LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT KEGIATAN TRIWULAN II TAHUN ANGGARAN 2011

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT KEGIATAN TRIWULAN II TAHUN ANGGARAN 2011"

Transkripsi

1 Formulir C Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 Tanggal 29 Nopember 2006 DIISI OLEH KEPALA SKPD/KEPALA BAPPEDA/MENTERI/KEPALA LEMBAGA LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT KEGIATAN TRIWULAN II TAHUN ANGGARAN 2011 DEPARTEMEN/LEMBAGA/PROVINSI/KABUPATEN/KOTA/SKPD : 019 [DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN] No. Nomor SP DIPA / /00/ / /00/ / /00/2011 Nomor Kode dan Nama Program/Kegiatan ( ) Program Dukungan Manajemen Dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Perindustrian Anggaran (Rp. 000) Penyerapan (%) Indikator Kinerja Keluaran (Outputs) *) Instansi Penanggung No. Loan PHLN Rupiah Murni Total S R Narasi Satuan (Unit) S (%) R (%) Jawab ,16 28,39 Terkoordinasinya pelaksanaan tugas unitunit organisasi di lingkungan Kementerian Perindustrian; Terbinanya pelaksanaan tugas Kementerian yang meliputi perencanaan, pengorganisasian dan ketatalaksanaan, pendayagunaan sumber daya serta penghubung antar lembaga dan masyarakat,sosialisasi informasi dan layanan publik; Terlaksananya pemberian dukungan administrasi dan teknis kepada unit-unit organisasi di lingkungan Kementerian. 46,25 44,14 Lokasi 1 (1824) Pelayanan Hukum Dan Penataan Organisasi ,85 21,79 1. Pelayanan Hukum Dan Penataan Organisasi 36,08 31,23 1. Sekretariat Jenderal 2 (1825) Pelaksanaan Ketatausahaan Pimpinan, Pelaksanaan Urusan Keprotokolan Dan Keamanan Dalam, Tata Persuratan Dan Kearsipan, Dan Kerumahtanggaan ,68 38,06 1. Pelaksanaan Ketatausahaan Pimpinan, Pelaksanaan Urusan Keprotokolan Dan Keamanan Dalam, Tata Persuratan Dan Kearsipan, Dan Kerumahtanggaan 50,62 50,99 1. Sekretariat Jenderal

2 No. Nomor SP DIPA Nomor Kode dan Nama Program/Kegiatan Anggaran (Rp. 000) Penyerapan (%) Indikator Kinerja Keluaran (Outputs) *) Instansi Penanggung No. Loan PHLN Rupiah Murni Total S R Narasi Satuan (Unit) S (%) R (%) Jawab (1826) Pengembangan Sdm Industri ,38 28,50 1. Pengembangan Sdm Industri Lokasi 46,10 39,59 1. Sekretariat Jenderal 4 (1827) Peningkatan Sistem Tata Kelola Keungan Dan Barang Milik Negara Yang Profesional ,58 31,97 1. Peningkatan Sistem Tata Kelola Keungan Dan Barang Milik Negara Yang Profesional 40,63 45,76 1. Sekretariat Jenderal 2. EROPA BARAT 3. ASIA TENGAH DAN TIMUR 5 (1828) Peningkatan Kualitas Perencanaan Dan Pelaporan ,94 21,79 1. Peningkatan Kualitas Perencanaan Dan Pelaporan 50,00 41,32 1. Sekretariat Jenderal 6 (1829) Pembangunan Sistem Informasi Industri Yang Terintegrasi Dan Handal 7 (1831) Peningkatan Pengelolaan Pelayanan Publik ,00 21,45 1. Pembangunan Sistem Informasi Industri Yang Terintegrasi Dan Handal ,60 30,13 1. Peningkatan Pengelolaan Pelayanan Publik 42,00 42,00 1. Sekretariat Jenderal 60,00 46,68 1. Sekretariat Jenderal / /00/2011 ( ) Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur Kementerian Perindustrian ,87 31,28 Tersedianya sarana dan prasarana kerja sesuai kebutuhan. 52,48 52,48 1 (1832) Pembangunan, Pengadaan, Perbaikan Dan Peningkatan Sarana Dan Prasarana Kerja ,87 31,28 1. Pembangunan, Pengadaan, Perbaikan Dan Peningkatan Sarana Dan Prasarana Kerja 52,48 52,48 1. Sekretariat Jenderal / /00/2011 ( ) Program Pengawasan Dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Perindustrian ,06 39,38 Tersusunnya kriteria pengawasan yang efektif; Tersedianya hasil asesmen aparat pengawas berkualifikasi; Tersedianya jumlah dan kualifikasi aparat pengawas; Tercapainya peningkatan akuntabilitas pelaksanaan program. 40,06 39,44 1 (1841) Peningkatan Pengawasan Dan Akuntabilitas Pelaksanaan Program Pengembangan Industri Inspektorat I ,61 31,12 1. Peningkatan Pengawasan Dan Akuntabilitas Pelaksanaan Program Pengembangan Industri Inspektorat I 31,61 31,15 1. Inspektorat Jenderal

3 No. Nomor SP DIPA Nomor Kode dan Nama Program/Kegiatan Anggaran (Rp. 000) Penyerapan (%) Indikator Kinerja Keluaran (Outputs) *) Instansi Penanggung No. Loan PHLN Rupiah Murni Total S R Narasi Satuan (Unit) S (%) R (%) Jawab (1842) Peningkatan Pengawasan Dan Akuntabilitas Pelaksanaan Program Pengembangan Industri Inspektorat Ii ,53 26,22 1. Peningkatan Pengawasan Dan Akuntabilitas Pelaksanaan Program Pengembangan Industri Inspektorat Ii Lokasi 26,53 26,25 1. Inspektorat Jenderal 3 (1843) Peningkatan Pengawasan Dan Akuntabilitas Pelaksanaan Program Pengembangan Industri Inspektorat Iii ,55 33,33 1. Peningkatan Pengawasan Dan Akuntabilitas Pelaksanaan Program Pengembangan Industri Inspektorat Iii 33,55 33,37 1. Inspektorat Jenderal 4 (1844) Peningkatan Pengawasan Dan Akuntabilitas Pelaksanaan Program Pengembangan Industri Inspektorat Iv ,92 55,74 1. Peningkatan Pengawasan Dan Akuntabilitas Pelaksanaan Program Pengembangan Industri Inspektorat Iv 55,92 55,77 1. Inspektorat Jenderal 5 (1845) Dukungan Manajemen, Pembinaan, Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Serta Dukungan Teknis Lainnya Inspektorat Jenderal ,50 45,41 1. Dukungan Manajemen, Pembinaan, Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Serta Dukungan Teknis Lainnya Inspektorat Jenderal 46,50 45,49 1. Inspektorat Jenderal / /00/2011 ( ) Program Revitalisasi Dan Penumbuhan Basis Industri Manufaktur ,32 5,75 Pulihnya utilisasi kapasitas produksi dalam industri dengan target pencapaian sebesar 70 persen; Jumlah industri yang berhasil pulih dengan target 100 industri. 19,01 16,38 1 (1875) Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Tekstil Dan Aneka ,95 1,97 1. Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Tekstil Dan Aneka 16,62 16,62 1. Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur 2 (1876) Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Kimia Hilir ,02 7,05 1. Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Kimia Hilir 11,33 9,60 1. Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur 2. SUMATERA UTARA 3. SUMATERA BARAT 4. KALIMANTAN BARAT

4 No. Nomor SP DIPA Nomor Kode dan Nama Program/Kegiatan Anggaran (Rp. 000) Penyerapan (%) Indikator Kinerja Keluaran (Outputs) *) Instansi Penanggung No. Loan PHLN Rupiah Murni Total S R Narasi Satuan (Unit) S (%) R (%) Jawab (1877) Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Kimia Dasar ,09 2,10 1. Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Kimia Dasar 2,27 2,27 1. Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur Lokasi 4 (1878) Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Material Dasar Logam ,13 8,23 1. Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Material Dasar Logam 38,30 28,50 1. Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur 5 (1879) Penyusunan Dan Evaluasi Program Revitalisasi Dan Penumbuhan Basis Industri Manufaktur ,75 19,54 1. Penyusunan Dan Evaluasi Program Revitalisasi Dan Penumbuhan Basis Industri Manufaktur 37,43 26,01 1. Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur / /00/2011 ( ) Program Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Agro ,14 6,58 Jumlah persentase industri yang berhasil pulih dengan target 100 persen industri yang terkena dampak krisis; Besarnya persentase utilisasi kapasitas produksi dalam industri dengan target pencapaian sebesar 80 persen. 33,41 28,27 1 (1833) Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Hasil Hutan Dan Perkebunan ,76 23,58 1. Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Hasil Hutan Dan Perkebunan 47,72 37,76 1. Direktorat Jenderal Industri Agro 2. JAWA BARAT 3. JAWA TENGAH 4. SUMATERA UTARA 5. RIAU 6. KALIMANTAN TIMUR 2 (1834) Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Minuman Dan Tembakau ,07 21,09 1. Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Minuman Dan Tembakau 51,62 47,24 1. Direktorat Jenderal Industri Agro 2. JAWA BARAT 3. JAWA TENGAH 4. LAMPUNG 5. NUSA TENGGARA BARAT 3 (1835) Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Makanan, Hasil Laut Dan Perikanan ,25 1,34 1. Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Makanan, Hasil Laut Dan Perikanan 29,31 25,28 1. Direktorat Jenderal Industri Agro 2. JAWA TIMUR 3. SULAWESI UTARA 4. SULAWESI SELATAN 5. MALUKU

5 No. Nomor SP DIPA Nomor Kode dan Nama Program/Kegiatan Anggaran (Rp. 000) Penyerapan (%) Indikator Kinerja Keluaran (Outputs) *) Instansi Penanggung No. Loan PHLN Rupiah Murni Total S R Narasi Satuan (Unit) S (%) R (%) Jawab (1836) Penyusunan Dan Evaluasi Program Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Agro ,91 17,96 1. Penyusunan Dan Evaluasi Program Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Agro 37,49 28,59 1. Direktorat Jenderal Industri Agro Lokasi / /00/2011 ( ) Program Penumbuhan Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi ,03 22,55 Pencapaian Meningkatnya Ekspor hasil Produk Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi; Besarnya persentase utilisasi kapasitas produksi dalam industri; dengan target pencapaian sebesar 80 persen. 41,61 33,27 1 (1846) Penumbuhan Industri Alat Transportasi Darat ,19 19,35 1. Penumbuhan Industri Alat Transportasi Darat 45,02 24,82 1. Direktorat Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi 2 (1847) Penumbuhan Industri Maritim Dan Kedirgantaraan Dan Alat Pertahanan ,30 20,46 1. Penumbuhan Industri Maritim Dan Kedirgantaraan Dan Alat Pertahanan 42,13 31,36 1. Direktorat Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi 3 (1848) Penumbuhan Industri Elektronika Dan Telematika ,36 20,96 1. Penumbuhan Industri Elektronika Dan Telematika 32,57 26,33 1. Direktorat Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi 4 (1849) Penyusunan Dan Evaluasi Program Penumbuhan Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi ,26 31,48 1. Penyusunan Dan Evaluasi Program Penumbuhan Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi 58,03 51,99 1. Direktorat Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi 5 (1850) Penumbuhan Industri Permesinan Dan Alat Mesin Pertanian ,17 15,58 1. Penumbuhan Industri Permesinan Dan Alat Mesin Pertanian 22,59 21,05 1. Direktorat Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi / /00/ / /15/2011 ( ) Program Revitalisasi Dan Penumbuhan Ikm ,50 11,44 Rasio Industri Jawa dan luar Jawa dengan target rasio industri di pulau Jawa dan luar Jawa mencapai posisi 60:40; Kontribusi PDB IKM sebesar 34 % pada tahun ,09 30,74

6 No. Nomor SP DIPA Nomor Kode dan Nama Program/Kegiatan Anggaran (Rp. 000) Penyerapan (%) Indikator Kinerja Keluaran (Outputs) *) Instansi Penanggung No. Loan PHLN Rupiah Murni Total S R Narasi Satuan (Unit) S (%) R (%) Jawab Lokasi 1 (1837) Penyebaran Dan Penumbuhan Industri Kecil Dan Menengah Wilayah I ,03 9,95 1. Penyebaran Dan Penumbuhan Industri Kecil Dan Menengah Wilayah I 16,46 11,98 1. Direktorat Jenderal Industri Kecil Dan Menengah 2. ACEH 3. SUMATERA UTARA 4. SUMATERA BARAT 5. RIAU 6. JAMBI 7. SUMATERA SELATAN 8. LAMPUNG 9. KALIMANTAN BARAT 10. KALIMANTAN TENGAH 11. KALIMANTAN SELATAN 12. KALIMANTAN TIMUR 13. BENGKULU 14. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 15. KEPULAUAN RIAU 2 (1838) Penyebaran Dan Penumbuhan Industri Kecil Dan Menengah Wilayah Ii ,22 9,03 1. Penyebaran Dan Penumbuhan Industri Kecil Dan Menengah Wilayah Ii 32,92 32,52 1. Direktorat Jenderal Industri Kecil Dan Menengah 2. JAWA BARAT 3. JAWA TENGAH 4. DI YOGYAKARTA 5. JAWA TIMUR 6. BALI 7. BANTEN

7 No. Nomor SP DIPA Nomor Kode dan Nama Program/Kegiatan Anggaran (Rp. 000) Penyerapan (%) Indikator Kinerja Keluaran (Outputs) *) Instansi Penanggung No. Loan PHLN Rupiah Murni Total S R Narasi Satuan (Unit) S (%) R (%) Jawab (1839) Penyebaran Dan Penumbuhan Industri Kecil Dan Menengah Wilayah Iii ,67 3,27 1. Penyebaran Dan Penumbuhan Industri Kecil Dan Menengah Wilayah Iii 38,29 17,71 1. Direktorat Jenderal Industri Kecil Dan Menengah Lokasi 2. SULAWESI UTARA 3. SULAWESI TENGAH 4. SULAWESI SELATAN 5. SULAWESI TENGGARA 6. MALUKU 7. NUSA TENGGARA BARAT 8. NUSA TENGGARA TIMUR 9. PAPUA 10. MALUKU UTARA 11. GORONTALO 12. PAPUA BARAT 13. SULAWESI BARAT 4 (1840) Penyusunan Dan Evaluasi Program Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Kecil Menengah ,75 18,36 1. Penyusunan Dan Evaluasi Program Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Kecil Menengah 43,41 43,55 1. Direktorat Jenderal Industri Kecil Dan Menengah / /00/2011 ( ) Program Pengembangan Perwilayahan Industri ,49 22,42 Meningkatnya jumlah investasi industri didaerah melalui pembangunan kawasan industri dengan target pertumbuhan sebesar 10 % pertahun; Tersusunnya kebijakan operasional pengembangan industri didaerah melalui pendekatan pengembangan kompetensi inti industri daerah. 41,31 36,60 1 (1851) Pengembangan Fasilitasi Industri Wilayah I ,37 21,74 1. Pengembangan Fasilitasi Industri Wilayah I 48,37 29,34 1. Direktorat Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri

8 No. Nomor SP DIPA Nomor Kode dan Nama Program/Kegiatan Anggaran (Rp. 000) Penyerapan (%) Indikator Kinerja Keluaran (Outputs) *) Instansi Penanggung No. Loan PHLN Rupiah Murni Total S R Narasi Satuan (Unit) S (%) R (%) Jawab (1852) Pengembangan Fasilitasi Industri Wilayah Ii ,01 4,43 1. Pengembangan Fasilitasi Industri Wilayah Ii 20,85 24,04 1. Direktorat Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri Lokasi 3 (1853) Pengembangan Fasilitasi Industri Wilayah Iii ,12 13,34 1. Pengembangan Fasilitasi Industri Wilayah Iii 35,12 34,20 1. Direktorat Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri 4 (1854) Penyusunan Dan Evaluasi Program Pengembangan Perwilayahan Industri ,73 30,08 1. Penyusunan Dan Evaluasi Program Pengembangan Perwilayahan Industri 46,23 42,83 1. Direktorat Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri / /00/2011 ( ) Program Kerja Sama Industri Internasional ,70 26,06 Meningkatnya Akses Pasar, Akses terhadap Sumber Investasi, Akses Sumber Daya Industri serta Kerjasama Industri Internasional 44,94 42,47 1 (1855) Peningkatan Ketahanan Industri ,17 1,54 1. Peningkatan Ketahanan Industri 45,17 45,17 1. Direktorat Jenderal Kerjasama Industri International 2 (1856) Pengembangan Kerjasama Industri Internasional Wilayah I Dan Multilateral ,93 25,71 1. Pengembangan Kerjasama Industri Internasional Wilayah I Dan Multilateral 39,14 29,63 1. Direktorat Jenderal Kerjasama Industri International 3 (1857) Pengembangan Kerjasama Industri Internasional Wilayah Ii Dan Regional ,64 26,72 1. Pengembangan Kerjasama Industri Internasional Wilayah Ii Dan Regional 52,88 48,95 1. Direktorat Jenderal Kerjasama Industri International 4 (1858) Peningkatan Dukungan Fasilitasi Dan Koordinasi Kerjasama Industri Internasional ,25 33,58 1. Peningkatan Dukungan Fasilitasi Dan Koordinasi Kerjasama Industri Internasional 43,90 44,65 1. Direktorat Jenderal Kerjasama Industri International

9 No. Nomor SP DIPA Nomor Kode dan Nama Program/Kegiatan Anggaran (Rp. 000) Penyerapan (%) Indikator Kinerja Keluaran (Outputs) *) Instansi Penanggung No. Loan PHLN Rupiah Murni Total S R Narasi Satuan (Unit) S (%) R (%) Jawab / /00/ / /11/ / /12/ / /14/ / KD.16/12/ / /12/ / /23/ / /12/ / /12/ / /12/ / /13/ / /14/ / /29/ / /06/ / /02/ / /27/ / /03/ / /15/ / /16/ /019/ /18/ / /19/ / /01/ / /07/2011 ( ) Program Pengkajian Kebijakan, Iklim Dan ,30 33,12 Tersusunnya rumusan dan analisis kebijakan dari iklim di sektor industri serta analisa, standar, dan prosedur di bidang industri serta terhasilkannya kuantitas, kualitas hasil litbang dan kebijakan pendukungnya yang mampu diaplikasikan hingga skala pabrik 46,31 43,57 Lokasi 1 (1859) Pengkajian Kebijakan Dan Iklim Usaha Industri ,38 36,44 1. Pengkajian Kebijakan Dan Iklim Usaha Industri 56,61 42,74 1. Badan Pengkajian 2 (1860) Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri ,48 28,68 1. Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri 51,00 41,14 1. Badan Pengkajian 3 (1861) Pengkajian Industri Hijau Dan Lingkungan Hidup ,00 9,91 1. Pengkajian Industri Hijau Dan Lingkungan Hidup 35,00 21,62 1. Badan Pengkajian 4 (1862) Penyusunan Rencana Dan Evaluasi Program Kebijakan Iklim Usaha, Dan ,82 9,80 1. Penyusunan Rencana Dan Evaluasi Program Kebijakan Iklim Usaha, Dan 35,00 37,75 1. Badan Pengkajian 5 (1863) Pengkajian Teknologi Dan Hak Kekayaan Intelektual ,97 24,02 1. Pengkajian Teknologi Dan Hak Kekayaan Intelektual 30,78 25,15 1. Badan Pengkajian 6 (1864) Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Kimia Dan Kemasan ,20 32,02 1. Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Kimia Dan Kemasan 47,51 45,60 1. Badan Pengkajian

10 No. Nomor SP DIPA Nomor Kode dan Nama Program/Kegiatan Anggaran (Rp. 000) Penyerapan (%) Indikator Kinerja Keluaran (Outputs) *) Instansi Penanggung No. Loan PHLN Rupiah Murni Total S R Narasi Satuan (Unit) S (%) R (%) Jawab (1865) Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Tekstil ,86 30,96 1. Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Tekstil 37,26 37,28 1. Badan Pengkajian Lokasi 1. JAWA BARAT 8 (1866) Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Kulit, Karet Dan Plastik ,89 39,29 1. Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Kulit, Karet Dan Plastik 50,00 45,74 1. Badan Pengkajian 1. DI YOGYAKARTA 9 (1867) Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Industri Agro ,12 36,51 1. Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Industri Agro 51,15 49,32 1. Badan Pengkajian 1. JAWA BARAT 10 (1868) Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Pulp Dan Kertas ,57 43,80 1. Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Pulp Dan Kertas 64,79 54,72 1. Badan Pengkajian 1. JAWA BARAT 11 (1869) Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Hasil Perkebunan ,84 36,17 1. Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Hasil Perkebunan 38,84 39,78 1. Badan Pengkajian 1. SULAWESI SELATAN 12 (1870) Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Logam Dan Mesin ,62 23,40 1. Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Logam Dan Mesin 53,83 38,74 1. Badan Pengkajian 1. JAWA BARAT 13 (1871) Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Keramik ,31 36,84 1. Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Keramik 49,24 46,54 1. Badan Pengkajian 1. JAWA BARAT 14 (1872) Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Bahan Dan Barang Teknik ,00 40,57 1. Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Bahan Dan Barang Teknik 50,00 48,78 1. Badan Pengkajian 1. JAWA BARAT 15 (1873) Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri ,29 39,57 1. Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri 45,94 45,97 1. Badan Pengkajian 1. JAWA TENGAH 16 (1874) Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Kerajinan Dan Batik ,32 36,18 1. Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Kerajinan Dan Batik 40,32 40,30 1. Badan Pengkajian 1. DI YOGYAKARTA

11 No. Nomor SP DIPA Nomor Kode dan Nama Program/Kegiatan Anggaran (Rp. 000) Penyerapan (%) Indikator Kinerja Keluaran (Outputs) *) Instansi Penanggung No. Loan PHLN Rupiah Murni Total S R Narasi Satuan (Unit) S (%) R (%) Jawab (3986) Riset Dan Standardisasi Bidang Industri ,13 40,40 1. Riset Dan Standardisasi Bidang Industri 46,85 46,86 1. Badan Pengkajian Lokasi 1. JAWA TIMUR 2. ACEH 3. SUMATERA UTARA 4. SUMATERA BARAT 5. SUMATERA SELATAN 6. LAMPUNG 7. KALIMANTAN BARAT 8. KALIMANTAN SELATAN 9. KALIMANTAN TIMUR 10. SULAWESI UTARA 11. MALUKU / /23/ / /20/ / /03/ / /11/ / /03/ / /03/ / /03/ / /15/ / /14/ / /11/ / /23/ / /11/ / /11/ / /12/ / /02/ / /I/ / /07/ / /02/ / /23/ / /14/ / /16/ / /23/ / /14/ / /12/ / /12/2011 ( ) Program Dukungan Manajemen Dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Perindustrian ,50 24,44 Terkoordinasinya pelaksanaan tugas unitunit organisasi di lingkungan Kementerian Perindustrian; Terbinanya pelaksanaan tugas Kementerian yang meliputi perencanaan, pengorganisasian dan ketatalaksanaan, pendayagunaan sumber daya serta penghubung antar lembaga dan masyarakat,sosialisasi informasi dan layanan publik; Terlaksananya pemberian dukungan administrasi dan teknis kepada unit-unit organisasi di lingkungan Kementerian. 27,77 22,88

12 No. Nomor SP DIPA Nomor Kode dan Nama Program/Kegiatan Anggaran (Rp. 000) Penyerapan (%) Indikator Kinerja Keluaran (Outputs) *) Instansi Penanggung No. Loan PHLN Rupiah Murni Total S R Narasi Satuan (Unit) S (%) R (%) Jawab (1830) Peningkatan Kualitas Sdm Industri ,50 24,44 1. Peningkatan Kualitas Sdm Industri Lokasi 27,77 22,88 1. Sekretariat Jenderal 2. JAWA BARAT 3. DI YOGYAKARTA 4. JAWA TIMUR 5. ACEH 6. SUMATERA UTARA 7. SUMATERA BARAT 8. LAMPUNG 9. KALIMANTAN BARAT 10. SULAWESI SELATAN 11. BALI JUMLAH ,05 20,04 36,55 32,14 Keterangan S : Sasaran; R : Realisasi *) Untuk Sasaran dan Realisasi Fisik dihitung dengan menggunakan rumus tertimbang Jakarta, 13 Juli 2011 Penanggung Jawab Menteri Perindustrian ttd Mohamad S. Hidayat

13 LAPORAN KONSOLIDASI MENURUT FUNGSI, SUB, FUNGSI DAN PROGRAM TRIWULAN II TAHUN ANGGARAN 2011 Anggaran (Rp. 000) Penyerapan (%) Indikator Kinerja Hasil *) Instansi Kode Fungsi/Sub Fungsi/Program Satuan T R Penanggung Jawab PHLN Rupiah Murni TOTAL T R Narasi (Unit) (%) (%) (01) PELAYANAN UMUM ,17 28,73 46,97 45,11 (01.01) LEMBAGA EKSEKUTIF DAN ,17 28,73 46,97 45,11 LEGISLATIF, MASALAH KEUANGAN ( ) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Perindustrian ,16 28,39 Terkoordinasinya pelaksanaan tugas unit-unit organisasi di lingkungan Kementerian Perindustrian; Terbinanya pelaksanaan tugas Kementerian yang meliputi perencanaan, pengorganisasian dan ketatalaksanaan, pendayagunaan sumber daya serta penghubung antar lembaga dan masyarakat,sosialisasi informasi dan layanan publik; Terlaksananya pemberian dukungan administrasi dan teknis kepada unit-unit organisasi di lingkungan Kementerian. 46,25 44,14 1. Sekretariat Jenderal ( ) Program Peningkatan Sarana dan ,87 31,28 Tersedianya sarana dan prasarana Prasarana Aparatur Kementerian kerja sesuai kebutuhan. Perindustrian 52,48 52,48 1. Sekretariat Jenderal (04) EKONOMI ,64 15,81 34,61 30,52 (04.07) INDUSTRI DAN KONSTRUKSI ,64 15,81 34,61 30,52

14 Anggaran (Rp. 000) Penyerapan (%) Indikator Kinerja Hasil *) Instansi Kode Fungsi/Sub Fungsi/Program Satuan T R Penanggung Jawab PHLN Rupiah Murni TOTAL T R Narasi (Unit) (%) (%) ( ) Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Perindustrian ,06 39,38 Tersusunnya kriteria pengawasan yang efektif; Tersedianya hasil asesmen aparat pengawas berkualifikasi; Tersedianya jumlah dan kualifikasi aparat pengawas; Tercapainya peningkatan akuntabilitas pelaksanaan program. 40,06 39,44 1. Inspektorat Jenderal ( ) Program Revitalisasi dan Penumbuhan Basis Industri Manufaktur ,32 5,75 Pulihnya utilisasi kapasitas produksi dalam industri dengan target pencapaian sebesar 70 persen; Jumlah industri yang berhasil pulih dengan target 100 industri. 19,01 16,38 1. Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur ( ) Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Agro ,14 6,58 Jumlah persentase industri yang berhasil pulih dengan target 100 persen industri yang terkena dampak krisis; Besarnya persentase utilisasi kapasitas produksi dalam industri dengan target pencapaian sebesar 80 persen. 33,41 28,27 1. Direktorat Jenderal Industri Agro ( ) Program Penumbuhan Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi ,03 22,55 Pencapaian Meningkatnya Ekspor hasil Produk Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi; Besarnya persentase utilisasi kapasitas produksi dalam industri; dengan target pencapaian sebesar 80 persen. 41,61 33,27 1. Direktorat Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi ( ) Program Revitalisasi dan Penumbuhan IKM ,50 11,44 Rasio Industri Jawa dan luar Jawa dengan target rasio industri di pulau Jawa dan luar Jawa mencapai posisi 60:40; Kontribusi PDB IKM sebesar 34 % pada tahun ,09 30,74 1. Direktorat Jenderal Industri Kecil Dan Menengah

15 Anggaran (Rp. 000) Penyerapan (%) Indikator Kinerja Hasil *) Instansi Kode Fungsi/Sub Fungsi/Program Satuan T R Penanggung Jawab PHLN Rupiah Murni TOTAL T R Narasi (Unit) (%) (%) ( ) Program Pengembangan Perwilayahan Industri ,49 22,42 Meningkatnya jumlah investasi industri didaerah melalui pembangunan kawasan industri dengan target pertumbuhan sebesar 10 % pertahun; Tersusunnya kebijakan operasional pengembangan industri didaerah melalui pendekatan pengembangan kompetensi inti industri daerah. 41,31 36,60 1. Direktorat Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri ( ) Program Kerja Sama Industri Internasional ,70 26,06 Meningkatnya Akses Pasar, Akses terhadap Sumber Investasi, Akses Sumber Daya Industri serta Kerjasama Industri Internasional 44,94 42,47 1. Direktorat Jenderal Kerjasama Industri International ( ) Program Pengkajian Kebijakan, Iklim dan ,30 33,12 Tersusunnya rumusan dan analisis kebijakan dari iklim di sektor industri serta analisa, standar, dan prosedur di bidang industri serta terhasilkannya kuantitas, kualitas hasil litbang dan kebijakan pendukungnya yang mampu diaplikasikan hingga skala pabrik 46,31 43,57 1. Badan Pengkajian (10) PENDIDIKAN ,50 24,44 27,77 22,88 (10.90) PENDIDIKAN LAINNYA ,50 24,44 27,77 22,88

16 Anggaran (Rp. 000) Penyerapan (%) Indikator Kinerja Hasil *) Instansi Kode Fungsi/Sub Fungsi/Program Satuan T R Penanggung Jawab PHLN Rupiah Murni TOTAL T R Narasi (Unit) (%) (%) ( ) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Perindustrian ,50 24,44 Terkoordinasinya pelaksanaan tugas unit-unit organisasi di lingkungan Kementerian Perindustrian; Terbinanya pelaksanaan tugas Kementerian yang meliputi perencanaan, pengorganisasian dan ketatalaksanaan, pendayagunaan sumber daya serta penghubung antar lembaga dan masyarakat,sosialisasi informasi dan layanan publik; Terlaksananya pemberian dukungan administrasi dan teknis kepada unit-unit organisasi di lingkungan Kementerian. 27,77 22,88 1. Sekretariat Jenderal J U M L A H ,05 20,04 36,55 32,14

17 LANJUTAN FORMULIR C KENDALA DAN LANGKAH TINDAK LANJUT YANG DIPERLUKAN No Kode Kegiatan Kendala Tindak Lanjut yang Diperlukan Pihak yang Diharapkan Dapat Membantu Penyelesaian Masalah Pelaksanaan Ketatausahaan Terdapat revisi beberapa kegiatan dan masih terdapat Pimpinan, Pelaksanaan Urusan kesalahan administrasi dalam pertanggungjawaban kegiatan Keprotokolan Dan Keamanan Dalam, Tata Persuratan Dan Kearsipan, Dan Kerumahtanggaan Meningkatkan koordinasi internal Biro Umum dan koordinasi eksternal dengan Biro Perencanaan dan Biro Keuangan serta membakukan dan menerapkan Standard Operating Procedure (SOP) dalam melaksanakan administrasi pertanggungjawaban kegiatan Biro Perencanaan dan Biro Keuangan Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian Peningkatan Sistem Tata Kelola Keungan Dan Barang Milik Negara Yang Profesional Adanya kebijakan pemerintah dalam penghematan anggaran sebesar 10% sehingga berdampak pada penjadwalan ulang kegiatan Tergantung kebijakan pemerintah Keputusan Pemerintah Peningkatan Sistem Tata Kelola Keungan Dan Barang Milik Negara Yang Profesional Banyak terdapat revisi baik revisi DIPA maupun POK Meningkatkan koordinasi internal, agar kegiatan dan anggaran dapat direalisasikan dengan tepat, efisien dan efektif. Kabag Pelaksanaan Anggaran Peningkatan Kualitas Perencanaan Dan Pelaporan Adanya Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2011 tentang Penghematan Belanja Kementerian / Lembaga Tahun 2011 menyebabkan beebrapa perjalanan dinas dikurangi serta pengalihan lokasi rapat-rapat yang seharusnya diadakan di luar kota Mereviu kembali kegiatan-kegiatan yang akan, sedang dan akan dillaksanakan selanjutnya Biro Keuangan, Kementerian Keuangan Pembangunan Sistem Informasi Industri Yang Terintegrasi Dan Handal Adanya beberapa realisasi komponen kegiatan yang Melakukan koordinasi dan mendorong segera diselesaikannya pertanggungjawabannya belum selesai sampai akhir juni pertanggungjawaban terhadap kegiatan yang telah terealisasi. sehingga belum dapat diinput dan masuk sebagai perhitungan Peningkatan Kualitas Sdm Industri Beberapa kegiatan pelatihan yang terlambat pelaksanaannya sehingga saat ini seluruh pertanggungjawaban keuangan belum dapat dilaporkan, Kegiatan Pengembangan Kompetensi Inti masih berstatus dibintang (blokir). Apabila kegiatan pelatihan yang saat ini sedang berlangsung, sudah selesai maka akan segera dipertanggungjawabka, Proses administrasi pencairan tanda bintang sudah dilaksanakan. Koordinator Kegiatan, PUM dan Pihak III

18 No Kode Kegiatan Kendala Tindak Lanjut yang Diperlukan Pihak yang Diharapkan Dapat Membantu Penyelesaian Masalah Peningkatan Kualitas Sdm Industri kendala yang terjadi pada penyelarasan aplikasi keuangan SAI, SPM dengan e-monitoring dikarenakannya pergantian operator untuk indput data yang disebabkan adanya rolling pegawai sebagai bentuk pendayagunaan pegawai agar lebih maksimal Masa 1 tahun ini adalah masa orientasi dimana operator lama bertindak sebagai supervisor dalam mendidik operator yang baru Kasi Program, Kasi Evalap, Kasubbag TU dan Bendahara Peningkatan Kualitas Sdm Industri Setoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) belum terpenuhi sehingga belum bisa dilaksanakan pengajuan penggantian Uang Persediaan (GU) dan pengajuan pembayaran langsung (LS) ke KPPN serta ada beberapa kegiatan yang harus menunggu siswa libur sehingga belum dapat dilaksanakan pada saat ini. Akan berusaha agar setoran PNBP bisa terpenuhi agar bisa mengajukan penggantian Uang Persediaan (GU) dan pembayaran Langsung (LS) ke KPPN. Kuasa Pengguna Anggaran, Pejabat Pembuat Komitmen, Waka Akademik, Waka Kesiswaan, Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran Peningkatan Pengelolaan Pelayanan Publik Banyaknya kegiatan Pusat Komunikasi Publik yang terkait dengan para Pimpinan sehingga sering terjadi penundaan kegiatan yang disebabkan oleh agenda Pimpinan yang sering berubah Meningkatkan koordinasi yang intensif agar kegiatan dapat direalisasikan secara tepat waktu sesuai yang telah diagendakan. Pimpinan Pusat Komunikasi Publik Peningkatan Pengelolaan Pelayanan Publik Pusat Komunikasi Publik merupakan salah satu Satuan Kerja (Satker) yang baru terbentuk sehingga dalam pengajuan dan penyelesaian administrasi ke KPPN membutuhkan waktu yang cukup lama. Meningkatkan koordinasi internal, agar kegiatan dan anggaran dapat direalisasikan dengan tepat, efisien dan efektif Biro Perencanaan, Biro Keuangan, Ditjen Anggaran dan Ditjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan Peningkatan Pengawasan Dan Akuntabilitas Pelaksanaan Program Pengembangan Industri Inspektorat Ii Pencairan dana terhambat disebabkan adanya kendala teknis update aplikasi Telah dikoordinasikan dengan Ditjen Perbendaharaan Tenaga teknis Ditjen Perbendaharaan Peningkatan Pengawasan Dan Akuntabilitas Pelaksanaan Program Pengembangan Industri Inspektorat Ii Realisasi anggaran untuk kegiatan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan masih rendah karena kegiatan monitoring dan evaluasi P3DN masih dalam proses penilaian untuk pemberian penghargaan P3DN Penetapan waktu untuk pemberian penghargaan P3DN Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian dan Auditan Peningkatan Pengawasan Dan Akuntabilitas Pelaksanaan Program Pengembangan Industri Inspektorat I Realisasi anggaran untuk kegiatan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan masih rendah dikarenakan terdapat kegiatan yang baru dilaksanakan pada bulan Juli 2011, yaitu kegiatan workshop dan diklat SPIP. Kegiatan workshop dan diklat SPIP dilaksanakan pada bulan Juli 2011 BPKP selaku pembina Diklat SPIP

19 No Kode Kegiatan Kendala Tindak Lanjut yang Diperlukan Pihak yang Diharapkan Dapat Membantu Penyelesaian Masalah Peningkatan Pengawasan Dan Akuntabilitas Pelaksanaan Program Pengembangan Industri Inspektorat Iii Untuk kegiatan monitoring dan evaluasi kebijakan industri terjadi pergeseran pelaksanaan kegiatan pada bulan Agustus 2011 Memaksimalkan kegiatan monitoring dan evaluasi kebijakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Desember 2011 Auditor Inspektorat III dan Auditan Dukungan Manajemen, Pembinaan, Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Serta Dukungan Teknis Lainnya Inspektorat Jenderal Pencairan dana terhambat disebabkan adanya kendala teknis update aplikasi Telah dilaksanakan koordinasi dengan Ditjen Perbendaharaan Tenaga teknis Ditjen Perbendaharaan Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Material Dasar Logam Tertundanya jadwal pelelangan beberapa kegiatan yang akan dilakukan oleh pihak ketiga dikarenakan revisi DIPA 2011 untuk pending pembayaran kegiatan 2010 baru keluar tanggal 21 Juni 2011 Pelelangan telah diajukan ke Unit Layanan Pengadaan pada akhir Juni 2011 dan memerlukan waktu 45 hari kerja untuk menyelesaikan proses tersebut Unit Layanan Pengadaan serta internal direktorat Penyusunan Dan Evaluasi Program Revitalisasi Dan Penumbuhan Basis Industri Manufaktur Proses pelepasan bintang kegiatan Setditjen BIM selesai pada bulan Mei dan beberapa pekerjaan pihak ketiga Setditjen BIM saat ini masih dalam proses lelang di ULP. Selain itu, terdapat kegiatan yang masih dalam proses pencairan. Mempercepat proses pencairan untuk kegiatan yang sudah terlaksana dan mempercepat proses lelang pekerjaan pihak ketiga. Koorgiat dan pihak terkait, pejabat pengelola DIPA, PPK, Bendahara Ditjen BIM, ULP Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Hasil Hutan Dan Perkebunan Event promosi investasi yang diselenggarakan di luar negeri tidak spesifik sebagai event untuk mempromosikan produk hilir kelapa sawit serta minimnya pelaku usaha dalam mengikuti program promosi investasi Merubah konsep promosi investasi menjadi pro bisnis KSII untuk mencari event-event promosi investasi produk hilir kelapa sawit yang bertaraf internasional Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Hasil Hutan Dan Perkebunan Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Hasil Hutan Dan Perkebunan Masih terkendala pencairan tahap pertama kegiatan Pihak ke- III yang telah menyelesaikan laporan pendahuluan Terjadi perubahan judul RSNI furniture yang sudah diusulakan pada Rakon 2010, terkait dengan pelaksanaan CAFTA yang mencakup 24 judul ISO yang harus di SNI kan untuk melindungi industri furniture di dalam negeri sehingga menunda pelaksanaan Rapat Teknis penyusunan RSNI Furniture Mempersiapkan adminstrasi penarikan tahap pertama kegiatan Pihak ke III Proses penarikan judul lama dan pengajuan judul baru ke BSN serta menyusun draf RSNI oleh konseptor Bagian keuangan Direktorat Jenderal Industri Agro Pusatan (BPKMI) dan Balai Semarang sebagai konseptor

20 No Kode Kegiatan Kendala Tindak Lanjut yang Diperlukan Pihak yang Diharapkan Dapat Membantu Penyelesaian Masalah Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Makanan, Hasil Laut Dan Perikanan Pelaksanaan kegiatan Revitalisasi Industri Gula dalam rangka Pemberian Keringanan Pembiayaan Pembelian Mesin / Peralatan Pabrik Gula masih dalam tahap pengajuan permohonan dari 7 (tujuh) PG yaitu PT. Pabrik Gula Candi Baru, Pabrik Gula Gorontalo, PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero), PT. Perkebunan Nusantara X (Persero), PT. Perkebunan Nusantara XI (Persero), PT. PG Rajawali I dan PT. PG Rajawali II dengan total jumlah PG sebanyak 45 pabrik. Memperpanjang periode Pengajuan Permohonan Pemberian Keringanan Pembiayaan Pembelian Mesin / Peralatan Pabrik Gula PT. Pabrik Gula Candi Baru, Pabrik Gula Gorontalo, PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero), PT. Perkebunan Nusantara X (Persero), PT. Perkebunan Nusantara XI (Persero), PT. PG Rajawali I dan PT. PG Rajawali II Penyusunan Dan Evaluasi Program Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Agro Beberapa kegiatan dilaksanakan pada akhir tahun terutama kegiatan monitoring dan evaluasi. Mempersiapkan terselenggaranya kegiatan tepat pada waktunya sehingga target realisasi anggaran tercapai. Koordinator kegiatan dan Bagian Keuangan DJIA Penyusunan Dan Evaluasi Program Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Agro Kegiatan menggunakan pihak III, sebagian besar sudah kontrak, namun belum ada yang mengajukan penagihan. Terlambatnya kontrak pengadaan disebabkan karena terjadinya lelang ulang di ULP. Mempercepat terlaksananya penagihan dari pihak III untuk pekerjaan yang sudah kontrak dan mempersiapkan draft kontrak untuk pekerjaan yang masih dalam proses lelang ulang di ULP. ULP Kemenperin; Penyedia Barang/Jasa Penumbuhan Industri Alat Transportasi Darat Kondisi Jepang yang masih belum pulih terkait dengan kejadian tsunami sehingga pertemuan MIDEC belum bisa terlaksana Reschudeled Penumbuhan Industri Alat Transportasi Darat Working Group Klaster Jawa Timur belum bisa dilaksanakan karena belum mencapai kesepakatan dengan pihak-pihak yang terkait - Penundaan jadwal pelaksanaan Working Group Klaster Jawa Tengah sehubungan dengan belum diterimanya bahan/materi untuk pelatihan. Melakukan koordinasi lebih intens dengan working group Penumbuhan Industri Maritim Dan Kedirgantaraan Dan Alat Pertahanan Panitia teknis untuk produk alat pertahan belum terbentuk di Koordinasi antar instansi perlu ditingkatkan BSN sehingga masih harus dikoordinasikan lebih lanjut.dan standar acuan yang berlaku secara internasional untuk produk alat pertahanan masih belum ada Penyusunan Dan Evaluasi Program Penumbuhan Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Proses pengelolaan keuangan terhambat karena kurangnya koordinasi dengan KPPN Jakarta IV sehingga waktu penyelesaiaan masalah administrasi keuangan menjadi lama Melakukan koordinasi dengan KPPN Jakarta IV sehingga proses penyelesaian masalah administrasi keuangan dapat lebih cepat KPPN Jakarta IV

21 No Kode Kegiatan Kendala Tindak Lanjut yang Diperlukan Pihak yang Diharapkan Dapat Membantu Penyelesaian Masalah Penyusunan Dan Evaluasi Program Penumbuhan Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Beberapa kegiatan terkait dengan unit/instansi lain, sehingga harus melakukan penyesuaian jadwal Melakukan koordinasi lebih intensif dengan pihak-pihak terkait Pihak terkait Penyebaran Dan Penumbuhan Industri Kecil Dan Menengah Wilayah I Angaran perjalanan dinas khususnya dalam rangka koordinasi kegiatan masih diblokir (tanda bintang) sehingga persiapan pelaksanaan kegiatan tidak optimal. Persetujuan Ditjen Anggaran atas pencairan tanda bintang baru turun pada minggu pertama bulan Juni Melakukan koordinasi dengan daerah via telepon dan korespondensi. Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan Penumbuhan Industri Permesinan Dan Alat Mesin Pertanian Masih diperlukannya koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk beberapa kegiatan Koordinasi pelaksanaan survey, identifikasi, sosialisasi dll dengan pihak terkait Asosiasi industri, Pemda, Industri, instansi terkait Penyebaran Dan Penumbuhan Industri Kecil Dan Menengah Wilayah Ii Terbatasnya SDM pengelola pada kegiatan tertentu, misalnya Berkoordinasi dengan Sekretariat Direktorat IKM terkait Direktorat Jendral IKM dan jumlah instruktur yang terbatas, terhambatnya pembuatan prototipe desain sepatu karena banyaknya kegiatan yang dilaksanakan, Masih belum berjalannya proses pengadaan proses, rencana dan pelaksanaan implementasi Program BPIPI, Berkoordinasi dengan pihak ULP agar proses lelang sarana dan prasarana serta revitalisasi mesin dan peralatan di ULP. sarana dan prasarana serta revitalisasi mesin dan peralatan di ULP. ULP Penyebaran Dan Penumbuhan Industri Kecil Dan Menengah Wilayah Iii Masih ada kegiatan yang dipihak ketigakan masih dalam proses lelang, Revisi POK masih dalam proses Menyelesaikan administrasi yang dibutuhkan untuk proses pelelangan, Meminta data-data yang dibutuhkan untuk proses revisi POK ke masing-masing Subdit 1. ULP 2. Koorgiat dari masingmasing Subdit Penyusunan Dan Evaluasi Program Revitalisasi Dan Penumbuhan Industri Kecil Menengah Kegiatan Diseminasi Penerapan e-monitoring: Rencananya Diklat e-monitoring ini dilaksanakan pada awal Juni. Namun, dibutuhkan penyesuaian aplikasi e-monitoring untuk Satker dekonsentrasi yang diperkirakan memakan waktu 2 (dua) bulan. Kegiatan Diseminasi Penerapan e-monitoring: melakukan penyesuaian aplikasi sesuai dengan kebutuhan Satker dekonsentrasi. Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Pengembangan Fasilitasi Industri Wilayah I a.penetapan Roadmap Pengembangan KII Kab/Kota dan Industri Unggulan Provinsi Melalui SK Menperin: Membentuk Tim Sekretariat penetapan Roadmap, Mengumpulkan data roadmap dan contact person tiap daerah, Melaksanakan survey-survey di beberapa daerah b.penyusunan Master Plan Pengembangan Pusat Inovasi Industri Berbasis Kelapa Sawit: Survey, Penyusunan laporan pendahuluan Langkah tindak lanjut yang sedang/akan dilaksanakan dalam Penetapan Roadmap Pengembangan KII Kab/Kota dan Industri Unggulan Provinsi Melalui SK Menperin adalah membentuk TIM Sekretariat yang bertugas memfasilitasi dan membantu menggumpulkan data roadmap/hasil kajian IUP/KIID dan contact person daerah. Selain itu, Tim Sekretariat menyurati daerah terkait untuk menyiapkan roadmap dan mengadakan rapat teknis/koordinasi. Ditjen terkait yang telah melaksanakan Roadmap/Kajian IUP/KIID, Biro Perencanaan.

22 No Kode Kegiatan Kendala Tindak Lanjut yang Diperlukan Pihak yang Diharapkan Dapat Membantu Penyelesaian Masalah Pengembangan Fasilitasi Industri Wilayah I Kegiatan KEK Sei Mangke yang telah dilakukan: - Survey, - Langkah tindak lanjut yang sedang/akan dilaksanakan dalam Penyusunan riset disain, - Penyusunan laporan pendahuluan, - Dokumen Perencanaan/Fasilitasi Pengembangan Kawasan Dalam progress pelaksanaan laporan semi rampung; Ekonomi Khusus Wilayah I adalah bekerjasama dengan Kegiatan Fasilitasi Promosi Kawasan Industri Di Daerah instansi terkait seperti PU, Kehutanan, dan Pemda Wilayah I: sedang direncanakan pengambilan gambar untuk Simalungun dalam upaya percepatan RTRW. PSA. Kementerian PU, Kementerian Kehutanan, Pemda Simalungun Pengembangan Fasilitasi Industri Wilayah Ii Masih belum sinerginya draft Masterplan dengan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Industri Jombang. - Konsep media promosi belum ditentukan - Belum ada kesepakatan mengenai status pelabuhan Cilamaya - Belum ada kesepakatan mengenai lokasi Kawasan Industri antara Kementerian Perindustrian dengan Pemda Karawang - Tenaga Ahli belum ditunjuk untuk kegiatan Renstra Pengembangan KEK Kendal - Belum ada kepastian jadwal dan jumlah penayangan PSA untuk kegiatan Fasilitasi Promosi - Konsep brosur dan leaflet untuk kegiatan Fasilitasi Promosi masih belum jelas Rapat koordinasi pembahasan sinkronisasi draft masterplan dengan Rencana Detail Tata Ruang Kabupatan Jombang - Koordinasi dalam rangka pembuatan Media Promosi - Survey dan Pengukuran Lokasi untuk Media Promosi - Rapat koordinasi dengan instansi terkait dan Pemda mengenai status pelabuhan Cilamaya dan lokasi Kawasan Industri - Survey dan Pengukuran Lokasi dalam rangka Renstra Cilamaya - Penunjukkan tenaga ahli untuk Penyusunan Renstra KEK Kendal - Survey dan Rapat Koordinasi dalam rangka KEK Kendal - Rapat koordinasi membahas kepastian jadwal penayangan PSA - Penyusunan konsep brosur dan leaflet wilayah II untuk Fasilitasi Promosi - Pembuatan Instituion Kits - Pembuatan PSA - Survey Awal dalam rangka pembuatan PSA dan instituion Kits - Penyelenggaraan Forum Bisnis Pemerintah Daerah, Timnas KI, Direktorat Jenderal Terkait, Instansi Terkait, Konsultan dan Tenaga Ahli Pengembangan Fasilitasi Industri Wilayah Ii Masih banyak daerah yang kiid nya tidak tepat dan tidak memiliki pengaruh yang kuat terhadap perekonomian di daerah - Survey belum dilaksanakan dalam rangka Sistem Informasi Peluang Potensi Sumber Daya Perwilayahan Industri dan Jenis data dan besarannya belum ditentukan Survey dalam rangka penetapan roadmap KIID - Rapat Koordinasi - Rapat penilaian dan evaluasi Roadmap KIID Kabupaten/Kota sehingga KIID yang dipilih adalah yang memiliki multiplier efek yang besar bagi perekonomian daerah - Konsinyering dan rapat Koordinasi dalam rangka kegiatan Peluang Potensi Sumber Daya Perwilayahan Industri - Pengadaan peta dan data - Survey bersama tenaga ahli untuk menentukan jenis data yang dibutuhkan dan besarannya Pemerintah Daerah, Timnas KI, Direktorat Jenderal Terkait, Instansi Terkait, Konsultan dan Tenaga Ahli

23 No Kode Kegiatan Kendala Tindak Lanjut yang Diperlukan Pihak yang Diharapkan Dapat Membantu Penyelesaian Masalah Pengembangan Fasilitasi Industri Wilayah Iii Penetapan roadmap pengembangan KIID dan IUP melalui SK Menteri: Masih banyak terdapat roadmap yang dikirim dari daerah belum sesuai dengan draft SK Menteri; Penyusunan Masterplan pengembangan Pusat Inovasi Industri berbasis kakao di Luwu: Masih menungggu tenaga ahli dalam melakukan survey lapangan dalam menyusun data lapangan; Penyusunan Masterplan pengembangan Kawasan IKM di Kendari: Kelengkapan data untuk penyusunan master plan yang belum tersedia di daerah, secara umum keuangan: Proses pengajuan anggaran utk pelaksanaan kegiatan berlangsung lambat Penetapan roadmap pengembangan KIID dan IUP melalui SK Menteri: Menyiapkan contoh roadmap yang sesuai dengan draft SK Menteri untuk dikirim ke daerah ; melaksanakan rapat koordinasi; Penyusunan Masterplan pengembangan Pusat Inovasi Industri berbasis kakao di Luwu: Survey lapangan; Rapat koordinasi di daerah; Penyusunan Masterplan pengembangan Kawasan IKM di Kendari:Mencari sumber data pada berbagai instansi di daerah, secara umum keuangan: proses pengajuan keuangan lebih dipercepat Ditjen PPI, Tenaga Ahli, Stakeholder PEMDA terkait Pengembangan Fasilitasi Industri Wilayah Iii Pengembangan KIID Wil III: Pengambilan beberapa data yang belum dilengkapai pihak daerah ; Koordinasi Penanganan Kawasan Industri di wil. III : secara fisik tidak ada kendala; Sekretariat Tim Nasional: Pembahasan beberapa masalah Kawasan Industri yang belum selesai ; secara umum keuangan: Proses pengajuan anggaran utk pelaksanaan kegiatan berlangsung lambat Pengembangan KIID Wil III: Koordinasi yang lebih insentif dengan daerah; Koordinasi Penanganan Kawasan Industri di wil. III : secara fisik tidak ada kendala; Sekretariat Tim Nasional: Koordinasi yang lebih insentif dengan stakeholder terkait, untuk keuangan : proses pengajuan keuangan lebih dipercepat Tenaga Ahli, stakeholder PEMDA terkait, Ditjen PPI Penyusunan Dan Evaluasi Program Pengembangan Perwilayahan Industri Kurangnya SDM pelaksana, Lambatnya proses pencairan dana kegiatan Meningkatkan kemampuan SDM pelaksana, Mempercepat proses pencairan dana kegiatan 1. Ditjen PPI Kemenperin Peningkatan Ketahanan Industri Pelaksanaan pekerjaan menghadapi berbagai kendala, Mereview dan menjadwal ulang pekerjaan agar tidak terjadi diantaranya: - Sulitnya mendapatkan kesesuain waktu dengan tumpang tindih pelaksanaan pekerjaan unit lain sebagai stakeholder - Adanya perubahan beberapa jadwal pekerjaan yang mempengaruhi awal pelaksanaan pekerjaan - Pertanggungjawaban pekerjaan yang terlambat untuk disampaikan Pengembangan Kerjasama Industri Internasional Wilayah I Dan Multilateral Pengembangan Kerjasama Industri Internasional Wilayah I Dan Multilateral Memerlukan koordinasi yang intens dengan pihak eksternal sehingga perencanaan yang sudah ditetapkan tidak sesuai dengan jadwal pelaksanaan promosi atau pameran di luar negeri pada tahun 2011 Sebagai unit kerja baru, perencanaan kegiatan belum maksimal, sehingga pada pelaksanaannya perlu banyak dilakukan penyesuaian dan perubahan bahkan revisi anggaran sehingga terjadi penundaan pelaksanaan kegiatan Perlu dilakukan identifikasi promosi dan pemeran luar negeri yang lebih akurat sehingga persiapan menjadi lebih matang Perbaikan perencanaan kegiatan sehingga pelaksanaan kegiatan dapat berjalan maksimal Kementerian LN; Ditjen PEN, Kementerian Perdagangan; BKPM; Setkab Kementerian LN; Ditjen PEN, Kementerian Perdagangan; BKPM; Setkab.

Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014

Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014 Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014 Kementerian Perindustrian

Lebih terperinci

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016 Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016 BIRO PERENCANAAN 2016 Formulir C Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 Tanggal

Lebih terperinci

Kementerian Perindustrian

Kementerian Perindustrian Kementerian Perindustrian Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Triwulan I Berdasarkan PP No. 39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2012 Laporan Konsolidasi Program Dirinci

Lebih terperinci

LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT KEGIATAN TRIWULAN III TAHUN ANGGARAN 2011

LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT KEGIATAN TRIWULAN III TAHUN ANGGARAN 2011 Formulir C Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 Tanggal 29 Nopember 2006 DIISI OLEH KEPALA SKPD/KEPALA BAPPEDA/MENTERI/KEPALA LEMBAGA LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT

Lebih terperinci

II Tahun Anggaran 2013

II Tahun Anggaran 2013 Tahun Anggaran 2013 II Laporan Konsolidasi Program Dirinci Menurut Kegiatan Laporan Konsolidasi Program Dirinci Menurut Fungsi dan Subfungsi Kendala Yang Dihadapi dan Tindak Lanjut Tahun Anggaran 2013

Lebih terperinci

Tahun Anggaran 2013 III

Tahun Anggaran 2013 III Tahun Anggaran 2013 III Formulir C Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 Tanggal 29 Nopember 2006 DIISI OLEH KEPALA SKPD/KEPALA BAPPEDA/MENTERI/KEPALA LEMBAGA LAPORAN KONSOLIDASI

Lebih terperinci

LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT KEGIATAN TRIWULAN I TAHUN ANGGARAN 2011

LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT KEGIATAN TRIWULAN I TAHUN ANGGARAN 2011 Formulir C Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 Tanggal 29 Nopember 2006 DIISI OLEH KEPALA SKPD/KEPALA BAPPEDA/MENTERI/KEPALA LEMBAGA LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT

Lebih terperinci

Kementerian Perindustrian

Kementerian Perindustrian Kementerian Perindustrian Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Triwulan II Berdasarkan PP No. 39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2012 Laporan Konsolidasi Program Dirinci

Lebih terperinci

LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT KEGIATAN TRIWULAN III TAHUN ANGGARAN 2016

LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT KEGIATAN TRIWULAN III TAHUN ANGGARAN 2016 Formulir C Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 Tanggal 29 Nopember 2006 DIISI OLEH KEPALA SKPD/KEPALA BAPPEDA/MENTERI/KEPALA LEMBAGA LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT

Lebih terperinci

Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan II Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014

Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan II Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014 Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan II Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014 Kementerian Perindustrian

Lebih terperinci

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2017

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2017 Kementerian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2017 BIRO PERENCANAAN 2017 Formulir C Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 Tanggal 29 Nopember 2006

Lebih terperinci

Laporan Konsolidasi Program Dirinci Menurut Kegiatan

Laporan Konsolidasi Program Dirinci Menurut Kegiatan Laporan Konsolidasi Program Dirinci Menurut Kegiatan Formulir C Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 Tanggal 29 Nopember 2006 DIISI OLEH KEPALA SKPD/KEPALA BAPPEDA/MENTERI/KEPALA

Lebih terperinci

Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan I Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2015

Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan I Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2015 Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan I Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2015 Kementerian Perindustrian

Lebih terperinci

Kementerian Perindustrian

Kementerian Perindustrian Kementerian Perindustrian Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No. 39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2012 Laporan Konsolidasi Program Dirinci

Lebih terperinci

Kementerian Perindustrian

Kementerian Perindustrian Kementerian Perindustrian Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Triwulan IV Berdasarkan PP No. 39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2011 Laporan Konsolidasi Program Dirinci

Lebih terperinci

Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2015

Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2015 Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2015 Kementerian Perindustrian

Lebih terperinci

Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan I Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014

Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan I Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014 Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan I Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014 Kementerian Perindustrian

Lebih terperinci

PAGU ANGGARAN ESELON I MENURUT PROGRAM DAN JENIS BELANJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA. 2012

PAGU ANGGARAN ESELON I MENURUT PROGRAM DAN JENIS BELANJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA. 2012 NO KODE UNIT KERJA/PROGRAM PAGU ANGGARAN ESELON I MENURUT PROGRAM DAN JENIS KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA. 212 BARANG MODAL (Dalam ribuan rupiah) 1 SEKRETARIAT JENDERAL 12,47,993 53,265,361 283,213,727

Lebih terperinci

Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan II Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2015

Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan II Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2015 Kementerian REPUBLIK INDONESIA Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan II Berdasarkan PP 39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2015 Kementerian 2015 Formulir C Peraturan

Lebih terperinci

SUMBER ANGGARAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA 2015 BERDASARKAN JENIS BELANJA

SUMBER ANGGARAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA 2015 BERDASARKAN JENIS BELANJA SUMBER ANGGARAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA 215 BERDASARKAN JENIS NO SUMBER ANGGARAN RINCIAN ANGGARAN TA 215 (dalam ribuan rupiah) BARANG MODAL JUMLAH 1 RUPIAH MURNI 629459711 1.468.836.8 42882193 2.527.117.694

Lebih terperinci

Kementerian Perindustrian

Kementerian Perindustrian Kementerian Perindustrian Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Triwulan I Berdasarkan PP No. 39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2011 Laporan Konsolidasi Program Dirinci

Lebih terperinci

LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT KEGIATAN TRIWULAN II TAHUN ANGGARAN 2016

LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT KEGIATAN TRIWULAN II TAHUN ANGGARAN 2016 Formulir C Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 Tanggal 29 Nopember 2006 DIISI OLEH KEPALA SKPD/KEPALA BAPPEDA/MENTERI/KEPALA LEMBAGA LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT

Lebih terperinci

ALOKASI ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA 2016

ALOKASI ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA 2016 KODE PROGRAM RUPIAH MURNI 19.1.2 19.2.7 19.3.6 19.4.8 19.5.9 19.6.3 19.7.12 19.8.1 19.9.11 Program Pengembangan SDM Industri dan Dukungan Manajemen Kementerian Perindustrian Program Peningkatan Sarana

Lebih terperinci

RENCANA KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN ANGGARAN 2015 JAKARTA, APRIL 2014

RENCANA KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN ANGGARAN 2015 JAKARTA, APRIL 2014 RENCANA KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN ANGGARAN JAKARTA, APRIL DAFTAR ISI I. Laporan Rekapitulasi Rencana Kerja Kementerian Perindustrian Tahun Anggaran II. Rekapitulasi Per Program Rincian kegiatan

Lebih terperinci

Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan IV Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2015

Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan IV Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2015 Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan IV Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2015 Kementerian Perindustrian

Lebih terperinci

FORMULIR 1 RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2013

FORMULIR 1 RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2013 FORMULIR 1 RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2013 KEMENTERIAN/LEMBAGA : KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN I. VISI No 01 II. MISI No 01 02 03 04 05 06 07 Uraian Visi Visi Kementerian Perindustrian

Lebih terperinci

2017, No serta Kinerja Pegawai di Lingkungan Badan Koordinasi Penanaman Modal; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hu

2017, No serta Kinerja Pegawai di Lingkungan Badan Koordinasi Penanaman Modal; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hu BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1197, 2017 BKPM... Kinerja. Perubahan Kedua. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

TUNJANGAN KINERJA JABATAN STRUKTURAL

TUNJANGAN KINERJA JABATAN STRUKTURAL 5 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN DAN KELAS JABATAN SERTA TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Jabatan. Kelas Jabatan. Tunjangan. Kinerja.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Jabatan. Kelas Jabatan. Tunjangan. Kinerja. No.701, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Jabatan. Kelas Jabatan. Tunjangan. Kinerja. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 I PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 250,0 275,0 320,0 360,0 1 Peningkatan Pengelolaan Pelayanan Publik 2 Pengembangan SDM Industri Tersebarnya informasi,

Lebih terperinci

- 6 - TUNJANGAN KINERJA JABATAN STRUKTURAL

- 6 - TUNJANGAN KINERJA JABATAN STRUKTURAL - 6 - LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

FORMULIR 1 RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2014

FORMULIR 1 RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2014 FORMULIR RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 24 KEMENTERIAN/LEMBAGA : KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN I. VISI No III. SASARAN STRATEGIS No Uraian Visi Visi Kementerian Perindustrian sampai

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL,

PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL, PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI BIDANG PENGENDALIAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

b. Kepala Sub Bagian Keuangan; c. Kepala Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan.

b. Kepala Sub Bagian Keuangan; c. Kepala Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan. BAB XX DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 400 Susunan organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1.

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 1 : RENCANA PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS PADA KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN : 216 A. KEMENTRIAN : (19) KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1 - 2-5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82); 6. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL, PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PELIMPAHAN DAN PEDOMAN PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI BIDANG PENGENDALIAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL TAHUN

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERINDUSTRIAN

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERINDUSTRIAN Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERINDUSTRIAN

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERINDUSTRIAN Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan

Lebih terperinci

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

Menteri Perindustrian Republik Indonesia Menteri Perindustrian Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 107/M-IND/PER/11/2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Daftar Isi Kata Pengantar Pembentukan struktur organisasi baru Kementerian Perindustrian yang ditetapkan melalui Peraturan Menteri Perindustrian nomor 105/M-IND/

Lebih terperinci

MEKANISME PENGELOLAAN KEUANGAN PASCA OPTIMALISASI DAN PENGHENTIAN KEGIATAN DEKONSENTRASI URUSAN PEMERINTAHAN UMUM DAN FORKOPIMDA TAHUN ANGGARAN 2016

MEKANISME PENGELOLAAN KEUANGAN PASCA OPTIMALISASI DAN PENGHENTIAN KEGIATAN DEKONSENTRASI URUSAN PEMERINTAHAN UMUM DAN FORKOPIMDA TAHUN ANGGARAN 2016 MEKANISME PENGELOLAAN KEUANGAN PASCA OPTIMALISASI DAN PENGHENTIAN KEGIATAN DEKONSENTRASI URUSAN PEMERINTAHAN UMUM DAN FORKOPIMDA TAHUN ANGGARAN 2016 Oleh Kepala Bagian Keuangan Setditjen Politik dan Pemerintahan

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 315, 2016 BAPPENAS. Penyelenggaraan Dekonsentrasi. Pelimpahan. Tahun Anggaran 2016. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Inspektur Jenderal. M. Sakri Widhianto

KATA PENGANTAR. Inspektur Jenderal. M. Sakri Widhianto KATA PENGANTAR Dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, maka diperlukan suatu pedoman dan arahan yang jelas sebagai acuan untuk mencapai sasaran yang diinginkan. Pedoman dan arahan dituangkan dalam

Lebih terperinci

Organisasi. struktur. Kementerian Perindustrian

Organisasi. struktur. Kementerian Perindustrian Organisasi struktur Kementerian Perindustrian 2 3 Daftar Isi Kata Pengantar 3 4 6 7 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Kata Pengantar Struktur Organisasi Kementrian Perindustrian Arah Kebijakan Pembangunan

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang

Lebih terperinci

!"!"!#$%"! & ' ((( ( ( )

!!!#$%! & ' ((( ( ( ) !"!"!#$%"! & ' ((( ( ( ) *(+(, ( -./ *0$" I. Pendahuluan A. Ciri Umum ILMTA B. Lingkup Industri Binaan Ditjen ILMTA C. Gambaran Umum Perkembangan Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka Tahun 2005 s/d 2009

Lebih terperinci

TENTANG PERUBAHAN KEENAM ATAS PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR P. 13/MENHUT-II/2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN KEHUTANAN

TENTANG PERUBAHAN KEENAM ATAS PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR P. 13/MENHUT-II/2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN KEHUTANAN PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 15 /Menhut-II/2008 TENTANG PERUBAHAN KEENAM ATAS PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR P. 13/MENHUT-II/2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN KEHUTANAN MENTERI

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO DAN KIMIA

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO DAN KIMIA KELOMPOK I KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO DAN KIMIA TOPIK : PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI AGRO DAN KIMIA MELALUI PENDEKATAN KLASTER KELOMPOK INDUSTRI HASIL HUTAN DAN PERKEBUNAN, KIMIA HULU DAN

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DANA DEKONSENTRASI

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DANA DEKONSENTRASI RANCANGAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA JalanAmpera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL, PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB X INSPEKTORAT JENDERAL. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

BAB X INSPEKTORAT JENDERAL. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas, dan Fungsi - 257 - BAB X INSPEKTORAT JENDERAL Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Pasal 633 (1) Inspektorat Jenderal berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. (2) Inspektorat Jenderal dipimpin

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, - 1 - PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN DANA DEKONSENTRASI ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2089, 2014 ANRI. Dana Dekonsentrasi. Kegiatan. Pelaksanaan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2089, 2014 ANRI. Dana Dekonsentrasi. Kegiatan. Pelaksanaan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2089, 2014 ANRI. Dana Dekonsentrasi. Kegiatan. Pelaksanaan. PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DANA

Lebih terperinci

-2- Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3455); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Perbendaharaan Negara (Lembaga N

-2- Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3455); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Perbendaharaan Negara (Lembaga N No.1764, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ANRI. Dekonsentrasi. TA 2017. Dana. Pelaksanaan. PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN DANA DEKONSENTRASI

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER. 14/MEN/VII/2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

Lebih terperinci

Rencana Aksi Pengembangan Industri Unggulan Provinsi Buku Peta Jalan Pengembangan Kompetensi Inti Industri Daerah

Rencana Aksi Pengembangan Industri Unggulan Provinsi Buku Peta Jalan Pengembangan Kompetensi Inti Industri Daerah PEDOMAN PELAKSANAAN DISKUSI KELOMPOK PADA RAPAT KERJA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN DENGAN DINAS PERINDUSTRIAN KABUPATEN/KOTA DI KAWASAN BARAT INDONESIA Surabaya, 13 Maret 2008 pkl. 09.00 21.00 WIB 1. Latar

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.97,2012 KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT. Pelimpahan. Sebagian Urusan. Dekonsentrasi PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2012 TENTANG PELIMPAHAN

Lebih terperinci

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA PEDOMAN TEKNIS PEMBINAAN USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA--0/2013 DS 0310-1636-8566-5090 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, - 1 - SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PELIMPAHAN URUSAN PEMERINTAHAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

2012, No

2012, No 2012,.1305 12 LAMPIRAN I PERATURAN DAFTAR PROVINSI DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PROVINSI DI BIDANG PENANAMAN MODAL YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN DEKONSENTRASI DI BIDANG PENGENDALIAN PELAKSANAAN PENANAMAN

Lebih terperinci

RUMUSAN HASIL RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN PEMERINTAH DAERAH TAH

RUMUSAN HASIL RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN PEMERINTAH DAERAH TAH Jakarta, 2 Maret 2012 Rapat Kerja dengan tema Akselerasi Industrialisasi Dalam Rangka Mendukung Percepatan Pembangunan Ekonomi yang dihadiri oleh seluruh Pejabat Eselon I, seluruh Pejabat Eselon II, Pejabat

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 21 MOR SP DIPA-32.6-/21 DS264-891-4155-6432 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 1 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PENANAMAN MODAL

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PENANAMAN MODAL Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA MELALUI KPPN DAN BUN UNTUK TRIWULAN YANG BERAKHIR 31 MARET2016 (dalam rupiah)

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA MELALUI KPPN DAN BUN UNTUK TRIWULAN YANG BERAKHIR 31 MARET2016 (dalam rupiah) LAPORAN REALISASI BELANJA BELANJA MELALUI KPPN DAN BUN UNTUK TRIWULAN YANG BERAKHIR 31 MARET216 BAGIAN PELAKSANA : 15 KEMENTERIAN KEUANGAN : LRBKW 1 : 16 Juni 216 : 1 SEMULA 1 I. IKHTISAR MENURUT SUMBER

Lebih terperinci

RINCIAN FORMASI CPNS DARI PELAMAR UMUM KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN ANGGARAN 2010

RINCIAN FORMASI CPNS DARI PELAMAR UMUM KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN ANGGARAN 2010 RINCIAN FORMASI CPNS DARI PELAMAR UMUM KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN ANGGARAN 2010 Gol Alokasi JUMLAH FORMASI 328 I. UNIT FASILITATIF 30 SEKRETARIAT JENDERAL 30 1 Biro Perencanaan 3 Penyusun Program

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-.03-0/AG/2014 DS 9057-0470-5019-2220 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23 Tahun

Lebih terperinci

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN 2012-2014 Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Jakarta, 1 Februari 2012 Daftar Isi I. LATAR BELAKANG II. ISU STRATEGIS DI SEKTOR INDUSTRI III.

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 217 MOR SP DIPA-115.1-/217 DS887-83-754-948 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

2017, No dalam rangka Penyelenggaraan Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2018; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

2017, No dalam rangka Penyelenggaraan Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2018; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan No.1161, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERPUSNAS. Pelimpahan Urusan Pemerintahan Perpusnas. PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN URUSAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Indikator. Kinerja Utama

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Indikator. Kinerja Utama BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.44, 2009 BKPM. Indikator. Kinerja Utama PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR : 1/P/2009 TENTANG PENETAPAN DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN

Lebih terperinci

Desa Hijau. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Desa Hijau. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Desa Hijau Untuk Indonesia Hijau dan Sehat Direktorat Pemulihan Kerusakan Lahan Akses Terbuka Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 217 MOR SP DIPA-32.4-/217 DS21-98-8-666 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun

Lebih terperinci

SUMBER ANGGARAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA 2013 BERDASARKAN JENIS BELANJA

SUMBER ANGGARAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA 2013 BERDASARKAN JENIS BELANJA SUMBER ANGGARAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA 2013 BERDASARKAN JENIS BELANJA DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (DIPA) NO SUMBER ANGGARAN RINCIAN ANGGARAN BELANJA TA 2013 (dalam ribuan rupiah) PEGAWAI BARANG

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL BADAN PENGAWAS PEMILIHAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-24.1-/216 DS771-654-627-359 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

Menteri Perindustrian Republik Indonesia Menteri Perindustrian Republik Indonesia PENJELASAN MENTERI PERINDUSTRIAN TENTANG RKA-KL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN ANGGARAN 2016 DALAM RAPAT KERJA DENGAN KOMISI VI DPR-RI Yth.: TANGGAL, 1 SEPTEMBER

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA DITJEN PPI TA 2012 DAN IMPLEMENTASI MP3EI DI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

PROGRAM KERJA DITJEN PPI TA 2012 DAN IMPLEMENTASI MP3EI DI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN PROGRAM KERJA DITJEN PPI TA 2012 DAN IMPLEMENTASI MP3EI DI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Oleh: DR. Dedi Mulyadi, M.Si Jakarta, 1 Februari 2012 Rapat Kerja Kementerian Perindustrian OUTLINE I. PENDAHULUAN II.

Lebih terperinci

KEPALA BADAN KOORDlNASl PENANAMAN MODAL REPUBUK INDONESIA

KEPALA BADAN KOORDlNASl PENANAMAN MODAL REPUBUK INDONESIA KEPALA BADAN KOORDlNASl PENANAMAN MODAL REPUBUK INDONESIA SALINAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 01 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR : 32/M-IND/PER/6/2006 T E N T A N G

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR : 32/M-IND/PER/6/2006 T E N T A N G PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR : 32/M-IND/PER/6/2006 T E N T A N G PEMBENTUKAN TIM PENINGKATAN PENGGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN MENTERI PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN DANA DEKONSENTRASI

Lebih terperinci

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31/M-DAG/PER/7/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa sebagai tindak lanjut

Lebih terperinci

SE - 65/PJ/2010 PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PENILAIAN LOMBA PELAYANAN TAHUN 2010

SE - 65/PJ/2010 PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PENILAIAN LOMBA PELAYANAN TAHUN 2010 SE - 65/PJ/2010 PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PENILAIAN LOMBA PELAYANAN TAHUN 2010 Contributed by Administrator Tuesday, 18 May 2010 Pusat Peraturan Pajak Online 18 Mei 2010 SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 21 MOR SP DIPA-32.1-/21 DS553-54-8921-629 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 1 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM / KEGIATAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2012

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM / KEGIATAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2012 15 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM / KEGIATAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2012 INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM/KEGIATAN

Lebih terperinci

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA PEDOMAN TEKNIS PEMBINAAN USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI)

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI) PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN MARET 2015

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KANTOR PUSAT KEMENTERIAN PERTANIAN GEDUNG D JALAN HARSONO RM NOMOR 3 RAGUNAN PASAR MINGGU, JAKARTA SELATAN KODE POS 12550 TELEPON

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Arsip Nasional Re

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Arsip Nasional Re BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 454, 2016 ANRI. Dana. Dekonsentrasi. TA 2016. Pelaksanaan. PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA

Lebih terperinci

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA MELALUI KPPN DAN BUN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA MELALUI KPPN DAN BUN LAPORAN REALISASI ANGGARAN APATAN NEGARA DAN HIBAH APATAN NEGARA DAN HIBAH KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA MELALUI KPPN DAN BUN 15 KEMENTERIAN KEUANGAN - - UNTUK TRIWULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 216 APATAN KD.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN NONFORMAL DAN INFORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci