GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KONSELING KB DI PUSKESMAS KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DANUREJAN 1 KOTA YOGYAKARTA

HUBUNGAN PEMBERIAN KONSELING PADA AKSEPTOR KB TERHADAP KETEPATAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Correlation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari penyediaan fasilitas pendidikan, kesehatan, lapangan kerja, dan

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN SUAMI TENTANG ALAT KONTRASEPSI VASEKTOMI DI DESA SAMBIROTO NGAWI

Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village

HUBUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI IMPLAN DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS MLATI II KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2013 yaitu sebanyak 248 juta jiwa. akan terjadinya ledakan penduduk (Kemenkes RI, 2013).

Nuke Devi Indrawati. Tlp : ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) (2014) penggunaan. kontrasepsi modern telah meningkat tidak signifikan dari 54% pada tahun

Siti Amallia 1, Rahmalia Afriyani 2, Yuni Permata Sari 3 1,2,3 STIK Siti Khadijah Palembang.

: LULUK ERDIKA GRESTASARI J

PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR USE OF CONTRACEPTION BY COUPLES OF CHILDBEARING AGE

HUBUNGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI PADA AKSEPTOR KB DENGAN GANGGUAN HAID DI PUSKESMAS KALASAN SLEMAN DIY NASKAH PUBLIKASI

AKSEPTOR KB SUNTIK DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN DI KELURAHAN KARAMAT WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANG TENGAH KOTA SUKABUMI

Irma Nurianti * Staf Pengajar Akademi Kebidanan Medistra Lubuk Pakam ABSTRACT

Imelda Erman, Yeni Elviani Dosen Prodi Keperawatan Lubuklinggau Politeknik Kesehatan Palembang ABSTRAK

GAMBARAN PEMILIHAN KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD) PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA SIDOREJO SLEMAN YOGYAKARTA

Peran Bidan dalam Konseling Awal Kontrasepsi Suntik DMPA

BAB 1 PENDAHULUAN. ditingkatkan guna mencegah teradinya ledakan penduduk di Indonesia pada tahun

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN JUMLAH ANAK DENGAN PEMILIHAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA AKSEPTOR KB (Di RW 03 Kelurahan Kedung Cowek Surabaya)

HUBUNGAN PELAYANAN KB IUD TERHADAP TINGKAT KEPUASAN AKSEPTOR KB IUD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. satunya yaitu menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka

Kata Kunci: Pasangan Usia Subur,Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN berjumlah jiwa meningkat menjadi jiwa di tahun

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMANFAATAN BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PROFIL KB IUD PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DONOROJO PACITAN

PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI PASANGAN USIA SUBUR DENGAN KEIKUTSERTAAN MENJADI AKSEPTOR KB PRIA. Darwel, Popi Triningsih (Poltekkes Kemenkes Padang )

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organisation) expert Committe 1970 :

GAMBARAN KENAIKAN BERAT BADAN AKSEPTOR KONTRASEPSI SUNTIK PROGESTIN Aibah 1, Tyasning Yuni Astuti Anggraini 1

PERSEPSI AKSEPTOR KB SUNTIK TENTANG EFEK SAMPING KB SUNTIK DI BIDAN PRAKTIK SWASTA DWI KUSUMA DESA POJOK KECAMATAN TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO

Inpatient Satisfaction of Nursing Services in RSUP Dr. Kariadi Semarang

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2014 mencapai 231,4 juta

HUBUNGAN PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, USIA DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI DESA TANGGAN GESI SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Alat Kontrasepsi IUD di BPRB Bina Sehat Kasihan Bantul

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WANITA USIA SUBUR (WUS) DALAM PEMILIHAN KONTRASEPSI HORMONAL DI DESA BATURSARI KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : AHMAD NASRULLOH J

PENGARUH PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL TERHADAP PERUBAHAN BERAT BADAN AKSEPTOR KB DI BPM CHOIRUL MALA HUSIN PALEMBANG TAHUN 2015

HUBUNGAN PEMBERIAN KONSELING OLEH BIDAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IUD TERHADAP AKSEPTOR KB

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: ASFARIZA YUDHI PRABOWO

Hubungan Pengetahuann dan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Penggunaan Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KONTRASEPSI METODE OPERATIF PRIA ( MOP ) DI KLINIK PKBI KOTA SEMARANG TAHUN 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. dihasilkan dalam International Conference of Population Development (ICPD) Cairo

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TERHADAP DUKUNGAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KERJA PUSKESMAS DANUREJAN I YOGYAKARTA

HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN PENINGKATAN BERAT BADAN PADA AKSEPTOR SUNTIK DEPO MEDROKSI PROGESTERON ASETAT

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Nopia Wahyuliani

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KASOKANDEL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN

Pendahuluan. Rahma., et al, Analisis Perbedaan Kualitas Pelayanan KB...

PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starta I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. utama yang dihadapi Indonesia. Dinamika laju pertumbuhan penduduk di

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN DI PUSKESMAS KRATON YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. laju pertumbuhan penduduk yang masih relatif tinggi. 1. Indonesia yang kini telah mencapai 237,6 juta hingga tahun 2010 menuntut

BAB 1 PENDAHULUAN. sebab apapun yang berkaitan atau memperberat kehamilan diluar kecelakaan. Angka

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

HUBUNGAN ANTARA LAMA PENGGUNAAN METODE KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI

HUBUNGAN FAKTOR AGAMA DAN KEPERCAYAAN DENGAN KEIKUTSERTAAN KB IUD DI PUSKESMAS MERGANGSAN KOTA YOGYAKARTA. Sri Wulandari

IDENTIFIKASI SIKAP IBU USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI RT 04 RW 07 KELURAHAN BALEARJOSARI KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PRIA PRODUKTIF TERHADAP METODE KONTRASEPSI VASEKTOMI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI

ABSTRAK. Referensi : 16 buku ( ) + 7 kutipan dari internet Kata Kunci : Pengetahuan, tingkat ekonomi, pemilihan alat kontrasepsi..

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : INDAH DWI RATNAWATI

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari berbagai masalah kependudukan. Masalah di bidang. Indonesia sebesar 1,49% per tahun.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

I. PENDAHULUAN. metode kontrasepsi tersebut adalah Intra Uterine Device (IUD), implant, kondom, suntik, metode operatif untuk wanita (MOW), metode

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG AKDR DI PUSKESMAS CIKOLE PANDEGLANG 2012 JURNAL

GAMBARAN MOTIVASI SUAMI TERHADAP KONTRASEPSI MANTAP DI DUKUH SIDOKERTO PURWOMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2009

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN

ABSTRAK GAMBARAN AKSEPTOR KB DI KECAMATAN CIAMIS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2015

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MULTIPARA TENTANG KONTRASEPSI IUD DI DESA SIDAHARJA WILAYAH KERJA PUSKESMAS JATIBOGOR

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN :

HUBUNGAN JAMINAN PERSALINAN DENGAN MOTIVASI MENGGUNAKAN KONTRASEPSI PADA WANITA USIA SUBUR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGAGLIK I YOGYAKARTA TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ledakan penduduk merupakan masalah yang belum terselesaikan sampai

sedang berkembang setelah India. Hasil pencacahan lengkap sensus 2015, penduduk Indonesia berjumlah 254,9 juta jiwa. Menurut proyeksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2013 tercatat sebesar jiwa, yang terdiri atas jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada hakikatnya adalah upaya mewujudkan tujuan nasional

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

PENGETAHUAN MEMPENGARUHI PEMILIHAN KB SUNTIK PADA AKSEPTOR YANG MEMERIKSAKAN DIRI BIDAN PRAKTEK MANDIRI DI TANGERANG

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP AKSEPTOR KB TERHADAP KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA BARON MAGETAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA JEPANG PAKIS

BAB I PENDAHULUAN. tidak disertai peningkatan kualitas hidupnya. Laporan BKKBN (2008)

BAB 1 PENDAHULUAN. diatas 9 negara anggota lain. Dengan angka fertilitas atau Total Fertility Rate

BAB 1 PENDAHULUAN. 1970, kemudian dikukuhkan dan diatur di dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI DESA PASIRANGIN KECAMATAN CILEUNGSI KABUPATEN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. menunggu mendapatkan keturunan dan menunda kehamilan dapat dilakukan

ARTIKEL GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG BPJS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BERGAS KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. Menurut dari hasil sensus penduduk tahun 2010 yang dilakukan oleh

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka pertumbuhan penduduk yang tinggi merupakan salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk serta meningkatkan kesehatan ibu dan anak.

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RS PKU MUHAMMADIYAH UNIT II YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

1. BAB I PENDAHULUAN

GAMBARAN UMUR DAN PARITAS AKSEPTOR KB TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI SUNTIK

Sukriani 1),Priharyanti Wulandari 2)

Mitha Destyowati ABSTRAK

Transkripsi:

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KONSELING KB DI PUSKESMAS KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Ridha Setia Maulidawati 1610104188 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG D IV FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2017

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KONSELING KB DI PUSKESMAS KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Sains Terapan Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu Kesehatan di Universitas Aisyiyah Yogyakarta Disusun oleh: Ridha Setia Maulidawati 1610104188 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIV FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2017

HALAMAN PERSETUJUAN GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KONSELING KB DI PUSKESMAS KALASAN SLEMAN DIY NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Ridha Setia Maulidawati 1610104188 Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui Untuk Mengikuti Ujian Skripsi Program Studi Bidan Pendidik Diploma IV Fakultas Ilmu Kesehatan di Universitas Aisyiyah Yogyakarta Oleh: Pembimbing : Sri Lestari, S.ST., MMR Tanggal : September 2017 Tanda Tangan :

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KONSELING KB DI PUSKESMAS KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA 1 Ridha Setia Maulidawati 2, Sri Lestari 3 Email : ridhasetia.m@gmail.com Latar belakang : Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Konseling merupakan peran petugas membantu dalam memlilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang digunakan sesuai pilihannya, konseling yang baik akan membantu klien dalam menggunakan kontrasepsi lebih lama dan meningkatkan keberhasilan KB. Metode : Penelitian deskriptif dengan menggunakan rancangan cross sectional, teknik proportional random sampling, sebanyak 32 responden, menggunakan data primer. Analisis data menggunakan analisa univariat. Hasil : Dari total responden 32 akseptor KB, tingkat kepuasan mayoritas terdapat pada kategori kurang puas yaitu 19 responden (59,4%). Simpulan : Mayoritas tingkat kepuasan akseptor terdapat pada kategori kurang puas sebanyak 19 responden (59,4%). Jika dilihat dari 5 aspek pelayanan KB, 93,8% akseptor puas dengan pernyataan yang ada pada aspek kenyataan (tangibles), 81,2% tidak puas dengan pernyataan yang ada pada aspek kehandalan (Realibility), 81,2% tidak puas dengan pernyataan yang ada pada aspek ketanggapan (Responsiveness), 84,4% puas dengan pernyataan yang ada pada aspek jaminan (Assurance), dan 53,1% tidak puas dengan pernyataan yang ada pada aspek empati (Emphaty). Background: Counseling is a very important aspect in Family Planning and Reproductive Health Service. Counseling is the role the officer assists in choosing and deciding what type of contraception is used as the choice, good counseling will help the client in using contraception for longer and improve the success of family planning. Method: Descriptive research using cross sectional design, proportional random sampling technique, as many as 32 respondents, using primary data. Data analysis using univariate analysis. Results: Of the total of 32 KB acceptors, the majority satisfaction level was in the less satisfied category, 19 respondents (59,4%).Conclusion: The majority of satisfaction level of acceptors are in the less satisfied category as many as 19 respondents (59.4%). When viewed from 5 aspects of FP services, 93.8% acceptors are satisfied with the statement on the aspects of reality (tangibles), 81.2% not satisfied with the statement on the reliability aspect (Realibility), 81.2% not satisfied with the statement which is in the aspect of responsiveness (Responsiveness), 84.4% are satisfied with the assurance statement (Assurance), and 53.1% are not satisfied with the statement on aspect of empathy (Emphaty).

PENDAHULUAN Laju pertumbuhan penduduk yang tidak dapat dikendalikan mengakibatkan masih banyak penduduk yang menderita kekurangan makan dan gizi sehingga mengakibatkan tingkat kesehatan memburuk, mempunyai pendidikan yang rendah, dan kekurangan lapangan pekerjaan. Untuk menghindari terjadinya ledakan penduduk tersebut, maka perlu di lakukan akselerasi revitalisasi yang terkait dengan capaian sasaran Millenium Development Goals (MDGs) yaitu meningkatkan derajat kesehatan ibu serta tercapainya akses universal terhadap layanan kesehatan reproduksi sehingga dapat menurunkan angka kelahiran atau Total Fertility Rate (TFR) mencapai level sebesar 2,1. (Kemenkes RI, 2012) Pemerintah Indonesia melalui program Keluarga Berencana telah menerapkan suatu kebijakan kependudukan yang diharapkan pada zero population growth. Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Konseling merupakan peran petugas membantu dalam memlilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang digunakan sesuai pilihannya, konseling yang baik akan membantu klien dalam menggunakan kontrasepsi lebih lama dan meningkatkan keberhasilan KB. (Saifuddin, 2014) Kelangsungan pemakaian kontrasepsi merupakan pemakaian alat kontrasepsi yang berlangsung secara terus menerus. Untuk mencapai kelangsungan pemakaian kontrasepsi ini dibutuhkan pelayanan keluarga berencana (KB) yang berkualitas. Salah satu elemen kualitas pelayanan keluarga berencana adalah informasi yang diberikan kepada klien dan mekanisme follow-up dan kontak kembali. Informasi yang diberikan kepada klien ini terdapat dalam proses konseling kontrasepsi. Konseling kontrasepsi merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi. Pemberian konseling kontrasepsi peserta KB dapat mengetahui secara jelas dan benar tentang maksud dan tujuan pemakaian alat kontrasepsi, cara-cara KB yang tersedia, kemungkinan efek samping dan dapat mencegah timbulnya kecemasan dan ketakutan terhadap pemakaian membahas tentang keluhankeluhan saat menggunakan alat kontrasepsi. (Sulistyawati, 2013) Hal tersebut sesuai dengan standar kompetensi bidan yang ke dua berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 369/MENKES/SK/III/2007 tentang standar profesi bidan. Para bidan diharapkan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan kesehatan yang tanggap terhadap budaya dan pelayanan menyeluruh di masyarakat dalam rangka untuk meningkatkan kehidupan keluarga yang sehat, perencanaan kehamilan dan kesiapan orang tua. Menurut laporan WHO (2014) penggunaan kontrasepsi telah meningkat di banyak bagian dunia, terutama di Asia dan Amerika Latin dan terendah di Sub-Sahara Afrika. Secara global, pengguna kontrasepsi modern telah meningkat tidak signifikan dari 54% pada tahun 1990 menjadi 57,4% pada tahun 2014. Secara regional, proporsi pasangan usia subur 15-49 tahun melaporkan penggunaan metode kontrasepsi modern telah meningkat minimal 6 tahun terakhir. Di Afrika dari 23,6% menjadi 27,6%, di Asia telah meningkat dari 60,9% menjadi 61,6%, sedangkan Amerika latin dan Karibia naik sedikit dari 66,7% menjadi 67,0%. Kebutuhan yang belum terpenuhi untuk kontrasepsi masih terlalu tinggi. Ketidakadilan didorong oleh pertumbuhan populasi. (WHO, 2014) Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di wilayah Kerja Puskesmas Kalasan Sleman pada tahun 2016 akseptor KB baru sebanyak 567 akseptor. IUD sebanyak 81 (14,4%) akseptor, Implan sebanyak 24 (4,3%)

akseptor, suntikan sebanyak 411 (73,0%) akseptor, pil sebanyak 20 (3,6%) akseptor dan kondom sebanyak 27 (4,8%) akseptor. Hasil wawacancara terhadap 10 akseptor KB mengenai kepuasan ibu terhadap pelayanan konseling dari petugas kesehatan, didapatkan 70% akseptor KB yang tidak puas dengan pelayanan petugas kesehatan disebabkan karena keterbatasan ruang dan waktu serta kurangnya komunikasi dari bidan dalam menjelaskan tentang kontrasepsi. Memperhatikan hal tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui gambaran tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan KB. Tujuan dari penelitian ini adalah diketahuinya gambaran tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan konseling KB di Puskesmas Kalasan Sleman Yogyakarta. METODE PENELITIAN Desain yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Metode penelitian dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu usia produktif menggunakan alat kontrasepsi yang berkunjung di Puskesmas Kalasan Sleman. Populasi pada penelitian ini berjumlah 127 responden. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan tehnik proportional random sampling. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 32 responden. Pada penelitian ini, metode pengambilan data dengan menggunakan data primer yaitu kuesioner. Analisa yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisa univariat. HASIL PENELITIAN 1. Karakteristik Responden Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Akseptor KB di Puskesmas Kalasan Sleman DIY. Karakteristik Freku ensi Presentase (%) 1. Umur a. 20 35 26 81,2 b. > 35 6 18,8 2. Pendidikan Terakhir a. SD 6 18,8 b. SMP 16 50,0 c. SMA 8 25,0 d. PT 2 6,2 3. Pekerjaan a. IRT 25 78,2 b. PNS 2 6,2 c. Wiraswasta 5 15,6 4. Penghasilan a. < Rp. 1.000.000 b. Rp. 1.000.000-2.000.000 16 50,0 14 43,8 c. > 2.000.000 2 6,2 5. Jenis Kontrasepsi a. Pil 10 31,2 b. Suntik 20 62,5 c. Implant 1 3,1 d. Spiral 1 3,1 Sumber : Data Primer 2017 Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa dari total repsonden 32 akseptor KB, karakteristik usia mayoritas terdapat pada usia 20-35 tahun sebanyak 26 responden (81,2%), karakteristik pendidikan terakhir mayoritas terdapat pada tingkat smp sebanyak 16 responden (50,0%) karakteristik pekerjaan mayoritas

terdapat pada IRT sebanyak 25 responden (78,1%), karakteristik penghasilan perbulan mayoritas terdapat pada jumlah <Rp.1.000.000 sebanyak 16 responden (50,0%), karakteristik jenis kontrasepsi mayoritas terdapat pada penggunaan alat kontrasepsi suntik sebanyak 20 responden (62,5%). 2. Univariat Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Konseling KB di Puskesmas Kalasan Sleman DIY Tingkat Kepuasan Freku ensi Presentase (%) Puas 4 12,5% Cukup puas 9 28,1% Kurang puas 19 59,4%,0% Sumber : DataPrimer 2017 Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa dari total responden 32 akseptor KB, tingkat kepuasan mayoritas terdapat pada kategori kurang puas yaitu 19 responden (59,4%). PEMBAHASAN Hasil diatas menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pada kategori kurang puas sebanyak 19 responden (59,4%). Hal ini dapat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan responden, dimana jenjang pendidikan dari 19 responden diatas yaitu sebanyak 9 (28,1%) responden memiliki tingkat pendidikan smp. Menurut Penelitian Sarwadana (2014) tingkat pendidikan menengah kebawah berpengaruh pada kemampuan dalam memahami informasi yang diberikan oleh petugas, tidak mampu menyimak bahkan memahami komunikasi yang terjadi antara petugas dan pasien. Gerson (2010) menyebutkan bahwa aspek terpenting dalam memberikan kepuasan pasien adalah aspek afektif yaitu pasien diperhatikan oleh bidan dengan penuh perhatian, mendengarkan keluhan dan mempunyai empati yang tinggi. Pada kategori cukup puas sebanyak 9 responden (28,1%), hal ini disebabkan karena responden merasa telah mendapatkan pelayanan yang cukup baik dari segi keramahan maupun dari segi pemenuhan kebutuhan responden. Sedangkan pada kategori puas sebanyak 4 responden (12,5%), hal ini disebabkan karena dari pelayanan yang dirasakan oleh responden telah maksimal, seperti bidan ramah dan sopan saat melakukan pelayanan serta berusaha untuk memahami kebutuhan pasien dalam memberikan pelayanan yang maksimal. PENUTUP 1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang gambaran tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan konseling KB di Puskesmas Kalasan Sleman DIY, mayoritas tingkat kepuasan akseptor terdapat pada kategori kurang puas sebanyak 19 responden (59,4%). 2. Saran Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa akseptor kurang puas mendapatkan pelayanan KB. Hal ini dapat menjadi data dasar bagi bidan supaya lebih memahami aspek-aspek yang dapat meningkatkan kepuasan akseptor KB dalam pelayanan KB sehingga diharapkan kepada bidan agar lebih tanggap akan keluhan dan kebutuhan pasien, lebih handal dalam memberikan pelayanan dan lebih empati dalam memberikan asuhan kepada pasien. DAFTAR PUSTAKA BKKBN., 2007. Profil Perkembangan Pelaksanaan Program KB di Indonesia, BKKBN, Jakarta. BPS, BKKBN, Kemenkes, dan ICF International. (2013). Survei Demografi Kesehatan Indonesia

2012. BPS, BKKBN, Kemenkes, dan ICF International : Jakarta. Gerson, R., 2010. Buku Mengukur Kepuasan Pelanggan, PPM Bisnis2030, Jakarta. Indah P, 2012, Analisis Kualitas Pelayanan KB Terhadap Kelangsungan Pemakaian Alat Kontrasepsi Hormonal, Tesis, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok. Jones, D.I., 2009. Panduan terlengkap tentang kesehatan, kebidanan dan kandungan, Delaprasta, Jakarta. Notoatmodjo,S., 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta. Reflita. 2010. Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Puskesmas, Ners Jurnal Keperawatan,Vol 6 No.2, Desember 2010: 99-100.Khusnawati. 2010. Analisis Kepuasan Pasien terhadap Pelayanan pada Puskesmas Sungai Durian, Kab. Kubu Raya, Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin, Makassar. Saifuddin, A.B., 2014. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta. Sarwadana, (2014). Hubungan Pelaksanaan Pelayanan Perawat Dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap di RSUD Kabupaten Bombana Tahun 2014, Skripsi. Sulistyawati, A., 2013. Buku Pelayanan Keluarga Berencana, Salemba Medika, Jakarta.