BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Angka Kematian Balita yang masih tinggi khususnya (AKABA) Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2009 sebesar 10,12 per 1.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi (AKB) provinsi Jawa Tengah pada tahun 2009 sebesar 10,25 per 1000 kelahiran hidup, meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar 9,17 per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan AKB di Kabupaten Demak tahun 2009 sebesar 102 per 1000 kelahiran hidup dan AKABA di Kabupaten Demak tahun 2009 sebesar 115 per 1000 kelahiran hidup (Profil kesehatan provinsi Jawa Tengah, 2009) Angka kematian balita yang masih tinggi, salah satu yang menjadi penyebabnya adalah kehadiran ibu balita yang masih jarang dalam kegiatan posyandu. Kegiatan diasumsikan sebagai salah satu pendekatan yang tepat untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan balita serta dapat meningkatkan status gizi balita (Adisasmito, 2007) merupakan salah satu pelayanan kesehatan di desa memudahkan masyarakat untuk mengetahui atau memeriksakan kesehatan terutama ibu hamil dan anak balita. Keaktifan keluarga pada setiap kegiatan posyandu tentu akan berpengaruh pada keadaan status gizi anak balitanya, karena salah satu tujuan posyandu adalah memantau peningkatan status gizi masyarakat terutama anak balita dan ibu hamil (Adisasmito, 2007) menjadi pelayanan kesehatan penting untuk bayi dan balita yang paling awal. Namun pada kenyataannya di posyandu warga masyarakat sendiri banyak yang tidak memanfaatkan posyandu untuk memantau tumbuh kembang anaknya dengan alasan sibuk kerja atau tidak sempat membawa anak balitanya ke posyandu dan kurangnya pengetahuan tentang pentingnya pemantauan tumbuh dan kembang pada anak balita (Willis, 2008) Dalam pelaksanaannya, pelayanan posyandu memiliki lima program prioritas yaitu Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB),
imunisasi, Gizi dan Penanggulangan diare (Zulkifli, 2003). Kegiatan posyandu penting untuk bayi dan balita, karena tidak terbatas hanya pemberian imunisasi saja, tetapi juga memonitor tumbuh kembang bayi dan balita melalui kegiatan penimbangan dan pemberian makanan tambahan. Pencegahan dan penanganan gizi buruk juga dapat segera ditangani sedini mungkin, karena pada dasaranya anak balita bergizi buruk tidak semua lahir dalam keadaan berat badan tidak normal (Soegianto, 2005) Banyak faktor yang menyebabkan ibu yang memiliki balita berkunjung ke posyandu, beberapa faktor tersebut antara lain usia balita, jumlah balita dalam keluarga, status pekerjaan ibu, serta pengetahuan suami yang masih rendah tentang posyandu (Djamin, 2006) Pengetahuan suami dalam kegiatan posyandu merupakan salah satu domain yang penting untuk terbentuknya tindakan ibu balita untuk hadir dalam kegiatan posyandu. Tujuan yang suami ketahui hanya sebatas menimbang balita dan memberikan makanan tambahan, alasan Ibu tidak membawa balitanya ke posyandu karena Ibu tidak mendapat respon positif dari suami untuk datang ke posyandu dengan alasan anaknya takut ditimbang dan kesibukan sendiri (Widiastuti, 2006). Kunjungan posyandu yang sangat rendah karena masyarakat memandang posyandu sebagai sebuah rutinitas biasa yang kalau dijalankan tergantung waktu luang (Dinkes kab.bone Bolango, 2009) Menurut Seno (2008) faktor yang berhubungan dengan keaktifan Ibu menimbangkan balita di posyandu adalah pendidikan, sikap, pengetahuan, status bekerja, jumlah anak/paritas, tetapi sikap suami yang masih kurang berperan aktif terhadap kegiatan posyandu yang ada di lingkungan masyarakat menjadi satu kendala dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Jumlah posyandu yang ada di Jawa Tengah pada tahun 2010 sebanyak 48.096 unit, (Profil Kesehatan Profinsi, 2010). Pada tahun 2010 Jumlah posyandu yang ada di Demak sendiri yaitu 1243 unit, sedangkan di Kecamatan Mranggen terdapat 45 unit posyandu, di Desa Sumberejo ada 5 unit posyandu (Dinas Kesehatan Kota Demak, 2011)
Studi pendahuluan terhadap kegiatan posyandu yang ada di Dusun Sendang Delik Desa Sumberejo Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak pada bulan Maret tahun 2011,bahwa di dusun Sendang Delik terdapat 77 bayi dan balita dengan jumlah yang ada 64 balita dan 13 bayi, sedangkan yang hadir dalam kegiatan posyandu hanya 9 balita. Dari 9 ibu balita yang hadir ke posyandu, terdapat 5 ibu balita yang aktif hadir dalam kegiatan posyandu tiap bulan, Peneliti memberi pertanyaan kepada 4 Ibu balita yang tidak rutin hadir dalam kegiatan posyandu tentang alasan ketidhadirannya dalam kegiatan posyandu untuk menimbangkan balita, dan dari 4 ibu balita memberi jawaban bahwa salah satu alasan ketidakhadiran ibu balita dalam kegiatan posyandu adalah sikap suami yang masih acuh, cuek dan tidak mau tahu tentang pentingnya posyandu, pengetahuan suami yang masih kurang tentang pentingnya posyandu menjadi salah satu alasan Ibu balita untuk tidak hadir dalam kegiatan posyandu. Padahal dampak dari ketidakhadiran ke posyandu adalah ibu tidak dapat mengetahui pertumbuhan dan perkembangan balita.(aisyah, 2011) Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan Pengetahuan dan Sikap Suami dengan Praktik Ibu Balita Ke di Dusun Sendang Delik Desa Sumberejo Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak Tahun 2011
B. Perumusan masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut Apakah Ada Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Suami dengan Praktik Ibu Balita ke di Dusun Sendang Delik Desa Sumberejo Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak Tahun 2011? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan dan Sikap Suami dengan Praktik Ibu Balita ke di Dusun Sendang Delik Desa Sumberejo Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak Tahun 2011 2. Tujuan khusus a. Untuk mendeskripsikan karakteristik suami dari ibu balita berdasarkan umur, pendidikan dan pekerjaan b. Untuk mendeskripsikan gambaran pengetahuan suami tentang praktik ibu ke posyandu meliputi pengertian, manfaaat, waktu penyelenggaraan posyandu, tempat penyelenggaraan posyandu, dan langkah-langkah dalam posyandu c. Untuk mendeskripsikan sikap suami tentang praktik ibu balita ke posyandu d. Untuk mendeskripsikan hubungan sikap suami dengan praktik ibu balita ke posyandu e. Untuk mendeskripsikan hubungan pengetahuan dengan praktik ibu balita ke posyandu
D. Manfaat penelitian 1. Bagi Pemerintah Hasil penelitian dapat digunakan sebagai informasi berkaitan dengan pengetahuan dan sikap suami dengan partisipasi ibu dalam kegiatan posyandu sehingga diharapkan dapat mengambil kebijakan untuk mengatasi masalah tersebut 2. Bagi masyarakat Hasil penelitian dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap suami agar lebih aktif dalam pelaksanaan kegiatan posyandu, khususnya masyarakat dusun Sendang Delik 3. Bagi Pelaksana kegiatan Hasil penelitian dapat digunakan untuk menambah informasi sehingga dapat dijadikan masukan untuk meningkatkan peran masyarakat dalam bentuk pemberian dukungan untuk melakukan khususnya dukungan suami 4. Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian dapat digunakan sebagai tambahan karya tulis ilmiah dalam bidang kebidanan khususnya bagi Mahasiswi D-III Kebidanan Universitas Muhammadiyah Semarang 5. Bagi Peneliti Peneliti dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama mengikuti pembelajaran terutama tentang pengetahuan dan sikap suami dengan praktik ibu balita ke posyandu
E. Keaslian Penelitian No Judul, nama, Tahun Sasaran Variabel yang diteliti Metode Hasil 1 Hubungan pengetahuan ibu tentang dengan frekuensi balita di di dusun Gribigan desa Wedung kecamatan Wedung Kabupaten Demak tahun 2008, Aidi Zulaichah 2 Hubungan tingkat pengetahuan, sikap ibu yang balita usia 2-5thn terhadap balita ke di RW 2 desa Tlogosih Puskesmas Kebonagung kabupaten Demak 2007, Asih Yuliani Ibu yang Balita Ibu yang balita usia 2-5thn Variable bebas: Tingkat pengetahuan ibu tentang Variabel terikat: frekuensi Balita ke Variable bebas/independen: Tingkat pendidikan dan sikap ibu balita terhadap Variable terikat/dependen: Kunjungan balita ke Pendekatan crossectional studi korelatif Menggunakan metode analitik korelasi dengan metode survey dan pendekatan cross sectional Ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang dengan Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu yang mayoritas berpendidikan dasar (SD, SMP) terhadap balita ke Ada hubungan antara sikap ibuyang balita usia 2-5thn yang baik terhadap balita ke Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian saya adalah dalam variabel bebas.