapi tidak kurang dari 75 mm, pada ujung bebas kait. 3) Bengkokan 90 ditambah perpanjangan 12db pada ujung bebas kait. Detail dari pembengkokan tulangan dijelaskan pada Tabel berikut. Tabel.2 Kait Standar untuk Tulangan Utama

b) Kait Pengikat dan Sengkang Ketentuan untuk sengkang dan kait pengikat adalah sebagai berikut : 1) Batang D-8 sampai D-25 bengkokan 135 ditambah perpanjangan 6ds atau tidak kurang dari 75 mm pada ujung bebas kait. 2) Batang D-16 dan yang lebih kecil, bengkokan 90 ditambah perpanjangan 6ds pada ujung bebas kait. 3) Batang D-19, D-22, dan D-25, bengkokan 90 ditambah perpanjangan 12ds pada ujung bebas kait. Tabel.3 Kait Standar untuk Sengkang dan Kait Pengikat

Gambar 15 Detail Sengkang Secara Umum Sumber : http://www.perencanaanstruktur.com Gambar 16 Detail Alternatif Pada Sengkang Sumber : http://www.perencanaanstruktur.com c) Diameter Bengkokan Minimum Diameter untuk bengkokan minimum tulangan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1) Diameter bengkokan yang diukur pada bagian dalam batang tulangan tidak boleh kurang dari nilai dalam Tabel 2.2. Ketentuan ini tidak berlaku untuk sengkang dan sengkang ikat dengan ukuran D-10 hingga D-16. 2) Diameter dalam dari bengkokan untuk sengkang dan sengkang ikat tidak boleh kurang dari 4db untuk batang D-16 dan yang lebih kecil. Untuk batang yang lebih besar daripada D-16, diameter bengkokan harus memenuhi Tabel 3. 3) Diameter dalam untuk bengkokan jaring kawat baja las (polos atau ulir) yang digunakan untuk sengkang dan sengkang ikat tidak boleh kurang dari 4db untuk kawat ulir yang lebih besar dari D7 dan 2db untuk kawat lainnya. Tabel Diameter Bengkokan Minimum

d) Batasan Spasi Tulangan Batasan spasi tulangan yang diizinkan adalah sebagai berikut : 1) Jarak bersih antara tulangan sejajar dalam lapis yang sama, tidak boleh kurang dari db ataupun 25 mm. 2) Bila tulangan sejajar tersebut diletakkan dalam dua lapis atau lebih, tulangan pada lapis atas harus diletakkan tepat di atas tulangan di bawahnya dengan spasi bersih antar lapisan tidak boleh kurang dari 25 mm. b1 = Jarak bersih antar tulangan Syarat = > 25 mm> 1,25d dari ukuran agregat maksimum > 1,5d Gambar 17 Detail batasan spesi pada tulangan Sumber : http://www.perencanaanstruktur.com Gambar 18 Hubungan Balok Induk dengan Balok Anak Sumber : http://www.perencanaanstruktur.com 2. Macam macam Gambar Struktur Gedung a) Gambar Struktur Pondasi Tiang Pancang

Konstruksi pondasi tiang pancang digunakan apabila tanah keras sebagai pendukung beban dari atas sangat dalam yang memenuhi syarat. Tiang pancangnya dapat dari bahan kayu (dolok) atau dari beton bertulang. Gambar 19 Pondasi tiang pancang Sumber : http://belajarserbaneka.blogspot.co.id

Gambar 20 Pondasi tiang pancang Sumber : http://belajarserbaneka.blogspot.co.id b) Gambar Struktur dan Kontruksi Kolom Kolom adalah komponen struktur bangunan yang bertugas menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil. Kolom beton pendek dan tidak bertulang mampu untuk membawa beban aksial yang besar, karena tegangan yang dihasilkannya merupakan desakan saja dan panjangnya yang tidak seberapa menghindarkan pelengkungan sisinya atau tekuk. Pemberian tulangan longitudinal akan meningkatkan kapasitas dukungan beban dari kolom yang luas penampang lintangnya lebih kecil. Di dalam praktek pada hakekatnya tak mungkin untuk menjamin bahwa beban akan tetap aksial dan dengan demikian tiada momen yang terjadi pada pertemuan balok dengan kolom.

Pemberian tulangan longitudinal akan meningkatkan kapasitas dukungan beban dari kolom yang luas penampang lintangnya lebih kecil. Di dalam praktek pada hakekatnya tak mungkin untuk menjamin bahwa beban akan tetap aksial dan dengan demikian tiada momen yang terjadi pada pertemuan balok dengan kolom. Persyaratan-persyaratan teknis konstruksi kolom selimut beton (beton deking) pada kolom minimal untuk kontruksi: a. Di dalam : 2,0 cm b. Di luar : 2,5 cm c. Tidak kelihatan : 3,0 cm c) Gambar Perletakkan Kolom Struktur Gedung Beton Bertulang Gambar 21 Denah rencana perletakan kolom Sumber : https://gustinku.files.wordpress.com

Gambar 22 Potongan kolom arah melintang Sumber : https://gustinku.files.wordpress.com Gambar 23 Potongan Penulangan Sumber : https://gustinku.files.wordpress.com

Gambar 24 Detail Penulangan Sumber : https://gustinku.files.wordpress.com Gambar 25 Detail Portal Kolom dan balok Sumber : https://gustinku.files.wordpress.com d) Gambar Struktur dan Kontruksi Balok

Agar dalam penggambaran konstruksi beton bertulang untuk balok sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan perlu memperhatikan ketentuan-ketentuan yang terkandung dalam konstruksi beton bertulang. Menggambar penulangan balok agak sedikit berbeda dengan menggambar penulangan pelat atap/lantai, karena dalam menggambar penulangan balok, tulangannya harus dibuka satu persatu ( harus digambarkan bukaan tulangan) agar kelihatan jelas susunan tulangantulangan yang digunakan dan bentuknya. Gambar 26 Denah Rencana Balok dan Kolom Sumber : https://arsiwel.blogspot.co.id Tulangan yang dipilih luasnya harus desuai dengan luas tulangan yang dibutuhkan serta memenuhi persyaratan konstruksi beton bertulang. a. Setiap sudut balok harus ada 1 (satu) batang tulangan sepanjang balok b. Diameter tulangan pokok minimal Ø 12 mm c. Jarak pusat ke pusat (sumbu ke sumbu) tulangan pokokmaksimal 15 cm dan jarak bersih 3 cm pada bagian-bagian yang memikul momen maksimal. ¾ Hindarkan pemasangan tulangan dalam 2 (dua) lapis untuk tulangan pokok. d. Jika jarak tulangan atas dan tulangan bawah (tulangan pokok) dibagian samping lebih dari 30 cm, harus dipasang tulangan ekstra (montage) e. Tulangan ekstra (montage) untuk balok tinggi (untuk balok yang tingginya 90 cm atau lebih luasnya minimal 10 % luas tulangan pokok tarik yang terbesar dengan diameter minimal 8 mm untuk baja lunak dan 6 mm untuk baja keras.

Selimut beton (beton deking) pada balok minimal untuk kontruksi a. Di dalam : 2.0 cm b. Di luar : 2.5 cm c. Tidak kelihatan : 3.0 cm Apabila tegangan geser beton yang bekerja lebih kecil dari tegangan geser beton yang diijinkan, jarak sengkang / beugel dapat diatur menurut peraturan beton dengan jarak masimal selebar balok dalam segala hal tidak boleh lebih dari 30 cm. Jika tegangan geser beton yang bekerja lebih besar dari tegangan geser beton yang diijinkan, maka untuk memikul / menahan tegangan yang bekerja tersebut ada 2 (dua) cara: a. Tegangan geser yang bekerja tersebut seluruhnya (100 %)dapat ditahan/dipikul oleh sengkang-sengkang atau oleh tulangan serong / miring sesuai dengan perhitungan yang berlaku. b. Apabila tegangan geser yang bekerja tersebut ditahan / dipikul oleh kombinasi dari sengkang-sengkang dan tulangan serong / miring (sengkang-sengkang dipasang bersama-sama dengan tulangan serong / miring atau dengan kata lain sengkang bekerjasama dengan tulangan serong), maka 50 % dari tegangan yang bekerja tersebut harus dipikul / ditahan oleh sengkang-sengkang dan sisinya ditahan / dipikul oleh tulangan serong/miring. Panjang penyaluran tulangan untuk tulangan tumpuan 100 % Atas harus diteruskan minimal/sedikitnya sepanjang 12 d ; h ; 1/16 l b (dipilih / diambil yang paling besar), kemudian 1/3 At diteruskan lagi sepanjang Ld, selanjutnya diteruskan lagi ¼ At sepanjang Ld ( Ld = 1.4 Ld ) dimana Ld dapat dilihat dalam daftar/tabel panjang penyaluran tulangan. Apabila ada sambungan tulangan (sambungan lewatan), maka panjang sambungan lewatan tersebut dapat: a. ¾ Untuk tulangan tekan, panjang sambungan lewatan minimal 40 d sampai dengan 50 d sesuai kelas beton. b. ¾ Untuk tulangan tarik, panjang sambungan lewatan minimal 1.3 Ld (Ld = 1.4 Ld ) tanpa kait. Tulangan tumpuan harus dipasang simetris (tulangan tumpuan bawah harus dipasang minimal sama dengan tulangan tumpuan atas)

Gambar 27 Denah Rencana Balok dan Kolom Sumber : http://1.bp.blogspot.com/--1ryhvha8bc/uclh156x6ji/aaaaaaaaa LE/QmRVKM8GRVU/s1600/9a.jpg e) Gambar Struktur dan Kontruksi Pelat Lantai Dalam penggambaran konstruksi beton untuk keperluan pelaksanaan pembangunan gedung sangat berperan. Untuk itu perlu dikuasai oleh seseorang yang berkecimpung dalam pelaksanaan pembangunan. Gambar konstruksi beton bertulang merupakan komponen dalam bangunan yang tidak dapat dipisahkan dengan komponen lainnya karena merupakan salah satu subsistem dalam bangunan. Dalam penggambaran kadang-kadang tidak sesuai dengan keadaan lapangan. Untuk itu dalam penggambaran harus sesuai dengan perencanaan, tetapi dalam pelaksanaan jangan sampai menyimpang terlalu jauh karena dapat mengakibatkan fatal atau kegagalan dalam konstruksi.

Pada materi gambar konstruksi beton ini akan menjelaskan tentang simbol yang dipakai, aturan, atau persyaratan dasar dalam konstruksi beton bertulang. Dengan adanya materi ini diharapkan dapat menjelaskan kepada orang lain bagaimana menggambar konstruksi beton yang benar tidak menyalahi aturan yang berlaku. Dalam materi ini diawali dengan simbol-simbol, pembengkokan tulangan, persyaratan konstruksi beton bertulang untuk pelat dan balok, penggambaran konstruksi beton bertulang sesuai perhitungan konstruksi. Agar dalam penggambaran konstruksi beton bertulang dapat jelas dalam pembacaannya, maka perlu ada tanda atau simbol penunjang dalam penggambaran sehingga siapapun penggunanya dapat menterjemahkan gambar tersebut untuk diri sendiri maupun kepada orang lain. Ataupun pengertian gambar antara satu dengan lainnya sama. Gambar 28 Denah Penulangan plat luifel Sumber : https://belajarserbaneka.blogspot.co.id

Gambar 29 Denah Penulangan plat atap satu petak Sumber : https://belajarserbaneka.blogspot.co.id Agar dalam penggambaran konstruksi beton bertulang untuk pelat luifel, atap dan lantai sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan perlu memahami ketentuan-ketentuan yang terkandung dalam konstruksi beton bertulang. Apabila tepi pelat itu ditumpu di atas suatu tumpuan yang dapat berputar (tidak dapat menerima momen), misalnya pelat tersebut terletak di atas dinding tembok. Gambar 30 Kontruksi Terletak Bebas Sumber : https://belajarserbaneka.blogspot.co.id

Apabila tepi pelat terletak di atas tumpuan yang tidak dapat berputar akibat beban yang bekerja pada pelat tersebut, misalnya pelat tersebut menjadi satu kesatuan monolit dengan balok penahannya. Gambar 31 Kontruksi Terjepit Penuh Sumber : https://belajarserbaneka.blogspot.co.id Apabila tepi pelat terletak di atas tumpuan yang merupakan kesatuan monolit dengan balok pemikulnya yang relatif tidak terlalu kaku dan memungkinkan pelat dapat berputar pada tumpuannya. Pemasangan tulangan pelat yang dipasang pada empat sisi: a. Pemasangan tulangan untuk memikul momen lapangan dalam arah yang // dengan tepi pelat dapat dikurangi sampai setengahnya. b. Setiap sudut pelat yang ditumpu bebas, harus dipasang tulangan atas dan bawah dalam kedua arah. Ini akan berguna untuk menahan momen-momen puntir. Jumlah tulangan untuk kedua arah harus diambil sama dengan jumlah tulangan yang terbesar, dan daerah pemasangannya = 1/5 bentang pelat. Contoh: Al = 2,96 cm2 Ø 8 17 Ab = 3,59 cm2 Ø 8 14 Maka tulangan disudut pelat tersebut, untuk atas dan bawah harus dipasang dalam ke dua arah yaitu Ø 8 14.

Gambar 32 Pemasangan Tulangan Empat Sisi Sumber : https://belajarserbaneka.blogspot.co.id f) Gambar Struktur dan Kontruksi Tangga Tangga berfungsi sebagai penghubung antara lantai tingkat satu dengan lainnya pada suatu bangunan. Sudut tangga yang mudah dijalani dan efisien sebaiknya mempunyai kemiringan ± 40º. Jika mempunyai kemiringan lebih dari 45º pada waktu menjalani akan berbahaya terutama dalam arah turun. Agar supaya tangga tersebut menyenangkan dijalani, ukuran optrade (tegak) dan aantrede (mendatar) harus sebanding. Rumus tangga: 1 Aantrade + 2 Optrade = 57 sampai dengan 60 cm Panjang langkah orang dewasa dengan tinggi badan normal itu rata-rata 57 60 cm. Menurut penelitian pada saat mengangkat kaki dalam arah vertical untuk tinggi tertentu dibutuhkan tenaga 2 kali lipat pada saat melangkah dalam arah horizontal. Sebuah tangga yang memungkinkan: a. Dilalui 1 orang lebar ± 80 cm b. Dilalui 2 orang lebar ± 120 cm c. Dilalui 3 orang lebar ± 160 cm

Gambar 33 Kontruksi Tangga beton Sumber : https://belajarserbaneka.blogspot.co.id

Gambar 34 Kontruksi Penulangan Tangga Sumber : https://belajarserbaneka.blogspot.co.id