BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. produktivitasnya. Standar operasional perusahaan pun otomatis mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia industri dengan segala elemen pendukungnya selalu berkembang secara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisis risiko..., Septa Tri Ratnasari, FKMUI, 2009

INFORMASI TENTANG PROSEDUR PERINGATAN DINI DAN EVAKUASI KEADAAN DARURAT

adalah 70-80% angkatan kerja bergerak disektor informal. Sektor informal memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan kerja merupakan tempat yang potensial mempengaruhi kesehatan pekerja.

BAB I PENDAHULUAN. contohnya mesin. Bantuan mesin dapat meningkatkan produktivitas,

BAB I PENDAHULUAN. pasar lokal, nasional, regional maupun internasional, dilakukan oleh setiap

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam Undang Undang Dasar 1945 Pasal 27 Ayat 2 Ditetapkan bahwa Setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tempat kerja selalu mempunyai risiko terjadinya kecelakaan. Besarnya

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan perlu melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan dan keselamatan kerja perlu dilakukan karena menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. tidak memenuhi keselamatan kerja (unsafe act) dan keadaan-keadaan. cara yang dapat dilakukan untuk memperkecilnya adalah menerapkan

BAB I PENDAHULUAN. Pusat listrik tenaga gas (PLTG) adalah Salah satu jenis pembangkit listrik

BAB 1 PENDAHULUAN. Potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja antara lain disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan adanya globalisasi disegala bidang maka perindustrian di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. Asean Free Trade Area (AFTA). Kegiatan industri migas mulai produksi, pengolahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pekerjaan konstruksi merupakan kompleksitas kerja yang dapat

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah-masalah baru yang harus bisa segera diatasi apabila perusahaan tersebut

BAB 1 : PENDAHULUAN. ditandai dengan semakin berkembangnya prindustrian dengan mendayagunakan

TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat- syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik. Oleh Ario Noviansyah NIM.

PENDAHULUAN. yang memiliki peran penting dalam kegiatan perusahaan. dari potensi bahaya yang dihadapinya (Shiddiq, dkk, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja dari kecelakaan atau penyakit akibat kerja (Ramli, 2013).

BAB 1 : PENDAHULUAN. faktor yaitu, unsafe action dan unsafe condition. OHSAS menyebutkan risiko


BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan, merupakan kewajiban pengusaha untuk melindungi tenaga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan untuk membantu kehidupan manusia. Penggunaan mesin-mesin,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umumnya, hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur. Sedangkan secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di zaman yang serba modern ini, hampir semua pekerjaan manusia telah

BAB I PENDAHULUAN. perhatian terhadap aspek keselamatan dan kesehatan kerja karyawan. Lemahnya

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang dibutuhkan untuk pengoperasian dan pemeliharaan. Teknologi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masa ke masa. Dengan demikian, setiap tenaga kerja harus dilindungi

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan disebabkan oleh perbuatan yang tidak selamat (unsafe act), dan hanya

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan kondisi yang menunjukkan Indonesia tidak dapat menghindarkan diri dari

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara menyatakan bahwa luas perkebunan karet Sumatera Utara pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. pengaturan layout untuk menjalankan dan mengembangkan usahanya. Layout

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat dunia industri

BAB I PENDAHULUAN. makin terangkat ke permukaan, terutama sejak di keluarkannya Undang Undang

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. Demikian juga halnya dengan PT. Semen Padang. PT. Semen Padang memerlukan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proses industrialisasi telah mendorong tumbuhnya industri diberbagai sektor dengan

BAB 1 : PENDAHULUAN. teknologi serta upaya pengendalian risiko yang dilakukan. Kecelakaan kerja secara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. perhatian dan kerja keras dari pemerintah maupun masyarakat.

ANALISIS HAZARD AND OPERABILITY (HAZOP) UNTUK DETEKSI BAHAYA DAN MANAJEMEN RISIKO PADA UNIT BOILER (B-6203) DI PABRIK III PT.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional Indonesia yang berdampak positif terhadap penyerapan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran

MODUL V-C PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP (PLTGU)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bagian penting dalam proses produksi (Ramli, 2009). kematian sebanyak 2,2 juta serta kerugian finansial 1,25 Triliun USD.

BAB I PENDAHULUAN. mempertimbangkan manfaat namun juga dampak risiko yang ditimbulkan.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga DAFTAR ISI

1 Universitas Indonesia

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2008


BAB 1 : PENDAHULUAN. maupun pemberi kerja, jajaran pelaksana, penyedia (supervisor) maupun manajemen,

BAB I PENDAHULUAN. melindungi pekerja dari mesin, dan peralatan kerja yang akan menyebabkan traumatic injury.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari kerja, menyesuaikan kemampuan dengan pekerjaan, dan merehabilitasi pekerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan. Sebagai layanan masyarakat,

BAB 1 PENDAHULUAN. yang lebih besar dan beraneka ragam karena adanya alih teknologi dimana

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam proses pembangunan nasional, titik berat pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan kerja juga tinggi (Ramli, 2013). terjadi kecelakaan kasus kecelakaan kerja, 9 pekerja meninggal

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan traumatic injury. Secara keilmuan, keselamatan dan

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan dan kesehatan yang datang dari pekerjaan mereka tersebut. Dalam

PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL

1 Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sektor industri saat ini merupakan salah satu andalan dalam

BAB I PENDAHULUAN. proses industri dipercepat untuk mendapatkan produksi semaksimal mungkin.

BAB I PENDAHULUAN. produk yang akan dihasilkan untuk memenuhi persaingan pasar. Dalam masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan di bidang manufaktur dan jasa sangat ketat. Hal ini

ANALISIS RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA INSTALASI LAUNDRY

BAB I PENDAHULUAN. setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pesat dunia industri konstruksi bangunan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.

BAB 1 PENDAHULUAN. pekerja seperti yang tercantum dalam UU No.13 Tahun 2003 pasal 86 ayat 1

BAB 1 : PENDAHULUAN. didik untuk bekerja pada bidang tertentu, sesuai dengan misi Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. tempo kerja pekerja. Hal-hal ini memerlukan pengerahan tenaga dan pikiran

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang aman dan nyaman serta karyawan yang sehat dapat mendorong

BAB 1 : PENDAHULUAN. kuat. (2) Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan bagi para pekerja dan orang lain di sekitar tempat kerja untuk

BAB 7 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil wawancara dengan berpedoman pada Internal Control

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatannya sewaktu

BAB I PENDAHULUAN. maka tidak dapat dipungkiri lagi bahwa arus globalisasi tersebut membawa

LAPORAN KERJA PRAKTEK EVALUASI KINERJA DAN PROSES PERAWATAN LOW PRESSURE BOILER FEED PUMP PADA PLTGU BLOK III PT. PJB UP GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu dari sekian banyak bidang usaha yang tergolong sangat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. bersangkutan.secara umum, kecelakaan selalu diartikan sebagai kejadian yang. yang dapat mengakibatkan kecelakaan(simanjuntak,2000).

BAB I PENDAHULUAN. adalah Undang-Undang Keselamatan Kerja (UUKK) No. 1 tahun Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. dalam seluruh aktifitas kehidupan manusia untuk meningkatkan taraf hidup. membentuk energi listrik (

ANALISIS UNJUK KERJA HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR (HRSG) PADA PLTGU MUARA TAWAR BLOK 5 ABSTRAK

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERKANTORAN

BAB 1 PENDAHULUAN. selamat sehingga tidak terjadi kecelakaan. Untuk itu harus diketahui risiko-risiko

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat penggunaan alat alat produksi semakin kompleks. Makin kompleks peralatan yang digunakan, makin besar pula potensi bahaya yang mungkin terjadi dan makin besar pula kecelakaan kerja yang di timbulkan apabila tidak dilakukan penanganan dan pengendalian sebaik mungkin. Setiap tempat kerja mempunyai risiko terjadinya kecelakaan. Besar kecilnya risiko yang terjadi tergantung dari jenis industri, teknologi serta upaya pengendalian risiko yang dilakukan. Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan yang berhubungan dengan pekerja pada perusahaan. Hubungan kerja ini dapat diartikan kecelakaan apabila terjadi kecelakaan dikarenakan pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan. Secara umum kecelakaan disebabkan oleh tindakan perbuatan manusia yang tidak memenuhi keselamatan (unsafe human action) dan keadaan lingkungan yang tidak aman (unsafe condition) (Musyafa & Kristianingsih, 2013). Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan promosi dan pemeliharaan tertinggi tingkat fisik, mental dan kesejahteraan sosial dari semua pekerjaan, efek kesehatan yang disebabkan oleh kondisi kerja pekerja, perlindungan bagi pekerja dari risiko akibat faktor yang merugikan bagi kesehatan, menempatkan dan pemeliharaan pekerja dalam lingkungan kerja disesuaikan pada fisiologis dan psikologis dan untuk meringkas adaptasi bekerja untuk manusia dan masing-masing pekerjaannya (ILO, 2011). Menurut undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja mempunyai tujuan memberikan perlindungan atas keselamatan pekerja orang lain yang memasuki area kerja, dan sumber-sumber produksi dapat digunakan dengan aman, efektif dan efisien. Berdasarkan definisi tersebut dapat dikatakan bahwa K3 1

2 merupakan salah satu faktor yang paling penting dan sangat dibutuhkan untuk menjamin keselamatan manusia (Djatmiko, 2016). Upaya pencegahan kecelakaan akibat kerja dapat direncanakan, dilakukan dan dipantau dengan melakukan studi karakteristik tentang kecelakaan agar upaya pencegahan dan penanggulangannya dapat dipilih melalui pendekatan yang paling tepat. Analisis tentang kecelakaan dan resikonya dilakukan atas dasar pengenalan atau identifikasi bahaya di lingkungan kerja dan pengukuran bahaya di tempat kerja. Secara garis besar ada tiga faktor utama yang mempengaruhi kecelakaan yaitu alat-alat mekanik, lingkungan dan kepada manusianya sendiri (Suma mur, 2009). Salah satu cara untuk mencegah kecelakaan di tempat kerja adalah dengan menetapkan dan menyusun prosedur pekerjaan dan melatih semua pekerja untuk menerapkan metode kerja yang efisien dan aman. Menyusun prosedur kerja yang benar merupakan salah satu keuntungan dari menerapkan Job Safety Analysis (JSA) yang meliputi mempelajari dan membuat laporan setiap langkah pekerjaan, identifikasi bahaya pekerjaan yang sudah ada atau potensi (baik kesehatan maupun keselamatan), dan menentukan jalan terbaik untuk mengurangi dan mengeliminasi bahaya ini. Dengan menetapkan dan menyusun prosedur pekerjaan dan melatih semua pekerja untuk menerapkan metode kerja yang efisien dan aman dan juga dapat digunakan untuk melatih karyawan dalam menghadapi risiko bahaya yang berhubungan dengan langkah-langkah tugas dan pengendalian apa yang harus dilakukan (Ramli, 2010). Pelaksanaan K3 terkait Risk Manajemen bertujuan menciptakan kondisi lingkungan kerja yang aman, selamat dan nyaman serta terbebas dari risiko bahaya yang mungkin timbul dan pada gilirannya perusahaan akan memperoleh pekerja yang sehat dan produktif pertimbangan diterapkannya Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang tercantum dalam PERMENAKER No.05/MEN/1996 adalah bahwa terjadinya kecelakaan ditempat kerja sebagian besar disebabkan oleh faktor manusia dan sebagian kecil oleh faktor teknis dan untuk menjamin keselamatan dan kesehatan tenaga kerja maupun orang lain

3 yang berada di tempat kerja dalam keadaan aman maka perlu sangat perlu dilakukan penerapan SMK3. Dengan penerapan SMK3 diharapkan dapat mengantisipasi hambatan teknis dalam era globalisasi perdagangan (Depnaker RI, 2000). Penyakit Akibat Kerja (PAK) tidak hanya terjadi di Negara berkembang namun juga di negara maju, menurut data ILO pada tahun 2014 terdapat 1 pekerja tewas setiap 15 detik akibat kecelakaan akibat kerja dan PAK dan setiap 15 detik, 153 pekerja terkena kecelakaan. Diperkirakan 2,3 juta pekerja tewas setiap tahun akibat kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Data menunjukkan bahwa di dunia terjadi 270 juta kecelakaan kerja, 160 juta pekerja menderita penyakit akibat kerja, 2,2 juta pekerja meninggal dunia dan kerugian yang dialami sebesar 1,25 triliun USD. Menurut data ILO tahun 2014 kebakaran di industri dapat terjadi karena berbagai penyebab, diantaranya gangguan listrik 23%, merokok 18%, permukaan panas 7%, bahan yang terlalu panas 8%, nyala pembakar / brander 7%, percikan api (pekerja las atau membubut) 5%, pengapian spontan 4%, pengelasan dan pemotongan 4% dan lain lain 14%. Sementara itu, data PT. Jamsostek (Persero) menunjukkan bahwa dalam periode 2002 2005 telah terjadi 300 ribu kecelakaan kerja, 5000 kematian, 500 cacat tetap dan kompensasi lebih dari Rp. 550 miliar menurut data DK3N, 2007 dalam kesehatan dan keselamatan kerja (Djatmiko, 2016). Angka kecelakaan kerja di Indonesia masih tinggi. Berdasarkan data Badan Penyelenggara jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan, hingga akhir 2015 telah terjadi kecelakaan kerja sebanyak 105. 182 kasus. Sementara itu, untuk kasus kecelakaan berat yang mengakibatkan kematian tercatat sebanyak 2.375 kasus dari total jumlah kecelakaan kerja (BPJS, 2016). Di samping kerugian tersebut, perusahaan juga harus menanggung biaya-biaya lainnya yang timbul dari kecelakaan tersebut. Salah satunya adalah biaya klaim asuransi kecelakaan dan terkait kesehatan pekerja. Selain itu perusahaan juga diharuskan untuk memberikan ganti rugi atau kompensasi kepada pekerja yang mengalami kecelakaan pada saat bekerja

4 atau ditempat kerja. Hal ini telah diatur dalam undang-undang No. 34 tahun 1974 Tentang Kecelakaan Kerja dan Undang-Undang No. 2 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Biaya-biaya tersebutlah yang harus ditanggung oleh perusahaan jika kecelakaan kerja masih terjadi (Djatmiko, 2016). Manajemen risiko atau manajemen dalam lingkungan pekerjaan di suatu perusahaan harus menyediakan lingkungan kerja yang aman untuk wanita, pekerja penyandang cacat, dan lain-lain karena kebutuhan setiap kelompok yang mungkin berbeda. Contohnya, mengangkat benda berat selama kehamilan dapat meningkatkan risiko keguguran. Begitu pula, zat beracun tertentu yang mengekspos para pekerja laki-laki muda dapat meningkatkan kemungkinan cacat lahir pada anak. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu faktor penting dalam kelancaran produksi sehingga program K3 harus diterapkan (Djatmiko, 2016). PT. PJB Unit Pembangkit Muara Karang adalah salah satu unit pembangkit yang bergerak dalam bidang usaha pembangkit ketenagalistrikan, yang berkedudukan di kota Jakarta, Indonesia. Bidang usaha pembangkit ketenagalistrikan adalah bisnis konversi energi, dimana energi yang terkandung dalam bahan gas (BBG) dan atau bahan bakar minyak (BBM) dan atau bahan bakar minyak (BBM) di konversikan menjadi tenaga listrik melalui proses pada PLTG, PLTU dan PLTGU dengan total kapasitas yang terpasang 1624.58 MW untuk memenuhi energi listrik. Dalam unit pengoperasiannya PT. PJB Unit Pembangkit Muara Karang menggunakan unit pengoperasian Heat Recovery Steam Generator (HRSG) merupakan suatu komponen utama yang terdapat pada Pusat Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) yang berfungsi sebagai pemanas air dengan menggunakan energi panas sisa gas buang dari turbin gas yang mengubah air menjadi uap. Uap tersebut kemudian akan menggerakan turbin uap sistem kerja HRSG. Unit HRSG sama dengan Boiler hanya saja perbedaannya terletak pada fungsi pemanasan air menggunakan api pada boiler (Sitepu, 2014)

5 Dari wawancara dengan kepala bagian mekanik di unit blok 1 pemeliharaan korektif pada unit pengoperasian High Peressure Drum di unit pengoperasian HRSG untuk di PLTGU Unit Pembangkit Muara karang dilakukan secara berkala 1 tahun sekali. Beberapa potensi bahaya atau kecelakaan umumnya di tempat kerja meliputi bahaya kimia, elektrik, kebakaran, fisik, kimia, biologi, dan ergonomi. Menurut informasi yang diperoleh dari petugas P2K3 pada saat pemeliharaan korektif di bagian HRSG terutama di ruang High Peressure Drum ini merupakan bagian yang memiliki risiko tinggi terjadinya kasus kecelakaan kerja karena pekerja melakukan pemeliharaan pada ketinggian di mana tinggi HRSG mencapai ± 21 meter, pada ruang drum yang sempit dan licin serta menggunakan cat, pengelasan dan komponen peralatan mekanik lainnya. Karena risiko pekerjaan yang cukup tinggi sehingga diperlukan pengawasan dan kewaspadaan dalam kegiatan pemeliharaan korektif, baik dari segi manusia, lingkungan dan peralatan. Selain itu dari data kecelakaan yang di dapat dari bagian P2K3 saat dilakukan pemeliharaan korektif tahun 2015 terjadi 2 kasus kecelakaan kerja yang terjadi berupa 1 petugas pemeliharaan terkena sengatan listrik, dan 1 orang terpapar media panas dan mengalami luka bakar. Untuk tahun 2016 sendiri terdapat 1 kasus kecelakaan berupa terjatuh dari ketinggian saat dilakukan pemeliharaan di area High Peressure Drum. Untuk tahun 2017 sampai bulan September belum dilakukan pemeriksaan, pemeriksaan korektif rencana dijadwalkan pada bulan November 2017. Terjadinya berbagai permasalahan pada pemeliharaan korektif terutama di bagian High Peressure unit pengoperasian HRSG berupa kecelakaan kerja akan berdampak mengganggu kesehatan dan keselamatan pekerja dan menyebabkan produktivitas pekerja menurun. Perusahaan juga harus mengeluarkan biaya pengobatan dan tanggungan kepada pekerja selama masa pemulihan dan mencari pengganti tenaga ahli lain agar proses produksi tetap berjalan. Berdasarkan hasil penelitian Salihendo (2015) terkait potensi bahaya pekerja dengan menggunakan job safety analysis potensi bahaya

6 pada stasiun rebusan / boiler PT Sinergi Perkebunan Nusantara Pabrik Kelapa Sawit yaitu ledakan, kebisingan, terpeleset terkena serpihan ledakan, terbakar / tersengat aliran listrik, terpapar pendengaran. Hal ini dapat menimbulkan berbagai macam kerugian berupa kehilangan nyawa, sakit, cedera, citra perusahaan akan menurun. Hasil penelitian Musyafah Ali (2013) terkait manajemen risiko di Power Plane Steam Boiler PT. Paiton Indonesia dari komponen utama sistem boiler seperti economizer, steam drum, superheated dan reheated. Dengan kekuatan pemeliharaan komponen 5 tahun hasil kali probability dan konsekuensi oleh matriks risiko yang memiliki risiko bahaya paling tinggi adalah uap high pressure drum dengan kriteria ekstrem dan tekanan pemancar superheat outlet dengan kategori berisiko ekstrem yang berisiko menimbulkan kebakaran. Berbagai bahaya keselamatan dan kesehatan kerja yang terdapat di tempat kerja yang berpotensi menimbulkan berbagai macam risiko. Untuk itu diperlukan analisis risiko yang bertujuan untuk mencegah dan meminimalisir risiko yang ada di tempat kerja dengan cara melakukan pengendalian bahaya yang bersifat efektif sesuai dengan tingkat risikonya. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian mengenai Analisis Risiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pada Pemeliharaan Korektif High Peressure Drum Di Unit Pengoperasian Heat Recovery Steam Generator (HRSG) PT. PJB Unit Pembangkit Muara Karang Tahun 2017. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan pemaparan pada bagian sebelumnya terkait adanya kecelakaan kerja pada tahun 2016 saat pemeliharaan korektif di unit HRSG dan di ruang High Peressure Drum ini merupakan bagian yang memiliki risiko tinggi terjadinya kasus kecelakaan kerja karena pekerja melakukan pemeliharaan pada ketinggian di mana tinggi HRSG mencapai ± 21 meter, pada ruang drum yang sempit dan licin serta menggunakan cat, pengelasan dan komponen peralatan mekanik lainnya maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah Analisis Risiko Keselamatan Dan

7 Kesehatan Kerja Pada Pemeliharaan Korektif High Peressure Drum Di Unit Pengoperasian HRSG PT. PJB Unit Pembangkit Muara Karang Tahun 2017 dengan menggunakan metode Job Safety Analysis (JSA). 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah di atas, terdapat masalah-masalah yang berkaitan dengan penelitian ini. 1. Aktivitas pekerjaan apa saja yang dilakukan pada unit pemeliharaan korektif High Peressure Drum di unit pengoperasian HRSG? 2. Apa saja bahaya dan risiko keselamatan dan kesehatan kerja yang terdapat pada unit pemeliharaan korektif High Peressure Drum di unit pengoperasian HRSG? 3. Bagaimanakah besarnya consequences, probability, exposure dari basic level dan existing level, risk level beserta risk reduction dari risiko keselamatan dan kesehatan kerja yang terdapat pada unit pemeliharaan korektif High Peressure Drum di unit pengoperasian HRSG? 4. Jenis pengendalian apa saja yang telah dilakukan oleh perusahaan yang terdapat pada unit pemeliharaan korektif High Peressure Drum di unit pengoperasian HRSG? 1.4 Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat resiko keselamatan dan kesehatan Pada Pemeliharaan Korektif High Peressure Drum Di Unit Pengoperasian HRSG PT. PJB Unit Pembangkit Muara Karang Tahun 2017. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui tahapan proses kerja pada pemeliharaan korektif High Peressure Drum di unit pengoperasian HRSG PT. PJB Unit Pembangkit Muara Karang Tahun 2017.

8 b. Mengetahui bahaya dan risiko keselamatan dan kesehatan kerja yang terdapat pada pemeliharaan korektif High Peressure Drum di unit pengoperasian Heat Recovery Steam Generator (HRSG) PT. PJB Unit Pembangkit Muara Karang Tahun 2017. c. Mengetahui besarnya consequences, probability, exposure dari basic level dan existing level, risk level beserta risk reduction dari risiko keselamatan dan kesehatan kerja yang terdapat pada unit pemeliharaan korektif High Peressure Drum di unit pengoperasian HRSG 2017. d. Mengetahui jenis pengendalian yang telah dilakukan pada unit pemeliharaan korektif High Peressure Drum di unit pengoperasian HRSG PT. PJB Unit Pembangkit Muara Karang Tahun 2017. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Bagi Peneliti 1. Untuk meningkatkan kompetensi peneliti dalam bidang K3, khususnya mengenai identifikasi dan analisis risiko keselamatan dan kesehatan kerja. 2. Dapat memberi kontribusi yang positif terhadap perusahaan, khususnya mengenai identifikasi dan analisis risiko keselamatan dan kesehatan kerja. 1.5.2 Bagi Perusahaan 1. Sebagai bahan evaluasi terhadap pengendalian risiko yang telah diterapkan pada pemeliharaan korektif High Peressure Drum di unit pengoperasian HRSG PT. PJB Unit Pembangkit Muara Karang Tahun 2017. 2. Sebagai bahan masukan dan informasi mengenai bahaya dan tingkat risiko yang terdapat di tempat kerja sehingga perusahaan dapat menerapkan tindakan pengendalian yang tepat. 3. Sebagai bahan masukan atau informasi dalam menerapkan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di perusahaan.

9 1.5.3 Bagi FIKES Esa Unggul Sebagai sarana dalam mengembangkan keilmuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), khususnya mengenai analisis risiko keselamatan dan kesehatan kerja bagi civitas akademik Prodi Kesehatan Masyarakat Jakarta. 1.6 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis penilaian risiko keselamatan dan kesehatan kerja pada pemeliharaan korektif High Peressure Drum di unit pengoperasian HRSG PT. PJB Unit Pembangkit Muara Karang. Penelitian ini dilakukan karena pekerja melakukan pemeliharaan pada ketinggian di mana tinggi HRSG mencapai ± 21 meter, pada ruang drum yang sempit dan licin serta menggunakan pengelasan, pengecatan dan komponen peralatan mekanik lainnya. Peneliti melakukan identifikasi risiko pada pekerja pemeliharaan korektif ssebagai informan sebanyak 7 orang dan lingkungan kerja di area High Pressure Drum dengan cara observasi berdasarkan area kerja dan tahapan kerja. Kemudian menganalisis nilai consequences, probability dan exposure serta tingkat risiko dengan mengacu pada standar AS/NZS 4360 :2004 tentang Risk Management. Penelitian ini dilakukan pada bulan September- Desember 2017, metode yang digunakan pada penelitian ini bersifat semi kuantitatif. Data yang digunakan adalah data primer (wawancara terbuka dan observasi langsung) dan data sekunder berupa tabel JSA dari pihak instansi. Hasil dari data tersebut kemudian dianalisis nilai consequence, probability, dan exposure, serta identifikasi bahaya dan risiko yang didasarkan pada tiap-tiap tahap dalam proses pekerjaannya dengan menggunakan Job Safety Analysis (JSA).