BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan suatu organisasi tergantung pada kemampuannya untuk mengelola berbagai macam sumber daya yang dimilikinya, salah satu yang sangat penting yaitu sumber daya manusia (SDM). SDM senantiasa melekat pada setiap sumber daya organisasi apapun sebagai faktor penentu keberadaan dan peranannya dalam memberikan kontribusi ke arah pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien (Assegaf, 2005). Organisasi membutuhkan sumber daya manusia atau karyawan dengan tingkat loyalitas dan partisipasi yang tinggi dalam rangka pencapaian tujuannya secara efektif dan efisien. Tingkat loyalitas dan partisipasi yang tinggi tersebut disebut komitmen. Haryani (2001) mendefinisikan komitmen sebagai lingkup identifikasi, keterlibatan dan loyalitas yang diekspresikan oleh seseorang terhadap organisasinya. Komitmen ini merupakan hal yang berlaku umum, tanpa memandang umur, jenis kelamin, pendidikan, jabatan, gaji, status sosial dan lainlain. Komitmen-komitmen yang berhubungan dengan pekerjaan telah dikemukakan dalam beberapa bentuk seperti pekerjaan, karir, professional dan lain-lain. Komitmen yang tak kalah pentingnya harus dimiliki oleh seorang auditor, selain komitmen profesional adalah komitmen organisasional. Komitmen organisasi merupakan tingkat sampai sejauh mana seorang karyawan memihak 1
pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya, serta berniat untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi tersebut. Seringkali, komitmen organisasional diartikan secara individu dan berhubungan dengan keterlibatan orang tersebut pada organisasi tersebut. Komitmen organisasional dan komitmen profesional yang tinggi pada diri seorang auditor dalam melaksanakan tugasnya, maka dapat mendorong adanya iklim kerja yang mendukung auditor untuk mencapai prestasi yang nantinya dapat menciptakan kepuasan kerja auditor itu sendiri. Kepuasan kerja dianggap sangat penting karena adanya biaya akibat ketidakpuasan (dissatisfaction) dalam employee turnover, absenteeism dan kinerja pekerjaan (Beck : 2000) dalam (Puspitasari : 2005). Supervisi dalam profesi akuntan publik merupakan hal yang sangat penting. Hal ini disebutkan dalam Statement on Auditing Standard (SAS) Nomor 22 tentang Standar Lapangan Pertama berbunyi The work is to be adequately planned supervised. Keberadaan akuntan pemula sebagai pembantu akuntan publik harus diartikan sebagai satu kesatuan kerja (satu tim) yang tidak dapat dipisahkan. Tanggung jawab pekerjaan, walaupun hal tersebut dilakukan atau dilaksanakan oleh akuntan pemula, tetap berada pada akuntan publik yang bertugas. Selain mempekerjakan akuntan pemula, akuntan publik juga dimungkinkan untuk mengangkat staf ahli untuk memperlancar tugas auditnya (Hadi, 2007). Akuntan pemula, sebagai pihak yang harus disupervisi di lingkungan Kantor Akuntan Publik (KAP), sering mengalami ketidakpuasan kerja 2
dikarenakan oleh keberadaan supervisor serta pemberian bimbingan dan pengawasan. Penyebab kurang puasnya akuntan pemula ini terutama disebabkan oleh adanya ketidaksamaan persepsi antara akuntan pemula dengan supervisornya. Penyebab tidak puas ini antara lain kurangnya pemberian umpan balik, kemampuan kurang dimanfaatkan, kurangnya supervisi, rendahnya kesempatan untuk berpartisipasi dan kurangnya pujian untuk pekerjaan yang dilakukan dengan baik (Alberch et al, 2001). Hal ini dapat menyebabkan kurangnya profesionalisme akuntan pemula dalam melaksanakan tugas, sehingga akan berdampak pada pandangan negatif terhadap citra akuntan publik. Kinerja seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat kepuasan kerja yang dimiliki. Kepuasan kerja seseorang juga dipengaruhi baik dari dalam maupun dari luar. Untuk sisi internal, tentu kepuasan kerja seseorang akan menyangkut komitmennya dalam bekerja, baik komitmen profesional maupun komitmen organisasional. Sedangkan dari eksternal, tentu kepuasan kerja dipengaruhi oleh lingkungan tempat mereka bekerja, baik dari atasan, bawahan, maupun setingkat (Amilin dan Rosita Dewi, 2008). Penelitian mengenai komitmen dan kepuasan kerja merupakan topik yang menarik untuk diteliti lebih lanjut, karena masalah kepuasan kerja akan terus muncul dalam organisasi, serta masih ditemukannya perbedaan antar beberapa hasil penelitian terdahulu, sehingga dimungkinkan untuk dilakukan penelitian lanjutan, terutama dalam bidang akuntansi keperilakuan. Terdapat perbedaan antara hasil penelitian yang dilakukan oleh Trisnaningsih (2003) dan Panggabean (2004) mengenai pengaruh komitmen terhadap kepuasan kerja. 3
Hasil penelitian Trisnaningsih (2003) menyatakan bahwa komitmen organisasional dan komitmen profesional berpengaruh langsung terhadap kepuasan kerja, serta komitmen organisasional dan komitmen profesional berpengaruh secara tidak langsung terhadap kepuasan kerja melalui motivasi sebagai variabel intervening. Dalam kesimpulannya menyatakan bahwa pengaruh langsung dari komitmen organisasional dan komitmen profesional terhadap kepuasan kerja lebih besar dari pengaruh tidak langsung komitmen organisasional dan komitmen profesional terhadap kepuasan kerja melalui motivasi, sehingga pengaruh tidak langsung melalui motivasi dapat diabaikan. Setiap perusahaan atau organisasi pada hakekatnya telah ditata struktur dan mekanisme kerjanya sedemikian rupa, telah ditentukan jenis tugas dan hak, wewenang dan tanggung jawab serta hubungan kerja (vertikal, horizontal dan diagonal) bagi unit atau personal organisasi tersebut. Namun tidaklah otomatis menjamin organisasi tersebut dapat meningkatkan kinerjanya secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, motivasi untuk melakukan penelitian ini adalah penting karena ingin mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kepuasan kerja auditor. Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka skripsi ini diberi judul Pengaruh Tindakan Supervisi, Pengalaman Kerja, Komitmen Organisasi dan Komitmen Profesional Terhadap Kepuasan Kerja Auditor. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 4
1) Bagaimanakah pengaruh tindakan supervisi, pengalaman kerja, komitmen organisasi, dan komitmen profesional secara simultan terhadap kepuasan kerja auditor? 2) Bagaimanakah pengaruh tindakan supervisi, pengalaman kerja, komitmen organisasi, dan komitmen profesional secara parsial terhadap kepuasan kerja auditor? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui pengaruh tindakan supervisi, pengalaman kerja, komitmen organisasi, dan komitmen profesional secara simultan terhadap kepuasan kerja auditor. 2) Untuk mengetahui pengaruh tindakan supervisi, pengalaman kerja, komitmen organisasi, dan komitmen profesional secara parsial terhadap kepuasan kerja auditor. 1.4 Kegunaan Penelitian 1) Kegunaan Teoritis Melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti berikutnya yang berhubungan dengan kepuasan kerja auditor. 2) Kegunaan Aplikatif Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi perusahaan untuk lebih memahami tentang kepuasan kerja auditor. 5
1.5 Sistematika Penulisan Dalam memberikan gambaran yang menyeluruh dan memudahkan dalam memahami isi penelitian, maka secara garis besar sistematika skripsi terdiri dari: BAB I Pendahuluan Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan dan kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan penelitian BAB II Kajian Pustaka Pada bab ini dikaji landasan teori dan hasil penelitian sebelumnya yang diperlukan untuk membantu dalam menjawab masalah penelitian. BAB III Metode Penelitian Bab ini memuat tentang desain penelitian, variabel penelitian, definisi operasional variabel, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, serta teknik analisis. BAB IV Data dan Pembahasan Hasil Penelitian Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan, penampilan data yang digunakan dan analisisnya serta interpretasi hasilnya. BAB V Penutup bab ini menyajikan simpulan yang diperoleh dari hasil pembahasan sesuai dengan tujuan penelitian yang kemudian diberikan saran atas hasil simpulan tersebut. 6