imunisasi, Gizi dan Penanggulangan diare (Zulkifli, 2003). Kegiatan posyandu penting untuk bayi dan balita, karena tidak terbatas hanya pemberian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Visi Kementrian Kesehatan adalah mencapai masyarakat yang mandiri

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan. Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009, p.98).

Serambi Saintia, Vol. II, No. 2, Oktober 2014 ISSN :

Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian ibu dan bayi di Indonesia masih tinggi. Hasil Survey

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan karena mengancam kualitas sumber daya manusia yang akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kesejahteraan manusia. Setiap kegiatan dan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem Kesehatan Nasional merupakan suatu tatanan yang mencerminkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Motivasi merupakan keadaan dalam pribadi seseorang yang. mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna

BAB IV HASIL PENELITIAN. Kluet Selatan Kabupaten Aceh Selatan dengan jumlah responden 40 0rang dimana

BAB I PENDAHULUAN. perlu dilakukan karena kesehatan bukan tanggung jawab pemerintah saja, namun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Program kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu prioritas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar, karena menyangkut pemenuhan kebutuhan yang sangat vital bagi kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi yang diberikan pada bayi sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu indikator untuk menilai derajat kesehatan masyarakat adalah

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran, tergantung pada keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghasilkan anak yang berkualitas dapat dilakukan dengan. memenuhi kebutuhan anak. Kebutuhan pada anak tidak hanya meliputi

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN BALITA KE POSYANDU DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU DI DESA BARU KECAMATAN SUNGAI TENANG KABUPATEN MERANGIN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan bentuk partisipasi. masyarakat yang membawa arti yang sangat besar bagi kesehatan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya bayi dan balita. Tujuan Posyandu adalah menunjang penurunan Angka

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat diperlukan di masa mendatang (Depkes RI, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Kader merupakan tenaga non kesehatan yang menjadi. penggerak dan pelaksana kegiatan Posyandu. Kader merupakan titik sentral dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini masih cukup tinggi. Menurut Riset Kesehatan Dasar

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan terdepan. Posyandu dilaksanakan oleh masyarakat itu sendiri dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012 mengatakan

BETTY YULIANA WAHYU WIJAYANTI J.

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

BAB I PENDAHULUAN. gizi anak balitanya. Salah satu tujuan posyandu adalah memantau peningkatan status

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan di tiap kelurahan/rw. Kegiatannya berupa KIA, KB, P2M

!"#!$%&"'$( Kata Kunci :revitalisasi Posyandu, gizi buruk

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ismawati tahun 2010 (dalam Ariyani dkk, 2012), posyandu

BAB I PENDAHULUAN. mendukung pertumbuhan otak bayi yaitu sesuatu yang tidak dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Usia antara 0-5 tahun adalah merupakan periode yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh: DELIFIANI HIDAYATI J

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan mencapai % menurun menjadi % (Adisasmito, upaya untuk mendekatkan masyarakat terhadap jangkauan pelayanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tabel 15. Penyusunan Plan of Action (POA) Kegiatan bidan desa melakukan kunjungan ke rumah-rumah untuk mendata bayi yang belum atau sudah diimunisasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indeks Pembangunan Manusia (IPM), sedangkan ukuran kesejahteraan masyarakat. sasaran yang membutuhkan layanan (Depkes RI, 2006).

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEHADIRAN IBU MENIMBANG ANAK BALITA DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALALAK TENGAH DAN PUSKESMAS S

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan dan pelatihan. Kader posyandu mempunyai peranan

PENGARUH PENYULUHAN MANFAAT POSYANDU TERHADAP SIKAP IBU BALITA TENTANG POSYANDU DI DUSUN NGANGKRIK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, yang dilaksanakan oleh kader kesehatan yang telah

KUESIONER Partisipasi Masyarakat terhadap Pelayanan Posyandu Di Puskesmas A.Yani

HUBUNGAN FREKUENSI KEHADIRAN ANAK USIA 1-3 TAHUN (BATITA) DALAM PENIMBANGAN DI POSYANDU DENGAN STATUS GIZI ANAK

BAB I PENDAHULUAN. internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama

BAB I PENDAHULUAN. utama atau investasi dalam pembangunan kesehatan. 1 Keadaan gizi yang baik

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap status gizi anak. upaya kesehatan masyarakat lainnya.

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS KEPANJEN Jalan Raya Jatirejoyoso No. 04 Telp. (0341) Kepanjen

Asti Nurilah Khadar 1, Dewi Hanifah 2

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan kualitas SDM dimulai dengan perhatian utama pada proses. sayang dapat membentuk SDM yang sehat, cerdas dan produktif

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pertumbuhan dan perkembangan secara keseluruhan. Guna. mendukung pertumbuhan dan perkembangan balita, orang tua perlu

BAB I PENDAHULUAN. 11 bulan) per kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKB

BAB 1 PENDAHULUAN. rahim ibu. Lamanya hamil adalah 280 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN. ASI eksklusif menurut World Health Organization (WHO, 2011) adalah

BAB I PENDAHULUAN Dari hasil survei yang telah dilakukan, AKI telah menunjukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa menjadi indikator keberhasilan pembangunan pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DUSUN MLANGI KABUPATEN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Lata

SISTEM STUDI TENTANG. Disusun Oleh SRI III GIZI FAKULTAS

BAB 1 GAMBARAN PROGRAM PUSKESMAS KALIPARE TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU BALITA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan strategi pemerintah yang ditetapkan pada kementrian kesehatan untuk. segera dapat diambil tindakan tepat (Mubarak, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk

BAB I PENDAHULUAN. pertama kali posyandu diperkenalkan pada tahun 1985, Posyandu menjadi. salah satu wujud pemberdayaan masyarakat yang strategis

BAB I PENDAHULUAN. Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma

MATRIKS WAWANCARA. Seruan Presiden untuk meningkatkan keunggulan kembali Posyandu. Belum dapat, tidak ada baik dari depkes maupun dari dinkes

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KADER DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANTEE BIDARI LHOK NIBONG KABUPATEN ACEH TIMUR

BAB 1 PENDAHULUAN. dan sudah tercantum dalam Firman Allah SWT Al-Qur an, QS. Al- penyusuan dan apabila keduanya ingin menyapih (sebelum 2 tahun)

PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS KESEHATAN

MENINGKATKAN KESEHATAN IBU DAN ANAK MELALUI GERAKAN POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN. menjadi 4,9 persen tahun Tidak terjadi penurunan pada prevalensi. gizi kurang, yaitu tetap 13,0 persen. 2

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU BALITA DALAM PELAKSANAAN POSYANDU DI KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK TAHUN 2011

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BEKERJA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. pusat yang kurang bersih, (Ratri Wijaya,2006). Menurut The World Health Report 2008, angka kematian bayi di

BAB I PENDAHULUAN. Rendahnya perilaku dalam perawatan bayi baru lahir disebabkan kurangnya. pengetahuan akan perawatan bayi baru lahir.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Oleh : Suyanti ABSTRAK

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan puskesmas (Permenkes RI,2014). Angkat Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Angka Kematian Balita yang masih tinggi khususnya (AKABA) Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2009 sebesar 10,12 per 1.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi (AKB) provinsi Jawa Tengah pada tahun 2009 sebesar 10,25 per 1000 kelahiran hidup, meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar 9,17 per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan AKB di Kabupaten Demak tahun 2009 sebesar 102 per 1000 kelahiran hidup dan AKABA di Kabupaten Demak tahun 2009 sebesar 115 per 1000 kelahiran hidup (Profil kesehatan provinsi Jawa Tengah, 2009) Angka kematian balita yang masih tinggi, salah satu yang menjadi penyebabnya adalah kehadiran ibu balita yang masih jarang dalam kegiatan posyandu. Kegiatan diasumsikan sebagai salah satu pendekatan yang tepat untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan balita serta dapat meningkatkan status gizi balita (Adisasmito, 2007) merupakan salah satu pelayanan kesehatan di desa memudahkan masyarakat untuk mengetahui atau memeriksakan kesehatan terutama ibu hamil dan anak balita. Keaktifan keluarga pada setiap kegiatan posyandu tentu akan berpengaruh pada keadaan status gizi anak balitanya, karena salah satu tujuan posyandu adalah memantau peningkatan status gizi masyarakat terutama anak balita dan ibu hamil (Adisasmito, 2007) menjadi pelayanan kesehatan penting untuk bayi dan balita yang paling awal. Namun pada kenyataannya di posyandu warga masyarakat sendiri banyak yang tidak memanfaatkan posyandu untuk memantau tumbuh kembang anaknya dengan alasan sibuk kerja atau tidak sempat membawa anak balitanya ke posyandu dan kurangnya pengetahuan tentang pentingnya pemantauan tumbuh dan kembang pada anak balita (Willis, 2008) Dalam pelaksanaannya, pelayanan posyandu memiliki lima program prioritas yaitu Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB),

imunisasi, Gizi dan Penanggulangan diare (Zulkifli, 2003). Kegiatan posyandu penting untuk bayi dan balita, karena tidak terbatas hanya pemberian imunisasi saja, tetapi juga memonitor tumbuh kembang bayi dan balita melalui kegiatan penimbangan dan pemberian makanan tambahan. Pencegahan dan penanganan gizi buruk juga dapat segera ditangani sedini mungkin, karena pada dasaranya anak balita bergizi buruk tidak semua lahir dalam keadaan berat badan tidak normal (Soegianto, 2005) Banyak faktor yang menyebabkan ibu yang memiliki balita berkunjung ke posyandu, beberapa faktor tersebut antara lain usia balita, jumlah balita dalam keluarga, status pekerjaan ibu, serta pengetahuan suami yang masih rendah tentang posyandu (Djamin, 2006) Pengetahuan suami dalam kegiatan posyandu merupakan salah satu domain yang penting untuk terbentuknya tindakan ibu balita untuk hadir dalam kegiatan posyandu. Tujuan yang suami ketahui hanya sebatas menimbang balita dan memberikan makanan tambahan, alasan Ibu tidak membawa balitanya ke posyandu karena Ibu tidak mendapat respon positif dari suami untuk datang ke posyandu dengan alasan anaknya takut ditimbang dan kesibukan sendiri (Widiastuti, 2006). Kunjungan posyandu yang sangat rendah karena masyarakat memandang posyandu sebagai sebuah rutinitas biasa yang kalau dijalankan tergantung waktu luang (Dinkes kab.bone Bolango, 2009) Menurut Seno (2008) faktor yang berhubungan dengan keaktifan Ibu menimbangkan balita di posyandu adalah pendidikan, sikap, pengetahuan, status bekerja, jumlah anak/paritas, tetapi sikap suami yang masih kurang berperan aktif terhadap kegiatan posyandu yang ada di lingkungan masyarakat menjadi satu kendala dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Jumlah posyandu yang ada di Jawa Tengah pada tahun 2010 sebanyak 48.096 unit, (Profil Kesehatan Profinsi, 2010). Pada tahun 2010 Jumlah posyandu yang ada di Demak sendiri yaitu 1243 unit, sedangkan di Kecamatan Mranggen terdapat 45 unit posyandu, di Desa Sumberejo ada 5 unit posyandu (Dinas Kesehatan Kota Demak, 2011)

Studi pendahuluan terhadap kegiatan posyandu yang ada di Dusun Sendang Delik Desa Sumberejo Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak pada bulan Maret tahun 2011,bahwa di dusun Sendang Delik terdapat 77 bayi dan balita dengan jumlah yang ada 64 balita dan 13 bayi, sedangkan yang hadir dalam kegiatan posyandu hanya 9 balita. Dari 9 ibu balita yang hadir ke posyandu, terdapat 5 ibu balita yang aktif hadir dalam kegiatan posyandu tiap bulan, Peneliti memberi pertanyaan kepada 4 Ibu balita yang tidak rutin hadir dalam kegiatan posyandu tentang alasan ketidhadirannya dalam kegiatan posyandu untuk menimbangkan balita, dan dari 4 ibu balita memberi jawaban bahwa salah satu alasan ketidakhadiran ibu balita dalam kegiatan posyandu adalah sikap suami yang masih acuh, cuek dan tidak mau tahu tentang pentingnya posyandu, pengetahuan suami yang masih kurang tentang pentingnya posyandu menjadi salah satu alasan Ibu balita untuk tidak hadir dalam kegiatan posyandu. Padahal dampak dari ketidakhadiran ke posyandu adalah ibu tidak dapat mengetahui pertumbuhan dan perkembangan balita.(aisyah, 2011) Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan Pengetahuan dan Sikap Suami dengan Praktik Ibu Balita Ke di Dusun Sendang Delik Desa Sumberejo Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak Tahun 2011

B. Perumusan masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut Apakah Ada Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Suami dengan Praktik Ibu Balita ke di Dusun Sendang Delik Desa Sumberejo Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak Tahun 2011? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan dan Sikap Suami dengan Praktik Ibu Balita ke di Dusun Sendang Delik Desa Sumberejo Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak Tahun 2011 2. Tujuan khusus a. Untuk mendeskripsikan karakteristik suami dari ibu balita berdasarkan umur, pendidikan dan pekerjaan b. Untuk mendeskripsikan gambaran pengetahuan suami tentang praktik ibu ke posyandu meliputi pengertian, manfaaat, waktu penyelenggaraan posyandu, tempat penyelenggaraan posyandu, dan langkah-langkah dalam posyandu c. Untuk mendeskripsikan sikap suami tentang praktik ibu balita ke posyandu d. Untuk mendeskripsikan hubungan sikap suami dengan praktik ibu balita ke posyandu e. Untuk mendeskripsikan hubungan pengetahuan dengan praktik ibu balita ke posyandu

D. Manfaat penelitian 1. Bagi Pemerintah Hasil penelitian dapat digunakan sebagai informasi berkaitan dengan pengetahuan dan sikap suami dengan partisipasi ibu dalam kegiatan posyandu sehingga diharapkan dapat mengambil kebijakan untuk mengatasi masalah tersebut 2. Bagi masyarakat Hasil penelitian dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap suami agar lebih aktif dalam pelaksanaan kegiatan posyandu, khususnya masyarakat dusun Sendang Delik 3. Bagi Pelaksana kegiatan Hasil penelitian dapat digunakan untuk menambah informasi sehingga dapat dijadikan masukan untuk meningkatkan peran masyarakat dalam bentuk pemberian dukungan untuk melakukan khususnya dukungan suami 4. Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian dapat digunakan sebagai tambahan karya tulis ilmiah dalam bidang kebidanan khususnya bagi Mahasiswi D-III Kebidanan Universitas Muhammadiyah Semarang 5. Bagi Peneliti Peneliti dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama mengikuti pembelajaran terutama tentang pengetahuan dan sikap suami dengan praktik ibu balita ke posyandu

E. Keaslian Penelitian No Judul, nama, Tahun Sasaran Variabel yang diteliti Metode Hasil 1 Hubungan pengetahuan ibu tentang dengan frekuensi balita di di dusun Gribigan desa Wedung kecamatan Wedung Kabupaten Demak tahun 2008, Aidi Zulaichah 2 Hubungan tingkat pengetahuan, sikap ibu yang balita usia 2-5thn terhadap balita ke di RW 2 desa Tlogosih Puskesmas Kebonagung kabupaten Demak 2007, Asih Yuliani Ibu yang Balita Ibu yang balita usia 2-5thn Variable bebas: Tingkat pengetahuan ibu tentang Variabel terikat: frekuensi Balita ke Variable bebas/independen: Tingkat pendidikan dan sikap ibu balita terhadap Variable terikat/dependen: Kunjungan balita ke Pendekatan crossectional studi korelatif Menggunakan metode analitik korelasi dengan metode survey dan pendekatan cross sectional Ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang dengan Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu yang mayoritas berpendidikan dasar (SD, SMP) terhadap balita ke Ada hubungan antara sikap ibuyang balita usia 2-5thn yang baik terhadap balita ke Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian saya adalah dalam variabel bebas.