BAB I PENDAHULUAN. dan energi ditinjau dari segi sifat-sifat, reaksi, struktur, komposisi dan perubahan

dokumen-dokumen yang mirip
PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALTERNATIF DALAM PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nurul Faqih

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia (Sunu, 2001). seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat,

BAB I PENDAHULUAN. industri berat maupun yang berupa industri ringan (Sugiharto, 2008). Sragen

BAB 1 PENDAHULUAN. air dapat berasal dari limbah terpusat (point sources), seperti: limbah industri,

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak

PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALAMI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI FARMASI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin tinggi dan peningkatan jumlah industri di Indonesia.

PENURUNAN TURBIDITY, TSS, DAN COD MENGGUNAKAN KACANG BABI (Vicia faba) SEBAGAI NANO BIOKOAGULAN DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK (GREYWATER)

Serbuk Biji Kelor Sebagai Koagulan Harimbi Mawan Dinda Rakhmawati

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Friska Dwi Nur Styani, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. s n. Pengujian Fitokimia Biji Kelor dan Biji. Kelor Berkulit

PERBAIKAN KUALITAS AIR LIMBAH INDUSTRI FARMASI MENGGUNAKAN KOAGULAN BIJI KELOR (Moringa oleifera Lam) DAN PAC (Poly Alumunium Chloride)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. industri tapioka, yaitu : BOD : 150 mg/l; COD : 300 mg/l; TSS : 100 mg/l; CN - :

DAFTAR ISI ABSTRAK...

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

KAJIAN PENGGUNAAN BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN PADA PROSES PENURUNAN KANDUNGAN ORGANIK (KMnO 4 ) LIMBAH INDUSTRI TEMPE DALAM REAKTOR BATCH

SEMINAR TUGAS AKHIR APLIKASI ELEKTROKOAGULASI PASANGAN ELEKTRODA BESI UNTUK PENGOLAHAN AIR DENGAN SISTEM KONTINYU. Surabaya, 12 Juli 2010

PENENTUAN KUALITAS AIR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab IV Hasil Dan Pembahasan

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat.

STUDI PENDAHULUAN : PENGOLAHAN LIMBAH CAIR HASIL PRODUKSI PATI BENGKUANG DI GUNUNGKIDUL

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Kulit jadi merupakan kulit hewan yang disamak (diawetkan) atau kulit

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup

Jurusan. Teknik Kimia Jawa Timur C.8-1. Abstrak. limbah industri. terlarut dalam tersuspensi dan. oxygen. COD dan BOD. biologi, (koagulasi/flokulasi).

PENGARUH PENAMBAHAN BITTERN PADA LIMBAH CAIR DARI PROSES PENCUCIAN INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan salah satu pusat industri batik yang dikenal sejak

Oleh: Rizqi Amalia ( ) Dosen Pembimbing: Welly Herumurti ST. M.Sc

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya aktifitas berbagai macam industri menyebabkan semakin

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mutu air adalah kadar air yang diperbolehkan dalam zat yang akan

Kombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi

PEMANFAATAN BIJI KELOR (MORINGA OLEIFERA) SEBAGAI KOAGULAN ALTERNATIF DALAM PROSES PENJERNIHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TEKSTIL KULIT

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua

PENENTUAN DOSIS OPTIMUM KOAGULAN BIJI ASAM JAWA (Tamarindus Indica L) DALAM PENURUNAN TSS DAN COD LIMBAH CAIR INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT DI KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a

BAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Ketaatan Terhadap Kewajiban Mengolahan Limbah Cair Rumah Sakit dengan IPAL

Buku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN

KOAGULAN PADA PENURUNAN TURBIDITAS LIMBAH CAIR INDUSTRI TEKSTIL PT. LSI DAN PENURUNAN KADAR

BAB V ANALISA AIR LIMBAH

OPTIMASI PENGGUNAAN KOAGULAN ALAMI BIJI KELOR

LAPORAN AKHIR. PEMANFAATAN BIJI KECIPIR (Psophocarpus tetragonolobus L.) SEBAGAI KOAGULAN ALAMI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TEMPE OLEH

Info Artikel. Etik Isman Hayati *), Eko Budi Susatyo dan Wisnu Sunarto

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan

SUMMARY. Oleh: Herdyanto Ismail Lapasau Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo

Bab IV Data dan Hasil Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Hal ini tentu saja membawa berbagai dampak terhadap kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu

adalah air yang telah dipergunakan yang berasal dari rumah tangga atau bahan kimia yang sulit untuk dihilangkan dan berbahaya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam kehidupan sehari hari, air merupakan sesuatu yang sangat penting dan berharga. Banyak

Analisis Zat Padat (TDS,TSS,FDS,VDS,VSS,FSS)

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai flokulan alami yang ramah lingkungan dalam pengolahan

Gambar 3. Penampakan Limbah Sisa Analis is COD

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan permintaan energi yang disebabkan oleh pertumbuhan populasi

BAB I PENDAHULUAN. tambah kecuali sekedar mempermudah sistem pembuangan. adalah mengolah masukan (input) menjadi keluaran (ouput).

PENGARUH WAKTU TINGGAL CAIRAN TERHADAP PENURUNAN KEKERUHAN DALAM AIR PADA REAKTOR ELEKTROKOAGULASI. Satriananda 1 ABSTRAK

EFEKTIFITAS ELEKTROFLOKULATOR DALAM MENURUNKAN TSS DAN BOD PADA LIMBAH CAIR TAPIOKA

BAB II AIR LIMBAH PT. UNITED TRACTORS Tbk

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA LING KUNGAN MODUL IV ANGKA PERMANGANAT (TITRIMETRI) KELOMPOK IV

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana tingkat industrialisasi telah dicapai oleh satu negara. Bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PERSYARATAN PENGAMBILAN. Kuliah Teknologi Pengelolaan Limbah Suhartini Jurdik Biologi FMIPA UNY

Pokok Bahasan XI PENANGANAN LIMBAH INDUSTRI

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengaruh Penambahan Kotoran Sapi Perah Terhadap Nilai ph

BAB I PENDAHULUAN. selain memproduksi tahu juga dapat menimbulkan limbah cair. Seperti

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

adanya gangguan oleh zat-zat beracun atau muatan bahan organik yang berlebih.

Makalah Pendamping: Kimia Paralel B IDENTIFIKASI KARAKTER FISIK DAN KIMIA SEBAGAI KARAKTERISTIK LIMBAH INDUSTRI DI SUNGAI PENGO

Teknik Bioseparasi. Dina Wahyu. Genap/ March 2014

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENELITIAN PENDAHULUAN

1 Security Printing merupakan bidang industri percetakan yang berhubungan dengan pencetakan beberapa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH KADAR AIR, DOSIS DAN LAMA PENGENDAPAN KOAGULAN SERBUK BIJI KELOR SEBAGAI ALTERNATIF PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013


Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu kimia merupakan salah satu rumpun IPA yang mempelajari materi dan energi ditinjau dari segi sifat-sifat, reaksi, struktur, komposisi dan perubahan energi yang menyertai reaksi (Farida & Sopandi, 2011). Reaksi-reaksi, diperoleh melalui praktikum yang dilakukan di laboratorium (Chang, 2005). Pembelajaran praktikum merupakan bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar mengajar pada pembelajaran kimia. Praktikum dapat meningkatkan motivasi untuk mempelajari sains dan dapat meningkatkan keterampilanketerampilan dasar bereksperimen (Sari, 2014). Pembelajaran kimia dengan praktikum merupakan sarana terbaik untuk mengembangkan keterampilan proses sains karena pembelajaran dengan praktikum dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan sendiri konsep-konsep kimia (Rustaman, 2005). Metode praktikum pada jenjang universitas merupakan salah satu upaya melatih mahasiswa berpikir, bersikap ilmiah, membangkitkan jiwa kerjasama antar mahasiswa (Prastowo, 2014). Namun demikian, sering ditemukan mahasiswa tidak mampu menginterpretasi data percobaan dan kurang tepat dalam menyampaikan pembahasan dari hasil pengamatan yang telah dilakukan. Hal ini salah satunya disebabkan pelaksanaan praktikum dan format lembar kerja masih bersifat konvensional (Y. Astuti, 2013). 1

2 Untuk mengatasi masalah tersebut, dapat diterapkan lembar kerja dengan pendekatan inkuiri. Inkuiri menekankan pada proses berpikir secara kritis analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan serta membuat peserta lebih aktif di dalam proses pembelajaran (Sanjaya, 2008). Pendekatan inkuiri mendorong mahasiswa berperan aktif, kreatif dan berfikir kritis terhadap proses pengamatan mahasiswa sehingga pembelajaran akan semakin bermakna (Tursinawati, 2012). Lembar kerja berbasis inkuiri dapat menunjang peserta didik untuk menguasai konsep materi yang dipelajari dengan cara terbuka dan kreatif dalam memahami pengetahuan yang didapat dari proses mencari sendiri. Pengembangan lembar kerja berbasis inkuiri akan membuat peserta didik mampu merencanakan dan melaksanakan praktikum secara mandiri (Fadzilia, 2015). Oleh karena itu, pengembangan lembar kerja berbasis inkuiri dirasa baik apabila diterapkan pada konsep kimia. Salah satu konsep kimia yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah koloid. Salah satu sifat dari koloid yaitu koagulasi-flokulasi. Koagulasi-flokulasi merupakan suatu metode pengolahan air limbah yang dilakukan untuk menghilangkan material limbah berbentuk suspensi atau koloid (Pandia, 2005). Koagulasi merupakan proses destabilisasi muatan koloid padatan tersuspensi, sehingga terbentuk flok-flok halus yang dapat diendapkan, sedangkan flokulasi merupakan proses pembentukan flok, yang pada dasarnya merupakan pengelompokkan atau aglomerasi antara partikel dengan koagulan (Risdianto, 2007). Permukaan partikel-partikel koloid bermuatan listrik negatif. Oleh karena

3 itu, ion-ion atau koloid bermuatan positif perlu ditambahkan untuk menstabilkan partikel koloid tersebut. Ion-ion yang bermuatan positif, dapat dihasilkan dari senyawa organik atau anorganik tertentu yang disebut koagulan (Pandia, 2005). Jenis koagulan ada dua yaitu koagulan alami dan koagulan sintetik. Koagulan yang umumnya dipakai adalah koagulan sintetik seperti Aluminium Sulfat (Al2(SO4)3.14H2O), Poli Aluminium Klorida (PAC), besi sulfat (FeSO4), dan besi klorida (FeCl3) (Delsy & Nurhasni, 2013). Koagulan bersifat polielektrolit yang dapat menstabilkan partikel-partikel koloid dalam air limbah. Pada penelitian sebelumnya, penggunaan koagulan (Al2(SO4)3.14H2O), menghasilkan penurunan ph dari 8 menjadi 6,25, penurunan turbiditas (kekeruhan) sebesar 92,47%, dan penurunan TSS sebesar 70,57% (Amir, 2010). Namun, penggunaan koagulan sintetik ini memerlukan biaya yang cukup mahal dan kurang ramah terhadap lingkungan (Madhavi, 2013). Alternatif lain dari penggunaan koagulan sintetik, yaitu pemanfaatan biokoagulan (koagulan alami) yang berasal dari bahan bahan yang tersedia di alam contohnya biji kelor. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, mengemukakan bahwa biji kelor mampu mengurangi kandungan pencemar dengan penurunan kekeruhan sebesar 77,4%, TSS sebesar 90% dan COD (Chemical Oxygen Demand) sebesar 63% dengan sampel berupa limbah cair tahu (Bangun, A.R., Aminah, S., dan Hutahean, 2013). Tanaman lain yang memiliki potensi sebagai biokoagulan seperti biji kelor diantaranya adalah biji kecipir (Psophocarpus tetragonolobus L.) yang berasal dari famili Fabaceae (Delsy & Nurhasni, 2013). Penelitian sebelumnya

4 menyebutkan bahwa tanaman yang juga berasal dari famili Fabaceae seperti kacang babi (Vicia faba), efektif dalam memperbaiki kualitas air limbah industri pulp dan kertas. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa konsentrasi suspensi Vicia faba sebanyak 0,1 % mampu menurunkan turbiditas limbah hingga mencapai 98,5%, TSS limbah hingga mencapai 74,8%, dan kandungan COD limbah mencapai 60,6% (Saefudin, 2012). Biji kecipir memiliki kandungan protein yang cukup tinggi yang juga dimiliki oleh biji kelor dan biji asam jawa. Protein yang terkandung dalam biji kecipir inilah yang dapat berperan sebagai polielektrolit alami yang kegunaannya mirip dengan koagulan sintetik (Saefudin, 2012). Selain itu, biji kecipir mengandung senyawa tanin yang berfungsi untuk mengadsorbsi dan menetralisir partikel-partikel dalam air limbah (Sofyan dan Jayanegara, 2008). Sehingga biji kecipir dapat dimanfaatkan dalam pengolahan berbagai air limbah. Pada penelitian ini, sampel yang akan diuji adalah limbah domestik. Limbah cair domestik merupakan limbah yang berasal dari kegiatan rumah tangga. Bahan organik dan anorganik maupun gas yang terkandung di dalam limbah cair domestik dapat mencemari lingkungan serta menyebabkan berbagai penyakit seperti kolera dan disentri (Alfrida, 2016). Sebagian bahan tersebut diurai oleh mikroorganisme menjadi suatu senyawa yang dapat menimbulkan bau tidak sedap. Limbah domestik dapat menyebabkan meningkatnya Chemical Oxigen Demand (COD) atau Biological Oxygen Demand (BOD), apabila limbah tersebut dibuang di badan air dalam jumlah besar. Chemical Oxigen Demand

5 (COD) akan membentuk sistem koloid stabil yang dapat membuat air limbah memiliki kekeruhan yang tinggi (Effendi, 2001). Berdasarkan paparan di atas, dirasa penting untuk dilakukan penelitian mengurangi kadar pencemar dengan mengolah air limbah domestik melalui proses koagulasi-flokulasi. Selain itu, akan dikembangkan juga lembar kerja pemanfaatan biji kecipir pada proses koagulasi flokulasi limbah domestik. Berdasarkan lembar kerja tersebut akan disusun format penelitian lembar kerja yang sesuai berdasarkan lembar kerja yang di kembangkan. Peneliti mencoba mengangkatnya melalui penelitian dengan judul Pengembangan Lembar Kerja Berbasis Inkuiri Pada Pemanfaatan Biji Kecipir Sebagai Koagulan Dalam Pengolahan Limbah Domestik B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana tahapan pengembangan Lembar Kerja berbasis inkuiri pada pemanfaatan biji kecipir sebagai koagulan dalam pengolahan limbah domestik? 2. Bagaimana hasil uji validasi Lembar Kerja berbasis inkuiri pada pemanfaatan biji kecipir dalam pengolahan limbah domestik? 3. Bagaimana karakteristik limbah domestik sebelum dan sesudah proses pengolahan menggunakan biji kecipir?

6 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini yaitu: 1. Mendeskripsikan pengembangan Lembar Kerja berbasis inkuiri pada pemanfaatan biji kecipir dalam pengolahan limbah domestik 2. Menentukan hasil uji validasi Lembar Kerja berbasis inkuiri pada pemanfaatan biji kecipir dalam pengolahan limbah domestik 3. Membandingkan karakteristik limbah domestik sebelum dan sesudah proses pengolahan menggunakan biji kecipir. D. Manfaat Hasil Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Dapat dijadikan sebagai perangkat pembelajaran berupa lembar kerja berbasis inkuiri dalam kegiatan pembelajaran pada materi titrasi. 2. Dapat memberikan alternatif perangkat pembelajaran yang membantu, mempermudah peserta didik dalam menemukan dan memahami konsep kimia, serta memahami pembelajaran yang bermakna terutama dalam praktikum materi titrasi. E. Definisi operasional Untuk meluruskan dan mempertegas arah penelitian, penulis memandang perlu untuk memperjelas beberapa istilah yang berkaitan dengan masalah diatas. Suatu istilah dapat memiliki pengertian yang berbeda-beda sesuai dengan sumber

7 yang diambilnya, dibawah ini beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Lembar Kerja Berbasis Inkuiri Lembar Kerja Berbasis Inkuiri merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dikembangkan oleh guru sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran. LK yang disusun dapat dirancang dan dikembangkan sesuai dengan kondisi dan situasi kegiatan pembelajaran yang akan dihadapi. Lembar Kerja berbasis Inkuiri menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Pembelajaran inkuiri adalah pembelajaran yang melibatkan seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis dan logis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya. Sintaks pembelajaran inkuiri yaitu terdiri dari menyajikan masalah, membuat hipotesis, merancang percobaan, melakukan percobaan, menganalisis data, dan membuat kesimpulan. Dari sintak pembelajaran inkuiri tersebut memiliki potensi yang bermanfaat dalam meningkatkan keterampilan proses sains (Y. Astuti, 2013). 2. Biji Kecipir Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus L.) adalah tumbuhan merambat anggota suku Fabaceae. Nama nama lainnya adalah jaat, cipir, cicipir, kelongkang, kacang botor, kacang kumbotor, serta biraro (Manado Ternate). famili Fabaceae, efektif dalam memperbaiki sifat fisik dan kimiawi limbah cair. Biji kecipir memiliki kandungan protein yang cukup tinggi yang juga dimiliki oleh biji kelor. Protein yang terkandung dalam biji kecipir inilah yang dapat

8 berperan sebagai polielektrolit alami yang kegunaannya mirip dengan koagulan sintetik (Saefudin, 2012). 3. Koagulasi-Flokulasi Koagulasi adalah proses pengolahan air atau limbah cair dengan cara menstabilisasi partikel-partikel koloid dan suspended solid yang didalamnya berupa bakteri dan virus yang dihasilkan melalui kompresi lapisan ganda yang bermuatan listrik dan mengelilingi permukaan partikel, sedangkan flokulasi adalah proses pengolahan air dengan cara mengadakan kontak diantara partikelpartikel koloid yang telah mengalami destabilisasi sehingga ukuran partikelpartikel tersebut menjadi lebih besar (Pandia, 2005). 4. Limbah Domestik Limbah domestik merupakan limbah yang berasal dari kegiatan rumah tangga yang sudah tidak digunakan lagi atau sengaja dibuang. Bahan organik dan anorganik maupun gas yang terkandung di dalam limbah cair rumah tangga dapat mencemari lingkungan serta menyebabkan berbagai penyakit. Sebagian bahan tersebut diurai oleh mikroorganisme menjadi suatu senyawa yang dapat menimbulkan bau tidak sedap. Air limbah domestik terdiri dari 99.7% air dan 0.3% bahan lain, seperti bahan padat, koloidmdan terlarut (Alfrida, 2016).

9 F. Kerangka Pemikiran Merujuk pada capaian pembelajaran untuk konsep koagulasi-flokulasi pada materi koloid, perlu dilakukan praktikum dan aplikasi konsep tersebut dalam kehidupan. Proses koagulasi-flokulasi secara umum yaitu serangkaian proses yang meliputi destabilisasi muatan partikel karena adanya penambahan koagulan (Susanto, 2008). Konsep koagulasi-flokulasi merupakan cara yang cukup sederhana dalam pengolahan air. Contoh air yang dapat diolah menggunakan metode koagulasi-flokulasi adalah limbah domestik. Untuk lebih memahami konsep koagulasi-flokulasi limbah domestik, perlu dilakukan suatu eksperimen. Suatu eksperimen membutuhkan lembar kerja agar pelaksanaannya lebih efektif. Salah satu lembar kerja yang efektif adalah menggunakan pendekatan inkuiri. Inkuiri menekankan pada proses berpikir secara kritis analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan serta membuat peserta lebih aktif di dalam proses pembelajaran (Sanjaya, 2008). Pendekatan inkuiri mendorong mahasiswa berperan aktif, kreatif dan berfikir kritis terhadap proses pengamatan mahasiswa sehingga pembelajaran akan semakin bermakna (Tursinawati, 2012). Oleh karena itu diperlukan penyusunan lembar kerja berbasis inkuiri mengenai pengolahan limbah domestik dengan metode koagulasi-flokulasi. Prosedur pengolahan limbah domestik selanjutnya diterapkan pada lembar kerja berbasis inkuiri. Secara umum kerangka berpikir mengenai penyusunan lembar kerja berbasis inkuiri pada pengolahan limbah domestik dalam penelitian ini sebagai berikut:

10 Analisis jurnal yang relevan Pengambilan sampel limbah domestik 1. Analisis parameter sebelum diolah (COD, ph, Suhu, TDS, TSS, Uji logam berat dan kekeruhan) 2. Pembuatan koagulan biji kecipir 3. Proses koagulasi-flokulasi Produk limbah setelah pengolahan Analisis Hasil setelah koagulasi flokulasi 1. Pengukuran ph, suhu dan analisis kekeruhan 2. Penentuan kadar COD, TDS, TSS dan Uji logam Tahapan dalam LK inkuiri Menganalisis masalah Penyusunan LK inkuiri pada pemanfaatan biji kecipir dalam pengolahan limbah domestik Wacana pengelolaan air limbah cair domestik dengan metode: 1. Membuat simpulan dari wacana 2. Membuat rumusan masalah Membuat hipotesis Merancang percobaan Melakukan percobaan Menganalisis data Membuat kesimpulan Uji Kelayakan LK 1. Menentukan variabel yang diteliti 2. Membuat hipotesis. Template rancangan percobaan 1. Mengamati percobaan 2. Membuat tabel pengamatan Menjawab pertanyaan-pertanyaan 1. Membuat kesimpulan 2. Membuat laporan percobaan Penerapan uji terbatas LK berbasis inkuiri pada pemanfaatan biji kecipir sebagai koagulan dalam pengolahan limbah domestik Gambar 1.1 Kerangka pemikiran

11 G. Hasil-hasil Penelitian yang Relevan Pengembangan lembar kerja berbasis inkuiri, telah diteliti oleh beberapa ahli dalam pendidikan sains khususnya bidang kimia. Salah satu penelitian yang telah dilakukan yaitu pada konsep asam basa oleh Fadzilia (2015). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengembangan lembar kerja berbasis inkuiri layak digunakan untuk meningkatkan keterampilan proses sains peserta didik dan menunjang peserta didik dalam menguasai konsep materi asam basa dengan cara terbuka untuk memahami pengetahuan yang didapat dari proses mencari sendiri. Pengembangan LK berbasis inkuiri untuk keterampilan proses sains materi asam basa dinyatakan efektif untuk pembelajaran, dikarenakan pada uji coba skala besar yaitu dari 34 siswa subjek penelitian mendapatkan nilai di atas kriteria ketuntasan minimal ( 75) pada hasil tes soal evaluasi dan mendapatkan predikat baik berdasarkan observasi keterampilan proses sains. Penelitian lain pada pengembangan lembar kerja berbasis inkuiri, dilakukan oleh Abdurrohim dkk (2016) pada konsep hidrolisis garam. Hasil penelitian menunjukan bahwa lembar kerja berbasis inkuiri layak untuk diterapkan, kegiatan-kegiatan yang dimuat dalam lembar kerja berbasis inkuiri (kegiatan eksperimen, diskusi, latihan) dapat membantu siswa dalam memahami materi hidrolisis garam. Penyajian masalah dalam lembar kerja berbasis inkuiri disajikan dengan wacana yang lebih mudah dipahami siswa dan sangat berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari. Pada indikator merumuskan masalah memiliki persentase sebesar 79,27%, indikator kegiatan mengumpulkan data memiliki

12 persentase sebesar 87,80%, dan indikator menyimpulkan memiliki persentase sebesar 70,73%. Pada penelitian pemanfaatan biji kecipir sebagai koagulan, telah dilakukan penelitian oleh Delsyi (2013) terhadap perbaikan kualitas air tanah. Hasil yang diperoleh adalah bahwa biji kecipir memiliki kemampuan untuk memperbaiki kualitas air tanah karena biji kecipir mengandung senyawa yang dapat berfungsi sebagai polielektrolit alami. Ekstrak biji kecipir mampu menurunkan turbiditas atau kekeruhan air sebesar 92,03 % dengan dosis koagulan biji kecipir sebesar 0,03 % dan penggunaan biji kecipir sebagai koagulan dapat optimal yaitu pada ph 3. Pada konsentrasi koagulan di atas 0,03%, efektivitas penurunan kekeruhan kembali menurun disebabkan penambahan koagulan biji kecipir yang berlebihan mengakibatkan bertambahnya kecenderungan flok untuk mengapung dan tidak mengendap. Kelebihan koagulan yang tidak berinteraksi dengan partikel koloid juga akan menyebabkan kekeruhan sehingga kekeruhan kembali meningkat di atas dosis optimum. Pada penelitian pengolahan terhadap limbah menggunakan metode koagulasi-flokulasi, telah dilakukan oleh Pandia (2008). Hasil penelitian menunjukan bahwa metode koagulasi-flokulasi efektif dalam memperbaiki kualitas air limbah pencucian jeans. Koagulasi-flokulasi digunakan untuk menghilangkan material limbah berbentuk suspensi atau koloid dalam air limbah. Hasil percobaan pengaruh ph koagulasi terhadap kekeruhan limbah pada proses koagulasi-flokulasi menunjukkan bahwa pada penggunaan koagulan, ph koagulasi berpengaruh sangat nyata terhadap kekeruhan tersisihkan limbah cair.

13 Derajat Keasaman (ph) optimum koagulasinya adalah 3 (tiga). Pengaruh dosis koagulan terhadap kekeruhan limbah cair pada proses koagulasi-flokulasi menunjukkan bahwa dosis koagulan sangat berpengaruh terhadap penurunan kekeruhan limbah cair.