PANDUAN PELAKSANAAN SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA DAN TINGKAT PROVINSI TAHUN 2015



dokumen-dokumen yang mirip
PANDUAN PELAKSANAAN SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA DAN PROVINSI TAHUN 2014

PANDUAN SELEKSI OLIMPIADE SAINS TAHUN 2016

PANDUAN PELAKSANAAN SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA DAN PROVINSI TAHUN 2013

PANDUAN PELAKSANAAN SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA DAN PROVINSI

OLIMPIADE SAINS NASIONAL

PANDUAN SELEKSI OLIMPIADE SAINS TAHUN 2016

OLIMPIADE SAINS NASIONAL

SOSIALISASI PELAKSANAAN SELEKSI OSN TINGKAT KOTAMADYA JAKARTA TIMUR TAHUN 2015 MENUJU OSN JOGYA 2015

Contoh Penyusunan PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS) UJIAN PENDIDIKAN KESETARAAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 120 TAHUN 2014 TENTANG

Babak Semifinal (Essay)

Olimpiade Sains Nasional

MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN PETUNJUK PELAKSANAAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN 2016

MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN PANDUAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN 2015

PROSEDUR OPERASI STANDAR (POS) UJIAN SEKOLAH SMP 1 WONOKERTO

OLIMPIADE SAINS NASIONAL (MATEMATIKA) SMP

PEDOMAN PELAKSANAAN UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SD, SMP,SMA/ SMK TAHUN PELAJARAN 2010/2011 I.

PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA

PENDIDIKAN AGAMA (ISLAM, KATHOLIK, KRISTEN, HINDU, BUDDHA) SD, SMP,SMA/SMK

SURAT KEPUTUSAN KEPALA SMP NEGERI 3 MRANGGEN NOMOR : 870 / 083 / 2015 TENTANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR OLIMPIADE SAINS NASIONAL

PERATURAN BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN NOMOR : 0031/P/BSNP/III/2015 TANGGAL 13 MARET 2015

KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN DEMAK

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM NOMOR 575 TAHUN 2018 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN KOMPETISI SAINS MADRASAH TAHUN 2018

CERDAS, TERAMPIL, KREATIF, dan KOMPETITIF untuk MERAIH PRESTASI TERBAIK

MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN PANDUAN LOMBA KARYA JURNALISTIK SISWA (LKJS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN 2014

PEDOMAN PELAKSANAAN UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TAHUN PELAJARAN 2010/2011

PETUNJUK TEKNIS OLIMPIADE SAINS NASIONAL SEKOLAH DASAR TAHUN 2017

Kepada yth Kepala Sekolah / Koordinator Olimpiade Sains / Siswa Peserta OSP / Orang Tua Siswa Peserta OSP SMA/MA Se Indonesia

Lampiran I Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor : DJ.I/02/2012

DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DEPARTEMEN AGAMA NOMOR : DJ.I/452/2008 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL MADRASAH ALIYAH KEAGAMAAN (MAK)

KATA PENGANTAR. Surabaya, Februari 2017 KEPALA DINAS. Dr. IKHSAN,S.Psi, MM Pembina Utama Muda NIP

PANDUAN PELAKSANAAN UJIAN SEKOLAH/MADRASAH PADA SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH DAN SEKOLAH LUAR BIASA KABUPATEN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PETUNJUK PELAKSANAAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL [OSN] SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN 2018

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Panduan Teknis Apresiasi Layanan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Melalui. Lomba Kompetensi Peserta Didik Paket C Vokasi Tahun 2017

PERANAN PERGURUAN TINGGI DALAM MENINGKATKAN KUALITAS OLIMPIADE SAINS NASIONAL TINGKAT SEKOLAH DASAR

MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN PANDUAN LOMBA KARYA JURNALISTIK SISWA (LKJS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN 2015


PROSEDUR OPERASI STANDAR (POS)

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PEDOMAN UMUM PEMBERIAN BEASISWA KEPADA PERAIH MEDALI OLIMPIADE SAINS INTERNASIONAL 2012

DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SOSIALISASI UJIAN NASIONAL. SMP/MTs TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Nomor : 0457/E3.4/ Maret 2012 Lampiran : 2 (dua) lampiran Perihal : ON MIPA-PT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM,

Petunjuk Teknis Apresiasi Layanan Pendidikan Masyarakat Melalui Lomba Kompetensi Peserta Didik Paket C Vokasi

INFORMASI LOMBA-LOMBA SMA Tahun 2017

PETUNJUK TEKNIS KERJASAMA PENYELENGGARAAN APRESIASI LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN BERPRESTASI TINGKAT NASIONAL DI PROVINSI TAHUN 2015

OLIMPIADE MATEMATIKA DAN IPA SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH

OLIMPIADE ONLINE NASIONAL 2016 PIALA HASRI AINUN HABIBIE

Olimpiade Kimia X Nasional Tingkat SMA sederajat Himpunan Mahasiswa Kimia (HIMASKA) Helium UIN terdiri dari 3 babak yaitu;

Olimpiade Kimia X Nasional Tingkat SMA sederajat Himpunan Mahasiswa Kimia (HIMASKA) Helium UIN terdiri dari 3 babak yaitu;

PETUNJUK TEKNIS KEBIJAKAN DAK BIDANG PENDIDIKAN DASAR TAHUN ANGGARAN 2013

Nomor : 0304/E3.4/ Februari 2013 Lampiran : 2 (dua) lampiran Perihal : Penyelenggara ON MIPA-PT Tahun 2013

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2016 TINGKAT PROVINSI

Amplop Kecil A (Isi 10 eksemplar)

KEMENTERIAN AGAMA KANTOR WILAYAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Jl. Sukonandi No.8 Telp. (0274) , FAX (0274) Yogyakarta Kode Pos 55284

PEDOMAN OLIMPIADE PENELITIAN SISWA INDONESIA (OPSI) TAHUN 2010

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR DINAS PENDIDIKAN JL. Gentengkali 33 Surabaya, /Fax.(031) ,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

Penyelenggaraan Ujian Pendidikan Kesetaraan

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENYELENGGARAAN UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2016/2017

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum wr. Wb Salam Sejahtera

PROSEDUR OPERASI STANDAR (POS)

Kata Pengantar. Jakarta, Januari Tim Penyusun

PENDAHULUAN MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN

PANDUAN PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL PERBAIKAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016

alam proses pembelajaran, penilaian dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi

PROSEDUR OPERASI STANDAR (POS) UJIAN NASIONAL PROGRAM PAKET A, PRORAM PAKET B, PROGRAM PAKET C, DAN PROGRAM PAKET C KEJURUAN TAHUN 2010

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR UJIAN SEKOLAH (US) SMA DAN SMK TAHUN PELAJARAN 2015/2016

KESIAPAN JATIM DALAM UJIAN NASIONAL SMP/MTS & SMA/SMK/MA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Panduan Teknis Apresiasi Layanan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Melalui. Lomba Keberaksaraan Warga Belajar Pendidikan Keaksaraan Tahun 2017

BAB I PENDAHULUAN. Baru-baru ini, banyak sekolah pada tingkat menengah atas di Indonesia

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KOTA YOGYAKARTA NOMOR : 188 / 546 TENTANG

SELEKSI CALON MAHASISWA BARU MELALUI JALUR PENELUSURAN MINAT DAN KEMAMPUAN (PMDK) PANITIA PMDK

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PMK.03/2013 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Nomor : 58/KEP/UDN-01/VI/2007. tentang PENYELENGGARAAN UJIAN SEMESTER DI UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

PETUNJUK TEKNIS LOMBA TATA KELOLA BOS TINGKAT SMP

PANDUAN PELAKSANAAN SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (SIPENMARU) DIKNAKES POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA TAHUN AKADEMIK 2014/2015

hari kalender sebelum Ujian Sertifikasi Keahlian Tingkat Pertama/Dasar.

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR DINAS PENDIDIKAN JL. Gentengkali 33 Surabaya, /Fax.(031) ,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PMK.03/2013 TENTANG TATA C ARA PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN

PERATURAN KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

INFORMASI AWAL SELEKSI NASIONAL MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI (SNMPTN) TAHUN 2011 JALUR UNDANGAN & JALUR UJIAN TERTULIS/KETERAMPILAN

KEPUTUSAN KEPALA UPTD SMA NEGERI 1 PARE Nomor : 420 /219/ / 2012

TATA TERTIB KOMET 2018

LEMBAGA OLIMPIADE PENDIDIKAN INDONESIA

FORMULIR PENDAFTARAN LOMBA AKUNTANSI DAN PAJAK ANTAR MAHASISWA JENJANG PERGURUAN TINGGI DAN POLITEKNIK

PEDOMAN PENERIMA TANDA KEHORMATAN SATYALENCANA PENDIDIKAN BAGI KEPALA SEKOLAH TAHUN 2016

PEDOMAN OLIMPIADE PENELITIAN SISWA INDONESIA (OPSI) TAHUN 2013

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL PENDIDIKAN KESETARAAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG UJIAN NASIONAL PENDIDIKAN KESETARAAN TAHUN 2008

UJIAN AKHIR SEMESTER

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS) PENYELENGGARAAN UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018

PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 PARE

PROSEDUR OPERASI STANDAR (POS) UJIAN SEKOLAH/MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2008/2009

04/PP/DITDIKTENDIK/2012 PEDOMAN UMUM PEMILIHAN PUSTAKAWAN BERPRESTASI

BUKU PETUNJUK PELAKSANAAN. SBMPTN TAHUN 2018 (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri)

BAB I PENDAHULUAN. Mutu sumber daya manusia suatu bangsa bergantung pada mutu pendidikan.

Transkripsi:

PANDUAN PELAKSANAAN SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA DAN TINGKAT PROVINSI TAHUN 2015 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA 1

2

KATA PENGANTAR Salah satu program yang setiap tahun diselenggarakan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan adalah Olimpiade Sains Nasional (OSN). Tujuan dilaksanakannya OSN adalah untuk untuk menumbuhkembangkan minat, bakat, dan kecintaan para siswa akan ilmu pengetahuan dan teknologi. OSN juga diselenggarakan dengan tujuan untuk memilih para kandidat terbaik yang akan diikutsertakan pada berbagai ajang lomba sains tingkat internasional yang secara konsisten diikuti oleh Indonesia. OSN diselenggarakan melalui serangkaian proses seleksi yang dilakukan secara berjenjang dari mulai tingkat sekolah, kabupaten/ kota, tingkat porvinsi hingga tingkat nasional. Pada tahun 2015, bidang keilmuan yang dilombakan dalam ajang OSN meliputi: matematika, fisika, kimia, informatika/komputer, biologi, Kebumian, Geografi, Astronomi, dan Ekonomi. Agar penyelenggaraan olimpiade sains yang berjenjang tersebut dapat terjaga integritas dan mutunya, maka diperlukan sebuah panduan pelaksanaan olimpiade yang memuat seluruh norma, kriteria dan aturan pelaksanaan seleksi di tingkat daerah. Untuk itu maka disusun Panduan Pelaksanaan Seleksi OSN kabupaten/kota dan provinsi sebagai acuan bagi panitia seleksi di tingkat kabupaten/kota dan provinsi dalam melakukan seleksi calon peserta OSN di daerahnya masing-masing. Melalui panduan ini diharapkan penyelenggaraan proses seleksi di daerah dapat lebih 3i

terjaga dan lebih berkualitas sehingga akan terus lahir generasi emas bangsa yang kita harapkan bersama. Dengan dukungan seluruh pihak terkait dan seluruh masyarakat baik di daerah maupun di tingkat pusat, semua harapan itu dapat tercapai. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun untuk penyelenggaraan OSN yang lebih baik dan berkualitas akan senantiasa kami harapkan. Terimakasih kepada semua pihak yang telah ikut membantu menyusun panduan ini dan membina program OSN untuk lebih baik lagi di masa yang akan datang. Jakarta, Desember 2014 a.n. Direktur Pembinaan SMA, Kasubdit Kelembagaan dan Peserta Didik DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH Suharlan, SH. MM NIP.196106161990021001 4ii

DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi...iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 2 C. Hasil yang diharapkan... 2 D. Bidang Keilmuan yang Dilombakan... 2 E. Pelaksanaan Seleksi... 3 F. Seleksi Tingkat Nasional... 3 G. Tempat Pelaksanaan Olimpiade Sains Tingkat Internasional Tahun 2016... 3 H. Biaya Penyelenggaraan... 4 BAB II MEKANISME SELEKSI PESERTA OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA DAN TINGKAT PROVINSI A. Kriteria Peserta Seleksi... 5 B. Tahapan Seleksi... 9 C. Jadwal Pelaksanaan Tes...11 D. Tanggungjawab Pembiayaan...11 E. Tim Juri...11 BAB III TUGAS DAN WEWENANG A. Panitia Pusat... 13 B. Panitia Daerah OSK... 13 iii 5

C. Panitia Daerah OSP... 15 BAB IV PENUTUP... 18 Lampiran-lampiran: Lampiran 1. Tabel Konversi Nilai Lampiran 2. Tata Tertib Dan Panduan Seleksi Olimpiade Sains Tingkat Kabupaten/Kota Lampiran 3. Format Daftar Hadir Lampiran 4. Format Biodata Peserta 6iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah melakukan berbagai kegiatan dalam rangka pengembangan bakat dan minat siswa SMA dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Kegiatan tersebut dilakukan dalam berbagai lomba baik nasional maupun internasional. Upaya kegiatan lomba ini diharapkan dapat meningkatkan mutu siswa dan menguasai ilmu-ilmu dasar, serta dapat membina sikap perilaku, dan budi pekerti yang baik. Berdasarkan hasil yang telah diperoleh peserta Indonesia dalam mengikuti olimpiade internasional serta tingkat kesukaran soal yang dilombakan dalam olimpiade tersebut, perlu dilakukan penjaringan siswa unggul dan berbakat, pembinaan yang lebih intensif, khususnya siswa SMP/MTS (kelas IX), SMA/MA (kelas X dan XI) mulai dari tingkat sekolah, kabupaten/kota, provinsi sampai nasional. Hasil seleksi tingkat nasional akan dipanggil untuk mengikuti pembinaan nasional dan diseleksi dalam rangka menyiapkan tim yang akan mewakili Indonesia dalam olimpiade internasional. 1

B. Tujuan 1. Menjaring siswa yang mempunyai kompetensi/kemampuan terbaik dalam bidang Matematika, Fisika, Kimia, Informatika/ Komputer, Biologi, Kebumian, Geografi, Astronomi, dan Ekonomi. 2. Menyeleksi calon yang dapat diandalkan dan diharapkan oleh Kabupaten/Kota untuk mewakili daerahnya pada seleksi pada tingkat provinsi sampai ke tingkat nasional. C. Hasil yang Diharapkan 1. Terjaringnya peserta olimpiade bidang Matematika, Fisika, Kimia, Informatika/Komputer, Biologi, Kebumian, Geografi, Astronomi dan Ekonomi. 2. Terseleksinya pemenang Olimpiade tingkat kabupaten/kota untuk diikutsertakan ke tingkat provinsi. 3. Terseleksinya pemenang olimpiade tingkat provinsi untuk diikutsertakan ke tingkat nasional. D. Bidang Keilmuan yang Dilombakan Bidang keilmuan yang dilombakan pada seleksi olimpiade sains tingkat kabupaten/kota dan provinsi, yaitu: 1. Matematika 2. Fisika 3. Kimia 4. Informatika/Komputer 5. Biologi 6. Kebumian 2

7. Geografi 8. Astronomi 9. Ekonomi E. Pelaksanaan Seleksi No Tahap Seleksi Peserta Tempat Penanggung Jawab Waktu 1. Tingkat Sekolah Sekolah Kepala Sekolah Januari 2015 2. Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota lokasi ditentukan oleh dinas pendidikan Kab./ Kota 3. Provinsi Provinsi, lokasi ditentukan oleh Dinas Pendidikan Provinsi. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota Dinas Pendidikan Provinsi 11 Pebruari 2015 17 s/d 19 Maret 2015 F. Seleksi Tingkat Nasional Seleksi Tingkat Nasional rencananya akan berlangsung tanggal 18 s.d. 24 Mei 2015 di D.I. Yogyakarta. G. Tempat Pelaksanaan Olimpiade Sains Tingkat Internasional Tahun 2016 1. International Mathematics Olympiad (IMO) : Brazil 2. International Physics Olympiad (IPhO) : Swiss 3

3. International Chemistry Olympiad (IChO) : Kazan, Rusia Federation Republic 4. International Olympiad in Informatics (IOI) : Rusia 5. International Biology Olympiad (IBO) : Hanoi, Vietnam 6. International Earth Science Olympiad (IESO) : Jepang 7. International Geography Olympiad (IGeO) : China 8. International Olympiad on Astronomy and Astrophysics (IOAA) : India H. Biaya Penyelenggaraan Biaya pelaksanaan seleksi olimpiade sains tingkat kabupaten/ kota dan tingkat provinsi bersumber dari APBD, sponsor, atau dana lain yang tidak mengikat. 4

BAB II MEKANISME SELEKSI PESERTA OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA DAN TINGKAT PROVINSI A. Kriteria Peserta Seleksi 1. Kriteria Umum 1) Warga Negara Indonesia 2) Berminat terhadap bidang keilmuan yang dipilih 3) Setiap siswa hanya dapat mengikuti salah satu bidang keilmuan dan diusulkan oleh kepala sekolah berdasarkan hasil seleksi tingkat sekolah 4) Belum pernah meraih medali emas OSN tingkat SMA di bidang keilmuan apapun 5) Wajib mengikuti pembinaan pasca OSN 6) Tuntas pada semua mata pelajaran (pengetahuan dan keterampilan minimal 2,66 atau Baik) dan sikap (minimal Baik), mengacu kepada Kurikulum 2013 atau Kurikulum 2006 sesuai dengan kebijakan implementasi kurikulum Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2014/2015 2. Kriteria Khusus a. Matematika 1) Siswa SMP/MTs kelas IX, SMA/MA kelas X dan XI 2) Memiliki nilai Matematika (wajib dan peminatan) tidak kurang dari 3,0 5

3) Belum pernah mengikuti pembinaan nasional tahap ke-3 b. Fisika 1) Siswa SMP/MTS kelas IX, SMA/MA kelas X dan XI 2) Memiliki nilai IPA, Fisika tidak kurang dari 3,0 3) Belum pernah mengikuti pembinaan nasional tahap ke-2 4) Belum pernah mengikuti olimpiade Fisika tingkat Regional atau Internasional c. Kimia 1) Siswa SMP/MTs kelas IX, SMA/MA kelas X dan XI 2) Memiliki nilai IPA untuk SMP/MTs, Kimia tidak kurang dari 3,0 3) Belum pernah mengikuti pembinaan nasional tahap ke-2 4) Belum pernah mengikuti olimpiade Kimia tingkat Regional atau Internasional 5) Tidak Buta Warna dibuktikan dengan surat keterangan bebas buta warna dari dokter. d. Informatika/Komputer 1) Siswa SMP/MTs kelas IX, SMA/MA kelas X dan XI 2) Memiliki nilai Matematika (wajib dan peminatan) tidak kurang dari 3,0 3) Mampu mengoperasikan perangkat komputer 6

e. Biologi 1) Siswa SMP/MTs kelas IX, SMA/MA kelas X dan XI 2) Memiliki nilai IPA untuk SMP/MTs, tidak kurang dari 3,0 3) Memiliki nilai Biologi tidak kurang dari 3,3 dan memiliki nilai Matematika, Kimia dan Bahasa Inggris tidak kurang dari 3,0 4) Belum pernah mengikuti pembinaan nasional tahap ke-2 5) Tidak Buta Warna dibuktikan dengan surat keterangan bebas buta warna dari dokter. f. Kebumian 1) Siswa SMP/MTS kelas IX, SMA/MA kelas X dan XI 2) Memiliki nilai IPA atau IPS untuk SMP/MTs, tidak kurang dari 3,0 3) Memiliki nilai Matematika, Bahasa Inggris dan Fisika atau Geografi minimal 3,0 4) Belum pernah mengikuti pembinaan nasional tahap ke-2 5) Tidak Buta Warna dibuktikan dengan surat keterangan bebas buta warna dari dokter 6) Mampu melakukan kegiatan praktek di lapangan g. Geografi 1) Siswa SMP/MTs kelas IX, SMA/MA kelas X dan XI 2) Siswa SMP/MTs Memiliki nilai IPS tidak kurang dari 3,0 7

3) Memiliki nilai Matematika atau Geografi dan Bahasa Inggris minimal 3,0 4) Belum pernah mengikuti pembinaan nasional tahap ke-2 5) Tidak Buta Warna dibuktikan dengan surat keterangan bebas buta warna dari dokter. 6) Mampu melakukan kegiatan praktek di lapangan h. Astronomi 1) Siswa SMP/MTs kelas IX dan siswa SMA/MA kelas X dan XI 2) Memiliki nilai IPA untuk SMP/MTs, tidak kurang dari 3,0 3) Memiliki nilai Fisika, Matematika dan Bahasa Inggris masing-masing tidak kurang dari 3,0 4) Belum pernah mengikuti pembinaan nasional tahap ke-2 5) Tidak Buta Warna dibuktikan dengan surat keterangan bebas buta warna dari dokter 6) Mampu melakukan kegiatan praktek di lapangan 7) Mampu mengoperasikan perangkat komputer i. Ekonomi 1) Siswa SMA/MA kelas X dan XI 2) Memiliki nilai Ekonomi dan Bahasa Inggris tidak kurang dari 3,0 3) Mampu mengoperasikan perangkat komputer 8

Keterangan : 1. Pelaksanaan Seleksi pada Tingkat Daerah : a. Mengacu pada Kalender Pendidikan b. Mengikuti Standar Prosedur Operasional secara ketat 2. Kriteria peserta seleksi tingkat Kabupaten/Kota adalah peserta yang telah lulus seleksi tingkat sekolah. 3. Kriteria Peserta Seleksi Tingkat Provinsi adalah peserta yang sudah lulus seleksi tingkat Kabupaten/Kota dan ditetapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi. 4. Kriteria Peserta Seleksi Tingkat Nasional adalah peserta yang sudah lulus seleksi tingkat Provinsi dan ditetapkan Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Atas. B. Tahapan Seleksi Masing-masing daerah melakukan seleksi peserta Olimpiade Sains secara berjenjang untuk tingkat SMA/MA, dengan urutan sebagai berikut : 1) Seleksi Peserta Olimpiade Sains Tingkat Sekolah (OSS) Sekolah menjaring/menyeleksi (berdasarkan kriteria yang berlaku) dan mengajukan peserta seleksi Olimpiade Sains pada masing-masing lomba untuk diseleksi di kabupaten/ kota. Penanggungjawab seleksi tingkat sekolah adalah Kepala Sekolah. 2) Seleksi Peserta Olimpiade Sains Tingkat Kabupaten/Kota (OSK) a. Siswa peserta OSK maksimum kelas XI 9

b. Setiap sekolah dapat mengirimkan siswa terbaik hasil seleksi sekolah (Olimpiade Sains Sekolah (OSS) atau sejenisnya) untuk seleksi OSK. Jumlah maksimal peserta per bidang per sekolah disesuaikan dengan kemampuan masing-masing kabupaten/kota. Hal ini untuk mendorong minat kompetisi siswa, mendorong dilakukannya seleksi dan terjaminnya proses penjaringan siswa berbakat. c. Pelaksanaan seleksi Peserta olimpiade sains tingkat kabupaten/kota dilakukan dalam waktu yang bersamaan. d. Data peserta dan hasilnya dilaporkan dan diumumkan ke publik untuk menjaga akuntabilitas. e. Soal disusun oleh Tim Juri Pusat f. Koreksi dilakukan oleh Tim Koreksi yang melibatkan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dan ditetapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota, di bawah supervisi Dinas Pendidikan Provinsi. 3) Seleksi Peserta Olimpiade Sains Nasional Tingkat Provinsi (OSP) a. Jumlah maksimal peserta tiap sekolah yang dikirimkan ke seleksi OSP 3 siswa per bidang. b. Setiap kabupaten/kota dapat mengirimkan minimal 1 siswa per bidang. c. Total peserta maksimal setiap provinsi adalah banyaknya Kabupaten/Kota dikalikan 3. Provinsi yang memiliki jumlah Kab./Kota kurang dari 10, total peserta maksimum 75 per bidang. d. Penyusunan soal dan koreksi hasil jawaban peserta menjadi tanggungjawab Juri dan Direktorat Pembinaan SMA. 10

e. Pelaksanaan Seleksi Peserta Olimpiade Sains tingkat Provinsi dilakukan dalam waktu yang bersamaan. f. Data peserta beserta hasilnya dilaporkan dan diumumkan ke publik untuk menjamin akuntabilitas. C. Jadwal Pelaksanaan Tes a. Pengisian daftar hadir dan pengaturan tempat duduk pukul: 7.30 8.00 (atau disesuaikan dengan kondisi daerah setempat) b. Pengarahan pejabat setempat pukul: 8.00 8.30 c. Penjelasan tes oleh pengawas pukul: 8.30 8.45 d. Pelaksanaan Tes Tahap I (tergantung pada jenis tes) e. Istirahat shalat/makan siang pukul: 12.30 13.15 f. Pelaksanaan Tes Tahap II (tergantung pada jenis tes) D. Tanggungjawab Pembiayaan 1. Seleksi Tingkat Sekolah Sumber dana : Komite Sekolah, sponsor, dan dana lain yang tidak mengikat 2. Seleksi Tingkat Kab./Kota Sumber dana : APBD kabupaten/kota, sponsor, dan dana lain yang tidak mengikat 3. Seleksi Tingkat Provinsi Sumber dana : APBD Provinsi, sponsor, dan dana lain yang tidak mengikat E. Tim Juri Tim Juri Olimpiade Sains tingkat kabupaten/kota ditetapkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan/atau oleh Dinas Pendidikan Provinsi dengan kriteria sebagai berikut: 11

1. Memiliki latar belakang pendidikan, keahlian dan kemampuan sesuai dengan bidangnya. 2. Memiliki sikap jujur, bertanggungjawab, disiplin, tekun, teliti dan bisa menjaga kerahasiaan, dan memiliki integritas. 3. Berasal dari unsur perguruan tinggi, guru/instruktur atau tenaga ahli di bidangnya. Penilaian hasil pelaksanaan olimpiade sains tingkat provinsi dilakukan oleh Tim Juri Olimpiade Pusat. 12

BAB III TUGAS DAN WEWENANG A. Panitia Pusat 1. Menyusun Panduan Pelaksanaan 2. Menentukan tanggal, soal, penggandaan, petugas, job deskripsi petugas 3. Melaksanakan OSK/OSP, berkoordinasi dengan panitia daerah 4. Memantau dan mengevaluasi pelaksana OSK/OSP B. Panitia Daerah OSK Pelaksanaan OSK dilaksanakan sepenuhnya oleh panitia daerah. 1. Sosialisasi kegiatan - Mensosialisasikan panduan OSK pada sekolah-sekolah. - Provinsi melakukan sosialisasi ke Dinas Kota/Kabupaten pada awal trisemester ketiga agar Dinas Kota/Kabupaten bisa menyusun anggaran kegiatan yang sesuai dan relevan dengan agenda OSK, yakni meliputi sosialisasi, pembinaan, dan pelaksanaan kegiatan. 2. Peserta - Panitia wajib memeriksa keabsahan peserta sesuai panduan OSK. 3. Ruangan - Memastikan kenyamanan ruangan tes meliputi pencahayaan, sirkulasi udara, kebersihan ruangan, ketenangan, dan keamanan. 13

- Pengaturan jarak antar peserta minimum 1 meter atau maksimum 20 siswa perkelas. - Setiap ruangan tes memerlukan setidaknya dua pengawas. - Peserta dari sekolah yang sama tidak duduk berdekatan - Memasang nomor peserta pada bangku dan nomor ruangan pada tiap ruangan. - Mensterilkan ruangan tes dari interupsi misal kunjungan orang tua/keluarga, guru, pejabat, atau wartawan. 4. Soal - Soal OSK disusun oleh Panitia Pusat. - Panitia Daerah bertanggung jawab memperbanyak soal OSK dan menjaga keamanan dan kerahasiaan soal. - Tanggung jawab panitia penanggung jawab soal meliputi memperbanyak soal, mengemas soal dan menyegel soal dalam amplop tertutup untuk siap dikirimkan ke daerah. - Amplop soal yang tersegel baru boleh dibuka di kelas di depan peserta pada pelaksanaan OSK. - Panitia wajib memastikan bahwa jumlah soal sesuai dengan banyaknya peserta OSK. - Panitia wajib memastikan bahwa soal tiba di lokasi tes setidaknya 1 jam sebelum tes dimulai. - Soal OSK disimpan oleh Disdik Kota/Kabupaten dan wajib dibagikan pada para peserta OSK setelahnya. 5. Pelaksanaan tes - Menyiapkan lembar kertas buram. 14

- Menyiapkan jam dinding dengan waktu yang tepat sama pada setiap kelas atau bel/sound system terpadu paralel lintas kelas untuk memastikan bahwa jam mulai dan selesai tes satu bidang diselenggarakan serentak. - Panitia memastikan bahwa penyelenggaraan tes sesuai dengan komitmen waktu. - Memastikan keberlangsungan tes dengan baik bahwa tidak ada interupsi dari kunjungan orang tua/keluarga, guru, pejabat, atau wartawan. - Mengumpulkan seluruh berkas soal dan memastikan bahwa tidak ada berkas soal yang hilang atau terbawa peserta/guru. - Mengumpulkan seluruh hasil kerja siswa sesuai dengan panduan pelaksanaan OSK. 6. Pemeriksaan berkas tes - Menunjuk tim pemeriksa tes yang memiliki kompetensi, komitmen, dan kejujuran. - Menetapkan peserta OSP yang dikuatkan oleh SK Kabupaten/Kota atau Dinas Provinsi. 7. Konsumsi dan akomodasi - Panitia menyediakan konsumsi dan akomodasi peserta. - Panitia menyediakan petugas kesehatan di setiap Kota/ Kabupaten tempat penyelenggaraan OSK. C. Panitia Daerah OSP OSP dilaksanakan oleh panitia daerah berkoordinasi dengan panitia pusat. 15

1. Peserta - Panitia wajib memeriksa keabsahan peserta sesuai SK Kabupaten/Kota. 2. Ruangan - Memastikan kenyamanan ruangan tes meliputi pencahayaan, sirkulasi udara, kebersihan ruangan, ketenangan, dan keamanan. - Kursi antar peserta berjarak minimum 1 meter atau maksimum 20 peserta perkelas. - Setiap ruangan tes memerlukan setidaknya dua pengawas. - Peserta dari sekolah yang sama tidak duduk berdekatan - Memasang nomor peserta pada bangku dan nomor ruangan pada tiap ruangan. - Mensterilkan ruangan tes dari interupsi misal kunjungan orang tua/keluarga, guru, pejabat, atau wartawan. 3. Soal - Soal OSP disusun oleh Panitia Pusat. - Panitia Pusat bertanggung jawab memperbanyak soal, mengemas soal dan menyegel soal dalam amplop tertutup serta membawanya ke daerah. - Amplop soal yang tersegel baru boleh dibuka di kelas di depan peserta pada pelaksanaan OSP. - Panitia wajib memastikan bahwa jumlah soal sesuai dengan banyaknya peserta OSP. - Panitia wajib memastikan bahwa soal tiba di lokasi tes setidaknya 1 jam sebelum tes dimulai. 16

- Soal OSP disimpan oleh Disdik Provinsi dan wajib dibagikan pada para peserta OSP setelahnya. 4. Pelaksanaan tes - Menyiapkan lembar kertas buram. - Menyiapkan jam dinding dengan waktu yang tepat sama pada setiap kelas atau bel/sound system terpadu paralel lintas kelas untuk memastikan bahwa jam mulai dan selesai tes satu bidang diselenggarakan serentak. - Panitia memastikan bahwa penyelenggaraan tes sesuai dengan komitmen waktu. - Memastikan keberlangsungan tes dengan baik bahwa tidak ada interupsi dari kunjungan orang tua/keluarga, guru, pejabat, atau wartawan. - Mengumpulkan seluruh berkas soal dan memastikan bahwa tidak ada berkas soal yang hilang atau terbawa peserta/guru. - Mengumpulkan seluruh hasil kerja siswa sesuai dengan panduan pelaksanaan OSP. 5. Pemeriksaan berkas tes dan Penetapan Pemenang - Berkas tes OSP diperiksa oleh Tim Juri dari Pusat, sesuai dengan bidang uji. - Penetapan pemenang OSP oleh Direktur Pembinaan SMA, dengan mengeluarkan SK Direktur Pembinaan SMA. 6. Konsumsi dan akomodasi - Panitia menyediakan konsumsi dan akomodasi peserta. - Panitia menyediakan petugas kesehatan di setiap Provinsi tempat penyelenggaraan OSP. 17

BAB IV PENUTUP Keberhasilan penyelenggaraan seleksi olimpiade tingkat kabupaten/kota dan tingkat provinsi tahun 2015 ditentukan oleh semua unsur yang berkepentingan dalam melaksanakan kegiatan seleksi secara tertib, teratur, disiplin dan penuh tanggungjawab. Dengan memahami panduan ini diharapkan panitia dan semua pihak yang terkait dapat melaksanakan tugas dengan sebaikbaiknya, sehingga tercapai hasil secara optimal. Menyadari masih banyak kekurangan dalam panduan ini, kritik dan saran kami harapkan sebagai bahan masukan bagi penyelenggaraan seleksi di tahun-tahun mendatang. Semoga panduan ini dapat dijadikan acuan sehingga kegiatan seleksi ini dapat terlaksana dengan baik, efektif dan efisien. 18

LAMPIRAN - LAMPIRAN 19

TABEL KONVERSI NILAI INTERVAL HASIL KONVERSI PREDIKAT 96-100 4.00 A 91-95 3.66 A- 85-90 3.33 B+ 80 84 3.00 B 75 79 2.66 B- 70 74 2.33 C+ 65 69 2.00 C 60 64 1.66 C- 55 59 1.33 D+ < 54 1.00 D 20

TATA TERTIB DAN PANDUAN SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA Lampiran 1 1. Tata tertib Peserta seleksi olimpiade sains tingkat Kabupaten/ Kota: 1) Peserta wajib hadir 30 menit sebelum pelaksanaan tes dimulai. 2) Peserta wajib membawa identitas. 3) Peserta menempati tempat duduk yang telah disediakan sesuai dengan nomor peserta masing-masing. 4) Peserta yang terlambat masuk dapat mengikuti tes setelah mendapat izin dari panitia/pengawas dengan tidak ada tambahan waktu (sesuai dengan jadwal yang berlaku). 5) Peserta membawa alat-alat tulis yang diperlukan dan dilarang untuk saling meminjam di antara peserta. 6) Peserta dilarang menggunakan buku catatan, kalkulator (kecuali Bidang Keilmuan tertentu), kamus, susunan berkala atau alat bantu lainnya. 7) Peserta mengisi dan menandatangani daftar hadir yang telah disediakan. 8) Peserta menuliskan isian biodata dan nomor peserta pada lembar jawaban. 9) Peserta menerima satu set soal, lembar jawaban, dan kertas buram. 10) Peserta mengerjakan soal setelah tanda mulai tes dibunyikan, semua peserta memulai dan mengakhiri tes bersama-sama. Peserta yang sudah selesai sebelum waktunya dilarang meninggalkan ruangan. 21

Lampiran 2 11) Peserta memeriksa kelengkapan halaman lembar soal, mulai dari halaman pertama sampai terakhir dan mengerjakan tes sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. 12) Seluruh peserta berdoa sesuai keyakinan masing-masing sebelum mengerjakan soal. 13) Peserta dapat bertanya pada pengawas dengan mengangkat tangan jika ada hal-hal yang tidak jelas. 14) Peserta dilarang menyampaikan pertanyaan yang mengarah pada jawaban butir soal. 15) Peserta harus bekerja sendiri, tidak boleh bekerjasama/ berdiskusi atau melakukan kecurangan atau hal-hal lain yang dapat mencurigakan atau diduga melakukan kerjasama. 16) Peserta yang melakukan kecurangan akan didiskualifikasi (mendapat sanksi dan mendapat nilai 0 (nol)). 17) Peserta tidak boleh meninggalkan ruangan sampai batas akhir waktu tes. Oleh karena itu, sebelum tes berlangsung, pengawas memberitahukan bila ada peserta yang hendak ke toilet sebaiknya sebelum tes berlangsung. Jika terpaksa, selama tes berlangsung ada peserta yang hendak ke toilet harus seizin pengawas. 18) Peserta harus menulis jawaban tes dengan jelas. Peserta tidak boleh mencoret-coret lembar soal. 19) Peserta dilarang berbicara atau melakukan hal-hal lain yang dapat mengganggu konsentrasi peserta lain. 20) Peserta dilarang berjalan memberikan hasil jawaban dan soalnya ke pengawas. Pengawas akan mengambil lembar soal dan lembar jawaban siswa dari setiap meja peserta. 22

Lampiran 2 2. Petunjuk Bagi Pengawas 1) Pengawas memperkenalkan diri dahulu sebelum tes dimulai. 2) Pengawas memberitahu Bidang Keilmuan yang akan diujikan kepada peserta. 3) Pengawas mempersilakan berdoa sebelum mengerjakan soal. 4) Pengawas membagikan lembar jawaban terlebih dahulu dan peserta diminta mengisi nama, nomor peserta, asal sekolah, tanggal pelaksanaan tes, dan sebagainya. Pengawas juga membagikan kertas buram untuk digunakan peserta dalam menghitung/memecahkan soal. 5) Pengawas menanyakan kepada peserta apabila ada yang tidak membawa alat tulis yang diperlukan. Selanjutnya pengawas meminjamkan alat tulis tersebut kepada peserta yang tidak membawanya. 6) Setelah seluruh peserta selesai menuliskan isian pada lembar jawaban, pengawas membagikan lembar soal. 7) Lembar soal dan lembar jawaban yang berlebih/cadangan tetap berada dalam amplop atau disimpan oleh pengawas, dan dilarang untuk didiskusikan dengan pengawas lain atau peserta. 8) Pengawas meminta peserta untuk memeriksa kelengkapan halaman lembar soal, mulai dari halaman pertama sampai terakhir dan melaporkan kepada pengawas apabila terdapat ketidaklengkapan soal. 9) Pengawas mencatat peserta yang melakukan kecurangan pada lembar berita acara. 10) Pengawas dilarang merokok atau berbicara atau hal-hal lain yang dapat mengganggu konsentrasi peserta. 23

Lampiran 2 11) Selama tes berlangsung, pengawas mengedarkan daftar hadir, dan memeriksa identitas peserta. 12) Pengawas mengingatkan sisa waktu yang tersedia, misal masih 15 menit lagi atau 5 menit lagi. Pengawas mengingatkan agar tidak ada lagi peserta yang mengerjakan soal setelah waktu habis. 13) Pengawas menghitung kembali lembar soal dan lembar jawaban. Kemudian mengurutkan masing-masing lembar soal dan lembar jawaban sesuai dengan nomor peserta pada Daftar Hadir. Pastikan tidak ada yang tertinggal. 3. Petunjuk Bagi Panitia Seleksi Kabupaten/Kota 1) Pelaksanaan Seleksi Olimpiade Sains tingkat Kabupaten/ Kota pada tanggal 11 Pebruari 2015 2) Pelaksanaan koreksi pada minggu ketiga Pebruari 2015 oleh Kabupaten/Kota. 3) Pengiriman daftar pemenang dilengkapi biodata peserta dan berita acara pemenang serta laporan pelaksanaan seleksi Kabupaten/Kota ke Provinsi paling lambat akhir Pebruari 2015. 24

Lampiran 3 (Logo Kab/Kota) DAFTAR HADIR Agenda : Seleksi Olimpiade Sains Tingkat Kabupaten/Kota Tempat : Hari/Tanggal Pukul : : Bidang :... NO. PROVINSI NAMA ASAL SEKOLAH KLS TANDA TANGAN 1 1 2 2 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 8 8 9 9 10 10 11 11 12 12 13 13 14 14 15 15 16 16 17 17 18 18 19 19 20 20 dst 25

Lampiran 4 LOGO KAB/KOTA BIODATA PESERTA SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA BIDANG : Diisi dengan huruf KAPITAL 1. Nama Lengkap : 2. Tempat/Tanggal Lahir :.. Jenis Kelamin: L / P *) 3. Agama : 4. Asal Sekolah : Kelas :. 5. Alamat Sekolah : Jalan. Kab/Kota :.. Provinsi : 6. Email Sekolah : 7. Nomor Telepon Sekolah : 8. Nomor Faksimili Sekolah : 9. Alamat Rumah : Jalan. Kab/Kota :.. Provinsi : 10. Nomor Telepon Rumah : 11. Nomor Ponsel Siswa : 12. E-mail Siswa :. 2012 Peserta, ( ) *) Coret yang tidak perlu 26