BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merasakan kenyamanan dalam menerima pelajaran. Sebagaimana pengajaran. hanya bermakna apabila terjadi proses belajar siswa.

BAB 1 PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan masih berjalan terus. (Ihsan, 2008:7) mengemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui (learning to know), belajar berbuat (learning to do), belajar

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan proses pembelajaran yang optimal. Dalam menghadapi era

I. PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik kelas rendah di Sekolah Dasar merupakan rentang usia yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

BAB I PENDAHULUAN. yakni kelas satu, dua, dan tiga dilaksanakan melalui pembelajaran tematik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengaruh Penerapan Media Komik Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Tematik Terpadu

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20, 2003, h. 4).

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa untuk menghadapi tantangan hidup dimasa mendatang.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pada model pembelajaran yang di lakukan secara masal dan klasikal, dengan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebutuhan manusia adalah pendidikan yang berlangsung. manusia. Sistem pendidikan di Indonesia sangat lemah dalam

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi dan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar adalah

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK KERJA BENGKEL DI SMKN 4 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraannya, pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum baru yaitu Kurikulum Kurikulum 2013 pada proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses interaksi yang baik didasari oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kualitas pendidikan harus ditingkatkan. investasi besar untuk berjuang keluar dari krisis dan menghadapi dunia global

sekolah SD Kembangsongo, Bapak Sajiya, S.Pd mengungkapkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pembelajaran melibatkan beberapa komponen yaitu: 1) peserta didik;

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dini Herdiani, 2014 Pembelajran Terpadu dalam Kurikulum 2013 di Kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung

balik antara guru dan siswa dalam suatu situasi pendidikan. Oleh karena itu, guru dalam menyampaikan pembelajaran dituntut untuk mampu menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam

I. PENDAHULUAN. sepanjang hayat (long life education). Hal ini sesuai dengan prinsip

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar siswa. Sukar dicerna, sulit dipahami, rumit dipelajari, dan

BAB I PENDAHULUAN. belajar, sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai. usaha peningkatan mutu pendidikan. Mutu pendidikan dapat dilihat dari

I. PENDAHULUAN. bertujuan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang terdidik

I. PENDAHULUAN. cerdas, terbuka dan demokratis. Pendidikan memegang peran dalam. tertuang dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal. Dalam era globalisasi yang ditandai dengan. masyarakat, dan berdaya saing tinggi dalam kehidupan global.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan dari kurikulum. Bentuknya tidak terbatas apakah dalam bentuk cetakan,

BAB I PENDAHULUAN. seorang guru mengetahui cara melakukan identifikasi kebutuhan belajar, dan bagaimana melakukan pembelajaran tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari

BAB 1 PENDAHULUAN. yang memiliki serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal

BAB I PENDAHULUAN. setiap manusia memiliki kemampuan yang berbeda-beda tergantung pada usia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pembelajaran adalah proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. namun tergantung dari profesi dan kesenangan masing-masing individu

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran IPA. Selain itu mata pelajaran IPA sebagai objek penelitian.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya. Pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah telah merumuskan peningkatan daya saing atau competitiveness

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Elis Juniarti Rahayu, 2013

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perubahan dalam diri individu, dengan belajar anak yang tadinya tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Karena dengan adanya keaktifan saat proses pembelajaran maka

BAB I PENDAHULUAN. Dalam belajar tersebut, tentunya masing-masing individu mengalami

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tri Wulan Sari, 2014 Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

BAB I PENDAHULUAN. pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan. diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal.

BAB I PENDAHULUAN. lemahnya proses pembelajaran di dalam kelas. Pada proses pembelajaran, anak. untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bloom dalam Sudjana (2008: 46) mengemukakan bahwa siswa dikatakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan masyarakat dan cenderung pada pendidikan afektif. Sedangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan negara. Pendididkan memiliki peranan yang sangat penting pada

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran IPA menjadi penting, karena memuat materi-materi yang

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. baik dari segi kognitif, psikomotorik maupun afektif.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran dan pendidikan merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang lebih baik. Berdasarkan Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Masnur Muslich (2010: 1) Berdasarkan Permendiknas No. 22 tahun 2006 (BNSP, 2006: 5-7), KTSP

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sarana yang dapat menumbuh-kembangkan potensipotensi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. lembaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN., karena dengan bekal pendidikan khususnya pendidikan formal diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. dari hasil akhir pembelajaran yang merupakan tolak ukur dari keberhasilan

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU TEMA PEMANASAN GLOBAL BERBASIS KOMIK DI SMPN 4 DELANGGU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Heni Sri Wahyuni, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah pokok yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah yang berhubungan dengan mutu atau

I. PENDAHULUAN. dan terkontrol (khususnya datang dari sekolah), sehingga dia dapat. memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2016 EFEKTIVITAS MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS SOFTWARE CST STUDIO SUITE PADA MATA PELAJARAN PEREKAYASAAN SISTEM ANTENA DI SMK NEGERI 4 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

P N E D N A D H A U H L U U L A U N

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pengelolaan kegiatan pembelajaran untuk anak tingkat sekolah dasar kelas rendah yaitu kelas 1, 2, dan 3 adalah pembelajaran yang dikemas dalam bentuk tematema atau lebih sering disebut pembelajaran tematik. Tema merupakan wadah atau wahana untuk mengenalkan berbagai konsep materi kepada anak didik secara menyeluruh. Tematik diberikan dengan maksud menyatukan konten kurikulum dalam unit-unit atau satuan-satuan yang utuh dan membuat pelajaran lebih terpadu, bermakna, dan mudah dipahami oleh siswa SD/MI(Rusman, 2011:249). Berbagai studi yang mengarah pada peningkatan efisiensi dan efektivitas layanan dan pengembangan sebagai konsekuensi dari suatu inovasi pembelajaran telah dilakukan dalam implementasi KTSP. Sebagai salah satu bentuk efisiensi dan efektivitas implementasi kurikulum, yaitu dengan dimunculkannya berbagai model implementasi kurikulum. Model pembelajaran tematik merupakan salah satu model implementasi kurikulum yang dianjurkan pada tingkat satuan pendidikan Sekolah Dasar. Model pembelajaran tematik pada hakikatnya merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, mengeksplorasi, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik, autentik, dan berkesinambungan (Rusman, 2011:250). Landasan pembelajaran tematik tertuang dalam UU No. 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak dinyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya (pasal 9). Dalam UU No. 20 1

2 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuanya (Rusman, 2011:256-257). Pembelajaran tematik pada dasarnya memerlukan optimalisasi media pembelajaran yang bervariasi sehingga akan membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang abstrak. Mengingat bahwa cakupan materi pada pembelajaran tematik jauh lebih kompleks dari model pembelajaran lainya. Karena pada pembelajaran tematik memerlukan keterpaduan materi dari berbagai mata pelajaran yang memiliki keterkaitan (Trianto, 2011:186). Media merupakan salah satu bagian dari sistem pembelajaran, bahkan lebih khusus lagidapat dikatakan sebagai bagian integral dari kegiatan pembelajaran. Sebagai bagian integral sistem pembelajaran, kedudukan media tidak dapat dipisahkan dan berpengaruh terhadap pelaksanaan proses pembelajaran. Dengan kata lain, kegiatan pembelajaran tidak akan dapat berlangsung dengan baik tanpa media pembelajaran (Imam Suyitno, 2011:73). Penggunaan media atau alat bantu disadari oleh banyak praktisi pendidikan sangat membantu aktivitas proses pembelajaran baik didalam maupun diluar kelas, terutama membantu peningkatan prestasi belajar siswa. Namun, dalam implementasinya tidak banyak guru yang memanfaatkanya, bahkan penggunaan metode ceramah (lecture method) monoton masih cukup populer dikalangan guru dalam proses pembelajaran.keterbatasan media pembelajaran disatu pihak dan lemahnya kemampuan guru menciptakan media tersebut dipihak lain membuat penerapan metode ceramah semakin menjamur(yudhi Munadi, 2010:2).

3 Sebagai bagian integral dari proses pembelajaran, komponen media ini perlu mendapatkan perhatian para guru. Agar dapat menfasilitasi belajar siswa, penyajian media harus disesuaikan dengan kompetensi belajar yang akan dicapai dalam proses pembelajaran. Kehadiran media dalam proses pembelajaran hendaknya mampu memfasilitasi belajar siswa dalam mencapai kompetensi tertentu sebagaimana yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Oleh sebab itu pemilihan dan penggunaan media harus benar-benar tepat agar tujuan yang diinginkan tercapai dengan mudah, sehingga pemanfaatan dan penggunaan media menunjang efektivitas, efisiensi, dan daya tarik dalam pembelajaran (Imam Suyitno, 2011:73). Penelitian ini dilakukan atas dasar adanya masalah masalah kongkrit yang terjadi di SDI Daarul Fikri Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Dari hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas 2 yang dilakukan pada tanggal 18 September 2013, menemukan fakta - fakta hasil belajar siswa kelas II di SDI Daarul Fikri Kecamatan Dau Kabupaten Malang pada materi pembelajaran tematik dengan tema lingkungan masih sangat rendah. Proses belajar mengajar kelas II SDI Daarul Fikri sebenarnya sudah menerapkan pembelajaran tematik akan tetapi belum berjalan secara optimal. Rendahnya nilai siswa disebabkan oleh adanya beberapa faktor, antara lain faktor yang disebabkan oleh guru dan faktor yang disebabkan oleh siswa. Faktor yang disebabkan oleh guru yaitu, kurangnya interaksi guru dengan siswa sehingga pembelajaran kurang berkesan terhadap diri siswa.guru juga terlalu terpaku pada buku panduan sehingga pembelajaran terasa sangat monoton. Selain itu guru juga tidak menggunakan media pembelajaran yang

4 mampu membantu siswa memahami materi sehingga siswa kurang aktif dan tidak terlibat langsung dalam kegiatan belajar mengajar. Saat guru menjelaskan sebagian besar siswa ramai dan tidak memperhatikan, akibatnya banyak siswa yang tidak paham terhadap materi. Faktor yang disebabkan oleh siswa yaitu, motivasi dan aktivitas belajar siswa rendah yang ditandai dengan siswa cenderung pasif, siswa kurang telaten dalam mempelajari pembelajaran tematik karena guru hanya menggunakan metode ceramah dan tidak menggunakan media yang tepat dalam proses pembelajaran sehingga siswa merasa bosan dan tidak memahami dengan apa yang disampaikan oleh guru. Sehingga banyak nilai siswa yang tidak memenuhi KKM. Hal itu terlihat dari hasil belajar siswa yang 70% dibawah kriteria ketuntasan minimum. Permasalahan yang paling mendasar diatas adalah kurangnya pemanfaatan media pembelajaran sehingga siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep pembelajaran tematik yang mengakibatkan hasil belajar siswa rendah.padahal menurut teori Piaget pada dasarnya pola berfikir siswa SD dimulai dari yang kongkrit menuju yang abstrak, sehingga dalam menanamkan konsep diharapkan guru mampu memanfaatkan alat peraga yang relevan dengan materi yang diajarkan, dengan demikian dapat membantu siswa berpikir secara kongkrit dan mampu menerima konsep materi dengan baik (Rusman, 2011:251) Upaya mengatasi permasalahan tersebut di atas diperlukan salah satu alternatif inovasi media pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara optimal yaitu dengan penggunaan media gammakosi. Media gammakosi adalah media gabungan antara gambar, miniatur dan konstruksi

5 yang memiliki bentuk visualtiga dimensi yang meniru sebuah benda atau obyek nyata. Penggunaan media ini diharapkan akan membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran secara optimal,sehingga dapat merangsang pikiran dan perasaan serta minat siswa. Selain itu juga dapat menciptakan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan. Hal ini senada dengan yang diungkap oleh teori Briggs yang menyatakan bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta dapat merangsang pikiran, rasa senang dan mengaktifkan kegiatan pembelajaran (Sadiman, 2010:6) Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti mengangkat permasalahan yang berkaitan dengan upaya peningkatan hasil belajar siswa dengan judul Penggunaan Media Gammakosi dalam Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Siswa Kelas II SDI Daarul Fikri Kecamatan Dau Kabupaten Malang. B. Fokus Masalah Penelitian ini digunakan untuk memecahkan masalah dalam pembelajaran tematik, agar siswa lebih aktif dan hasil belajarnya meningkat. Pada observasi awal yang dilakukan diketahui beberapa masalah sebagai berikut. 1. Guru terpaku pada buku panduan. 2. Guru tidak menggunakan media pembelajaran saat mengajar. 3. Kurangnya interaksi guru dan siswa sehingga siswa kurang aktif. 4. Siswa kurang memperhatikan atau ramai pada saat pembelajaran karena dirasa kurang menarik atau monoton. 5. Siswa kelas II yang tidak memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu sebanyak70%, dikarenakan kurang memahami konsep pada materi.

6 Dengan demikian peneliti bermaksud menyelesaikan permasalahan tersebut dengan menggunakan media gammakosi untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas II SDI Daarul Fikri Kecamatan Dau Kabupaten Malang. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana dijelaskan diatas, maka permasalahan yang perlu dirumuskan adalah. 1. Bagaimana penggunaan media gammakosi untuk pembelajaran tematik di kelas II SDI Daarul Fikri Kecamatan Dau Kabupaten Malang? 2. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan media gammakosi untuk pembelajaran tematik di kelas II SDI Daarul Fikri Kecamatan Dau Kabupaten Malang? D.TujuanPenelitian Tujuan dari penelitian ini berdasarkan masalah yang telah diuraikan pada rumusan masalah sebagai berikut: 1. Mengetahui dan mendeskripsikan penggunaan media gammakosi untuk pembelajaran tematik di kelas II SDI Daarul Fikri Kecamatan Dau Kabupaten Malang. 2. Mengetahui dan mendeskripsikan hasil belajar siswa dengan menggunakan media gammakosi untuk pembelajaran tematik di kelas kelas II SDI Daarul Fikri Kecamatan Dau Kabupaten Malang. E.ManfaatPenelitian Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan:

7 1. Manfaat teoritis Manfaat teoritis yang akan dihasilkan dari penelitian ini diharapkan nantinya dapat memberikan kontribusi yang berarti terhadap dunia pendidikan khususnya kemampuan siswa dalam pembelajaran tematik dengan menggunakan media gammakosi terutama di Sekolah Dasar 2. Manfaat praktis a. Bagi Siswa, Hasil penelitian ini akan memberikan kontribusi positif bagi siswa untuk meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran tematik. b. Bagi Guru, diharapkan lebih mudah dalam memberikan materi pelajaran dengan menggunakan media gammakosi, sehingga siswa lebih aktif dan mudah memahami pembelajaran dan tujuan pembelajaran tematik akan tercapai. c. Bagi sekolah diharapkan hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan dalam rangka perbaikan pembelajaran tematik dan peningkatan mutu pendidikan khususnya di SDI Daarul Fikri Kecamatan Dau Kabupaten Malang. d. Bagi peneliti lain, dapat dijadikan wawasan pengetahuan untuk dapat dikembangkan lebih baik lagi. F. Batasan Istilah Untuk memberikan kejelasan arti dan menghindari perbedaan penafsiran yang salah pada istilah yang digunakan dalam judul ini, maka diberikan batasanbatasan istilah yang ada hubungannya dengan judul ini, sebagai berikut. 1. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,

8 perhatian, dan minat serta perhatian siswa untuk dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif (Sadiman dkk, 2010:7). 2. Media gamma kosi adalah media gabungan antara gambar, miniatur dan konstruksi yang memiliki bentuk visual tiga dimensi yang meniru sebuah benda atau obyek nyata. 3. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna kepada peserta didik (Trianto,2011:139). 4. Hasil belajar merupakan pencapaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris dari proses belajar dalam waktu tertentu. Dalam penelitian hasil belajar mencakup ranah kognitif yang diukur dengan tes tulis (Jihad danharis, 2008:14).