BAB I PENDAHULUAN. boleh dikatakan stabil selama lebih kurang tiga puluh tahun tiba-tiba harus. langsung berdampak pada perekonomian dalam negeri.

dokumen-dokumen yang mirip
Herdiansyah Eka Putra B

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat, di mana di dalam pembangunan ini tidak bisa terlepas. penggerak pertumbuhan dan mengurangi kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Keberhasilan atau tidaknya pembangunan ekonomi di suatu negara

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

Universitas Sumatera Utara

BAB IX KONTROVERSI PENANAMAN MODAL ASING (PMA) & UTANG LUAR NEGERI (ULN)

BAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga,

BAB I PENDAHULUAN. dari negara-negara maju, baik di kawasan regional maupun kawasan global.

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut, atau pada saat yang sama, investasi portofolio di bursa

BAB I PENDAHULUAN. mengejar ketertinggalan pembangunan dari negara-negara maju, baik di kawasan

BAB I PENDAHULUAN. Penanaman modal yang sering disebut juga investasi merupakan langkah

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang memiliki banyak sumber daya alam dan

BAB I PENDAHULUAN. akumulasi modal yang diperlukan untuk pembangunan perekonomian.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Meskipun pertumbuhan ekonomi setelah krisis ekonomi yang melanda

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan langkah awal kegiatan produksi dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia sebagai negara yang sedang membangun, ingin mencoba

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk melakukan hedging kewajiban valuta asing beberapa bank. (lifestyle.okezone.com/suratutangnegara 28 Okt.2011).

I. PENDAHULUAN. makro, yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional tersebut agar terlaksananya tujuan dan cita-cita bangsa

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang paling umum adalah berupa perdagangan atau transaksi barang.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif

BAB I PENDAHULUAN. tujuan akhir meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Di era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan ekonomi internasional yang semakin

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses pembangunan yang

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Perkembangan Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

SISTEM EKONOMI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. peranan daripada modal atau investasi. Modal merupakan faktor yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Negara berkembang adalah sebuah Negara dengan rata-rata pendapatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembangunan yang terencana. Perencanaan wilayah adalah mengetahui dan

BAB I PENDAHULUAN. sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan

BAB I PENDAHULUAN. proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. (Tanuwidjaya, 2013). Sejak tahun 1969 Pemprov Bali bersama masyarakat telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara berkembang yang menganut sistem. perekonomian terbuka di mana dalam menjalankan roda perekonomiannya,

Bab 5 PEREKONOMIAN TERBUKA

BABI PENDAHULUAN. Indonesia adalah Negara yang sedang berkembang, dimana pemerintah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian menuju perekonomian yang berimbang dan dinamis. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan proses berkelanjutan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. penawaran asset keuangan jangka panjang (Long-term financial asset).

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI ASING LANGSUNG (FDI) SEKTOR INDUSTRI DI JAWA TIMUR SKRIPSI

Analisis Perkembangan Industri

BAB I PENDAHULUAN. sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan

BAB 1 PENDAHULUAN. kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. faktor-faktor penyebab dan mempunyai dampak negatif yang sangat parah

1 Universitas indonesia

PENGARUH KURS VALUTA ASING TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan.

PENGARUH KURS VALUTA ASING, INFLASI, UANG BEREDAR DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang melakukan kegiatan perekonomian biasanya ditujukan

BAB 5 PENUTUP. tingkat suku bunga SBI, harga emas dunia, harga crude oil, nilai kurs Dollar

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian suatu negara sangat menentukan tingkat. kesejahteraan masyarakat suatu negara, yang berarti bahwa suatu negara

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 34 KERANGKA EKONOMI MAKRO

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENANAMAN MODAL ASING DI INDONESIA TAHUN 1997.I IV

BAB I PENDAHULUAN. Arus globalisasi dan era pasar bebas akan menimbulkan persaingan

I. PENDAHULUAN. untuk dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan seluruh rakyat bangsa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya. Modal dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. nasional dan pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. modal. Penambahan modal ini berupa investasi dan tabungan. Di satu sisi

Pengaruh utang luar negeri dan defisit anggaran terhadap kondisi makro ekonomi OLEH: Siti Hanifah NIM.F BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. sedang berkembang. Kondisi ini antara lain didorong oleh adanya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pertumbuhan dunia industri menjadi fokus utama negara negara di

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. beredar juga mempengaruhi perekonomian. Dengan berkurangnya jumlah yang. mengganggu aktivitas perekonomian nasional.

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa, hal ini disebabkan oleh pertambahan faktor -faktor yang berlaku.

Kondisi Perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi pada arus modal eksternal, prospek pertumbuhan yang tidak pasti. Krisis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai indikator utama perekonomian (leading indicator of economy) mengurangi beban negara (Samsul, 2006: 43).

BAB I PENDAHULUAN. 2001, maka setiap daerah mempunyai kewenangan yang lebih luas dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang artinya masih rentan terhadap pengaruh dari luar. Oleh karena itu perlu adanya fundasi

BAB I PENDAHULUAN. Investasi melalui pasar modal selain memberikan hasil, juga

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, pasar modal semakin banyak mendapat perhatian, baik

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah)

BAB I PENDAHULUAN. terjadi karena adanya upaya untuk mengejar ketertinggalan pembangunan dari

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SBI, NILAI KURS DOLLAR AMERIKA DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu negara dan sebagai tujuan alternatif investasi yang menguntungkan. Pasar

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

I. PENDAHULUAN. Indonesia telah lama melakukan perdagangan internasional. Adapun manfaat

BAB I PENDAHULUAN. perbelanjaan, hanya saja yang membedakan pasar modal adalah barang barang

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam pasar modal tidaklah terpisah dari stabilitas perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. Krisis tersebut menjadi salah satu hal yang sangat menarik mengingat terjadinya

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Nyaris tidak ada satu orang pun yang mengira kalau negara kita akan diterpa krisis ekonomi hingga separah ini. Perekonomian Indonesia yang boleh dikatakan stabil selama lebih kurang tiga puluh tahun tiba-tiba harus dikejutkan dengan pergantian kekuasaan yang secara langsung maupun tidak langsung berdampak pada perekonomian dalam negeri. Krisis moneter yang melanda Indonesia sejak awal bulan Juli 1997, telah memberi dampak yang cukup banyak. Lumpuhnya kegiatan ekonomi karena semakin banyak perusahaan yang tutup dan meningkatnya jumlah pekerja yang menganggur menyebabkan terjadinya krisis moneter. Tidak hanya itu, krisis moneter disebabkan juga oleh berbagai musibah nasional yang datang secara bertubi-tubi di tengah kesulitan ekonomi seperti gempa bumi, kegagalan panen padi di banyak tempat karena musim kering yang panjang, serta kebakaran hutan di Kalimantan serta kerusuhan yang melanda tanah air pada pertengahan Mei 1998 dan kelanjutannya. Di luar itu, masih terdapat masalah yang lebih serius yaitu krisis moneter juga berdampak negatif terhadap aliran modal asing ke Indonesia. Dengan turunnya penanaman modal asing bisa dikatakan bahwa Indonesia menjadi kurang diminati oleh negara-negara asing, khususnya dalam hal penanaman modal. Semua itu akibat krisis ekonomi dan ketidakstabilan 1

2 politik, sehingga menyebabkan resiko berinvestasi di Indonesia ( country risk ) menjadi tinggi. Tabel 1 Penanaman Modal Asing (PMA) yang Disetujui Pemerintah Menurut Negara Asal (juta U$$) NO NEGARA 1998 1999 2000 2001 2002 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Amerika Serikat Australia Belanda Cina Hongkong Inggris Jepang Korea Selatan Malaysia Singapura Taiwan Negara lain 568.3 84.5 411.8 7.6 549.0 4.745.3 1.330.7 202.4 1.060.2 1.267.4 165.4 3.175.1 36.7 2.458.4 48.7 54.6 76.9 506.9 644.3 263.0 186.1 731.1 1.489.3 4.391.6 242.1 48.1 1.159.2 153.9 105.4 3.645.5 1.954.4 688.3 168.2 536.4 131.2 6.580.4 72.7 255.4 88.9 6.054.8 39.7 722.9 772.1 369.5 2.240.4 1.140.6 72.3 3215.8 467.7 232.1 244.1 32.9 1.712.0 720.0 510.4 369.7 71.6 3.328.0 4.7 2.050.9 Total 13.567.7 10.890.6 15.413.1 15.045.1 9.744.1 Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal, 2000 Pada tabel di atas ditunjukkan penanaman modal asing (PMA) yang disetujui pemerintah dari tahun 1998-2002. Paling tidak, dalam periode tersebut, ada tiga titik penurunan PMA dilihat dari nilai investasi, yaitu dalam periode 1999, 2001 dan 2002. Pada ketiga titik penurunan tersebut banyak dipengaruhi oleh situasi terjadinya berbagai aksi terror yang marak yang

3 terjadi di Indonesia, seperti kasus bom Bali, JW. Mariot, Kedubes Australia dan situasi non ekonomi lainnya. (Yustika, 2005:163). Penurunan nilai PMA dalam tiga periode tersebut terjadi karena para investor asing melihat situasi kurang kondusif yang terjadi di Indonesia. Rumus para investor sesungguhnya sederhana saja yakni jika stabilitas politik dalam negeri terjamin, maka mereka akan meningkatkan investasinya. Umumnya, investor asing sangat hati-hati dalam menganalisis feasibility study dalam melakukan investasi dan salah satu faktor yang mendasar yakni profitabilitas dan risiko. Jika kedua faktor itu menunjukkan bahwa tingkat profitabilitas investasi di Indonesia menurun dan faktor risiko semakin besar, maka tidak hanya PMA yang akan mengalami penurunan, tetapi (bahkan) investor domestik akan melirik lokasi investasi lain yang lebih menguntungkan. Penanaman modal asing swasta secara langsung (foreign direct investment/fdi) biasanya menggunakan dana-dana investasi langsung untuk menjalankan kegiatan bisnis atau mengadakan alat-alat atau fasilitas produksi, seperti membeli lahan, membuka pabrik-pabrik, mendatangkan mesin-mesin, membeli bahan baku, dan sebagainya (istilah itu sengaja dimunculkan untuk membedakannya dari investasi portofolio, ketika dana-dana investasinya tidak secara langsung digunakan untuk kegiatan bisnis, namun dipakai untuk membeli saham, obligasi, dan surat berharga lainnya). Dana investasi asing akan selalu tertuju ke negara-negara atau kawasan yang menjanjikan tingkat

4 hasil finansial dan kadar kepastian paling tinggi (tingkat resikonya paling kecil). (Yustika, 2005:161). Arus modal ke Indonesia yang menganut sistem ekonomi terbuka berwujud investasi langsung ( foreign direct investment/fdi ), deposito asing pada bank-bank komersial nasional (foreign deposits/fd), dalam bentuk pinjaman (utang) baik swasta maupun pemerintah (UI),dan investasi dalam pasar uang dan pasar modal dalam negeri (IM) ( Hulu, 1997:27). Bagi negara yang terbatas stok tabungan dalam negeri,maka FDI, FD, UI, dan IM sangat diperlukan untuk pembiayaan investasi. Dari keempat jenis pemasukan modal luar negeri tersebut, FDI paling diunggulkan karena secara langsung peningkatan membantu kesempatan kerja (employment) dalam negeri dan tehnik pengendaliannya terstruktur, baik melalui BKPM maupun lembaga pemerintah lainnya yang terkait. Risiko kekhawatiran terhadap FDI juga relatif lebih rendah. Investasi meupakan unsur penting dalam pembangunan ekonomi khususnya era industrialisasi sebagaimana terjadi dewasa ini. Sebagaimana diketahui harga relatif kapital terhadap tenaga kerja adalah tinggi, hal ini disebabkan oleh melimpahnya tenaga kerja dan relatif langkanya kapital. Dalam keadaan tersebut maka investasi menjadi faktor kunci dalam industrialisasi ( Setiaji, 1997 ). Dengan keadaan kekurangan modal, sulit bagi negara berkembang melakukan investasi yang mantap. Sedangkan kegiatan investasi mutlak diperlukan sebab pada dasarnya produksi dan pendapatan nasional hanya dapat ditingkatkan dengan lebih banyak mengadakan kegiatan

5 investasi. Sedangkan jumlah investasi tergantung dari sedikit banyaknya modal yang tersedia, yaitu jumlah tabungan yang ada dalam masyarakat ( Ambarsari & Purnomo, 2005 ). Defisit neraca modal Indonesia pasca krisis ekonomi terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Defisit yang terjadi pada tahun 1998 mencapai 3,9 miliar dollar AS dan terus mengalami kenaikan hingga pada tahun 2002 menjadi sekitar 8 miliar dollar AS. Sementara itu, kontribusi investasi terhadap PDB pada periode yang sama turun drastis dari 33% menjadi 17%- 19%. Akibatnya berdampak pada tingkat pengangguran yang mencapai 40 juta orang.(www.kompas.com, 28/10/2002). Cukup beralasan jika dalam kondisi keuangan negara kita sekarang ini dan kondisi sosial yang secara signifikan masih diwarnai oleh kemiskinan dan pengangguran, kita melangkah ke arah pengembangan high-tech industries secara selektif dan bertahap. Jika melakukan lompatan katak, tanpa pertimbangan yang mendalam upaya pengentasan kemiskinan, penyerapan tenaga kerja yang luas, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia secara menyeluruh akan tidak tercapai(arief,2001). Oleh karena itu diperlukan terobosan baru untuk dapat menaikkan nilai tambah yaitu dengan cara meningkatkan penanaman modal terutama penanaman modal asing ( PMA ). PMA makin didorong untuk memacu pertumbuhan dan pemerataan ekonomi, serta memperluas kesempatan kerja dan lapangan usaha. Kemudian menciptakan iklim investasi yang lebih menarik dengan penyediaan sarana

6 dan prasarana yang memadai, peraturan yang mendukung, dan penyediaan prosedur pelayanan investasi serta kebijakan ekonomi makro yang tepat. Melihat kenyataan itu, pemerintah telah mencanangkan tahun 2003 sebagai tahun investasi (Investment Year 2003). Pemerintah telah membentuk Tim Nasional Perlindungan Investasi (TNPI) yang bertugas membantu memecahkan masalah-masalah penanaman modal di Indonesia agar pengusaha asing tidak keluar dari Indonesia. Saat itu juga dilakukan finalisasi rancangan undang-undang (RUU) penanaman modal serta persiapan rancangan keputusan presiden (Keppres) tentang kewenangan investasi antar pemerintah pusat, daerah, dan kabupaten / kota. RUU penanaman modal yang baru ini akan menggantikan UU PMA pada 1997 dan 1998. Investor asing boleh masuk kesektor apa saja di Indonesia, kecuali tiga sektor, yaitu sektor agama, pertahanan, dan UKM.(www.kompas.com, 12/10/2002). Mengingat masih perlunya investasi di Indonesia, seperti masih tingginya tingkat pengangguran, kondisi perekonomian dan kesejahteraan yang masih perlu ditingkatkan. Seperti dijelaskan di atas bahwa investasi akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan produktifitas kerja karena pertumbuhan ekonomi sangat tergantung pada tenaga kerja dan jumlah kapital. Sementara investasi akan menambah kapital. Dengan adanya penambahan investasi, maka secara langsung akan berdampak terhadap meningkatnya pendapatan nasional, disisi lain meningkatnya pendapatan akan mengakibatkan meningkatnya konsumsi barang dan jasa. Dengan pertambahan investasi diharapkan tingginya tingkat pengangguran,

7 ketidakstabilan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat dapat diselesaikan. Penanaman Modal Asing menarik untuk diteliti karena beberapa hal, pertama PMA adalah salah satu bentuk aliran modal dari luar negeri yang tentu saja dimiliki sepenuhnya oleh pihak lain, baik investor secara individu, lembaga atau negara. Kedua, pemerintah pada saat ini sedang berusaha keras mengusahakan pemilihan ekonomi yang salah satu diantaranya adalah dengan dengan mendatangkan modal asing,berupa pinjaman luar negeri ( Utang luar negeri) dan usaha menarik investor asing untuk berinvestasi ke Indonesia, lewat PMA (Anoraga,1990). Dan berdasarkan hal tersebut diatas maka penulis bermaksud mengadakan penelitian dalam skripsi yang berjudul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penanaman Modal Asing Di Indonesia Sebelum Dan Sesudah Krisis Dengan Menggunakan Metode Chowtest Tahun 1991.1-2004.4. B. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian dan pertimbangan yang sejalan dengan latar belakang masalah maka pokok permasalahannya adalah Bagaimana dan seberapa besar pengaruh Hutang Luar Negeri, Tingkat Suku Bunga Deposito, Inflasi, Produk Domestik Bruto, dan Kurs Valuta Asing pada periode sebelum dan sesudah krisis terhadap Penanaman Modal Asing (PMA) di Indonesia pada tahun 1991:01-2004:04?.

8 C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh Hutang Luar Negeri, Tingkat Suku Bunga Deposito, Inflasi, Produk Domestik Bruto, dan Kurs Valuta Asing terhadap besarnya arus modal asing ke Indonesia. Serta menganalisis seberapa besar pengaruh Penanaman Modal Asing ( PMA ) terhadap perekonomian Indonesia. D. MANFAAT PENELITIAN Manfaat dari hasil penelitian ini adalah : 1. Diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai kondisi ekonomi dan investasi asing di Indonesia. 2. Sebagai masukan bagi pihak-pihak yang terkait dengan masalah ini. 3. Sebagai bahan informasi dan bahan studi perbandingan untuk penelitian atau kajian serupa. E. METODE ANALISIS DATA Untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel independent ( Hutang Luar Negeri, Tingkat Suku Bunga Deposito, Inflasi, Produk Domestik Bruto, Kurs Valas ) terhadap variabel dependent (Penanaman Modal Asing) maka digunakan model analisis Chow Test. Adapun model yang digunakan : Sebelum : PMA t1 = 1 + 2 ULN t + 3 SB t + 4 I t + 5 PDB t + 6 KURS + 1991.1-1997.2 U t

9 Sesudah : PMA t2 = 1 + 2 ULN t + 3 SB t + 4 I t + 5 PDB t + 6 1997.3-2004.4 KURS + U t Gabungan : PMA = 1 + 2 ULN t + 3 SB t + 4 I t + 5 PDB t + 6 KURS + U t Dimana, PMA 1, 1, 1 2-5, 2-5, 1-5 ULN t SB t I t PDB t Kurs t U t : penanaman modal asing pada periode t : konstanta : koefisien regresi : utang luar negeri pada periode t : suku bunga pada periode t : inflasi pada periode t : produk domestik bruto pada periode t : kurs valuta asing pada periode t : variabel pengganggu

10 F. SISTEMATIKA PENULISAN Dalam penulisan Skripsi ini tersusun sistematika sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini dikemukakan landasan teori yang digunakan sebagai bahan pendukung atau mendasari penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini memuat jenis dan sumber data, definisi operasional variabel, metode analisis data, uji statistik dan uji asumsi klasik. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASANNYA Berisi mengenai gambaran umum penelitian, deskripsi penanaman modal asing sebelum dan sesudah krisis serta hasil estimasi data. BAB V PENUTUP Berisi mengenai uraian kesimpulan dari keseluruan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dan saran saran yang diajukan bagi pihak pihak yang terkait dalam mengambil kebijakan terhadap masalah yang diteliti.