BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-Undang RI No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa: Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Usia dini pada anak disebut juga sebagai usia emas atau (Golden Age) dimana stimulasi seluruh aspek perkembangan berperan penting untuk tugas perkembangan berikutnya. Masa awal kehidupan merupakan masa terpenting dalam rentang kehidupan seorang anak. Pada masa ini pertumbuhan otak sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini sama dengan pendapat Benjamin S. Bloom, profesor pendidikan dari Universitas Chicago yang mengemukakan fakta yang cukup mengejutkan yaitu ternyata 50% dari semua potensi hidup manusia terbentuk ketika kita berada dalam kandungan sampai usia 4 tahun. Lalu 30% potensi berikutnya terbentuk pada usia 4-8 tahun (Jamal 2009: 45) 1
Pendidikan bagi anak usia dini tidak hanya berfungsi untuk memberikan pengalaman belajar seperti pendidikan orang dewasa, namun juga berfungsi untuk mengoptimalkan perkembangan kecerdasannya, sikap moral, sosial, dan emosionalnya. Pendidikan ini hendaknya diartikan secara luas, mencakup seluruh proses stimulasi psikososial yang tidak terbatas pada proses pembelajaran yang dilakukan secara klasikal, artinya pendidikan dapat berlangsung dimana saja dan kapan saja, baik yang dilakukan sendiri di lingkungan keluarga maupun oleh lembaga pendidikan di luar keluarga yang ikut bertanggungjawab dalam perkembangan anak usia dini (Sujarwo, 2006:73). Layanan pendidikan bagi anak usia dini merupakan bagian dari pencapaian tujuan pendidikan nasional, sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 14 bahwa: Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan karakter saat ini telah menjadi fokus dan komitmen setiap lembaga (institusi) pendidikan di tanah air. Menurut Zamroni (2011:174) pendidikan karakter berkaitan dengan pengembangan kemampuan pada diri peserta didik untuk menentukan kemana tujuan hidupnya dan apa saja yang baik yang harus 2
dilakukan, dan apa saja yang jelek yang harus dihindari dalam mewujudkan tujuan hidup tersebut. Menurut Kurniawaty (2011: 7) pendidikan karakter adalah: Upaya penanaman nilai-nilai karakter kepada anak didik yang meliputi pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai kebaikan dan kebajikan kepada Tuhan YME, diri sendiri, sesama, lingkungan maupun kebangsaan agar menjadi manusia yang berakhlak. Dalam pedoman Pendidikan Karakter bagi Anak Usia Dini yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (PAUDNI), Direktorat PAUD, (2011 : 8), pada pendidikan anak usia dini nilai-nilai karakter yang dipandang sangat penting dikenalkan dan diinternalisasikan ke dalam perilaku mereka mencakup: Kecintaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kejujuran, disiplin, toleransi dan cinta damai, percaya diri, mandiri, tolong menolong, kerjasama, dan gotong-royong, hormat dan sopan santun, tanggung jawab, kerja keras, kepemimpinan dan keadilan, kreatif, rendah hati, peduli lingkungan, cinta bangsa dan Tanah Air. Bicara pendidikan karakter erat pula kaitannya dengan perkembangan moral anak. Suyanto (2005: 67) menyebutkan, perkembangan moral anak ditandai dengan kemampuan anak untuk memahami aturan, norma, dan etika yang berlaku. Perkembangan moral mempunyai aspek kecerdasan dan aspek implusif. 3
Anak harus belajar apa saja yang benar dan salah, selanjutnya segera setelah mereka cukup besar mereka harus diberi penjelasan mengapa itu benar dan mengapa itu salah. Perkembangan moral anak dapat dipengaruhi oleh perkembangan intelektual dan penalaran, oleh karena itu diperlukan latihan bagi mereka tentang bagaimana berperilaku moral dalam konteks tertentu. PAUD Nurul Wathon di Semarang merupakan suatu lembaga pendidikan yang menerapkan pendidikan anak usia dini. Selain belajar di kelas, pelaksanaan pendidikan usia dini ini juga dilaksanakan di luar kelas dengan metode bermain, karena pada dasarnya masa kanak-kanak atau masa usia dini adalah masa untuk bermain. PAUD Nurul Wathon tipikal lembaga pendidikan berkarakteristik khusus dan berbasis Islam yang mengacu pada pembentukan sumber daya manusia yang paham akan tugasnya sebagai hamba Allah di muka bumi, di samping itu, merupakan lembaga pendidikan yang Islam Visioner yang memiliki misi, yaitu: Membimbing Generasi Masa Depan Unggulan, Islam dan berkualitas. Mencetak generasi hafidz dan mandiri, unggul prestasi serasi dalam budi pekerti, berdaya saing global, unggul dalam prestasi, Ramah dalam Pelayanan, Berbudaya Islami, Mewujudkan sekolah berkualitas yang bernuansa Islami. Pada setiap tahun ajaran baru, sudah dapat dipastikan yang mendaftar selalu melebihi daya 4
tampung sekolah, sehingga tidak semua pendaftar dapat diterima. Hal ini dilakukan karena sekolah tersebut mementingkan kualitas siswa dan prestasi siswa daripada kuantitas semata. Materi yang disampaikan memang tampak didesain dengan disesuaikan tingkat pemahaman siswa tanpa mengesampingkan tingkat perkembangan anak. Selain itu, penggunaan metode yang tepat dalam penyampaian materi turut serta memberikan andil dalam keberhasilan pelaksanaan kegiatan dan pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengkaji masalah Pengelolaan Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis Karakter (Studi kasus di PAUD Nurul Whaton di Semarang) secara lebih mendalam. 1.2 Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang diambil adalah: 1. Bagaimana perencanaan pembelajaran Anak Usia Dini berbasis karakter pada PAUD Nurul Whaton di Semarang? 2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Anak Usia Dini berbasis karakter pada PAUD Nurul Whaton di Semarang? 5
3. Bagaimana evaluasi pembelajaran Anak Usia Dini berbasis karakter pada PAUD Nurul Whaton di Semarang. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran Anak Usia Dini berbasis karakter pada PAUD Nurul Whaton di Semarang; 2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran Anak Usia Dini berbasis karakter pada PAUD Nurul Whaton di Semarang; 3. Mendeskripsikan evaluasi pembelajaran Anak Usia Dini berbasis karakter pada PAUD Nurul Whaton di Semarang 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat teoritis dan praktis, yaitu sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan dalam ilmu pengelolaan kegiatan pembelajaran PAUD berbasis karakter. 6
2. Manfaat Praktis a. Bagi Dinas Pendidikan sebagai bahan masukan dalam merumuskan pengelolaan kegiatan pembelajaran PAUD berbasis karakter; b. Bagi warga sekolah dapat menjadikan bahan masukan dalam pengembangan pengelolaan kegiatan pembelajaran PAUD berbasis karakter; c. Bagi guru dijadikan sebagai bahan perbandingan dan bahan tambahan bagi perbaikan dan pengembangan pengelolaan kegiatan pembelajaran PAUD berbasis karakter. 7