PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG KODE ETIK DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BERAU

dokumen-dokumen yang mirip
PROVINSI BALI PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN Nomor : 4 Tahun Tentang

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN DELI SERDANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN :

KABUPATEN WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 3 TAHUN 2014 T E N T A N G

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 5/KEP/DPRD/2006 TENTANG

2 2. Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Tata Tertib (Berita Negara Republik Indonesia Nomor 1607); MEMUTU

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR :16/DPR RI/I/ TENTANG KODE ETIK DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG KODE ETIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG KODE ETIK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN NOMOR 005 TAHUN 2015

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

2017, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 23, Tambahan Lembaran Neg

UNIVERSITAS GADJAH MADA KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK NOMOR : 08/SK/SA/ 2004 TENTANG KODE ETIK SENAT AKADEMIK SENAT AKADEMIK UNIVERSITAS GADJAH MADA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

K E P U T U S A N DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR : 03/SB/2006

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT ACEH NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK DEWAN PERWAKILAN RAKYAT ACEH

TENTANG TATA BERACARA PELAKSANAAN TUGAS DAN WEWENANG BADAN KEHORMATAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

b. bahwa Komisi Yudisial mempunyai peranan penting dalam usaha mewujudkan

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 2 TAHUN 2007 SERI D.2

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 Menetapkan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik I

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 04 TAHUN 2013

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG TATA TERTIB

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH. Muchamad Ali Safa at

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN SENAT FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOMOR : 02 TAHUN 2012 TENTANG TATA TERTIB SENAT FAKULTAS

WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG TATA BERACARA BADAN KEHORMATAN

BUPATI TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 11 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116, Tambaha

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANDUNG

KODE ETIK AUDITOR INSPEKTORAT JENDERAL DEPARTEMEN AGAMA PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR: IJ/65/2006

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENYELESAIAN PELANGGARAN KODE ETIK DAN PELANGGARAN DISIPLIN BERAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR.

UU 22/2003, SUSUNAN DAN KEDUDUKAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB III PERAN BADAN ANGGARAN DPRD KOTA SURABAYA DALAM MELAKSANAKAN BUDGETING MENURUT UU NO 27 / 2009 TENTANG SUSUNAN KEDUDUKAN. MPR,DPR, DPD, dan DPRD

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH.

PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK INSAN OMBUDSMAN KETUA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA,

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL DEWAN ENERGI NASIONAL NOMOR : 001 K/70.RB/SJD/2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-16.KP TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI PEMASYARAKATAN

WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

2011, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR TAHUN 2010 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

BAB II TINJAUAN KEBERADAAN LEMBAGA PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DALAM SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2003 TENTANG

UNDANG-UNDANG BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR : 001/UU/BPMFEUI/VI/2012

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

KETETAPAN BADAN LEGISLATIF MAHASISWA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN,

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI,

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 10 TAHUN 2014 PROPINSI JAWA BARAT PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT NOMOR 1 TAHUN 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

"'U'''''N U...L1~ INCON...

KABUPATEN WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR 01TAHUN 2015 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-02.KP TAHUN 2010 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI IMIGRASI

DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILU REPUBLIK INDONESIA

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Umum Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Metro

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik In

PERATURAN SENAT MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK SENAT MAHASISWA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 60 TAHUN 2018 TENTANG DISIPLIN APARATUR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

1 PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG KODE ETIK DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BERAU DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BERAU Menimbang : a. bahwa untuk menjaga martabat dan kehormatan serta kredibilitas lembaga dan anggota DPRD Kabupaten Berau dalam kedudukannya selaku penyelenggara pemerintahan daerah, dipandang perlu ditetapkan kode etik yang berisi norma-norma atau anjuran moral yang wajib dipatuhi oleh setiap anggota DPRD Kabupaten Berau selama menjalankan tugasnya; b. bahwa penetapan Kode Etik DPRD Kabupaten Berau sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 399 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, ditetapkan dengan Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Berau. Mengingat : 1. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1959 (Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor 72) tentang penetapan Undang- Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9) sebagai Undang-Undang; 2. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonsia Tahun 2008 Nomor 59,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844; 3. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438); 4. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 94, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4540);

2 6. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyusun Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah tentang Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5104); 7. Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Berau Nomor 1 Tahun 2014 tentang Peraturan Tata Tertib DPRD Kabupaten Berau; 8. Keputusan Gubernur Kalimantan Timur Nomor: 171.3.2-5274 Tahun 2014 tentang Peresmian, Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota DPRD Kabupaten Berau, tanggal 5 Agustus 2014. Memperhatikan : 1. Rapat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Berau tanggal 14 Oktober 2014 membahas Peraturan DPRD Kabupaten Berau tentang Kode Etik Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Berau. 2. Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Berau tanggal 15 Oktober 2014 dengan acara Pengesahan Peraturan DPRD Kabupaten Berau tentang Tata Tertib dan Kode Etik Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Berau. MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BERAU TENTANG KODE ETIK DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BERAU BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan: a. Daerah adalah Daerah Kabupaten Berau; b. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Berau; c. Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut Pimpinan DPRD adalah Ketua dan Wakil-Wakil Ketua DPRD Kabupaten Berau; d. Pimpinan Komisi adalah Ketua,Wakil Ketua, dan Sekretaris Komisi DPRD Kabupaten Berau; e. Pimpinan Fraksi adalah Ketua,Wakil Ketua, dan Sekretaris Fraksi; f. Kode etik adalah norma-norma atau aturan moral yang bersifat mengikat dan wajib ditaati serta dipatuhi oleh setiap anggota DPRD Kabupaten Berau selama menjalankan tugas; g. Eksekutif adalah pemerintah Kabupaten Berau beserta segenap jajarannya; h. Perjalanan Dinas adalah perjalanan pimpinan dan atau anggota DPRD Kabupaten Berau dalam wilayah, luar kota, dan perjalanan luar negeri; i. Rahasia DPRD adalah sesuatu hal yang berkaitan dengan tugas DPRD yang menurut sifat dan bentuknya belum dapat diinformasikan kepada pihak lain; j. Badan kehormatan adalah badan kehormatan DPRD Kabupaten Berau yang bertugas menangani pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh pimpinan dan anggota DPRD; k. Sanksi administrasi adalah suatu bentuk sanksi tertulis yang ditetapkan pimpinan DPRD Kabupaten Berau setelah mendapatkan rekomendasi Badan Kehormatan; l. Pakaian resmi anggota DPRD terdiri dari pakaian Sipil Harian (PSH), Pakaian Sipil Resmi (PSR), dan Pakaian Sipil Lengkap (PSL); m. Rehabilitasi adalah pernyataan pemulihan nama baik anggota DPRD yang tidak terbukti melakukan pelanggaran kode etik.

3 Pasal 2 Tujuan Kode Etik DPRD bertujuan untuk menjaga martabat, kehormatan, citra, dan kredibilitas Anggota DPRD dalam melaksanakan tugas, wewenang, dan kewajibannya kepada masyarakat dan negara. BAB II KEPRIBADIAN, SIKAP DAN PERILAKU ANGGOTA DPRD Pasal 3 Kepribadian Anggota DPRD adalah Warga Negara Indonesia, yang : a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; b. Berjiwa Pancasila dan taat kepada Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 dan peraturan perundang-undangan; c. Berintegrasi tinggi, jujur,dan senantiasa menegakkan kebenaran dan keadilan,menjunjung tinggi demokrasi dan hak azasi manusia,mengembangkan amanat penderitaan rakyat, serta; d. Mematuhi peraturan tata tertib DPRD, menunjukkan profesionalisme sebagai anggota DPRD dan selalu berupaya meningkatkan kualitas dan kinerjanya. Pasal 4 Sikap dan Perilaku Sikap dan perilaku anggota DPRD: a. Tidak mengatasnamakan lembaga dewan untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya; b. Bekerja secara bebas berdasarkan tugas pokok dan fungsi DPRD secara bertanggung jawab demi keselamatan dan ketertiban umum; c. Tidak memberikan informasi kepada masyarakat yang belum pasti kebenarannya. BAB III ETIKA PENYAMPAIAN PENDAPAT DAN ETIKA RAPAT Pasal 5 Etika Penyampaian Pendapat (1) Dalam menjalankan tugas anggota DPRD bebas menyampaikan pendapat, baik secara tertulis maupun tidak tertulis (2) Anggota DPRD yang ingin menyampaikan pendapat secara tertulis atau tidak tertulis terlebih dahulu menyampaikan identitasnya; (3) Setiap pendapat sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2), disampaikan secara lugas, jelas, dan mudah dipahami. Pasal 6 Etika Rapat (1) Setiap anggota dan pimpinan DPRD wajib menghadiri rapat-rapat DPRD yang dibuktikan secara fisik dan sesuai waktu yang telah ditentukan; (2) Ketidakhadiran pimpinan dan anggota DPRD dalam rapat-rapat yang menjadi kewajibannya, wajib memberitahukan secara lisan atau tertulis kepada pimpinan fraksinya untuk diteruskan kepada pimpinan rapat; (3) Ketidakhadiran pimpinan dan anggota DPRD secara fisik sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut dalam rapat sejenis tanpa izin pimpinan fraksi merupakan suatu pelanggaran yang dapat diberikan teguran tertulis oleh pimpinan fraksi; (4) Ketidakhadiran pimpinan dan anggota DPRD secara fisik selama 3 (tiga) bulan berturut-turut tanpa keterangan apapun dalam kegiatan rapat-rapat DPRD merupakan pelanggaran kode etik yang dapat diberhentikan sebagai anggota DPRD.

4 (5) Selama mengikuti rapat, pimpinan dan anggota DPRD tidak diperkenankan: a. menggunakan alat komunikasi atau yang sejenisnya yang dapat mengganggu ketertiban jalannya rapat; b. menghidupkan handphone, kecuali dengan mengaktifkan nada diam atau getar pada handphone dan dalam hal hendak mengangkat telepon harus dengan izin pimpinan rapat untuk keluar dari ruang rapat untuk berbicara; c. membaca surat kabar atau bahan bacaan lain, kecuali hal yang dibaca berkaitan langsung dengan permasalahan yang sedang dibahas dalam rapat; d. memotong pembicaraan anggota DPRD lain yang sedang menyampaikan pendapatnya dan dengan memberikan apresiasi maupun komentar yang kurang sopan, kecuali interupsi sebagaimana yang diatur dalam peraturan Tata Tertib DPRD dan dalam hal interupsi, baru diperkenanakan berbicara setelah mendapat izin pimpinan rapat; e. meninggalkan ruang rapat tanpa alasan yang jelas sebelum rapat dinyatakan selesai, kecuali ada hal-hal yang sangat mendesak dan berusaha segera mengikuti rapat kembali; f. menggunakan kata-kata atau sikap atau tindakan yang kurang sopan sebagai tanda protes; g. mengenakan pakaian diluar pakaian yang tidak sesuai dengan ketentuan pada undangan rapat paripurna dan khusus hari kamis mengenakan kemeja batik, kecuali ditentukan lain dalam undangan; h. merokok di dalam ruangan rapat. BAB IV KETENTUAN PERJALANAN DINAS DAN MENERIMA IMBALAN Pasal 7 Perjalanan Dinas (1) Dalam melakukan perjalanan dinas anggota DPRD mendapatkan biaya perjalanan dinas yang bersumber dari APBD Kabupaten Berau, pos Anggaran Belanja Sekretariat DPRD sebagaimana dalam ketentuan perundang-undangan yang berlaku; (2) Anggota DPRD tidak diperkenankan menggunakan fasilitas perjalanan dinas untuk kepentingan diluar tugas-tugas DPRD; (3) Dalam hal perjalanan dinas atas biaya pengundang, harus mendapat izin tertulis dari pimpinan DPRD. Pasal 8 Imbalan Anggota DPRD tidak diperkenankan menerima imbalan yang bersifat mengikat dari semua pihak dengan dalih apapun. Pasal 9 Konflik Kepentingan (1) Anggota DPRD yang sedang terlibat dalam masalah di lembaga peradilan, dilarang menggunakan jabatannya untuk mempengaruhi jalannya peradilan; (2) Anggota DPRD dilarang menyalahgunakan jabatannya untuk memperoleh kemudahan dalam hal usaha diluar DPRD. Pasal 10 Perangkapan Jabatan Anggota DPRD dilarang melakukan perangkapan jabatan sesuai ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku.

5 BAB VI BENTUK HUBUNGAN DPRD Pasal 11 Bentuk hubungan yang dilakukan DPRD dalam melaksanakan, tugas, fungsi, kewajiban, serta haknya, meliputi: a. Hubungan antara anggota DPRD; b. Hubungan DPRD dengan eksekutif, dan; c. Hubungan DPRD dengan kelompok kepentingan tertentu. Pasal 12 Hubungan antara Anggota DPRD (1) Memelihara dan memupuk hubungan kerjasama yang baik antara sesama anggota DPRD. (2) Saling mempercayai, menghormati, menghargai, dan membangun saling pengertian antar sesama anggota DPRD dan menghindarkan persaingan yang tidak sehat. Pasal 13 Hubungan Kemitraan Anggota DPRD dan Eksekutif (1) Anggota DPRD adalah mitra sejajar dengan eksekutif yang sama kedudukannya; (2) Anggota DPRD wajib bersikap kritis, adil, profesional, dan proporsional dalam melakukan hubungan kemitraan dengan eksekutif; (3) Anggota DPRD tidak diperkenankan secara langsung ataupun tidak langsung meminjam atau menggunakan fasilitas maupun materi tertentu dari eksekutif untuk kepentingan pribadi, diluar tugas-tugas DPRD, kecuali telah mendapat rekomendasi dari pimpinan DPRD melalui pimpinan fraksi. Pasal 14 Hubungan Anggota DPRD dengan Kelompok Kepentingan Tertentu Hubungan antar DPRD dengan kelompok kepentingan tertentu dilaksanakan untuk : a. Melakukan hubungan kemitraan agar terkomunikasi secara sehat dan terbuka; b. Menampung pikiran-pikiran kritis dari kelompok-kelompok kepentingan tertentu untuk dijabarkan dalam aktifitas program. BAB VII KERAHASIAAN, PENGADUAN, PELAPORAN, PENELITIAN, PEMBELAAN, SANKSI, DAN REHABILITASI Pasal 15 Kerahasiaan (1) Anggota DPRD tidak diperkenankan menyampaikan pemberitaan dan atau menyalahgunakan sesuatu yang sifatnya rahasia untuk kepentingan pribadi maupun kelompoknya (2) Anggota DPRD wajib menjaga rahasia yang dipercayakan kepadanya sampai batas waktu yang telah ditentukan. Pasal 16 Pengaduan, Pelaporan, dan Penelitian (1) Pengaduan/pelaporan terhadap dugaan adanya pelanggaran kode etik DPRD yang diajukan secara tertulis kepada pimpinan DPRD dan selanjutnya dibicarakan dengan fraksi yang bersangkutan; (2) Pimpinan DPRD dapat mengesampingkan laporan yang tidak disertai indentitas pelapor yang jelas dan tidak dapat dipertanggungjawabkan;

6 (3) Pimpinan DPRD membicarakan laporan pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada pimpinan fraksi yang bersangkutan, selanjutnya disampaikan kepada Badan Kehormatan untuk ditindaklanjuti; (4) Rapat Badan Kehormatan memutuskan tindak lanjut laporan dugaan pelanggaran kode etik oleh anggota DPRD untuk meneruskan atau tidak meneruskan proses laporan tersebut; (5) Dalam hal Badan Kehormatan memutuskan untuk meneruskan proses laporan tersebut, melakukan investigasi langsung sesuai tugas dan fungsinya; (6) Badan Kehormatan setelah melakukan penelitian dan atau pemeriksaan terhadap laporan tersebut dapat: a. Menolak atau menerima pengaduan/laporan; b. Menyampaikan rekomendasi hasil pembahasan dan pemeriksaan kepada pimpinan DPRD dan pimpinan fraksi yang bersangkutan. Pasal 17 Pembelaan Terhadap permasalahan yang dihadapi, anggota DPRD dapat melakukan pembelaan dengan cara: (1) Anggota DPRD yang diduga melanggar kode etik DPRD berhak melakukan pembelaan; (2) Pembelaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dilakukan secara lisan atau tertulis; (3) Pembelaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), disampaikan kepada Badan Kehormatan dengan tembusan pimpinan dewan, pimpinan fraksi, dan pimpinan komisi; (4) Pembelaan secara lisan dapat disampaikan secara langsung dihadapan anggota Badan Kehormatan. Pasal 18 Sanksi dan Rehabilitasi (1) Badan Kehormatan menjatuhkan sanksi kepada anggota DPRD yang terbukti melanggar kode etik dan/atau peraturan tata tertib DPRD berdasarkan hasil penyelidikan, verifikasi, klarifikasi oleh Badan Kehormatan; (2) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat berupa : a. teguran lisan; b. teguran tertulis; c. pemberhentian sebagai pimpinan alat kelengkapan DPRD; atau d. pemberhentian sebagai anggota DPRD sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. (3) Keputusan Badan Kehormatan mengenai penjatuhan sanksi berupa teguran lisan, teguran tertulis, atau pemberhentian sebagai pimpinan alat kelengkapan DPRD disampaikan oleh pimpinan DPRD kepada anggota DPRD yang bersangkutan, pimpinan fraksi, dan pimpinan partai politik yang bersangkutan. (4) Keputusan Badan Kehormatan mengenai penjatuhan sanksi berupa pemberhentian sebagai anggota DPRD diproses sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (5) Rehabilitasi dilaksanakan, apabila anggota DPRD yang diduga melakukan pelanggaran kode etik ternyata tidak terbukti. (6) Rehabilitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (5), disampaikan dalam rapat paripurna. BAB VIII PERUBAHAN KODE ETIK Pasal 19 (1) Sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang anggota DPRD yang tidak terdiri dari satu fraksi dapat mengajukan usul perubahan terhadap kode etik DPRD; (2) Usul perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dengan penjelasan disampaikan secara tertulis kepada pimpinan dewan dengan disertai daftar nama dan tanda tangan para pengusul serta nama fraksi; (3) Usul perubahan dimaksud pada ayat (2), dikirim oleh Pimpinan Dewan kepada Badan Musyawarah untuk dijadwalkan pembahasannya; (4) Pimpinan DPRD mengajukan usul perubahan tersebut disertai keputusan Badan Musyawarah dalam rapat paripurna untuk diambil keputusan.

7 BAB IX KETENTUAN PERALIHAN Pasal 20 Dengan berlakunya peraturan ini,maka peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Berau Nomor... Tahun... tentang Kode Etik DPRD Kabupaten Berau dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 21 Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Kode Etik ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya ditetapkan oleh pimpinan dewan setelah dibahas dengan Badan Musyawarah. Ditetapkan di Tanjung Redeb Pada tanggal 15 Oktober 2014 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BERAU KETUA, Hj. SYARIFATUL SYA DIAH, S. Pd, MM