BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra dapat lahir dari kehidupan atau latar belakang pengarang, hal ini menyebabkan latar belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan dalam karya sastra yang lazim bermediumkan bahasa (Ali. Imron, 2009:1). Karya sastra merupakan kreativitas manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991:

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dari banyak sekali karya sastra yang muncul, baik berupa puisi,

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan bentuk karya seni kreatif yang menggunakan objek manusia

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL SEPENGGAL BULAN UNTUKMU KARYA ZHAENAL FANANI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN. dan refleksinya. Penyajiannya disusun secara menarik dan terstruktur dalam

BAB I PENDAHULUAN. sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra pada hakikatnya memberikan banyak pengajaran, terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra merupakan kreativitas seseorang terhadap ide, pikiran, dan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan pengarang dan psikologi isi hatinya, yang diiringi dengan daya

BAB I PENDAHULUAN. imajiner menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan,

I. PENDAHULUAN. penelitian dari penelitian mengenai citra perempuan dalam novel Bidadari-

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

BAB I PENDAHULUAN. sastrawan dalam mengemukakan gagasan melalui karyanya, bahasa sastra

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupan, yang menggunakan bahasa sebagai medium. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif peran sastrawan dan faktor-faktor yang melingkupi seorang sastrawan

I. PENDAHULUAN. Warna lokal adalah kelokalitasan yang menggambarkan ciri khas dari suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi atau

Modul ke: 15Fakultas. 15Ilmu. Patricia Robin, S.I.Kom., M.I.Kom. Komunikasi. Program Studi Broadcasting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, Jabrohim, dkk. (2003:4) menjelaskan yaitu, Bahasa memang media

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Sastra juga cabang ilmu

BAB I PENDAHULUAN. saat ini, banyak sekali bermunculan karya-karya sastra yang nilai keindahannya

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil pekerjaan kreatif manusia. Karya sastra

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra merupakan karya seni yang mengandung banyak estetika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan sebuah karya sastra yang bermanfaat bagi masyarakat.

I. PENDAHULUAN. Dalam dunia sastra, selain tema, plot, amanat, latar, ataupun gaya bahasa, penokohan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menarik perhatian siswa. Selama ini pembelajaran sastra di sekolah-sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kebudayaan sangat erat. Oleh sebab itu, sebagian besar objek karya

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2)

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang bersifat indah dan dapat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra dapat lahir dari kehidupan atau latar belakang pengarang, hal ini menyebabkan latar belakang pengarang memiliki pengaruh terhadap karya sastra yang dihasilkan. Pengarang akan menggunakan cipta, rasa, dan karya dalam berkarya. Pengarang akan menangkap gejala jiwa kemudian diolah ke dalam teks dan dilengkapi dengan kejiwaannya, sehingga pengalaman sendiri dan pengalaman hidup di sekitar pengarang akan terproyeksi secara imajiner ke dalam teks sastra. Begitu pula pembaca, dalam menanggapi karya sastra tak akan lepas dari kejiwaan masing-masing. Karya sastra tersebut dapat berupa novel, cerpen, drama, maupun puisi. Bentuk karya sastra yang terkenal dikalangan masyarakat dewasa ini adalah novel. Novel berisi cerita fiksi dalam bentuk tulisan yang memiliki unsur instrinsik dan ekstrinsik. Novel menceritakan kehidupan makhluk hidup dengan interaksinya dengan lingkungan dan sesama.novel merupakan sebuah karya sastra yang panjang yang isinya mengandung rangkaian cerita pada kehidupan tokoh tertentu serta tokoh-tokoh yang mengelilinginya. Novel juga menonjolkan watak dan sifat perilaku pada setiap tokoh yang berada dalam novel. Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena kehidupan itu beraneka ragam baik yang mengandung aspek sosial, budaya, politik, ekonomi, kemanusiaan, keagamaan, moral maupun gender. Adanya daya imanijatif berbagai realitas kehidupan yang dihadapi sastrawan diseleksi, direnungkan, dikaji, diolah, kemudian diungkapkan dalam karya sastra yang lazim bermediumkan bahasa (Al-Ma ruf, 2012:1). Sebagai karya imajinatif, sastra berfungsi sebagai bahan bacaan yang menyenangkan, di dalamnya syarat dan nilai-nilai budaya dan berguna menambah kekayaan batin bagi permasalahan manusia, kemanusiaan dan kehidupan. Salah satunya adalah novel dikisahkan kehidupan tokoh yang mengharukan atau menyenangkan dan mengandung kesan yang tidak mudah dilupakan. Karya sastra pada umumnya berisi tentang permasalahan yang terjadi dalam dirinya sendiri. Karya sastra memiliki dunia 1

2 sendiri yang merupakan hasil dari pengamatan sastrawan terhadap kehidupan yang diciptakan sastrawan itu sendiri baik berupa novel, puisi, maupun drama yang berguna untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Karya sastra berhubungan dengan psikologi, keduanya memiliki kesamaan, yakni berasal dari manusia dan kehidupan. Fenomena kehidupan tentu beraneka ragam mengandung aspek sosial, budaya, politik, ekonomi, kemanusiaan, keagaaman, moral, dan gender. Psikologi sastra mempelajari fenomena, kejiwaan tertentu yang dialami oleh tokoh utama dalam karya sastra. Karya sastra memberikan kesadaran kepada pembaca tentang arti kehidupan, walaupun hanya digambarkan lewat bentuk karya fiksi. Psikologi sastra secara definitif mempunyai tujuan untuk memahami aspek-aspek kejiwaan yang terkandung dalam suatu karya sastra. Meskipun demikian, bukan berarti bahwa analisis psikologi sama sekali terlepas dengan kebutuhan masyarakat. Sesuai dengan hakikatnya, karya sastra memberikan pemahaman terhadap masyarakat secara tidak langsung melalui tokoh-tokohnya (Ratna, 2011:342). Pendekatan psikologi digunakan karena tokoh utama berhubungan dengan konflik batin serta tingkah laku maupun aktifitas kejiwaan yang dialami. Penelitian-penelitian sastra yang menggunakan prosedur ilmiah dibutuhkan sebagai alat guna memecahkan berbagai persoalan sastra. Penelitian sastra berguna untuk mengetahui relevansi karya sastra dengan kenyataan. Hal ini karena karya sastra mencerminkan realita sosial dan berpengaruh dalam masyarakat. Penelitian ini menggunakan psikologi sastra sebagai pendekatan agar mampu menangkap konflik batin yang terkandung dalam novel Pulang karya Tere Liye dan permasalahan ini menyentuh permasalahan psikologi. Hubungan konflik batin dengan psikologi sastra yakni perilaku yang muncul dari diri seseorang dan ditanamkan pada kegiatan yang dilakukan atau kebiasaan keseharian. Menurut Stanton (2007:90), ciri khas novel ada pada kemampuannya untuk menciptakan suatu semesta yang lengkap sekaligus rumit. Ini berarti bahwa novel lebih mudah sekaligus lebih sulit dibaca jika dibandingkan dengan cerpen. Lebih mudah karena novel tidak dibebani tanggung jawab untuk menyampaikan sesuatu dengan cepat atau dengan bentuk padat dan lebih sulit karena novel dituliskan dalam skala besar.

3 Novel Pulang karya Tere Liye dipilih dalam penelitian ini karena sangat menarik untuk dikaji. Kelebihan novel ini terletak pada tema yang tergolong unik dan baru, yakni masalah ekonomi yang dihubungkan dengan dunia tukang pukul. Novel pada umumnya menceritakan kisah cinta terhadap lawan jenis, namun melalui novel ini kita menyadari bahwa cinta itu luas. Cinta terhadap diri sendiri, orang tua, teman, dan sahabat. Cinta yang coba dipaparkan pengarang pun disertai dengan adanya pengkhianatan. Pengkhianatan ini menjadi salah satu konflik menarik. Selain itu, pengarang menambahkan unsur religius yang mendalam serta perjuangan dan kepahlawanan. Ilmu ekonomi dalam novel ini dapat dengan mudah dipahami oleh khalayak umum karena pengarang menjelaskan terperinci dan sederhana, pengarang pun mampu memaparkan dengan detail lokalitas pedalaman Sumatera. Ilmu ekonomi dipadukan dengan cerita aksi dan religius yang mampu menggugah hati. Cerita pada novel ini tidak lepas dari tukang pukul, namun pengarang mampu menyelipkan komedi disela aksi-aksi tersebut. Cover novel Pulang ini menggugah rasa penasaran penikmat sastra, warna hijau, terdapat semacam sobekan, dan gambar matahari terbit. Matahari terbit ini memiliki makna yang sesuai dengan isi dari novel ini. Melalui novel ini, kita mengenal istilah Shadow Economy, pengarang mampu melibatkan isu Shadow Economy ini dengan baik. Tokoh-tokoh dalam novel ini memiliki peran yang penting, tidak sebatas tokoh pendamping. Pengarang memaparkan latar belakang tokoh yang berkaitan dengan latar belakang tokoh utama. Tokoh utama digambarkan sebagai seorang lelaki jenius, pemberani, ahli dalam bela diri serta satu-satunya orang yang mampu melanjutkan kejayaan keluarga Tong. Perjuangan tokoh utama bernama Bujang dengan panggilan Si Babi Hutan diceritakan sejak ia masih remaja hingga dewasa. Melalui tokoh utama, pembaca mengetahui bahwa segala sesuatu yang dimiliki oleh Bujang tidak serta merta, perlu usaha, kerja keras, dan latihan. Bujang membuktikan bahwa bakat tetap harus diasah. Novel ini menggunakan sudut pandang orang pertama, sehingga pembaca seolah menyaksikan tiap adegannya karena pembaca diajak berimajinasi. Pengarang menggunakan alur campuran, sehingga pembaca menjadi penasaran dan menerka-nerka apa yang akan terjadi pada tokoh utama. Pengarang dengan bahasa sederhana dan rapi

4 serta saling terkait memaparkan kejadian masa lalu kemudian memaparkan kejadian yang terjadi dimasa sekarang. Definisi pulang pada novel ini tidak hanya terbatas pada kembali ke rumah, tetapi juga kembali kepada-nya. Hal ini berbalut dengan apik dan menjadi pesan moral yang melekat. Makna pulang dalam novel ini dapat pula dipahami dengan berdamai dengan diri sendiri. Pengarang menyampaikan hal-hal sederhana yang diabaikan masyarakat secara umum. Konflik batin dalam novel ini dapat diimplementasikan terhadap materi pembelajaran sastra di jenjang SMA pada kurikulum 2013 kelas XII dengan SK 7 memahami berbagai hikayat, novel indonesia, novel terjemahan dan KI 3.1 dan KD 4.1. Hal itu dikarenakan materi ini dapat menunjang materi sastra dalam kegiatan pembelajaran. Materi konflik batin dipilih karena sangat membantu peserta didik dalam mempelajari kondisi kejiwaan tokoh pada novel atau karya sastra materi konflik batin juga dapat membantu guru dalam membentuk karakter peserta didiknya berupa penanaman moral. Novel ini layak dikaji karena menanamkan nilai yang bisa digunakan sebagai bahan ajar sastra di SMA. Peneliti memilih bahan ajar sastra untuk SMA karena peserta didik sudah memiliki bekal dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) tentang unsur-unsur instrinsik. Hal ini tentu akan memudahkan peserta didik menemukan konflik batin pada novel. Novel ini menceritakan bagaimana tokoh utama memperjuangkan hidup bukan novel yang berisi kisah cinta dengan lawan jenis dan semacamnya. Sastra merupakan bidang keilmuan sementara pembelajaran sastra di sekolah masih minim. Pendidik pada umumnya menekankan pada aspek kebahasaan saja. Pemilihan bahan ajar sastra harus mempertimbangkan tiga faktor, yaitu bahasa, psikologi, dan latar belakang kebudayaan para siswa (Rahmanto, 2004:27). Pada umumnya pengajaran sastra di sekolah masih menitikberatkan aspek kognitif, sehingga siswa sekadar tahu judul dan pengarang saja. Melalui pendekatan psikologi sastra, penelitian ini diharapkan mampu menangkap makna yang terkandung dalam konflik batin tokoh utama dalam novel Pulang karya Tere Liye.

5 Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dijelaskan secara rinci alasan penelitian ini adalah: a. Permasalahan yang diangkat dalam novel Pulang karya Tere Liye tentang konflik batin tokoh utama yaitu seorang anak yang memperjuangkan hidupnya dan beberapa masalah terkait orang tua dan agama. b. Gambaran tokoh utama dijelaskan dalam novel ini didahului dengan analisis struktur yang meliputi tema dan fakta cerita (penokohan, alur, dan latar). c. Analisis terhadap novel menggunakan pendekatan psikologi sastra diperlukan untuk mengetahui konflik batin yang dialami tokoh utama. d. Peneliti belum menemukan penelitian lain yang mengkaji novel Pulang karya Tere Liye dengan judul yang sama. e. Novel Pulang karya Tere Liye dapat mendeskripsikan implementasi ke dalam pembelajaran sastra di SMA. Sehubungan dengan hal di atas peneliti melakukan penelitian dengan judul Konflik Batin Tokoh Utama pada Novel Pulang Karya Tere Liye dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra di SMA: Tinjauan Psikologi Sastra. Konflik batin merupakan ranah dari psikologi. Melalui pendekatan psikologi sastra, penelitian ini diharapkan mampu mengungkap konflik batin tokoh utama dalam novel Pulang karya Tere Liye. B. Rumusan Masalah Untuk mendapatkan hasil penelitian yang terarah dan jelas, maka diperlukan suatu perumusan masalah. Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut. a. Bagaimana latar sosio-historis pengarang dalam novel Pulang karya Tere Liye? b. Bagaimana struktural novel dalam novel Pulang karya Tere Liye? c. Bagaimana konflik batin tokoh utama dalam novel Pulang karya Tere Liye ditinjau dari psikologi sastra? d. Bagaimana implementasi analisis konflik batin novel Pulang karya Tere Liye dalam pembelajaran sastra di SMA? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut.

6 a. Mendeskripsikan latar sosio-historis pengarang dalam novel Pulang karya Tere Liye. b. Mendeskripsikan struktural novel dalam novel Pulang karya Tere Liye. c. Mendeskripsikan konflik batin tokoh utama dalam novel Pulang karya Tere Liye ditinjau dari psikologi sastra. d. Mendeskripsikan implementasi analisis konflik batin dalam novel Pulang karya Tere Liye sebagai pembelajaran sastra di SMA. D. Manfaat Penelitian Pada hakikatnya penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan suatu manfaat. Manfaat dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis. a. Manfaat Teoretis 1) Membantu pembaca untuk memahami dan mengetahui konflik batin dalam novel Pulang karya Tere Liye. 2) Memberikan manfaat bagi pengembangan keilmuan sastra Indonesia terutama dalam kajian naskah drama dengan tinjauan psikologi sastra. b. Manfaat Praktis 1) Bagi Pembaca dan Penikmat Sastra Penelitian mengenai konflik batin tokoh utama dalam novel Pulang karya Tere Liye dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dengan penelitian-penelitian lain yang telah ada sebelumnya khususnya dalam menganalisis aspek psikologi sastra. 2) Bagi Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Penelitian ini dapat digunakan mahasiswa untuk motivasi ide atau gagasan baru yang lebih kreatif dan inovatif dimasa yang akan datang demi kemajuan diri mahasiswa dan jurusan.