Perbedaan Perkembangan Motorik Kasar Bayi. Riana Trinovita Sari 1, Juniastuti 2, Dominicus Husada 3, Sri Utami /

dokumen-dokumen yang mirip
76 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik) PENDAHULUAN. Latar Belakang

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANTARA ANAK TAMAN KANAK-KANAK DI DAERAH PERKOTAAN DAN PERDESAAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DENVER II

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, deteksi, intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang (Depkes

Hubungan Pemberian Asi Eksklusif dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 7-24 Bulan di Desa Jembungan

Hikmatul Khoiriyah Akademi Kebidanan Wira Buana ABSTRAK

HUBUNGAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR

Naili Nur Meifanna. Kata kunci : motorik halus, ASI, susu formula. Kepustakaan : 30 ( )

BAB I PENDAHULUAN. dapat diperkirakan, dan diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi

HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. meningkatkan produktifitas anak sebagai penerus bangsa (1). Periode seribu hari,

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN. peka menerangkan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu masalah

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BALITA DI KELURAHAN BRONTOKUSUMAN KECAMATAN MERGANGSAN YOGYAKARTA

GAMBARAN PERKEMBANGAN BAYI YANG TIDAK DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KADEMANGAN DAN DESA MIAGAN KECAMATAN MOJOAGUNG KABUPATEN JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN. membangun manusia seutuhnya yang dapat dilakukan melalui berbagai. dimasa yang akan datang, maka anak perlu dipersiapkan agar dapat

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA POLA PEMBERIAN ASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA BATITA DI DESA BOJA KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL

Kata Kunci : Pengetahuan, Pemberian ASI, ASI Eksklusif.

BAB 1 PENDAHULUAN. ASI Ekslusif pada bayinya (Laksono, 2010). Di daerah pedesaan, pada

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI DIBAWAH UMUR 6 BULAN

BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi gizi kurang pada balita (BB/U<-2SD) memberikan. gambaran yang fluktuatif dari 18,4 persen (2007) menurun menjadi 17,9

BAB I PENDAHULUAN. dinilai memberikan hasil yang lebih baik. Keputusan Menteri Kesehatan. eksklusif pada bayi sampai usia 6 bulan (Riksani, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah air susu yang diberikan kepada bayi sejak

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK

BAB V PEMBAHASAN. Pengolahan data berdasarkan kumpulan data yang diperoleh diupayakan dapat

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangannya (Hariweni, 2003). Anak usia di bawah lima tahun (Balita) merupakan masa terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh rendahnya status gizi dan kesehatan penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizinya sesuai untuk kebutuhan bayi. Zat-zat gizi yang berkualitas

PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA. Nurlaila*, Nurchairina* LATAR BELAKANG

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR

BAB I PENDAHULUAN. Anak yang sehat semakin bertambah umur semakin bertambah tinggi

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI DI KELURAHAN GONDORIYO NGALIYAN SEMARANG

Hubungan Pengetahuan, Pendidikan, Paritas dengan Pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado

HUBUNGAN STIMULASI ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK PRASEKOLAH BERUSIA 4-5 TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah gizi yang paling utama di Indonesia pada saat ini adalah kurang

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BERDASARKAN STATUS BEKERJA IBU YANG MEMILIKI BAYI USIA 6-11 BULAN DI WILAYAH KERJAPUSKESMAS KARANGAWEN 1 KABUPATEN DEMAK

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN LINGKUNGAN BIOLOGIS DAN PSIKOSOSIAL DENGAN PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN BAYI TIGA TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, Volume 2, Nomor 2, September 2016 ISSN X

HUBUNGAN ANTARA STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI (BPM) NOOR DWI LESTARI

HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DINI DENGAN PERTUMBUHAN BAYI DI DESA PAKIJANGAN KECAMATAN BULAKAMBA KABUPATEN BREBES

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK BAYI USIA 0-6 BULAN ANTARA YANG DIBERI ASI DENGAN YANG DIBERI PASI DI DESA GLAGAH JATINOM KLATEN

PERBEDAAN STATUS GIZI USIA 0-6 BULAN BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF DAN TIDAK EKSKLUSIF DI BPS SURATNI BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

REPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BAYI MELALUI STIMULASI IBU DI KELURAHAN KEMAYORAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) (Kementrian Kesehatan RI, juga mengacu kepada Resolusi World Health Assembly (WHA),

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda dari orang dewasa (Soetjiningsih, 2004). Gizi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mendukung pertumbuhan otak bayi yaitu sesuatu yang tidak dapat diperoleh

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

225 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.7 No.2, November 2014,

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi proses pertumbuhan fisik dan perkembangan yang sangat pesat.

PENGARUH PEMBERIAN ASI TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 6 12 BULAN DI RW 04 DESA SAMBIBULU KECAMATAN TAMAN SIDOARJO. *Ayun Nif ah, **Firdaus

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KELANCARAN PRODUKSI ASI IBU POST PARTUM

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari United Nations Children's Fund (UNICEF) pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi yang baik pada balita (Dinkes, 2007). Perwakilan UNICEF di Indonesia

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7

BAB 1 PENDAHULUAN. Program peningkatan penggunaan ASI menjadi prioritas karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

RUTINITAS PIJAT BAYI DENGAN PENINGKATAN BERAT BADAN DAN PERKEMBANGAN PADA BAYI USIA 3-12 BULAN

BAB I PENDAHULUAN. kandungan zat gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi sehingga

BAB V PEMBAHASAN. kesehatan ibu, yang akhirnya akan memengaruhi perilaku hidup sehat (Rossen et

BAB 1 PENDAHULUAN. anak yang kemudian diterapkan diseluruh belahan dunia yang berisi tentang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik

PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perhatian serius yaitu mendapat nutrisi yang baik (Dinkes, 2007). Perwakilan UNICEF di Indonesia

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN. Eksklusif dan praktik menyusui selama 2 tahun. Pemberian ASI Eksklusif merupakan

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan 2010 bahwa kejadian diare pada bayi terus meningkat dan

HUBUNGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-5 TAHUN DI DESA TAWANREJO BARENG KLATEN

STUDI PENGARUH KONSUMSI SUSU KEDELAI TERHADAP KADAR KALSIUM DALAM ASI (AIR SUSU IBU)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan pertama dan utama bagi bayi adalah air susu ibu (ASI). Air susu ibu sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan

Jurnal Medika Saintika Vol 7 (2) Jurnal Medika Saintika

BAB I PENDAHULUAN. otak dimulai dalam kandungan sampai dengan usia 7 tahun (Menteri Negara

Serambi Saintia, Vol. IV, No. 2, Oktober 2016 ISSN :

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 0-24 BULAN DI DESA TRIGUNO KECAMATAN PUCAKWANGI KABUPATEN PATI

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makanan utama bayi. Pada awal kehidupan, seorang bayi sangat

ST NURRAHMAH, S.ST AKADEMI KEBIDANAN KONAWE. Jl. Letj.DII Panjaitan No.217, Unaaha, Konawe Sulawesi Tenggara. Telp/Fax (0408)

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian. Air susu ibu (ASI) adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu, yang

GAMBARAN TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 6-24 BULAN YANG MENDAPAT ASI EKSKLUSIF DI DESA GASOL KECAMATAN CUGENANG KABUPATEN CIANJUR ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR BAYI 6-24 BULAN

MP - ASI dini kepada bayi adalah ASI PENDAHULUAN. Secara nasional cakupan ASI. belum keluar dan alasan tradisi dan. untuk bayi sampai umur 6 bulan

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan ASI eksklusif atau pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PRODUKSI ASI PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NANGGALO PADANG

BAB I PENDAHULUAN. (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR). Angka Kematian Bayi tidak berdiri sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Tahapan perkembangan merupakan tingkatan tumbuh dan

BAB III METODE PENELITIAN

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. (Wong, 2009). Usia pra sekolah disebut juga masa emas (golden age) karena pada

Transkripsi:

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BAYI 0 6 BULAN YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF DAN NON ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN MULYOREJO WILAYAH KERJA PUSKESMAS MULYOREJO SURABAYA Riana Trinovita Sari 1, Juniastuti 2, Dominicus Husada 3, Sri Utami 4 085735162526 / rianats@gmail.com ABSTRAK ASI eksklusif adalah pemberian ASI secara penuh selama 6 bulan pertama tanpa pemberian makanan atau minuman lain kepada bayi. Kandungan ASI diantaranya AA dan DHA berguna dalam mempercepat myelinisasi. ASI mempunyai efek yang menguntungkan terhadap perkembangan motorik kasar. Berkembangnya produk susu formula telah merubah pola pemberian susu. Cakupan pemberian ASI eksklusif wilayah kerja Puskesmas Mulyorejo Surabaya yaitu 63,78% (2011), masih dibawah target pemerintah (80%). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan perkembangan motorik kasar bayi umur 0 6 bulan yang diberi ASI eksklusif dan non ASI eksklusif. Penelitian menggunakan metode analitik cross sectional. Populasinya adalah seluruh bayi usia 0 6 bulan di Kelurahan Mulyorejo yang datang Posyandu bulan Juni-Juli 2013. Pengambilan sampel dengan teknik consecutive sampling. Besar sampel 46 responden. Variabel bebasnya pemberian ASI eksklusif dan non ASI eksklusif. Variabel terikatnya perkembangan motorik kasar bayi. Instrument menggunakan lembar wawancara dan Denver II. Sumber data dari wawancara dan pemeriksaan. Analisis data menggunakan uji Fisher. Hasil penelitian dari 46 responden, lebih dari separuh bayi (65,2%) diberi non ASI eksklusif, perkembangan motorik kasarnya sebagian besar normal (78,3%). Hasil uji Fisher p = 0,130. Sehingga p > α, berati tidak ada perbedaan pemberian ASI dengan perkembangan motorik kasar bayi. Kesimpulan penelitian ini, sebagian besar responden memiliki perkembangan motorik kasar normal, kebanyakan diberi ASI non eksklusif dan tidak ada perbedaan perkembangan motorik kasar bayi usia 0 6 bulan yang diberi ASI eksklusif dan non ASI eksklusif. Namun pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama penting diutamakan karena keunggulan yang dimiliki. Kata kunci : pemberian ASI, motorik kasar Pustaka : 19 buku, 7 jurnal ilmiah dan 4 artikel internet 26 JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.2, 2017

Latar Belakang ASI eksklusif (menurut WHO) adalah pemberian ASI saja tanpa cairan lain atau makanan padat apapun kecuali vitamin, mineral atau obat dalam bentuk tetes atau sirup sampai usia 6 bulan. 1 ASI mempunyai efek yang menguntungkan terhadap perkembangan motorik kasar pada masa bayi. 2 Berdasarkan data profil Dinas Kesehatan Jawa Timur didapatkan cakupan pemberian ASI Eksklusif di tingkat provinsi pada tahun 2010 31,21% naik menjadi 61,52% pada tahun 2011. 3 Cakupan ASI eksklusif di Kota Surabaya didapatkan 61,39% pada tahun 2010 turun menjadi 54,29% di tahun 2011. Data cakupan ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Mulyorejo pada tahun 2011 yaitu 63,78%. Hal ini masih jauh dari target indikator yang ditetapkan pemerintah yaitu 80%. 4 Perkembangan dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu faktor yang penting dalam menunjang keberlangsungan proses pertumbuhan dan perkembangan adalah nutrisi. 5 Pada 6 bulan pertama bayi paling tepat mengkonsumsi ASI saja atau disebut ASI eksklusif. 6 Berkembangnya bermacammacam produk susu formula yang menyajikan banyak kandungan nutrisi telah banyak merubah pola pemberian susu pada anak. 7 Pada pemberian susu formula, kandungan gizinya tidak sempurna. 6 Kandungan ASI diantaranya DHA dan AA berguna dalam prosespembentukan selaput khusus dalam saraf otak yang dapat mempercepat alur kerja saraf (myelinisasi). Jika pembentukan ini sukses, saraf bayi dapat bekerja dengan lancar dan baik sehingga sinyal tubuh yang dikendalikan otak akan bekerja secara baik. 6 Kandungan AA dan DHA pada susu formulaberbeda dengan yang ada di ASI. 6 Meskipun produsen susu formula mencoba menambahkan DHA, namun hasilnya tetap tidak bisa menyamai kandungan gizi yang terdapat dalam ASI. 8 AA dan DHA pada ASI jauh lebih mudah diserap usus bayi. 9 Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan perkembangan motorik kasar bayi umur 0 6 bulan yang diberi ASI eksklusif dengan non ASI eksklusif di Kelurahan Mulyorejo wilayah kerja Puskesmas Mulyorejo Surabaya. Metode Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi usia 0 6 bulan di Kelurahan Mulyorejo yang datang Posyandu bulan Juni-Juli 2013. Besar sampel sebanyak 46 yang sesuai dengan kriteria sampel, diambil secara consecutive sampling. Variabel independent dalam penelitian ini yaitu pemberian ASI eksklusif dan non ASI eksklusif. Pemberian non ASI eksklusif dibagi menjadi ASI + PASI dan PASI saja. Variabel dependent adalah perkembangan motorik kasar bayi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni Juli 2013. Data diperoleh dari wawancara untuk mengetahui karakteristik responden, kesehatan anak, dan pemberian ASI serta pemeriksaan untuk mengetahui perkembangan motorik kasar bayi. Instrument yang digunakan adalah lembar wawancara dan Denver II. Data yang telah dikumpulkan diolah dan dianalisis. Analisis univariat dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi setiap variabel. Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yaitu pemberian ASI eksklusif dan non ASI eksklusif dengan perkembangan motorik kasar bayi. Uji statistik yang digunakan adalah uji Fisher. Hasil Karakteristik responden Tabel 1. Karakteristik ibu berdasarkan status pekerjaan di Kelurahan Mulyorejo Surabaya Status pekerjaan Frekuensi Presentase Tidak bekerja 37 84,1% Bekerja 7 15,9% Total 44 100% JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.2, 2017 27

Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa sebagian besar 37 (84,1%) adalah ibu yang tidak bekerja atau ibu rumah tangga. Jumlah ibu tidak sama dengan jumlah bayi karena ada 1 ibu yang mempunyai 3 anak kembar. Tabel 2. Karakteristik bayi berdasarkan pemberian ASI di Kelurahan Mulyorejo Surabaya Tabel 4. Karakteristik bayi berdasarkan perkembangan motorik kasar di Kelurahan Mulyorejo Surabaya Perkembangan motorik kasar Frekuensi Presentase Normal 36 78,3% Dicurigai ada keterlambatan 10 21,7% Status pekerjaan Frekuensi Presentase Total 46 100% ASI eksklusif 16 34,8% Non ASI eksklusif 1.ASI + PASI 20 43,5% 2.PASI 10 21,7% Total 46 100% Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa lebih dari separuh bayi diberi non ASI eksklusif. Non ASI eksklusif terdiri dari pemberian ASI + PASI dan PASI saja.. Dalam hal ini, jenis PASI berupa susu formula ataupun bubur. Ada 1 bayi yang diberikan ASI + PASI dan jenis PASI yang diberikan adalah susu formula dan bubur. Sedangkan bayi yang diberikan PASI saja, jenisnya adalah susu formula. Tabel 3. Karakteristik jumlah pemberian ASI + PASI pada non ASI eksklusif di Kelurahan Mulyorejo Surabaya Pemberian ASI + PASI Frekuensi Presentase ASI > PASI 15 75% ASI = PASI 1 5% PASI > ASI 4 20% Total 20 100% Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat pada pemberian ASI + PASI lebih dari separuh 15 (75%) bayi diberi ASI > PASI. Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa sebagian besar 36 (78,3%) perkembangan motorik kasar bayi adalah normal. Tabel 5. Distribusi frekuensi pemberian ASI dengan perkembangan motorik kasar Pemberian ASI Perkembangan motorik kasar Normal Dicurigai ada p keterlambatan n % n % ASI eksklusif 15 12,5 1 3,5 0,130 Non ASI eksklusif 21 23,5 9 6,5 Total 36 36,0 10 10,0 Uji Fisher Tabel 5 menunjukkan analisis perbedaan pemberian ASI dengan perkembangan motorik kasar dan diperoleh nilai p = 0,130. Sehingga p >α, maka H0 gagal ditolak, berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara pemberian ASI dengan perkembangan motorik kasar bayi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan perkembangan motorik kasar bayi usia 0 6 bulan yang diberi ASI eksklusif dan non ASI eksklusif. Tidak adanya perbedaan dalam penelitian ini, kemungkinan disebabkan karena pada jumlah bayi yang diberi ASI + PASI lebih dari separuh diberikan ASI yang lebih banyak daripada PASI yaitu sebanyak 15 bayi (75%) (tabel 5.5). Pemberian ASI dilakukan sesering mungkin tanpa 28 JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.2, 2017

batas waktu biasanya dalam sehari diberikan antara 5 7 kali dengan total jumlah ASI perhari 720 960 ml, sedangkan jumlah ASI yang diberikan untuk setiap kali bayi disusui berjumlah 100 200 ml. 10 ASI mengandung banyak zat gizi. Keseimbangan zat-zat gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat terbaik dan air susu memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang masih muda. ASI sangat kaya akan sari-sari makanan yang mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan sistem saraf. 11 Kandungan ASI diantaranya karbohidrat, taurin, DHA dan AA. AA dan DHA adalah asam lemak tak jenuh berantai panjang yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak secara optimal dan berguna dalam proses myelinisasi. 6 Hasil uji statsistik pada penelitian ini sama dengan penelitian Pratama dan Noor tentang kemampuan lokomotorik anak batita yang mengkonsumsi ASI dan yang mengkonsumsi susu formula dengan menggunakan instrumen Denver II, didapatkan tidak ada perbedaan yang bermakna.7 Nilai signifikansi uji beda Kruskal wallis terhadap 3 kelompok diperoleh sebesar 0,078. Nilai ini lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada 3 kelompok uji berdasarkan pola pemberian susu terhadap perkembangan motorik. Beberapa faktor lain disamping pola pemberian susu seperti tingkat pendidikan orang tua, cara penyajian susu, cara mengasuh anak (hubungan orang tua dengan anak) dan ekonomi akan memberi pengaruh yang besar pada perkembangan anak, terutama dalam hal ini adalah perkembangan motorik. Selain nutrisi, hal-hal yang mempengaruhi perkembangan motorik kasar bayi adalah faktor sosial ekonomi, posisi anak dalam keluarga, dan stimulasi. Dilihat dari tabel 5.1 tentang status pekerjaan ibu, diketahui bahwa sebagian besar adalah ibu yang tidak bekerja atau ibu rumah tangga yaitu sebanyak 37 ibu (84,1%). Menurut peneliti, ibu rumah tangga mempunyai banyak waktu untuk berinteraksi dengan bayi. Interaksi yang dilakukan sekaligus sebagai stimulus yang diterima bayi. Stimulasi sangat membantu dalam proses pembelajaran dan pencapaian secara optimal. Stimulasi adalah perangsangan dan latihan terhadap kepandaian anak yang datangnya dari lingkungan diluar anak. 12 Stimulasi dapat berupa latihan atau bermain. 5 Stimulasi perkembangan anak ini bertujuan untuk membantu anak agar mencapai tingkat perkembangan yang baik dan lebih optimal. Stimulasi terbaik diberikan saat kondisi fisik maupun mental anak telah siap menerima stimulasi sesuai dengan umur dan tahapan perkembangannya. Stimulasi dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan dimulai dari kemampuan perkembangan yang telah dimiliki oleh anak kemudian dilanjutkan pada kemampuan perkembangan yang seharusnya dicapai pada usia tersebut. 6 Kebutuhan bayi akan rangsangan memacu semua kerja sistem sensorik dan motoriknya. Bila stimulasi dalam interaksi sehari-hari kurang bervariasi, perkembangan kecerdasannya juga akan kurang bervariasi. 13 Aktivitas sensori motor merupakan bagian yang berkembang paling dominan pada masa bayi. Perkembangan sensori motor ini didukung oleh stimulasi visual, stimulasi pendengaran, stimulasi taktil (sentuhan), dan stimulasi kinetik. Stimulus sensorik yang diberikan oleh lingkungan anak akan direspons dengan memperlihatkan aktivitas-aktivitas motoriknya. 6 Setiap anak perlu mendapat stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan. Stimulasi tumbuh kembang anak dapat dilakukan oleh ibu, ayah, pengganti orang tua/pengasuh anak, anggota keluarga lain atau kelompok masyarakat di lingkungan rumah tangga masing-masing dan dalam kehidupan sehari-hari. 14 Kurangnya rangsangan lingkungan pada anak telah diketahui dapat menyebabkan keterlambatan dan gangguan perkembangan pada anak. Oleh karena itu, anak perlu mendapatkan rangsangan sejak awal untuk perkembangannya. 6 Penelitian ini memiliki keterbatasan. Peneliti hanya menyoroti pemberian nutrisi saja. Banyak faktor seperti stimulasi, sosial ekonomi, dan posisi anak dalam keluarga yang tidak dilakukan penelitian JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.2, 2017 29

yang mungkin saja menimbulkan bias. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu Denver II tidak hanya menguji perkembangan motorik kasar, tetapi juga menguji 3 aspek perkembangan lain yaitu perkembangan motorik halus, bahasa, dan personal sosial sehingga mungkin analisa lebih akurat jika menguji 4 aspek perkembangan tersebut. Kesimpulan Sebagian besar bayi usia 0 6 bulan memiliki perkembangan motorik kasar normal. Lebih dari separuh bayi usia 0 6 bulan diberi non ASI eksklusif (ASI + PASI dan PASI). Tidak ada perbedaan signifikan antara perkembangan motorik kasar bayi usia 0 6 bulan yang diberi ASI eksklusif dan non ASI eksklusif. Bagaimanapun ASI mempunyai kelebihan dibanding susu formula maupun PASI lain. Kegiatan edukasi, sosialisasi, dan kampanye pemberian ASI eksklusif perlu dioptimalkan terkait masih kurangnya pemahaman masyarakat tentang manfaat dan pentingnya pemberian ASI eksklusif kepada bayi usia 0 6 bulan dilihat dari sedikitnya jumlah bayi yang diberi ASI eksklusif. Penggunaan susu formula perlu dipertimbangkan karena di sisi lain bisa menimbulkan diare dan dapat menimbulkan alergi.penelitian ini hanya meneliti tentang pemberian ASI sehingga belum menjelaskan secara lebih mendalam mengenai faktor lain yang mempengaruhi perkembangan motorik kasar bayi. Maka masih diperlukan penelitian yang lebih lanjut. Daftar Pustaka 1. Fikawati S, Syafiq A. Kajian implementasi dan kebijakan ASI eksklusif dan inisiasi menyusui dini di Indonesia. Universitas Indonesia. 2010. 14: 17-24. 2. Sacker A, Kelly YJ, Quigley, MA. Breastfeeding and developmental delay: findings from the millenium cohort study. Pediatrics. 2006. 118: 682-89. 3. Dinkes Jatim. Pekan ASI sedunia (WBW) 2012 dan realisasinya di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. 2012.Diakses 11 Maret 2013.http:// dinkes.jatimprov.go.id/userimage/wbw%20 2012%20dan%20Realisasi%20di%20Dinas%20 Kesehatan%20Provinsi%20Jawa%20Timur.pdf. 4. Depkes. Kinerja kegiatan pembinaan gizi tahun 2011.2012. Diakses 11 Maret 2013.http://gizi. depkes.go.id/wp-content/uploads/2012/08/buku- Laptah-2011.pdf. 5. Hidayat AA. Pengantar ilmu kesehatan anak untuk pendidikan kebidanan. 1st. ed. Jakarta: Salemba Medika; 2009.Halaman 33. 6. Riksani R. Keajaiban ASI. 1st. ed. Jakarta: Dunia Sehat; 2012. Halaman 12, 22, 24, 112. 7. Pratama AA, Noor Z. Perbedaan kemampuan lokomotorik anak batita yang mengkonsumsi ASI dan yang mengkonsumsi susu formula. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.2007: 1-2. 8. Khamzah SN. Segudang keajaiban ASI yang harus anda ketahui. 1st. ed. Jogjakarta: FlashBooks; 2012.Halaman 19. 9. Yuliarti N. Keajaiban ASI makanan terbaik untuk kesehatan, kecerdasan dan kelincahan. Yogyakarta: ANDI; 2010. Halaman 17-8. 10. Sulistyoningsih H. Gizi untuk kesehatan ibu dan anak. Yogyakarta: Graha Ilmu; 2011. Halaman 165. 11. PPPAKB Grobogan. Peranan ASI eksklusif bagi ibu dan anak. 2011. Diakses 17 April 2013. http:// pppakb.grobogan.go.id/berita/61-peranan-asieksklusif-bagi-ibu-dan-anak.html. 12. NursalamRS, Utami S. Asuhan keperawatan bayi dan anak. Jakarta: Salemba Medika; 2005. Halaman 41. 13. Soetjiningsih. Tumbuh kembang anak dan remaja. Narendra MB, Sularyo TS, Suyitno H, et al, editor. Jakarta: Sagung Seto; 2008. Halaman 131. 14. Depkes. Stimulasi deteksi dini intervensi dini tumbuh kembang anak. 2011. Diakses 12 Maret 2013. http://www.kesehatananak.depkes.go.id/ index.php?option=com_content&view=article& id=49:stimulasi-deteksi-intervensi-dini-tumbuhkembang-anak&catid=37:subdit-2&itemid=80. 30 JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.2, 2017