BAB IV ANALISIS TERHADAP WAKAF BERJANGKA WAKTU DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004
|
|
- Yohanes Hermawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV ANALISIS TERHADAP WAKAF BERJANGKA WAKTU DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 Wakaf merupakan salah satu tuntunan ajaran agama Islam yang menyangkut kehidupan masyarakat dalam rangka ibadah ijtima iyah (ibadah sosial), dan maliyah (kebendaan). Karena wakaf adalah ibadah, maka tujuan utamanya adalah pengabdian kepada Allah SWT dan ikhlas karena mencari ridha-nya. Fikih merupakan produk dari ijtihad maka, dalam pemahaman fikih sebagai al-muktasab (sesuatu yang digali) menunjukkan bahwa pada sebuah pemahaman fikih lahir melalui serangkaian proses penalaran dan kerja intelektual yang panjang sebelum pada akhirnya dinyatakan sebagai hukum praktis. Sebagai produk ijtihad, maka sudah sewajarnya fikih terus berkembang lantaran pertimbangan-pertimbangan sosio-politik dan sosio-budaya, serta pola pikir yang melatar belakangi hasil penggalian hukum sangat mungkin mengalami perubahan. 73 Para ahli fikih (fuqaha) terdahulu baik al-imamah al-arba ah maupun yang lain meskipun berbeda pandangan secara tajam, mereka tetap menghormati yang lain, tidak memutlakkan pendapatnya dan menganggap ijtihad fuqaha lain adalah keliru. Mereka tetap berpegang teguh pada kaidah, al-ijtihad la yunqadhu bi al-ijtihad. Yakni bahwa ijtihad tidak bisa 73 Achmad Djunaedi, Menuju Era Wakaf Produktif,..., h
2 69 dibatalkan oleh ijtihad lain. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kelemahan. Hasil ijtihad seorang fuqaha mungkin memang tidak pas pada ruang dan waktu tertentu tetapi sesuai untuk ruang dan waktu berbeda. Di sinilah letak fikih menunjukkan wataknya yang fleksibel, dinamis, realistis dan temporal, tidak kaku dan tidak permanen. 74 Sementara itu dalam bidang wakaf, antara Lajnah Bahtsul Masail NU dan Majlis Tarjih Muhammadiyah Kota Pekalongan terdapat perbedaan mengenai wakaf, di samping terdapat pula kesamaannya yaitu terkait ajaran tentang wakaf berjangka waktu dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun Adapun persamaan dan perbedaan pendapat itu secara rinci adalah sebagaimana akan dijelaskan di bawah ini. A. Persamaan Pendapat NU dan Muhammadiyah Terhadap Wakaf Berjangka Waktu Dalam Undang-Undang Persamaan pendapat antara Lajnah Bahtsul Masail NU dengan Majlis Tarjih Muhammadiyah tentang wakaf berjangka waktu dalam Undang-Undang adalah terletak pada: 1. Definisi Wakaf Dalam Islam, bahwa wakaf adalah 75 : حبس مال ميكن الانتفاع به مع بقاء عينه بقطع ىف رقبته عىل مرصف مباح موجود Menahan harta yang dapat dimanfaatkan tanpa lenyap bendanya, dengan cara tidak melakukan tindakan hukum terhadap benda tersebut, disalurkan pada sesuatu yang mubah (tidak haram). 74 Ahkamul Fuqaha (Solusi Problematika Aktual Hukum Islam) Keputusan Muktamar, Munas dan Konbes NU M,..., h. xv 75 Fatwa MUI terhadap konsep wakaf, yang terlampir dalam bukunya Jaih Mubarok, Wakaf Produktif,..., h. 179
3 70 Adapun definisi wakaf berjangka waktu secara umum adalah mewakafkan benda dengan menentukan jangka waktu sebagai batasan masa berlakunya wakaf. 2. Landasan hukum wakaf berjangka waktu Landasan/ dasar hukum wakaf berlandaskan pada pemahaman kandungan dalam teks al-qur an dan al-hadits. Sebab tentang ajaran dalam hukum wakaf wilayah ijtihadi lebih besar dari pada wilayah tauqifinya sehingga, ajaran wakaf menjadi beragam jenisnya. Dalam wilayah ijtihady, wakaf berdasarkan masa/ waktu berlangsungnya terbagi menjadi dua macam, yaitu: wakaf mu abbad (abadi) dan wakaf mu aqqat (sementara) 3. Kedudukan harta wakaf Status benda wakaf menurut Lajnah Bahtsul Masail NU yang menganut madzhab Syafi i, bahwa harta yang telah diwakafkan menjadi milik Allah SWT. 76 Sedangkan Majlis Tarjih Muhammadiyah berasumsi bahwa sejalan dengan konsep kepemilikan harta dalam Islam, maka harta yang telah diwakafkan memiliki akibat hukum, yaitu ditarik dari lalu lintas peredaran hukum yang seterusnya menjadi milik Allah SWT dan dikelola oleh lembaga nazhir atau perorangan. Setelah harta diikrarkan untuk 76 Lanjutan wawancara dengan Bapak H. Romadlon Abdul Djalil, S.Ag
4 71 diwakafkan maka, sejak saat itu harta tersebut terlepas dari kepemilikan si wakif Legalitas wakaf berjangka waktu Di kalangan NU maupun Muhammadiyah belum ada yang mempraktikan ajaran tentang wakaf berjangka waktu, meskipun telah diformulasikan ke dalam bentuk Undang-Undang dan ajaran wakaf berjangka waktu sah dilakukan menurut ketentuan Undang-Undang. Akan tetapi di kalangan NU meskipun menerima keberadaan dan berlakunya Undang-Undang tersebut tidak/ belum ada praktik ajaran wakaf berjangka waktu, dengan alasan bahwa NU hukum perwakafan menganut madzhab Syafi i yang melarang (tidak sah) ajaran wakaf mu aqqat. 78 Sedangkan Muhammadiyah menerima segala ketentuan yang ada dalam Undang-Undang namun, praktiknya juga belum ada di kalangan Muhammadiyah. Mereka masih menganggap bahwa keberadaan (mempertahankan) benda wakaf adalah lebih bermanfaat dibandingkan dengan usaha membuka peluang untuk mewakafkan harta melalui ajaran wakaf berjangka waktu, sehingga tujuan utama wakaf dapat tercapai yakni, asas keabadian manfaat Lanjutan wawancara dengan Bapak A. Jalaludin, MA, Ketua Majlis Tarjih Muhammadiyah Kota Pekalongan 78 Lanjutan wawancara dengan Bapak KH. M. Kholil Muhdlor, Lc, Ketua Lajnah Bahtsul Masail NU Kota Pekalongan 79 Wawancara dengan Bapak Slamet Tohirin, S. Pd.I, Sekretaris Majlis Tarjih Muhammadiyah Kota Pekalongan, wawancara pribadi, di kantor PDM (Pimpinan Daerah Muhammadiyah) STIE Muhammadiyah jln. KH. Mas Mansur No. 2 Bendan Pekalongan pada tanggal 27 Juli 2011
5 72 B. Perbedaan Pendapat NU dan Muhammadiyah Terhadap Wakaf Berjangka Waktu Dalam Undang-Undang Dalam Undang-Undang tentang wakaf di Indonesia tidak disebutkan bahwa ajaran tentang wakaf berjangka waktu dalam Undang-Undang adalah menganut pendapat dari madzhab Maliki. Akan tetapi dalam setiap pembahasan dan berbagai literatur tentang wakaf, sudah pasti ditemukan bahwa, ajaran wakaf berjangka waktu merujuk pada pendapat madzhab Maliki. Adapun wakaf berjangka waktu dalam Undang-Undang wakaf di Indonesia, Lajnah Bahtsul Masail NU dengan Majlis Tarjih Muhammadiyah mempunyai pandangan yang berbeda, perbedaan pendapat mereka yaitu: 1. Metode istinbath al-hukmi NU sejak berdirinya memang selalu mengambil sikap dasar untuk bermadzhab yakni, menganut dan mengikuti salah satu dari empat madzhab dalam fikih. Kemudian kaitannya dengan perwakafan NU menggunakan metode taqlid yakni menganut dan berpedoman pada pendapat madzhab Syafi i secara keseluruhan, adapun boleh/ sahnya ajaran wakaf berjangka waktu harus dilakukan sesuai dengan ketentuan madzhab Maliki. Sebab madzhab Syafi i tidak membolehkan ajaran wakaf berjangka waktu. Sedangkan Majlis Tarjih Muhammadiyah tentang bolehnya ajaran wakaf berjangka waktu berdasarkan Undang-Undang menggunakan metode ijtihad yang bersumber dari kedua sumber hukum Islam. Berhubung nash yang ada tidak menjelaskan secara pasti (qath i) maka,
6 73 metode ijtihad yang dipergunakan untuk menemukan sebuah hukum adalah ijtihad istishlahy, yakni berdasarkan illah demi kemaslahatan Harta yang boleh diwakafkan dengan jangka waktu. Lajnah Bahtsul Masail NU terkait benda yang boleh diwakafkan dengan batasan jangka waktu mengacu pada pendapat madzhab Maliki, yaitu terhadap benda tetap maupun benda bergerak sesuai dengan keinginan si wakif. Sehingga wakif memegang otoritas penuh terhadap obyek wakaf (mauquf bih) baik dari segi jangka waktu maupun benda wakafnya (benda tetap maupun benda bergerak). Kemudian Majlis Tarjih Muhammadiyah menetapkan benda wakaf yang boleh diwakafkan dengan batasan jangka waktu adalah benda bergerak saja serta adanya batasan minimal jangka waktu yang telah ditentukan oleh lembaga. Dan terhadap benda tetap harus dilakukan secara mu abbad (selamanya). Dengan kata lain, penetapan Majlis Tarjih sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf. 3. Bentuk dan praktik perwakafan NU dan Muhammadiyah Sebelum dan sesudah lahirnya Undang-Undang tentang Wakaf di Indonesia, praktik dan ajaran wakaf yang berlaku di kalangan NU masih berpedoman dan menganut pada madzhab Syafi i. Oleh sebab itu, terkait ajaran tentang wakaf berjangka waktu tidak pernah muncul untuk dibahas maupun dipraktikkan, sebab di kalangan NU menganut sistem 80 Lanjutan wawancara dengan Bapak Drs. H. Muslih Husein
7 74 bermadzhab. Yakni mengikuti satu madzhab secara ketat dan komprehensif. Adapun sifat dinamis dalam bermadzhab di kalangan NU ditunjukkan pada bolehnya menganut madzhab lain jika madzhab yang sedang dianutnya itu dinilai sudah tidak relevan, sehingga adanya syarat yang bisa mebolehkan untuk menganut madzhab lain, sekaligus juga harus menggunakan ketentuan sesuai madzhab yang dianut. 81 Oleh sebab itu, wakaf berjangka waktu dalam Undang-Undang hanya sah dan boleh dilakukan menurut pendapat madzhab Maliki. Menurut H. Romadlon Abd Djalil (Sekretaris Lajnah Bahtsul Masail NU) mengatakan bahwa, seandainya terhadap benda tetap seperti tanah dan bangunan boleh untuk diwakafkan dengan batasan waktu, tentu hal itu akan lebih bermanfaat dan maslahat bagi kepentingan umum. Karena memang benda tetap/ tidak bergerak mempunyai nilai kemanfaatan lebih besar untuk dimanfaatkan demi kepentingan umum, dibandingkan wakaf benda bergerak. 82 Berbeda dengan Muhammadiyah yang bersifat lebih dinamis, bebas dan tidak terikat oleh pendapat madzhab, sehingga terlihat lebih responsif. Seperti halnya ajaran wakaf berjangka waktu dalam Undang-Undang, meskipun ketentuan dalam Undang-Undang tidak sesuai dengan ketentuan dan aturan pendapat madzhab Malik yang membolehkan wakaf berjangka 81 Khusnal Falah, Bendahara Lajnah Bahtsul Masail NU Kota Pekalongan, wawancara pribadi, di PonPes Syafi i Akrom Jenggot GG 4 Pekalongan Selatan, pada tanggal 10 Agustus Beliau menambahkan bahwa wakaf mu abbad masih sangat relevan untuk diberlakukan, khususnya di Indonesia. Adapun bila ditambah dengan ajaran wakaf mu aqqat itu sah-sah saja, asalkan menganut madzhab yang membolehkan wakaf mu aqqat, hal itu lebih utama. 82 Lanjutan wawancara dengan Bapak H. Romadlon Abdul Djalil, S.Ag
8 75 waktu namun, bagi Muhammadiyah hal itu tetap sah/ boleh dilakukan. Sebab bagi Muhammadiyah pendapat madzhab tidak dijadikan sebagai dasar melainkan hanya sebatas pedoman untuk menetapkan sebuah hukum. Sehingga bentuk dan praktik perwakafan di kalangan Muhammadiyah mengacu pada Undang-Undang tentang wakaf di Indonesia, yang kini juga disebut-sebut sebagai fikih wakaf Indonesia. Adapun alasan mengenai wakaf benda tetap harus diwakafkan secara mu abbad sebab adanya problem administrasi pertanahan yang harus dihadapi. Sulitnya akan hal ini karena adanya prosedur lembaga lain (Pertanahan Negara) yang harus ditempuh, sehingga lembaga wakaf (Departemen Agama) menentukan wakaf benda tetap tidak boleh dengan batasan jangka waktu. Hal ini disampaikan oleh Bapak A. Jalaludin, MA (Ketua Majlis Tarjih Muhammadiyah) Kota Pekalongan. 83 C. Analisis Terhadap Ketentuan Wakaf Berjangka Waktu Dalam Undang- Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf Pada tanggal 27 Oktober 2004, pemerintah mengeluarkan sebuah peraturan baru yang tergolong komprehensif tentang hukum wakaf yaitu, Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf. Undang-undang ini merupakan Undang-Undang pertama yang secara khusus mengatur wakaf. Sebab, sebelumnya wakaf hanya diatur dalam bentuk Peraturan Pemerintah (PP). Dengan berlakunya Undang-Undang ini, semua peraturan mengenai 83 Lanjutan wawancara dengan Bapak A. Jalaludin, MA
9 76 perwakafan masih berlaku sepanjang tidak bertentangan dan/ belum diganti dengan peraturan yang baru berdasarkan Undang-Undang ini. 84 Perubahan definisi wakaf dalam Undang-Undang juga berdampak pada ragam dan bentuk perwakafan di Indonesia menjadi bermacam-macam. Perubahan dalam hal ini menyangkut ruang lingkup substansi yang diaturnya. Salah satu ragam dan bentuk baru wakaf yang terdapat dalam Undang-Undang adalah ajaran tentang wakaf berjangka waktu. Ketentuan wakaf berjangka waktu dalam Undang-Undang berdasarkan analisis berbagai literatur tentang wakaf dan Undang-Undang serta hasil wawancara dengan Lajnah Bahtsul Masail NU dan Majlis Tarjih Muhammadiyah Kota Pekalongan adalah, sebagai berikut: 1. Definisi Wakaf Dalam Undang-Undang Dalam Undang-Undang dinyatakan bahwa wakaf boleh dilakukan untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu. Sehingga dari segi pembagian wakaf berdasarkan masa/ waktu berlangsungnya, wakaf di bagi menjadi dua, yaitu wakaf abadi (mu abbad) dan wakaf sementara (mu aqqat). Kekedudukan antara wakaf selamanya dan wakaf sementara dalam Undang-Undang adalah sama yaitu sebagai bagian dari ajaran wakaf, namun pada hakekatnya keduanya berbeda dari segi bentuk dan praktiknya. Sehingga tidak bisa dijadikan satu dalam hal arti (pendefinisian) wakaf, serta tata cara dan ketentuan yang mengatur kedua bentuk wakaf. 84 Abd Ghafur Anshori, Hukum dan Praktik Perwakafan di Indonesia,..., h. 52
10 77 2. Ikrar Wakaf Berjangka Waktu Ikrar wakaf berjangka waktu sesuai dengan ketentuan Undang- Undang No. 41 tahun 2004, ditentukan oleh dan atas kehendak si wakif baik menyangkut harta benda yang diwakafkan maupun masa/ waktu berlangsungnya wakaf (pasal 1 ayat 1 UU No. 41/ 2004). 85 Dalam praktiknya ajaran wakaf berjangka waktu hanya boleh dilakukan terhadap benda bergerak saja (pasal 18 ayat 1 PP No. 42/ 2006). Terhadap benda tetap sesuai dengan ketentuan ini harus berlaku untuk selamanya dan terusmenerus Rukun atau Unsur Wakaf Wakaf berdasarkan Undang-undang dapat terlaksana dengan memenuhi beberapa unsur wakaf. Pasal 6 UU No. 41/ 2004 menyebutkan bahwa unsur wakaf ada enam, yaitu: wakif, nazhir, harta benda wakaf, ikrar wakaf, peruntukan harta benda wakaf, dan jangka waktu wakaf. 87 Batasan jangka waktu wakaf harus disebutkan oleh si wakif ketika melakukan ikrar wakaf, dalam hal ini hanya dapat dilakukan terhadap wakaf benda bergerak, sedangkan wakaf (benda tetap) abadi tanpa harus menyebutkan sudah dapat diketahui. Sehingga unsur/ rukun jangka waktu wakaf tidak berlaku bagi wakaf abadi/ selamanya (Bab I pasal 215 KHI) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf,..., h Jaih Mubarok, Wakaf Produktif,..., h Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf,..., h Kompilasi Hukum Islam, terlampir dalam bukunya Abdul Ghafur Anshari, Hukum dan Praktik Perwakafan di Indonesia,..., h. 130
11 78 Dari penjelasan tersebut menunjukkan bahwa, keduanya tidak saling berhubungan sehingga perlu adanya aturan yang khusus mengenai wakaf berjangka waktu dalam Undang-Undang. Sebab pada prinsipnya Undang- Undang No 41 tahun 2004 sebagian besar aturannya menganut serta berpedoman pada madzhab Syafi iyah. 4. Konsep Asas Keabadian Manfaat dan Benda Wakaf Konsep kekekalan benda wakaf merupakan konsekuensi logis dari konsep bahwa wakaf adalah shadaqah jariyah. Sebagai shadaqah jariyah yang pahalanya terus mengalir, sudah barang tentu benda wakaf diupayakan keberadaannya/ keabadiannya untuk bisa bertahan lama. Secara substansial dalam wakaf asas keabadian benda dan keabadian manfaat tidak bisa dipisahkan, keduanya merupakan landasan pokok dalam ajaran wakaf yang saling berhubungan serta mempunyai ikatan yang tidak terputus antara benda dan manfaat benda. 89 Dalam konteks wakaf berjangka waktu yakni benda wakaf yang masih bisa diambil manfaatnya untuk kepentingan umum, apabila wakaf telah berakhir sesuai batasan waktu yang telah disepakati antara kedua belah pihak (wakif dan nadzir) maka, berakhir pula kemanfaatan yang dapat diperoleh dari benda wakaf tersebut. Oleh karena itu, ajaran wakaf berjangka waktu tidak bisa menjadi sarana untuk mewujudkan asas keabadian manfaat. 89 Mundzir Qahaf, Wakaf Produktif,..., h. 188
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ALIH FUNGSI WAKAF PRODUKTIF KEBUN APEL DI DESA ANDONOSARI KECAMATAN TUTUR KABUPATEN PASURUAN
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ALIH FUNGSI WAKAF PRODUKTIF KEBUN APEL DI DESA ANDONOSARI KECAMATAN TUTUR KABUPATEN PASURUAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan disajikan pada bab III,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat dalam rangka ibadah ijtima iyah (ibadah sosial). kepada Allah SWT dan ikhlas karena mencari ridho-nya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wakaf merupakan salah satu tuntunan ajaran Islam yang menyangkut kehidupan bermasyarakat dalam rangka ibadah ijtima iyah (ibadah sosial). Karena wakaf adalah
Lebih terperinciKABUPATEN SIDOARJO. menganalisis ragam pandangan tokoh agama kecamatan Taman tentang. benda wakaf yang telah diatur dalam undang-undang dan peraturan
BAB IV TIPOLOGI MANHĀJ TOKOH AGAMA KECAMATAN TAMAN TENTANG RUISLAG BENDA WAKAF MASJID SABILUN NAJAH BEBEKAN TIMUR KABUPATEN SIDOARJO A. Analisis Hukum Positif Tentang Ruislag Benda Wakaf Dan Pandangan
Lebih terperinciBAB IV KELEBIHAN DAN KELEMAHAN MANHAJ. sama, pengambilan hukum yang dilakukan oleh lembaga Dewan Hisbah yang
BAB IV KELEBIHAN DAN KELEMAHAN MANHAJ Manhaj yang digunakan tiap organisasi keagamaan pada dasarnya adalah sama, pengambilan hukum yang dilakukan oleh lembaga Dewan Hisbah yang cenderung menggunkan metode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tetapi tradisi Arab yang memang sesuai dengan nilai-nilai agama Islam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang mempunyai aturan dan tatanan sosial yang konkret, akomodatif dan aplikatif guna mengatur kehidupan manusia yang dinamis dan sejahtera.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di tengah problem sosial masyarakat Indonesia dan tuntutan terhadap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di tengah problem sosial masyarakat Indonesia dan tuntutan terhadap kesejahteraan ekonomi akhir-akhir ini, keberadaan lembaga wakaf menjadi cukup strategis.
Lebih terperinciBAB III WAKAF HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL DALAM PASAL 16 UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF
BAB III WAKAF HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL DALAM PASAL 16 UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF A. Ruang Lingkup Wakaf HAKI Dalam Pasal 16 Undang-Undang No. 41 Tahun 2004. Salah satu substansi
Lebih terperinciBAB II TAHUN 2004 TENTANG WAKAF. A. Dasar pemikiran lahirnya UU No 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf
11 BAB II KETENTUAN UMUM TENTANG UNDANG UNDANG NO.41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF A. Dasar pemikiran lahirnya UU No 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf Hadirnya Undang-Undang Republik Indonesia No.41 tahun 2004 tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perolehan dan peralihan hak atas tanah dapat terjadi antara lain melalui: jual
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai jenis hak dapat melekat pada tanah, dengan perbedaan prosedur, syarat dan ketentuan untuk memperoleh hak tersebut. Di dalam hukum Islam dikenal banyak
Lebih terperinciKAJIAN ATAS GANTI RUGI TANAH DAN/ATAU BANGUNAN WAKAF DALAM PENGADAAN TANAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM
KAJIAN ATAS GANTI RUGI TANAH DAN/ATAU BANGUNAN WAKAF DALAM PENGADAAN TANAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM 1. Latar Belakang Pengadaan tanah untuk proyek Banjir Kanal Timur meliputi tanah/bangunan/tanaman yang
Lebih terperinciMAJELIS ULAMA INDONESIA KABUPATEN KUTAI TIMUR Sekretariat : Jl. Wahab Syahrani RT 45 Sangatta utara, Kab. Kutai Timur Telp /
No : 013/MUI-KT/V/2016 Sangatta, 18 Mei 2016 Lamp : 1 (satu) Bendel Hal : Arahan tentang Hukum Vasektomi Dan Tubektomi Kepada Yth. Ketua Kelompok KB Pria Vasektomi Bersyukur Di Sangatta Assalamu alaikum
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM EKSISTENSI WAKAF UANG DAN PROSES IKRAR WAKAF MENURUT UNDANG UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM
BAB IV ANALISIS HUKUM EKSISTENSI WAKAF UANG DAN PROSES IKRAR WAKAF MENURUT UNDANG UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Analisis Eksistensi Wakaf Uang 1. Analisis Wakaf
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP SENGKETA SERTIFIKAT TANAH WAKAF. A. Analisis terhadap Sengketa Sertifikat Tanah Wakaf
BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP SENGKETA SERTIFIKAT TANAH WAKAF A. Analisis terhadap Sengketa Sertifikat Tanah Wakaf Dalam al-qur an maupun hadith memang tidak disebutkan secara detail tentang perintah
Lebih terperinciBAB II WAKAF BERJANGKA WAKTU. DALAM HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG No. 41 TAHUN A. Definisi Wakaf dalam Hukum Islam dan Undang-Undang
BAB II WAKAF BERJANGKA WAKTU DALAM HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG No. 41 TAHUN 2004 A. Definisi Wakaf dalam Hukum Islam dan Undang-Undang Kata Wakaf atau Waqf berasal dari bahasa Arab Waqafa. 1 Kata ini
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP WAKAF ONLINE
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP WAKAF ONLINE A. Analisis Pelaksanaan Wakaf Online di Sinergi Foundation Pelaksanaan wakaf yang dilakukan Sinergi Foundation sebagai salah satu lembaga wakaf online
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. badan hukum dengan menyerahkan sebagian dari harta bendanya untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perwakafan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh seseorang atau badan hukum dengan menyerahkan sebagian dari harta bendanya untuk kepentingan umum dan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TERHADAP PEMBATALAN IKRAR WAKAF
69 BAB IV ANALISIS TERHADAP PEMBATALAN IKRAR WAKAF Dalam pasal 49 Undang-undang No. 3 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-undang No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama dijelaskan bahwa Pengadilan
Lebih terperinciBAB III WAKAF BERJANGKA WAKTU DALAM UNDANG-UNDANG PRESPEKTIF ULAMA NU DAN CENDIKIAWAN MUHAMMADIYAH KOTA PEKALONGAN
BAB III WAKAF BERJANGKA WAKTU DALAM UNDANG-UNDANG PRESPEKTIF ULAMA NU DAN CENDIKIAWAN MUHAMMADIYAH KOTA PEKALONGAN A. LATAR BELAKANG ORGANISASI NU DAN MUHAMMADIYAH 1. Organisasi NU Nahdlatul Ulama (NU)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi umat manusia seperti yang disebutkan dalam Al-Qur an, Sesungguhnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wakaf berasal dari kata waqfa yang mempunyai arti menahan, berhenti, diam di tempat atau tetap berdiri. Pengertian menahan atau berhenti atau diam ditempat dalam pengertian
Lebih terperinciSISTEM EKONOMI ISLAM DAN KESEJAHTERAAN UMAT
SISTEM EKONOMI ISLAM DAN KESEJAHTERAAN UMAT Pengertian Ekonomi Islam Dari berbagai definisi tentang Ekonomi Islam yang ada, dapat kita simpulkan bahwa Ekonomi Islam adalah: Ilmu yang mempelajari bagaimana
Lebih terperinciBAB I P E N D A H U L U A N
BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Masalah Wakaf uang (Cash Wakaf/Waqf al-nuqud) telah lama dipraktikkan di berbagai negara seperti Malaysia, Bangladesh, Mesir, Kuwait dan negara-negara Islam
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 159, 2004 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4459) UNDANG-UNDANG REPUBLIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank umum menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional ataupun berdasarkan prinsip syariah yang
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS JUAL BELI HASIL TANAH WAKAF. Nomor. 41 Tahun 2004 tentang wakaf. bertentangan dengan ketentuan Syariah Islam.
BAB IV ANALISIS JUAL BELI HASIL TANAH WAKAF A. Analisis Praktik Jual Beli Hasil Tanah wakaf menurut Undang-undang Nomor. 41 Tahun 2004 tentang wakaf. Dalam analisis Penulis tentang Praktik Jual beli Hasil
Lebih terperinciBAB IV PRAKTEK PEMBINAAN NAZHIR DI WILAYAH KECAMATAN KEBONAGUNG KABUPATEN DEMAK MENURUT PP NO 42 TAHUN 2006
BAB IV PRAKTEK PEMBINAAN NAZHIR DI WILAYAH KECAMATAN KEBONAGUNG KABUPATEN DEMAK MENURUT PP NO 42 TAHUN 2006 A. Analisis Pembinaan Nazhir Di Kecamatan Kebonagung Kabupaten Demak Pembinaan nazhir merupakan
Lebih terperinciPROSES PERALIHAN HAK ATAS TANAH WAKAF (Studi kasus di KUA Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo)
PROSES PERALIHAN HAK ATAS TANAH WAKAF (Studi kasus di KUA Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas tugas dan Syarat syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana Hukum
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Mengingat a. bahwa lembaga wakaf sebagai pranata keagamaan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa lembaga wakaf sebagai pranata keagamaan yang memiliki
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa lembaga wakaf sebagai pranata keagamaan yang memiliki potensi dan manfaat ekonomi perlu
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NO 41 TAHUN 2004 TERHADAP PENERAPAN WAKAF BERJANGKA DI BANK SYARIAH BUKOPIN CABANG WARU SIDOARJO
57 BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NO 41 TAHUN 2004 TERHADAP PENERAPAN WAKAF BERJANGKA DI BANK SYARIAH BUKOPIN CABANG WARU SIDOARJO A. Analisis Hukum Islam Terhadap Praktik Wakaf Berjangka
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENDELEGASIAN PENGELOLAAN WAKAF DI PONDOK PESANTREN AL-MA UNAH CIREBON
BAB IV ANALISIS PENDELEGASIAN PENGELOLAAN WAKAF DI PONDOK PESANTREN AL-MA UNAH CIREBON A. Analisis tentang Pendelegasian Pengelolaan Wakaf di Pondok Pesantren al-ma unah Cirebon Dalam Peraturan Pemerintah
Lebih terperinciBAB III PROSES IJMA MENURUT ABDUL WAHAB KHALLAF DAN PROSES PENETAPAN HUKUM DALAM KOMISI FATWA MUI
BAB III PROSES IJMA MENURUT ABDUL WAHAB KHALLAF DAN PROSES PENETAPAN HUKUM DALAM KOMISI FATWA MUI A. Abdul Wahab Khallaf 1. Biografi Abdul Wahab Khallaf Abdul Wahab Khallaf merupakan seorang merupakan
Lebih terperinciANALISIS PERATURAN BADAN WAKAF INDONESIA NO 1 TAHUN 2009 TERHADAP IMPLEMENTASI SETORAN WAKAF YANG DI BANK SYARIAH MANDIRI
Prosiding Keuangan dan Perbankan Syariah ISSN: 2460-2159 ANALISIS PERATURAN BADAN WAKAF INDONESIA NO 1 TAHUN 2009 TERHADAP IMPLEMENTASI SETORAN WAKAF YANG DI BANK SYARIAH MANDIRI 1 Fida Farida, 2 Asep
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengabdian badan, seperti shalat, puasa atau juga melalui bentuk pengabdian berupa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan ibadah dipraktikkan dan dimanifestasikan melalui pengabdian keseluruhan diri manusia beserta segala apa yang dimilikinya. Ada ibadah melalui bentuk
Lebih terperinciSILABI MATAKULIAH. Mampu memahami strategi perkuliahan dan problematika fatwa dan yurisprudensi di Indonesia
SILABI MATAKULIAH Kelompok Matakuliah : Jurusan Matakuliah : Fatwa dan Yurisprudensi Kode Matakuliah : 21308 SKS : 2 Standar Kompetensi : Mahasiswa memahami perbedaan mendasar antara Fatwa dan Yurisprudensi
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Belakangan ini di Indonesia muncul berita yang mengejutkan berbagai
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belakangan ini di Indonesia muncul berita yang mengejutkan berbagai pihak, khususnya umat Islam tentang adanya penjualan masjid. Lokasi masjid yang diberitakan berada di Kota
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa lembaga wakaf sebagai pranata keagamaan
Lebih terperinciRUISLAG BENDA WAKAF DALAM HUKUM POSITIF
BAB II PANDANGAN EMPAT MAZHAB TENTANG RUISLAG BENDA WAKAF, RUISLAG BENDA WAKAF DALAM HUKUM POSITIF DAN MACAM-MACAM MANHĀJ A. Pandangan Empat Mazhab Tentang Ruislag Benda Wakaf Wakaf sebagaimana maknanya
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA
54 BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA A. Analisis terhadap mekanisme transaksi pembayaran dengan cek lebih Akad merupakan suatu perikatan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TENTANG AKAD QIRAD}{ DI GERAI DINAR SURABAYA
BAB IV ANALISIS TENTANG AKAD QIRAD}{ DI GERAI DINAR SURABAYA A. Analisis Hukum Islam terhadap Investasi Dinar di Gerai Dinar Surabaya Allah SWT menurunkan ajaran Islam sebagai tuntunan hidup yang senantiasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberadaan wakaf sangat dianjurkan dalam agama Islam, dimana kita
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan wakaf sangat dianjurkan dalam agama Islam, dimana kita disuruh untuk menyisihkan sebagian dari harta yang kita miliki untuk dibelanjakan di jalan Allah.
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1085, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN WAKAF. Peruntukan. Harta Benda. Perubahan. PERATURAN BADAN WAKAF INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN PERUNTUKAN HARTA BENDA WAKAF DENGAN
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS. A. Persamaan dan Perbedaan Pendapat Mazhab Syafi i dan Mazhab Hanbali Tentang Hukum Menjual Reruntuhan Bangunan Masjid
BAB IV ANALISIS A. Persamaan dan Perbedaan Pendapat Mazhab Syafi i dan Mazhab Hanbali Tentang Hukum Menjual Reruntuhan Bangunan Masjid Mazhab Syafi i dan mazhab Hanbali berpendapat bahwa wakaf adalah melepaskan
Lebih terperinciISTINBATH HUKUM TERHADAP UPAH MENGAJAR AL-QUR'AN (ANALISIS PENDAPAT FUQAHA KLASIK DAN KONTEMPORER)
ISTINBATH HUKUM TERHADAP UPAH MENGAJAR AL-QUR'AN (ANALISIS PENDAPAT FUQAHA KLASIK DAN KONTEMPORER) TESIS Oleh: SYAHDIAN NOOR, LC. NIM: 11.0202.0767 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI PROGRAM PASCASARJANA
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA
BAB IV ANALISIS DATA A. Praktik Jual Beli Kotoran Sapi Sebagai Pupuk Kandang di PT. Juang Jaya Abdi Alam Sebagaimana telah dijelaskan pada bab terdahulunya, bahwa jual beli yang terjadi di PT. Juang Jaya
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah
A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupan, manusia dihadapkan pada takdir dan nasib manusia ditentukan oleh Tuhan. Dalam ilmu hukum ketentuan tersebut disebut peristiwa hukum. Peristiwa hukum
Lebih terperinciIII. Upaya Strategis Pengembangan Wakaf Salah satu upaya strategis pengembangan wakaf yang dilakukan oleh Pemerintah C.q. Departemen Agama adalah
MAKALAH MENTERI AGAMA RI TINJAUAN ASPEK LEGAL FORMAL DAN KEBIJAKAN WAKAF DISAMPAIKAN PADA DISKUSI PANEL BADAN PENGELOLA MASJID AG UNG SEMARANG SEMARANG, 27AGUSTUS 2005 I. Pendahuluan Terlebih dahulu marilah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP TUGAS NADIR LANGGAR WAKAF AL QADIR DESA JEMUR NGAWINAN KECAMATAN WONOCOLO SURABAYA
25 BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP TUGAS NADIR LANGGAR WAKAF AL QADIR DESA JEMUR NGAWINAN KECAMATAN WONOCOLO SURABAYA 1. Pengertian Wakaf Secara bahasa, waqafa berarti menahan atau mencegah. Dalam peristilahan
Lebih terperinciBAB I WAKAF HAK CIPTA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA
BAB I 1 WAKAF HAK CIPTA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA A. Latar Belakang Masalah Lahirnya Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf di Indonesia sebagai penyempurna
Lebih terperinciBAB IV. mensyaratkan kekekalan di dalamnya dengan membeli sesuatu harta yang lain
65 BAB IV KESESUAIAN ISTIBDA@L (TUKAR GULING) TANAH DAN RUMAH WAKAF DI DUSUN UJUNG SARI DESA RANDUBOTO KECAMATAN SIDAYU KABUPATEN GRESIK DENGAN KETENTUAN HUKUM ISLAM Istibda@l wakaf merupakan suatu perbuatan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP GANTI RUGI TANAH WAKAF MUSHALLA AKIBAT LUAPAN LUMPUR LAPINDO
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP GANTI RUGI TANAH WAKAF MUSHALLA AKIBAT LUAPAN LUMPUR LAPINDO A. Analisis Terhadap Proses Ganti Rugi Tanah Wakaf Mushalla Akibat Luapan Lumpur Lapindo di Desa Siring
Lebih terperinciMANAJEMEN WAKAF DI KOTA MALANG PASCA PENETAPAN BADAN WAKAF INDONESIA KOTA MALANG. Abdur Rozzaq ABSTRAK
MANAJEMEN WAKAF DI KOTA MALANG PASCA PENETAPAN BADAN WAKAF INDONESIA KOTA MALANG Abdur Rozzaq 10210044 ABSTRAK Di Kota Malang, lembaga-lembaga pengelola wakaf seperti KUA belum melaksanakan manajemen yang
Lebih terperinciPEDOMAN DAN PROSEDUR PENETAPAN FATWA
PEDOMAN DAN PROSEDUR PENETAPAN FATWA Dr. HM. Asrorun Ni am Sholeh,MA Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia @ans PENGERTIAN Fatwa adalah jawaban atau penjelasan dari ulama mengenai masalah keagamaan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. bahwa pergeseran pemahaman wakaf tuan guru di Lombok menjiwai karakteristik
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian yang telah dipaparkan di bab-bab sebelumnya, dapat dipahami bahwa pergeseran pemahaman wakaf tuan guru di Lombok menjiwai karakteristik dasar pemikiran fiqh, termasuk
Lebih terperinciBAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM
BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Dasar Pertimbangan Hakim Mahkamah Agung Terhadap Putusan Waris Beda Agama Kewarisan beda agama
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. yang berbeda. Muhammadiyah yang menampilkan diri sebagai organisasi. kehidupan serta sumber ajaran. Pada sisi ini, Muhammadiyah banyak
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Metode pehamanan hadis Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) dalam memahami hadis ada beberapa sisi persamaan dan perbedaan. Secara garis besar antara Muhammadiyah dan NU menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahan lama (zatnya) kepada seseorang atau nadzir (penjaga wakaf), baik berupa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Wakaf diambil dari kata waqafa, menurut bahasa berarti menahan atau berhenti. Dalam hukum Islam, wakaf berarti menyerahkan suatu hak milik yang tahan lama
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa lembaga wakaf sebagai pranata keagamaan yang memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Propinsi Jawa Tengah. Terletak di sepanjang Pantai Utara Laut Jawa,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kabupaten Brebes merupakan salah satu dari 35 daerah otonomi di Propinsi Jawa Tengah. Terletak di sepanjang Pantai Utara Laut Jawa, memanjang ke selatan berbatasan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TERHADAP KEPUTUSAN MUKTAMAR XXX NU NOMOR 005/MNU-30/11/1999 TENTANG PEREMPUAN DI MASA IDDAH NAIK HAJI
BAB IV ANALISIS TERHADAP KEPUTUSAN MUKTAMAR XXX NU NOMOR 005/MNU-30/11/1999 TENTANG PEREMPUAN DI MASA IDDAH NAIK HAJI A. Analisis Keputusan Muktamar XXX NU Nomor 005/MNU-30/11/1999 tentang Perempuan di
Lebih terperinciPENGELOLAAN WAKAF DI BAITUL MAL KOTA LANGSA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM SKRIPSI Diajukan Oleh : MAULITA Mahasiswi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Zawiyah Cot Kala Langsa Program Strata Satu (S-1) Fakultas/Prodi
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. atas, penulis mempunyai kesimpulan sebagai berikut: Nomor:415/Pdt.P/2010/PA.Kab.Mlg, keduanya memberikan hubungan anakbapak
A. Kesimpulan BAB V PENUTUP Berdasarkan rumusan masalah dan pembahasannya dalam beberapa bab di atas, penulis mempunyai kesimpulan sebagai berikut: Pertama, Putusan Nomor: 408/Pdt.G/ 2006/PA.Smn maupun
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI UMUM WAKAF DAN PERUBAHAN STATUS HARTA BENDA WAKAF MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF
19 BAB II DESKRIPSI UMUM WAKAF DAN PERUBAHAN STATUS HARTA BENDA WAKAF MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF A. Sejarah UU No.41 Tahun 2004 Tentang Wakaf 1. Dasar pemikiran lahirnya UU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan cara memisahkan sebagian harta milik dan melembagakan untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wakaf sebagai bentuk ibadah yang bersifat sosial dilakukan dengan cara memisahkan sebagian harta milik dan melembagakan untuk selama-lamanya atau sementara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keadaan demikian itu, tidak hanya karena kelalaian atau ketidak mampuan. sesuai dengan tujuan, fungsi, dan peruntukan wakaf.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi masyarakat Indonesia yang mayoritas masyarakatnya pemeluk agama Islam, wakaf merupakan salah satu ibadah yang mempunyai dimensi sosial di dalam agama Islam. Praktik
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. poligami yang diputus oleh Pengadilan Agama Yogyakarta selama tahun 2010
51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kasus Posisi Sebelum menjelaskan mengenai kasus posisi pada putusan perkara Nomor 321/Pdt.G/2011/PA.Yk., penulis akan memaparkan jumlah perkara poligami yang
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS WAKAF UANG DI KSPPS BMT MANDIRI SEJAHTERA KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG BABAT
BAB IV ANALISIS WAKAF UANG DI KSPPS BMT MANDIRI SEJAHTERA KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG BABAT A. Analisis Wakaf Uang Di KSPPS BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring Jawa Timur Cabang Babat Perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Wakaf merupakan perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wakaf merupakan perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu
Lebih terperinciBANK TANPA BUNGA. /
BANK TANPA BUNGA Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Sejarah mencatat ilmu ekonomi sebenarnya merupakan ilmu yang relatif baru. Siddiqi (1992) telah mencoba mengidentifikasi sejarah pemikiran ekonomi Islam
Lebih terperinciBAB IV PENARIKAN HARTA WAKAF MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004
BAB IV PENARIKAN HARTA WAKAF MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 A. Sejarah Perkembangan Undang-Undang Tentang Wakaf di Indonesia Hasanah menyatakan bahwa sebenarnya wakaf di Indonesia memang telah
Lebih terperinciPERNYATAAN KEASLIAN. Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, saya:
i Nota pembimbing ii pengesahan iii PERNYATAAN KEASLIAN Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, saya: Nama : Nurul Mahmud NIM : 1210049 Fakultas : Syari ah dan Ilmu Hukum Menyatakan dengan sesungguhnya
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERTIMBANGAN HAKIM TERHADAP SITA MARITAL ATAS MAS KAWIN PASCA PERCERAIAN. (Studi Penetapan Perkara Nomor 626/Pdt.G/2008/PA.
BAB IV ANALISIS PERTIMBANGAN HAKIM TERHADAP SITA MARITAL ATAS MAS KAWIN PASCA PERCERAIAN (Studi Penetapan Perkara Nomor 626/Pdt.G/2008/PA.Rbg) A. Analisis Dasar Pertimbangan Hakim terhadap Sita Marital
Lebih terperinciFATWA NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG KEDUDUKAN HASIL HARTA WAKAF MAJELIS PERMUSYAWARATAN ULAMA ACEH
FATWA NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG KEDUDUKAN HASIL HARTA WAKAF DALAM PERSPEKTIF e FIQIH ISLAM Menimbang : a. bahwa substansi wakaf di kalangan masyarakat Aceh pada akhir-akhir ini sampai kepada taraf produktif
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PRAKTIK PENJATUHAN TALAK SEORANG SUAMI MELALUI TELEPON DI DESA RAGANG KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN
55 BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PRAKTIK PENJATUHAN TALAK SEORANG SUAMI MELALUI TELEPON DI DESA RAGANG KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN A. Analisis Tentang Praktik Penjatuhan Talak Seorang Suami Melalui
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS PERUBAHAN HARGA SECARA SEPIHAK DALAM JUAL BELI DAGING SAPI DI PASAR PLOSO JOMBANG
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS PERUBAHAN HARGA SECARA SEPIHAK DALAM JUAL BELI DAGING SAPI DI PASAR PLOSO JOMBANG A. Analisis Terhadap Praktek Perubahan Harga Secara Sepihak Dalam Jual Beli
Lebih terperinciBAB V P E N U T U P. A. Kesimpulan. Sebagai akhir dari pembahasan, tulisan ini menyimpulkan beberapa kesimpulan penting sebagai berikut :
BAB V P E N U T U P A. Kesimpulan Sebagai akhir dari pembahasan, tulisan ini menyimpulkan beberapa kesimpulan penting sebagai berikut : 1. Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang zakat, Sejak tahun
Lebih terperinciPERANAN KUA DALAM MELAKUKAN PENCATATAN DAN PENGAWASAN TANAH WAKAF ( STUDI KASUS DI KUA KECAMATAN CILANDAK KOTA JAKARTA SELATAN) Skripsi
PERANAN KUA DALAM MELAKUKAN PENCATATAN DAN PENGAWASAN TANAH WAKAF ( STUDI KASUS DI KUA KECAMATAN CILANDAK KOTA JAKARTA SELATAN) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyangkut kehidupan bermasyarakat dalam rangka ibadah ijtima iyah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wakaf merupakan salah satu tuntunan ajaran Islam yang menyangkut kehidupan bermasyarakat dalam rangka ibadah ijtima iyah (ibadah sosial). Karena wakaf adalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Paradigma adalah sebagai pandangan dunia (word view) yang dimiliki oleh
BAB III METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma adalah sebagai pandangan dunia (word view) yang dimiliki oleh seorang peneliti yang dengan itu ia memiliki kerangak berfikir (frame), asumsi,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM OBJEK / SUBJEK PENELITIAN 1. Sejarah Bank Islam di Indonesia Inspirasi awal munculnya praktek perbankan islam di Indonesia tentu tidak dapat kita
Lebih terperinciMANFAAT DAN HAMBATAN DALAM PENGELOLAAN WAKAF UANG * Oleh Drs. H. Asrori, S.H., M.H
MANFAAT DAN HAMBATAN DALAM PENGELOLAAN WAKAF UANG * Oleh Drs. H. Asrori, S.H., M.H A. PENDAHULUAN Sebelum adanya Undang-Undang Nomor 41 tahun 2004 tentang Wakaf, pengaturan tentang wakaf hanya menyangkut
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN IMPLIKASI HUKUM PERKAWINAN AKIBAT PEMALSUAN STATUS CALON SUAMI DI KUA
BAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN IMPLIKASI HUKUM PERKAWINAN AKIBAT PEMALSUAN STATUS CALON SUAMI DI KUA KECAMATAN SUKODONO MENURUT KHI DAN FIQIH MADZHAB SYAFI I 1. Analisis Implikasi Hukum perkawinan
Lebih terperinciProsiding Ilmu Hukum ISSN: X
Prosiding Ilmu Hukum ISSN: 2460-643X Perubahan Peruntukan Tanah Wakaf dari Tujuan Semula di Kecamatan Bungursari Kabupaten Purwakarta Ditinjau dari Hukum Islam dan Undang-Undang No. 41 Tahun 2004 tentang
Lebih terperinciBAB III HARTA BENDA WAKAF BERUPA HAK SEWA MENURUT UU RI. No. 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF
BAB III HARTA BENDA WAKAF BERUPA HAK SEWA MENURUT UU RI No. 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF Masalah wakaf merupakan masalah yang sampai saat ini kurang dibahas secara intensif. Padahal eksistensi wakaf dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Wakaf merupakan salah satu anjuran agama Islam yang menyangkut kehidupan bermasyarakat dalam rangka ibadah ijtimaiyah (ibadah sosial) karena wakaf adalah ibadah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkawinan memerlukan kematangan dan persiapan fisik dan mental karena
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan adalah salah satu bentuk ibadah yang kesuciannya perlu dijaga oleh kedua belah pihak baik suami maupun istri. Perkawinan bertujuan untuk membentuk keluarga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebiasan merokok di masyarakat kita sudah menjadi kebiasaan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebiasan merokok di masyarakat kita sudah menjadi kebiasaan yang dianggap biasa, mungkin karena begitu banyaknya para perokok atau juga karena begitu banyaknya aktivitas
Lebih terperinciBAB III ANALISIS PASAL 209 KHI TENTANG WASIAT WAJIBAH DALAM KAJIAN NORMATIF YURIDIS
64 BAB III ANALISIS PASAL 209 KHI TENTANG WASIAT WAJIBAH DALAM KAJIAN NORMATIF YURIDIS A. Implikasi Yuridis Pasal 209 KHI Kedudukan anak angkat dan orang tua angkat dalam hokum kewarisan menurut KHI secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pernikahan dalam agama Islam mempunyai kedudukan yang sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan dalam agama Islam mempunyai kedudukan yang sangat penting, karena dalam suatu pernikahan mengandung nilai-nilai vertical ( hamba dengan Allah swt
Lebih terperinciLampiran: 395. Sistem Pengambilan Keputusan Hukum dalam Bahthul Masail Di Lingkungan Nahdlatul Ulama 1. Ketentuan Umum a. Yang dimaksud dengan kitab
Lampiran: 395. Sistem Pengambilan Keputusan Hukum dalam Bahthul Masail Di Lingkungan Nahdlatul Ulama 1. Ketentuan Umum a. Yang dimaksud dengan kitab adalah al-kutub al-mu`tabarah, yaitu kitab-kitab tentang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Umum Wakaf a. Pengertian Wakaf Wakaf berasal dari kata kerja bahasa Arab Waqafa yang berarti menahan atau berhenti.yang dimaksud dengan menahan disini adalah yang berkenaan
Lebih terperinciBAB III WAKAF HAK PELAYANAN. sekaligus, ialah dimensi religi dan dimensi sosial ekonomi 1. Dimensi religi,
BAB III WAKAF HAK PELAYANAN A. Harta Benda Wakaf. Wakaf yang disyariatkan dalam agama Islam mempunyai dua dimensi sekaligus, ialah dimensi religi dan dimensi sosial ekonomi 1. Dimensi religi, wakaf merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti zakat, infak, shadaqah, hibah, dan wakaf. Lembaga-lembaga ekonomi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Krisis ekonomi yang dialami bangsa Indonesia secara faktual telah meningkatkan jumlah penduduk miskin. Jumlah mereka dari waktu ke waktu semakin bertambah beriringan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rasulullah SAW bersabda, apabila manusia meninggal dunia, maka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rasulullah SAW bersabda, apabila manusia meninggal dunia, maka terputuslah (pahala) amal perbuatannya kecuali tiga, yaitu shadaqah jariah, ilmu yang bermanfaat dan anak
Lebih terperinciTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PENAMBANGAN BATU DI DESA SENDANG KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PENAMBANGAN BATU DI DESA SENDANG KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam
Lebih terperinciKerangka Dasar Agama dan Ajaran Islam
Kerangka Dasar Agama dan Ajaran Islam Istilah addin al-islam Tercantum dalam Al-Qur an Surat al-maaidah (5) ayat 3, mengatur hubungan manusia dengan Allah (Tuhan), yang bersifat vertikal, hubungan manusia
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SENGKETA AHLI WARIS DALAM PENGGUNAAN TANAH YAYASAN AL-HIKMAH
68 BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SENGKETA AHLI WARIS DALAM PENGGUNAAN TANAH YAYASAN AL-HIKMAH A. Analisis sengketa ahli waris dalam penggunaan tanah oleh yayasan al- Hikmah di Desa Pettong Kecamatan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Kesimpulan
81 A. Kesimpulan BAB V PENUTUP Berangkat dari uraian yang telah penulis paparkan dalam bab-bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Makna tawassul dalam al-qur an bisa dilihat pada Surat al-
Lebih terperinciSTUDI TENTANG PRAKTEK WAKAF TUNAI PADA YAYASAN WAKAF BINA AMAL SEMARANG
STUDI TENTANG PRAKTEK WAKAF TUNAI PADA YAYASAN WAKAF BINA AMAL SEMARANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S.1) Dalam Ilmu Syari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sedang menjamur di kalangan masyarakat desa Sidomulyo kecamatan. Silo kabupaten Jember, di mana kasab (penghasilannya) mereka
1 IBNU KHOLDUN (10220052) PENDAPAT TOKOH AGAMA TERHADAP UTANG PIUTANG PANENAN KOPI (Studi Kasus Desa Sidomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember) BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang. Pada akhir-akhir ini
Lebih terperinci