PERBEDAAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF DENGAN SUSU FORMULA DI DESA PANGGUNGREJO DAN DESA DILEM KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG DIFFERENCES IN WEIGHT GAIN OF INFANTS EXCLUSIVE BREASTFEEDING WITH FORMULA MILKIN PANGGUNGREJO AND DILEM VILLAGES KEC.KEPANJEN OF KAB. MALANG Riski Candra Karisma (*), Alviana Rizkika (**) Program Studi Diploma III Kebidanan Akademi Kebidanan Wijaya Kusuma Malang Email : wjksm16@gmail.com ABSTRAK Latar Belakang :Terjadinya rawan gizi pada bayi disebabkan antara lain oleh karena ASI (Air Susu Ibu) banyak diganti oleh susu formula dengan jumlah dan cara yang tidak sesuai kebutuhan. Pemberian ASI eksklusif dan susu formula sejak lahir pada anak akan mempengaruhi masuknya zat gizi pada anak sehingga pertumbuhan anak juga akan berpengaruh.berdasarkan studi pendahuluan yang didapatkan di Desa Panggungrejo dan Desa Dilem, pada bulan November-April dengan jumlah 30 bayi, 15bayi yang diberi ASI Eksklusif dan 15 bayi yang diberi Susu Formula. Tujuan : Penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kenaikan berat badan bayi yang diberi ASI eksklusif dengan susu formula di Desa Panggungrejo dan Desa Dilem Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian Analitik Komparatif dengan rancangan cross sectional. Subyek penelitian adalah 15 bayi yang diberi ASI eksklusif dan 15 bayi yang diberi susu formula di Desa Panggungrejo dan Desa Dilem Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang. Teknik sampling menggunakan Purposiv Sampling. Variabel bebas adalah pemberian ASI eksklusif dan susu formula. Variabel terikat adalah perbedaan kenaikan berat badan bayi usia 0-6 bulan. Pengumpulan data menggunakan penimbangan. Uji statistik menggunakan uji T test (Post-Post). Hasil : Sebanyak 13 responden atau 86,7% yang diberi ASI eksklusif mengalami kenaikan berat badan normal, 13 responden atau 86,7% yang diberi Susu Formula mengalami kenaikan berat badan berlebih. Kesimpulan :Ada perbedaan kenaikan berat badan yang diberi ASI eksklusif dengan susu formula. Kata kunci : ASI Eksklusif, Susu Formula, Kenaikan berat badan 43
ABSTRACT Background: The occurrence of prone to malnutrition in infants caused, among others, because breast milk (milk) is replaced by many formula milk with the number and ways that are not as needed. Exclusive breastfeeding and infant formula in children will affect the entry of nutrients in children so that the growth of children will also affect. Based on preliminary studies obtained in Panggungrejo and Dilem Village, from November to April 30 infants were given Exclusive Breast Milk and Formula Milk for, 15 babies each. Objective: This research is to know the difference of weight gain of infant exclusively breastfed with formula milk in Panggungrejo and Dilem Villages, Kec. Kepanjen, Kab. Malang. Method: This research is a comparative analytical research with cross sectional design. Research subjects were 15 infants exclusively breastfed and 15 formula-fed infants in Panggungrejo and Dilem Villages, Kec. Kepanjen, Kab. Malang. The sampling technique uses Purposive Sampling. The independent variables are exclusive breastfeeding and formula milk. The dependent variable is the difference in weight gain of infants aged 0-6 months. Data collection using weighing.statistical test using T test (Post-Post). Results: A total of 13 respondents or 86.7% exclusively breast-fed experienced normal weight gain, 13 respondents or 86.7% exclusively Breast Milk experienced excess weight gain. Conclusion: There is a difference in weight gain exclusively breastfed with formula milk. Keyword: Exclusive Breast Milk, Formula Milk, Weight gail PENDAHULUAN Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 39 tahun 2013, susu formula adalah susu yang secara khusus diformulasikan sebagai pengganti ASI untuk bayi berusia 6 bulan keatas. Dengan maraknya iklan susu formula di Indonesia, mengakibatkan susu formula menjadi makanan pokok bayi, bukan lagi pengganti ASI. Pemberian susu formula pada bayi yang kurang tepat frekuensi, takaran dan sanitasi 44
penyajiannya akan mengakibatkan masalah gizi yaitu gizi lebih atau gizi kurang. Hasil laporan dari Puskesmas di wilayah Kabupaten Malang cakupan ASI eksklusif tahun 2014 cakupan ASI eksklusif meningkat sebanyak 26.024 bayi (66,61%). Termasuk di Puskesmas Kepanjen cakupan ASI eksklusif masih dibawah target nasional yakni sebesar 65,30% dari jumlah bayi 1.553. Dari 18 Desa di Wilayah Kerja Puskesmas di desa Panggungrejo dan desa Dilem adalah desa yang cakupan ASI Eksklusifnya paling rendah yakni 33 bayi (29,7%) dari 113 jumlah bayi yang diperiksa. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Desain Analitik Komparatif. Penelitian inidilakukan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat obyek yang diteliti berdasarkan kerangka pemikiran tertentu 45
HASIL DAN PEMBAHASAN Kenaikan berat badan yang diberi ASI Eksklusif Distribusi kenaikan berat bayi pada usia 6 bulan yang diberi ASI Eksklusif dan a. ASI Eksklusif Susu Formula di Desa Panggungrejo dan Desa Dilem Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang. No. Pemberian Kategori 1. ASI Eksklusif kenaikan berat badan bayi usia 6 bulan A (Kurang) < 2500gr B (Normal) 2500-3500gr C (Berlebih) >3500gr Frekuensi Presentase 0 0% 13 86,7% 2 13,3% Jumlah 15 100% Sumber : Data Primer, tahun 2016 b. Susu Formula No. Pemberian Kategori 1. Susu Formula kenaikan berat badan bayi usia 6 bulan A (Kurang) < 2500gr B (Normal) 2500-3500gr C (Berlebih) >3500gr Frekuensi Presentase 0 0% 2 13,3% 13 86,7% Jumlah 15 100% Sumber : Data Primer, tahun 2016 Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Ariani (2008) menyimpulkan bahwa berat badan bayi yang mendapat ASI ekslusif lebih rendah dibandingkan berat badan bayi yang mendapat susu formula sebelum usia 6 bulan. Serta adanya kesamaan dengan kesimpulan dari Nurmahi (2015) bahwa ada hubungan antara paritas dengan pemberian ASI ekslusif.paritas sangat berpengaruh sekali terhadap penerimaan seseorang terhadap pengetahuan, semakin banyak pengalaman seorang ibu maka penerimaan akan pengetahuan akan semakin mudah. Dimana sesuatu yang dialami seseorang akan menambah pengetahuan yang didapat. Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi dimasa lalu. Hal ini membuktikan bahwa berat badan bayi yang diberikan ASI Eksklusif akan memiliki status gizi yang baik dengan kenaikan normal yaitu antara 2500-3500 gram atau dua kali lipat dari berat badan lahir serta pemberian ASI eksklusif diperkirakan dipengaruhi oleh paritas ibu yaitu ibu multi para atau yang memiliki anak lebih dari satu. Berdasarkan Interpretasi data diatas Kenaikan berat badan yang diberi Susu Formula menunjukkan bahwa bayi yang diberi ASI Eksklusif Berdasarkan interpretasi data diatas menunjukkan bahwa bayi yang diberi Susu Formula sebagian besar responden yaitu 13 bayi dengan sebagian besar responden 13 bayi atau 86,7% presentase 86,7% mengalami kenaikan berat mengalami kenaikan berat badan berlebih dan 2 badan normal dan 2 responden dengan responden dengan presentase 13,3% mengalami presentase 13,3% mengalami kenaikan berlebih. kenaikan normal. Kenaikan berat badan normal menunjukkan Susu formula pada bayi 0-6 bulan lebih banyak status gizi dan nutrisi yang baik, dalam hal ini peran ibu mengalami berat badan bayi yang berlebih, hal ini pada pemberian ASI secara eksklusif memang diperkirakan akibat peran ibu dalam pemberian zat gizi diperlukan karena semakin banyak pengalaman pada bayinya yakni pada ibu primipara dominan seorang ibu maka penerimaan akan pengetahuan akan memberikan susu formula kepada bayinya. Selain itu, semakin mudah, diperkirakan ibu yang memiliki anak ada beberapa hal yang kurang diperhatikan seperti lebih dari satu adalah ibu lebih banyak atau dominan takaran, frekuensi serta sanitasi.sebagian besar ibu memberikan ASI secara Eksklusif kepada anaknya. memberikan susu formula yang encer untuk anaknya
karena takut anaknya menjadi gemuk apabila terlalu kental. Bahkan terdapat beberapa ibu yang ASI eksklusif mengalami kenaikan berat badan sebesar 633 gram per bulannya. menambahkan gula dalam pembuatan susu formula. Tetapi beberapa ibu memberikan susu formula kental dan banyak untuk anaknya supaya kenyang. Hal tersebut diperkuat oleh teori menurut (Nur Khasanah, 2011) Susu formula menyebabkan obesitas pada bayi, kelebihan berat badan pada bayi yang mendapatkan susu formula diperkirakan karena kelebihan air dan komposisi lemak tubuh yang berbeda dibandingkan bayi mendapatkan ASI. Perbedaan Kenaikan Berat Badan Bayi yang diberi Susu Formula dan ASI Eksklusif Berdasarkan hasil interpretasi data diatas menunjukkan bahwa perbedaan bayi yang diberi ASI Eksklusif dan Susu Formula yaitu sebagian besar responden 13 bayi atau 86,7% yang diberi ASI Eksklusif mengalami kenaikan berat badan normal sedangkan sebagian besar responden 13 bayi atau 86,7 % yang diberi susu formula mengalami kenaikan berat badan berlebih. Perbedaan kenaikan berat badan bayi ASI Dari hasil penelitian yang disebutkan diatas, menunjukkan bahwa ada kesamaan antara peneliti dan teori yaitu terdapat perbedaan terhadap kenaikan berat badan bayi yang diberi ASI Eksklusif dan Susu Formula, hal ini dibuktikan dengan analisa data yang menggunakan uji t Test (Post-Post). Hasilnya menunjukkan nilai T hitung 4,87 dan T tabel dengan taraf signifikan 0,05. Oleh karena T hitung > T tabel maka 4,87> 2,048 sehingga dapat disimpulkan bahwa H 0 ditolak yang berarti ada perbedaan kenaikan berat badan bayi usia 6 bulan yang diberi ASI Eksklusif dan Susu Formula di Desa Panggungrejo dan Desa Dilem Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang. eksklusif dan susu formula mungkin sebagian juga dikarenakan orang tua dari bayi yang diberi susu SIMPULAN formula memberikan susu formula dalam jumlah Dari hasil pembahasan dari bab sebelumnya kurang tepat dan atau memperkenalkan makanan pada tentang perbedaan kenaikan berat badan bayi usia lebih dini serta hubungan paritas pada ibu yang memperngaruhi pemberian ASI eksklusif dan susu formula terhadap bayinya. Hal ini sama dengan hasil dari penelitian Noermawati (2016) yang menyatakan adanya yang diberi ASI Eksklusif dan Susu Formula di Desa Panggungrejo dan Desa Dilem Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang dapat disimpulkan sebagai berikut : perbedaan peningkatan berat badan bayi usia 6 bulan antara yang diberi ASI Eksklusif dan Susu Formula. Pada kelompok bayi yang diberi susu formula memiliki angka kenaikan berat badan 1. Dari 15 responden yang diberikan Asi Eksklusif mengalami kenaikan berat badan normal sebanyak 13 responden yakni (86,7%) lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok bayi yang diberi ASI eksklusif yaitu sebesar 775 gram per bulan. Sedangkan kelompok bayi yang diberi 2. Dari 15 responden yang diberikan Susu Formula mengalami kenaikan berat badan normal sebanyak 2 responden yakni (13,3%)
3. Dari hasil uji T test didapatkan hasil bahwa dari 15 responden yang diberikan ASI Eksklusif mengalami kenaikan berat badan normal sebanyak 13 responden yakni (86,7%) dan 15 yang diberikan Susu Formula mengalami kenaikan berat badan normal sebanyak 2 responden yakni (13,3%). Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa H 0 ditolak yakni terdapat perbedaan terhadap kenaikan berat badan bayi yang diberi ASI Eksklusif dan Susu Formula. Nirwana, Ade Benih. 2014. ASI dan Susu Formula. Nuha Medika: Yogyakarta. Noerwati, Dewi. 2016. Perbedaan Peningkatan Berat Badan Bayi Usia 6 Bulan Antara Bayi Yang Mendapat ASI Eksklusif Dan Susu Formula di Wilayah Kerja Puskesmas Kartasura, (Online), (http://eprints.ums.ac.id/naskahpublikas.pdf. diakses pada tanggal 15 November 2016 jam 12.22) Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. DAFTAR PUSTAKA Ambarwati, Wulan. 2012. Pertumbuhan bayi Nurul, Hikmah. 2016. Riwayat Pemberian ASI, yang diberi air susu ibu (ASI) eksklusif Susu Formula, dan MP-ASI Pada Anak Balita dengan pengganti air susu ibu (PASI) di dengan Risiko Gizi Lebih di Kecamatan Kelurahan Kebon Jeruk Jakarta, (Online), Majalengka,(Online), (https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitst (file:///c:/users/my%20workaholic/downl ream/.pdf diakses pada tanggal 16 oads/i16nhi1.pdf) November 2016 jam 12.59) Arikunto, Suharsini. 2010. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka Cipta. Atika, Naori. 2014. Perbedaan Pemberian Asi Eksklusif Dan Susu Formula Terhadap Status Gizi Bayi Umur 7-12 Bulan Di Desa Reksosari Kec. Suruh Kab. Semarang, (Online), (https://perpusnwu.web.id/documents.pdf diakses pada tanggal 16 November 2016 jam 13.01) Khasanah, N. 2011.Asi Atau Susu Formula Ya?. Jogjakarta: Flashbook. Maryunani, Anik. 2010. Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan.Jakarta : CV. Trans Info Medika. Notoatmodjo. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Edisi Baru. Jakarta: Rineka Cipta. Setyaningsih, Rahayu. 2013. Perbedaan Status Gizi Antara Bayi yang diberi ASI dengan Bayi yang Diberi Pasi pada Bayi Kurang Dari 6 Bulan di Desa Kateguhan Kecamatan Sawit, I(Online), (http://ejurnal.akperpantikosala.ac.id/download.p df diakses pada tanggal 13 November 2016 jam 14.00 Sugiono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. Suyanto.2009. Riset Kebidanan Metodologi & Aplikasi. Yogyakarta: Nuha Medika.