PENGARUH METODE TWO-STAGE MIXING APPROACH (TSMA) TERHADAP KUAT TEKAN BETON POROUS DENGAN VARIASI KOMPOSISI AGREGAT KASAR DAUR ULANG (RCA)

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Penggunaan Bambu Sebagai Pengganti Agregat Split terhadap Kuat Tekan Beton Ringan


PENGARUH METODE TWO STAGE MIXING APPROACH (TSMA) TERHADAP KUAT TARIK BELAH BETON POROUS DENGAN VARIASI KOMPOSISI AGREGAT KASAR DAUR ULANG (RCA)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

PENGARUH VARIASI PERAWATAN BETON TERHADAP SIFAT MEKANIK HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE UNTUK MEMPRODUKSI BETON KUAT TEKAN NORMAL

PERBANDINGAN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN AGREGAT JENUH KERING MUKA DENGAN AGREGAT KERING UDARA

PENGARUH METODE TWO-STAGE MIXING APPROACH (TSMA) TERHADAP KUAT LENTUR BETON POROUS DENGAN VARIASI KOMPOSISI AGREGAT KASAR DAUR ULANG (RCA)

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB 4 HASIL DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN I 1

PENGARUH KADAR AIR AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN BETON ABSTRACT

BAB 1 PENDAHULUAN. digunakan bahan tambah yang bersifat mineral (additive) yang lebih banyak bersifat

PENGGUNAAN PASIR WEOL SEBAGAI BAHAN CAMPURAN MORTAR DAN BETON STRUKTURAL

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH CAMPURAN LIMBAH KULIT KERANG TERHADAP MUTU KUAT TEKAN BETON f c = 25 MPa DAN KETAHANANNYA TERHADAP REMBESAN AIR LAUT

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PEMANFAATAN CLAY EX. BENGALON SEBAGAI AGREGAT BUATAN DAN PASIR EX. PALU DALAM CAMPURAN BETON DENGAN METODE STANDAR NASIONAL INDONESIA

PENGARUH VARIASI BENTUK PAVING BLOCK TERHADAP KUAT TEKAN

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: yang padat. Pada penelitian ini menggunakan semen Holcim yang

BAB 3 METODE PENELITIAN

PENENTUAN MUTU AGREGAT HALUS DARI BERBAGAI QUARRY PADA PRODUKSI BETON

Kajian Eksperimen Kuat Tekan Beton Ringan Menggunakan Agregat Bambu dan Bahan Tambah Beton

STUDI BETON BERKEKUATAN TINGGI (HIGH PERFORMANCE CONCRETE) DENGAN MIX DESIGN MENGGUNAKAN METODE ACI (AMERICAN CONCRETE INSTITUTE)

STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON BERDASARKAN URUTAN PENCAMPURAN MATERIAL PENYUSUN BETON DENGAN ADUKAN MANUAL. Abstract:

TINJAUAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON DENGAN MENGGUNAKAN KAPUR PADAM DAN TANAH PADAS

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH UKURAN MAKSIMUM DAN NILAI KEKERASAN AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

USE OF CLAY EX. BENGALON AS AGGREGATE MADE AND SAND EX. MUARA BADAK IN MIXED CONCRETE METHOD STANDART NATIONAL INDONESIAN

PENGARUH PENGGUNAAN AGREGAT DAUR ULANG BETON KEDALAM CAMPURAN BETON K 175 (PENELITIAN)

PENGARUH GRADASI PASIR DAN FAKTOR AIR SEMEN PADA MORTAR TERHADAP KEKUATAN BETON PREPACKED

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di

BAB I PENDAHULUAN. serta bahan tambahan lain dengan perbandingan tertentu. Campuran bahan-bahan

Analisis Kuat Tekan Beton yang Menggunakan Pasir Laut sebagai Agregat Halus pada Beberapa Quarry di Kabupaten Fakfak

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 3 METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH...

Studi Mengenai Perancangan Komposisi Bahan dalam Campuran Mortar untuk Pembuatan Bata Beton (Paving Block)

Studi Lanjut Mengenai Faktor Granular Tinggi pada Perancangan Beton Cara Dreux Gorrise

Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

Cara uji berat isi beton ringan struktural

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELTIAN

BAB 4 DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN

Jurnal Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Agustus 2014

KUAT TEKAN BETON CAMPURAN 1:2:3 DENGAN AGREGAT LOKAL SEKITAR MADIUN

PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH PADA BETON MUTU TINGGI DENGAN SILICA FUME DAN FILLER PASIR KWARSA

PENGARUH PERBANDINGAN AGREGAT HALUS DENGAN AGREGAT KASAR TERHADAP WORKABILITY DAN KUAT TEKAN BETON

PEMANFAATAN BATU KAPUR DIDAERAH SAMPANG MADURA SEBAGAI BAHAN PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON

Pengujian agregat dan kuat tekan dilakukan di Laboratorium Bahan

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH BERBAGAI KADAR VISCOCRETE PADA BERBAGAI UMUR KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI f c = 45 MPa

Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** Abstrak

LAMPIRAN 1 MIX DESIGN (ACI ) Universitas Sumatera Utara

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

STUDI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK BETON DENGAN AGREGAT KASAR DAUR ULANG DENGAN f c = 25 MPa

Sifat Beton Segar 1. Kemudahan Pengerjaan ( Workability /Kelecakan) Kompaktibilitas Mobilitas Stabilitas

LAMPIRAN I PEMERIKSAAN BAHAN. Universitas Sumatera Utara

BAB V HASIL PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perancangan maupun inovasi material yang digunakan. konstruksi juga selalu dikembangkan. Beton ringan atau lightweight concrete

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fly ash terhadap kuat

PENGARUH VARIASI DIAMETER MAKSIMUM AGREGAT DALAM CAMPURAN TERHADAP KEKUATAN TEKAN BETON

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi yang dilakukan adalah dengan cara membuat benda uji di

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

Studi Mengenai Campuran Beton dengan Kadar Pasir Tinggi dalam Agregat Gabungan pada Cara SNI

PENGARUH SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN DENGAN ABU TERBANG TERHADAP KARAKTERISTIK TEKNIS BETON

PENGARUH KOMPOSISI FLY ASH TERHADAP KUAT TEKAN BETON POROUS DENGAN VARIASI KOMPOSISI AGREGAT KASAR DAUR ULANG (RCA) NASKAH PUBLIKASI TEKNIK SIPIL

BAB 3 METODOLOGI. Bagan alir ini menjelaskan langkah apa saja yang dilakukan untuk membuat

Pengaruh Persentase Serat Sabut Pinang (Areca Catechu L. Fiber) dan Foam Agent terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Papan Beton Ringan

STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN SEMEN PPC DENGAN TAMBAHAN GLENIUM

PEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON BERAGREGAT KASAR BATU RINGAN APE DARI KEPULAUAN TALAUD

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan peralatan yang ada di laboratorim teknologi

BAB I PENDAHULUAN. mencampurkan semen portland, air, pasir, kerikil, dan untuk kondisi tertentu

BAB 3 METODOLOGI. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah apa saja yang terdapat

Penggunaan Agregat Kasar Daur Ulang dari Limbah Beton Padat dengan Mutu K350-K400 terhadap Kuat Tekan, Kuat Lentur, dan Susut pada Beton.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR. Oleh : Garnasih Tunjung Arum

III. METODE PENELITIAN. Konstruksi Fakultas Teknik Universitas Lampung. Benda uji dalam

PENGARUH FLY ASH PADA KUAT TEKAN CAMPURAN BETON MENGGUNAKAN EXPANDED POLYSTYRENE SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL PASIR

BAB 3 METODE PENELITIAN

STUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN PECAHAN KERAMIK SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR DALAM PERANCANGAN CAMPURAN BETON

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH DIAMETER DAN KUAT TEKAN INKLUSI TERHADAP KUAT TEKAN MORTAR

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Abstrak

STUDI KUAT TEKAN BETON BERAGREGAT RAMAH LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu bahan material yang selalu hampir digunakan pada

BAB I PENDAHULUAN. lentur (flexible pavement) dan perkerasan kaku (rigid pavement). Secara struktural

BAB 3 METODOLOGI. berpori di Indonesia, maka referensi yang digunakan lebih banyak diperoleh dari hasil

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini adalah semen PCC merk

III. METODE PENELITIAN

PEMAKAIAN VARIASI BAHAN TAMBAH LARUTAN GULA DAN VARIASI ABU ARANG BRIKET PADA KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI

Trian Cahyarini 1), Andang Widjaja 2) 1) Program Studi S1 Pendidikan Teknik Bangunan, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK CANGKANG LOKAN SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

BAB 3 METODOLOGI. yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai. Mulai. Tinjauan Pustaka. Pengujian Bahan/Semen

STUDI EKSPERIMENTAL SIFAT-SIFAT MEKANIK BETON NORMAL DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI AGREGAT KASAR

STUDI EKSPERIMENTAL BETON ADUKAN KERING DENGAN METODE PENGECORAN PIPA BERKATUP PADA AIR LABORATORIUM

BAB 3 METODE PENELITIAN

> NORMAL CONCRETE MIX DESIGN <

Transkripsi:

PENGARUH METODE TWO-STAGE MIXING APPROACH (TSMA) TERHADAP KUAT TEKAN BETON POROUS DENGAN VARIASI KOMPOSISI AGREGAT KASAR DAUR ULANG (RCA) NASKAH PUBLIKASI TEKNIK SIPIL Ditujukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik KARTINI APRIANTI NIM. 135060101111057 UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK MALANG 2017

PENGARUH METODE TWO-STAGE MIXING APPROACH (TSMA) TERHADAP KUAT TEKAN BETON POROUS DENGAN VARIASI KOMPOSISI AGREGAT KASAR DAUR ULANG (RCA) (Effect of Two-Stage Mixing Approach (TSMA) on the Compression Strength of Porous Concrete with Variations Composition of Recycled Coarse Aggregates (RCA)) Kartini Aprianti, Eva Arifi, Devi Nuralinah JurusannTekniknSipil,nFakultasnTeknik,nUniversitasnBrawijaya JalannMT.nHaryonon167,nMalangn65145,nJawaTimur,nIndonesia Email: kartiniaprianti04@yahoo.com ABSTRAK Betonnporousnadalah salah satu jenis beton yangnmempunyai rongga udaranlebih besar sehingga memungkinkan airnuntuknmengalir melalui rongganbeton dan dapat diserap oleh tanah. Adanya rongganudara yang lebih besar, mengakibatkan kuat tekan beton porous lebih rendah dibandingkan beton konvensional.mpenggunaan beton porous dapat dikembangkan lagi dengan mengganti sebagian atau seluruh agregat kasar alam (NCA) dengan agregat kasar beton daur ulang (RCA). Kualitas RCAnumumnyanlebih rendah daripadannca, sehingga metodentwo-stage Mixing Approach (TSMA) diharapkanndapatnmeningkatkannkualitas beton porous yang.menggunakan.rca. Pengujian material pada penelitian ini meliputi berat isi, berat jenis, dan penyerapan air pada agregat kasar. Sedangkan pengujian untuk beton porous meliputi berat isi dan kuat tekan. Uji tekan dilaksanakan untuk mengetahui pengaruh komposisi RCA dan metode pencampuran terhadap kuat tekan beton porous.npersentase RCA yang.digunakan yaitu 0%, 25% 50%, 75%, dan 100%, sedangkan metodenpencampurannyangndigunakan yaitu Normal Mixing Aggregates (NMA) dan Two- Stage Mixing Approach (TSMA). nnn Pengujian tekan dilakukan pada umur beton 28nharindengan alat Compressing Testing Machine (CTM).mBerdasarkan hasil pengujian didapatkan kuat tekan rata-rata maksimum yaitu pada komposisi RCA 100% dan metode TSMA dengan nilai 11,81 MPa. Pada penelitian ini, hasil pengujian kuatntekannmemenuhi syarat ACI 522R-10 tentang beton porous. Kata kunci:.beton.porous,.kuat tekan, agregat.kasar daur.ulang, Two-Stage Mixing Approch (TSMA) ABSTRACT Porous concrete is a type of concrete that has a larger pore to allows water to flow through the concrete pores and absorbed by the soil. Because it have larger pores, the compression strength of porous concrete is lower than conventional concrete. The use of porous concrete can be further expanded by replacing some or all of the natural coarse aggregates (NCA) with recycled coarse aggregate (RCA). The quality of RCA is generally lower than NCA, so the Two-Stage Mixing Approach (TSMA) was expected to improve the quality of porous concrete using RCA. The test for material in this research included the density, specific gravity and water absorption of coarse aggregates. While the test for porous concrete included the density and compression strength. These test were conducted to determine the effect of RCA composition and mixing methods on the compression strength of porous concrete. The percentage of RCA used were 0%, 25% 50%, 75%, and 100%, while mixing methods were Normal Mixing Aggregates (NMA) and Two-Stage Mixing Approach (TSMA). The compression strength test was performed at 28 days of concrete using Compressing Testing Machine (CTM). Based on the test results, the maximum compression strength was retained by 100% RCA composition and TSMA method with a value of 11.81 MPa. In this research, the results of compression strength fulfill ACI 522R-10 requirement about porous concrete. Keywords: Porousnconcrete, compressionnstrength, recycledncoarsenaggregates, Two-Stage Mixing Approchm(TSMA)

PENDAHULUAN Salahnsatunmaterialnyangnsangatnpenting dan seringnkalindigunakannnuntuknnkonstruksi adalah beton. Kegunaanmbetonmselainmuntuk konstruksi struktur bangunan,myaitu sebagai lapisan perkerasan jalan.nakan tetapi, lapisan perkerasanmjalan umumnyandibuatnkedapnair sehingganmenghambat peresapan air kendalamntanah. Untuk mencegah halm.tersebut,mdiperlukan alternatifm.betonnyang ramahnnlingkungannnseperti nbetonnporous...beton porousnadalah salah satu jenis beton yangnmempunyai rongga udara nlebih besar sehingga memungkinkan airnnuntukn.nmengalir melalui rongganbeton dan dapat diserap oleh tanah. Adanyann.ronggan..nudaran.nyangn..nlebih besar, mengakibatkan kuatn.tekann.beton porous lebih rendahnndibandingkannnbetonnnkonvensional. Dari keunggulan beton porousnyangnramah lingkungan, penggunaannyandapat dikaji lebih lanjut lagi..salah satunya dengan mengganti sebagiannataunseluruh agregat kasar alam.(naturalncoarsenaggregates) dengan agregatnkasarnbetonndaurnulang (Recycled Coarse Aggregates). RCA umumnyammemiliki kualitas yang lebih rendahmdibandingkan dengan NCA.nnBeberapa hasil penelitian sebelumnya menunjukkan.bahwa.penggunaan.agregat.daur ulang cenderungn..menyebabkann.,penurunan kuatmtekan beton. Untuk meningkatkan kualitas dari beton yang menggunakannnn.rca,.nnndiperlukannn nn.metode pencampuran yangnlain,nsalah satunyanadalah Two- Stage Mixing Approach (TSMA)...Penggunaan TSMAnnndalam pencampuran beton telah menunjukkannpeningkatannkuatntekannbeton (Arifi, 2015). TUJUAN Tujuannndarinnpenelitiannnininnadalah untuk mengetahui pengaruhnkomposisinrcansebesar 0%, 25%,n50%,n75%,ndan 100% dengannnca terhadap kuat tekan betonnnporous, serta mengetahui perbedaan pengaruhnmetodentsmandengannnma padanbetonnporous yangnmemakainrca. TINJAUAN PUSTAKA Beton Porous Beton porous atau beton berpori juga dikenal sebagai pervious concrete memiliki campuran hampir sama dengan beton konvensional pada umumnya,.beton.porous.terdirindarinsemen, air, dan agregat. Tetapi, agregat yang digunakan yaitu agregat kasarndanmsedikit agregat halusmatau tanpa agregat halus. Hal itu menyebabkannbetonnporous mempunyaimmrongga udara yangnlebihnbesar, sehinggam...memungkinkan airm..untuk mengalir melaluinronggantersebut. Gambar 1. Efeknhidrologinterhadapnperkerasan kakundannperkerasannporous Sumber: Ferguson (2005) Betonmporous bertujuan untuk mengalirkan air hujannnnmelaluinvnrongga-ronggannnbeton hingga memungkinkannnairnnuntuknndiserap oleh tanah. Adanyannnronggannnudara yangnnnlebih besar mengakibatkannnkuatnntekannnbeton porous lebih rendahmdibandingkan beton konvensional, sehingga betonnnporousntidakm cocokmuntukmdiaplikasikan padanstrukturnyangnmemerlukanmkuat tekan tinggi. Agregat Kasar Daur Ulang (RCA) RCAnadalahnagregat kasar yang dibentuk dari prosesnnpemecahan,nnpengukuran,n.pencucian, dan pemilihanndarinbetonnkerasnyang ada. Penggunaan RCA tidakndiijinkannuntukndigunakan pada beton struktur yang memerlukannkuatntekannyang tinggi, tetapi dapatndigunakannpadan.betonn.non-struktural seperti batas jalan,nperkerasannjalan,nlandscape, dannnnsejenisnya.nnberdasarkan hasil studi eksperimental, RCA mengandungnmortarnsebesar 25%nhinggan45%, yangnmengakibatkannberat jenis agregat menjadinnlebihnnkecil, lebih berpori, kekerasannyannberkurang, bidangntemu (interface) bertambah, dan unsur-unsur kimianagresifnlebih mudahnmasukndan merusak.nselainnitu, terdapat retak mikronpadan RCAnyangnditimbulkan oleh tumbukan mesinnpemecahnbatunpada saat proses produksi agregatndaur ulang yang tidakndapat membelahndaerahnlempengan atau patahannpada

NCA. Retaknntersebutnntertahannnolehn kekangan mortar.yang.menyelimuti NCA (Suharwanto,.2005). Two-Stage Mixing Approach (TSMA) Faktor terpenting yang mempengaruhi kualitas adalah tingginya penyerapan air karena banyaknya mortar yang menempel pada RCA. Penggunaan RCA umumnya menyebabkan pengurangan sekitar 10% pada kekuatan tekan dan tarik, hingga 35% pengurangan modulus elastisitas, dan hampir 100% peningkatan susut pengeringan serta kenaikan permeabilitas 100%. Selain itu, antara mortar dan agregat kasar terdapat zona antar permukaan atau interface transition zone (ITZ) dan kehancuran pada beton dapat terjadi pada ITZ, dimana ikatan antara pasta semen dan agregat tidak sempurna. Salah satu pemecahan permasalahan untuk mendapat beton mutu tinggi ialah dengan memperkuat ITZ.nUntuk meningkatkannkualitas darinbeton yang memakai RCA, diperlukan metode pencampuran yang lain. Halnntersebut mempengaruhinntamnnetnnal., 2005 mengusulkannmetodentwo-stage Mixing Approach (TSMA) untuknnmeningkatkannnkekuatan beton agregat daur ulang. Pada penelitian Tam et al, perbaikan kekuatan dapat dicapai hingga 21,19% untuk TSMA (dengan penggantian RCA 20% dan setelah 28 hari perawatan). MetodennTSMA menunjukannnperbaikannnkuatnntekannnpada beton agregat daurnnulang dibandingkanndengannnma (Arifi,n2015). TSMAnnadalahnnmetodenndengan membagintahapnpencampurannmenjadi dua bagian, air dan semen yang diperlukanndibagindua untuk ditambahkan di waktu yang berbeda. RCA dicampur dengan 50% pasta semennpada tahap pertama, kemudian dikeringkannnsebelum tahap kedua pengecoran menyeluruh dengan sisa air dan semen tersebut. Pada RCAnterdapat retakan dan rongga akibat prosesnpenghancuran beton menjadi RCA. Pada tahap pertama TSMA, air digunakan untuk membentuk lapisannntipisnnbuburnnsemennndan membentuknitznyang lebih kuat dengan mengisi retakannndannnrongganntersebut. Pada penelitian sebelumnya, TSMAnnterbuktindapatnmeningkatkan kekuatan dan daya tahannbetonnyangnmenggunakan RCA. nnn Kuat Tekan Besarnya kuat tekan dapat ditentukan dengan persamaan: Dimana: fc = kuat tekan beton umur rencana (Mpa) P = beban uniaksial tekan maksimum (N) A = luas penampang benda uji (mm 2 ) Beberapanfakor yang.mempengaruhi.nilai.kuat tekan betonnnyaitunnmix design, proporsinnmaterialnya, prosesnnpencampurannndan pemadatan, serta proses curingndinlapangan. Perencanaannproporsinmaterial yaitu dari perbandingan agregat, semen, dan air yang digunakan. Berdasarkan.ACI 522R-10 tentang beton porous, biasanyankuatntekannbetonnporousnsebesar 2,8 Mpansampai 28nMpa. Halnitunmenyebabkan beton porousnmemilikinaplikasi yang tebatas karena kuatnntekannyannyang lebihnkecilndibanding beton konvensional. nnnn METODE PENELITIAN Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Variabel Penelitian Pengujian Kuat Tekan Beton Pengujian Porous Variabel Kontrol Variabel Bebas Variabel Terikat 1. FAS 0,3. 2. Ukuran agregat kasar 0,5 sampai 1 cm. 3. Benda uji silinder dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm. 4. Cetakan dilepas sehari setelah pengecoran. 5. Perawatan benda uji beton direndam 7 hari di dalam air. 6. Pengujian kuat tekan dilakukan pada umur beton 28 hari. 1. Penggunaan RCA dengan persentase komposisi berbeda yaitu 0%, 25%, 50%, 75%, dan 100%. 2. Penggunaan metode pencampuran yang berbeda yaitu TSMA dan NMA. Kuat Tekan fc = P A

Rancangan Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan beton berbentuk silinder dengan variasi sampel sebagai berikut: 1. Faktor A = Komposisi RCA terhadap NCA. 2. Faktor C = Metode Pencampuran TSMA dan NMA. Tabel 2. Faktor Benda Uji Kuat Tekan Taraf/ Faktor Keterangan Level A (Komposisi RCA terhadap NCA) B (Metode Pencampuran) a0 0% a1 25% a2 50% a3 75% a4 100% c0 c1 NMA TSMA Prosedur Penelitian Pada metode NMA, semen, air dan agregat dicampur ke dalam mesin pencampur beton di saat yang sama, akan tetapi pada metode TSMA, air dan semen dibagi menjadi dua bagian yang proposional. 50% pasta semen yang sudah dibagi dicampurkan terlebih dahulu dengan RCA dan diaduk untuk beberapa saat untuk membentuk ITZ. 50% sisa pasta semen ditambahan pada pencampuran akhir dengan NCA jika ada. Pada pencampuran ini pasta semen digunakan untuk mengikat agregat. Pada penelitian kuat tekan ini menggunakan cetakan benda uji silinder dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm. Benda uji yang sudah dimasukkan dalam cetakan dibiarkan selama 24 jam. Perawatan (curing) dilakukan selama 7 hari dengan cara direndam. Kemudian beton porous akan diuji tekan pada umur beton 28 hari. Mulai Studi Pustaka Tabel 3. Variasi Benda Uji Kuat Tekan a0 a1 a2 a3 a4 Persiapan Bahan c0 a0c0 a1c0 a2c0 a3c0 a4c0 Air Agregat Kasar Semen c1 a0c1 a1c1 a2c1 a3c1 a4c1 Pengujian Material (agregat) Proporsi Material Proporsi material untuk penelitian ini mengacu pada standar ACI 522R-10 dengan kandungan udara yang disarakan 15% sampai 25%. Tabel 4. Proporsi Material Beton Berpori (ACI 522R-10) Material Proporsi (kg/m 3 ) Pembuatan Adukan Beton Pembuatan Benda Uji Perawatan (Curing) Benda Uji (7 Hari) Semen 270 415 Pengukuran dan penimbangan benda uji Agregat 1190-1480 *) Rasio air : semen 0,27 0,34 Pengujian Kuat Tekan *) Rasio agregat : semen 4 4,5 : 1 Analisis Data *) Rasio pasir : agregat 0 1 : 1 *) Berdasarkan perbandingan berat Dalam penelitian ini tidak digunakan pasir (agregat halus) sehingga rasio pasir : semen yaitu 0 : 1. Perbandingan untuk semen : air agregat yaitu 1 : 0,3 : 4. Kesimpulan dan Saran Selesai Gambar 2. Diagram alir penelitian

KUAT TEKAN (MPa) Berat isi (kg/m3) HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Agregat Kasar Tabel 5. Perbandingan Karakteristik Agregat Kasar Karakteristik NCA RCA Berat isi (kg/m 3 ) 1512,2 1463,41 Berat jenis 2,2997 2,474 Penyerapan air (%) 14,328 5,184% Dari hasil pengujian berat isi diatas, didapatkan berat isi agregat kasar daur ulang (RCA) yaitu 1463,41 kg/m 3, dimana nilai ini lebih kecil dibandingkan berat isi agregat kasar alam yang mempunyai nilai 1512,2 kg/m 3. Berat isi agregat kasar pada penelitian ini lebih kecil dibandingkan dengan berat isi agregat kasar yang normalnya berkisar antara 2400 kg/m 3 sampai 2900 kg/m 3. Berat jenis SSD rata-rata agregat kasar daur ulang yaitu sebesar 2,474 lebih besar dibandingkan dengan berat jenis SSD rata-rata agregat kasar alam yang mempunyai nilai 2,299. Sedangkan penyerapan air agregat kasar daur ulang yaitu sebesar 5,184% lebih kecil dibandingkan dengan penyerapan air agregat kasar alam yang mempunyai nilai 14,328%. Dari hasil tersebut dapat diketahui karakteristik dan kualitas agregat kasar daur ulang lebih baik dibandingkan agregat kasar alam. Berat Isi Beton Porous 1950 1900 1850 1800 1750 1700 1650 1927,30 NMA 1748,57 TSMA 1833,11 1749,46 1736,45 1698,06 1700,19 1909,44 1878,96 0 25 50 75 100 %RCA Gambar 3. Grafik Rekapitulasi Berat Isi Rata-rata Silinder Beton Porous Berat isi rata-rata terbesar beton porous metode NMA didapatkan pada mix design a0c0 dengan campuran RCA sebesar 0%, dan rata-rata terkecil didapatkan pada mix design a1c0 dengan campuran RCA 25%. Pada pengecoran campuran RCA 0%, proses pemadatan menggunakan vibrator sehingga pemadatannya menjadi sangat tinggi. Terjadi penurunan berat isi rata-rata dari campuran RCA 0% ke RCA 25%, dan kemudian meningkat pada mix design a2c0 dengan campuran RCA 50%. Pada saat pengecoran campuran RCA 50%, agregat kasar daur ulang yang digunakan sebagian lebih besar dari batas 0,5 cm sampai 1 cm, sehingga agregat yang lebih kecil dapat mengisi rongga antar agregat yang lebih besar dan menyebabkan pemadatannya meningkat. Berat isi rata-rata kemudian menurun pada mix design a3c0 dengan campuran RCA 75% dan meningkat kembali pada mix design a4c0 dengan campuran RCA 100% atau tanpa NCA. Sedangkan berat isi rata-rata terbesar beton porous metode TSMA didapatkan pada mix design a4c1 dengan campuran RCA sebesar 100%, dan rata-rata terkecil didapatkan pada mix design a2c1 dengan campuran RCA 50%. Berat isi rata-rata a0c1 atau campuran RCA 0% tidak dimasukkan dalam analisis karena tidak menggunakan metode TSMA. Metode TSMA hanya digunakan pada campuran yang menggunakan RCA, sehingga benda uji a0c1 sama dengan a0c0. Dari grafik dapat terlihat bahwa terjadi penurunan berat isi rata-rata dari campuran RCA 25% ke campuran RCA 50% yang mempunyai berat isi paling kecil. Selanjutnya, berat isi rata-rata meningkat ke campuran RCA 75% hingga 100%. Pada Gambar 3 dapat dilihat perbedaan antara hasil berat isi rata-rata beton porous yang menggunakan NMA dan TSMA, akan tetapi pola grafik tidak menunjukkan hasil signifikan antara penggunaaan NMA dan TSMA. Hal ini dapat disebabkan berbagai kekurangan antara lain ketidak telitian pengecoran, penyusutan beton, faktor pemadatan, komposisi agregat yang kurang merata antara ukuran 0,5 cm sampai 1 cm, dan kualitas agregat kasar daur ulang (RCA) yang lebih baik dari agregat kasar alam (NCA). Berat isi beton umumnya akan berbanding lurus dengan kekuatan beton. Kuat Tekan Beton Porous 12,00 11,50 11,00 10,50 10,00 9,50 9,00 8,50 8,00 7,50 7,00 6,50 6,00 5,50 5,00 4,50 4,00 5,45 NMA 7,10 9,62 7,13 7,19 TSMA 7,43 7,11 11,81 Gambar 4. Grafik Rekapitulasi Kuat Tekan Ratarata Silinder Beton Porous 9,38 0 25 50 75 100 %RCA

Kuat tekan rata-rata terbesar beton porous dengan metode NMA didapatkan pada mix design a2c0 dengan campuran RCA 50% dan kuat tekan rata-rata terkecil didapatkan pada mix design a0c0 dengan campuran RCA 0%. Terlihat dari grafik bahwa terjadi peningkatan dari campuran RCA 0%, ke RCA 25% hingga maksimum di RCA 50%, kemudian menurun saat RCA 75% dan meningkat kembali pada RCA 100%. Pada mix design a0c0 dengan campuran RCA 0%, kualitas RCA yang lebih baik dari NCA menyebabkan kuat tekan a0c0 rendah. Penyerapan air agregat kasar alam yang lebih besar dari agregat kasar daur ulang menyebabkan rendahnya kuat tekan yang dihasilkan pada beton dengan campuran agregat kasar alam. Sedangkan kuat tekan rata-rata terbesar beton porous dengan metode TSMA didapatkan pada mix design a4c1 dengan campuran RCA 100% dan kuat tekan rata-rata terkecil didapatkan pada mix design a3c1 dengan campuran RCA 75%. Terlihat dari grafik bahwa terjadi peningkatan dari campuran RCA 25% ke RCA 50% dan menurun pada RCA 75%, kemudian meningkat kembali hingga maksimum pada RCA 100%. Pada mix design a0c1 dengan campuran RCA 0%, hasil tidak dimasukkan dalam analisis karena tidak memakai metode TSMA. Metode TSMA hanya digunakan pada RCA, sehingga benda uji yang digunakan pada a0c1 sama dengan benda uji a0c0. Pada mix design a1c1, a2c1, dan a3c1 masing-masing memiliki campuran NCA 75%, 50% dan 25%. Penyerapan air agregat kasar alam yang lebih besar dari agregat kasar daur ulang menyebabkan rendahnya kuat tekan yang dihasilkan pada beton dengan campuran agregat kasar alam. Pengecoran dengan metode berbeda, menghasilkan nilai kuat tekan yang berbeda pula. Pada Gambar 4 dapat dilihat perbedaan antara kuat tekan beton porous dengan NMA dan TSMA, akan tetapi pola grafik tidak menunukkan hasil yang signifikan antara penggunaan metode NMA dan TSMA. Selain pada campuran RCA 0%, grafik kuat tekan di atas menunjukkan pola yang sama dengan grafik berat isi beton porous pada campuran RCA 25%, 50%, 75%, dan 100%. Hal ini menunjukkan bahwa kuat tekan beton porous berbanding lurus dengan berat isinya. Pada penelitian ini, kuat tekan beton porous telah memenuhi standar ACI 522R-10 tentang beton porous yang kuat tekannya antara 2,8 Mpa sampai 28 Mpa. Dari grafik dapat dilihat pula metode TSMA meningkatkan kekuatan beton sekitar 2% sampai 8% pada campuran RCA 25% dan RCA 100%. Dari perbandingan NMA dan TSMA pada RCA 100%, TSMA terbukti meningkatkan kuat tekan beton porous, karena semua agregat yang digunakan adalah agregat kasar daur ulang. Berbeda halnya dengan benda uji yang menggunakan campuran agregat kasar alam, nilai kuat tekan dipengaruhi oleh kualitas agregat yaitu penyerapan air agregat kasar alam yang lebih besar dari agregat kasar daur ulang, sehingga hasil yang diperoleh pun tidak signifikan. Metode TSMA tidak berpengaruh pada campuran RCA 50% dan 75%, hal ini dapat disebabkan karena pada saat pengecoran dengan metode NMA, agregat kasar daur ulang yang digunakan sebagian lebih besar dari batas 0,5 cm sampai 1 cm, sehingga agregat yang lebih kecil dapat mengisi rongga antar agregat yang lebih besar. Sedangkan pada pengecoran dengan metode TSMA campuran RCA 50% dan 75%, agregat kasar daur ulang dan agregat kasar alam yang digunakan merata dari 0,5 cm sampai 1 cm, sehingga hasil yang didapat yaitu pada campuran RCA 50% dan RCA 75% metode NMA kuat tekannya lebih besar dibanding dengan TSMA. Selain itu, perbandingan hasil kuat tekan yang tidak signifikan juga dapat disebabkan ketidak telitian saat pengecoran dan faktor pemadatan. KESIMPULAN Dari hasil penelitian dan analisis data serta pembahasan yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Karakteristik dari agregat kasar alam (NCA) dan agregat kasar daur ulang (RCA) berpengaruh terhadap kuat tekan yang dihasilkan. Dari pengujian agregat kasar didapatkan nilai berat jenis agregat kasar daur ulang sebesar 2,474 lebih besar dibandingkan dengan berat jenis agregat kasar alam yang mempunyai nilai 2,299. Sedangkan nilai penyerapan air agregat kasar daur ulang sebesar 5,184% lebih kecil dibandingkan dengan agregat kasar alam yang mempunyai nilai penyerapan air sebesar 14,328%. Sehingga dapat diketahui bahwa agregat kasar daur ulang memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan agregat kasar alam dan menyebabkan peningkatan kuat tekan benda uji yang menggunakan agregat kasar daur ulang. Kuat tekan beton porous dengan penambahan jumlah agregat kasar daur ulang lebih besar dibandingkan dengan beton porous yang hanya menggunakan agregat kasar alam. Akan tetapi, hasil penelitian menunjukkan kadar persentase agregat kasar daur ulang yang digunakan tidak

berpengaruh signifikan terhadap kuat tekan beton porous. Selain disebabkan oleh kualitas agregat kasar daur ulang yang lebih baik dari agregat kasar alam, proses bagaimana pengecoran dan pemadatan, serta tidak meratanya komposisi agregat juga memengaruhi beragamnya hasil kuat tekan. 2. Hasil berat isi yang didapat menunjukkan pola yang sama dengan kuat tekannya, sehingga kuat tekan beton porous berbanding lurus dengan berat isinya. TSMA menunjukkan peningkatan kuat tekan sekitar 2% sampai 8% pada persentase RCA 25% dan RCA 100%. Dari perbandingan NMA dan TSMA pada RCA 100%, TSMA terbukti meningkatkan kuat tekan beton porous, karena semua agregat yang digunakan adalah agregat kasar daur ulang. Berbeda halnya dengan benda uji yang menggunakan campuran agregat kasar alam, nilai kuat tekan dipengaruhi oleh kualitas agregat yaitu penyerapan air agregat kasar alam yang lebih besar dari agregat kasar daur ulang, sehingga hasil yang diperoleh pun tidak signifikan. 3. Berdasarkan hasil penelitian, pada beton porous yang menggunakan metode NMA, kuat tekan rata-rata tertinggi didapatkan pada persentase RCA 50% dengan nilai 9,62 Mpa sedangkan pada beton porous yang menggunakan metode TSMA kuat tekan tertinggi didapatkan pada persentase RCA 100% dengan nilai 11,81 Mpa. Sehingga nilai kuat tekan yang tertinggi yaitu pada komposisi RCA 100% dengan metode TSMA. Pengaruh terhadap kuat tekan yang tidak signifikan menyebabkan tidak dapat diperoleh komposisi optimum dari penggunaan RCA dengan metode TSMA dan NMA. Kuat tekan beton porous pada penelitian ini memenuhi standar ACI 522R-10 tentang beton porous yang kuat tekannya antara 2,8 Mpa sampai 28 Mpa. SARAN Untuk pengembangan lebih lanjut, adapun saran yang dapat diberikan sebagai perbaikan, adalah: 1. Kekurangan pada penelitian ini yaitu pemilihan NCA yang kualitasnya lebih rendah dari RCA, sehingga pengaruh persentase RCA dan metode TSMA tidak signifikan. Pada penelitian selanjutnya, diharapkan dapat menggunakan NCA yang kualitasnya lebih baik dari RCA. 2. Tiap mix design sebaiknya dibuat lebih dari 3 benda uji sehingga hasil rata-rata yang didapat lebih akurat. 3. Kesalahan-kesalahan pada saat pelaksanaan seperti kelebihan penambahan air dan ketidak telitian saat pengecoran harusnya dapat dihindari. 4. Proses pemadatan tiap benda uji sebaiknya dengan perlakuan yang sama dan sesuai dengan prosedur agar hasil yang didapat lebih signifikan. DAFTAR PUSTAKA ACImCommitteem522.m(2010). Report on Pervious Concretemm522R-10.m.Farmington Hills: AmericanmConcretemInstitute. Arifi, E. (2015). PemanfaatanmFlymAsh Sebagai PenggantimmSemenmmmParsial Untuk Meningkatkanm..Performa Beton Agregat Daur Ulang.mRekayasa Sipil. IX (3) 229-235. mm ASTMmC-125m(1995).mStandard Definition of TerminologymRelatingmtomConcrete and Concrete Aggregate.mASTM.International. ASTM C-150 (1985).mStandardmSpesification for Portland.Cement..Annual Books of ASTM Standard. m ASTMmC-33m(2002).mStandard Specification for Concrete.Aggregates..ASTM International. Ferguson,iB.iK. (2005).iiiPorousiPavements. USA: TayloriandiFrancisiGroup. Nawy, E. G. (2008). BetoniiiBertulang: Suatu PendekataniiiDasar. Bandung: PTiiiRefika Aditama. iii Suharwanto.iiiii(2005).iiiiPerilakuiiiiMekanik Beton AgregatiiiiiDauriiiiUlangiiiAspek Material- Strukural. Bandung:iPerpustakaaniITB. Tam,iiW.iY.iV.,iGao, X. F.i& Tam,iC. M. (2005). MicrostructuraliiiiiAnalysisiiiiiOf Recycled AggregateiiConcreteiiProducediFrom Two- Stage MixingiiiiApproach.iiiiCement and ConcreteiResearchiJournal. Tam,iiiW.iiY. V.,iiTam,iC. M., &iiwang, Y. (2007). OptimizationiioniiProportioniiifor Recycled AggregateiiiiniiConcreteiiUsing Two-Stage MixingiiiiiiiApproach. Constructioniiiiiand BuildingiMaterialsiJournal.