BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1.1.1 Sejarah PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. adalah perusahaan baja terbesar di Indonesia. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berlokasi di Cilegon, Banten ini berdiri pada tanggal 31 Agustus 1970. Produk yang dihasilkan adalah baja lembaran panas, baja lembaran dingin, dan baja batang kawat. Hasil produk ini pada umumnya merupakan bahan baku untuk industri lanjutannya. Di suatu masa pada 1960, Presiden Soekarno mencanangkan Proyek Besi Baja Trikora untuk meletakkan dasar industri nasional yang tangguh. Sepuluh tahun kemudian tepatnya 31 Agustus 1970, berdirilah PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. yang memanfaatkan kembali peralatan-peralatan dari proyek itu yang berbentuk pabrik kawat baja, pabrik baja tulangan dan pabrik baja profil. Pada 1977, Presiden Suharto meresmikan mulai beroperasinya produsen baja terbesar di Indonesia itu. Perkembangan Krakatau Steel sebagai perusahaan yang bergerak di bidang industri baja berlangsung cukup maju. Dalam kurun waktu kurang dari sepuluh tahun, perseroan sudah menambah berbagai fasilitas produksi seperti Pabrik Besi Spons, Pabrik Billet Baja, Pabrik Batang Kawat, serta fasilitas infrastruktur berupa pusat pembangkit listrik, Pusat Penjernihan Air, pelabuhan khusus Cigading dan sistem telekomunikasi. Dengan perkembangan ini, PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. menjadi satu-satunya perusahaan baja yang terpadu di Indonesia. Tidak berhenti di sana, Perseroan terus mengembangkan produksi berbagai jenis baja untuk bermacam keperluan, seperti baja lembaran panas, baja lembaran dingin dan batang kawat. Saat ini, Krakatau Steel memiliki kapasitas produksi baja kasar sebesar 2,45 juta ton per tahun untuk mendukung produksi baja tersebut. Dengan sepuluh anak perusahaan Krakatau Steel sanggup mendiversifiasi usahanya pada usaha-usaha penunjang yang menghasilkan berbagai produk baja bernilai tambah tinggi (seperti pipa spiral, pipa ERW, baja tulangan, baja profil), meyediakan industri utilitas (air bersih, tenaga listrik), industri infrastruktur (pelabuhan, kawasan industri), industri jasa teknik (konstruksi, rekayasa), teknologi informasi, serta menyediakan layanan kesehatan (rumah sakit). Produk- produk baja 1
Krakatau Steel ini tak hanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan baja nasional, tetapi juga dipasarkan secara internasional. Kemampuan teknis Krakatau Steel yang tinggi sudah diakui menurut standar internasional sejak dahulu kala. Bahkan pada 1973 Perseroan sudah memperoleh Sertifikat ASTM A252 dan AWWA C200, serta pada 1977 memperoleh Sertifiat API 5L untuk produksi pipa spiral. Sertifikat ISO 9001 diperoleh PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. pada 1993 dan telah ditingkatkan menjadi ISO 9001:2000 pada 2003. Sementara itu, SGS internasional memberikan Sertifiat ISO 14001 pada 1997 atas komitmen Perseroan pada kesadaran lingkungan dan keselamatan kerja. Pada 10 November 2010, di tengah kondisi pasar yang masih bergejolak, PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. berhasil menjadi perusahaan terbuka dengan melaksanakan penawaran umum perdana (IPO) dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 2011, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 17,9 triliun dan laba bersih Rp 1,02 triliun. Pada tahun 2011, Perseroan dan anak perusahaan dengan aset senilai Rp 21,5 triliun memiliki 8.023 orang karyawan. 1.1.2 VISI, MISI, NILAI DAN FALSAFAH PERUSAHAAN 1.1.2.1 Visi Perusahaan (Corporate Vision) An integrated steel company with competitive edges to grow continuously toward a leading global enterprise. (Perusahaan baja terpadu dengan keunggulan kompetitif untuk tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan menjadi perusahaan terkemuka di dunia.) 1.1.2.2 Misi Perusahaan (Corporate Mission) Providing the best-quality steel products and related services for the prosperity of the nation. (Menyediakan produk baja bermutu dan jasa terkait bagi kemakmuran bangsa.) 1.1.2.3 Nilai Perusahaan antara lain: Nilai perusahaan yang dimiliki oleh PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. 2
a. Competence Mencerminkan kepercayaan akan kemampuan diri serta semangat untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, keahlian, dan sikap mental demi peningkatan kinerja yang berkesinambungan. b. Integrity Mencerminkan komitmen yang tinggi terhadap setiap kesepakatan, aturan dan ketentuan serta undang-undang yang berlaku, melalui loyalitas profesi dalam memperjuangkan kepentingan perusahaan. c. Reliable Mencerminkan kesiapan, kecepatan dan tanggap dalam merespon komitmen dan janji, dengan mensinergikan berbagai kemampuan untuk meningkatkan kepuasan dan kepercayaan pelanggan. d. Innovative Mencerminkan kemauan dan kemampuan untuk menciptakan gagasan baru dan implementasi yang lebih baik dalam memperbaiki kualitas proses dan hasil kerja diatas standar. 1.1.2.4 Falsafah Perusahaan Partnership for Sustainable Growth. (Kemitraan bagi pertumbuhan berkelanjutan.) 1.1.3 LOGO PERUSAHAAN Gambar 1.1 Logo PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. (Sumber: www.krakatausteel.com diakses pada tanggal 28 September 2013) 3
1.2 LATAR BELAKANG PENELITIAN Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan perusahaan khususnya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sehingga tingkat persaingan bisnis menjadi semakin ketat di setiap waktunya. Saat ini perusahaan yang berada di ruang lingkup kecil dan menengah, serta susunan organisasi yang masih sederhana fungsi pengendalian masih dapat ditangani sepenuhnya oleh pemimpin perusahaan, tetapi apabila perusahaan tersebut memiliki ruang lingkup yang lebih besar dimana banyak melibatkan karyawan, maka diperlukan suatu sistem yang dapat digunakan untuk mempermudah dalam mengatur, mengamankan, mengawasi, dan mengkoordinasikan sumber-sumber ekonomi yang ada dalam perusahaan. Dalam sebuah jurnal Rudjito et.al., (2010) menyatakan bahwa, untuk menghadapi persaingan yang semakin meningkat di era globalisasi dibutuhkan kepemimpinan yang efektif dan metode pengukuran kinerja perusahaan yang bukan hanya berdasarkan hasil namun juga harus meliputi proses sehinggan pengukurannya menjadi komprehensif. Kepemimpinan yang efektif dibutuhkan untuk merevitalisasi suatu organisasi dan memudahkan adaptasi terhadap lingkungan yang penuh dengan turbulensi. Di bawah gaya kepemimpinan yang tepat, maka proses perubahan yang terjadi di dalam perusahaan maka diharapkan dapat memberikan suatu pertambahan nilai (value creation). Secara umum capaian BUMN masih mengindikasikan perlunya pembenahanpembenahan agar memiliki kemampuan yang lebih tinggi lagi untuk meningkatkan kinerjanya sehingga dapat dikategorikan perusahaan berkinerja kelas dunia (KPKU BUMN, 2012). Maka dari itu, perusahaan membutuhkan tolak ukur yang baru dan lebih baik dalam penilaian kinerja yang dapat menunjukkan kemana perusahaan akan diarahkan dan seberapa baik perusahaan mampu menciptakan nilai keuangan jangka panjang sebagai tujuan perusahaan. Untuk mengatasi masalah tentang kelemahan sistem pengukuran kinerja sebelumnya, maka diperlukan model pengukuran kinerja yang sudah disempurnakan untuk mengukur kinerja dari berbagai macam aspek. PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. sendiri sudah menggunakan pengukuran kinerja dengan model Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence (MBCfPE) sejak tahun 2004 kemudian dilanjutkan dengan Kriteria Penilaian Kinerja Unggul (KPKU) BUMN yang direkomendasikan oleh Kementrian BUMN Indonesia hingga sekarang. Tidak ada pengaruh ataupun kesulitan yang besar dengan adanya perubahan tersebut karena KPKU BUMN merupakan sistem pengukuran kinerja yang diadaptasi dari 4
MBCfPE. MBCfPE merupakan suatu metode yang digunakan untuk melakukan penilaian kinerja suatu perusahaan dengan tujuh kriteria penilaian dan skor poin sebagai berikut: 1. Kepemimpinan (120 poin), 2. Perencanaan strategis (85 poin), 3. Fokus pada pelanggan (85 poin), 4. Pengukuran, analisis, dan pengelolaan pengetahuan (90 poin), 5. Fokus pada tenaga kerja (85 poin), 6. Fokus pada operasi (85 poin), 7. Hasil-hasil usaha (450 poin). Peran kepemimpinan sangat ditekankan di dalam metode ini. Hal ini ditunjukkan dengan pembobotan nilainya diantara 6 kriteria proses, diberikan nilai tertinggi yaitu dengan nilai maksimum 120 (Rudjito et.al., 2010). Menurut Wilson dan Collier (2000), teori umum dibalik MBCfPE adalah kepemimpinan merupakan kekuatan pendorong bagi sistem di perusahaan yang menciptakan hasil. Dengan berdasarkan bahwa pedoman tentang pengukuran kinerja dengan metode MBCfPE masing-masing komponen kriteria saling memiliki keterkaitan dan kepemimpinan menjadi driver. Kinerja perusahaan pada PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. telah mengalami peningkatan yang cukup baik dengan berada rata-rata di tingkat Basic Requirement yaitu antara 30% - 49% dengan kriteria kepemimpinan yang berada diantara 30% - 49% (Basic Requirement) dan 50% - 69% (Overall Requirement), menurut sistem pengukuran kinerja MBCfPE (Sumber: PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk., 2014). Tetapi belum dapat diketahui kriteria mana dari kriteria dua sampai kriteria tujuh dalam metode MBCfPE yang mempengaruhi sehingga kepemimpinan di PT. Krakatau Steel (Persero), Tbk menjadi kriteria yang paling baik. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara kepemimpinan dengan enam kriteria lainnya dalam MBCfPE dalam menghasilkan kinerja perusahaan, maka penulis melakukan analisis dan evaluasi lebih mendalam atas pengukuran kinerja yang telah dilakukan perusahaan dengan menggunakan metode MBCfPE yang juga disesuaikan dengan standar penilaian perusahaan. Maka peneliti bermaksud untuk meneliti penerapan sistem MBCfPE pada suatu perusahaan sebagai pendekatan dalam mengukur kinerja perusahaan dan keunggulankeunggulan pada penerapan sistem Malcolm Baldrige ini, khususnya pada PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. Dari uraian di atas, penulis bermaksud melakukan penelitian dengan judul: 5
Analisis Pengaruh Enam Kriteria Lainnya dalam Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence (MBCfPE) terhadap Kepemimpinan pada PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. 1.3 PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka masalah yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah pengaruh antara keenam kriteria dalam metode MBCfPE terhadap kriteria kepemimpinan secara parsial pada PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk.? 2. Bagaimanakah pengaruh antara keenam kriteria dalam metode MBCfPE terhadap kriteria kepemimpinan secara simultan pada PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk.? 3. Bagaimanakah kriteria Kepemimpinan; Perencanaan Strategis; Fokus pada Pelanggan; Pengukuran, Analisis, dan Pengelolaan Pengetahuan; Fokus pada Tenaga Kerja; Fokus pada Operasi; dan Hasil-Hasil Usaha di PT. Krakatau Steel (Persero), Tbk? 1.4 TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain: 1. Untuk mengetahui pengaruh antara keenam kriteria dalam metode MBCfPE terhadap kriteria kepemimpinan secara parsial pada PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. 2. Untuk mengetahui pengaruh antara keenam kriteria dalam metode MBCfPE terhadap kriteria kepemimpinan secara simultan pada PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. 3. Untuk mengetahui kriteria Kepemimpinan; Perencanaan Strategis; Fokus pada Pelanggan; Pengukuran, Analisis, dan Pengelolaan Pengetahuan; Fokus pada Tenaga Kerja; Fokus pada Operasi; dan Hasil-Hasil Usaha di PT. Krakatau Steel (Persero), Tbk? 1.5 MANFAAT PENELITIAN Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Ilmiah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya keilmuan dalam bidang pengembangan sumber daya manusia, khususnya terkait dengan penilaian kinerja 6
perusahaan dengan penerapan Kriteria Penilaian Kinerja Unggul BUMN di Indonesia. Disamping itu penelitian ini diharapkan dapat dijadikan rujukan bagi penelitian berikutnya. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan kepada divisi Performance Management and Compensation di PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. terhadap sistem Kriteria Penilaian Kinerja Unggul BUMN yang mereka terapkan di perusahaan. 1.6 SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dilakukan. BAB I PENDAHULUAN Pada bab I berisi mengenai tinjauan terhadap objek studi, latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dari penelitian, kegunaan penelitian, batasan penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab II ini berisi uraian umum tentang teori-teori yang digunakan dan literaturliteratur yang berkaitan dengan penelitian sebagai acuan perbandingan dalam masalah yang terjadi sehingga akan diperoleh gambaran yang cukup jelas. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab III berisi mengenai jenis penelitian, operasional variabel, jenis dan teknik pengumpulan data, teknik sampling, teknik analisis data, analisis data yang digunakan dalam penelitian, teknik analisis konsistensi, dan tahapan penelitian. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini menceritakan hasil dan pembahasan serta analisa-analisa yang dilakukan sehingga dapat menjawab rumusan masalah. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab V ini berisi kesimpulan hasil analisis, saran bagi perusahaan dan saran atau rekomendasi bagi perusahaan yang diteliti dan peneliti selanjutnya. 7