BAB I PENDAHULUAN. kenaikan yang sangat tajam pada dekade terakhir ini. Banyak masyarakat

dokumen-dokumen yang mirip
EKA YULIANA B

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan sektor properti dan real estate juga mengalami kenaikan sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan wahana yang mempertemukan pihak yang. kelebihan dana (investor) dan pihak yang membutuhkan dana (peminjam)

BAB I PENDAHULUAN. tercatat sahamnya oleh BEI yaitu, industri real estate and property. Investasi

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Jatuhnya perekonomian di Indonesia akibat krisis moneter yang sempat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dapat memilih alternatif investasi pada berbagai sekuritas yang

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Pergerakan harga saham industri farmasi di Bursa Efek Indonesia mulai

BAB I PENDAHULUAN. (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan harganya yang cenderung selalu naik. Kenaikan harga properti

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian yang sedang recovery ini masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah memberikan beberapa kemudahan untuk dapat lebih

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi maka akan semakin meningkat pula upaya berbagai perusahaan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. satu lembaga keuangan non bank, pasar modal berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dana ke dalam lembaga investasi dan atau suatu benda dengan harapan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang akan melakukan investasi pada perusahaan yang menurutnya baik dan

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal, para investor perlu melakukan kegiatan untuk menilai atas saham.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain setiap perusahaan harus mengembangkan usahanya yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis Fundamental menyatakan bahwa setiap investasi saham

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peranan yang cukup besar bagi perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan banyaknya perusahaan real estate dan properti yang go

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan investasi di pasar modal juga semakin kuat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bersumber dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana ke berbagai sektor yang

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal. Dengan adanya pasar modal para investor dapat melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi pada saat ini pertumbuhan perekonomian berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN. macam aktivitas. Menginvestasikan sejumlah dana pada aset rill (tanah, emas, satu tahun, seperti saham dan oblogasi.

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Kinerja keuangan dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dipertimbangkan perusahaan dalam melakukan kebijaakn

BAB I PENDAHULUAN. berbagai jenis tabungan di bank, digunakan untuk modal usaha sendiri maupun

ANALISIS PENGARUH RETURN ON EQUITY, DIVIDEND PAYOUT RATIO, EARNING PER SHARE, RETURN ON INVESTMENT DAN LEVERAGE TERHADAP RETURN SAHAM

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang seperti obligasi saham, dan lainnya (Wikipedia). penjualan saham meningkat secara signifikan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini globalisasi telah menjangkau kehidupan. Dampak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Suatu perusahaan diharapkan dapat terus berkembang. Sementara pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Ketika Indonesia mengalami krisis ekonomi, naiknya suku bunga, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

merupakan sumber dana yang berasal dari luar perusahaan maupun dari

BAB I PENDAHULUAN. investor atau calon investor menilai bahwa perusahaan berhasil dalam mengelola

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana yang ingin melakukan investasi. Investor dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian di Indonesia mengalami krisis moneter yang sempat

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB I PENDAHULUAN. Proses penghimpunan dan pengalokasian dana masyarakat terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. biasanya ditandai dengan adanya kenaikan tingkat pendapatan masyarakat. Dengan

I. PENDAHULUAN. Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal adalah salah satu alternatif yang dapat dimanfaatkan perusahaan

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. penelitian ini sebagai faktor internal perusahaan yaitu Return on Asset (ROA), Debt

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang sedang berkembang di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. dari manajemen perusahaan. Manajemen perusahaan akan berusaha sebaikbaiknya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak

BAB 1 PENDAHULUAN. yang pada akhir-akhir ini menarik minat para investor. Tujuan semua investasi

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan di dalam meningkatkan perekonomian dimana dana-dana yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber

BAB I PENDAHULUAN. Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return

BAB I PENDAHULUAN. Bahkan untuk keluar dari krisis ekonomi ini, sektor riil harus selalu digerakan

BAB 1 PENDAHULUAN. memperbaiki perekonomian Indonesia. Tingginya laju inflasi yang terus

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang listing di Bursa Efek

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan. Meskipun saham memungkinkan para pemodal untuk. perubahan-perubahan yang terjadi. Baik pengaruh eksternal maupun

BAB I PENDAHULUAN. industri ini akan memiliki prospek yang baik. Dengan pertimbangan ini, saham di

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

PENGARUH KINERJA PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY YANG TERDAFTAR DI KOMPAS 100 PERIODE

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang memberikan return yang paling optimal. Tujuan utama investor

ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN LQ 45 YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi nasional suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan cukup besar jumlahnya. Sumber dana tersebut dapat dikelompokkan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peranan besar bagi perekonomian suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan tingkat pengembalian (return) (Arista). Tujuan perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana serta menawarkan surat berharga dengan cara listing

BAB I PENDAHULUAN. dan berarti perusahaan telah melakukan financial leverage. Semakin besar utang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Hal ini disebabkan semakin banyaknya perusahaan yang berdiri dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:111). investasi dalam bentuk saham. Saham (stock atau share) adalah tanda

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya

BAB I PENDAHULUAN. dan fungsi keuangan. Dalam fungsi ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. terkait penghitungan pajak. Kreditur, misalnya supplier dan pihak bank

BAB I PENDAHULUAN. yang lain dibandingkan dengan nilai saham ( Book Value ) selama satu

BAB I PENDAHULUAN. menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan bisnis property dan real estate di Indonesia mengalami kenaikan yang sangat tajam pada dekade terakhir ini. Banyak masyarakat tertarik menginvestasikan dananya di sektor properti dikarenakan harganya yang cenderung selalu naik (www.kompas.com, 30 September 2013). Kenaikan harga saham property dan real estate disebabkan karena harga tanah yang cenderung naik, supply tanah bersifat tetap sedangkan demand nya akan selalu bertambah seiring dengan pertambahan jumlah penduduk serta bertambahnya kebutuhan manusia akan tempat tinggal, perkantoran, pusat perbelanjaan, taman hiburan dan lain-lain. Investasi di sektor properti dan real estate pada umumnya bersifat jangka panjang dan pertumbuhannya sangat sensitif terhadap indikator makro ekonomi, seperti pertumbuhan ekonomi, laju inflasi, tingkat suku bunga dan nilai tukar rupiah. Sejak krisis ekonomi tahun 1998, banyak perusahaan pengembang mengalami kesulitan karena memiliki hutang yang didominasi oleh dolar Amerika dalam jumlah yang besar yang telah dipinjamnya pada saat sebelum krisis ekonomi guna membangun properti. Berdasarkan harian kompas online (30-09-2013) menyatakan krisis ekonomi menyebabkan bunga 1

2 kredit melonjak hingga 50% sehingga pengembang mengalami kesulitan untuk membayar cicilan kreditnya (dalam bentuk dolar Amerika). Berdasarkan harian kompas online (30-09-2013) menyatakan bahwa belakangan muncul pendapatan yang menyatakan booming bisnis properti terjadi di 2013. Akan tetapi berdasarkan hasil analisis Ikatan Analis Properti Indonesia (IKAPRI), booming properti akan terjadi pada tahun 2014. Perkembangan bisnis properti di Indonesia yang diprediksi akan mengalami kejayaan di tahun 2014. Sektor apartemen mencapai puncaknya pada 2012 dengan nilai kapitalisasi sebesar Rp12,4 triliun, sedangkan sektor ritel (pusat perbalanjaan) mencapai puncaknya 2013 dengan nilai kapitalisasi sebesar Rp14 triliun. Sementara itu, sektor perkantoran mencapai puncaknya di 2011 lalu dengan nilai kapitalisasi Rp10 Triliun, sedangkan sektor perhotelan telah mengalami booming sejak 2010-2012, dengan nilai kapitalisasi diatas Rp 6 triliun. Disisi lain, sektor perumahan dan ruko tetap akan tumbuh signifikan sampai 2012-2014. Secara umum, total nilai kapitalisasi properti tertinggi terjadi pada 2013-2014 yang secara signifikan ditopang oleh sektor perumahan, ruko, dan pusat perbalanjaan. Perkembangan harga saham di sektor properti dan real estate setiap tahunnya mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan jumlah permintaan konsumen yang semakin meningkat sehingga mendorong naiknya harga saham properti. Selain itu juga dapat disebabkan oleh respon dan reaksi yang berbeda-beda dari setiap investor terhadap informasi-informasi yang terdapat

3 di pasar. Informasi-informasi ini dapat bersumber dari kondisi pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang dapat dilihat dari pertumbuhan indikator makro ekonomi. Faktor faktor yang mempengaruhi tingkat pergerakan harga saham yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal disebut juga sebagai faktor fundamental adalah faktor yang berasal dari dalam perusahaan dan dapat dikendalikan oleh manajemen perusahaan. Faktor internal ini berkaitan dengan pendapatan yang akan diperoleh para pemodal baik berupa dividen maupun capital gain. Faktor eksternal merupakan faktor non fundamental biasanya bersifat makro seperti situasi politik dan keamanan, perubahan nilai tukar mata uang, naik turunnya suku bunga bank dan serta rumor-rumor yang sengaja oleh spekulan atau orang-orang yang ingin mengeruk keuntungan dari situasi tersebut (Alwi, 2003: 105). Faktor fundamental merupakan faktor yang sangat penting dan berpengaruh terhadap harga pasar saham. Bagi perusahaan, faktor ini menjadi tanggung jawab pihak manajemen perusahaan khususnya kepada para pemegang saham. Analisis fundamental merupakan salah satu cara untuk mengetahui prospek dari suatu industri. Menurut Husnan (2003:307) analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham dimasa yang akan datang dengan: (a) mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham dimasa yang akan datang, dan (b) menerapkan hubungan variabelvariabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Analisis fundamental meliputi analisis ekonomi, industri dan perusahaan. Dalam

4 melakukan analisis perusahaan, investor mendasarkan kerangka pikirannya pada dua komponen utama, yaitu Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER). Ada tiga alasan yang mendasari penggunaan komponen tersebut. Pertama, karena pada dasarnya komponen tersebut bisa dipakai untuk mengestimasi nilai intrinsik suatu saham. Kedua, deviden yang dibayarkan perusahaan pada dasarnya dibayarkan dari earning. Ketiga, adanya hubungan antara perubahan earning dan perubahan harga saham (Tandelilin, 2001:232). Minat investor yang meningkat dalam berinvestasi pada suatu saham akan mempengaruhi transaksi dalam perdagangan saham. Rasio Price to Book Value (PBV) digunakan untuk menilai apakah suatu saham undervalued atau overvalued. Suatu saham disebut undervalued bilamana harga sahamnya dibawah nilai buku perusahaan. Sebaliknya, dikatakan overvalued apabila harga saham melebihi nilai buku. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2001: 199) PBV menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham perusahaan. Semakin tinggi rasio ini berarti pasar percaya akan prospek perusahaan tersebut. Dari sudut pandang investor, salah satu indikator untuk menilai prospek perusahaan adalah dengan melihat pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Indikator ini sangat penting diperhatikan untuk mengetahui sejauh mana investasi yang akan dilakukan investor mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang diisyaratkan investor (Tandelilin, 2001:204). Untuk itu, digunakan rasio profitabilitas utama, yaitu Return On Assets

5 (ROA) dan Net Profit Margin (NPM). Rasio ROA digunakan untuk melihat sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan laba dari penggunaan asset yang dimiliknya, sedangkan NPM digunakan untuk melihat sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan laba dari tingkat penjualannya. Investor juga memperhatikan jumlah hutang yang dimiliki oleh perusahaan. Tingginya tingkat hutang akan berdampak pada keuntungan yang diperoleh kecil. Hal ini berarti kinerja perusahaan buruk. Tingginya tingkat hutang perusahaan tidak dapat menarik minat investor untuk membeli saham tersebut. Hal ini dikarenakan investor tidak dapat memperoleh capital gain atas saham yang dimilikinya. Untuk itu, digunakan rasio leverage, yaitu Debt to Equity Ratio (DER) untuk mengukur tingkat hutang yang dimiliki perusahaan. Sedemikian pentingnya analisa fundamental terhadap harga saham sehingga investor dan analis mencoba mengembangkan informasi yang terdapat dalam laporan keuangan. Informasi dalam laporan keuangan suatu perusahaan diyakini memberikan gambaran tentang kondisi perusahaan saat ini sekaligus dapat meprediksi kondisi perusahaan di masa yang akan datang. Laporan keuangan suatu perusahaan akan menyebabkan investor bereaksi terhadap penurunan atau kenaikan harga saham tersebut. Penelitian ini telah banyak dilakukan sebelumnya. Abidin (2009) menunjukkan bahwa faktor fundamental seperti ROI, EPS, OPM, BV berpengaruh signifikan terhadap harga saham, baik secara simultan maupun parsial. Aisyah (2011) menunjukkan bahwa faktor fundamental seperti EPS,

6 DER, ROA, dan ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham baik secara simultan maupun secara parsial. Kurniawan (2010) menunjukkan bahwa ROA, DER tidak berpengaruh sigifikan terhadap harga saham baik secara simultan dan parsial, dan tidak adanya variabel bebas yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap harga saham. Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan dan fenomena yang terjadi pada lingkungan perusahaan, maka peneliti tertarik meneliti tentang Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Properti dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2012. B. Perumusan Masalah 1. Apakah faktor fundamental, yaitu Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS), Prince to Book Value (PBV), Return On Asset (ROA), dan Net Profit Margin (NPM) secara simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia? 2. Apakah faktor fundamental, yaitu Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS), Prince to Book Value (PBV), Return On Asset (ROA), dan Net Profit Margin (NPM) secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia?

7 C. Batasan Masalah Faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham dapat dihitung dengan rasio keuangan. Peneliti memilih variabel ROA, DER, PER, EPS, PBV, dan NPM dalam menganalisis pengaruh terhadap harga saham. D. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh faktor fundamental, yaitu Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS), Prince to Book Value (PBV), Return On Asset (ROA), dan Net Profit Margin (NPM) secara simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia. 2. Untuk mengetahui pengaruh faktor fundamental, yaitu Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS), Prince to Book Value (PBV), Return On Asset (ROA), dan Net Profit Margin (NPM) secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia. E. Manfaat Penelitian 1. Untuk menambah wawasan dan pandangan kepada peneliti, tentang faktor fundamental dalam mempelajari pergerakan harga saham properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia serta variabel-variabel yang mempengaruhinya.

8 2. Melalui penelitian ini diharapkan dapat melengkapi temuan-temuan empiris yang telah ada mengenai pengaruh faktor fundamental terhadap harga saham dalam kaitannya dengan ilmu manajemen keuangan dan investasi. 3. Sebagai referensi bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang tertarik mendalami dunia investasi, serta untuk mendapatkan penemuanpenemuan baru yang berguna bagi kemajuan dan pengembangan ilmu pengetahuan. 4. Sebagai pedoman bagi para investor khususnya dan masyarakat umumnya, dalam memberikan informasi yang lebih lengkap, dan jelas mengenai pengaruh faktor fundamental terhadap harga saham properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia, sehingga dapat mempertimbangkan pengambilan keputusan yang akurat dalam menginvestasikan dananya di pasar modal.