BAB I PENDAHULUAN. memiliki komitmen yang besar untuk mewujudkan kesejahteraan sosial bagi seluruh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. (PBB) tahun 1948 (Indonesia ikut menandatangani) dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan secara merata dengan mengutamakan penyembuhan penyakit serta pemulihan

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara mengakui bahwa kesehatan menjadi modal terbesar untuk

BAB I PENDAHULUAN. padat modal dan padat teknologi, disebut demikian karena rumah sakit memanfaatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pada tahun 2004 sebagai bagian dari kewajiban pemerintah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen

BAB 1 : PENDAHULUAN. mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai

BAB I PENDAHULUAN. sangat berkaitan erat dengan pelayanan kesehatan. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

BAB I PENDAHULUAN. beberapa indikator dari Indeks Pembangunan Manusia (Human Development. sosial ekonomi masyarakat (Koentjoro, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Namun seiring berkembangnya zaman, rumah sakit pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Definisi kesehatan menurut undang-undang nomor 36 tahun 2009 adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem jaminan social nasional bagi upaya kesehatan perorangan.

PERESMIAN BPJS, PELUNCURAN PROGRAM JKN DAN INTEGRASI JAMINAN KESEHATAN SUMBAR SAKATO, KE JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. aktivitasnya sehari-hari. Menurut Undang-Undang No.36 tahun 2009 menyatakan

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan dorongan atau motivasi kepada pasien untuk menjalin ikatan dan

BAB I PENDAHULUAN. asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah

secara jelas sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan menjamin penyediaan pelayanan publik

BAB 1 PENDAHULUAN. pentingnya kesehatan sebagai hak azasi manusia. Sehat merupakan kebutuhan dasar

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan khusus kepada penduduk miskin, anak-anak, dan para lanjut usia

BAB 1 PENDAHULUAN. ketika berobat ke rumah sakit. Apalagi, jika sakit yang dideritanya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS merupakan. lembaga yang dibentuk untuk menyelenggarakan Program Jaminan

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuknya perilaku dapat dibedakan menjadi perilaku tertutup dan terbuka

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan pasien adalah suatu perasaan pasien yang timbul akibat kinerja

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tanggung jawab untuk menyediakan fasilitas kesehatan tersebut dengan biaya

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya kualitas pelayanan, maka fungsi pelayanan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. individu, keluarga, masyarakat, pemerintah dan swasta. Upaya untuk meningkatkan derajat

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis (UU No. 36 Tahun 2009). Maka kesehatan merupakan kebutuhan dasar. manusia untuk dapat hidup layak dan produktif.

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan telah terjadi beberapa perubahan mendasar. Pada awal

BAB I PENDAHULUAN. pesat dari industri Rumah Sakit dapat dilihat dari tingginya tingkat investasi,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu industri jasa pemberi pelayanan

BAB 1 : PENDAHULUAN. orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. manusia yang diakui oleh seluruh bangsa di dunia, termasuk di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. penting dari pembangunan nasional. Tujuan utama dari pembangunan di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa pelayanan kesehatan seperti rumah sakit untuk memberikan informasi, fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. internasional memasuki pasar pelayanan medis di Indonesia. Setiap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. berdasarkan amanat Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang No. 40 tahun 2004

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan jasa yang sama secara berulang dan membuat komitmen untuk. merekomendasikannya secara positif kepada orang terdekatnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang Undang Nomor 24 tahun 2011 mengatakan bahwa. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hukum yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertulis dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36

BAB I PENDAHULUAN. memenuhinya serta meminimalkan kesalahan yang membuat pasien kecewa.

Dr. Hj. Y. Rini Kristiani, M. Kes. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen. Disampaikan pada. Kebumen, 19 September 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. PERSI 1995 mengutip pendapat Ohmae (1992) menyebutkan bahwa perubahan akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (SKN) yaitu suatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai industri jasa kesehatan pada dasarnya bertujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam memajukan kesehatan didalam indonesia pemerintah membuat. program Badan Penyelengara Jaminan Sosial (BPJS) yaitu badan hukum

BAB I PENDAHULUAN. penting guna menunjang aktifitas sehari-hari. Demi terpenuhinya. kesehatan. Undang Undang Nomor 44 tahun 2009 mendefinisikan

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh warga Negara termasuk fakir miskin dan orang tidak mampu.

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan hak bagi setiap orang. Untuk mewujudkannya pemerintah bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. dapat mewujudkan derajat pelayanan kesehatan yang bermutu dan merata,

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut World Health Organization tahun 2011 stroke merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang paling berharga dan telah. menjadi kebutuhan pokok. Semakin tinggi tingkat pendidikan, ilmu

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu dan terjangkau bagi masyarakat. Pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa (PBB) tahun 1948 tentang hak asasi manusia. Berdasarkan. kesehatan bagi semua penduduk (Universal Health Coverage).

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan derajat hidup masyarakat, sehingga semua negara berupaya

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu tempat untuk melakukan upaya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN Sistem pelayanan kesehatan yang semula berorientasi pada pembayaran

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jaminan mutu layanan kesehatan atau quality assurance in healthcare

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. investasi dan hak asasi manusia, sehingga meningkatnya derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kesehatan merupakan kebutuhan mendasar dari setiap manusia

BAB 1 : PENDAHULUAN. yaitu pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (1,2)

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan aktivitasnya sehari-hari (Noor, 2001). World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat (1) Setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. termasuk ke Perguruan Tinggi dan Lembaga Swadaya Masyarakat. SJSN. mencakup beberapa jaminan seperti kesehatan, kematian, pensiun,

BAB I PENDAHULUAN. Peran utama pemerintah terhadap rakyat adalah memberikan. pelayanan dalam rangka memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh

2 BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang diselenggarakan melalui mekanisme

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : TRI LESTARI J

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 52 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang sangat penting dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak fundamental setiap warga Negara (UUD 1945 pasal 28

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang kesehatan sebenarnya telah dirintis sejak lama. Hal ini dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. yang ditawarkan. Merek harus mampu memenuhi atau bahkan harus melebihi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesadaran tentang pentingnya jaminan perlindungan sosial terus berkembang sesuai amanat pada perubahan UUD 1945 Pasal 34 ayat 2,yaitu menyebutkan bahwa negara mengembangkan Sistem Jaminan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan dimasukkannya Sistem Jaminan Sosial dalam perubahan UUD 1945, terbitnya UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) menjadi suatu bukti yang kuat bahwa pemerintah dan pemangku kepentingan terkait memiliki komitmen yang besar untuk mewujudkan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyatnya (UU No. 40 2004). Berdasarkan konstitusi dan Undang-Undang tersebut, Kementerian Kesehatan sejak tahun 2005 telah melaksanakan program jaminan kesehatan sosial, dimulai dengan program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin (JPKMM) atau lebih dikenal dengan program Askeskin (2005-2007) yang kemudian berubah nama menjadi program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) tahun 2008. Sejak tanggal 1 Januari 2014 telah diberlakukan SJSN. JPKMM/Askeskin,Jamkesmas maupun SJSN kesemuanya memiliki tujuan yang sama yaitu melaksanakan penjaminan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat miskin dan tidak mampu dengan menggunakan prinsip asuransi kesehatan sosial (Kemenkes, 2005). 1

Kepersertaan SJSN yang dinaungi oleh BPJS (Badan Penyelengara Jaminan Sosial) saat ini adalah PBI (Penerima Bantuan Iuran) yang terdiri dari orang miskin dan tidak mampu, dan Non PBI yang terdiri dari PNS, Polri, Anggota Jamsostek dan Peserta Mandiri. Kepesertaan saat ini belum tercakup seluruh rakyat Indonesia, namun kedepan sampai 1 Januari 2019 seluruh rakyat Indonesia merupakan peserta BPJS yang mendapat jaminan pelayanan kesehatan (BPJS, 2014). Pelayanan Kesehatan yang diberikan Rumah Sakit kepada peserta BPJS meliputi pelayanan pengobatan/kuratif maupun promotif dan preventif. Imbal balik dari jasa pelayanan yang diberikan dalam rangka meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai sistem pembayaran fasilitas kesehatan tingkat lanjutan di era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pembayaran menggunakan sistem INA-CBG s kepada rumah sakit. Tarif INA-CBG s dibayarkan per episode pelayanan kesehatan, yaitu suatu rangkaian perawatan pasien sampai selesai. Dengan adanya tarif INA CBGs pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit untuk setiap unit pelayanan harus dengan pelayanan kesehatan secara efektif, efisien, dan sesuai dengan kompetensi petugas, tidak terkecuali pelayanan rawat jalan karena diharapkan pelayanan yang diberikan maksimal dan memuaskan bagi pasien (BPJS, 2014). Terwujudnya universal coverage melalui BPJS ini ditujukan agar seluruh masyarakat terjamin dalam hal pembiayaan kesehatan. BPJS akan menjamin biaya pengobatan seluruh rakyat Indonesia diberbagai layanan kesehatan pada penyedia layanan kesehatan (Aceh,2014). Untuk itu diperlukan kerja sama yang baik antara masyarakat, BPJS, dan penyedia pelayanan kesehatan termasuk rumah sakit. Kerja 2

sama ini merupakan tantangan besar dalam kesuksesan pelaksanaan program jaminan kesehatan nasional. Tantangan implementasi Jaminan Kesehatan Nasional yaitu agar penyelenggaraan JKN dapat berjalan maksimal diantaranya sistem rujukan berjalan optimal, ketersediaan fasilitas kesehatan dengan menggandeng pihak swasta, ketersediaan sarana dan prasarana seperti alat medis dan kemampuan dan jumlah tenaga medis. Ketersediaan fasilitas kesehatan menjadi salah satu tantangan yang harus dihadapi pemerintah dengan cara melibatkan fasilitas kesehatan milik swasta termasuk rumah sakit, karena pengelolaan RS oleh swasta juga diakui oleh Undangundang No. 44/2009 Pasal 7 ayat (2) dan ayat (4) UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Rumah Sakit dapat didirikan oleh swasta, dan swasta yang mendirikan rumah sakit yang dimaksud harus berbentuk badan hukum yang kegiatan usahanya hanya bergerak di bidang perumahsakitan. Rumah sakit Publik dapat dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Badan hukum yang bersifat nirlaba. (UU No 44 tahun 2009). Jika dilihat kenyataannya masih ada rumah sakit di Indonesia baik RS pemerintah maupun swasta yang belum memberikan pelayanan yang memuaskan seperti yang diharapkan oleh pasien /konsumen sehingga pasien belum memiliki loyalitas terhadap rumah sakit. Mengingat begitu banyak masalah yang dialami pasien ketika pertama kali datang kerumah sakit antara lain pelayanan awal, sikap perawat dan dokter dalam menangani pasien, sarana yang tersedia, kelengkapan obat obatan dan kebersihan rumah sakit (Karim, 2014). 3

Berdasarkan kelayakan dan standar BPJS dalam memberikan pelayanan, RS kelas C sebagai salah satu rumah sakit yang memberikan pelayanan kepada pasien dapat menerima rujukan dari fasilitas kesehatan tingkat primer. Jika dilihat di Kabupaten Tanah Datar RSUD Prof. Dr. MA. Hanafiah SM Batusangkar merupakan rumah sakit negeri kelas C. Rumah sakit ini mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis terbatas. Pelayanan di RSUD Prof. Dr. MA. Hanafiah SM Batusangkar terdiri dari pelayanan gawat darurat, pelayanan rawat jalan yang terdiri dari pelayanan medik umum dan gigi, pelayanan medik spesialis dasar (penyakit dalam, anak, bedah dan kebidanan serta penyakit kandungan), pelayanan spesialis tambahan/ pelengkap (neurologi, mata, paru, hidung dan tenggorokan, kulit, jiwa dan rehabilitasi medic), pelayanan penunjang medic dan non medic serta pelayanan rujukan kesehatan (Profil RSUD Prof. Dr. MA. Hanafiah SM Batusangkar, 2016). Konsumen RSUD adalah masyarakat umum dan BPJS. Berdasarkan persentase perbandingan kunjungan pasien selama 2 tahun terakhir yaitu 2014 dan 2015. Pada tahun 2014 jumlah kunjungan pasien umum adalah 8.733 orang (21,5%) sedangkan jumlah pasien BPJS 31.7 10 orang (78,4%), pada tahun 2015 jumlah kunjungan pasien umum mengalami penurunan menjadi 6.421 orang (12,4%) sedangkan pasien BPJS meningkat menjadi 45.016 orang (87,5%). Hal ini menggambarkan mayoritas kunjungan pasien di RSUD Prof. Dr. MA. Hanafiah SM Batusangkar berasal dari pasien BPJS, dikarenakan rumah sakit ini menampung pelayanan rujukan dari puskesmas (RSUD Prof. Dr. MA. Hanafiah SM Batusangkar, 2015). 4

Jika dilihat berdasarkan proporsi kunjungan masing-masing poliklinik yang terdapat di RSUD Prof. Dr. MA. Hanafiah SM Batusangkar pada tahun 2015 diketahui lima Poliklinik dengan tingkat kunjungan tertinggi adalah Poliklinik Interne (16.897 kunjungan), Poliklinik Mata (7.650 kunjungan), Poliklinik Neurologi (7.315 kunjungan) dan Poliklinik Bedah (5.256 kunjungan) (RSUD Prof. Dr. MA. Hanafiah SM Batusangkar, 2015). Data survey kepuasan pasien terhadap pelayanan di RSUD Prof. Dr. MA. Hanafiah SM Batusangkar tahun 2014 diketahui bahwa dari 400 responden, sebanyak 70,8% menyatakan cukup puas terhadap pelayanan yang diberikan, 24% menyatakan puas, dan 5,2% menyatakan tidak puas. Hal ini menggambarkan masih belum optimalnya pelayanan yang diberikan karena masyarakat yang menyatakan pelayanan puas hanya 24% dan masih ada masyarakat yang menyatakan tidak puas sebanyak 5,2%, padahal jika dilihat dari tipe rumah sakit dan pelayanan yang diberikan, sesungguhnya RSUD Prof. Dr. MA. Hanafiah SM Batusangkar mampu memberikan pelayanan yang optimal karena cukupnya fasilitas dan sumber daya tenaga kesehatan yang berkualitas. Data keluhan pasien terhadap RSUD Prof. Dr. MA. Hanafiah SM Batusangkar tahun 2014 yang menjadi penyebab masih keluhan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan perawatan dan pengobatan diketahui jenis pengaduan yang tertinggi adalah tempat parkir 50%, pelayanan petugas 42%, dan biaya yang dikeluarkan oleh pasien 8%. Berbagai indikator yang sering dipergunakan untuk mengukur kepuasan pasien dalam kualitas layanan adalah menurut Zeithmal, Berry & Parasuraman dalam Kotler (2002) bahwa ada lima dimensi kualitas jasa, yaitu: tangibles reliability, 5

responsiveness, assurance, dan empathy.(kotler P, 2002) Penilaian pasien terhadap kualitas ditentukan oleh dua hal, yaitu harapan pasien terhadap kualitas (expected quality) dan persepsi pasien atas kualitas (perceived quality). Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka pengukuran keberhasilan suatu perusahaan jasa Rumah Sakit, lebih banyak ditentukan oleh penilaian dan persepsi pasien tentang kualitas pelayanan yang diberikan. Kualitas layanan dan kepuasan pelanggan berkaitan sangat erat. Kualitas memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin ikatan yang kuat dengan perusahaan. Kualitas layanan yang baik akan memberikan manfaat seperti loyalitas pelanggan yang lebih besar, pangsa pasar yang lebih tinggi, harga saham yang lebih tinggi, harga yang lebih tinggi, produktivitas yang lebih besar dalam menghadapi persaingan gobal yang berkelanjjutan agar dalam jangka panjang perusahaan atau institusi tetap survive dan menghasilkan laba. Hasil penelitian Idris (2012) menyatakan bahwa terdapat hubungan mutu pelayanan dengan kepuasan pasien dengan nilai p < 0,05. Penelitian Wati (2015) juga menyatakan bahwa terdapat perbedaan kepuasan pasien antara pasien BPJS dan umum dengan nilai p< 0,05. Hasil penelitian lainnya yaitu Effendi (2015) menyatakan bahwa terdapat perbedaan kepuasan pasien antara pasien BPJS dan umum. Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan kepada 20 responden yang terdiri dari 10 pasien BPJS dan 10 pasien umum. Hasil survey pendahuluan di diketahui bahwa terdapat 6 responden (60%) pasien BPJS kurang puas dalam pelayanan yang menyatakan bahwa kehandalan, daya tanggap dan jaminan dalam 6

memberikan pelayanan kurang baik. Selain daripada itu terdapat 5 responden (50%) pasien umum menyatakan kurang puas dalam pelayanan yang menyatakan bahwa kehandalan, daya tanggap dan jaminan dalam memberikan pelayanan kurang baik. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk menganalisis perbedaan kepuasan pasien terhadap pelayanan pada pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan umum di Instalasi Rawat Jalan RSUD Prof. Dr. MA. Hanafiah SM Batusangkar Tahun 2017. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dapat dirumuskan masalah penelitian, yaitu adakah perbedaan kepuasan pasien terhadap pelayanan pada pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan pasien umum di Instalasi Rawat Jalan RSUD Prof. Dr. MA. Hanafiah SM Batusangkar Tahun 2017? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Menganalisis perbedaan kepuasan pasien terhadap pelayanan pada pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan umum di Instalasi Rawat Jalan RSUD Prof. Dr. MA. Hanafiah SM Batusangkar Tahun 2017. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Diketahuinya gambaran tingkat kepuasan pelayanan pada pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan umum di Instalasi Rawat Jalan RSUD Prof. Dr. MA. Hanafiah SM Batusangkar Tahun 2017. 7

2. Diketahuinya perbedaan kepuasan pasien terhadap pelayanan pada pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan umum di Instalasi Rawat Jalan RSUD Prof. Dr. MA. Hanafiah SM Batusangkar Tahun 2017. 3. Diketahuinya informasi yang mendalam terhadap pelayanan pada pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan umum di Instalasi Rawat Jalan RSUD Prof. Dr. MA. Hanafiah SM Batusangkar Tahun 2017. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumbangan ilmu pengetahuan dan masukan dalam rangka peningkatan kepuasan pasien di Instalasi Rawat Jalan RSUD Prof. Dr. MA. Hanafiah SM Batusangkar. 1.4.2 Manfaat Praktis 1.4.2.1 Bagi Mahasiswa Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan peneliti mengenai mutu pelayanan, terutama mengenai pengaruh kepuasan pasien terhadap pelayanan pengobatan yang diberikan. 1.4.2.2 Bagi RSUD Prof. Dr. MA. Hanafiah SM Batusangkar Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi pihak RS dalam melakukan pengawasan, pembuatan kebijakan, penyuluhan, pelatihan dan pembuatan peraturan serta pengambilan tindakan guna meningkatkan kepuasan pasien. 8

1.5 Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka fokus dari penelitian ini adalah perbedaan kepuasan pasien terhadap pelayanan pada pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan umum di Instalasi Rawat Jalan RSUD Prof. Dr. MA. Hanafiah SM Batusangkar Tahun 2017. 9