UNJUK KERJA ALAT PERAGA SISTEM PENERANGAN KENDARAAN MITSUBISHI L300

dokumen-dokumen yang mirip
RANGKAIAN SISTEM KELISTRIKAN LAMPU PENERANGAN, LAMPU REM, DAN KLAKSON PADA KENDARAAN MITSUBISHI L300

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Untuk Pembuatan rancangan trainer sistem kelistrikan body mobil toyota

BAB III PERANCANGAN DAN PERAKITAN ALAT

BAB III METODE PELAKSANAAN. stater sepeda motor Yamaha Mio di kampus Universitas Muhammadiyah. 15 Februari 2016 sampai dengan tanggal 15 Agustus 2016.

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

DESKRIPSI : KELISTRIKAN BODI

BAB III METODE PROSES PEMBUATAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN

BAB III METODE PROYEK AKHIR. Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya pembuatan mesin

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL. i. HALAMAN LEMBAR PERSOALAN... ii. HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN. iv. HALAMAN MOTTO..

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

III. METODE PEMBUATAN. Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB IV PROSESPEMBUATAN MESIN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

PANDUAN PELAKSANAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BIDANG LOMBA : COMMERCIAL WIRING [LKS SMK TINGKAT PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA] FT UNY 2014

BAB IV PROSES PRODUKSI

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

MODUL PRAKTEK SISTEM KELISTRIKAN BODI

Tabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2

CARA KERJA DAN TROUBLESHOOTING PADA LAMPU TANDA BELOK (LAMPU SEIN) PADA ENGINE STAND TOYOTA KIJANG 5K

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN LEMBAR PERSOALAN... HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN... SURAT PERNYATAAN... iv HALAMAN PERSEMBAHAN. HALAMAN MOTTO..

SOAL PRAKTIK KEJURUAN

REKAYASA RANCANG BANGUN TRAINER SISTEM KELISTRIKAN AC MOBIL DAIHATSU ZEBRA

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

PROSES PEMBUATAN PURWARUPA ALAT PERAGA DRILLING DAN REAMING

III. METODE PROYEK AKHIR. dari tanggal 06 Juni sampai tanggal 12 Juni 2013, dengan demikian terhitung. waktu pengerjaan berlangsung selama 1 minggu.

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil pengukuran kelistrikan bodi Yamaha Mio. No. Pengukuran Hasil / Kondisi Standar

BAB III METODE PELAKSANAAN. Yamaha Mio di Laboratorium, Program Vokasi Universitas Muhammadiyah

Gambar 3.1 Tahapan Perancangan Miniatur Lift

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL. i. HALAMAN LEMBAR PERSOALAN... ii. HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN. iv. HALAMAN MOTTO..

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator.

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan,

BAB III METODE PELAKSANAAN

BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PERANCANGAN. Mulai. Merancang Desain dan Study Literatur. Quality Control. Hasil Analisis. Kesimpulan. Selesai

BAB IV PEMBUATAN SISTEM PERPIPAAN UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN BUNGA KEBUN VERTIKAL

SOAL PRAKTIK KEJURUAN

LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROPINSI JAWA TIMUR SEPTEMBER 2014 KELOMPOK TEKNOLOGI LEMBAR TUGAS PRAKTIK

BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Toyota TGN40 yang mempunyai spesifikasi tersendiri, berikut: Tabel 3.1Spesifikasi Lampu

BAB III METODE PENELITIAN. makanan menggunakan termoelektrik peltier TEC sebagai berikut :

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN

KAJIAN PEMBUATAN KELISTRIKAN BODI PADA CHOPPER ELECTRIC MOTORCYCLE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROPINSI JAWA TIMUR SEPTEMBER 2015 KELOMPOK TEKNOLOGI LEMBAR TUGAS PRAKTIK

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

PROSES PRODUKSI PURWARUPA ELECTRIC MONOWHEEL

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV PROSES PRODUKSI

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Perancangan Komponen Utama & Komponen Pendukung Pada

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

RANCANG BANGUN LAYOUT DAN PENEMPATAN SEL SURYA PADA PROTOTIPE MOBIL TENAGA SURYA

RANCANG BANGUN SIMULASI SAFETY STARTING SYSTEM PADA MOBIL L300 ABSTRAK

BAB III PROSES MANUFAKTUR. yang dilakukan dalam proses manufaktur mesin pembuat tepung ini adalah : Mulai. Pengumpulan data.

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

LAPORAN PRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN

NASKAH PUBLIKASI DESAIN MESIN PEMOTONG RUMPUT MENGGUNAKAN MOTOR LISTRIK AC 100 WATT

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pembuatan roda gila (flywheel) dilakukan di Laboraturium Mekanika Fluida

BAB IV PROSES PEMBUATAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Area terhadap hasil rancang bangun alat Uji Konduktivitas Thermal Material.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator.

ULANGAN MID SEMESTER GENAP. Mata Pelajaran : Ketrampilan Elektronika : VII (Tujuh) Hari/tanggal : Waktu :

Gambar Lampu kepala

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

EXHAUST SYSTEM GENERATOR: KNALPOT PENGHASIL LISTRIK DENGAN PRINSIP TERMOELEKTRIK

Commercial Wiring / Electrical Installation. LKS SMK Tingkat Provinsi Bali. Tahun 2012 KISI-KISI SOAL BIDANG LOMBA : Tingkat Provinsi Bali

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut

BAB III PERANCANGAN ALAT

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pembuatan alat penelitian ini dilakukan di Bengkel Berkah Jaya, Sidomulyo,

MEMASANG INSTALASI PENERANGAN SATU PASA

LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROPINSI JAWA TIMUR SEPTEMBER 2014 KELOMPOK TEKNOLOGI

Oleh : Bambang Dwinanto, ST.,MT Debi Kurniawan ABSTRAKSI. Kata Kunci : Perangkat, Inverter, Frekuensi, Motor Induksi, Generator.

LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROPINSI JAWA TIMUR SEPTEMBER 2015 KELOMPOK TEKNOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk memberikan kepuasan yang terbaik bagi para konsumennya, dengan

RANCANG BANGUN SISTEM POWER WINDOWS PADA MOBIL KIJANG ROVER TAHUN 1989

Prosiding SNRT (Seminar Nasional Riset Terapan) PERANCANGAN TEKNOLOGI DRIVE BY TOUCHING SEBAGAI FITUR PENGAMAN OTOMATIS PADA KENDARAAN BERMOTOR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ENGINE STAND SISTEM PENGISIAN MESIN BENSIN EMPAT SILINDER

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

PERAKITAN ALAT PENGAYAK PASIR SEMI OTOMATIK

RANCANG BANGUN SIMULATOR ALARM, POWER INDOW, POWER MIRROR PADA MOBIL (PENGUJIAN)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Transkripsi:

UNJUK KERJA ALAT PERAGA SISTEM PENERANGAN KENDARAAN MITSUBISHI L300 Trifin Adi Kurniawani 1, A Noor setyo 2, Nurhadi 3 1,2,3 Program Studi Diploma III Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Tidar Trivinadi27@gmail.com, noorsetyo@untidar.ac.id, Nurhadipalagan65@gmail.com Abstrak Tujuan laporan akhir ini adalah untuk mengetahui unjuk kerja sistem penerangan pada kendaraan Mitsubishi L300 yang meliputi lampu kota, lampu sein, hazard, dan lampu mundur. Untuk mencapai tujuan tersebut penulis membuat alat peraga berupa sistem kelistrikan kendaraan Mitsubishi L300. Cara pengujian yang pertama melakukan pengukuran arus tahanan dan tegangan pada sistem penerangan menggunakan multimeter. Setelah melakukan pengukuran kemudian melakukan perhitungan pada lampu kota, lampu sein, hazard dan lampu mundur untuk memperoleh hasil perhitungan dan perbedaan anatara hasil pengukuran dan hasil perhitungan. Hasil pengukuran arus lampu kota 0,7 ampere, lampu sein 1,4 ampere, hazard 1,4 amper dan lampu mundur 1,4 ampere. Untuk hasil perhitungan pada lampu kota 27,61 ampere, lampu sein 6,25 ampere, hazard 3,15 ampere dan lampu mundur 6,86 ampere. Perbedaan antara hasil pengukuran dan perhitungan disebabkan dari keakurasian alat ukur, sambungan kabel, kabel yang kurang sesuai. Hal ini terlihat dari sisi kebutuhan daya yang dibutuhkan untuk menyalakan lampu, terlihat berdasarkan cara kerja sistem lampu kelistrikan yang dibuat menunjukkan besar daya yang dibutuhkan untuk masing-masing beban (lampu kota, lampu sein, hazard dan backup light) lebih kecil dari standar spesifikasi perusahaan, hal ini dimungkinkan merupakan faktor keamanan yang diberikan perusahaan terhadap masing-masing komponen lampu sistem kelistrikan agar lampu tidak cepat putus. Kata kunci : unjuk kerja, sistem penerangan, Mitsubishi L300 Abstract The purpose of this final report is to know the performance of lighting systems on Mitsubishi L300 vehicles that include city lights, sein lamps, hazards, and backlight. To achieve this goal the authors make props in the form of electrical systems Mitsubishi L300 vehicles. The first test method performs measurement of resistor current and voltage in lighting system using multimeter. After making the measurement and then do the calculations on city lights, sein lamps, hazards and backlights to obtain the results of calculations and differences between the results of measurement and calculation results. The result of measurement of city light current 0,7 ampere, 1.4 ampere sein lamp, 1.4 ampere hazard and 1.4 ampere backlight. For the calculation result of city lamp 27,61 ampere, lamp sein 6,25 ampere, hazard 3,15 ampere and backlight 6,86 ampere. The difference between the measurement result and the calculation is due to the accuracy of the measuring instrument, the cable connection, the less suitable cable. This can be seen from the power requirement needed to turn on the lights, seen based on the workings of the electrical lamp system made indicating the amount of power required for each load (city lights, light sein, hazard and backup light) is smaller than the standard company specifications, this is possible is a security factor given the company against each component of the electrical system lights for the light does not break fast. Keywords: performance, lighting system, Mitsubishi L300 PENDAHULUAN Teknologi otomotif sampai saat ini merupakan pengembangan dari peralatanperalatan sebelumnya yang telah hadir. Prinsip kerja setiap peralatan yang baru tidak jauh berbeda dengan peralatan yang sudah ada. Seperti sistem kelistrikan merupakan bagian penting dari kendaraan baik untuk sepeda motor atau mobil. Sistem 11

kelistrikan bodi termasuk dalam hal ini adalah sistem penerangan (Lighting System) yang tentunya sangat diperlukan untuk keselamatan pengendara terutama untuk pengendaraan di malam hari. Sistem penerangan adalah instalasi dari berbagai rangkaian penerangan pada kendaraan atau semua sistem kelistrikan pada bodi kendaraan yang bertujuan untuk menjamin keamanan, keselamatan, dan kenikmatan berkendara. Sistem penerangan pada kendaraan merupakan suatu sistem yang sangat penting untuk kendaraan, oleh sebab itu sistem kelistrikan harus mengikuti peraturan perundang-undangan yang berlaku secara internasional, terutama yang menyangkut tentang kode warna dari lampu sistem penerangan tersebut. Sistem kelistrikan pada bodi mobil mempengaruhi juga pada sistem penerangan. Maka harus mengetahui sistem yang bekerja pada penerangan. Sistem penerangan adalah suatu sistem yang tersusun dari berbagai macam komponen kelistikan dan kabelkabel penghantar yang saling berhubungan dengan komponen satu dengan yang lainnya yang membentuk suatu sistem dengan fungsi untuk memberikan tanda kepada pengendara lain sehingga pengendara lain akan tahu. Tujuan pembuatan stand sistem kelistrikan ini adalah bagaimana unjuk kerja alat peraga sistem kelistrikan lampu penerangan, lampu rem, dan klakson pada kendaraan ringan Mistubishi L300. Adapun manfaat yang bisa diambil dalam pembuatan stand kelistrikan ini adalah sebagai bahan referensi dari sumbersumber pembuatan stand sistem kelistrikan yang terdiri dari lampu penerangan, lampu rem, dan klakson pada kendaraan Mitsubishi L300 yang berkelanjutan di jurusan D3 Teknik Mesin Universitas Tidar Magelang. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang perancangan media pembelajaran sistem kelistrikan luar mobil dan pengujian yang dilakukan oleh (Fawaid dkk, 2017). Tujuan perancangan panel peraga kelistrikan luar mobil ini adalah untuk meningkatkan kompetensi berfikir kritis mahasiswa. Hasil uji pengguna diperoleh hasil yang sangat baik dilihat dari segi pendidikan, tampilan program, dan kualitas teknis. Pernyataan tersebut diperkuat dengan sikap dan tanggapan mahasiswa yang dapat disimpulkan bahwa media ini dapat dinyatakan sangat baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa sangat tertarik dengan media yang bersifat baru dan menyenangkan, serta dapat memotivasi belajar mahasiswa. METODE PELAKSANAAN Proses pembuatan stand sistem kelistrikan lampu penerangan, lampu kota, lampu sein, hazard dan backup light pada kendaraan Mitsubishi L300 dibuat dengan mengacu pada diagram alur pengerjaan terlihat pada Gambar 1. Bahan Gambar 1 Alur pembuatan stand kelistrikan Bahan yang dipakai dalam pembuatan rangkaian sistem kelistrikan sistem penerangan, lampu rem, dan klakson pada kendaraan Mitsubishi L300 terbagi menjadi dua yaitu: bahan utama, dan bahan pembantu. 12

Tabel 1. Bahan utama No Uraian Spesifikasi 1 Lampu Kepala 100/90 watt 2 Lampu Sein 8 watt 3 Lampu Rem 21 watt 4 Lampu Mundur 8 watt 5 Lampu Kota 8 watt 6 Baterai (Accu) 12 volt 7 Steker Boss 80 set 8 Jack Banana 40 set 9 Tombol Push On 10 Sekring 10 ampere 11 Sekring Box 12 Kabel 5 mm 13 Flasher 23 watt 14 Saklar 3 cm x 1,5 cm 15 Kunci Kontak 16 Klakson 6 volt 17 Relay 30 ampere 18 Bolam 12 volt Tabel 2. Bahan pendukung No Uraian Spesifikasi (mm) 1 Besi Siku 3 x 3 x 2 2 Besi Pipa 3 x 3 x 2 3 Triplek 9 mm dan 2 mm 4 Alumunium 10 10 x 1 Siku Alat Peralatan dan alat ukur yang dipakai dalam pembuatan alat peraga rangkaian sistem kelistrikan lampu penerangan, lampu rem, dan klakson pada kendaraan Mitsubishi L300 ditunjukkan pada Tabel 3. Prosedur Pembuatan 1. Pengukuran Besi Pemotongan besi untuk kerangka alat peraga sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan yaitu: dua buah pipa besi kotak ukuran 3 cm x 3 cm dengan panjang masingmasing 5 m untuk membuat alat peraga rangkaian lampu penerangan dengan membentuk persegi yang memiliki ukuran panjang, lebar, dan tebal 60 x 60 x 3. 2. Pemotongan Besi Pemotongan besi menggunakan gerinda tangan dan dilakukan secara hatihati agar hasil pemotongan baik dan rapi. 3. Penyambungan Besi Penyambungan besi dilakukan menggunakan las listrik karena las listrik mudah pengerjaannya dan mudah dirapikan hasil pengelasannya. 4. Merapikan Sambungan Pengelasan Sambungan hasil pengelasan pada besi yang kurang sempurna mengakibatkan benjolan yang tidak merata pada sambungan, maka perlu dilakukan proses merapikan hasil pengelasan dengan cara di gerinda agar hasil las lebih baik. 5. Pengamplasan Sebelum dilakukan pengecatan terlebih dahulu dilakukan proses pengamplasan agar permukaan lebih halus dan cat lebih kuat menempel. 6. Pengecatan Pengecatan dilakukan bertujuan untuk melindungi besi dari karat dan memperindah tampilan hasil las. 7. Hasil Akhir Proses pengelasan yang sudah dilakukan menghasilkan kerangka untuk rangkaian sistem kelistrikan. 8. Pemotongan dan Pemasangan White Board ke Alat Peraga Ukur kembali rangka yang sudah jadi untuk memastikan ukuran sesuai dengan kebutuhan. Kemudian gambar pola ke sisi lain white board menggunakan spidol atau bolpen. Pola yang digambar yaitu pola alat peraga rangkaian sistem kelistrikan, lubang kabel, lubang soket banana, dan lubang baut pengikat white board. Potong pola menggunakan gerinda mata gergaji. 9. Pemasangan rangkaian kelistrikan lampu Memasang white board alat peraga yang sudah dibuat lubang dudukan, pemasangan komponen rangkaian sistem kelistrikan dimulai dari memasang lampu kepala, lampu kota, lampu sein, saklar, box sekring, lampu kombinasi belakang, relay, flasher, kemudian memasang jack bossdan socket banana pada white board. Setelah pemasangan komponen selesai, maka mulai memasang steker boss dan jack banana, kemudian merakit kabel. Perakitan kabel 13

selesai rapikan instalasi kabel menggunakan solder dan pada sambungan kabel menggunakan solasi hitam, cek semua kabel pastikan semua kabel sudah terpasang kencang pada socket. Tabel 3. Peralatan No Nama Alat 1 Las Listrik 2 Gerinda Tangan 3 Obeng 4 Kunci Kombinasi 1 Set 5 Kompresor 6 Amplas 7 Multitester Analog 8 Bor Listrik 9 Kikir 10 Tang 11 Pengupas Kabel 12 Spray Gun 13 Mistar L 14 Multitester Digital / clampmeter HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Hasil dari proses pengelasan besi Gambar 2 didapat hasil stand sistem kelistrikan untuk sistem penerangan dalam Gambar 3. Gambar 3. Rangkaian kelistrikan lampu Hasil pengukuran besar tegangan, besar tahanan, dan besar arus yang mengalir pada masing-masing rangkaian untuk lampu kepala kota, lampu sein, hazard, backup light, dan tambahan komponen flasher, diperoleh hasil pengukuran yang terlihat dalam Tabel 4. Tabel 4. Hasil pengukuran tegangan, tahanan, dan arus No Nama komponen Volt Ohm Amp ere 1 Lampu kota 11,6 1,7 0,7 2 Lampu sein 11,5 5,2 1,4 3 Hazard 11,6 0,5 1,4 4 Backup 10,3 1,5 1,4 light 5 Flasher - 6,4 - Sedangkan hasil perhitungan besar daya terpasang dan daya hasil pengukuran terhadap masing-masing lampu (lampu kota, lampu sein, hazard, dan backup light) terlihat pada Tabel 5. Gambar 2. Hasil akhir pengelasan 14

Tabel 5. Perbedaan besar daya terpasang dan daya hasil perhitungan No Nama Daya 1 Daya 2 komponen (Watt) (Watt) 1 Lampu kota 0,83 8 2 Lampu sein 10,19 21 3 Hazard 0,98 21 4 Backup light 2,94 21 *Daya 1 Hasil Perhitungan *Daya 2 Daya Terpasang Pembahasan Tabel 4 hasil pengukuran tegangan, tahanan, dan arus pada lampu kota, lampu sein, hazard tersusun secara paralel untuk lampu sein dan hazard dengan flasher. Jika besar tahanan lampu kota masing-masing 1,7 ohm, lampu sein 5,2 ohm, sedangkan hazard 0,5 ohm dan flasher 6,4 ohm maka besar tahanan pengganti lampu kota 0,42 ohm, lampu sein 1,84 dan hazard 3,68 ohm tahanan backup light tetap sebesar 1,5 ohm, sedangkan besar arus untuk masing-masing lampu kota 0,7 ampere, lampu sein 1,4 ampere, hazard 1,4 ampere, dan backup light sebesar 1,4 ampere. Sedangkan pada Tabel 5 Perbedaan besar daya terpasang dan daya hasil pengukuran yang digunakan pada masingmasing lampu kepala, lampu rem, dan klakson terlihat dari hasil perhitungan (teoritis) lebih besar dari standar yang telah ditentukan oleh pabrik, hal ini untuk memberikan keamanan terhadap masingmasing lampu yang dipakai, agar lampu tidak cepat putus jika terjadi lonjakan arus. KESIMPULAN Hasil dari pembuatan alat peraga sistem kelistrikan lampu penerangan, lampu kota, lampu sein, hazard dan backup light pada kendaraan Mitsubishi L300 dapat disimpulkan yaitu bentuk rangkaian sistem kelistrikan lampu penerangan, lampu kota, lampu sein, hazard dan backup light pada kendaraan Mitsubishi L300 secara umum sama. Hal ini terlihat dari sisi kebutuhan daya yang dibutuhkan untuk menyalakan lampu mendekati dengan standar yang diterapkan oleh perusahan. Adanya perbedaan antara kebutuhan daya hasil perhitungan dengan standar dikarenakan adanya rugi-rugi yang diakibatkan dari pemakaian jenis kabel dan sambungan antara rangkaian satu dengan rangkaian lainnya. DAFTAR PUSTAKA Daryanto, 2005. Teknik Servis Mobil. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Daryanto, 2013. Teknik Merawat Automobil Lengkap. Bandung : Y Rama Widya. Ganny, Y., 1984. Kelengkapan Listrik untuk Otomotif. Bandung : CV. Prakarya. Warsowiwoho, 1986. Sistem Kelistrikan pada Peralatan. Jakarta : PN. Pradinyaparamita. Setiawan, E., Widjanarko, D., Budiyono, A., 2009, Pengembangan Panel Peraga Multifungsi Sistem Lampu Kepala Sebagai Upaya Meningkatkan Kompetensi Sistem Penerangan Mahasiswa, Pengembangan Panel Peraga Multifungsi, Vol. 09, No. 01, 22-29. Wijaya, A., 2015, Sistem Kelistrikan Bodi padamobilhttps://andytoyotaproboling go.blogspot.co id/2015/12/ sistem kelistrikan-bodi-pada mobil.html?m=1, Diakses Tanggal 12 Agustus 2017. 15