BAB I PENDAHULUAN. strategi bisnis dalam skala internasional agar dapat bertahan bahkan lebih

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memperluas kegiatan perusahaan yang sudah ada, misalnya saja dengan

BAB I PENDAHULUAN. usaha. Oleh karena itu perlu adanya pengembangan suatu strategi yang tepat agar

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang ketat. Karena itu, perusahaan dituntut untuk selalu. Perusahaan perlu mengembangkan strategi yang tepat agar mampu

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara untuk menjadi perusahaan yang besar dan kuat melalui

BAB I PENDAHULUAN. bertahan, berkembang atau keluar (tutup). Keadaan tersebut menuntut setiap

BAB I PENDAHULUAN. dapat berkompetisi secara luas dengan perusahaan lainnya. Salah satu strateginya

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pun dituntut untuk bergerak lebih cepat dibandingkan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan, baik perusahaan dagang, industri,

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia usaha menjadi semakin

BAB I PENDAHULUAN. tingkat internasional, Perhimpunan bank-bank umum nasional (Perbanas)

BAB 1 PENDAHULUAN. Penggabungan usaha pada umumnya dilakukan dalam bentuk merger, akuisisi,

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan melakukan ekspansi. Ekspansi bisnis terbagi menjadi 2 (dua) jenis,

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin ketat ini. Perusahaan dituntut untuk dapat memanfaatkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. berdaya saing. Kondisi demikian menuntut perusahaan untuk selalu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk berusaha terus mengembangkan inovasi dan strategi-strategi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha adalah penyatuan entitas-entitas usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. terakhir sejak 2000 sampai 2010 selain mengubah kepemilikan saham diharapkan

BAB I PENDAHULUAN UKDW sampai dengan 2008, mengalami peningkatan sebesar 45 %. Sementara itu,

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham.

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kondisi finansial atau kondisi permodalan yang dimiliki oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. memperbaiki perekonomian Indonesia. Tingginya laju inflasi yang terus

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tumbuh secara normal melalui kegiatan capital budgeting. Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. eksistensi perusahaan bahkan dapat berkembang. Perusahaan yang mampu untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan yang lainnya. Persaingan tersebut akan mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini globalisasi telah menjangkau kehidupan. Dampak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu hal yang dapat menunjukkan trend negatif dalam pergerakan saham

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bab sebelumnya, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. sudah semakin berat baik dari segi kemajuan teknologi, perkembangan. perusahaan guna memenuhi kebutuhan informasi pengguna.

BAB V PENUTUP. perbandingan kinerja perusahaan setelah merger dan akuisisi selama periode 2010

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. di semua sektor, baik sektor yang sama maupun sektor yang berbeda. Kondisi

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat atas pengelolaan dana yang dimiliki juga semakin meningkat. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. Peranan Analisis Laporan Keuangan Sebagai Bahan Pertimbangan Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan merupakan industri yang dalam kegiatan usahanya sangat

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana serta menawarkan surat berharga dengan cara listing

BAB I PENDAHULUAN. Untuk dapat bertahan terhadap pesaing-pesaing, maka suatu perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kenaikan harga kebutuhan bahan pokok, semakin melemahkan kondisi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan banyaknya perusahaan real estate dan properti yang go

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan akan ketersediaan pendanaan atau biaya. Sektor perbankan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi. Pengukuran ini perlu diketahui pihak yang berkepentingan untuk

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan pencapaian target atau tujuan perusahaan di masa depan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu Negara. Aspek Rentabilitas turut andil didalam

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan berfungsi sebagai perantara (financial intermediary) antara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perusahaan di Indonesia yang semakin lama semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... viii

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. hanya saja pengendaliaan operasionalnya diambil oleh perusahaan pengakuisisi

BAB I PENDAHULUAN. bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB I PENDAHULUAN. dengan (uniting with) perusahaan lain atau memperoleh kendali (control) atas

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada umumnya, bank juga berorientasi untuk mendapatkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Kinerja keuangan dapat diartikan

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA BANK PEMERINTAH DAN BANK SWASTA DI INDONESIA BERDASARKAN METODE RGEC PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis pada saat ini sedang melaju pesat. Hal ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan cukup besar jumlahnya. Sumber dana tersebut dapat dikelompokkan

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era perdagangan bebas persaingan usaha diantara perusahaan

BAB VI KESIMPULAN & SARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihakpihak

III. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persaingannya semakin hari semakin besar adalah dengan melakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat diantaranya dividen dan capital gain. Dividend merupakan bagian

BAB 1 PENDAHULUAN. yang pada akhir-akhir ini menarik minat para investor. Tujuan semua investasi

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK DENGAN PT.BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. Nama : Sarah Natya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kadek Hendar Gunawan dan I Made Sukartha (2013) Kadek Hendar Gunawan dan I Made Sukartha pada tahun 2013 telah

BAB I PENDAHULUAN. keemasan yang puncaknya ditandai dengan keberhasilan beberapa bank besar

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari perusahaan, seorang manajer harus

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Setiap akhir tahun, perusahaan membuat laporan keuangan yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. kuat dan ketat. Kondisi ini menuntut perusahaan agar selalu mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. mahal, hal ini dikarenakan jumlah populasi yang terus meningkat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. para pemodal atau investor untuk melakukan diversifikasi investasi, membentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. aman dan percaya untuk menanamkan investasi atau dananya di bank.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan di dalam meningkatkan perekonomian dimana dana-dana yang

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena saham

BAB I PENDAHULUAN. laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan arus kas.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk dapat meningkatkan daya saing dalam jenis

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara

BAB I PENDAHULUAN. semakin canggih menjadikan perusahaan berusaha akan tetap eksis dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengambil keputusan investasi. Investor tidak terlibat secara langsung dalam

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH MELAKUKAN MERGER DAN AKUISISI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki era globalisasi telah mendorong entitas bisnis melakukan strategi bisnis dalam skala internasional agar dapat bertahan bahkan lebih berkembang. Strategi bisnis yang dapat dilakukan meliputi inovasi produk, ekpansi pasar, pencarian sumber daya baru dan lain-lain yang dilakukan dengan tidak lagi memandang batas-batas negara. Strategi yang tepat dapat membantu perusahaan untuk mempertahankan eksistensinya dan memperbaiki kinerjanya. Salah satu usaha untuk menjadi perusahaan yang besar dan kuat adalah dengan cara ekspansi. Ekspansi perusahaan dapat dilakukan baik dalam bentuk ekspansi internal maupun eksternal. Ekspansi internal terjadi pada saat divisidivisi yang ada dalam perusahaan tumbuh secara normal melalui kegiatan capital budgeting. Sedangkan ekspansi eksternal dapat dilakukan dalam bentuk penggabungan usaha. Dari waktu ke waktu perusahaan lebih menyukai ekspansi eksternal daripada ekspansi internal karena ekspansi eksternal dianggap jalan cepat untuk mewujudkan tujuan perusahaan di mana perusahaan tidak perlu memulai dari awal suatu bisnis baru. Strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan agar perusahaan bisa bertahan atau bahkan berkembang adalah dengan melakukan merger dan akuisisi (M&A). Merger dan akuisisi termasuk strategi ekspansi eksternal. Merger didefinisikan oleh Hitt (2001) sebagai sebuah strategi di mana dua perusahaan

setuju untuk menyatukan kegiatan operasionalnya dengan basis yang relatif seimbang, karena mereka memiliki sumber daya dan kapabilitas yang secara bersama-sama dapat menciptakan keunggulan kompetetif yang lebih kuat. Merger memerlukan pembubaran semua entitas yang terlibat kecuali satu entitas. Sedangkan Akuisisi menurut Hitt (2001) adalah strategi yang melaluinya suatu perusahaan membeli hak untuk mengontrol atau 100 persen kepemilikan terhadap perusahaan lain dengan tujuan untuk menggunakan kompetensi inti perusahaan itu secara efektif, dengan cara menjadikan perusahaan yang diakuisisi itu sebagai bagian dari bisnis dalam portofolio perusahaan yang mengakuisisi. Perusahaan-perusahaan besar di Indonesia telah banyak melakukan merger dan akuisisi, terlebih pada masa krisis ekonomi yang mengakibatkan banyaknya perusahaan yang bangkrut. Bahkan saat ini pasar berkembang di mana kegiatannya bukan berupa jual beli barang saja, namun beralih ke jual beli kepemilikan dalam perusahaan. Pasar ini biasa disebut dengan Market for Corporate Control. Merger dan akuisisi sendiri telah menjadi strategi yang populer di kalangan perusahaan-perusahaan di Amerika dan Eropa karena diyakini berperan penting dalam restrukturisasi yang efektif. Selama tahun 1998, nilai merger dan akuisisi di Amerika lebih dari USD 6 triliun dengan 11.400 transaksi. Tujuan menggabungkan usaha melalui merger dan akuisisi, perusahaan mengharapkan dapat memperoleh sinergi, yaitu nilai keseluruhan perusahaan setelah merger dan akuisisi yang lebih besar daripada penjumlahan nilai masingmasing perusahaan sebelum merger dan akuisisi. Selain itu merger dan akuisisi

dapat memberikan banyak keuntungan bagi perusahaan antara lain peningkatan kemampuan dalam pemasaran, riset, skill manajerial, transfer teknologi, dan efisiensi berupa penurunan biaya produksi. Jadi, nilai perusahaan setelah merger dan akuisisi seharusnya lebih besar daripada penjumlahan nilai masing-masing perusahaan sebelum merger dan akuisisi. Secara teori, setelah merger dan akuisisi ukuran perusahaan dengan sendirinya bertambah besar karena aset dan kewajiban perusahaan digabung bersama. Dasar logis dari pengukuran berdasarkan akuntansi adalah bahwa jika ukuran bertambah besar ditambah dengan sinergi yang dihasilkan dari aktivitasaktivitas yang simultan, maka laba perusahaan juga akan semakin meningkat. Oleh karena itu, kinerja setelah merger dan akuisisi seharusnya semakin baik dibandingkan dengan sebelum merger dan akuisisi. Namun pada beberapa kasus, merger dan akuisisi dapat tidak berpengaruh sama sekali pada kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi bahkan menurunkan kinerja perusahaan. Tabel 1.1 Besarnya CAR, NPL, NPM, ROA, ROE dan LDR Pada Perusahaan Perbankan Asing No Nama Bank/ Tangal M/A Tahun CAR NPL NPM ROA ROE LDR Bank of India 2013 15,26 1,59 47,78 3,80 22,03 93,76 1 Indonesia 2012 21,10 0,14 49,09 3,14 16,82 93,21 17 Nopember 2011 23,19 1,98 43,47 3,66 15,26 85,71 2011 (Akuisisi) 2010 26,91 3,55 37,15 2,93 11,69 87,36 Bank Windu 2009 17,88 2,11 15,70 1,00 6,03 65,81 Kentjana 2008 20,24 0,76 3,87 0,25 1,39 86,14 2 International 2007 30,90 1,72 (5,37) 0,02 (1,83) 53,71 18 Desember 2007 (Merger) 2006 28,91 7,06 5,19 0,43 1,44 51,53 Sumber : www.idx.co.id (data diolah)

CAR merupakan rasio kecukupan modal yang berfungsi menampung risiko kerugian yang kemungkinan dihadapi oleh bank. Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit. Bank of India Indonesia pada tanggal 17 November 2011 mengakuisisi Bank Swadesi. Dari Tabel 1.1 nilai CAR setelah akuisisi pada tahun 2012 sebesar 21,10% dan tahun 2013 sebesar 15,26% semakin menurun jika dibandingkan dengan nilai CAR sebelum akuisisi tahun 2010 sebesar 26,91%. Bank Windu Kentjana International melakukan merger dengan Bank Multicor pada tanggal 18 Desember 2007, nilai CAR setelah merger pada tahun 2008 sebesar 20,24% dan tahun 2009 sebesar 17,88% semakin menurun jika dibandingkan dengan nilai CAR sebelum merger tahun 2007 sebesar 30,90%. Artinya kinerja pada Bank of India Indonesia dan Bank Windu Kentjana International setelah merger maupun akuisisi berpengaruh buruk terhadap nilai CAR. NPL merupakan rasio untuk mengukur kualitas kredit. Semakin tinggi rasio NPL maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar. Dari Tabel 1.1 dapat dilihat nilai NPL Bank of India Indonesia setelah akuisisi pada tahun 2013 sebesar 1,59% semakin menurun jika dibandingkan sebelum akuisisi tahun 2010 sebesar 3,55%. Artinya adanya dampak positif terhadap nilai NPL setelah akuisisi. Nilai NPL Bank Windu Kentjana International setelah merger tahun 2008 sebesar 0,76% mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2007 sebesar 1,72%, namun tahun 2009 NPL sebesar 2,11% mengalami kenaikan, artinya keputusan merger berdampak buruk terhadap NPL pada tahun ke-2 setelah merger.

NPM merupakan rasio profitabilitas yang mengukur tingkat efektivitas perusahaan dalam mentransformasi penjualan menjadi laba. Semakin besar NPM akan semakin baik bagi perusahaan. Dari Tabel 1.1 dapat dilihat nilai NPM Bank of India Indonesia setelah akuisisi pada tahun 2012 sebesar 49,09% mengalami kenaikan dibandingkan sebelum akuisisi tahun 2010 sebesar 37,15% namun tahun 2013 NPM sebesar 47,78% mengalami penurunan. Artinya akuisisi berdampak buruk terhadap NPM pada tahun ke-2 setelah akuisisi. Nilai NPM Bank Windu Kentjana International setelah merger pada tahun 2008 sebesar 3,87% dan tahun 2009 sebesar 15,70% mengalami kenaikan setelah merger, artinya adanya pengaruh baik dari merger terhadap nilai NPM. Return on Asset merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur bank dalam memperoleh laba dan efisiensi secara keseluruhan. Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank. Dari Tabel 1.1 ROA Bank of India Indonesia setelah akuisisi tahun 2012 sebesar 3,14% mengalami penurunan dibandingkan tahun 2011 sebesar 3,66% namun pada tahun 2013 ROA semakin meningkat sebesar 3,80%. ROA Bank Windu Kentjana International setelah merger tahun 2008 sebesar 0,25% dan 2009 sebesar 1% mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2007 sebesar 0,02% artinya ada pengaruh positif dari merger terhadap ROA Bank Windu Kentjana International. Return on Equity adalah rasio yang memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri (net worth) secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal. Dari Tabel 1.1 ROE Bank of India Indonesia setelah akuisisi tahun 2012 sebesar 16,82% dan

2013 sebesar 22,03% mengalami kenaikan dibandingkan sebelum akuisisi tahun 2010 sebesar 11,69%, artinya ada pengaruh positif dari akuisisi terhadap ROE. ROE Bank Windu Kentjana International setelah merger tahun 2008 sebesar 1,39% dan 2009 sebesar 6,03% mengalami peningkatan sebelum merger tahun 2007 sebesar (1,83%), artinya ada pengaruh positif dari merger terhadap ROE Bank Windu Kentjana International. LDR merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kualitas likuiditas suatu bank. Semakin tinggi rasio LDR maka semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan sehingga bank tidak dapat memaksimalkan labanya. Dari Tabel 1.1 LDR Bank of India Indonesia setelah akuisisi tahun 2012 sebesar 93,21% dan 2013 sebesar 93,76% mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2010 sebelum akuisisi sebesar 87,36%, artinya ada pengaruh negatif dari akuisisi terhadap LDR. LDR Bank Windu Kentjana International setelah merger tahun 2008 sebesar 86,14% mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2007 sebelum merger sebesar 53,71%, namun pada tahun 2009 LDR sebesar 65,81% menurun dibandingkan tahun 2008, artinya ada pengaruh baik terhadap LDR pada tahun ke-2 setelah merger. Beberapa penelitian mengenai pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja keuangan juga telah dilakukan di Indonesia seperti penelitian Widyaputra (2006) dengan menggunakan rasio PER (price earning ratio), PBV (price to book value) dan EPS (earning per share), OPM (operating profit margin), NPM (net profit margin), Total Asset Turn Over, ROA, ROE dan abnormal return membuktikan 2 tahun sebelum dan 2 tahun setelah merger dan akuisisi terdapat

perbedaan signifikan pada rasio Earning Per Share, Net Profit Margin, Return On Equity, dan Return On Assets. Penelitian yang dilakukan oleh Wahyu (2010) dengan menggunakan rasio Net Profit Margin (NPM), Return on Investment (ROI), Return on Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), Total Assets Turn Over (TATO), Current Ratio dan Debt to Equity Ratio (DER), Dari hasil penelitian ditunjukkan bahwa pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja keuangan secara simultan yang diuji dengan Manova menunjukkan tidak ada perbedaan kinerja secara signifikan. Pada penelitian Hamidah dan Noviani (2013) dengan menggunakan rasio Current Ratio (CR), Total Assets Turn Over (TATO), Debt Ratio (DR), Return On Assets (ROA) dan Price Earning Ratio (PER), dari hasil penelitian terdapat perbedaan signifikan pada CR, ROA dan PER, sedangkan pada TATO dan DR tidak terdapat perbedaan signifikan pada kinerja keuangan. Hasil penelitian Novaliza & Djayanti (2013) dari rasio Current Ratio (CR), Total Assets Turn Over (TATO), Debt Ratio (DR), Debt to Equity Ratio (DER), ROA, ROE, NPM, OPM, hanya Return on Asset (ROA) yang berubah secara signifikan sedangkan variabel lain tidak ada perbedaan yang signifikan. Perbedaan hasil dari penelitian-penelitian yang disebutkan di atas membuat tema ini menarik untuk diuji kembali yaitu mengenai kinerja perusahaan (melalui rasio-rasio keuangan) sebelum dan sesudah merger dan akuisisi. Terlebih lagi merger dan akuisisi pada perusahaan perbankan asing belum pernah diteliti sebelumnya.

Dalam hal ini peneliti tertarik pada merger dan akuisisi yang dilakukan perusahaan perbankan asing pada khususnya dilihat dari rasio-rasio keuangannya. Adapun judul yang dipilih adalah : Analisis Perbandingan Kinerja Perbankan Asing Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas penulis merumuskan permasalahan penelitian ini sebagai berikut : Apakah terdapat perbedaan kinerja perusahaan perbankan asing sebelum dan sesudah merger dan akuisisi yang diukur berdasarkan rasio keuangan, yaitu : Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loans (NPL), Net Profit Margin (NPM), Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Loan to Deposits Ratio (LDR)? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan penelitian maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perubahan kinerja perusahaan perbankan asing sebelum dan sesudah merger dan akuisisi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang diukur berdasarkan rasio keuangan yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loans (NPL), Net Profit Margin (NPM), Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE) dan Loan to Deposits Ratio (LDR).

1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain : 1. Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan peneliti mengenai apakah Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loans (NPL), Net Profit Margin (NPM), Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE) dan Loan to Deposits Ratio (LDR) dapat merubah kinerja perusahaan perbankan asing sesudah merger dan akuisisi. 2. Bagi perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk memilih merger dan akuisisi sebagai strategi perusahaan sehingga strategi yang diambil lebih efektif dan efisien. 3. Bagi peneliti selanjutnya sebagai masukan dan sumber referensi dalam melakukan penelitian sejenis dan menyempurnakan hasil penelitian sejenis.