Jalan Srijaya Negara Bukit Besar, Palembang, 30139, Indonesia ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK 1. PENDAHULUAN. JP Vol.1 No.5 November 2017 ISSN

Oleh : Tri Budi Amperadi 1 dan Edward Andi Ashari Sinaga 2. Dosen Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Kutai Kartanegara 2.

PENGARUH HASIL PELEDAKAN OVERBURDEN TERHADAP PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT DI PIT INUL DAN PIT KEONG PT. KALTIM PRIMA COAL DI SANGATTA KALIMANTAN TIMUR

PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS BULLDOZER PADA AKTIVITAS DOZING DI PT. PAMAPERSADA NUSANTARA TABALONG KALIMANTAN SELATAN

Proposal Kerja Praktek Teknik Pertambangan Universitas Halu Oleo

KAJIAN TEKNIS PENGUPASAN TANAH PENUTUP DI TAMBANG BANKO BARAT PIT 3 BARAT PT. BUKIT ASAM (PERSERO) TBK UPTE

KAJIAN TEKNIS KERJA ALAT GALI MUAT UNTUK PENGUPASAN LAPISAN TANAH PUCUK PADA LOKASI TAMBANG BATUBARA DI PIT

BAB III DASAR TEORI. 3.1 Prinsip Pengeboran

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept Feb. 2016

RENCANA TEKNIS PENIMBUNAN MINE OUT PIT C PADA TAMBANG BATUBARA DI PT. AMAN TOEBILLAH PUTRA SITE LAHAT SUMATERA SELATAN

PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ANGKUT PADA PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PIT 8 FLEET D PT. JHONLIN BARATAMA JOBSITE SATUI KALIMANTAN SELATAN

BAB IV PENAMBANGAN 4.1 Metode Penambangan 4.2 Perancangan Tambang

EVALUASI KINERJA EXCAVATOR BACKHOE

TECHNICAL AND ECONOMICAL EXAMINATION OF RIPPING INTERBURDEN B2C AT WEST BANKO PIT-1 EAST, PT BUKIT ASAM (PERSERO), TBK. UPTE, SOUTH SUMATERA

ANALISA PERHITUNGAN BIAYA PENGUPASAN OVERBURDEN PADA ALAT BULLDOZER DI PT. ALAM RAYA ABADI KABUPATEN HALMAHERA TIMUR

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 1 Periode: Maret-Agustus 2015

REDESIGN GEOMETRI PELEDAKAN UNTUK MENDAPATKAN FRAGMENTASI BATUAN YANG OPTIMAL DI PREBENCH PT. BUKIT ASAM (PERSERO) TBK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

OPTIMALISASI PRODUKSI PERALATAN MEKANIS SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN SASARAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PT

AUDIT ENERGI DI SEKTOR TRANSPORTASI AREA PERTAMBANGAN BATUBARA STUDI KASUS ANALISIS INDEKS BAHAN BAKAR (FUEL INDEKS) BAB I PENDAHULUAN

KAJIAN TEKNIS ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT DALAM UPAYA MEMENUHI SASARAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP PADA PENAMBANGAN BATUBARA DI PT

Farisyah Melladia Utami, Angga Kurniawan, Muhammad Wahyudi ABSTRAK

STUDI TARGET PEMBONGKARAN OVERBURDEN BERDASARKAN KAJIAN PEMBORAN UNTUK LUBANG LEDAK DI PT BUKIT MAKMUR MANDIRI UTAMA JOBSITE

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept Feb. 2016

EVALUASI PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI ALAT MEKANIS UNTUK PEMBONGKARAN OVERBURDEN DI PIT 4 PT DARMA HENWA SITE ASAM-ASAM

ANALISIS KOEFISIEN TAHANAN GULIR ALAT ANGKUT DUMP TRUCK PADA JALAN ANGKUT DI KUARI BATUGAMPING

PERAN KEMAMPUGARUAN RIPPERDOZER PADA PENAMBANGAN BATUBARA

MENGHITUNG HARGA SATUAN ALAT

ejournal Teknik sipil, 2012, 1 (1) ISSN ,ejurnal.untag-smd.ac.id Copyright 2012

DAFTAR ISI RINGKASAN ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL

KAJIAN TEKNIS PRODUKSI ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI TON/BULAN DI PT SEMEN PADANG INDARUNG SUMATERA BARAT

RE DESAIN PENGATURAN PERALATAN COALGETTING UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI DESEMBER 2016

ANALISIS POWDER FACTOR DAN FRAGMENTASI HASIL LEDAKAN MENGGUNAKAN PERHITUNGAN KUZ-RAM PADA TAMBANG BATUBARA DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

[TAMBANG TERBUKA ] February 28, Tambang Terbuka

EVALUASI PRODUKSI ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI PADA PT PAMA PERSADA NUSANTARA DISTRIK KCMB

PROSES PENAMBANGAN BATUBARA

Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan IV 2016 ISBN Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

MODEL TRANSPORTASI PENGANGKUTAN BATUBARA KE LOKASI DUMPING DENGAN METODE SUDUT BARAT LAUT DAN METODE BIAYA TERENDAH PADA PT. BUKIT ASAM (PERSERO), Tbk

Artikel Pendidikan 23

KAJIAN TEKNIS PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT LIEBHERR 9400 DALAM KEGIATAN PEMINDAHAN OVERBURDEN DI PT RAHMAN ABDIJAYA JOB SITE PT ADARO INDONESIA

RANCANGAN POLA DAN ARAH PENGUPASAN LAPISAN TANAH PADA PENAMBANGAN NIKEL LATERITE DI PULAU GE.

ANALISIS BIAYA PRODUKSI PENAMBANGAN BATU KAPUR PADA BULAN APRIL 2017 DI BUKIT KARANG PUTIH PT. SEMEN PADANG ELSA RAHMA AFRILA

MAKALAH PENGEBORAN DAN PENGGALIAN EKSPLORASI

Riki Rizki Ilahi 1, Eddy Ibrahim 2, Fuad Rusydi Swardi 3

PROPOSAL PENELITIAN TUGAS AKHIR

ANALISIS FLYROCK UNTUK MENGURANGI RADIUS AMAN ALAT PADA PELEDAKAN OVERBURDEN PENAMBANGAN BATUBARA

KAJIAN TEKNIS PRODUKTIFITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT BATUBARA PADA PENAMBANGAN BATUBARA DI PT. BUKIT ASAM. SITE MTBU TANJUNG ENIM SUMATERA SELATAN

2 Dosen Jurusan Teknik Pertambangan, Sekolah Tinggi Teknologi Nasional.

EVALUASI PERIMETER BLASTING TERHADAP TINGKAT GETARAN TANAH (GROUND VIBRATION) PADA PRE BENCH PIT AIR LAYA PT. BUKIT ASAM (PERSERO), TBK

KAJIAN RADIUS AMAN ALAT GALI MUAT TERHADAP FLYROCK PELEDAKAN PADA PIT 4500 BLOK 12 PT TRUBAINDO COAL MINING KUTAIBARAT KALIMANTAN TIMUR

Kajian Biaya Produksi Pemindahan Material Batugamping dari Room of Material ke Crusher di PT Lafarge Cement Indonesia, Lhoknga, Aceh Besar

II. TUJUAN DAN MANFAAT

Pengaruh Pembebanan Overload Bucket Terhadap Kekuatan Material Komponen Arm Pada Excavator Hitachi 2500 Tipe Backhoe

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... Bab

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Metode Penambangan 5.2 Perancangan Tambang Perancangan Batas Awal Penambangan

ANALISIS PENGARUH STRUKTUR JOINT TERHADAP FRAGMENTASI PELEDAKAN DAN PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT PT SEMEN PADANG (PERSERO), TBK.

Jl. Raya Palembang Prabumulih KM.32 Indralaya, Sumatera Selatan, Indonesia ABSTRAK ABSTRACT

RENCANA TEKNIS PENATAAN LAHAN PADA BEKAS PENAMBANGAN BATU ANDESIT DI QUARRY 1 PT. HOLCIM BETON PASURUAN JAWA TIMUR

ENIM, SUMATERA SELATAN

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept Feb. 2016

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang industri pertambangan batubara dan mineral, dengan

RANCANGAN GEOMETRI WEB PILAR DAN BARRIER PILAR PADA METODE PENAMBANGAN DENGAN SISTEM AUGER

TUGAS PERENCANAAN TAMBANG. Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Tambang II Pada Jurusan Teknik Pertambangan.

Rezky Anisari (1) 1. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. yang rinci dan pasti untuk mencapai tujuan atau sasaran kegiatan serta urutan

Studi Analisis Pengaruh Variasi Ukuran Butir batuan terhadap Sifat Fisik dan Nilai Kuat Tekan

KAJIAN GROUND VIBRATION DARI KEGIATAN BLASTING DEKAT KAWASAN PEMUKIMAN UNTUK MENCAPAI KONDISI AMAN DI PENAMBANGAN BATUBARA.

RANCANGAN GEOMETRI LERENG AREA IV PIT D_51_1 DI PT. SINGLURUS PRATAMA BLOK SUNGAI MERDEKA KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR

STUDI TEKNIS PENGEBORAN 3 STEEL DAN 4 STEEL UNTUK PENYEDIAAN LUBANG LEDAK DI PT SEMEN TONASA KABUPATEN PANGKEP PROVINSI SULAWESI SELATAN

ANALISIS PENGARUH RAKE ANGLE TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN PADA EXCAVATOR BUCKET TEETH MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

BAB IV DATA DAN PERHITUNGAN

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

Metode Tambang Batubara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dewasa ini Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan

KAJIAN TEKNIS PEMBORAN LUBANG LEDAK DI PT. SISJOBSITE PT AI KECAMATAN JUAI KABUPATEN BALANGAN KALIMANTAN SELATAN

DAFTAR ISI. Halaman RINGKASAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR LAMPIRAN...

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

CATERPILLAR PRODUCT LINE

KESERASIAN ALAT MUAT DAN ANGKUT UNTUK KECAPAIAN TARGET PRODUKSI PENGUPASAN BATUAN PENUTUP PADA PT. ADARO INDONESIA KALIMANTAN SELATAN

Prosiding Seminar Nasional XII Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

Tambang Terbuka (013)

PENGARUH GEOMETRI PELEDAKAN TERHADAP FRAGMENTASI BATUANPADA PT. PAMAPERSADA NUSANTARA SITE ADARO PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

EVALUASI PRODUKSI ALAT MEKANIS UNTUK PEMINDAHAN OVERBURDEN DI PT RIUNG MITRA LESTARI SITE RANTAU

EVALUASI PRODUKSI OVERBURDEN PADA FRONT KERJA EXCAVATOR HITACHI SHOVEL


ANALISIS GEOMETRI PELEDAKAN TERHADAP UKURAN FRAGMENTASI OVERBURDEN PADA TAMBANG BATUBARA PT. PAMAPERSADA NUSANTARA JOBSITE ADARO KALIMANTAN SELATAN

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB

BAB II TANAH DASAR (SUB GRADE)

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

Oleh: Lukman Yunianto Program Studi Sarjana Teknik Pertambangan UPN Veteran Yogyakarta No.Hp: ,

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

GAYA SILINDER STICK DAN SILINDER BUCKET PADA EXCAVATOR 320 CATERPILLAR AKIBAT GAYA POTONG

PENGARUH POWDER FACTOR PELEDAKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS BACKHOE KOMATSU PC 2000 DI PT.BUKIT ASAM (PERSERO)TBK

Kestabilan Geometri Lereng Bukaan Tambang Batubara di PT. Pasifik Global Utama Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan

BAB II LANDASAN TEORI

Pengaruh Peak Particle Velocity ( PPV ) dari hasil kegiatan peledakan terhadap kekuatan lereng penambangan ( FK) pada penambangan Batubara Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. PT. ABC adalah perusahaan penyedia jasa pertambangan yang memiliki

STUDI PENGARUH KADAR AIR TERHADAP DRILABILITAS TUF DI DUSUN GUNUNGSARI, DESA SAMBIREJO, KECAMATAN PRAMBANAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

KAJIAN TEKNIS GEOMETRI PELEDAKAN BERDASARKAN ANALISIS BLASTABILITY

Transkripsi:

EVALUASI TINGKAT KEAUSAN MATA GARU TERHADAP PRODUKTIVITAS PENGGARUAN BULLDOZER D9R DALAM PROSES PENGGALIAN OVERBURDEN TAMBANG BATUBARA DI PT. MUARA ALAM SEJAHTERA (MAS) EVALUATION OF WEATHERING GRADE OF RIPPER TIPS TOWARD RIPPING PRODUCTIVITY BULLDOZER D9R IN OVERBURDEN DIGGING PROCESS OF COAL MINING AT PT. MUARA ALAM SEJAHTERA (MAS) Rolland Adi Putra Situmorang 1 Mukiat 2 dan Diana Purbasari 3 1,2,3 Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya, Jalan Srijaya Negara Bukit Besar, Palembang, 30139, Indonesia Email : rollandsitumorangs@gmail.com ABSTRAK Kegiatan awal penambangan dengan menggunakan metode penambangan tambang terbuka, biasanya dilakukan penggalian pada material penutup yang meliputi lapisan tanah pucuk (top soil) dan batuan penutup (overburden). Proses pembongkaran lapisan batuan penutup pada tambang terbuka dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan penggaruan atau peledakan. Pembongkaran dilakukan apabila penggalian secara langsung (free digging) sudah tidak dapat dilakukan lagi. Berdasarkan keadaan lapangan di PT. Muara Alam Sejahtera (MAS) terdapat 3 jenis lapisan batuan yang digaru diantaranya: silty claystone, silty sandstone, dan sandstone. Lapisan batuan yang digaru memiliki nilai kuat tekan batuan yang berbeda-beda. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata rata tingkat keausan mata garu pada ketiga lapisan batuan yang memiliki nilai berbeda diantaranya, silty claystone 0,16cm/jam; silty sandstone 1,49cm/jam; sandstone 5,79cm/jam. Tingkat keausan mata garu memiliki hubungan terhadap produktivitas penggaruan bulldozer D9R yaitu semakin besar atau semakin tinggi nilai keausan mata garu maka nilai produktivitas penggaruan mengalami penurunan. Pada batuan sandstone produktivitas penggaruan aktual jam pertama sebesar 240,80 m 3 /jam dengan tingkat keausan sebesar 6,83 cm sedangkan pada batuan silty sandstone produktivitas penggaruan aktual jam pertamanya sebesar 487,30 m 3 /jam dengan tingkat keausan 0,23 cm. Kata kunci: Produktivitas Penggaruan, Mata Garu, Silty Claystone, Silty Sandstone, Sandstone 1. PENDAHULUAN Kegiatan awal penambangan dengan surface mining, sebelum dilakukan penggalian bahan galian tambang, maka harus dilakukan penggalian pada material penutup yang meliputi lapisan tanah pucuk (top soil) dan batuan penutup (overburden) dahulu. Apabila batuan tergolong lunak maka penggaliannya dapat dilakukan penggalian langsung (free digging) menggunakan alat gali-muat. Jika free digging tidak dapat dilakukan lagi, maka lapisan batuan tersebut harus dilakukan pembongkaran. Proses pembongkaran lapisan batuan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan penggaruan (ripping) dan peledakan (blasting). Proses pembongkaran lapisan batuan ini biasanya dilakukan pada batuan yang tergolong keras selain itu dapat juga untuk meningkatkan tingkat produktivitas alat gali muat tersebut. Pada lokasi penambangan di PT. Muara Alam Sejahtera (MAS). Disini melakukan pembongkaran lapisan batuan penutup dengan metode penggaruan yang dimana penggalian secara langsung (free digging) sudah tidak efisien lagi. Berikut jenis batuan yang digaru adalah silty claystone, silty sandstone, dan sandstone. Berdasarkan hasil uji 1

laboratorium, nilai kuat tekan batuan yang digaru pada kawasan ini memiliki rata-rata kurang dari 7 Mpa yang artinya batuan di kawasan ini dapat digali secara langsung (free digging) tanpa harus dilakukan pembongkaran terlebih dahulu [1]. Tetapi, penggalian secara langsung (free digging) dirasa kurang efektif disebabkan waktu edar (cycle time) alat galimuat (backhoe) rata-rata 20 detik. Sehingga batuan dilakukan pembongkaran dahulu dengan cara penggaruan. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan nilai produktivitas pada tambang tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh tingkat keausan mata garu terhadap produktivitas penggaruan bulldozer D9R dalam proses penggalian lapisan overburden tambang batubara. Adapun manfaat dilakukannya penelitian kali ini adalah untuk mengoptimalkan produktivitas alat garu serta meminimalisir kegiatan peledakan. 2. METODE PENELITIAN Alat yang digunakan pada proses pembongkaran lapisan overburden di PT. Muara Alam Sejahtera (MAS) Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan. Bulldozer Caterpillar tipe D9R (Gambar 1). Penelitian ini difokuskan pada apa pengaruh tingkat keausan mata garu terhadap produktivitas penggaruan overburden. Pada penelitian ini lapisan batuan yang diteliti ada 3 jenis batuan yaitu silty claystone, silty sandstone dan sandstone. Penelitian ini membandingkan nilai tingkat keausan mata garu terhadap produktivitas penggaruan overburden. Bulldozer merupakan jenis dari alat berat yang memiliki roda rantai (track shoe) untuk melakukan pekerjaan serbaguna yang mempunyai kemampuan traksi tinggi [2]. Alat Ripper dipakai untuk menggaru, menggali lapisan batuan dan material-material keras lainnya supaya material tersebut berubah menjadi bongkahan (tidak kompak lagi) hingga selanjutnya dapat memungkinkan untuk didorong dengan menggunakan alat dozer blade [3]. Ripper berfungsi sebagai alat garu material yang ditarik oleh bulldozer [4]. Kemampuan ripper tegantung pada kemampuan giginya untuk masuk ke dalam tanah dan kekuatan mesin penarik ripper tersebut (bulldozer). Berdasarkan jumlah gigi (shank), ripper dapat dikelompokan single shank ripper dan multi shank ripper [5]. Terdapat dua metode yang bertujuan agar hasil ripping dapat sesuai dengan yang diinginkan dan dapat mempermudah alat muat melakukan pemuatan material ke alat angkut, yaitu metode ripping berdampingan dan metode ripping silang siur [6]. Pada Bulldozer Caterpillar D9R terdapat 4 komponen yang ditunjukkan (Gambar 2) komponen tersebut terdiri dari power assembly, toolbar, shank, dan tips. Tips (mata garu) merupakan komponen yang langsung berhubungan dengan tanah. Terdapat 6 macam jenis tips, PT. MAS menggunakan tipe long penetration tips pada bulldozer D9R. Tips ini cocok untuk pembongkaran lapisan batuan yang memiliki kekerasan yang rendah [7]. Terdapat faktor faktor yang mempengaruhi kemampugaruan, kekuatan batuan termasuk kedalam faktor yang mempengaruhi kemampugaruan. Pada proses penggaruan, batuan terbongkar karena adanya gaya compressive dan tensile yang bekerja sehingga dalam penaksiran kemampugaruan tidak lepas dari uji kekuatan batuan. Kuat tarik dianggap memilki peranan lebih penting daripada kuat tekan dalam klasifikasi kemampugaruan batuan [8]. Parameter yang sering diabaikan dalam evaluasi kemampugaruan batuan adalah abrasivitas. Abrasivitas merupakan sifat batuan dalam menggores permukaan material lain. Singh telah mengusulkan sistem klasifikasi abrasivitas berdasarkan mineral pembentuk batuan, derajat kebundaran mineral (mineral angularity), kekuatan material perekat (cementing material), cechar index dan indeks kekerasan batuan (toughness) [9]. Kemampugaruan didasarkan pada sifat-sifat material dan kondisi geologi, seperti kekerasan, kecepatan seismik, struktur, pelapukan dan air tanah, yang diperoleh dari studi lapangan dan uji laboratorium [10]. Gambar 1. Bulldozer Caterpillar D9 2

Gambar 2. Komponen Ripper 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Lokasi penambangan di PT. Muara Alam Sejahtera ada tiga jenis lapisan batuan yang digaru diantaranya silty claystone, silty sandstone, dan sandstone. Ketiga batuan ini merupakan termasuk lapisan overburden dan interburden yang dilakukan penggaruan dahulu supaya material batuan tersebut dapat lebih mudah digali oleh alat gali. Alat yang digunakan untuk penggaruan disini menggunakan bulldozer tipe CAT D9R (Gambar 1) dengan tipe ripper adjustable parallelogram dengan Singel Shank (Giant Shank) dan long penetration tips. Dalam proses kinerja penggaruan, sering terjadi keausan terhadap mata garu ripper tersebut. Keausan yang terjadi itu disebabkan oleh tingkat kuat tekan batuan dan komposisi mineral tiap jenis batuan, maka dari itu terjadi perbedaan nilai keausan tiap lapisan batuan. Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan tingkat keausan mata garu (ripper) rata rata saat jam kerja, dijelaskan pada (Tabel 1). Dapat dilihat pada tabel tersebut menunjukkan bahwa batuan sandstone paling besar menyebabkan keausan pada mata garu (ripper). Berdasarkan tabel diatas dapat digambarkan menjadi grafik (Gambar 3) yang dihubungkan dengan jam kerja pada PT. Muara Alam Sejahtera yaitu 10jam/shift. Sehingga dapat kita lihat bahwa pada saat dilakukan penggaruan pada lapisan batuan sandstone, mata garu harus diganti dengan yang baru kurang dari 7 jam kerja karena sudah mendekati batas maksimal penggunaan mata garu yaitu sebesar 40 cm. Berdasarkan grafik tersebut dapat dilihat bahwa penggaruan optimal terjadi pada batuan silty claystone karena tingkat keausan mata garu jauh lebih rendah dibandingkan batuan yang lain. Hubungan tingkat keausan mata garu terhadap produktivitas penggaruan berbanding terbalik yaitu semakin besar nilai tingkat keausan mata garu maka semakin kecil produktivitas penggaruan tersebut. Hal ini disebabkan kerja dari mata garu ripper sudah tidak optimal lagi apabila mata garu mengalami keausan. Produktivitas penggaruan ripper yang terdapat pada Tabel 2 merupakan produktivitas penggaruan aktual yang dilapangan. Tabel 1. Tingkat Keausan Pada Masing Masing Batuan. Lapisan Batuan Tingkat Keausan (cm/jam) Silty Claystone 0,16 Silty Sandstone 1,49 Sandstone 5,79 3

KEAUSANMATA GARU RIPPER (Cm/Jam) 60 56 52 48 44 40 36 32 28 24 20 16 12 8 4 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 WAKTU Silty Claystone KERJA (Jam) Silty Sandstone Sandstone Gambar 3. Hubungan Tingkat Keausan Mata Garu (Ripper) Terhadap Jam Kerja Alat Tabel 2. Nilai Produktivitas Penggaruan Batuan dan Nilai Tingkat Keausan Mata Garu Produktivitas jam ke- (m 3 /jam) Batuan Silty Claystone keausan mata garu Batuan Silty Sandstone keausan mata garu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 487,3 478,2 473,4 472,2 471,1 469,7 468,3 465,2 462,9 458,8 0,23 0,4 0,6 0,73 0,86 1 1,13 1,4 1,56 1,66 358,7 356,6 355,7 352,7 350,9 349,1 346,2 343,9 340,8 337,1 1,83 3,26 4,83 5,9 7,13 8,1 9,26 10,56 12,9 14,93 Batuan Sandstone 240,8 234,1 226,7 220,1 205,9 177,3 0 0 0 0 keausan mata garu 6,83 13,13 19,56 25,16 29,53 36,43 0 0 0 0 4

Gambar 4. Hubungan Tingkat Keausan dan Produktivitas Aktual Penggaruan Terhadap Waktu Kerja Pada Batuan silty claystone, silty sandstone, dan sandstone Berdasarkan (Tabel 2) maka digambarkan grafik (Gambar 4) menunjukkan bahwa nilai tingkat keausan mata garu memiliki hubungan terhadap produktivitas penggaruan yaitu semakin besar nilai tingkat keausan mata garu maka semakin kecil produktivitas penggaruan tersebut. Produktivitas penggaruan pada batuan sandstone berhenti produksi pada waktu kurang dari 7 jam kerja, hal ini disebabkan nilai tingkat keausan mata garu sudah mendekati nilai batas maksimum penggunaan mata garu sebesar 36,43 cm. Produktivitas penggaruan yang optimal itu terdapat pada batuan silty claystone, hal ini disebabkan tingkat keausan mata garu pada batuan tersebut sangat kecil maka produktivitas penggaruan pada batuan silty claystone dapat maksimal. 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: a. Berdasarkan data hasil pengamatan di lapangan nilai tingkat keausan mata garu pada lapisan batuan silty claystone, silty sandstone, dan sandstone disimpulkan bahwa batuan sandstone merupakan batuan yang paling cepat membuat mata garu mengalami keausan. b. Nilai rata rata produktivitas penggaruan aktual didapatkan: silty claystone 470,30 m 3 /jam, silty sandstone 349,21 m3/jam, dan sandstone 217,52 m 3 /jam. Secara teoritis nilai produktivitas penggaruan didapatkan: silty claystone 593,11 m 3 /jam, silty sandstone 443,96 m 3 /jam, sandstone 319,70 m 3 /jam. c. Semakin besar nilai tingkat keausan mata garu suatu lapisan batuan maka produktivitas penggaruan tersebut akan kecil. Seperti pada batuan sandstone produktivitas penggaruan aktual jam pertama sebesar 240,80 m 3 /jam dengan tingkat keausan sebesar 6,83 cm sedangkan pada batuan silty sandstone produktivitas penggaruan aktual jam pertamanya sebesar 487,30 m 3 /jam dengan tingkat keausan 0,23 cm. 5

5. DAFTAR PUSTAKA [1] Bieniawski, Z.T., (1989). Engineering rock mass classification. New York: John Wiley & Sons. [2] Tenriajeng, A. T., (2003). Pemindahan Tanah Mekanis. Edisi Pertama. Jakarta: Gunadarma. [3] Indonesianto, Yanto. (2016). Pemindahan Tanah Mekanis. Yogyakarta: Program Studi Teknik Pertambangan UPN Veteran. [4] Mohamad, E. T., S. V. A. N. Khaili, A., and Rosli, S., (2011). Challenges of Excavation by Ripping Work in Weathered Sedimentary Zone. Vol: 16, Bund O. Malaysia: EJGE. [5] Sahu, Rajat Kumar. (2012). Application Of Ripper-Dozer Combination In Surface Mines: Its Applicability And Performance Study. Rourkela: Department Of Mining Engineering National Institute Of Technolgy. [6] Hasan, H., (2008). Penggunaan Ripper dalam Membantu Excavator Pada Pengupasan Overburden Tanpa Peledakan (Blasting) Pada Tambang Batubara Skala Kecil. Jurnal Aplika. 29-33. [7] Caterpillar. (1998). Caterpillar Performance Handbook Edition 29. U.S.A: Caterpillar [8] Singh R. N., Denby B & Egretli I., (1986). Development Of A New Rippability Index For Measure Excavations. Proceedings Of The 28th US Symposium On Rock Mechanics. Eds. I W Farmer, J J K Daemen, C S Desai, C E Glass & S P Neuman. America: University of Arizona [9] Singh, R.N., (1983). Testing Of Rock Samples from Underwater Trenching Operations of Folkstone for the Central Electricity Generating Board. America: University of Arizona. [10] MacGregor, F., Fell, R., Mostyn, G.R., Hocking, G., and McNally, G., (1994). The Estimation Of Rock Rippability. Quaterly Journal of Engineering Geology. 122-144. 6