ISSN 2088-9321 ISSN e-2502-5295 pp. 543-552 TINJAUAN KONDISI PERKERASAN JALAN DENGAN KOMBINASI NILAI INTERNATIONAL ROUGHNESS INDEX (IRI) DAN SURFACE DISTRESS INDEX (SDI) PADA JALAN TAKENGON BLANGKEJEREN Baihaqi 1, Sofyan M. Saleh 2, Renni Anggraini 3 1) Mahasiswa Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Jl. Tgk. Syeh Abdul Rauf No. 7, Darussalam Banda Aceh 23111, email: baihaqi.th@gmail.com 2,3) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Jl. Tgk. Syeh Abdul Rauf No. 7, Darussalam Banda Aceh 23111, email: sofyan.saleh@unsyiah.ac.id 2, renni.anggraini@unsyiah.ac.id 3 Abstract: Takengon - Blangkejeren road is one of the cross national roads connecting Central Aceh Regency with Gayo Lues Regency. This road is in the mountainous terrain and often passed by heavy loaded vehicles so that often damaged. To overcome the frequent damage to this road segment, it is necessary to conduct a research on road pavement damage. The purpose of this research is to know the condition of road damage based on the combination of International Roughness Index (IRI) and Surface Distress Index (SDI). This study uses direct observation method in the field by conducting a visual survey of road pavement conditions. The result of the research shows that the total damage level of road surface is 30,54% while the road surface is not damaged by 69,46% from total of road that become research object, that is 12,63 Km divided into 6 road segment. For the overall condition of roads reviewed 45.02% good, 45.81% medium, 6.87% lightly damaged, 2.29% heavily damaged. Keywords : Pavement Road, Surface Distress Index (SDI), International Roughness Index (IRI). Abstrak: Ruas jalan Takengon Blangkejeren merupakan salah satu ruas jalan nasional lintas tengah yang menghubungkan Kabupaten Aceh Tengah dengan Kabupaten Gayo Lues. Jalan ini berada pada medan pegunungan dan sering dilalui kendaraan dengan beban yang sehingga sering mengalami kerusakan. Untuk mengatasi kerusakan yang sering terjadi pada ruas jalan ini perlu diadakan suatu penelitian mengenai jenis kerusakan perkerasan jalan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi kerusakan jalan berdasarkan kombinasi nilai International Roughness Index (IRI) dan Surface Distress Index (SDI). Penelitian ini menggunakan metode pengamatan langsung dilapangan dengan melakukan survey secara visual terhadap kondisi perkerasan jalan. Dari hasil penelitian diperoleh tingkat kerusakan keseluruhan permukaan jalan adalah sebesar 30,54% sedangkan permukaan jalan yang tidak mengalami kerusakan sebesar 69,46 % dari total panjang jalan yang menjadi objek penelitian, yaitu 12,63 Km yang dibagi menjadi 6 buah segmen jalan. Untuk kondisi keseluruhan jalan yang ditinjau 45,02 % baik, 45,81 % sedang, 6,87 % rusak ringan, 2,29 % rusak. Kata kunci : Perkerasan Jalan, Surface Distress Index (SDI), International Roughness Index (IRI). Infrastruktur jalan mempunyai peran yang sangat penting untuk menunjang pertumbuhan ekonomi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan, baik untuk pendistribusian barang atau jasa. Ketersediaan jalan yang baik dan stabil berpengaruh terhadap kelancaran arus Perkerasan Jalan Dan Geoteknik - 543
lalu lintas. Tingginya pertumbuhan lalu lintas sebagai akibat pertumbuhan ekonomi dapat menimbulkan masalah yang serius apabila tidak diimbangi dengan perbaikan mutu dari sarana dan prasarana jalan yang ada. Diperlukan penambahan infrastruktur jalan dan perencanaan lapis perkerasan yang baik serta pemeliharaan jalan yang terus menerus agar kondisi jalan tetap aman dan nyaman untuk memberikan pelayanan terhadap lalu lintas kendaraan. Pertumbuhan kendaraan yang begitu cepat berdampak pada kepadatan lalu lintas, baik di jalan dalam kota maupun luar kota, sehingga perlu adanya peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan. 544 - Perbaikan konstruksi jalan raya merupakan serangkaian kegiatan yang diarahkan untuk menjaga agar struktur perkerasan jalan raya dapat berfungsi senyaman mungkin. Perbaikan jalan raya ini perlu dilaksanakan mengingat sebagian struktur perkerasan jalan tidak dapat selalu rata selama umur rencananya tanpa adanya kerusakan-kerusakan. Ada masa dimana keadaan perkerasan jalan mulai memburuk hingga pada tingkat yang tidak layak. Pada keadaan ini diperlukan suatu perbaikan agar perkerasan kembali pada tingkat pelayanan yang memadai, sehingga dapat dilewati oleh pengguna lalu lintas dengan baik. Ruas jalan Takengon Blangkejeren merupakan salah satu jalan nasional lintas tengah yang menghubungkan Kabupaten Aceh Tengah dengan Kabupaten Gayo Lues. Jalan ini berada pada medan Perkerasan Jalan dan Geoteknik pegunungan dan sering dilalui kendaraan dengan beban yang sehingga sering mengalami kerusakan. Untuk mengatasi kerusakan yang sering terjadi pada ruas jalan ini perlu diadakan suatu penelitian mengenai kerusakan perkerasan jalan. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui jenis, tingkat dan kondisi kerusakan permukaan jalan pada ruas jalan Takengon Blangkejeren. TINJAUAN PUSTAKA Jenis jenis kerusakan perkerasan aspal Berdasarkan Modul B.1.1. Prasarana Transportasi, Campuran Beraspal Panas, yang dikeluarkan oleh Departemen Kimpraswil Badan Penelitian dan Pengembangan pada tahun 2003, terdapat beberapa kerusakan yang terjadi pada perkerasan aspal. a) Cacat permukaan yang terdiri dari; deliminasi, bleeding, pengausan, pelepasan butir dan lubang. b) Retak yang terdiri dari; retak selip, retak kulit buaya, retak blok, retak memanjang dan retak melintang. c) Deformasi yang terdiri dari; alur, keriting, depresi/amblas, pergeseran (shoving) dan deformasi plastis. Sedangkan klasifikasi kondisi jalan aspal berdasarkan peraturan Menteri Pekerjaan Umum, nomor: 13/PRT/M/2011 tentang tata cara pemeliharaan dan penilikan jalan adalah sebagai berikut; a) Jalan dengan kondisi baik
b) Jalan dengan kondisi sedang c) Jalan dengan kondisi rusak ringan d) Jalan dengan kondisi rusak Sistem penilaian kondisi permukaan menurut Bina Marga Bina Marga telah memberikan manual konstruksi dan bangunan tentang survei kondisi,jalan untuk pemeliharaan rutin No. 001-01/M/BM/2011. Frekuensi survei kondisi jalan berdasarkan Bina Marga, dianjurkan tidak kurang dari 2 kali dalam setahun berdasarkan data titik referensi, dengan rentang waktu pertama antara bulan ke empat sampai bulan ke enam dan survei kedua dilaksanakan antara bulan ke sepuluh sampai bulan ke dua belas. Diutamakan pada saat sebelum dan sesudah musim hujan. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa kerusakan kecil akan meningkat dengan cepat menjadi besar pada saat musim hujan. Infomasi yang didata untuk mengetahui kondisi permukaan jalan aspal dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini. Gambar 1. Tinjauan Permukaan Jalan Aspal (Bina Marga, 2011 b ) Penilaian kondisi permukaan jalan secara Tabel 1. Penilaian Luas Retak pengamatan dan diidentifikasi sesuai jenis dan Angka Kategori Luas Retak Nilai SDI a 1 Tidak ada - tingkat kerusakan, untuk menilai kondisi 2 < 10% 5 permukaan jalan seperti dalam Tabel 1, Tabel 3 10 30 % 20 4 >30% 40 2, Tabel 3, dan Tabel 4. Perkerasan Jalan dan Geoteknik - 545
Tabel 2. Penilaian Lebar Retak Kategori Lebar Angka Nilai SDI b Retak 1 Tidak ada - 2 Halus < 1 mm - 3 Sedang 1 5 mm 4 Lebar >5 mm Hasil SDI a x 2 Sumber : Marga (2011b) Bina Tabel 3. Penilaian Jumlah Lubang Kategori Jumlah Angka Nilai SDI c Lubang 1 Tidak ada - 2 < 10/100 m Hasil SDI b + 15 3 10-50/100 m Hasil SDI b + 75 4 > 50/100 m Hasil SDI b +225 - Tabel 4. Penilaian Bekas Roda Kategori Nilai Angka bekas roda X Nilai SDI d 1 Tidak ada - - 2 3 < 1 cm dalam 1-3 cm dalam 4 > 3 cm 0,5 Hasil SDI c + 5 x 0,5 2 Hasil SDI c + 5 x 2 4 Hasil SDI c + 5 x 4 Perhitungan Surface Distress Index (SDI) untuk menilai kondisi jalan dapat dilihat pada Gambar 2 dan contoh perhitungannya pada gambar 3. Gambar 2. Perhitungan SDI Jalan Aspal (Bina Marga, 2011 b ) 546 - Gambar 3. Contoh Perhitungan SDI Jalan Aspal Perkerasan Jalan dan Geoteknik
Dalam menilai dan menentukan kondisi jalan telah diperoleh dari hasil penilaian masing - masing jenis kerusakan seperti dalam Tabel 5, Tabel 6, dan Tabel 7. Tabel 5. Teknik Surface Distress Index (SDI) Kondisi Jalan SDI Baik < 50 Sedang 50-100 ringan 100-150 >150 Tabel 6. Tipe permukaan dan International Roughness Index (IRI) Tipe Nomor IRI Keterangan Permukaan 1 < 4 Aspal Very good 2 4-8 Aspal Good-Fair 3 8-12 Aspal Fair-Poor 4 12-16 Aspal Poor-Bad 5 16-20 Aspal Bad 6 20 Aspal Very Bad 7 Any Unsealed Unsealed Tabel 7. Penentuan Kondisi Segmen Jalan IRI SDI (m/km) < 50 50-100 100-150 > 150 < 4 Baik Sedang Sedang 4-8 Sedang Sedang 8-12 > 12 ringan ringan ringan Ringan ringan METODOLOGI PENELITIAN Adapun penelitian dilakukan dengan melakukan survei secara langsung ke lapangan dan mengklasifikasikan kerusakan perkerasan jalan berdasarkan jenis dan tingkat kerusakannya. Penelitian ini menggunakan metode Bina Marga dengan sistem analisa kombinasi penilaian kondisi perkerasan jalan menurut Surface Distress Index (SDI) dan International Roughness Index (IRI). Langkah awal dalam melakukan penelitian adalah dengan terlebih dahulu mengetahui latar belakang dari daerah yang menjadi objek penelitian sehingga didapatkan suatu rumusan permasalahan yang ada untuk selanjutnya dijadikan tujuan penelitian. Setelah itu dikumpulkanlah berbagai macam data yang diperlukan untuk melakukan penelitian ini yang terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari survei kondisi jalan pada jalan Takengon Blangkejeren, letak ruas jalan yang menjadi lokasi penelitian tepatnya berada pada Sta 02+370 15+000 Sedangkan data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 7a (Takengon Blangkejeren). Langkah selanjutnya dilakukan evaluasi kerusakan permukaan jalan dengan sistem penilaian kondisi perkerasan menurut Bina Marga untuk diketahuinya kondisi jalan tersebut. Untuk lebih jelasnya mengenai langkah langkah dalam melakukan penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4. Perkerasan Jalan dan Geoteknik - 547
. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan permasalahan dan metode penelitian yang telah dikemukakan, maka diperoleh data dari hasil survei visual yang selanjutnya dilakukan pembahasan sehingga dapat diidentifikasikan jenis, tingkat dan kondisi kerusakan pada jalan Takengon Blangkejeren yang menjadi lokasi penelitian yaitu Sta 02+370 15+000. Hasil penelitian yang diperoleh adalah berupa data-data kondisi jalan dengan cara pengumpulan data survei visual yaitu kategori kerusakan jalan, ukuran dan persentase kerusakan jalan dengan menggunakan metode Bina Marga. Lapisan permukaan jalan pada ruas jalan Takengon Blangkejeren menggunakan lapis permukan jalan AC (asphalt concrete) dan terdiri dari beberapa segmen yang berbeda Gambar 4. Bagan Alir Penelitian bentuk tipikal jalan dapat dilihat pada Tabel 8 berikut ini. Tabel 8. Segmen Ruas Jalan Penelitian Segmen Jalan (STA) Panjang Jalan (Km) Lebar Jalan (m) Segmen I 02+370-04+170 Segmen II 04+170-10+300 Segmen III 10+300-11+250 Segmen IV 11+250-12+220 Segmen V 12+220-12+360 Segmen VI 12+360-15+000 Lebar Bahu (m) 1,8 6 1,5 6,13 6 1 0,95 6 1,5 0,97 6 1 0,14 7 1 2,64 7 1,5 Tingkat kerusakan permukaan ruas jalan Takengon - Blangkejeren dipersentasekan untuk keseluruhannya dari tiap jenis dan tingkat kerusakan pada setiap segmen jalan, sehingga diperoleh hasil persentase tingkat 548 - Perkerasan Jalan dan Geoteknik
kerusakan permukaan jalan yang dapat dilihat pada Tabel 9 dan Gambar 5, sedangkan untuk kondisi kerusakan ruas jalan dapat dilihat pada Tabel 9 Total Persentase Kerusakan Permukaan Jalan Jenis Kerusakan Gambar 6. Segmen I Segmen II Segmen III Segmen IV Segmen V Segmen VI Total (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) Lubang 1,50 0,16 0,002 - - - 1,65 Retak 3,42 3,65 3,59 0,27 - - 10,92 Amblas 10,68 3,04 0,14 - - - 13,86 Tambalan 1,78 0,66 0,01 0,01 - - 2,46 Tepi 1,31 0,25 0,01 - - - 1,57 Terkelupas - 0,08 - - - - 0,08 Total (%) 18,69 7,83 3,75 0,28 - - 30,54 Berdasarkan hasil survei diperoleh tingkat kerusakan permukaan jalan sebesar 30,54% sedangkan jalan yang tidak mengalami kerusakan sebesar 69,46 %, jalan yang tidak mengalami kerusakan umumnya berada pada segmen V dan segmen VI karena ruas jalan pada segmen tersebut baru saja dilakukan penanganan berupa peningkatan/rekonstruksi dan pelebaran jalan. Penentuan kondisi jalan diperoleh berdasarkan perbandingan nilai IRI dengan nilai SDI. Hasil yang diperoleh dari perbandingan tersebut dapat menentukan kondisi jalan yaitu kondisi baik, sedang, rusak ringan maupun rusak pada setiap jarak interval per 100 meter panjang jalan dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 5. Tingkat Kerusakan Permukaan Jalan Perkerasan Jalan dan Geoteknik - 549
Gambar 6. Kondisi Kerusakan Permukaan Jalan KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 550 - Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan: 1. Jenis kerusakan yang ada pada ruas jalan Takengon Blangkejeren Sta 02+370 15+000 adalah sebesar; lubang 1,65 %, retak 10,92 %, amblas 13,86 %, tambalan 2,46 %, kerusakan tepi 1,57 %, terkelupas 0,08 % sedangkan tingkat kerusakan permukaan jalan untuk keseluruhan dari Gambar 7. Persentase Kondisi Jalan Perkerasan Jalan dan Geoteknik beberapa jenis kerusakan adalah 30,54% dan jalan yang tidak mengalami kerusakan sebesar 69,46 % dari total panjang jalan yaitu 12,63 Km. 2. Tingkat kerusakan permukaan jalan berdasarkan pembagian segmen adalah sebagai berikut; tingkat kerusakan pada segmen I sebesar 18,69 %, pada segmen II sebesar 7,83 %, pada segmen III sebesar 3,75 %, pada segmen IV sebesar 0,28 %, pada segmen V sebesar 0 %, pada segmen
VI sebesar 0 % sedangkan tingkat kerusakan permukaan jalan untuk keseluruhan segmen jalan adalah 30,54% dan jalan yang tidak mengalami kerusakan sebesar 69,46 % dari total panjang jalan yaitu 12,63 Km yang dibagi menjadi 6 buah segmen jalan. 3. Kondisi perkerasan jalan yang diperoleh dari keseluruhan panjang jalan yang menjadi objek penelitian sepanjang 12,63 km yaitu 45,02 % baik, 45,81 % sedang, 6,87 % rusak ringan, 2,29 % dan rusak sedangkan kondisi jalan setiap segmen yang terbagi dalam 6 segmen yaitu segmen I kondisinya sedang, segmen II kondisinya sedang, segmen III kondisinya baik, segmen IV kondisinya baik, segmen V kondisinya sedang dan segmen VI kondisinya sedang. Saran Beberapa saran yang didapatkan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Salah satu penyebab terbesar kerusakan permukaan jalan pada ruas jalan yang menjadi objek penelitian ini adalah kondisi saluran yang tidak bagus sehingga tidak dapat mengalirkan air yang ada pada permukaan jalan dengan baik apabila sewaktu-waktu permukaan jalan tergenang air ketika saat musim penghujan tiba dan sumber-sumber air lainnya yang mengalir dari daerah pinggir jalan sehingga mengarah ke permukaan jalan seperti kondisi saluran pada segmen I, sebagian besar segmen II, sebagian kecil segmen III dan IV, maka selain penanganan pada kerusakan permukaan jalan juga perlu dilakukan penanganan pada kerusakan saluran. 2. Perlu dilakukan pengambilan data atau survey lapangan antara data nilai IRI dan nilai SDI secara bersamaan atau dalam waktu yang berdekatan agar tidak terjadi perbedaan dalam menentukan jenis penanganan kerusakan jalan yang tepat. DAFTAR PUSTAKA Balai Bahan dan Perkerasan Jalan Pusat Litbang Prasarana Transportasi, 2003, Campuran Beraspal Panas, Modul B.1.1 Prasarana Transportasi, Departemen Permukiman dan Prasarana wilayah Badan Penelitian dan Pengembangan, Jakarta. Direktorat Jenderal Bina Marga, 2011 a, Manual Konstruksi dan Bangunan. No. 001-01/M/BM/2011, Survei Kondisi Jalan untuk Pemeliharaan Rutin, Kementerian Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga. Direktorat Jenderal Bina Marga, 2011 b, Pedoman Konstruksi dan Bangunan. No. 00104/P/BM/2011, Survei Kondisi Jalan, Kementerian Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga. Direktorat Jenderal Bina Marga, Jakarta, 2015, Tentang Penetapan Ruas Jalan Dalam Jaringan Jalan Primer Menurut Fungsinya Sebagai Jalan Perkerasan Jalan dan Geoteknik - 551
Arteri (JAP) dan Jalan Kolektor 1 (JKP 1), Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 248/KPTS/M/2015, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Direktorat Jenderal Bina Marga, Jakarta. Ichsan, 2014, Studi Evaluasi Tingkat Kerusakan Permukaan Jalan Untuk Menentukan Jenis Penanganan Dengan Sistem Penilaian Menurut Bina Marga, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Kementerian Pekerjaan Umum, 2011, Tentang Tata Cara Pemeliharaan dan Penilikan Jalan, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 13/PRT/M/2011, Jakarta. Pemerintah Republik Indonesia, 2006, Tentang Jalan, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006, Jakarta. Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah, 2016, Tentang Rencana Tata Ruang wilayah Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2016 2036, Qanun Kabupaten Aceh Tengah Nomor 2 Tahun 2016, Takengon. 552 - Perkerasan Jalan dan Geoteknik