BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan tenaga kerja sektor informal di Indonesia cukup banyak. Sebagian besar dari tenaga kerja tersebut adalah kelompok penduduk urban yang datang ke kota untuk mengadu nasib dengan bekal pendidikan dan keterampilan yang minim. Ketika sampai di kota, para penduduk urban ini menerima setiap pekerjaan yang tidak menuntut pendidikan dan keterampilan yang tinggi untuk bertahan hidup. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik tentang ketenagakerjaan peduduk Indonesia pada agustus 2010 diketahui bahwa status pekerjaan utama penduduk dikategorikan dalam kelompok kegiatan formal dan informal. Pada tahun 2010 diketahui sekitar 35,8 juta orang penduduk atau sekitar 33,06% penduduk bekerja pada sektor formal dan 72,4 juta orang penduduk atau 66,94% penduduk bekerja pada sektor informal (Badan Pusat Statistik, 2010). Tenaga kerja di sektor informal sebagian besar terdiri dari kaum wanita. Kaum wanita yang tidak memiliki pendidikan dan keterampilan yang cukup tentu memilih bekerja sebagai tenaga kerja di sektor informal. Hal ini dikarenakan, selain tidak membutuhkan pendidikan dan keterampilan yang tinggi, bekerja di sektor informal juga kadang-kadang memiliki waktu kerja yang cukup menyesuaikan dengan kesibukan perempuan, sehingga tenaga kerja wanita masih memiliki waktu untuk mengurus keluarganya. Provinsi Bali sebagai salah satu daerah di Indonesia yang berkembang dengan pariwisatanya tentu saja banyak menyediakan lapangan kerja sektor informal bagi wanita. Salah satu lapangan kerja sektor informal adalah sebagai tukang suun atau pelayanan jasa angkut barang yang dilakukan dengan menjinjing 1
2 barang bawaan dari pengguna jasa dengan menggunakan keranjang yang diletakkan di atas kepala. Pekerjaan wanita tukang suun ini semakin banyak digeluti oleh wanita di Provinsi Bali, baik dari kalangan remaja maupun wanita lanjut usia. Alasan dari para wanita ini memilih bekerja sebagai wanita tukang suun ini pun beragam, mulai dari alasan untuk mengisi waktu luang hingga alasan untuk membantu perekonomian keluarga, namum alasan yang paling dominan adalah untuk membantu perekonomian keluarga (Yanti, 2014). Wanita yang bekerja sebagai tukang suun ini biasanya dapat ditemui di pasar-pasar tradisional induk di Provinsi Bali yang beroperasi selama 24 jam dan merupakan pusat distribusi barang-barang pokok di setiap daerah. Salah satu pasar tradisional tempat dijumpai wanita tukang suun adalah Pasar Badung yang terletak di Kota Pasar Badung merupakan salah satu pasar tradisional terbesar di Provinsi Bali. Di pasar ini dapat dengan mudah menggunakan jasa wanita tukang suun untuk membawakan barang hasil belanja pembeli. Ketika seorang pembeli menggunakan jasa wanita tukang suun, maka wanita tukang suun tersebut akan membantu membawakan barang belanjaan dan mengikuti langkah dari pembeli yang menggunakan jasanya hingga sampai di kendaraan. Dengan cara seperti ini pendapatan per hari yang diterima wanita tukang suun ini tidak dapat dipastikan. Hal ini dikarenakan pendapatan yang diterima wanita tukang suun tergantung dari berat beban yang diangkut, lama dan jauh penggunaan jasa angkut serta jumlah orang yang menggunakan jasanya. Selain dengan pendapatan yang tidak pasti, sebagai pekerja sektor informal wanita tukang suun belum terjangkau oleh jaminan kesehatan dan kurang informasi mengenai kesehatan, di sisi lain pekerjaan manual material handling yang dilakukan dapat menimbulkan keluhan kesehatan. Keluhan kesehatan yang dapat dijumpai oleh wanita tukang suun adalah keluhan muskuloskeletal akibat pekerjaan yang dilakukan. Sistem muskuloskeletal merupakan otot dan rangka untuk mendukung gerak dan aktivitas sehari-hari. Keluhan muskuloskeletal merupakan kondisi dengan adanya keluhan nyeri pada bagian otot pekerja yang ditimbulkan oleh pekerjaannya. Gejala keluhan muskuloskeletal yang dikeluhkan berbeda pada setiap individu yang berbeda. Keluhan muskuloskeletal yang dirasakan oleh pekerja dapat terjadi di
3 bagian otot yang digunakan terlalu berat untuk melakukan aktivitas gerak (Wenur dkk., 2013). Keluhan muskuloskeletal dapat disebabkan oleh faktor individu, pekerjaan dan lingkungan kerja. Faktor individu yang dimaksud seperti usia, jenis kelamin, masa kerja, kebiasaan merokok dan indeks massa tubuh (IMT) dari individu cukup berhubungan dengan keluhan muskuloskeletal. Faktor pekerjaan meliputi beban kerja fisik, beban kerja psikososial dan sikap kerja. Faktor lingkungan kerja yang diduga berhubungan dengan keluhan muskuloskeletal adalah getaran dan suhu lingkungan kerja (Widia dkk., 2016). Kondisi faktor individu tukang suun di Pasar Badung yang pada umumnya memiliki latar belakang usia, IMT dan masa kerja yang berbeda diduga memiliki risiko keluhan muskuloskeletal yang berbeda. Selain itu, beban kerja fisik yang dimiliki wanita tukang suun dengan menjinjing beban berat yang diletakkan di kepala dalam waktu yang lama dengan jarak angkut yang jauh juga diduga meningkatkan risiko terjadinya keluhan muskuloskeletal pada wanita tukang suun. Gejala keluhan muskuloskeletal pada wanita tukang suun yang terdapat di Pasar Badung diketahui dari hasil penelitian yang dilakukan Yanti (2014) menunjukkan sebagian besar wanita tukang suun, yaitu 48 orang dari 52 orang wanita tukang suun yang diteliti merasakan pusing setelah bekerja, serta mengaku merasakan sakit pada bagian pinggang dan leher. Untuk itu peneliti merasa perlu melakukan penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan usia, IMT, masa kerja dan beban kerja fisik dengan keluhan muskuloskeletal pada wanita tukang suun di Pasar Badung, Kota Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk memberikan saran kepada para pekerja wanita yang bekerja sebagai tukang suun untuk dapat memperhatikan kesehatan mereka dengan menurunkan risiko dari faktor penyebabnya.
4 B. Rumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan mengenai hubungan usia, IMT, masa kerja dan beban kerja fisik dengan keluhan Denpasar sebagai berikut: 1. Apakah terdapat hubungan antara usia dengan keluhan muskuloskeletal pada wanita tukang suun di Pasar Badung, Kota Denpasar? 2. Apakah terdapat hubungan antara IMT dengan keluhan muskuloskeletal pada wanita tukang suun di Pasar Badung, Kota Denpasar? 3. Apakah terdapat hubungan antara masa kerja dengan keluhan muskuloskeletal pada wanita tukang suun di Pasar Badung, Kota Denpasar? 4. Apakah terdapat hubungan antara lama kegiatan angkut dengan keluhan Denpasar? 5. Apakah terdapat hubungan antara jarak kegiatan angkut dengan keluhan Denpasar? 6. Apakah terdapat hubungan antara berat beban dengan keluhan muskuloskeletal pada wanita tukang suun di Pasar Badung, Kota Denpasar? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dari usia, IMT, masa kerja dan beban kerja fisik yang dilihat dari lama kegiatan angkut, jarak kegiatan angkut dan berat beban angkut dengan keluhan
5 2. Tujuan khusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui hubungan antara usia dengan keluhan muskuloskeletal pada wanita tukang suun di Pasar Badung, Kota b. Untuk mengetahui hubungan antara IMT dengan keluhan muskuloskeletal pada wanita tukang suun di Pasar Badung, Kota c. Untuk mengetahui hubungan antara masa kerja dengan keluhan d. Untuk mengetahui hubungan antara lama kegiatan angkut dengan keluhan e. Untuk mengetahui hubungan antara jarak kegiatan angkut dengan keluhan f. Untuk mengetahui hubungan antara berat beban dengan keluhan D. Manfaat Penelitian 1. Bagi wanita tukang suun Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran wanita yang bekerja sebagai tukang suun di pasar tradisional untuk lebih memperhatikan aspek keselamatan dan kesehatan kerja, sehingga nantinya wanita tukang suun ini lebih dapat mengupayakan pencegahan dan penanggulangan penyakit akibat kerja, khususnya keluhan muskuloskeletal.
6 2. Bagi pemerintah Sebagai salah satu masukan untuk meningkatkan pengaturan pola kerja tukang suun pasar tradisional mengenai pengaturan beban maksimal yang diatur sesuai dengan usia. 3. Bagi ilmu pengetahuan Hasil penelitiam ini nantinya diharapakan dapat digunakan sebagai refrensi dan dasar pertimbangan untuk penelitian selanjutnya untuk memperkaya khazanah ilmu pengetahuan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja khususnya di sektor tenaga kerja informal. E. Keaslian Penelitian Keaslian penelitian ini dibuktikan dengan membandingkan penelitian ini dengan penelitian-penelitian serupa yang telah dilakukan sebelumnya. Adapun penelitian serupa yang telah dilakukan sebelumnya yang digunakan sebagai pembanding adalah sebagai berikut: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2007) dengan judul Analisa Pengaruh Aktivitas Kerja dan Beban Angkat terhadap Keluhan Muskuloskeletal. Penelitian tersebut menjelaskan bahwa para pekerja sering merasakan mengalami keluhan muskuloskeletal yang diakibatkan oleh aktivitas kerja yang mengangkut barang dengan manual dan beban angkat yang tinggi. Persamaan penelitian terletak pada variabel penelitian, yaitu keluhan muskuloskeletal, sedangkan perbedaan penelitian terletak pada subjek penelitian yaitu mahasiswa dan variabel beban angkat. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Uginiari (2013) dengan judul Gambaran Distribusi Keluhan Terkait Muskuloskeletal Disorders (MSDS) pada Tukang suun Di Pasar Anyar Buleleng Tahun 2013. Penelitian tersebut menjelaskan bahwa para pekerja tukang suun ini sering merasakan keluhan muskuloskeletal
7 Disorders (MSDS) yang diakibatkan oleh postur tubuh yang tidak ergonomis saat melakukan kegiatan kerja. Persamaan penelitian terletak pada subjek penelitian, yaitu wanita yang bekerja sebagai tukang suun dan variabel keluhan muskuloskeletal, sedangkan perbedaan penelitian ini terletak pada lokasi penelitian serta waktu penelitian yang dilakukan pada tahun 2013. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Yanti (2014) dengan judul Keluhan Kesehatan Dan Gangguan Muskuloskeletal pada Pekerja Tukang Suun Di Pasar Badung Tahun 2013. Penelitian tersebut menjelaskan bahwa para pekerja tukang suun ini sering merasakan keluhan kesehatan dan mengalami gangguan muskuloskeletal yang diakibatkan oleh pekerjaannya menjinjing beban yang berat di kepala. Persamaan penelitian terletak pada subjek penelitian yaitu wanita yang bekerja sebagai tukang suun, lokasi penelitian yang dilakukan di Pasar Badung, Kota Denpasar dan variabel keluhan muskuloskeletal, sedangkan perbedaannya hanya menggambarkan kondisi sosioekonomi pekerja terhadap keluhan kesehatan dan gangguan muskuloskeletal serta waktu penelitian yang dilakukan pada tahun 2013 tidak meneliti pengaruh antar variabel. Setelah dibandingkan dengan variabel-variabel yang digunakan bahwa pada penelitian-penelitian serupa yang telah dilakukan sebelumnya, dapat dilihat penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian ini dianggap asli.