BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pulau Jawa merupakan salah satu bagian dari negara kepulauan Indonesia yang terletak di bagian selatan. Sebagai pulau yang menjadi pusat pemerintahan di Indonesia pulau Jawa memiliki sejarah dan budaya yang sangat beraneka ragam. Sejarah dan budaya tersebut juga sangat dikenal masyarakat lokal maupun internasional. Jawa juga memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat luar maupun dalam negeri di bidang pariwisata, mulai dari wisata alam, sejarah sampai dengan budaya di setiap daerah Pulau Jawa. Pulau Jawa memiliki jumlah penduduk terbesar dibandingkan dengan pulau-pulau lain di Indonesia, meskipun luas wilayahnya terkecil diantara pulau-pulau di Indonesia yang lainnya. Salah satu budaya di Pulau Jawa yang menarik untuk diulas adalah seni tari tradisional autentik Jawa yang memiliki banyak jenis aneka ragam. Dahulu kesenian tari menjadi bagian dalam adat tradisi khas di setiap acara ritual khusus yang dilakukan masyarakat Jawa seperti upacara sakral pernikahan, perayaan penyambutan, dll. Selain itu tarian Jawa juga dijadikan sebagai suguhan hiburan umum di masyarakat. Namun seiring dengan perkembangan jaman, tari tradisional Jawa saat ini hanya digunakan sebagai salah satu hiburan masyrakat sekaligus sebagai media pendidikan kebudayaan. Tari tradisional merupakan suatu hasil ekspresi hasrat manusia akan keindahan dengan latar belakang sistem budaya masyarakat pemilik kesenian tersebut. Dalam tari tradisional tersirat pesan dari budaya masyarakat berupa 1
2 pengetahuan, gagasan, kepercayaan, nilai dan norma. Karya tari yang dihasilkan sangat sederhana baik dari sisi gerak, busana maupun iringan. Setiap karya tari tradisional tidak terlalu mementingkan kemampuan atau teknik menari yang baik, namun lebih pada ekspresi penjiwaan dan tujuan dari gerak yang dilakukannya. Kesenian tradisional adalah kesenian yang diciptakan oleh masyarakat banyak yang mengandung unsur keindahan yang hasilnya menjadi milik bersama (Alwi, 2003 : 1038). Namun dewasa ini dengan perkembangan zaman yang amat pesat, teknologi memudahkan masuknya banyak informai tentang budaya asing ke Nusantara dengan mudah. Sehingga berdampak pada tersisihnya budaya kesenian autentik Indonesia di tengah-tengah masyarakat, salah satunya budaya tari Indonesia yang sempat diklaim negara tetangga sebagai tarian dari asalnya. Menanggapi permasalahan tari tradisional Jawa yang semakin tersisih oleh zaman dan budaya asing, maka penulis menjadikan fotografi sebagai media pelestarian budaya tari tradisonal jawa. Melalui media coffeetable book sebagai album kumpulan karya fotografi yang akan mengulas tentang tarian budaya tradisonal populer Jawa dengan mengangkat khususnya tarian Remo gaya Surabayan, tarian Ganongan untuk Jawa Timur, tarian Gambyong, tarian Srikandi Cakil untuk Jawa Tengah, tarian Jaipong, tarian Topeng Cirebonuntuk Jawa Barat dengan konsep karya fotografi yang dikemas secara lebih kreatif dan menarik. Sebagai ide penciptaan karya fotografi tersebut penulis mengangkat tema tarian budaya Jawa disebabkan banyaknya masuk budaya-budaya dari luar negeri yang masuk ke Indonesia yang membuat budaya-budaya di Indonesia semakin
3 tersisih dan hilang bahkan hingga di klaim oleh Negara-negara lain karena kurang adanya rasa kepedulian yang tumbuh dalam jiwa bangsa di masa-masa ini. Dalam realitanya tarian tarian Jawa sangatlah erat kaitannya dengan sejarah dan budaya Indonesia yang terlahir di masa nenek moyang kita terdahulu. Oleh sebab itu hendaknya generasi penerus bangsa tetap menjadikannya objek objek yang selalu dilestarikan mengingat tarian adalah warisan dari pendahulu kita. Dewasa ini sudah banyak dilakukan wujud wujud dari pelestarian seni tari dalam bentuk sebuah pentas seni atau gelar budaya, akan tetapi masih sedikit seni budaya tarian yang diabadikan dalam sebuah bentuk media dengan sebuah visualisasi yang kreatif dan menarik seperti halnya dalam coffeetable book. Dalam media coffeetable book diharapkan agar para pecinta, pelestari seni dan generasi muda akan lebih mengetahui bahwa seni tarian Jawa sangatlah menarik untuk kita ulas sejarahnya dan menumbuhkan rasa peduli akan budaya yang ada di tanah airnya, karena hal tersebut adalah wujud dari identitas bangsa dan tanah airnya. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana membuat coffeetable book dengan tema Pelestarian Kebudayaan TarianPopuler di Jawa yang menarik secara konsep dan visual? 2. Media pendukung apa saja yang efektif dan relevan untuk mendukung coffeetable book dengan tema Pelestarian Kebudayaan Tarian Jawa?
4 C. Tujuan Penulisan 1. Untuk membuat coffeetable book dengan tema Pelestarian Kebudayaan TarianPopuler di Jawa. 2. Untuk menentukan media pendukung yang efektif dan relevan untuk mendukung coffeetable book dengan tema Pelestarian Kebudayaan TarianJawa Populer. D. Metode Pengumpulan Data Guna memperoleh data yang akurat dan faktual mengenai informasi tentang Tarian Populer di Jawa, teknik pembuatan coffeetable bookserta rumusan konsep yang menarik maka dilakukanlah metode pengumpulan data sebagai berikut: 1. Wawancara Dilakukan wawancara secara langsungdengan para pelaku seni khususnya pada kesenian tari untuk memperoleh rumusan konsep dasar (big idea) tentang Pelestarian Kebudayaan Tarian Jawa Populer. 2. Pengumpulan Gambar Dilakukan pengumpulan gambar para penariyang nantinya akan digunakan sebagai model dalam foto-foto di dalam coffeetable book. Pengumpulan gambar juga dilakukan untuk gambar latar (setting) di beberapa wilayah di Solo dan Madiun sesuai dengan konsep untuk bahan referensi pembuatan backgroundfoto-foto dalam coffeetable book. Gambar diambil langsung dari
5 lokasi-lokasi yang akan digunakan sebagai background foto-foto dalam coffeetable book. 3. Observasi Dilakukan pengamatan karakter natural dari bentuk karakter penari tradisional yang ada. Pengamatan juga dilakukan pada setting yang tergambar dari temacoffeetable book Pelestarian Kebudayaan TarianJawa Populer. Observasi tentang situasi dan suasana setting juga perlu dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang aktual agar selaras dengan konten yang terdapat tema Pelestarian Kebudayaan Tarian Jawa Populer. Untuk hal ini, penulis menggunakan pengalamannya selama observasi sebagai acuan untuk membangun suasana dalam beberapa setting dalam foto. 4. Kajian wacana Mengumpulkan data-data dari buku-buku maupunfile PDF tentang fotografi, tutorial teknik fotografi, tutorial software editing foto, dokumen, dan beberapa sumber dari internet yang terkait dengan fotografi. 5. Buku Dengan mencari informasi dari buku-buku yang berkaitan sebagai data penunjang yang mendasari penelitian yang dilakukan. 6. Internet Mencari berbagai artikel maupun informasi yang sangat berkaitan dengan informasi yang dicari.