BAB V PEMBAHASAN. Pembahasan Implementasi Ijarah Multijasa pada Pembiayaan Talangan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV. A. Persamaan dan Perbedaan Aplikasi Produk Talangan Haji di PT Tabung Haji Umrah Hanan NUsantara Surabaya dan BMT Sidogiri Sepanjang Sidoarjo

BAB I PENDAHULUAN. ini telah ditetapkan dan diterangkan secara jelas di dalam kitab suci Al-Quran

BAB I PENDAHULUAN. baik secara individu maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan seharihari

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN. PENYELENGGARA PERJALANAN UMRAH DAN HAJI PLUS (Studi

BAB IV. IMPLEMENTASI AKAD IJĀRAH DALAM BNI ib PEMBIAYAAN HAJI DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN

karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. 3. Firman Allah SWT

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD KAFA<LAH BI AL-UJRAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN KAFA<LAH HAJI DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA

KAFA>LAH BIL UJRAH PADA PEMBIAYAAN TAKE OVER DI BMT UGT

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem

ANALISIS PENERAPAN AKAD QARD} WAL IJA>RAH PADA PEMBIAYAAN TALANGAN HAJI DI BANK SYARIAH MANDIRI CABANG PURWOKERTO

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DENDA YANG TIDAK UMMAT SIDOARJO. Keuangan Syariah dalam melakukan aktifitasnya yaitu, muraba>hah, ija>rah

4. Firman Allah SWT tentang perintah untuk saling tolong menolong dalam perbuatan positif, antara lain QS. al- Ma idah [5]: 2:./0*+(,-./ #%/.12,- 34 D

BAB IV SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGGUNAAN AKAD BMT AMANAH MADINA WARU SIDOARJO. Pembiayaan di BMT Amanah Madina Waru Sidoarajo.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. mengalihkan dana yang tersedia dari penabung kepada pengguna dana, kemudian

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTIM JUAL BELI HASIL PERKEBUNAN TEMBAKAU DI DESA RAJUN KECAMATAN PASONGSONGAN KABUPATEN SUMENEP

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG-PIUTANG DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM MULTIJASA DI PT. BPRS LANTABUR TEBUIRENG KANTOR CABANG MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PEMBIAYAAN TALANGAN HAJI DI BANK SYARIAH MANDIRI SEMARANG

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Analisis Implementasi Produk Jasa Letter of Credit (L/C) di Bank Syariah

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KOMERSIALISASI DOA DI PEMAKAMAN UMUM JERUK PURUT JAKARTA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN IJARAH MULTIJASA

BAB II LANDASAN TEORI. pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang

BAB I PENDAHULUAN. hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENERAPAN SYARAT HASIL INVESTASI MINIMUM PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH UNTUK SEKTOR PERTANIAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELASANAAN AKAD MUDH ARABAH PADA SIMPANAN SERBAGUNA DI BMT BISMILLAH SUKOREJO

BAB IV ANALISIS PENERAPAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT EL LABANA SERTA KAITANYA DENGAN FATWA DSN MUI NO.04 TAHUN 2000

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang membutuhkan modal yang besar tidak mungkin dipenuhi tanpa bantuan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN KOMISI KEPADA AGEN PADA PRULINK SYARIAH DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE NGAGEL SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRODUK KEPEMILIKAN LOGAM MULIA (KLM) DI PT. BRI SYARIAH KCP SIDOARJO

BAB V PEMBAHASAN. A. Skema Pembiayaan Kongsi Pemilikan Rumah di Bank Muamalat. Indonesia Kantor Cabang Pembantu Ponorogo

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Sebagai makhluk sosial manusia menerima dan memberikan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN TABUNGAN PAKET LEBARAN DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat memiliki kebutuhan-kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, UPP-AMP YKM, Yogyakarta, 2002, hlm.

BAB VI KESIMPULAN. 1. Aplikasi Dana Talangan Haji di Bank Syariah di Indonesia. dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 29/DSN-MUI/VI/2002

BAB I PENDAHULUAN. prinsip syariah sebagai dasar hukumnya berupa fatwa yang dikeluarkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mengatasi krisis tersebut. Melihat kenyataan tersebut banyak para ahli

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting. syariah telah memasuki persaingan berskala global,

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus be

Produk Talangan Haji Perbankan Syariah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. peneliti terdahulu terkait pembiayaan pengurusan haji antara lain:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan manusia sehari-hari sebagai subjek hukum ataupun

BAB I PENDAHULUAN. lain, supaya mereka tolong-menolong, tukar-menukar keperluan dalam segala urusan

BAB I PENDAHULUAN. lebih lagi menyangkut lembaga perekonomian umat Islam. Hal ini karena agama

BAB IV. pembiayaan-pembiayaan pada nasabah. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan

BAB IV ANALISIS SADD AL-DH>ARI< AH TERHADAP JUAL BELI PESANAN MAKANAN DENGAN SISTEM NGEBON OLEH PARA NELAYAN DI DESA BRONDONG GANG 6 LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Konversi Akad Murabahah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Adanya potensi jumlah penduduk muslim Indonesia yang mencapai ±

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA

Nisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI GETAH KARET DI LINGKUNGAN UJUNG LOMBANG KELURAHAN LANGGA PAYUNG

Sharing (berbagi resiko). Cara pembayarannya sesuai dengan kebutuhan

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

SESI : 07 ACHMAD ZAKY

BAB I PENDAHULUAN. dunia maupun di akhirat. Secara garis besar ajaran Islam berisi kandungan-kandungan

BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN DUA AKAD DALAM SATU TRANSAKSI KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG PASAR KRANJI PACIRAN LAMONGAN MENURUT HUKUM ISLAM

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus be

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya di zaman sekarang kehidupan manusia. tidak terlepas dari kegiatan muamalat, baik itu anatara individu

BAB IV ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT MUSLIM SIDOMOJO KRIAN SIDOARJO MENGENAI BUNGA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEGIATAN EKONOMI

RESCHEDULING PEMBIAYAAN MURA<BAHAH MUSIMAN

BAB II DASAR TEORI. mengandalkan pada bunga. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum

RESCHEDULING NASABAH DEFAULT PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH

BAB IV ANALISIS BISNIS BIRO PERJALANAN HAJI DAN UMROH PT ARMINAREKA DALAM PERSPEKTIF FATWA DSN NO:83/DSN-MUI/VI/2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada hakikatnya Allah menciptakan manusia di dunia ini tidak lain

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk menjalankan bisnis dengan izin operasional sebagai

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB II LANDASAN TEORI. diberikan oleh pemilik dana kepada pengguna dana. Bank percaya kepada

MUD{A<RABAH PADA NASABAH BERMASALAH DI BMT MUDA

Musha>rakah di BMT MUDA Kedinding Surabaya

HILMAN FAJRI ( )

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV. Surat Keputusan Pemkot Surabaya tentang Ijin Pemakaian Tanah (IPT/ berwarna ijo/surat ijo) dengan cara sewa tanah negara yang dikuasai Pemkot

PEMBIAYAAN IJARAH MULTIJASA PADA JASA KEUANGAN DI KSU SYARIAH USAHA MULIA PROBOLINGGO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI PENETAPAN TARIF JASA ANGKUTAN UMUM BIS ANTAR KOTA/PROVINSI SURABAYA-SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari setiap individu memiliki kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah [2]: 275: &$!%#*#$ 234 +#,-.,(/01 '() )5'(2%6.789:;<= & #AB7CDE3" Orang yang makan (mengambil) riba ti

BAB I PENDAHULUAN. Kesempurnaan Islam diantaranya mengatur tentang syariat atau hukum,

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen risiko menurutbank Indonesia adalah. serangkaianprosedur dan metode yang digunakanuntuk mengidentifikasi,

Raja Grafindo Persada, 2016, hlm.99

secara tunai (murabahah naqdan), melainkan jenis yang

BAB IV PENERAPAN AKTA JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN AL QARDH. A. Analisis Penerapan Akta Jaminan Fidusia dalam Perjanjian Pembiayaan Al

BAB I PENDAHULUAN. Ini pun dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang bersedia untuk

BAB I PENDAHULUAN. keuangan konsumen atau disebut sebagai nasabah bank. nasabahnya melalui pemberian informasi yang benar dan jelas mengenai setiap

PROSEDUR PELAKSANAAN TABUNGAN HAJI PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA SYARIAH CABANG SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

BAB IV ANALISIS APLIKASI PEMBERIAN UPAH TANPA KONTRAK DI UD. SAMUDERA PRATAMA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Rachmad Syafei, Ilmu Usul Fiqh, Pustaka Setia, Bandung, 1999, hlm. 283.

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2):278 45)& %*('! Hai orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba jika kamu orang yang b

BAB IV ANALISIS PENGEMBANGAN BISNIS MELALUI MODEL WARALABA SYARI AH DI LAUNDRY POLARIS SEMARANG

(dari mengambil riba), maka bagiannya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang me

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN Pembahasan Implementasi Ijarah Multijasa pada Pembiayaan Talangan Haji di Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) Baitul Izza Sejahtera Serut Tulungagung Dalam pelaksanaan pembiayaan talangan haji di setiap Lembaga Keuangan Syariah memiliki perbedaan dalam penerapannya. Namun harus tetap berlandaskan pada fatwa DSN MUI tentang Pembiayaan Pengurusan Haji LKS. Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) Baitul Izza Sejahtera Serut Tulungagung dalam penerapan pembiayaan talangan haji menggunakan 2 akad yaitu qard dan juga ijarah. Penerapan akad qard digunakan ketika pihak Lembaga Keuangan Syariah meminjamkan dana talangan untuk mendapatkan porsi haji, sedangkan akad ijarah digunakan dalam memberikan jasa dalam pengurusan haji yang dilakukan oleh Lembaga Keuangan syariah. Adapun kaitannya dengan pembiayaan haji, Lembaga Keuangan Syariah (LKS) dalam menjalankan kegiatannya harus sesuai dengan fatwa DSN MUI No.29/DSN- MUI/VI/2002 tentang Pembiayaan Pengurusan Haji Lembaga Keuangan Syariah. Di dalam fatwa ini dinyatakan bahwa: 97 97 Fatwa DSN MUI No.29/DSN-MUI/VI/2002 tentang Pembiayaan Pengurusan Haji Lembaga Keuangan Syariah 70

71 a. Dalam pengurusan haji bagi nasabah, LKS dapat memperoleh imbalan jasa (ujrah) dengan menggunakan prinsip al-ijarah sesuai Fatwa DSN-MUI Nomor 9/DSN-MUI/IV/2000. b. Apabila diperlukan, LKS dapat membantu menalangi pembayaran BPIH nasabah dengan menggunakan prinsip al- Qardh sesuai Fatwa DSN-MUI nomor 19/DSN-MUI/IV/2001. c. Jasa pengurusan haji yang dilakukan LKS tidak boleh dipersyaratkan dengan pemberian talangan haji. d. Besar imbalan jasa al-ijarah tidak boleh didasarkan pada jumlah talangan al- Qardh yang diberikan LKS kepada nasabah. Dari hasil penelitian bahwa pihak Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) Baitul Izza Sejahtera Serut Tulungagung dalam melakukan pembiayaan haji telah sesuai dengan yang difatwakan oleh Fatwa DSN MUI. Pada pembiayaan talangan haji pihak Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) Baitul Izza Sejahtera Serut Tulungagung menggunakan akad qard sebagai akad dalam pemberian pinjaman dan menggunakan akad ijarah digunakan oleh pihak Koperasi agar bisa mendapatkan imbalan jasa yang telah diberikan. Dan adapun imbalan atas jasa yang diberikan tidak didasarkan pada jumlah talangan yang diberikan. Hal yang perlu digarisbawahi lagi adalah bahwa dalam setiap transaksi dalam artian dalam penerapan pembiayaan talangan haji, tidak boleh menggunakan dua akad sekaligus. Karena didalam Islam penggunaan dua akad sekaligus atau dalam istilah disebut sebagai two in one menyebabkan transaksi yang dilakukan tersebut

72 tidak sah atau haram. Oleh karena itu, penggunaan dua akad tersebut harus dilakukan secara terpisah. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Adiwarman A. Karim dalam karyanya yang berjudul Riba, Gharar dan Kaidah- Kaidah Ekonomi Syariah Analisis Fikih & Ekonomi menyebutkan bahwa agar kedua akad tersebut tidak termasuk kedalam transaksi two in one yang diharamkan dalam islam, maka praktik tabungan haji tersebut harus mengikuti ketentuan-ketentuan syariah, yaitu: Pertama, kedua akad tersebut dilakukan secara terpisah. Kedua, jasa pengurusan haji yang dilakukan LKS tidak boleh dipersyaratkan dengan pemberian talangan haji. Ketiga, besar imbalan jasa al- Ijarah tidak boleh didasarkan pada jumlah talangan al-qardh yang diberikan LKS kepada nasabah. Adapun penerapan pembiayaan talangan haji yang dilakukan oleh Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) Baitul Izza Sejahtera Serut Tulungagung telah mengikuti ketentuan syariah yaitu diantaranya penerapan akadnya dilakukan secara terpisah, untuk memperoleh imbalan atas jasa yang diberikan Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) Baitul Izza Sejahtera Serut Tulungagung menggunakan akad ijarah serta besarnya imbalan tidak didasarkan pada jumlah talangan yang diberikan, namun didasarkan pada kerumitan atau pengorbanan jasa yang diberikan kepada nasabah. Penggunaan akad ijarah yang diterapkan oleh pihak Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) Baitul Izza Sejahtera Serut Tulungagung pada pemberian jasa dikenal dengan istilah akad ijarah multijasa. Pada penerapannya, ada kaitannya dengan ijarah multijasa pada pembiayaan haji yang

73 telah disampaikan oleh Djoko Mulyono pada karyanya yang berjudul Perbankan dan Lembaga Keuangan Bank Syariah yang menyatakan bahwa pembiayaan multijasa dapat diterapkan pada pembiayaan haji dan umrah untuk membiayai kebutuhan nasabah dalam rangka memperoleh manfaat atas suatu jasa. 98 Artinya bahwa penggunaan akad ijarah pada pembiayaan multijasa dapat diterapkan pada pembiayaan haji dengan tujuan untuk membiayai kebutuhan nasabah dalam rangka memperoleh manfaat atas jasa. Adapun pemberian jasa yang diterapkan oleh pihak Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) Baitul Izza Sejahtera Serut Tulungagung berupa pengurusan dan pendampingan mulai dari pendaftaran ke kemenag serta melakukan pendaftaran ke Bank Syariah Mandiri. Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Handayani bahwa pembiayaan ijarah multijasa merupakan pembiayaan yang ditujukan untuk memperoleh manfaat atas suatu jasa. 99 Dalam pembiayaan multijasa Lembaga Keuangan Syariah dapat memperoleh imbalan jasa (ujrah), besar ujrah harus disepakati di awal dan dinyatakan dalam bentuk nominal bukan dalam bentuk persentase. Seperti yang dikatakan oleh Fathurrahman Djamil dalam karyanya yang menyebutkan bahwa dalam pembiayaan kepada nasabah yang menggunakan akad ijarah untuk transaksi multijasa, bank memperoleh ujrah atau fee. 100 Artinya dalam memberikan pembiayaan talangan haji yang diterapkan dengan menggunakan akad ijarah 98 Djoko Mulyono,Perbankan dan Lembaga Keuangan Bank Syariah, (Yogyakarta: Andi, 2015),hlm. 284 99 Fitri Handayani, Analisis Pembiayaan Ijarah Multijasa pada Bank Pembiayaan Rakyat (BPR) Syariah Artha Amanah Ummat Ungaran, (Salatiga: Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga,2014) 100 Fathurrahmman Djamil, Penerapan Hukum Perjanjian dalam Transaksi di Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2013), hlm. 157

74 multijasa, maka pihak KSPPS Baitul Izza Serut Tulungagung mendapatkan ujrah atau fee atas jasa yang telah diberikan kepada anggota calon jamaah haji. Sebagaimana yang dijelaskan dalam hasil penelitian pada bab sebelumnya, dalam pelaksanaan pembiayaan talangan haji pada KSPPS Baitul Izza Serut Tulungagung bahwa pembiayaan talangan haji dengan menggunakan akad ijarah multijasa ini, fokusnya pada pemberian jasa dalam pengurusan pendaftaran haji. Karena pada dasarnya, ijarah tidak hanya memiliki arti sewa menyewa saja. Namun, dalam arti luas ijarah bermakna suatu akad yang berisi penukaran manfaat sesuatu dengan jalan memberikan imbalan dalam jumlah tertentu (upah mengupah). Hal ini sesuai dengan Menurut Ahmad Wardi Muslich dalam karyanya bahwa Ijarah atas pekerjaan atau upah mengupah adalah suatu akad ijarah untuk melakukan suatu perbuatan tertentu. 101 Penerapan yang dilakukan KSPPS Baitul Izza Serut Tulungagung dalam pembiayaan talangan haji berupa pemberian jasa/tenaga kerja, sehingga imbalannya berupa upah. Pembiayaan talangan haji merupakan dana yang diberikan oleh Lembaga Keuangan Syariah kepada calon jamaah haji untuk memenuhi persyaratan minimal setoran awal BPIH, sehingga ia bisa mendapatkan porsi haji sesuai dengan ketentuan Kementerian Agama. Dana ini akan dikembalikan oleh jamaah sesuai dengan perjanjian (akad) yang sudah disepakati Lembaga Keuangan Syariah dengan calon jamaah haji. Pada produk pembiayaan talangan haji yang diterapkan oleh Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) Baitul Izza Sejahtera Serut Tulungagung merupakan produk yang bertujuan untuk membantu anggota/ 101 Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalah, (Jakarta:Amzah,2013),hlm. 333

75 nasabahnya dalam hal mendapatkan porsi haji. Mengingat bahwa antrian untuk pemberangkatan haji memerlukan waktu yang cukup lama, dengan mendapatkan porsi yang segera mungkin, akan mengurangi masa tunggu pemberangkatan yang cukup lama tersebut. Karena semakin cepat melakukan pendaftaran, maka semakin cepat pula waktu pemberangkatannya. Islam mengajarkan untuk selalu tolong menolong kepada sesamanya selama hal tersebut tidak mengarah pada pelanggaran dan dosa, hal ini seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur an Surat Al Maidah ayat 2: Artinya: Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-nya. 102 Dari ayat tersebut menjelaskan bahwa kita diperintahkan untuk tolong menolong dalam hal kebaikan, implementasi tolong menolong disini adalah membantu dalam hal pengurusan dan pendaftaran haji serta memberikan pinjaman dana kepada nasabah calon jamaah haji dalam mendapatkan porsi haji dan mempercepat waktu tunggu pemberangkatan. Pembiayaan talangan haji yang dilakukan oleh pihak Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) Baitul Izza Sejahtera Serut Tulungagung dalam hal pemberian jasa berupa pendampingan dan pengurusan pendaftaran haji termasuk 102 Departemen Agama Republik Indonesia, Al- Qur an dan Terjemahannya, (Jakarta: Dharma Art,2015), hlm. 85

76 pada foto studio menggunakan akad ijarah multijasa. Akad ini digunakan untuk mengambil ujrah sebagai keuntungan yang didapatkan oleh Lembaga Keuangan Syariah (LKS) sebagai upah atas jasa yang diberikan. Ketentuan tentang ujrah atau fee pada pembiayaan multijasa menurut fatwa DSN-MUI No.44/DSN- MUI/VIII/2004 adalah Besar ujrah atau fee harus disepakati di awal dan dinyatakan dalam bentuk nominal bukan persentase. 103 Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) Baitul Izza Sejahtera Serut Tulungagung dalam mengambil ujrah ditentukan dan disepakati diawal bersama nasabah dan disebutkan berupa nominal sejumlah uang bukan persentase. Dan adapun dalam penetapan upah atas jasa yang diberikan harus disepakati antar pihak yang terkait. Dalam kaitannya dengan penetapan upah menurut M. I. Yusato yang menjelaskan bahwa dalam upah diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu: 104 1. Upah yang telah disebutkan (ajrun musammah) adalah upah yang sudah disebutkan itu syaratnya ketika disebutkan harus disertai kerelaan belah pihak yang berakad. 2. Upah yang sepadan (ajrun mitsli) adalah upah yang sepadan dengan kerjanya serta sepadan dengan kondisi pekerjaan (profesi kerja) jika akad ijarahnya telah menyebutkan jasa (manfaat) kerjanya. Untuk penentuan imbalan yang diterapkan oleh Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) Baitul Izza Sejahtera Serut Tulungagung didasarkan pada teori yang pertama yaitu upah yang telah disebutkan. Adapun pelaksanaannya bahwa pihak Koperasi dalam memberikan jasa pengurusan dan 103 Fatwa DSN MUI N0. 44/DSN-MUI/VII/2004 tentang Pembiayaan Multijasa 104 M. I. Yusato dan MK Widjajakusuma, Menggagas Bisnis Islam, (Jakarta: Gema Insani Press,2002), hlm. 67

77 pendampingan pendaftaran haji menyebutkan jumlah nominalnya diawal sesuai dengan kesepakatan. Pada saat penyebutan jumlah upah pihak koperasi dengan pihak calon jamaah haji melakukan negosiasi atas pengambilan imbalan agar keduanya sama sama rela dalam melakukan transaksi pembiayaan talangan haji. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Ghufran Mas adi dalam karyanya Fiqih Muamalah Konstektual bahwa Kedua belah pihak yang berakad menyatakan kerelaannya untuk melakukan akad ijarah. Apabila salah seorang diantaranya terpaksa melakukan akad itu, maka akadnya tidak sah. 105 Hal ini berdasarkan kepada firman Allah SWT dalam surat An-Nisa ayat 29 yang berbunyi: Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu, Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. Ayat di atas menjelaskan bahwa diperintahkan kepada umat Islam untuk mencari rezeki yang didapat dengan jalan yang halal bukan dengan jalan yang batil, dan juga tidak dengan unsur yang merugikan anatara kedua belah pihak. Akad ijarah tidak boleh dilakukan salah satu pihak atau kedua duanya atas dasar keterpaksaan, baik dari pihak yang berakad atau pihak lain. 105 Ghufran A. Mas adi, Fiqh Muamalah Konstektual, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2002), hlm. 186

78 Berdasarkan uraian di atas, peneliti berpendapat bahwa dalam praktiknya di Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) Baitul Izza Sejahtera Serut Tulungagung menerapkan dua akad dalam pembiayaan talangan haji, dimana penggunaan kedua akad tersebut dilakukan secara terpisah antara keduanya. Dan adapun pengambilan ujrah pada pembiayaan talangan haji tidak didasarkan pada jumlah talangan yang diberikan Lembaga Keuangan Syariah kepada nasabah namun didasarkan pada pengorbanan jasa atau kerumitan jasa yang diberikan kepada nasabah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengambilan ujrah tidak menyalahi fatwa No. 29/DSN-MUI/VI/2002 yang menjelaskan bahwa imbalan jasa tidak didasarkan pada jumlah talangan yang diberikan sehingga tidak termasuk pada riba.