IV Tahun Anggaran 2013

dokumen-dokumen yang mirip
Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016

II Tahun Anggaran 2013

Kementerian Perindustrian

Tahun Anggaran 2013 III

LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT KEGIATAN TRIWULAN III TAHUN ANGGARAN 2011

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2017

LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT KEGIATAN TRIWULAN III TAHUN ANGGARAN 2016

Laporan Konsolidasi Program Dirinci Menurut Kegiatan

Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan I Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2015

Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan II Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014

Kementerian Perindustrian

Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan II Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2015

LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT KEGIATAN TRIWULAN I TAHUN ANGGARAN 2011

Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2015

PAGU ANGGARAN ESELON I MENURUT PROGRAM DAN JENIS BELANJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA. 2012

SUMBER ANGGARAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA 2015 BERDASARKAN JENIS BELANJA

Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan I Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014

Kementerian Perindustrian

LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT KEGIATAN TRIWULAN II TAHUN ANGGARAN 2016

ALOKASI ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA 2016

Kementerian Perindustrian

Kementerian Perindustrian

RENCANA KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN ANGGARAN 2015 JAKARTA, APRIL 2014

Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan IV Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2015

LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT KEGIATAN TRIWULAN II TAHUN ANGGARAN 2011

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan

TUNJANGAN KINERJA JABATAN STRUKTURAL

2017, No serta Kinerja Pegawai di Lingkungan Badan Koordinasi Penanaman Modal; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hu

FORMULIR 1 RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2013

- 6 - TUNJANGAN KINERJA JABATAN STRUKTURAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Jabatan. Kelas Jabatan. Tunjangan. Kinerja.

FORMULIR 1 RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2014

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1

b. Kepala Sub Bagian Keuangan; c. Kepala Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan.

RINCIAN FORMASI CPNS DARI PELAMAR UMUM KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN ANGGARAN 2010

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL,

PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

SUMBER ANGGARAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA 2013 BERDASARKAN JENIS BELANJA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERINDUSTRIAN

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERINDUSTRIAN

Rencana Aksi Pengembangan Industri Unggulan Provinsi Buku Peta Jalan Pengembangan Kompetensi Inti Industri Daerah

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM / KEGIATAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2012

STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

TENTANG PERUBAHAN KEENAM ATAS PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR P. 13/MENHUT-II/2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN KEHUTANAN

Organisasi. struktur. Kementerian Perindustrian

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

BAB X INSPEKTORAT JENDERAL. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembar

-2- Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3455); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Perbendaharaan Negara (Lembaga N

Written by Danang Prihastomo Thursday, 05 February :00 - Last Updated Monday, 09 February :13

2017, No Kebudayaan tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat. Mengingat : 1. Un

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA MELALUI KPPN DAN BUN UNTUK TRIWULAN YANG BERAKHIR 31 MARET2016 (dalam rupiah)

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO DAN KIMIA

KATA PENGANTAR. Inspektur Jenderal. M. Sakri Widhianto

REVIEW PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

!"!"!#$%"! & ' ((( ( ( )

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DANA DEKONSENTRASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 96 TAHUN 2008

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2089, 2014 ANRI. Dana Dekonsentrasi. Kegiatan. Pelaksanaan.

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

2017, No dalam rangka Penyelenggaraan Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2018; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

Dr. Prasetijono Widjojo MJ, MA Deputi Bidang Ekonomi Bappenas. Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013

TUGAS DAN FUNGSI BIRO, BAGIAN, DAN SUBBAGIAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA. No BIRO BAGIAN SUB-BAGIAN

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 18 /PER/M.KOMINFO/11/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR : 32/M-IND/PER/6/2006 T E N T A N G

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT EDARAN NOMOR: 07/SE/M/2012

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG BADAN STANDARDISASI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

Tahun Anggaran 2013 IV

Formulir C Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 Tanggal 29 Nopember 2006 DIISI OLEH KEPALA SKPD/KEPALA BAPPEDA/MENTERI/KEPALA LEMBAGA LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT KEGIATAN TRIWULAN IV TAHUN ANGGARAN 2013 DEPARTEMEN/LEMBAGA/PROVINSI/KABUPATEN/KOTA/SKPD : 019 [DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN] No. Nomor SP DIPA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 1. 019.01.1.247101/2013 2. DIPA-019.01.1.248628/2013 3. DIPA-019.01.1.248629/2013 Nomor Kode dan Nama Program/Kegiatan (01.01.01) Program Dukungan Manajemen Dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Perindustrian Anggaran (Rp. 000) Penyerapan (%) Indikator Kinerja Keluaran (Outputs) *) Instansi Penanggung No. Loan PHLN Rupiah Murni Total S R Narasi Satuan (Unit) S (%) R (%) Jawab 0 452.974.157 452.974.157 95,57 83,92 Terkoordinasinya pelaksanaan tugas unitunit organisasi di lingkungan Kementerian Perindustrian; Terbinanya pelaksanaan tugas Kementerian yang meliputi perencanaan, pengorganisasian dan ketatalaksanaan, pendayagunaan sumber daya serta penghubung antar lembaga dan masyarakat,sosialisasi informasi dan layanan publik; Terlaksananya pemberian dukungan administrasi dan teknis kepada unit-unit organisasi di lingkungan Kementerian. 99,69 97,08 Lokasi 1 (1824) Pelayanan Hukum Dan Penataan Organisasi 0 27.266.200 27.266.200 82,12 62,76 1. Pelayanan Hukum Dan Penataan Organisasi 82,17 70,65 1. Sekretariat Jenderal 2 (1825) Peningkatan Dan Pelayanan Administrasi Kementerian, Pelayanan Tata Usaha Pimpinan, Pengelolaan Sarana Dan Prasarana Serta Penyelenggaraan Kerumahtanggaan Dan Urusan Dalam 0 38.802.615 38.802.615 99,90 94,02 1. Peningkatan Dan Pelayanan Administrasi Kementerian, Pelayanan Tata Usaha Pimpinan, Pengelolaan Sarana Dan Prasarana Serta Penyelenggaraan Kerumahtanggaan Dan Urusan Dalam 99,91 99,91 1. Sekretariat Jenderal

No. Nomor SP DIPA Nomor Kode dan Nama Program/Kegiatan Anggaran (Rp. 000) Penyerapan (%) Indikator Kinerja Keluaran (Outputs) *) Instansi Penanggung No. Loan PHLN Rupiah Murni Total S R Narasi Satuan (Unit) S (%) R (%) Jawab 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 3 (1826) Pengembangan Sdm Industri 0 15.153.800 15.153.800 94,20 83,16 1. Pengembangan Sdm Industri Lokasi 128,89 111,56 1. Sekretariat Jenderal 4 (1827) Peningkatan Sistem Tata Kelola Keuangan Dan Barang Milik Negara Yang Profesional 0 273.757.652 273.757.652 101,11 82,62 1. Peningkatan Sistem Tata Kelola Keuangan Dan Barang Milik Negara Yang Profesional 99,61 98,23 1. Sekretariat Jenderal 2. EROPA BARAT 3. ASIA TENGAH DAN TIMUR 5 (1828) Peningkatan Kualitas Perencanaan Dan Pelaporan 0 23.798.000 23.798.000 100,96 88,60 1. Peningkatan Kualitas Perencanaan Dan Pelaporan 101,24 100,43 1. Sekretariat Jenderal 6 (1829) Pembangunan Sistem Informasi Industri Yang Terintegrasi Dan Handal 7 (1831) Peningkatan Pengelolaan Pelayanan Publik 0 38.764.990 38.764.990 99,51 87,44 1. Pembangunan Sistem Informasi Industri Yang Terintegrasi Dan Handal 0 35.430.900 35.430.900 51,74 92,35 1. Peningkatan Pengelolaan Pelayanan Publik 100,00 94,70 1. Sekretariat Jenderal 99,65 99,70 1. Sekretariat Jenderal 2 1. 019.01.1.247101/2013 (01.01.02) Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur Kementerian Perindustrian 1 (1832) Pembangunan, Pengadaan, Perbaikan Dan Peningkatan Sarana Dan Prasarana Kerja 0 19.393.685 19.393.685 100,00 95,79 Tersedianya sarana dan prasarana kerja sesuai kebutuhan. 0 19.393.685 19.393.685 100,00 95,79 1. Pembangunan, Pengadaan, Perbaikan Dan Peningkatan Sarana Dan Prasarana Kerja 100,05 99,95 100,05 99,95 1. Sekretariat Jenderal 3 1. 019.06.1.247885/2013 (04.07.03) Program Pengawasan Dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Perindustrian 0 49.461.525 49.461.525 80,19 70,31 Tersusunnya kriteria pengawasan yang efektif; Tersedianya hasil asesmen aparat pengawas berkualifikasi; Tersedianya jumlah dan kualifikasi aparat pengawas; Tercapainya peningkatan akuntabilitas pelaksanaan program. 89,16 91,60 1 (1841) Peningkatan Pengawasan Dan Akuntabilitas Pelaksanaan Program Pengembangan Industri Inspektorat I 0 4.308.792 4.308.792 90,00 78,14 1. Peningkatan Pengawasan Dan Akuntabilitas Pelaksanaan Program Pengembangan Industri Inspektorat I 90,86 111,26 1. Inspektorat Jenderal

No. Nomor SP DIPA Nomor Kode dan Nama Program/Kegiatan Anggaran (Rp. 000) Penyerapan (%) Indikator Kinerja Keluaran (Outputs) *) Instansi Penanggung No. Loan PHLN Rupiah Murni Total S R Narasi Satuan (Unit) S (%) R (%) Jawab 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 2 (1842) Peningkatan Pengawasan Dan Akuntabilitas Pelaksanaan Program Pengembangan Industri Inspektorat Ii 0 5.071.795 5.071.795 95,91 76,85 1. Peningkatan Pengawasan Dan Akuntabilitas Pelaksanaan Program Pengembangan Industri Inspektorat Ii Lokasi 100,11 99,99 1. Inspektorat Jenderal 3 (1843) Peningkatan Pengawasan Dan Akuntabilitas Pelaksanaan Program Pengembangan Industri Inspektorat Iii 0 4.888.367 4.888.367 82,46 96,87 1. Peningkatan Pengawasan Dan Akuntabilitas Pelaksanaan Program Pengembangan Industri Inspektorat Iii 100,00 100,00 1. Inspektorat Jenderal 4 (1844) Peningkatan Pengawasan Dan Akuntabilitas Pelaksanaan Program Pengembangan Industri Inspektorat Iv 0 4.446.153 4.446.153 99,64 83,88 1. Peningkatan Pengawasan Dan Akuntabilitas Pelaksanaan Program Pengembangan Industri Inspektorat Iv 99,82 103,30 1. Inspektorat Jenderal 5 (1845) Dukungan Manajemen, Pembinaan, Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Serta Dukungan Teknis Lainnya Inspektorat Jenderal 0 30.746.418 30.746.418 73,05 61,94 1. Dukungan Manajemen, Pembinaan, Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Serta Dukungan Teknis Lainnya Inspektorat Jenderal 83,85 84,43 1. Inspektorat Jenderal 4 1. DIPA-019.03.1.247982/2013 (04.07.06) Program Revitalisasi Dan Penumbuhan Basis Industri Manufaktur 0 430.484.602 430.484.602 95,59 90,43 Pulihnya utilisasi kapasitas produksi dalam industri dengan target pencapaian sebesar 70 persen; Jumlah industri yang berhasil pulih dengan target 100 industri. 97,99 96,07 1 (1875) Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Tekstil Dan Aneka 0 192.291.828 192.291.828 95,56 97,72 1. Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Tekstil Dan Aneka 99,01 98,95 1. Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur 2 (1876) Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Kimia Hilir 0 41.533.901 41.533.901 84,70 83,56 1. Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Kimia Hilir 93,04 98,09 1. Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur 3 (1877) Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Kimia Dasar 0 92.721.444 92.721.444 95,81 93,45 1. Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Kimia Dasar 96,33 96,28 1. Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur

No. Nomor SP DIPA Nomor Kode dan Nama Program/Kegiatan Anggaran (Rp. 000) Penyerapan (%) Indikator Kinerja Keluaran (Outputs) *) Instansi Penanggung No. Loan PHLN Rupiah Murni Total S R Narasi Satuan (Unit) S (%) R (%) Jawab 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 4 (1878) Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Material Dasar Logam 0 40.451.724 40.451.724 100,04 53,38 1. Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Material Dasar Logam 100,04 85,63 1. Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur Lokasi 5 (1879) Penyusunan Dan Evaluasi Program Revitalisasi Dan Penumbuhan Basis Industri Manufaktur 0 63.485.705 63.485.705 99,62 92,01 1. Penyusunan Dan Evaluasi Program Revitalisasi Dan Penumbuhan Basis Industri Manufaktur 99,23 92,36 1. Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur 5 1. DIPA-019.02.1.247960/2014 (04.07.07) Program Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Agro 1 (1833) Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Hasil Hutan Dan Perkebunan 0 316.169.537 316.169.537 94,51 67,58 Jumlah persentase industri yang berhasil pulih dengan target 100 persen industri yang terkena dampak krisis; Besarnya persentase utilisasi kapasitas produksi dalam industri dengan target pencapaian sebesar 80 persen. 0 37.309.670 37.309.670 101,01 85,61 1. Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Hasil Hutan Dan Perkebunan 92,91 80,45 101,15 91,79 1. Direktorat Jenderal Industri Agro 2. JAWA BARAT 3. JAWA TENGAH 4. SUMATERA UTARA 5. RIAU 6. KALIMANTAN TIMUR 2 (1834) Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Minuman Dan Tembakau 0 49.006.235 49.006.235 99,84 92,27 1. Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Minuman Dan Tembakau 100,01 98,21 1. Direktorat Jenderal Industri Agro 2. JAWA BARAT 3. JAWA TENGAH 4. ACEH 5. LAMPUNG 6. NUSA TENGGARA BARAT 3 (1835) Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Makanan, Hasil Laut Dan Perikanan 0 158.427.385 158.427.385 88,46 51,51 1. Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Makanan, Hasil Laut Dan Perikanan 84,94 65,24 1. Direktorat Jenderal Industri Agro 2. JAWA TIMUR 3. RIAU 4. SULAWESI UTARA 5. SULAWESI TENGAH 6. SULAWESI SELATAN 7. MALUKU

No. Nomor SP DIPA Nomor Kode dan Nama Program/Kegiatan Anggaran (Rp. 000) Penyerapan (%) Indikator Kinerja Keluaran (Outputs) *) Instansi Penanggung No. Loan PHLN Rupiah Murni Total S R Narasi Satuan (Unit) S (%) R (%) Jawab 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 4 (1836) Penyusunan Dan Evaluasi Program Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Agro 0 71.426.247 71.426.247 101,04 77,64 1. Penyusunan Dan Evaluasi Program Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Agro 101,60 96,43 1. Direktorat Jenderal Industri Agro Lokasi 6 1. DIPA-019.04.1.423089/2013 (04.07.08) Program Penumbuhan Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi 1 (1846) Penumbuhan Industri Alat Transportasi Darat 0 285.327.222 285.327.222 46,52 35,50 Pencapaian Meningkatnya Ekspor hasil Produk Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi; Besarnya persentase utilisasi kapasitas produksi dalam industri; dengan target pencapaian sebesar 80 persen. 0 158.615.582 158.615.582 14,19 13,27 1. Penumbuhan Industri Alat Transportasi Darat 53,16 44,73 22,53 21,94 1. Direktorat Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi 2 (1847) Penumbuhan Industri Maritim Dan Kedirgantaraan Dan Alat Pertahanan 0 13.299.000 13.299.000 87,55 93,27 1. Penumbuhan Industri Maritim Dan Kedirgantaraan Dan Alat Pertahanan 96,72 96,85 1. Direktorat Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi 3 (1848) Penumbuhan Industri Elektronika Dan Telematika 0 13.777.700 13.777.700 100,40 89,04 1. Penumbuhan Industri Elektronika Dan Telematika 100,34 100,48 1. Direktorat Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi 4 (1849) Penyusunan Dan Evaluasi Program Penumbuhan Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi 0 37.436.948 37.436.948 60,22 63,41 1. Penyusunan Dan Evaluasi Program Penumbuhan Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi 72,31 87,72 1. Direktorat Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi 5 (1850) Penumbuhan Industri Permesinan Dan Alat Mesin Pertanian 0 62.197.992 62.197.992 100,00 51,17 1. Penumbuhan Industri Permesinan Dan Alat Mesin Pertanian 100,00 53,45 1. Direktorat Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi

No. Nomor SP DIPA Nomor Kode dan Nama Program/Kegiatan Anggaran (Rp. 000) Penyerapan (%) Indikator Kinerja Keluaran (Outputs) *) Instansi Penanggung No. Loan PHLN Rupiah Murni Total S R Narasi Satuan (Unit) S (%) R (%) Jawab 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 7 1. 019-05.3.069263/2013 (04.07.09) 2. 019.05.3.079019/2013 Program Revitalisasi Dan 3. 019.05.3.099026/2013 Penumbuhan Industri Kecil 4. DIPA.019.05.3.119028/2013 Menengah 5. DIPA-019.05.3.129024/2013 6. DIPA.019.05.1.139243/2013 7. DIPA-019-05.3.149215/2013 8. 019.05.3.169024/2013 9. 019-05.3.269188/2013 10. 019.05.3.309028/2013 11. 019-05.3.329115/2013 12. DIPA.019.05.3.089264/2013 13. 019-05.3.159191/18/2012 14. DIPA-019-05.3.109207/2013 15. 019.05.1.247949/2012 16. DIPA-019.05.3.019070/2013 17. DIPA-019.05.3.029024/2013 18. 019.05.3.039032/2013 19. 019-05.3.04913131/2013 20. DIPA-019.05.3.059029/2013 21. DIPA-019.05.3.229163/2013 22. DIPA-019-05.3.299435/2013 23. 019.05.02.247952/2013 24. 019.05.3.179214/2012 25. SP-019.05.3.189023-00/AG/2013 26. 019.05.3.190022/2013 27. 019.05.3.209188/2013 28. No. 0426/019-05.3.01/29/2012 29. DIPA-019.05.3.239033/2013 30. 019.05.3.249294/2013 31. 0674/019-05.3.01/28/2012 0 424.567.261 424.567.261 95,60 87,07 Rasio Industri Jawa dan luar Jawa dengan target rasio industri di pulau Jawa dan luar Jawa mencapai posisi 60:40; Kontribusi PDB IKM sebesar 34 % pada tahun 2014. 101,00 98,37 Lokasi

No. Nomor SP DIPA Nomor Kode dan Nama Program/Kegiatan Anggaran (Rp. 000) Penyerapan (%) Indikator Kinerja Keluaran (Outputs) *) Instansi Penanggung No. Loan PHLN Rupiah Murni Total S R Narasi Satuan (Unit) S (%) R (%) Jawab 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 (1837) Penyebaran Dan Penumbuhan Industri Kecil Dan Menengah Wilayah I 0 107.263.695 107.263.695 106,97 97,24 1. Penyebaran Dan Penumbuhan Industri Kecil Dan Menengah Wilayah I 107,05 105,40 1. Direktorat Jenderal Industri Kecil Dan Menengah Lokasi 2. ACEH 3. SUMATERA UTARA 4. SUMATERA BARAT 5. RIAU 6. JAMBI 7. SUMATERA SELATAN 8. LAMPUNG 9. KALIMANTAN BARAT 10. KALIMANTAN TENGAH 11. KALIMANTAN SELATAN 12. KALIMANTAN TIMUR 13. BENGKULU 14. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 15. KEPULAUAN RIAU 2 (1838) Penyebaran Dan Penumbuhan Industri Kecil Dan Menengah Wilayah Ii 0 162.379.950 162.379.950 96,19 84,64 1. Penyebaran Dan Penumbuhan Industri Kecil Dan Menengah Wilayah Ii 101,48 97,03 1. Direktorat Jenderal Industri Kecil Dan Menengah 2. JAWA BARAT 3. JAWA TENGAH 4. DI YOGYAKARTA 5. JAWA TIMUR 6. BALI 7. BANTEN

No. Nomor SP DIPA Nomor Kode dan Nama Program/Kegiatan Anggaran (Rp. 000) Penyerapan (%) Indikator Kinerja Keluaran (Outputs) *) Instansi Penanggung No. Loan PHLN Rupiah Murni Total S R Narasi Satuan (Unit) S (%) R (%) Jawab 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 3 (1839) Penyebaran Dan Penumbuhan Industri Kecil Dan Menengah Wilayah Iii 0 81.522.380 81.522.380 87,82 83,79 1. Penyebaran Dan Penumbuhan Industri Kecil Dan Menengah Wilayah Iii 95,60 94,76 1. Direktorat Jenderal Industri Kecil Dan Menengah Lokasi 2. SULAWESI UTARA 3. SULAWESI TENGAH 4. SULAWESI SELATAN 5. SULAWESI TENGGARA 6. MALUKU 7. NUSA TENGGARA BARAT 8. NUSA TENGGARA TIMUR 9. PAPUA 10. MALUKU UTARA 11. GORONTALO 12. PAPUA BARAT 13. SULAWESI BARAT 4 (1840) Penyusunan Dan Evaluasi Program Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Kecil Menengah 0 73.401.236 73.401.236 89,25 84,53 1. Penyusunan Dan Evaluasi Program Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Kecil Menengah 98,09 96,82 1. Direktorat Jenderal Industri Kecil Dan Menengah 8 1. DIPA-019.08.1.2.248037/2013 (04.07.10) Program Pengembangan Perwilayahan Industri 0 116.651.314 116.651.314 87,25 68,98 Meningkatnya jumlah investasi industri didaerah melalui pembangunan kawasan industri dengan target pertumbuhan sebesar 10 % pertahun; Tersusunnya kebijakan operasional pengembangan industri didaerah melalui pendekatan pengembangan kompetensi inti industri daerah. 92,71 89,58 1 (1851) Pengembangan Fasilitasi Industri Wilayah I 0 26.473.465 26.473.465 95,96 66,66 1. Pengembangan Fasilitasi Industri Wilayah I 108,84 106,18 1. Direktorat Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri 2 (1852) Pengembangan Fasilitasi Industri Wilayah Ii 0 24.240.836 24.240.836 89,94 81,28 1. Pengembangan Fasilitasi Industri Wilayah Ii 96,05 84,09 1. Direktorat Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri

No. Nomor SP DIPA Nomor Kode dan Nama Program/Kegiatan Anggaran (Rp. 000) Penyerapan (%) Indikator Kinerja Keluaran (Outputs) *) Instansi Penanggung No. Loan PHLN Rupiah Murni Total S R Narasi Satuan (Unit) S (%) R (%) Jawab 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Lokasi 3 (1853) Pengembangan Fasilitasi Industri Wilayah Iii 0 31.553.239 31.553.239 91,38 91,18 1. Pengembangan Fasilitasi Industri Wilayah Iii 98,53 98,54 1. Direktorat Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri 4 (1854) Penyusunan Dan Evaluasi Program Pengembangan Perwilayahan Industri 0 34.383.774 34.383.774 74,85 41,72 1. Penyusunan Dan Evaluasi Program Pengembangan Perwilayahan Industri 72,59 72,44 1. Direktorat Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri 9 1. DIPA-019.09.1.248039/2013 (04.07.11) Program Kerja Sama Industri 0 58.589.506 58.589.506 87,89 81,98 Meningkatnya Akses Pasar, Akses terhadap Sumber Investasi, Akses Sumber Daya Industri serta Kerjasama Industri 93,51 89,94 1 (1855) Peningkatan Ketahanan Industri 0 7.118.200 7.118.200 95,63 60,33 1. Peningkatan Ketahanan Industri 96,56 92,75 1. Direktorat Jenderal Kerjasama Industri 2 (1856) Pengembangan Kerja Sama Industri Wilayah I Dan Multilateral 0 10.894.854 10.894.854 84,23 79,04 1. Pengembangan Kerja Sama Industri Wilayah I Dan Multilateral 95,88 79,01 1. Direktorat Jenderal Kerjasama Industri 3 (1857) Pengembangan Kerja Sama Industri Wilayah Ii Dan Regional 0 12.735.502 12.735.502 80,19 81,04 1. Pengembangan Kerja Sama Industri Wilayah Ii Dan Regional 86,59 88,74 1. Direktorat Jenderal Kerjasama Industri 4 (1858) Peningkatan Dukungan Fasilitasi Dan Koordinasi Kerja Sama Industri 0 27.840.950 27.840.950 90,87 89,10 1. Peningkatan Dukungan Fasilitasi Dan Koordinasi Kerja Sama Industri 94,97 94,04 1. Direktorat Jenderal Kerjasama Industri

No. Nomor SP DIPA Nomor Kode dan Nama Program/Kegiatan Anggaran (Rp. 000) Penyerapan (%) Indikator Kinerja Keluaran (Outputs) *) Instansi Penanggung No. Loan PHLN Rupiah Murni Total S R Narasi Satuan (Unit) S (%) R (%) Jawab 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 10 1. DIPA-019.07.1.248035/2013 (04.07.12) 2. DIPA-019.07.2.412528/2013 Program Pengkajian Kebijakan, 3. DIPA-019.07.2.248042/2013 Iklim Dan 4. DIPA-019.07.2.247199/2013 5. DIPA-019.07.2.247136/2013 6. DIPA-019.07.2.248056/2013 7. 0354/019.07.2.247403/2014 8. 0239/019-07.2.01/12/2012 9. 0237/019-07.2.01/12/2012 10. 019.07.2.247140-00/AG/2013 11. DIPA-019.07.2.247161/2013 12. DIPA-019.07.247204/2013 13. 0268/019-07.2.01/15/2012 14. DIPA-019.07.2.247225/2013 15. Dipa-019.07.2.247232/2013 16. 019.07.2.247246/2013 17. DIPA No.SP-019.07.2.248124-00/AG/2013 18. DIPA-019.07.2.248145/ 2013 19. SP-09.07.2.248920-00/AG/2013 20. 019.07.2.539053/2013 21. DIPA-019.07.2.539060/2013 22. DIPA-019.07.2.539074/2013 23. DIPA-019.07.2.539081/2012 0 552.876.445 552.876.445 96,37 88,65 Tersusunnya rumusan dan analisis kebijakan dari iklim di sektor industri serta analisa, standar, dan prosedur di bidang industri serta terhasilkannya kuantitas, kualitas hasil litbang dan kebijakan pendukungnya yang mampu diaplikasikan hingga skala pabrik 98,38 97,44 Lokasi 1 (1859) Pengkajian Kebijakan Dan Iklim Usaha Industri 0 7.503.988 7.503.988 100,30 84,66 1. Pengkajian Kebijakan Dan Iklim Usaha Industri 99,91 98,11 1. Badan Pengkajian 2 (1860) Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri 0 45.522.310 45.522.310 101,34 88,38 1. Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri 101,26 95,29 1. Badan Pengkajian 3 (1861) Pengkajian Industri Hijau Dan Lingkungan Hidup 0 15.672.043 15.672.043 99,96 76,50 1. Pengkajian Industri Hijau Dan Lingkungan Hidup 99,98 98,85 1. Badan Pengkajian 4 (1862) Penyusunan Rencana Dan Evaluasi Program Kebijakan Iklim Usaha, Dan 0 38.237.502 38.237.502 100,12 67,73 1. Penyusunan Rencana Dan Evaluasi Program Kebijakan Iklim Usaha, Dan 99,95 98,96 1. Badan Pengkajian 5 (1863) Pengkajian Teknologi Dan Hak Kekayaan Intelektual 0 15.898.532 15.898.532 99,94 88,82 1. Pengkajian Teknologi Dan Hak Kekayaan Intelektual 99,86 99,35 1. Badan Pengkajian 6 (1864) Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Kimia Dan Kemasan 0 22.351.951 22.351.951 100,26 98,92 1. Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Kimia Dan Kemasan 100,89 100,65 1. Badan Pengkajian

No. Nomor SP DIPA Nomor Kode dan Nama Program/Kegiatan Anggaran (Rp. 000) Penyerapan (%) Indikator Kinerja Keluaran (Outputs) *) Instansi Penanggung No. Loan PHLN Rupiah Murni Total S R Narasi Satuan (Unit) S (%) R (%) Jawab 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 7 (1865) Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Tekstil 0 22.522.144 22.522.144 100,37 90,10 1. Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Tekstil 100,37 100,44 1. Badan Pengkajian Lokasi 1. JAWA BARAT 8 (1866) Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Kulit, Karet Dan Plastik 0 19.720.896 19.720.896 94,93 91,07 1. Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Kulit, Karet Dan Plastik 99,85 99,97 1. Badan Pengkajian 1. DI YOGYAKARTA 9 (1867) Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Industri Agro 0 36.364.514 36.364.514 100,20 93,82 1. Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Industri Agro 100,63 100,69 1. Badan Pengkajian 1. JAWA BARAT 10 (1868) Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Pulp Dan Kertas 0 18.823.289 18.823.289 95,00 95,30 1. Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Pulp Dan Kertas 100,00 99,39 1. Badan Pengkajian 1. JAWA BARAT 11 (1869) Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Hasil Perkebunan 0 17.150.390 17.150.390 101,24 93,67 1. Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Hasil Perkebunan 101,40 107,33 1. Badan Pengkajian 1. SULAWESI SELATAN 12 (1870) Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Logam Dan Mesin 0 19.951.926 19.951.926 100,39 94,82 1. Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Logam Dan Mesin 99,95 99,51 1. Badan Pengkajian 1. JAWA BARAT 13 (1871) Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Keramik 0 22.148.691 22.148.691 84,64 84,01 1. Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Keramik 105,61 100,99 1. Badan Pengkajian 1. JAWA BARAT 14 (1872) Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Bahan Dan Barang Teknik 0 38.624.539 38.624.539 101,21 90,00 1. Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Bahan Dan Barang Teknik 98,74 91,94 1. Badan Pengkajian 1. JAWA BARAT 15 (1873) Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri 0 22.527.563 22.527.563 61,80 55,86 1. Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri 61,78 61,99 1. Badan Pengkajian 1. JAWA TENGAH 16 (1874) Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Kerajinan Dan Batik 0 17.499.521 17.499.521 100,03 91,46 1. Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Kerajinan Dan Batik 100,15 100,21 1. Badan Pengkajian 1. DI YOGYAKARTA

No. Nomor SP DIPA Nomor Kode dan Nama Program/Kegiatan Anggaran (Rp. 000) Penyerapan (%) Indikator Kinerja Keluaran (Outputs) *) Instansi Penanggung No. Loan PHLN Rupiah Murni Total S R Narasi Satuan (Unit) S (%) R (%) Jawab 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 17 (3986) Riset Dan Standardisasi Bidang Industri 0 172.356.646 172.356.646 99,94 98,31 1. Riset Dan Standardisasi Bidang Industri 103,31 103,78 1. Badan Pengkajian Lokasi 1. JAWA TIMUR 2. ACEH 3. SUMATERA UTARA 4. SUMATERA BARAT 5. SUMATERA SELATAN 6. LAMPUNG 7. KALIMANTAN BARAT 8. KALIMANTAN SELATAN 9. KALIMANTAN TIMUR 10. SULAWESI UTARA 11. MALUKU 11 1. 019.01.2.248522/2014 2. DIPA-019.01.2.248941 3. DIPA-019.01.2.248958/2013 4. SP-019.01.2.579319-00/AG/2013 5. 019.01.2.526160/2013 6. 019.01.2.248539/2013 7. 0353/019-01.2.01/23/2012 8. 0350/019-01.2.01/23/2011 9. DIPA-019.01.2.412461/2013 10. 0373/019-01.2.01/20/2011 11. DIPA-019.01.1.412446/2013 12. 0229/019-01.2.01/11/2011 13. DIPA-019.01.2.247381/2013 14. DIPA-019.01.2.247398/2012 15. 019.01.2.568593/2013 16. DIPA-019.01.2.522430/2013 17. SP-019.01.2.522472-00/AG/2013 18. DIPA-019.01.2.249836/2013 19. 0282/019-01.2.02/I/2011 20. DIPA-019.01.2.247182/2013 21. DIPA-019.01.2.247178/2013 22. 0234/019-01.2.01/12/2012 23. DIPA-019.01.2.247122/2013 24. DIPA-019.01.2.247115/2013 25. 019.01.2.522489/2013 (10.90.01) Program Dukungan Manajemen Dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Perindustrian 0 627.523.168 627.523.168 36,25 46,60 Terkoordinasinya pelaksanaan tugas unitunit organisasi di lingkungan Kementerian Perindustrian; Terbinanya pelaksanaan tugas Kementerian yang meliputi perencanaan, pengorganisasian dan ketatalaksanaan, pendayagunaan sumber daya serta penghubung antar lembaga dan masyarakat,sosialisasi informasi dan layanan publik; Terlaksananya pemberian dukungan administrasi dan teknis kepada unit-unit organisasi di lingkungan Kementerian. 38,54 37,59

No. Nomor SP DIPA Nomor Kode dan Nama Program/Kegiatan Anggaran (Rp. 000) Penyerapan (%) Indikator Kinerja Keluaran (Outputs) *) Instansi Penanggung No. Loan PHLN Rupiah Murni Total S R Narasi Satuan (Unit) S (%) R (%) Jawab 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 (1830) Peningkatan Kualitas Sdm Industri 0 627.523.168 627.523.168 36,25 46,60 1. Peningkatan Kualitas Sdm Industri Lokasi 38,54 37,59 1. Sekretariat Jenderal 2. JAWA BARAT 3. DI YOGYAKARTA 4. JAWA TIMUR 5. ACEH 6. SUMATERA UTARA 7. SUMATERA BARAT 8. LAMPUNG 9. KALIMANTAN BARAT 10. SULAWESI SELATAN 11. BALI JUMLAH 0 3.334.018.422 3.334.018.422 83,02 78,06 86,41 83,05 Keterangan S : Sasaran; R : Realisasi *) Untuk Sasaran dan Realisasi Fisik dihitung dengan menggunakan rumus tertimbang Jakarta, Januari 2014 Penanggung Jawab Menteri Perindustrian ttd. Mohamad S. Hidayat

LAPORAN KONSOLIDASI MENURUT FUNGSI, SUB, FUNGSI DAN PROGRAM TRIWULAN IV TAHUN ANGGARAN 2013 Anggaran (Rp. 000) Penyerapan (%) Indikator Kinerja Hasil *) Instansi Penanggung Kode Fungsi/Sub Fungsi/Program Satuan T R Jawab PHLN Rupiah Murni TOTAL T R Narasi (Unit) (%) (%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 (01) PELAYANAN UMUM 0 472.367.842 472.367.842 95,75 84,42 99,70 97,19 (01.01) LEMBAGA EKSEKUTIF DAN 0 472.367.842 472.367.842 95,75 84,42 99,70 97,19 (01.01.01) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Perindustrian 0 452.974.157 452.974.157 95,57 83,92 Terkoordinasinya pelaksanaan tugas unit-unit organisasi di lingkungan Kementerian Perindustrian; Terbinanya pelaksanaan tugas Kementerian yang meliputi perencanaan, pengorganisasian dan ketatalaksanaan, pendayagunaan sumber daya serta penghubung antar lembaga dan masyarakat,sosialisasi informasi dan layanan publik; Terlaksananya pemberian dukungan administrasi dan teknis kepada unit-unit organisasi di lingkungan Kementerian. 99,69 97,08 1. Sekretariat Jenderal (01.01.02) Program Peningkatan Sarana dan 0 19.393.685 19.393.685 100,00 95,79 Tersedianya sarana dan prasarana Prasarana Aparatur Kementerian kerja sesuai kebutuhan. Perindustrian 100,05 99,95 1. Sekretariat Jenderal (04) EKONOMI 0 2.234.127.412 2.234.127.412 88,07 76,96 91,21 87,04 (04.07) INDUSTRI DAN KONSTRUKSI 0 2.234.127.412 2.234.127.412 88,07 76,96 91,21 87,04 (04.07.03) Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Perindustrian 0 49.461.525 49.461.525 80,19 70,31 Tersusunnya kriteria pengawasan yang efektif; Tersedianya hasil asesmen aparat pengawas berkualifikasi; Tersedianya jumlah dan kualifikasi aparat pengawas; Tercapainya peningkatan akuntabilitas pelaksanaan program. 89,16 91,60 1. Inspektorat Jenderal

Anggaran (Rp. 000) Penyerapan (%) Indikator Kinerja Hasil *) Instansi Penanggung Kode Fungsi/Sub Fungsi/Program Satuan T R Jawab PHLN Rupiah Murni TOTAL T R Narasi (Unit) (%) (%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 (04.07.06) Program Revitalisasi dan Penumbuhan Basis Industri Manufaktur 0 430.484.602 430.484.602 95,59 90,43 Pulihnya utilisasi kapasitas produksi dalam industri dengan target pencapaian sebesar 70 persen; Jumlah industri yang berhasil pulih dengan target 100 industri. 97,99 96,07 1. Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur (04.07.07) Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Agro 0 316.169.537 316.169.537 94,51 67,58 Jumlah persentase industri yang berhasil pulih dengan target 100 persen industri yang terkena dampak krisis; Besarnya persentase utilisasi kapasitas produksi dalam industri dengan target pencapaian sebesar 80 persen. 92,91 80,45 1. Direktorat Jenderal Industri Agro (04.07.08) Program Penumbuhan Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi 0 285.327.222 285.327.222 46,52 35,50 Pencapaian Meningkatnya Ekspor hasil Produk Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi; Besarnya persentase utilisasi kapasitas produksi dalam industri; dengan target pencapaian sebesar 80 persen. (04.07.09) Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Kecil Menengah 0 424.567.261 424.567.261 95,60 87,07 Rasio Industri Jawa dan luar Jawa dengan target rasio industri di pulau Jawa dan luar Jawa mencapai posisi 60:40; Kontribusi PDB IKM sebesar 34 % pada tahun 2014. 53,16 44,73 1. Direktorat Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi 101,00 98,37 1. Direktorat Jenderal Industri Kecil Dan Menengah (04.07.10) Program Pengembangan Perwilayahan Industri 0 116.651.314 116.651.314 87,25 68,98 Meningkatnya jumlah investasi industri didaerah melalui pembangunan kawasan industri dengan target pertumbuhan sebesar 10 % pertahun; Tersusunnya kebijakan operasional pengembangan industri didaerah melalui pendekatan pengembangan kompetensi inti industri daerah. 92,71 89,58 1. Direktorat Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri (04.07.11) Program Kerja Sama Industri 0 58.589.506 58.589.506 87,89 81,98 Meningkatnya Akses Pasar, Akses terhadap Sumber Investasi, Akses Sumber Daya Industri serta Kerjasama Industri 93,51 89,94 1. Direktorat Jenderal Kerjasama Industri

Anggaran (Rp. 000) Penyerapan (%) Indikator Kinerja Hasil *) Instansi Penanggung Kode Fungsi/Sub Fungsi/Program Satuan T R Jawab PHLN Rupiah Murni TOTAL T R Narasi (Unit) (%) (%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 (04.07.12) Program Pengkajian Kebijakan, Iklim dan 0 552.876.445 552.876.445 96,37 88,65 Tersusunnya rumusan dan analisis kebijakan dari iklim di sektor industri serta analisa, standar, dan prosedur di bidang industri serta terhasilkannya kuantitas, kualitas hasil litbang dan kebijakan pendukungnya yang mampu diaplikasikan hingga skala pabrik 98,38 97,44 1. Badan Pengkajian Mutu Industri (10) PENDIDIKAN 0 627.523.168 627.523.168 36,25 46,60 38,54 37,59 (10.90) PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 0 627.523.168 627.523.168 36,25 46,60 38,54 37,59 (10.90.01) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Perindustrian 0 627.523.168 627.523.168 36,25 46,60 Terkoordinasinya pelaksanaan tugas unit-unit organisasi di lingkungan Kementerian Perindustrian; Terbinanya pelaksanaan tugas Kementerian yang meliputi perencanaan, pengorganisasian dan ketatalaksanaan, pendayagunaan sumber daya serta penghubung antar lembaga dan masyarakat,sosialisasi informasi dan layanan publik; Terlaksananya pemberian dukungan administrasi dan teknis kepada unit-unit organisasi di lingkungan Kementerian. 38,54 37,59 1. Sekretariat Jenderal J U M L A H 0 3.334.018.422 3.334.018.422 83,02 78,06 86,41 83,05

LANJUTAN FORMULIR C KENDALA DAN LANGKAH TINDAK LANJUT YANG DIPERLUKAN No Kode Kegiatan Kendala Tindak Lanjut yang Diperlukan Pihak yang Diharapkan Dapat Membantu Penyelesaian Masalah 1 2 3 4 5 6 1 1824 Pelayanan Hukum Dan Penataan Organisasi Rendahnya realisasi pada kegiatan Rancangan Peraturan dikarenakan belum adanya rapat pembahasan RUU Perindustrian dengan DPR. Jadwal pembahasan yang semula direncanakan pada bulan November 2012 diundur menjadi tahun 2013 Meningkatkan koordinasi dengan BPHN, Setneg, dan Sekretariat DPR untuk memastikan pembahasan RUU tentang Perindustrian di DPR 2 1825 Peningkatan Dan Pelayanan Administrasi Kementerian, Pelayanan Tata Usaha Pimpinan, Pengelolaan Sarana Dan Prasarana Serta Penyelenggaraan Kerumahtanggaan Dan Urusan Dalam Realisasi fisik telah tercapai meskipun realisasi keuangan masih berada di bawah sasaran, kurangnya koordinasi internal dalam pelaksanaan kegiatan sehingga realisasi fisik tidak tercapai Meningkatkan kualitas perencanaan kegiatan serta melakukan koordinasi yang lebih intensif dengan pihak internal maupun eksternal Kementerian Pihak intern Biro Umum, Biro Perencanaan, Biro Keuangan dan Kementerian Keuangan 3 1826 Pengembangan Sdm Industri Masih kurang baiknya koordinasi pelaksanaan laporan keuangan Memperbaiki koordinasi pelaksana laporan keuangan Bendahara, Pemegang Uang Muka, Pejabat Pembuat Komitmen dan Penyusun Pertanggungjawaban kegiatan 4 1827 Peningkatan Sistem Tata Kelola Keuangan Dan Barang Milik Negara Yang Profesional Adanya pekerjaan diluar Tupoksi yang bersifat mendesak, diluar pekerjaan yang telah direncanakan yang harus segera dilaksanakan. Kondisi ini mendorong terjadinya pengalihan waktu pengerjaan kegiatan, sehingga menunda pelaksanaan kegiatan yang sudah terjadual Pembagian pekerjaan antar pegawai lebih optimal dengan memperhatikan beban kerja dan kompetensinya 5 1828 Peningkatan Kualitas Perencanaan Dan Pelaporan Diterbitkannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 71/PMK.02/2013 tentang Pedoman Standar Biaya, Standar Struktur Biaya, dan Indeksasi dalam Penyusunan RKAKL mengakibatkan pembatasan jumlah honorarium tim pelaksana kegiatan, sehingga anggaran untuk honorarium kegiatan tidak terserap semua Menyusun rencana penganggaran dengan berbagai alternatif Ditjen Anggaran, Biro Keuangan 6 1828 Peningkatan Kualitas Perencanaan Dan Pelaporan Pelaksanaan DIklat Sertifikasi Jabatan Fungsional Perencana Pertama tidak dapat diselenggarakan karena Kurangnya Peserta Penyelenggaraan Diklat Sertifikasi untuk tahun depan diselenggarakan di awal tahun Biro Kepegawaian, Seluruh Satker

No Kode Kegiatan Kendala Tindak Lanjut yang Diperlukan Pihak yang Diharapkan Dapat Membantu Penyelesaian Masalah 1 2 3 4 5 6 7 1830 Peningkatan Kualitas Sdm Industri 1. Sub Komponen Rintisan Pendidikan Gelar tidak terealisasi yang disebabkan Guru/Pegawai SMK-SMTI Padang melanjutkan pendidikan pada program studi dengan akreditasi bukan A, karena tidak ada program studi yang linier dengan S1 pegawai tersebut dengan Akreditasi A di Padang, sedangkan persyaratan akreditasi harus A. 2. Kegiatan Pengadaan Tanah tidak terealisasi, hal ini disebabkan karena 1. Diusulkan kepada Sekjen untuk memberi keringanan syarat akreditasi 2. Diusulkan agar pada tahun yang akan datang dialokasikan lagi dana untuk relokasi SMK-SMTI Padang untuk mendukung program Reposisi Pusdiklat sulitnya tanah yang agak luas dengan status hukum yang jelas di Kota Padang. Pada Industri dan menuju Rintisan Sekolah Bertaraf pertengahan tahun 2012 diperoleh tanah dengan lokasi strategis. Telah dilakukan prosedur pengadaan tanah sesuai dengan undang-undang serta telah dilakukan rapat pembahasan izin prinsip lokasi yang diadakan Bappeda kota Padang dan dihadiri oleh seluruh SKPD terkait. Pada rapat tersebut seluruh SKPD yang hadir setuju dan mendukung lokasi tersebut karena sesuai dengan RTRW Kota Padang. Tetapi sampai akhir tahun 2013 izin prinsip lokasi tidak ditandatangani Walikota Padang dengan alasan yang tidak jelas Sekjen Kementerian Perindustrian Kapusdiklat Industri 8 1831 Peningkatan Pengelolaan Pelayanan Publik Pada Layanan Manajemen Kinerja yang bersifat bulan layanan tidak semua kegiatan dapat direalisasikan Mengoptimalkan kompetensi pegawai yang ada dalam mendukung penyerapan anggaran Kasubag. Tata Usaha dan Manajemen Kinerja 9 1832 Pembangunan, Pengadaan, Perbaikan Dan Peningkatan Sarana Dan Prasarana Kerja Kurang akuratnya perencanaan sehingga realisasi fisik telah tercapai meskipun realisasi keuangan masih berada di bawah sasaran, terhambatnya realisasi fisik karena harus menunggu koordinasi dengan pihak eksternal Meningkatkan kualitas perencanaan kegiatan serta melakukan koordinasi yang lebih intensif dengan pihak internal maupun eksternal Kementerian Pihak intern Biro Umum, Biro Perencanaan, Biro Keuangan dan Kementerian Keuangan 10 1844 Peningkatan Pengawasan Dan Akuntabilitas Pelaksanaan Program Pengembangan Industri Inspektorat Iv Keterbatasan tim audit yang bergolongan IV sehingga realisasi anggaran tidak sesuai rencana Penyesuaian rencana penarikan anggaran dengan ketersediaan tim audit di tahun mendatang 11 1845 Dukungan Manajemen, Pembinaan, Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Serta Dukungan Teknis Lainnya Inspektorat Jenderal Target capaian fisik kegiatan Sekretariat Inspektorat Jenderal mengalami perubahan Monev Implementasi SPIP akan dilaksanakan pada triwulan IV. Capaian realisasi fisik kegiatan untuk output Dokumen pada tahun 2014 Perencanaan dan Penganggaran, Informasi, dan Evaluasi Program Inspektorat Jenderal tidak mencapai target karena kegiatan Monev Implementasi SPIP tidak dilaksanakan. Hal ini dikarenakan unit - unit di lingkungan Kementerian Perindustrian belum mengimplementasikan evaluasi mandiri SPIP sehingga evaluasi terpisah yang dilakukan oleh Itjen belum dapat dilaksanakan. BPKP untuk asistensi dan bimbingan, Para auditor di setiap Inspektorat untuk melaksanakan monev SPIP - Sekretariat Jenderal, untuk terlebih dahulu melakukan pembinaan implementasi SPIP kepada seluruh unit satuan kerja di lingkungan Kementerian Perindustrian

No Kode Kegiatan Kendala Tindak Lanjut yang Diperlukan Pihak yang Diharapkan Dapat Membantu Penyelesaian Masalah 1 2 3 4 5 6 12 1846 Penumbuhan Industri Alat Transportasi Darat Program konversi BBM ke BBG memiliki kendala pada distribusi converter kit sesuai kebutuhan dan kapasitas pemasangan. Hal ini dikarenakan pengadaan dan pemasangan Konverter Kit tidak dapat terealisasi. Proses lelang pengadaan dan pemasangan konverter kit dimulai pada bulan Juli, namun diakibatkan terjadinya gejolak peningkatan nilai kurs dollar maka harus dilakukan penyesuaian harga. Penyesuaian harga selesai bulan September 2013, sehingga sisa waktu yang tersedia hanya tinggal 3 bulan (untuk proses lelang sampai pengadaan dan pemasangan/pendistribusian Konverter Kit) sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk penyediaan dan pemasangan konkit (target 3850 unit) direncanakan 4 Bulan. Mengingat waktu yang tersedia terbatas sementara Konverter Kit adalah barang impor, hasil evaluasi Tim internal Ditjen IUBTT memutuskan bahwa kegiatan lelang pengadaan dan pemasangan konverter kit tidak dapat dilanjutkan untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak sesuai dengan sasaran kegiatan tersebut Kegiatan lelang pengadaan dan pemasangan konverter kit tidak dapat dilanjutkan untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak sesuai dengan sasaran kegiatan tersebut 13 1847 Penumbuhan Industri Maritim Dan Kedirgantaraan Dan Alat Pertahanan Paket Bimtek Manual SNI ISO 17025 Untuk Lab. Uji belum dapat dilaksanakan, hal Koordinasi dengan NaSDEC dan lembaga ini disebabkan karena: 1. Dit. IMKAP mengirimkan surat kepada Rektor ITS No. pelatihan Bimtek Manual SNI ISO 17025, 290/IUBTT.3/8/2013 tentang Permohonan Penugasan Personil & Struktur Organisasi sehingga dilaksanakan pada tahun anggaran Lab Uji SNI Wajib Life Jacket di PDRKN tetapi sampai saat ini belum ada balasan 2014 resmi dari Rektor ITS. 2. Pada tanggal 20 September Ketua PDRKN mengirim surat kepada Ketua Badan Kerjasama Inovasi dan Bisnis (BKIBV) LPPM-ITS tentang usulan nama personil Lab Uji SNI Wajib Life Jacket, Dit. IMKAP hanya mendapat tembusan surat tersebut. 3. Lambatnya respon ITS dan PDRKN terhadap penyediaan personil tetap yang akan dilatih. 4. Terlambatnya proses lelang paket bantuan Alat Laboratorium Uji Sni Life Jacket. 5. Dalam kontrak, serah terima pekerjaan pengadaan Alat Laboratorium Uji Sni Life Jacket jatuh pada minggu kedua bulan Desember. 6. Mengingat keterbatasan waktu untuk melaksanaan penyelesaian pekerjaan, maka paket pekerjaan Bimtek Manual SNI ISO 17025 Untuk Lab. Uji tidak dilaksanakan PDRKN dan lembaga pelatihan Bimtek ISO 17025

No Kode Kegiatan Kendala Tindak Lanjut yang Diperlukan Pihak yang Diharapkan Dapat Membantu Penyelesaian Masalah 1 2 3 4 5 6 14 1847 Penumbuhan Industri Maritim Dan Kedirgantaraan Dan Alat Pertahanan Paket Pelatihan Simulasi dan Kalibrasi Alat Uji Penerapan SNI Life Jacket belum dapat dilaksanakan, hal ini disebabkan karena: 1. Pada tanggal 17 Mei 2013 telah dilaksanakan rapat teknis pelaksanaan kegiatan SNI life jacket di Surabaya. Dalam pertemuan tersebut disepakati bahwa pihak PDRKN menyanggupi untuk menyiapkan pembuatan desain fasilitas lab uji SNI life jacket dalam jangka waktu 1 (satu) bulan. 2. Proses lelang paket bantuan Alat Laboratorium Uji Sni Life Jacket dimulai setelah desain fasilitas selesai dikerjakan. Dalam proses tersebut, telah terjadi 2 (dua) kali gagal lelang karena jumlah peserta lelang tidak memenuhi serta persyaratan teknis tidak lengkap. Selanjutnya dilakukan penunjukan langsung. 3. Dalam kontrak, serah terima pekerjaan pengadaan Alat Laboratorium Uji Sni Life Jacket jatuh pada minggu kedua bulan Desember. 4. Mengingat keterbatasan waktu untuk melaksanaan penyelesaian pekerjaan, maka paket pekerjaan Pelatihan Simulasi dan Kalibrasi Alat Uji Penerapan SNI Life Jacket tidak dilaksanakan. Koordinasi dengan PDRKN, dan dilaksanakan kegiatan tersebut pada tahun anggaran 2014 PDRKN dan pihak ketiga untuk pengadaan alat yang mendukung simulasi dan kalibrasi Alat Uji Penerapan SNI Life Jacket 15 1838 Penyebaran Dan Penumbuhan Industri Kecil Dan Menengah Wilayah Ii Adanya kegiatan baru yang sebelumnya tidak direncanakan karena adanya isu aktual yang harus diberikan perhatian Mempercepat revisi untuk kegiatan yang terkait dengan isu aktual yang ada Koordinator Kegiatan, PPK 16 1838 Penyebaran Dan Penumbuhan Industri Kecil Dan Menengah Wilayah Ii Adanya masalah pada proses lelang pengadaan barang/jasa melalui Unit Layanan Pengadaan (ULP), yaitu sulitnya mendapat pemenang lelang walaupun lelang telah dilaksanakan berulang kali, sehingga waktu untuk melaksanakan kegiatan tersebut tidak mencukupi lagi Pengajuan dokumen lelang ke Unit Layanan Pengadaan (ULP) dilakukan di awal tahun agar kegiatan bersangkutan dapat dilaksanakan dengan maksimal dan waktu yang lebih panjang, dan apabila terjadi kegagalan lelang, waktu untuk revisi kegiatan bila masih ada dan waktu masih mencukupi Koordinator Kegiatan, PPK, Subdit Program, ULP 17 1839 Penyebaran Dan Penumbuhan Industri Kecil Dan Menengah Wilayah Iii Kajian dan Pemetaan UPT Logam untuk Penumbuhan dan Pengembangan IKM Perbengkelan dan Permesinan otomotif tidak terlaksana dikarenakan lelang gagal Mempersiapkan berkas lelang (TOR dan HPS) dengan sebaik-baiknya PPK dan Koorgiat 18 1839 Penyebaran Dan Penumbuhan Industri Kecil Dan Menengah Wilayah Iii 1) Kegiatan Fasilitasi Mesin/Peralatan Pengolahan Rumput Laut di Kab. Ende tidak dilaksanakan karena ketidaksiapan daerah 2) Pengembangan dan Penguatan IKM Kapal Rakyat melalui Pendekatan OVOP di Kab. Bulukumba tidak terlaksana dikarenakan lelang gagal 3) Adanya perubahan koordinator kegiatan sehingga cukup menghambat administrasi 1) Pemberian bantuan mesin/peralatan hanya kepada daerah yang memiliki komitmen untuk dapat menjalankan mesin 2) Mempersiapkan berkas lelang dengan sebaik-baiknya dan koordinasi dengan daerah terkait spesifikasi mesin yang akan diberikan 3) Koordinasi antar personil di Direktorat IKM Wilayah III perlu ditingkatkan PPK, Koordinator kegiatan, panitia kegiatan terkait, Subdit terkait, Dinas Perindustrian setempat

No Kode Kegiatan Kendala Tindak Lanjut yang Diperlukan Pihak yang Diharapkan Dapat Membantu Penyelesaian Masalah 1 2 3 4 5 6 19 1839 Penyebaran Dan Penumbuhan Industri Kecil Dan Menengah Wilayah Iii 1) Kemampuan peserta tidak merata pada Pelatihan Teknis Produksi dan Desain Perhiasan di Mataram 2) Keterbatasan bahan baku pada saat uji coba Fasilitasi Peralatan Penyulingan Minyak Atsiri (Pala) di Kab. Konawe Selatan 3) Adanya perubahan koordinator kegiatan sehingga cukup menghambat administrasi 1) Klasifikasi untuk pelatihan dapat dibagi menjadi tingkat pemula, menengah, dan cukup ahli 2) Koordinasi dengan penerima bantuan ketika akan dilakukan serah terima lebih ditingkatkan 3) Koordinasi antar personil di Direktorat IKM Wilayah III perlu ditingkatkan PPK, Koordinator kegiatan, panitia kegiatan, subdit terkait 20 1839 Penyebaran Dan Penumbuhan Industri Kecil Dan Menengah Wilayah Iii 1) Transportasi terbatas di daerah tertentu 2) Fasilitas listrik di daerah tertentu kurang 1) Koordinasi dengan Dinas Perindustrian setempat ketika akan menjalankan kegiatan 2) Koordinasi dengan daerah terhadap ketersediaan infrastruktur Koordinator Kegiatan, PPK, Subdit terkait, Dinas Perindustrian setempat 21 1839 Penyebaran Dan Penumbuhan Industri Kecil Dan Menengah Wilayah Iii IKM masih banyak yang belum mengetahui dan menyadari manfaat program restrukturisasi Perlu adanya sosialisasi kegiatan restrukturisasi yang berkesinambungan Koordinator kegiatan, tim restrukturisasi 22 1851 Pengembangan Fasilitasi Industri Wilayah I SP2D dari beberapa kegiatan belum di input oleh admin e monitoring Admin e monitoring segera menginput SP2D kedalam e mon Penanggung jawab atau admin e monitoring 23 1855 Peningkatan Ketahanan Industri a. Kekurangan tenaga kerja yang terampil dalam pengelolaan keuangan dan pertanggungjawaban keuangan serta penggunaan DIPA; b. Kurangnya tempat arsip untuk dokumen-dokumen pekerjaan; c. Kurang terampilnya para pembantu PUM dalam pengelolaan pertanggungjawaban; a. Mengusulkan tambahan pekerja untuk a. Sesditjen KII; b. Biro membantu TU dan MK dalam pengelolaan Kepegawaian; c. Biro Keuangan; d. keuangan; b. Mengusulkan agar Sesditjen KII Sekretaris Jenderal. segera menyediakan tempat arsip yang layak; c. Mengusulkan agar Sesditjen KII memperbanyak jam pelatihan dan pendidikan untuk meningkatkan kompetensinya; 24 1855 Peningkatan Ketahanan Industri a. Sulitnya mendapatkan data yang terstruktur terkait berbagai jenis teknologi terbaru dan yang telah lama, karena belum adanya database terkait hal tersebut; b. Kurang responsifnya beberapa sub tim dalam IRIS yang telah ditunjuk untuk memberikan masukan dan hasil pekerjaan masing-masing sub tim; a. Mensosialisasikan IRIS dan tim kerja serta program kerja dari IRIS tersebut; b. Mensosialisasikan sistem, aplikasi, modul yang sudah terbangun dan cara kerja dari sistem tersebut kepada seluruh stakholders Dit. Ketahanan Industri; c. Membuat panduan dan perkenalan IRIS. a. Sesditen KII b. Sektor Pembina c. Balai Besar d. Baristan e. Pelaku Usaha IDN f. BPKIMI

No Kode Kegiatan Kendala Tindak Lanjut yang Diperlukan Pihak yang Diharapkan Dapat Membantu Penyelesaian Masalah 1 2 3 4 5 6 25 1855 Peningkatan Ketahanan Industri a. Sulitnya menetapkan kebutuhan peningkatan kompetensi SDM dikarenakan begitu banyaknya hal yang harus dikejar mengingat penanganan kasus dan pengamanan hambatan memerlukan perhatian yang mendesak; b. Sulit mendapatkan peserta dari sektor pembina; c. Sulitnya mendapatkan materi atau bahan dasar yang dapat menjadi bahan pelatihan khususnya terkait penaganan kasus. a. Membuat database berbagai jenis pelatihan dan kompetensi yang dapat diterapkan di lingkungan Dit. KI; b. Membuat skala prioritas dari berbagai jenis materi peningkatan kompetensi agar dapat membantu pelaksanaan pekerjaan dan TUPOKSI; a. Sesditjen KII b. Sektor Pembina c. KADI d. Ditjen Pajak e. Pelaku Usaha 26 1855 Peningkatan Ketahanan Industri a. Sulitnya mengajukan UMK; b. Penyiapan judul dinilai kurang memiliki daya menarik pelaku industri/dunia usaha; c. Kebijakan/aturan dalam perdagangan internasional yang selalu dirasakan kurang dalam sosialisasinya, karena banyaknya pelaku usaha yang kesulitan mendapatkan rujukan yang tepat terkait hal tersebut; d. Sulitnya mendatangkan peserta event yang dinilai berkualitas terkait materi atau pokok permasalahan yang dibahas; e. Sulitnya menjamin bahwa kepesertaan/target peserta yang diharapkan adalah mereka yang memahami topik yang dibahas serta; f. Pelaku usaha merasakan kejenuhan karena kecenderungan topik yang dibawa adalah topik yang sama. a. Sebaiknya ada tim independen yang bertugas menilai kelayakan mutu dari rencana pelaksanaan event, agar dapat memberi masukan dan memutuskan topik yang layak untuk diangkat ke dunia usaha atau pelaku industri yang disesuaikan dengan kebutuhan pada masanya; b. Mereview kembali semua usulan event dan menyesuaikannya dengan kebutuhan dunia usaha saat ini; c. Membuat skala prioritas pelaksanaan event. a. Sesditjen KII b. Sektor Pembina 27 1858 Peningkatan Dukungan Fasilitasi Dan Koordinasi Kerja Sama Industri Banyaknya kegiatan tambahan non tupoksi di pertengahan tahun sehingga perencanaan menjadi kurang matang Melakukan perencanaan lebih matang terkait kegiatan tambahan non tupoksi Biro Perencanaan 28 1858 Peningkatan Dukungan Fasilitasi Dan Koordinasi Kerja Sama Industri Banyaknya kesalahan dalam proses pertanggung jawaban keuangan yang dilakukan oleh pengelola keuangan masing - masing unit Eselon II di lingkungan Ditjen KII sehingga memperlambat realisasi anggaran Meningkatkan kemampuan pengelola keuangan di lingkungan Ditjen KII Para Kasubag. Tata Usaha dan PPK di masing - masing Eselon II 29 1858 Peningkatan Dukungan Fasilitasi Dan Koordinasi Kerja Sama Industri Banyaknya kesalahan penggunaan akun diantaranya kesalahan penggunaan akun perjalanan dinas Meningkatkan pemahaman penggunaan Bagan Akun Standar Ditjen Perbendaharaan 30 1858 Peningkatan Dukungan Fasilitasi Dan Koordinasi Kerja Sama Industri Kurang tepatnya perencanaan pencetakan profil informasi kerjasama industri internasional Merencanakan ulang secara matang konsep profil informasi kerjasama industri internasional Subdit Akses dan Kerjasama Industri wilayah I dan Multilateral serta wilayah II dan Regional 31 1858 Peningkatan Dukungan Fasilitasi Dan Koordinasi Kerja Sama Industri Kurangnya fokus dan pemahaman para penanggung jawab kegiatan dalam penyusunan program, sehingga banyak terjadi revisi Perlu adanya komitmen penanggungjawab kegiatan untuk fokus dalam perencanaan kegiatan Para Eselon III di lingkungan Ditjen KII

No Kode Kegiatan Kendala Tindak Lanjut yang Diperlukan Pihak yang Diharapkan Dapat Membantu Penyelesaian Masalah 1 2 3 4 5 6 32 1859 Pengkajian Kebijakan Dan Iklim Usaha Industri Secara keseluruhan realisasi keuangan sampai akhir tahun tidak mencapai target yang ditetapkan atau hanya 84,64 persen, disebabkan: a) adanya Surat Menteri Keuangan No. S-2056/MK.5/2013 tentang Langkah-Langkah dalam Peningkatan Akuntabilitas dan Transparansi Belanja Perjalanan Dinas,yang diterbitkan di pertengahan Tahun Anggaran mengakibatkan keterlambatan pelaksanaan kegiatan; b) kurangnya koordinasi antara para PPK&Pengelola Keuangan; c) penanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan kurang konsisten mengikuti jadwal yang telah ditetapkan; d) adanya revisi DIPA TA. 2013 Untuk tahun anggaran selanjutnya Koodinator Kegiatan dalam menyusun rencana pelaksanaan kegiatan harus meningkatkan koordinasi dengan pengelola keuangan serta pihak-pihak terkait lainnya, dan konsisten dengan jadwal yang telah ditetapkan Koordinator Kegiatan, BPP, PPK, PPSPM, dan Bendahara Pengeluaran 33 1860 Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri Secara keseluruhan realisasi keuangan sampai akhir tahun tidak mencapai target yang ditetapkan atau hanya 88,08 persen,disebabkan: a) adanya Surat Menteri Keuangan No. S-2056/MK.5/2013 tentang Langkah-Langkah dalam Peningkatan Akuntabilitas dan Transparansi Belanja Perjalanan Dinas, yang diterbitkan di pertengahan Tahun Anggaran mengakibatkan keterlambatan pelaksanaan kegiatan; b) kurangnya koordinasi antara para PPK&Pengelola Keuangan; c) penanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan kurang konsisten mengikuti jadwal yang telah ditetapkan; d) adanya revisi DIPA TA. 2013; e) adanya sisa anggaran pengadaan Barang dan jasa Untuk tahun anggaran selanjutnya Koodinator Kegiatan dalam menyusun rencana pelaksanaan kegiatan harus meningkatkan koordinasi dengan pengelola keuangan serta pihak-pihak terkait lainnya, dan konsisten dengan jadwal yang telah ditetapkan Koordinator Kegiatan, BPP, PPK, PPSPM, dan Bendahara Pengeluaran 34 1861 Pengkajian Industri Hijau Dan Lingkungan Hidup (1). Penyusunan Kebijakan Penghapusan HCFC dan POPs di Sektor Industri terkendala belum adanya kesepakatan mengenai jadwal pengurangan HCFC di sektor Industri; (2). Penyusunan Pedoman Inventory dan Rencana Aksi Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Sektor Industri terkendala belum adanya pedoman spesifik untuk tiap industri (1). Tindaklanjut yang di perlukan pada Kegiatan Penyusunan Kebijakan Penghapusan HCFC dan POPs di Sektor Industri adalah perlu adanya pembahasan finalisasi kebijakan; (2). Tindaklanjut yang diperlukan pada Kegiatan Penyusunan Pedoman Inventory dan Rencana Aksi Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di Sektor Industri adalah perlu adanya pedoman per jenis industri Pihak yang diharapkan dapat membantu : Sektor industri terkait, Kementerian Lingkungan Hidup dan Direktorat Teknis terkait 35 1861 Pengkajian Industri Hijau Dan Lingkungan Hidup Secara keseluruhan realisasi keuangan sampai akhir tahun tidak mencapai target yang ditetapkan atau hanya 76,54 persen,disebabkan: a) Adanya Surat Menteri Keuangan No. S-2056/MK.5/2013 tentang Langkah-Langkah dalam Peningkatan Akuntabilitas dan Transparansi Belanja Perjalanan Dinas, yang diterbitkan di pertengahan Tahun Anggaran mengakibatkan keterlambatan pelaksanaan kegiatan; b)kurangnya koordinasi antara para PPK&Pengelola Keuangan; c)penanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan kurang konsisten mengikuti jadwal yang telah ditetapkan; d) adanya revisi DIPA TA. 2013; e)adanya sisa anggaran pengadaan Barang dan jasa Untuk tahun anggaran selanjutnya Koodinator Kegiatan dalam menyusun rencana pelaksanaan kegiatan harus meningkatkan koordinasi dengan pengelola keuangan serta pihak-pihak terkait lainnya, dan konsisten dengan jadwal yang telah ditetapkan Koordinator Kegiatan, BPP, PPK, PPSPM, dan Bendahara Pengeluaran