BAB I PENDAHULUAN. sehingga kualitas pendidikan harus ditingkatkan. investasi besar untuk berjuang keluar dari krisis dan menghadapi dunia global

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan proses interaksi yang mendorong terjadinya belajar. Peran serta pendidikan mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. tidak terlepas dari kualitas pendidikan bangsa itu sendiri. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dan prinsip-prinsip yang saling berkaitan satu sama lain. Guru tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. belajar diantaranya motivasi belajar dan tingkat kemampuan awal siswa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan intervasi yang paling utama bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam kehidupan keluarga maupun dalam kehidupan berbangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan hampir pada semua aspek kehidupan manusia. Perubahan tersebut

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin pesat menuntut adanya sumber daya manusia. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya

DALAM PEMBELAJARAN AKTIF STUDENT CREATED CASE STUDIES

PEMBELAJARAN TEMATIK (LEARNING BY DOING) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA TEMA PEKERJAAN MENGHASILKAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia. membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada.

BAB I PENDAHULUAN. berhasilnya suatu pendidikan yang berada di negara tersebut. Berhasilnya

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Disusun Oleh:

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN TIPE SNOW BALL DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemajuan suatu bangsa adalah mengembangkan ilmu. Diperlukan strategi maupun model pembelajaran yang tepat agar proses

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIMETRI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KREATIF DENGAN PERMAINAN MATEMATIKA

Desi Rusnita SDN 08 Kepahiang

BAB I PENDAHULUAN. wawasan, ketrampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna. diyakini mampu menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. terstruktur dan sistematis dalam lingkungan sekolah. Disekolah terjadi. sebagai pendidik dalam suatu proses pendidikan.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi. Diajukan Oleh: RATIH ROSARI A

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL KUMON UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika adalah pelajaran yang penting diajarkan di sekolah dasar. Hal ini karena matematika mendasari

I. PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan. berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Trianto, 2007:3).

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki demi kemajuan suatu bangsa. Salah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadi mandiri. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesuai dengan Undang-Undang Dasar RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional, lembaga pendidikan

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran kimia di

BAB I PENDAHULUAN. semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran. dasar untuk pengembangan materi lebih lanjut.

BAB I PENDAHULUAN. siswa, dan metode belajar mengajar. kegiatan belajar mengajar. Subyek didik selalu berada dalam proses

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY TERPIMPIN PADA SISWA KELAS VII A SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2006/2007

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan lebih efektif, dinamis, efisien, dan positif yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan nantinya dapat menjadi salah satu jembatan yang

I. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun. Berdasarkan hal itu pemerintah terus berupaya mewujudkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berjiwa pemikir, kreatif dan mau bekerja keras, memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. observasi, eksperimen, penyimpulan, penyusunan teori dan seterusnya. mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa untuk menghadapi tantangan hidup dimasa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses pelatihan untuk. webster s New Word Dictionary Sagala (2007: 1), sehingga mampu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang mampu bersaing di dunia internasional.

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SISTEM PERNAFASAN PADA MANUSIA DENGAN MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALLY

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1. Pendidikan Matematika. Disusun Oleh : ANGGIT WIBOWO A

dewasa ini merupakan perkembangan yang terjadi sebelumnya. yang dimiliki dan merupakan peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL RECIPROCAL TEACHING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Beberapa Ahli. memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai positif dengan

I. PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat menuntut sumber

BAB I PENDAHULUAN. telah terencana, dengan adanya perencanaan yang baik akan mendukung

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran adalah teori belajar konstruktivisme. Piaget (dalam Dahar, 1989:

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun Oleh :

PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM MODEL PEMBELAJARAN AKTIF (ACTIVE LEARNING) TIPE TRUE OR FALSE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa serta

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar kualitas

belaka (Widja, 1989). Seorang pakar pendidikan, Suprijono secara rinci menjelaskan tentang masalah pembelajaran sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia Indonesia, yaitu manusia yang mampu berfikir tinggi dan kreatif,

BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun oleh:

BAB I PENDAHULUAN. dibuktikan dari hasil belajar siswa terhadap materi yang dipelajari yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat kemajuan dari suatu bangsa dapat dilihat dari sektor pendidikannya.

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS)

USAHA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA MELALUI SISTEM TUTORIAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dan interaksi antara guru dan siswa. Proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan individu-individu

BAB I PENDAHULUAN. maupun kewajiban sebagai warga negara yang baik. Untuk mengetahui

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-I Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB 1 PENDAHULUAN. peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu memiliki dan memecahkan. kehidupan sehari-hari saat ini maupun yang akan datang.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran dapat dikatakan sebagai hasil dari memori, kognisi, dan metakognisi yang berpengaruh terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan proses pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses interaksi atau hubungan timbal

Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika

I. PENDAHULUAN. syarat untuk mencapai tujuan pembangunan, salah satu wahana untuk

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya proses belajar mengajar merupakan proses komunikasi antara guru

BAB I PENDAHULUAN. pada provinsi Jawa Tengah. Menurut laporan hasil ujian nasional SMP tahun

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika

(Penelitian PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Nogosari) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan kehidupan dalam masyarakat, bangsa dan negara, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyelesaikan suatu masalah. Hal tersebut berpengaruh terhadap hasil

BAB I PENDAHULUAN. dan sebagian besar rakyatnya berkecimpung di dunia pendidikan. Maka dari. menurut Undang-undang Sisdiknas tahun 2003:

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional adalah menjamin mutu pendidikan

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan sehingga kualitas pendidikan harus ditingkatkan. Pendidikan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa, dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana dalam membangun watak bangsa (Nation Character Building). Masyarakat yang cerdas yang akan memberikan nuansa kehidupan yang cerdas juga. Masyarakat bangsa yang demikian merupakan investasi besar untuk berjuang keluar dari krisis dan menghadapi dunia global (Mulyasa, 2002 : 3-4). Sudah menjadi gejala umum bahwa mata pelajaran Matematika kurang disukai oleh kebanyakan siswa. Menurut Wahyudin (1999 : 253) matematika merupakan pelajaran yang sulit dipahami, sehingga kurang diminati oleh sebagian besar siswa. Ketidaksenangan terhadap mata pelajaran matematika dapat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa. Melibatkan siswa secara aktif didalam pembelajaran matematika sangat penting, karena dalam matematika banyak kegiatan pemecahan masalah yang menuntut kreativitas siswa aktf. Siswa sebagai subyek didik 1

2 adalah merencanakan dan ia sendiri yang melaksanakan belajar. Penekanan kurikulum berbasis kompetensi adalah pada sikap ingin tahu siswa bertanya dan bekerja sama, sehingga dapat mengembangkan pola pikir dan sejumlah ketrampilan sebagai standart untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa. Tetapi terkadang ada siswa yang tidak berani mengajukan pertanyaan karena takut dan minder pada guru, sehingga perlu dijalin hubungan yang terbuka antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar, agar interaksi terjalin. Jadi dengan pendekatan konstruktivisme diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswanya, yaitu dengan membuat siswa aktif bertanya dan menyelesaikan masalah secara bersama-sama, semua itu tak lepas dari peranan guru dalam membangkitkan perhatian dan keingintahuan serta keberanian siswa. Roestiyah didalam bukunya Strategi Belajar Mengajar (Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2002:49) menyatakan bahwa: Suatu tujuan pengajaran adalah deskripsi tentang penampilan perilaku (performance) murid-murid yang kita harapkan setelah mereka mempelajari bahan pelajaran yang kita ajarkan. Suatu tujuan pengajaran menyatakan suatu hasil yang kita harapkan dari pengajaran itu dan bukan sekedar suatu hasil yang kita harapkan dari pengajaran itu sendiri. Pada kenyataannya, strategi belajar mengajar atau strategi pembelajaran yang diterapkan oleh guru masih mengikuti metode lama atau dengan kata lain masih salah. Strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru cenderung terpisah-pisah satu dengan yang lain, misalnya guru memilih

3 menggunakan strategi belajar ceramah saja, kerja kelompok saja atau individual saja. Di sisi lain kenyataan yang terjadi pada proses pembelajaran terjadi ketimpangan kepentingan. Sebagai contoh guru mengajar dengan cepat karena untuk mengajar materi dan waktu sedangkan dengan cara seperti itu siswa akan semakin tidak jelas dengan materi pelajaran. Pemberian kesempatan untuk mengeluarkan ide maupun pendapat dalam belajar juga terbatas. Akibatnya, tingkat keberanian siswa untuk mengerjakan soal relatif rendah. Adapun permasalahan yang ada di tempat penelitian adalah sebagai berikut: - Keberanian siswa dalam bertanya kepada guru tentang materi yang belum paham masih rendah. - Keberanian siswa untuk mengemukakan idenya dalam menyelesaikan persoalan matematika masih sangat rendah. - Keberanian siswa dalam mengerjakan soal di depan kelas juga masih sangat rendah. Mereka hanya mau maju ke depan jika ditunjuk/dipaksa untuk maju. - Keberanian siswa dalam mengerjakan soal di depan kelas berbeda-beda. Siswa yang berani dapat dilihat dari kreativitas dan keaktifan siswa dalam belajar di kelas. Sedangkan siswa yang kurang berani dapat dilihat dari sikapnya yang pasif dalam belajar di kelasnya.

4 Sebagian besar siswa masih mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal matematika sehingga prestasi belajar siswa masih rendah. Melihat keadaan di atas dan melihat kondisi saat ini, banyak strategi belajar yang diterapkan dalam pendidikan. Salah satunya adalah strategi pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme. Pembelajaran yang mengacu pada teori belajar konstruktivisme lebih memfokuskan pada kesuksesan siswa dalam mengorganisasikan pengalaman mereka. Bukan kepatuhan siswa dalam refleksi apa yang telah diperintahkan dan dilakukan oleh guru. Dengan kata lain, siswa lebih diutamakan untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuan mereka. Esensi dari teori konstruktivisme adalah ide bahwa siswa harus menemukan dan mentransformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain, dan apabila dikehendaki informasi itu menjadi milik mereka sendiri. Dengan dasar ini pembelajaran harus dikemas menjadi proses mengkonstruksi bukan menerima pengetahuan. Landasan berfikir konstruktivisme agak berbeda dengan kaum objektivitas, yang lebih menekankan pada hasil pembelajaran dalam pandangan konstruktivisme, strategi memperoleh lebih diutamakan dibandingkan seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan. Untuk itu tugas guru adalah memfasilitasi proses tersebut dengan:1)menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa, 2)memberi kesempatan siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri, 3)menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar (Syaiful Sagala, 2005:88).

5 Implikasi model pembelajaran konstruktivisme dalam pembelajaran memiliki 4 tahapan yaitu:1)apersepsi, 2)eksplorasi, 3)diskusi dan penjelasan konsep, 4)pengembangan dan aplikasi (Karli Hilda, 2002:4-5). Inti dari model pembelajaran konstruktivisme adalah suatu proses belajar dimana siswa sendiri aktif secara mental membangun pengetahuan yang telah dimilikinya. Tujuan pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme adalah menghasilkan individu yang memiliki kemampuan berfikir untuk menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapi. Kurikulumnya dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi situasi yang memungkinkan pengetahuan dan keterampilan dapat dikonstruksi oleh siswa. Selain itu latihan menyelesaikan masalah sering kali dilakukan melalui belajar kelompok dengan menganalisis masalah dalam kehidupan sehari-hari dan peserta didik diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara belajar yang sesuai bagi dirinya. Guru hanyalah berfungsi sebagai mediator, fasilitator, dan teman yang membuat situasi yang kondisif untuk terjadinya konstruksi pengetahuan pada diri peserta didik. Dengan pendekatan konstruktivisme diharapkan dapat meningkatkan keberanian siswa untuk mengerjakan soal latihan di depan kelas yang selanjutnya akan meningkatkan prestasi belajarnya. Oleh karena itu untuk meningkatkan keberanian siswa mengerjakan soal latihan di depan kelas dalam pembelajaran Matematika dengan pendekatan konstruktivisme tersebut perlu adanya kerja sama antara guru dengan siswa melalui penelitian tindakan kelas. Proses penelitian kelas ini memberi kesempatan kepada

6 peneliti dan guru kelas untuk mengidentifikasi masalah-masalah pembelajaran di sekolah, sehingga dapat dikaji, ditingkatkan dan dituntaskan. Dengan demikian belajar matematika tidak hanya mendengarkan guru menerangkan dan menjelaskan di depan kelas saja, tetapi diperlukan peran aktif siswa di dalam kegiatan belajar mengajar terutama untuk berani mengerjakan soal latihan di depan kelas. Oleh karena itu proses pembelajaran di sekolah dengan menerapkan pendidikan konstruktivisme diharapkan dapat meningkatkan keberanian siswa mengerjakan soal di depan kelas. Belajar matematika sering menjadi momok bagi siswa. Mereka umumnya berpendapat bahwa mata pelajaran yang sulit, yang hanya dikuasai oleh mereka yang pandai saja. (Hasbullah Thabrani, 1995 : 106). Apalagi bila harus menerapkan pelakaran matematika ke dalam kehidupan sehari-hari, tentu saja hal ini akan lebih sulit. Karena permasalahan tersebut soal uraian atau essai yang mana membutuhkan kemampuan kognitif tingkat tinggi. Untuk membantu mengatasi permasalahan tentang kesalahan belajar pada mata pelajaran matematika perlu memahami dan menetapkan tipe kesalahan dalam memahami soal, juga mempelajari faktor-faktor yang menyebabkan kesalahan belajar serta cara menetapkan dan kemungkinan mengatasinya, baik secara preventif (pencegahan) maupun secara kuratif (penyembuhan) berdasarkan data dan informasi yang seobyektif mungkin. Dengan demikian, semua kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menemukan kesulitan belajar pada mata pelajaran matematika kelas V SD N Pajang III Surakarta termasuk kegiatan belajar diagnosis. Perlunya diadakan

7 diagnosis belajar bebagai hal. Pertama, setiap siswa hendaknya mendapat kesempatan dan pelayanan untuk berkembang secara maksimal. Kedua, adanya perbedaan kemampuan, kecerdasan, bakat, minat, dan latar belakang lingkungan masing-masing. Ketiga, sistem pengajaran di sekolah seharusnya memberi kesempatan pada siswa untuk maju sesuai degan kemampuannya. Keempat, untuk menghadapi permasalahan mata pelajaran matematika yang dihadapi oleh siswa, hendaknya guru memberikan Bimbingan dan Konseling (BK) lebih intensif dalam menangani siswa untuk menambah pengetahuan, sikap yang terbuka dan mengasah ketrampilan dalam mengidentifikasi kesulitan belajar siswa. Kelima, proses pembelajaran yang kreatif, selalu menggunakan metode yang tepat dan melaksanakan perbaikan pembelajaran dengan menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan nyata. Bertolak dari fenomena di atas, maka penulis berharap agar dalam proses pembelajaran guru perlu memperhatikan jenis-jenis kesulitan belajar yang dihadapi siswa pada mata pelajaran matematika. Dengan memperhatikan kesulitan belajar tersebut dapat diatasi sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis mengadakan penelitian dengan judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Luas Bangun Datar Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Model Konstruktivisme Pada Siswa Kelas V SD Negeri Pajang III Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011.

8 B. Pembatasan Masalah pada: Dari berbagai masalah yang ada di atas maka penelitian ini dibatasi Subyek penelitian : Siswa kelas V semester II SD Negeri Pajang III Surakarta tahun pelajaran 2010/2011. Obyek penelitian Materi Pokok : Pembelajaran Konstruktivisme : Luas Bangun datar Parameter yang digunakan adalah hasil belajar mengajar yang dapat ditunjukkan dengan tiga bentuk aspek, yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotoris. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas dapat dirumuskan masalah penelitian yang akan dilaksanakan, yaitu: Apakah terdapat peningkatan hasil belajar materi luas bangun datar melalui pendekatan konstruktivisme pada siswa kelas V SD Negeri Pajang III Surakarta tahun pelajaran 2010/2011? D. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika materi luas bangun datar melalui pendekatan konstruktivisme pada kelas V SD Negeri Pajang III Surakarta tahun ajaran 2010/2011.

9 E. Manfaat Penelitian Sebagai Penelitian Tindakan Kelas, penelitian ini akan mampu memberikan dua manfaat, yaitu: Manfaat Teoritis Secara umum, penelitian ini akan memberikan sumbangan terhadap pembelajaran matematika pokok bahasan bangun datar, terutama pada peningkatan pemahaman siswa dalam mengikuti pelajaran matematika melalui pendekatan konstruktivisme melalui pendekatan konstruktivisme, siswa akan lebih mudah dalam menerima materi yang diajarkan karena siswa akan menemukan sendiri konsep ataupun arti dari materi yang dipelajari. Manfaat Praktis Penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi guru dan juga calon guru, yaitu dalam menentukan metode yang sesuai dengan karakteristik siswa dalam mengajar, serta menggunakan dan memanfaatkan segala sumber daya yang ada di lingkungan siswa dalam pembelajaran. Sedangkan manfaat bagi siswa adalah dapat meningkatkan minat dan kelestarian siswa dalam belajar, sehingga siswa menjadi lebih kritis dalam menanggapi permasalahan matematika, dapat meningkatkan prestasi siswa dalam mata pelajaran matematika pokok bahasan bangun datar.