KABUPATEN SIDOARJO. menganalisis ragam pandangan tokoh agama kecamatan Taman tentang. benda wakaf yang telah diatur dalam undang-undang dan peraturan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sidoarjo. Masjid Sabilun Najah berdiri diatas tanah seluas 257 m 2 dari tanah

RUISLAG BENDA WAKAF DALAM HUKUM POSITIF

BAB IV ANALISIS. A. Persamaan dan Perbedaan Pendapat Mazhab Syafi i dan Mazhab Hanbali Tentang Hukum Menjual Reruntuhan Bangunan Masjid

BAB IV ANALISIS JUAL BELI HASIL TANAH WAKAF. Nomor. 41 Tahun 2004 tentang wakaf. bertentangan dengan ketentuan Syariah Islam.

BAB IV ANALISIS TERHADAP WAKAF BERJANGKA WAKTU DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ALIH FUNGSI WAKAF PRODUKTIF KEBUN APEL DI DESA ANDONOSARI KECAMATAN TUTUR KABUPATEN PASURUAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP GANTI RUGI TANAH WAKAF MUSHALLA AKIBAT LUAPAN LUMPUR LAPINDO

BAB IV ANALISIS EFEKTIVITAS PENGAWASAN KUA KECAMATAAN SEDATI TERHADAP PENGELOLA BENDA WAKAF

BAB IV KELEBIHAN DAN KELEMAHAN MANHAJ. sama, pengambilan hukum yang dilakukan oleh lembaga Dewan Hisbah yang

BAB V ANALISIS KOMPARATIF PENARIKAN HARTA WAKAF MENURUT PENDAPAT EMPAT MADZHAB DAN UNDANG- UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF

BAB I PENDAHULUAN. badan hukum dengan menyerahkan sebagian dari harta bendanya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Propinsi Jawa Tengah. Terletak di sepanjang Pantai Utara Laut Jawa,

BAB IV. mensyaratkan kekekalan di dalamnya dengan membeli sesuatu harta yang lain

BAB III PROSES (TUKARGULING) TANAH DAN RUMAH WAKAF DI DUSUN UJUNG SARI DESA RANDUBOTO KECAMATAN SIDAYU KABUPATEN GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. Perolehan dan peralihan hak atas tanah dapat terjadi antara lain melalui: jual

PELEMBAGAAN HUKUM ISLAM DI INDONESIA. Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. sendiri. Jadi, hukum Islam mulai ada sejak Islam ada. Keberadaan hukum Islam di

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB IV ANALISIS WAKAF UANG DI KSPPS BMT MANDIRI SEJAHTERA KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG BABAT

BAB I PENDAHULUAN. tidak boleh dijual, tidak boleh dihibahkan dan tidak boleh diwariskan. Namun,

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAHAN AJAR PERADILAN AGAMA BAB I PENGANTAR

BAB IV ANALISIS HUKUM EKSISTENSI WAKAF UANG DAN PROSES IKRAR WAKAF MENURUT UNDANG UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah problem sosial masyarakat Indonesia dan tuntutan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan syari ah, terutama perbankan syari ah. Demikian pula Baitul

PENDAHULUAN. Belakangan ini di Indonesia muncul berita yang mengejutkan berbagai

RESUME TESIS WAKAF DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM (Study Naratif Wakaf Produktif dan Pengembangannya melalui Investasi)

BAB I PENDAHULUAN. hidup atau sudah meninggal, sedang hakim menetapkan kematiannya. Kajian

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya telah ditegaskan dalam al-qur an maupun hadis Nabi. SAW, bahwa Allah SWT mencintai keindahan.

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan dalam agama Islam mempunyai kedudukan yang sangat

BAB IV ANALISIS MENGENAI PANDANGAN IMAM SYAFI I TENTANG STATUS WARIS ANAK KHUNTSA MUSYKIL

BAB V PENUTUP. yang berbeda. Muhammadiyah yang menampilkan diri sebagai organisasi. kehidupan serta sumber ajaran. Pada sisi ini, Muhammadiyah banyak

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Dakwah Islam Indonesia (selanjutnya disebut LDII) merupakan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pendapat Imam Al-Sarkhasi (mazhab Hanafiyyah) tentang Istibdal harta

MANFAAT DAN HAMBATAN DALAM PENGELOLAAN WAKAF UANG * Oleh Drs. H. Asrori, S.H., M.H

BAB IV. ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENGELOLAAN HARTA WAKAF Emas DI DESA NEROH KECAMATAN MODUNG KABUPATEN BANGKALAN

BAB V PENUTUP. bahwa pergeseran pemahaman wakaf tuan guru di Lombok menjiwai karakteristik

III. Upaya Strategis Pengembangan Wakaf Salah satu upaya strategis pengembangan wakaf yang dilakukan oleh Pemerintah C.q. Departemen Agama adalah

BAB I PENDAHULUAN. tahan lama (zatnya) kepada seseorang atau nadzir (penjaga wakaf), baik berupa

KAJIAN ATAS GANTI RUGI TANAH DAN/ATAU BANGUNAN WAKAF DALAM PENGADAAN TANAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM

BAB IV ANALISA DATA. dicantumkannya analisa data yang telah disusun oleh peneliti dari hasil penelitian di

ISTINBATH HUKUM TERHADAP UPAH MENGAJAR AL-QUR'AN (ANALISIS PENDAPAT FUQAHA KLASIK DAN KONTEMPORER)

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP SENGKETA SERTIFIKAT TANAH WAKAF. A. Analisis terhadap Sengketa Sertifikat Tanah Wakaf

BAB IV ANALISIS PERUBAHAN STATUS HARTA BENDA WAKAF MENURUT UU WAKAF NO 41 TAHUN 2004 PASAL 40 WAKAF NO 41 TAHUN 2004 PASAL 40

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

`BAB I A. LATAR BELAKANG

BAB IV ANALISIS TERHADAP HUKUM JUAL BELI CABE TANPA KESEPAKATAN HARGA

BAB V KESIMPULAN. Dalam sejarah perkembangan umat Islam, munculnya aliran teologi Islam

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan demikian itu, tidak hanya karena kelalaian atau ketidak mampuan. sesuai dengan tujuan, fungsi, dan peruntukan wakaf.

BAB I PENDAHULUAN. salah satu ibadah wajib. Selain zakat fitrah yang menjadi kewajiban setiap

Menyikapi Fatwa Arah Kiblat. Written by Monday, 19 July :12

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENETAPAN PENGADILAN AGAMA MALANG NOMOR: 69/PDT.P/2013/PA.MLG TENTANG PENGAJUAN PERWALIAN ANAK DI BAWAH UMUR

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan kebutuhan kodrat manusia, setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. pengabdian badan, seperti shalat, puasa atau juga melalui bentuk pengabdian berupa

BAB IV ANALISIS PENDAPAT TOKOH NU SIDOARJO TENTANG MEMPRODUKSI RAMBUT PALSU

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dalam seninya, akan menyadari bahwa bukan seniman yang mencapai

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat dalam rangka ibadah ijtima iyah (ibadah sosial). kepada Allah SWT dan ikhlas karena mencari ridho-nya.

CONTOH IJTIHAD DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor : 24 Tahun 2012 Tentang PEMANFAATAN BEKICOT UNTUK KEPENTINGAN NON-PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan kewajiban orang lain untuk mengurus jenazahnya dan dengan

Aborsi Tidak Aman Jadi Penyebab Kematian Ibu 16 Agustus :58:42

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

BAB IV WASIAT KEPADA NON MUSLIM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF. dan ditegakkan oleh atau melalui pemerintah atau pengadilan dalam negara

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I. Persada, 1993), hal Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, cet.17, (Jakarta:Raja Grafindo

BAB I PENDAHULUAN. Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan

BAB V PENUTUP. 1. Pemikiran Kiai Said Aqil Siroj tidak terlepas dari Nahdltul Ulama dalam

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HIBAH SELURUH HARTA KEPADA ANAK ANGKAT DI DESA JOGOLOYO KECAMATAN SUMOBITO KABUPATEN JOMBANG

PENGARUH AQIDAH ASY ARIYAH TERHADAP UMAT

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP WAKAF ONLINE

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENYALURAN ZAKAT FITRAH UNTUK KEPENTINGAN MASJID DI DESA SOLOKURO KECAMATAN SOLOKURO KABUPATEN LAMONGAN

Bayar Fidyah FIDYAH DIBAYAR SEKALIGUS DAN FIDYAH DENGAN UANG

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PRAKTIK PENJATUHAN TALAK SEORANG SUAMI MELALUI TELEPON DI DESA RAGANG KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN

BAB I PENDAHULUAN. pertama hijriyah yang dibawah langsung para pedagang dari Timur Tengah.

Tanab Wakaf. \ ~eri\lnterian Agama RI Direktorat jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Direktorat Pemberdayaan Wakaf. Tahun zou

BAB I WAKAF HAK CIPTA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN WAKAF INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. 1. Pertimbangan Hakim dalam Memutuskan Perceraian (Putusan. Banyuwangi) perspektif UU No.

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 7.1 Kesimpulan. mobilisasi tidak mutlak, mobilisasi lebih dalam hal kampanye dan ideologi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan wakaf sangat dianjurkan dalam agama Islam, dimana kita

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

ELVIRA LIESHANTY FEBRYZA ABSTRACT. Keywords: Wakaf land transfer, Islamic Law, Law no.41/2004 on Wakaf

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB IV. pembiayaan-pembiayaan pada nasabah. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawadah wa rahmah. 3 Agar

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang lain. Mereka terikat oleh norma-norma yang berlaku di dalam

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang belum beragama. Dakwah yang dimaksud adalah ajakan kepada

BAB IV ANALISIS TERHADAP PEMBATALAN IKRAR WAKAF

yang sama bahwa Allah mempunyai sifat-siafat. Allah mempunyai sifat melihat (al-sami ), tetapi Allah melihat bukan dengan dhat-nya, tapi dengan

A. Analisis Tata Tertib Pondok Pesantren Al Masyhad Mamba ul. Fallah Sampangan Pekalongan. Dalam menyusun tata tertib pondok pesantren, secara asasi

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor : 33 Tahun 2011 Tentang HUKUM PEWARNA MAKANAN DAN MINUMAN DARI SERANGGA COCHINEAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK BISNIS JUAL BELI DATABASE PIN KONVEKSI. A. Analisis Praktik Bisnis Jual Beli Database Pin Konveksi

BAB I PENDAHULUAN. Ibid hlm. 43

BAB IV ANALISIS JUAL BELI MESIN RUSAK DENGAN SISTEM BORONGAN DI PASAR LOAK DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antara manusia dengan Allah (h}abl min Alla>h) dan hubungan. ketentuan yang terdapat dalam Q.S Ali Imran ayat 112 :

Lahirnya ini disebabkan munculnya perbedaan pendapat

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

BAB IV TIPOLOGI MANHĀJ TOKOH AGAMA KECAMATAN TAMAN TENTANG RUISLAG BENDA WAKAF MASJID SABILUN NAJAH BEBEKAN TIMUR KABUPATEN SIDOARJO A. Analisis Hukum Positif Tentang Ruislag Benda Wakaf Dan Pandangan Tokoh Agama Kecamatan Taman Tentang Ruislag Benda Wakaf Masjid Sabilun Najah Bebekan Timur Sidoarjo Dalam Prespektif Empat Mazhab Pada bab empat ini penulis akan melakukan analisis implementasi ruislag benda wakaf dari prespektif hukum positif sekaligus akan menganalisis ragam pandangan tokoh agama kecamatan Taman tentang implementasi ruislag benda wakaf yakni masjid Sabilun Najah Bebekan Timur Sidoarjo. Guna mengetahui apakah ruislag yang terjadi pada masjid Sabilun Najah Bebekan Timur sudah sesuai dengan mekanisme perubahan benda wakaf yang telah diatur dalam undang-undang dan peraturan pemerintah. Sekaligus untuk mengetahui kecenderungan tokoh agama kecamatan Taman terhadap pandangan yang telah dikemukakan oleh imam empat mazhab tentang terjadinya ruislag atau tukar menukar benda wakaf. Apakah tokoh agama kecamatan Taman yang mayoritas adalah penganut mazhab Syafi i, akan tetap menjadikan Imam Syafi i sebagai rujukan dalam memberikan pandangannya, ataukah mungkin justru mengikuti pandangan imam empat mazhab yang lain seperti Imam hanafi, Maliki atau Hanbali tentang tukar menukar benda wakaf. 56

57 Mekanisme atau tata cara peubahan benda wakaf sendiri telah penulis kemukakan dalam bab dua. Dimana dalam bab dua dijelaskan bahwa terjadinya ruislag atau tukar menukar benda wakaf secara prinsip dilarang hukumnya baik dalam kacamata hukum positif (Undang-undang dan Peraturan Pemerintah) dan dalam kacamata hukum islam. Pada Pasal 11 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah Milik dijelaskan: (1) Pada dasarnya terhadap tanah milik yang telah diwakafkan tidak dapat dilakukan perubahan peruntukan atau penggunaan lain dari pada yang dimaksud dalam ikrar wakaf. Berikutnya Dalam Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam (Buku III Hukum Perwakafan) pasal 225 ditentukan, bahwa benda yang telah diwakafkan tidak dapat dilakukan perubahan atau penggunaan lain dari pada yang dimaksud dalam ikrar wakaf. Berdasarkan peraturan-peraturan diatas maka dapat disimpulkan bahwa secara prinsip terjadinya perubahan terhadap benda wakaf hukumnya dilarang. Namun dalam beberapa kasus terjadinya perubahan terhadap benda wakaf dapat dilakukan atau boleh dilakukan apabila benda wakaf tersebut fungsinya sudah melenceng dari apa yang telah diikrarkan oleh wakif diawal penyerahan, atau demi dilakukannya pembangunan yang tujuannya adalah demi kepentingan umum. Pengecualian tentang pelaksanaan ruislag atau perubahan benda wakaf tersebut diatur dalam pasal 11 ayat (2) Peraturan Pemerintah (PP) No. 28 Tahun 1997 tentang Perwakafan Tanah Milik, Instruksi Presiden (Inpres)

58 No. 1 Tahun 1991 pasal 225 tentang Kompilasi Hukum Islam dan pasal 41 Undang-undang No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf. Dalam bab tiga pada penelitian yang telah dilakukan oleh penulis di atas, penulis telah memaparkan ragam atau macam-macam pandangan serta reaksi dari para tokoh agama kecamatan Taman tentang terjadinya ruislag atau tukar menukar benda wakaf pada masjid Sabilun Najah Bebekan Timur kabupaten Sidoarjo. Sedangkan dalam bab dua penulis juga telah mengemukakan tentang pandangan imam empat mazhab mengenai ruislag atau tukar menukar benda wakaf. Dimana ternyata juga ditemukan berbagai bentuk pandangan dari imam empat mazhab tentang implementasi ruislag atau tukar menukar benda wakaf. Selanjutnya pada bab ini penulis akan merumuskan pandangan para tokoh agama kecamatan Taman sekaligus kecenderungan pandangannya dengan pendapat para imam mazhab yang akan penulis tuangkan dalam bentuk tabel seperi yang tertera di bawah ini: Nama Tokoh Agama Pandangan Tokoh Agama Alasan Kecenderungan Dengan Pendapat Imam Mazhab Ainul Yaqin Tidak Setuju Dalam kitab I`ānatut Thālibin dikatakan bahwa dilarang hukumnya untuk melakukan perubahan terhadap benda Imam Syafi i

59 wakaf. Yusuf Ali Imron Sya roni Abdul Mun im Setuju, namun dengan persyaratanpersyaratan yang telah ditentukan. Setuju Setuju Setuju Menggunakan kaidah fikih Menghindari kerusakan harus didahulukan dari pada mengambil kemashlahatan". Pertimbangan menjaga kelestarian benda wakaf. Landasan Fatwa MUI tentang Perubahan Benda Wakaf, dan Kemaslahatan. Merujuk pada kitab Būghyatul Mustarsyidin dimana diperbolehkan dilakukan perubahan benda wakaf, unsur kemaslahatan Ketentuan diperbolehkannya ruislag seperti dalam kitab Hasyiyah As- Syarqawi. Serta pertimbangan kemaslahatan. Imam Maliki Imam Hanafi Imam Hanafi Imam Hanafi

60 B. Pemetaan Tipologi Manhāj Tokoh Agama Kecamatan Taman Tentang Ruislag Atau Tukar Menukar Benda Wakaf Masjid Sabilun Najah Bebekan Timur Sidoarjo. Pada sub bab ini penulis akan melakukan pemetaan tipologi manhāj tokoh agama kecamatan Taman, berdasarkan metode atau jalan yang ditempuh untuk menentukan suatu hukum dari implementasi ruislag atau tukar-menukar wakaf pada masjid Sabilun Najah. Peneliti akan menggunakan berbagai pandangan yang telah dikemukakan oleh tokoh agama kecamatan taman yang telah tertuang pada bab tiga, lalu kemudian akan dilakukan pemetaan sesuai dengan teori macam-macam manhāj menurut Prof. Dr. Syeikh Mahmud Syaltu>t yang telah penulis paparkan pada bab dua. 1. Tokoh Agama Kecamatan Taman yang Menggunakan Manhāj Ikhtiyāt (ustad Ainul Yaqin){. Berdasarkan pada pandangan yang telah dikemukakan oleh ustad Ainul Yaqin. Beliau dalam berpendapat cenderung lebih berhati-hati dalam mengambil suatu keputusan hukum. Hal ini dapat terlihat dari pandangannya yang menyinggung kata Dalam beribadah kita harus memperhatikan sisi kehati-hatian, sebab ibadah adala urusan kita kepada Allah Swt. Hal ini dapat dilihat juga dari imam mazhab yang dijadikan oleh ustad Ainul Yaqin sebagai rujukannya dalam menyampaikan ketidak bolehannya terhadap implementasi ruislag wakaf. Di kalangan para ulama fikih khususnya di kalangan imam empat mazhab, imam

61 Syafi I merupakan ahli fikih yang sangat ketat dan hati-hati dalam memberikan pendapatnya terhadap suatu permasalahan hukum. Kehatian-hatian manhāj ustad Ainul Yaqin sendiri juga dipengaruhi oleh pendidikan non-formal yang pernah di enyam di pesantren al Muniroh Ujungpangkah Gresik. Yang notabene merupakan pondok pesantren salaf. Dengan metode pembelajaran klasikal atau tradisional. Dan berafiliasi kultural ke Nahdlatul Ulama (NU) dengan ciri khas menggunakan fikih Syafi i. Ustad Ainul Yaqin merupakan salah satu tokoh agama kecamatan Taman yang berpegang teguh pada mazhab syafi I. Hal ini dikarenakan Ustad Ainul Yaqin tidak ingin melakukan talfiq atau mencampur adukan pendapat-pendapat dari imam empat mazhab dalam satu urusan hukum. Berdasarkan analisis yang telah penulis lakukan dengan dilandaskan pada informasi yang diperoleh dari wawancara yang dilakukan tentang ruislag masjid Sabilun Najah, maka penulis mengklasifikasikan ustad Ainul Yaqin ke dalam tokoh agama yang menggunakan manhāj ikhtiyāt{ sebagai jalan untuk mengambil hukum. 2. Tokoh Agama Kecamatan Taman yang Menggunakan Manhāj Taisīr. a. Ali Imron Dalam pandangan yang telah dipaarkan oleh ustad Irwan mengenai ruislag atau tukar-menukar benda wakaf. K.H. Ali Imron cenderung mengedepankan sisi kemaslahatan dan kepentingan umat

62 dalam menyikapi persoalan ruislag yang terjadi pada masjid Sabilun Najah. Hal ini nampak pada pernyataan beliau yang menggunakan surat Ali Imron ayat 92 sebagai landasan. Pada manhāj ustad K.H. Ali Imron ditemukan bahwa beliau menggunakan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang ternyata juga telah memberikan fatwanya tentang istidlāl wakaf. Pada point ketiha fatwa MUI tersebut disampaikan bahwa penukaran benda wakaf atau istidlāl wakaf diperbolehkan sepanjang untuk merealisasikan kemaslahatan dan mempertahankan keberlangsungan manfaat wakaf. Jika kita melihat pengertian manhāj taisīr seperti yang diuraikan Prof. Dr. Syeikh Mahmud Syaltu>t, maka kita bisa mengklasifikasikan bahwa manhāj yang digunakan oleh K.H. Ali Imron adalah manhāj taisīr. Sebab manhāj taisīr adalah manhāj yang bertujuan memberikan kemudahan, apabila dalam masalah itu berkaitan dengan kemaslahatan banyak orang. b. Sya roni Dalam pandangannya K.H. Sya roni memperbolehkan dilakukannya ruislag wakaf pada masjid Sabilun Najah. Hal ini dikarenakan K.H. Sya roni menggunakan kitab Būghyatul Mustarsyidin yang dalam artinya dikatakan: Boleh atau bahkan wajib pertukaran wakaf milik masjid jikalau ada kemaslahatan, seperti ada tanah masjid yang tidak ditanami atau ditanami tapi jarang sekali, lalu ada seseorang yang ingin menukarnya dengan

63 tanah yang bisa ditanami selamanya. Selain dari pada itu pertimbangan sisi kemaslahatan yang tercermin dari pandangan K.H. Sya roni adalah ketika beliau menyebutkan bahwa wakaf merupakan pemberian yang pelaksanaanya dilakukan dengan jalan menahan pemilikan asal (tahbisul as}li) lalu menjadikan manfaatnya berlaku umum. Dalam hal ini K.H. Sya roni meyakini jika peruntukkannya sudah ditujukan untuk umum (umat). Maka pelaksanaan ruislag atau tukar-menukar yang terjadipun sebenarnya juga sudah ditujukan demi umum (umat). Karena ruislag itu dilakukan karena akan dibangun jalan tol. Dan jalan tol itu akan digunakan oleh banyak orang. Corak dari manhāj K.H. Sya roni ini dipengaruhi juga oleh kitab-kitab yang biasa beliau kaji dalam sebuah pengajian rutin yang dipimpin oleh K.H, Sya roni itu sendiri. Beiau serinig mengkaji kitab-kitab fikih seperti minhajul arbaah, fikih empat mazhab dan lainnya. Dengan manhāj yang digunakan oleh K.H. Sya roni tersebut, maka penulis mengklasifikasikan K.H. Sya roni mengggunakan manhāj taisīr. c. Abdul Mun im Tidak jauh berbeda halnya dengan pendapat K.H. Sya roni. Dalam hal ini pun K.H. Abdul Mun im juga mengedepankan sisi kemaslahatan dalam menyikapi masalah ruislag atau tukar-menukar

64 benda wakaf yang terjadi di masjid Sabilun Najah. Nampak dari kitab yang dijadikan rujukan beliau yakni kitab Hasyiyah As- Syarqawi Juz 2, yang dalam keterangan itu diartikan Tidak boleh mengganti barang wakaf menurut ulama madzhab Syafi` i walaupun telah rusak, berbeda dengan pendapat ulama madzhab Hanafi. Contoh penggantian barang wakaf menurut ulama madzhab Hanafi seperti: Ada tempat yang akan runtuh maka boleh diganti di tempat lain yang lebih baik bagus setelah adanya keputusan hakim yang menganggap keabsahannya. Menurut K.H. Mun im jika ditemukan perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang hukum dari suatu perbuatan, maka pertimbangkanlah sisi kemaslahatan untuk menjalankan perbuatan tersebut. Sejalan dengan pengertian manhāj taisīr adalah manhāj yang bertujuan memberikan kemudahan, apabila dalam masalah itu berkaitan dengan kemaslahatan banyak orang. Maka menurut analisis penulis K.H. Abdul Mun im merupakan tokoh agama yang menggunakan manhāj taisīr. 3. Tokoh Agama Kecamatan Taman Yang Menggunakan Manhāj Moderat (ustad Yusuf). Ustad Yusuf dalam pandangannya mengatakan bahwa dirinya setuju dengan adanya ruislag atau tukar-menukar benwa wakaf masjid Sabilun Najah. Kebolehannya beliau katakana jika memang ruislag itu

65 dilakukan hanya dalam kondisi terpaksa. Seperti bangunan akan hancur dan untuk melindungi benda wakaf itu sendiri. Dari pandangan ini sebenarnya dapat kita simpulkan bahwa jika ruislag itu memang tidak dalam kondisi yang terpaksa, maka ustad Yusuf bisa jadi tidak membolehkan ruislag itu terjadi. Namun pada akhirnya beliau menggunakan kaidah fikih menolak kerusakan harus didahulukan daripada mengambil kemaslahatan. Sehingga ustad Yusuf pun membolehkan ruislag tersebut. Berdasarkan pandangan ustad Yusuf diatas, dapat dilihat bahwa ustad Yusuf menggunakan cara berfikir yang memadukan antara sifat kehati-hatiannya dengan sifat yang cenderung memberikan kemudahan. Karena sebenarnya beliau tidak memperbolehkan ruislag itu terjadi karena ruislag itu memang dilarang oleh imam Syafi i. Sebagai Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama yang memiliki ciriciri menggunakan fikih Syafi i sebagai rujukan, tidak heran jika ustad Yusuf sebenarnya tidak membolehkan ruislag tersebut. Namun karena pertimbangan faktor keselamatan benda wakaf yang sedikit demi sedikit mengalami keretakan, yang nantinya hal itu bisa membahayakan jamaah yang sedang sholat di dalamnya. Maka beliau pun membolehkan ruislag itu dilaksanakan. Melihat pandangan dari ustad Yusuf ini, penulis pada akhirnya mengklasifikasikan pendangan ustad Yusuf ini sebagai manhāj moderat,

66 atau manhāj yang memadukan sudut pandang yang hati-hati sekaligus sudut pandang yang memudahkan.