The Factors that Affect the Participation of Men in Vasektomi in Kelurahan Sioldengan Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhanbatu 2018

dokumen-dokumen yang mirip
Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Kontrasepsi

BAB 1 PENDAHULUAN. pertahun (Badan Pusat Statistik, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana (KB). Progam KB yang baru didalam paradigma ini

BAB I PENDAHULUAN. pula bersifat permanen (Prawirohardjo, 2007).

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN KB VASEKTOMI TERHADAP PENGETAHUAN SUAMI DI DESA SOCOKANGSI KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN

PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI PASANGAN USIA SUBUR DENGAN KEIKUTSERTAAN MENJADI AKSEPTOR KB PRIA. Darwel, Popi Triningsih (Poltekkes Kemenkes Padang )

BAB I PENDAHULUAN. seimbang agar kesejahteraan ekonomi, spiritual, dan sosial budaya penduduk Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. (1969) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI DESA PASIRANGIN KECAMATAN CILEUNGSI KABUPATEN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organisation) expert Committe 1970 :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia adalah negara yang memiliki banyak masalah kependudukan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berencana secara komprehensif (Saifuddin, 2006). mencapai kesejahteraan keluarga. Program KB merupakan bagian terpadu

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT EKONOMI DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH PUSKESMAS SEKAMPUNG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN INFORMASI DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI METODE OPERASI PRIA (MOP) PADA PRIA PASANGAN USIA SUBUR DI KECAMATAN PAKUALAMAN YOGYAKARTA ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan. Sejak 2004, program keluarga berencana (KB) dinilai berjalan

BAB I PENDAHULUAN. India, Pakistan, Brazil, dan Nigeria yang memberikan kontribusi besar pada

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PRIA PRODUKTIF TERHADAP METODE KONTRASEPSI VASEKTOMI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kependudukan di Indonesia merupakan salah satu masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. petugas membantu dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari berbagai masalah kependudukan. Masalah di bidang. Indonesia sebesar 1,49% per tahun.

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang relatif tinggi, penyebaran penduduk yang tidak merata, kualitas. penduduk yang harus ditingkatkan (Saifuddin, 2006).

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperaatan. Disusun oleh : SUNARSIH J.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sensus Penduduk tahun 2010 sebesar 237,6 juta jiwa dengan laju

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaan hingga saat ini juga masih mengalami hambatan hambatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. diharapkan. Peningkatan partisipasi pria dalam KB dan kesehatan reproduksi

pemakaian untuk suatu cara kontrasepsi adalah sebesar 61,4% dan 11% diantaranya adalah pemakai MKJP, yakni IUD (4,2 %), implant (2,8%), Medis

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP SUAMI DALAM BER-KB DI DESA WONOREJO WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDAWUNG I SRAGEN SKRIPSI

JURNAL KESEHATAN DAN KEBIDANAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

BAB I PENDAHULUAN. tidak disertai peningkatan kualitas hidupnya. Laporan BKKBN (2008)

PARTISIPASI SUAMI DALAM PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI KAMPUNG JOGONEGARAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pada saat ini Keluarga Berencana (KB) telah dikenal hampir di

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN SUAMI TENTANG KB DENGAN PARTISIPASI SUAMI DALAM BER-KB DI KELURAHAN KEMANG KABUPATEN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. cara operasional dan dampaknya terhadap pencegahan kelahiran.tahap

PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR USE OF CONTRACEPTION BY COUPLES OF CHILDBEARING AGE

BAB 1 PENDAHULUAN. yang digunakan dengan jangka panjang, yang meliputi IUD, implant dan kontrasepsi

BAB I PENDAHULUAN. penurunan karena kematian. Crude Birth Rate (CBR) turun dari sekitar 21 per

BAB 1 PENDAHULUAN. berdasarkan sensus penduduk mencapai 237,6 juta jiwa. keluarga kecil yang sehat dan sejahtera yaitu melalui konsep pengaturan jarak

BAB 1 PENDAHULUAN. berkualitas maka pemerintah memiliki visi dan misi baru. Visi baru pemerintah

PARTISIPASI PRIA DALAM PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA KEDEN KECAMATAN PEDAN KABUPATEN KLATEN

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG KB PRIA DI KABUPATEN DEMAK (Studi Pada Masyarakat Pesisir Dan Masyarakat Kota di Kabupaten Demak)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

KARAKTERISTIK PESERTA KONTRASEPSI STERILISASI DI KLINIK MANTAP MEDAN PERIODE 2014

GAMBARAN MOTIVASI SUAMI TERHADAP KONTRASEPSI MANTAP DI DUKUH SIDOKERTO PURWOMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Juli 2013 mencapai 7,2 miliar jiwa, dan akan naik menjadi 8,1 miliar jiwa pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. laju pertumbuhan penduduk yang masih relatif tinggi. 1. Indonesia yang kini telah mencapai 237,6 juta hingga tahun 2010 menuntut

BAB 1 PENDAHULUAN. jiwa. Menurut data Badan Pusat Statistik sosial didapatkan laju pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. bulan Agustus 2010 antara lain jumlah penduduk indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk maka semakin besar usaha yang dilakukan untuk. mempertahankan kesejahteraan rakyat. Ancaman terjadinya ledakan

BAB 1 PENDAHULUAN. sebab apapun yang berkaitan atau memperberat kehamilan diluar kecelakaan. Angka

ABSTRAK. Kata kunci: pengalaman, seksual, vasektomi. Referensi (108: )

BAB I PENDAHULUAN. miliar jiwa. Cina menempati urutan pertama dengan jumlah populasi 1,357 miliar

BAB I PENDAHULUAN. (International Conference on Population and Development) tanggal 5 sampai

IDENTIFIKASI SIKAP IBU USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI RT 04 RW 07 KELURAHAN BALEARJOSARI KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG

BAB 1 PENDAHULUAN. negara ke-4 di dunia dengan estimasi jumlah penduduk terbanyak yaitu 256 juta jiwa

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: ASFARIZA YUDHI PRABOWO

GAMBARAN PERSEPSI SUAMI PASANGAN USIA SUBUR TENTANG KONTRASEPSI VASEKTOMI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KENDAL 01 KABUPATEN KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ledakan penduduk merupakan masalah yang belum terselesaikan sampai

HUBUNGAN PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, USIA DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI DESA TANGGAN GESI SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI SUAMI DALAM MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU PASANGAN USIA SUBUR TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS SUKAWARNA TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. penduduk 2010 telah mencapai jiwa (BPS, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan. Realita yang ada saat ini masih banyak masyarakat yang belum bisa

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan telah, sedang dan akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah

I. PENDAHULUAN. atau pasangan suami istri untuk mendapatkan tujuan tertentu, seperti

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan berbagai. masalah. Masalah utama yang dihadapi di Indonesia adalah dibidang

*Fakultas Kesehatan Masyarakat

PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starta I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. bayi sebagai upaya untuk menjarangkan jarak kehamilan. terbentuknya keluarga kecil yang berkualitas (BkkbN, 2013)

BAB 1 PENDAHULUAN. yang muncul di seluruh dunia, di samping isu tentang global warning, keterpurukan

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEIKUTSERTAAN SUAMI PADA PROGRAM KB VASEKTOMI DI WILAYAH KECAMATAN BANJARMASIN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional (Prawirohardjo, 2007). Berdasarkan data

GASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 2011 ( )

ABSTRAK GAMBARAN AKSEPTOR KB DI KECAMATAN CIAMIS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia yaitu sekitar 258 juta jiwa (United Nations, 2015). Dalam kurun

BAB I PENDAHULUAN. kependudukan salah satunya adalah keluarga berencana. Visi program

Kesesuaian Sikap Pasangan Usia 1

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia (Cina, India, dan Amerika Serikat) dengan. 35 tahun (Hartanto, 2004).

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG AKDR DI PUSKESMAS CIKOLE PANDEGLANG 2012 JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat yang menyebabkan. kepadatan penduduk (Hatta, 2012). Permasalahan lain yang dihadapi

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah utama yang dihadapi Indonesia adalah di bidang kependudukan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 229 juta jiwa. Dimana terjadi peningkatan jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1970, kemudian dikukuhkan dan diatur di dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan hasil kesepakan International Conference On Population and

BAB 1 PENDAHULUAN. dirasakan mengalami kemunduruan. Setelah program KB digalakkan pada tahun

GAMBARAN PENGETAHUAN SUAMI TERHADAP KONTRASEPSI KB PRIA DI LINGKUNGAN XVIII KELURAHAN TERJUN MEDAN MARELAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI SUAMI MENJADI AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA KEBET KECAMATAN BEBESEN KABUPATEN ACEH TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. terhadap bayi premature (lahir muda) makin dapat diselamatkan dari kematian,

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat negara Amerika Serikat dan Jepang,

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP AKSEPTOR KB TERHADAP KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA BARON MAGETAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. bahwa angka kematian ibu (AKI) di Indonesia di tahun 2012 mengalami kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. utama yang dihadapi Indonesia. Dinamika laju pertumbuhan penduduk di

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIDAKIKUTSERTAAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR

BAB I PENDAHULUAN. salah satu penyebab mendasar dari timbulnya berbagai masalah. Mulai dari

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI PRIA DALAM VASEKTOMI DI KELURAHAN SIOLDENGAN KECAMATAN RANTAU SELATAN KABUPATEN LABUHANBATU TAHUN 2018 The Factors that Affect the Participation of Men in Vasektomi in Kelurahan Sioldengan Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhanbatu 2018 Halimah Tusya Diah Harahap 1 1 Staf Dosen Akademi Kebidanan Ika Bina Labuhanbatu Abstrak Latar Belakang. Indonesia merupakan peringkat ke 4 dunia yang memiliki jumlah penduduk yang besar. Dari hasil sensus penduduk tahun 2016 menunjukkan, jumlah penduduk Indonesia sebanyak 258.704.986 jiwa. Tingginya angka kelahiran di Indonesia menjadi masalah yang harus dikendalikan untuk pemerataan kependudukan. Peningkatan jumlah penduduk yang pesat membuat pemerintah menyadari pentingnya penduduk yang berkualitas, sebagai modal utama dalam mempercepat pembangunan yang pada akhirnya dapat mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Sebaliknya, jumlah penduduk yang besar dan tidak berkulitas, justru menjadi beban pembangunan dan menyulitkan pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dan pembangunan. Untuk mengendalikan kelahiran sehingga laju pertumbuhan penduduk dapat ditekan diharapkan partisipasi pria dalam ber KB termasuk. Walaupun merupakan tindakan yang sederhana, aman dan murah tetapi pada kenyataannya peserta lebih sedikit dibandingkan tubektomi (sterilisasi wanita), dengan perbandingan 1 : 8. Di Kelurahan Sioldengan Kecamatan Rantau Selatan peserta jauh lebih sedikit dibandingkan peserta tubektomi yaitu 1 : 24 dari jumlah PUS. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi pria dalam di Kelurahan Sioldengan Kecamatan Rantau Selatan. Metode. Desain penelitian adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan survey cross sectional. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan data primer. Teknik pengambilan sampel total sampling sebanyak 72 responden. Hasil. Dari penelitian yang dilakukan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi partisipasi pria dalam. Berdasarkan pengetahuan mayoritas cukup 46 orang (63,9%), berdasarkan aksesbilitas informasi mayoritas kurang baik 37 orang (51,4%) dan berdasarkan pendapatan mayoritas kurang dari UMR Rp 960.000, yaitu 40 orang (55,6%). Kesimpulan. Petugas PLKB lebih meningkatkan motivasi dan KIE secara berkesinambungan untuk meningkatkan partisipasi pria/suami dalam. Kata kunci : Partisipasi Pria, Vasektomi Abstract Background. Indonesia is ranked the 4th of the world that has a large population. From the results of the 2016 population census show the population of Indonesia as many as 258,704,986 inhabitants. The high rate of birth in Indonesia is a problem that must be controlled for population equity. The rapid increase in 27

population makes the government aware of the importance of qualified citizens, as the main capital in accelerating the development that ultimately can realize the welfare of society. In contrast, large and non-resident populations are the burden of development and complicate the government in promoting economic growth and development. To control the birth so that the rate of population growth can be suppressed men are expected to participate in family planning including vasectomy. Although vasectomy is a simple, safe and inexpensive action, in fact the vasectomy participants are fewer than tubectomy (female sterilization), with a ratio of 1: 8. In Kelurahan Sioldengan, Kecamatan Rantau Selatan, vasectomy participants are much less than tubectomy participants ie 1: 24 of total couples of childbearing age. Objective. This study aims to determine the factors that affect the participation of men in vasectomy in Kelurahan Sioldengan, Kecamatan Rantau Selatan. Methods. The research design is descriptive research with cross-sectional survey approach. This research is descriptive research using primary data. Sampling technique total sampling as much as 72 respondents. Results. From the research conducted there are several factors that affect the participation of men in vasectomy. Based on the knowledge of the majority of 46 people (63.9%), based on the accessibility of information the majority of the less good 37 people (51.4%) and based on majority income less than UMR Rp 960.000, that is 40 people (55.6%). Conclusion. Officers of PLKB further enhance motivation and KIE on an ongoing basis to increase the participation of men/husbands in vasectomy. Keywords: participation of men, vasectomy PENDAHULUAN (52,21%), dan pil KB 129.880 Salah satu upaya pemerintah (24,36%). 1 Indonesia untuk menekan laju Ada beberapa alasan yang pertumbuhan penduduk di Indonesia menyebabkan mengapa partisipasi adalah melalui program Keluarga pria di Indonesia sangat rendah, Berencana (KB) yaitu menggunakan menurut Soemarji dalam BKKBN alat kontrasepsi. KB adalah usaha (2012) dikarenakan keterbatasan untuk mengendalikan kelahiran anak pengetahuan suami tentang kesehatan dengan cara yang dibenarkan oleh reproduksi serta paradigma yang peraturan pemerintah dan agama yang berkaitan dengan budaya patriarki bertujuan untuk meningkatkan yang masih dianut di Indonesia kesejahteran masyarakat. Data dari dimana peran pria lebih besar BKKBN (Badan Koordinasi daripada wanita. Selain itu, sudah Keluarga Berencana Nasional) tercipta mindset dimasyarakat bahwa menunjukkan bahwa peserta KB penggunaan alat kontrasepsi itu menurut metode kontrasepsi sampai adalah urusan wanita. Untuk itu bulan Februari tahun 2015 yaitu Intra penting adanya kesetaraan gender Uterine Device (IUD) 36.601 dalam mendukung keberhasilan (6,87%), Medis Operatif Wanita jalannya program Kelurga Berencana (MOW) 7867 (1,48%), Medis (KB). Operatif Pria (MOP) 547 (0,10%), Untuk meningkatkan peran Implant 51,843 (9,73%), Kondom kaum laki-laki dalam Program KB, 27.997 (5,25%), suntik 278.333 dalam beberapa tahun terakhir 28

berbagai upaya telah dicoba dilakukan pemerintah. Pendekatan yang diterapkan pemerintah dalam meningkatkan peran laki-laki dalam KB dan kesehatan reproduksi adalah menempatkan laki-laki agar dapat memperoleh informasi tentang KB yang benar. Peran laki-laki dalam KB diharapkan bukan sekadar sebagai peserta KB pasif atau sekadar mendukung pasangan menggunakan alat kontrasepsi tertentu, melainkan diharapkan kaum laki-laki juga berperan dalam kesehatan reproduksi, antara lain membantu mempertahankan dan meningkatkan kesehatan ibu hamil, merencanakan persalinan aman oleh tenaga medis, menghindari keterlambatan dalam mencari pertolongan medis, membantu perawatan ibu dan bayi setelah persalinan, menjadi ayah yang bertanggung jawab, mencegah penularan penyakit menular seksual, menghindari kekerasan terhadap perempuan. Hasil penelitian Bintang Pratiwi (2017) mengungkapkan bahwa para pria menggunakan metode kontrasepsi karena mendapat rekomendasi dari teman dan dokter kandungan. Selain itu para istri juga mendukung suami untuk menggunakan metode kontrasepsi dengan alasan tingkat kegagalannya rendah dan istri tidak berani menjalankan operasi tubektomi. Adanya hubungan antara dukungan istri dengan partisipasi pria dalam program Keluarga Berencana. Sebesar 95,3% istri mengizinkan/ mengantarkan suaminya untuk pergi ke pelayanan KB Pria dan sebanyak 92,2% istri membantu memutuskan jenis KB yang akan digunakan. Penelitian lain juga menunjukkan hubungan positif yang signifikan antara dukungan keluarga dengan partisipasi pria (p = 0,028), pria yang mendapat dukungan dari keluarga berpeluang 2,647 kali untuk berpartisipasi dalam program keluarga berencana bila dibandingkan dengan pria yang tidak mendapat dukungan keluarga (OR= 2,647). Penggunaan kontrasepsi juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi, sebagian pasangan lebih memilih metode tradisional daripada metode modern karena perbedaan biaya. Keluarga dengan penghasilan cukup akan lebih mampu mengikuti program KB daripada keluarga yang tidak mampu, karena bagi keluarga yang kurang mampu KB bukanlah kebutuhan pokok. Hasil penelitian oleh Fitri (2002), bahwa ada hubungan yang bermakna antara pendapatan dengan keikutsertaan dalam. 2 Salah satu upaya mengatasi permasalahan rendahnya partisipasi pria dalam adalah meningkatkan aksesbilitas terhadap informasi pelayanan KB dengan cara sosialisasi dan promosi tentang KB pria melalui berbagai media massa atau media elektronik (BKKBN, 2015). 1 Berdasarkan survei awal dari data DP2KB Labuhanbatu tahun 2016 bahwa pengguna jauh lebih sedikit dibandingkan peserta tubektomi yaitu 1 : 24 dari jumlah pasangan usia subur. Penulis tertarik melakukan penelitian mengenai Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Pria dalam Vasektomi di Kelurahan Sioldengan Kecamatan Rantau Selatan Tahun 2018. 29

METODE PENELITIAN Desain penelitian adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan survey cross sectional yang bertujuan untuk membuat gambaran atau deskriptif mengenai fenomena yang ditemukan, yang dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, sumber informasi dan pendapatan di Sioldengan Kecamatan Rantau Selatan Tahun 2018. Penelitian akan dilaksanakan di Kelurahan Sioldengan Kecamatan Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2018. Sampel dalam penelitian ini adalah pria (suami) Pasangan Usia Subur (PUS) dengan kriteria inklusi: memiliki anak 2, umur istri minimal 25 tahun, tidak menjadi akseptor dan bersedia mengikuti penelitian dengan mengisi kuesioner secara lengkap, yang berjumlah 72 orang dan seluruhnya dijadikan sampel (total sampling). Untuk mendapatkan data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi pria dalam di Kelurahan Sioldengan Kecamatan Rantau Selatan, maka peneliti menjelaskan alat pengumpul data berupa kuesioner yang berisi 17 pertanyaan tertutup tentang variabel yang diteliti, dimana responden tinggal membubuhkan tanda checklist ( ) pada kolom jawaban yang dianggap benar/dipilih. Untuk variabel pengetahuan, sebelum menentukan kategori baik, cukup dan kurang, terlebih dahulu menentukan kriteria (tolak ukur) yang dijadikan patokan. 3 Pertanyaan diberikan dalam bentuk kuesioner dengan jumlah 14 pertanyaan. HASIL Dari tabel 1, dapat digambarkan bahwa mayoritas responden 53 orang (73,6 %) pada rentang usia >35 tahun. Berdasarkan tingkat pendidikan, mayoritas responden 36 orang (50,0%) dengan tingkat pendidikan SLTA. Berdasarkan pekerjaan, mayoritas responden 51 orang (70,8%) bekerja sebagai petani. Berdasarkan jumlah anak, mayoritas responden memiliki anak lebih dari 3 sebanyak 32 orang (44,4%). Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Demografi No Karakteristik Responden Frekuensi Persentase (%) 1. Umur 20 35 tahun > 35 tahun 2. Pendidikan Sekolah Dasar SLTR SLTA Perguruan Tinggi 3. Pekerjaan Pegawai Negri Pegawai Swasta 19 26,4 53 73,6 8 26 36 2 11,1 36,1 50,0 2,8 6 11 8,3 15,3 30

Petani 51 70,8 Wiraswasta 4 5,6 4. Jumlah Anak Dua Anak Tiga Anak Lebih dari tiga Anak 28 12 32 38,9 16,7 44,4 Berdasarkan tabel 2, dapat digambarkan bahwa mayoritas PUS di Kelurahan Sioldengan Kecamatan Rantau Selatan tidak berpartisipasi dalam ber KB yaitu 107 orang (43,1%), dan minoritas menggunakan MOP () dan kondom, yaitu 1 orang (0,6%). Tabel 2 Distribusi Partisipasi Pasangan Usia Subur (PUS) dalam Ber KB No Partisipasi PUS dalam Frekuensi Persentase (%) KB 1. Peserta KB IUD MOW MOP Kondom Implant Suntikan Pil 23 24 1 1 26 36 30 9,3 9,7 0,6 0,6 10,5 14,5 12,1 2. Tidak Peserta KB 107 43,1 Jumlah 248 100 Berdasarkan tabel 3, dapat digambarkan bahwa dari keseluruhan pertanyaan tentang pengetahuan yang terdiri atas 14 pertanyaan diperoleh hasil bahwa mayoritas responden yang menjawab benar tentang sasaran yaitu 71 orang (98,6%), dan responden yang mayoritas menjawab salah adalah tentang tujuan yaitu sebanyak 59 orang (81,9%). Tabel 3 Distribusi Frekuensi Partisipasi Pria dalam Vasektomi Berdasarkan Pengetahuan Jawaban Responden No Pertanyaan Benar Salah Frekuensi Persentasi (%) Frekuensi Persentasi (%) 1. 2. Pengertian Sasaran 65 71 90,3 98,6 7 1 9,7 90,3 31

3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. Tujuan sebagai alat kontrasepsi Tujuan dilakukan tindakan Kelebihan Vasektomi dan hubungan seksual Keterbatasan Yang tidak bisa menjadi aseptor Persetujuan istri dari suami peserta Syarat-syarat peserta Kontra indikasi Efek samping Hal-hal yang dilakukan pada pelaksanaan Kegagalan Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 13 13 39 68 14 56 68 52 59 49 58 21 18,1 18,1 53,4 94,4 19,4 76,7 94,4 72,2 81,9 68,1 80,6 29,2 59 59 33 4 58 16 4 20 13 23 14 51 81,9 81,9 45,8 5,6 80,6 22,2 5,6 27,8 18,1 31,9 19,4 70,8 Berdasarkan tabel 4, dapat digambarkan bahwa mayoritas pengetahuan responden cukup yaitu 46 orang (63,9%), berpengetahuan baik 16 orang (22,2%) dan minoritas berpengetahuan kurang yaitu 10 orang (13,9%). Tabel 4 Distribusi Frekuensi Partisipasi Pria dalam Vasektomi Berdasarkan Kategori Pengetahuan No Pengetahuan Frekuensi Persentasi 1. 2. 3. Baik Cukup Kurang 16 46 10 22,2 63,9 13,9 32

Berdasarkan tabel 5, dapat digambarkan bahwa mayoritas responden memperoleh informasi tentang dengan kategori kurang baik yaitu 37 orang (51,4%) dan minoritas dengan kategori baik yaitu 35 orang (48,6%). Tabel 5 Distribusi Frekuensi Partisipasi Pria dalam Vasektomi Berdasarkan Kategori Aksesbilitas Informasi No 1. 2. Sumber Informasi Frekuensi Persentasi Baik 35 48,6 Kurang 37 51,4 Baik Berdasarkan tabel 6, dapat digambarkan bahwa mayoritas pertanyaan tentang pendapatan mayoritas responden mengatakan bahwa tindakan dapat mengurangi pendapatan keluarga yaitu 41 orang (56,9%). Tabel 6 Distribusi Frekuensi Partisipasi Pria dalam Vasektomi Berdasarkan Pendapatan di Kelurahan Namo Gajah Jawaban Responden No Pertanyaan Ya Tidak Frekuensi Persentasi (%) Frekuensi Persentasi (%) 1. Apakah tindakan mengurangi pendapatan keluarga 41 56,9 31 43,1 Berdasarkan tabel 7, dapat digambarkan bahwa pendapatan keluarga mayoritas masih di bawah Rp 960.000 yaitu 40 orang (55,6%) dan minoritas diatas Rp 960.000 yaitu 32 orang (44,4%). Tabel 7 Distribusi Frekuensi Partisipasi Pria dalam Vasektomi Berdasarkan Kategori Pendapatan No Pendapatan Frekuensi Persentasi 1. 2. UMR > Rp 960.000 32 44,4 UMR < Rp 960.000 40 55,6 27

DISKUSI Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Pria. Hal ini sesuai dengan teori yang di ungkapkan oleh Notoatmodjo (2003) yaitu media atau alat bantu pendidikan yang dalam di Kelurahan digunakan untuk memberikan Sioldengan Kecamatan Rantau informasi juga sangat Selatan, maka dapat dijelaskan mempermudah penerimaan pesan sebagai berikut: 1. Partisipasi Pria dalam Vasektomi berdasarkan Pengetahuan. atau informasi pada masyarakat. 4 3. Partisipasi Pria dalam Vasektomi Berdasarkan Pendapatan. Untuk mengetahui tingkat Pendapatan keluarga yang kurang pengetahuan dari 72 responden mengakibatkan tingkat dapat dilihat pada tabel 3 yaitu melalui 14 pertanyaan mayoritas berpengetahuan cukup yaitu 46 kemandirian dan partisipasi dalam menyelenggarakan upaya program KB termasuk masih orang (22,2%), dan minoritas belum memuaskan yang umumnya berpengetahuan kurang yaitu 10 orang (13,9%). 2. Partisipasi Pria dalam Vasektomi terjadi pada golongan masyarakat berpenghasilan rendah. 5 Teori tersebut sesuai dengan hasil Berdasarkan Aksesbilitas penelitian ini bahwa mayoritas Informasi. responden memiliki pendapatan Berdasarkan tabel 5 dari 72 yang kurang dari UMR Rp responden, mayoritas aksesbilitas 960.000 yaitu sebesar 44,4%, informasinya kurang baik yaitu 37 sehingga memiliki kerawanan orang (51,4%) dan minoritas dalam pemenuhan kebutuhan dengan kategori baik yaitu 35 kesehatan, terlebih kebutuhan orang (48,6%). Hal ini berarti responden menerima informasi tentang hanya dari satu untuk ber KB termasuk tidak dianggap sebagai kebutuhan pokok. sumber informasi saja. Berdasarkan tabel 6, dapat Hasil penelitian ini juga digambarkan bahwa mayoritas menunjukkan bahwa responden mayoritas mendapat informasi dari petugas kesehatan tetapi tidak pertanyaan tentang pendapatan mayoritas responden mengatakan bahwa tindakan dapat dilengkapi dengan sumber mengurangi pendapatan keluarga informasi dari yang lain. Hal ini berarti bahwa informasi yang yaitu 41 orang (56,9%). Karena walaupun BKKBN mengadakan diberikan oleh petugas kesehatan Program KB Safari dimana yang tidak disertai oleh promosi baik melalui media massa dan pelayanan kontrasepsi tidak dikenakan biaya (gratis) media pendidikan, yang tetapi karena responden bekerja membantu masyarakat untuk sebagai petani, dimana pekerjaan lebih mengingat dan mengerti sebagai petani merupakan tentang tidak dapat pekerjaan yang menggunakan memotivasi pria/suami dari PUS aktifitas fisik yang cukup tinggi untuk berperan serta dalam dan dilakukan setiap hari, 33

sementara metode memiliki keterbatasan dimana klien setelah dilakukan tindakan perlu istirahat total selama 1 hari dan tidak bekerja keras selama 1 minggu 1, keterbatasan ini menurut responden menghambat mereka untuk bekerja apalagi jika pekerjaannya hanya sebagai petani upahan yang bekerja bukan diladang sendiri, yang terkadang mendapat upah harian. Menurut peneliti, dengan keterbatasan ini mempengaruhi minat pria/suami untuk menjadi akseptor. Dengan memiliki pengetahuan yang baik tentang, maka diharapkan peran serta pria/suami dari PUS dalam KB menjadi meningkat sehingga sekaligus meningkatkan kesehatan reproduksi bagi wanita/ istri. Untuk itu dalam melaksanakan asuhan kebidanan terhadap istri, diupayakan untuk selalu mengikut sertakan suami terutama dalam pemilihan alat kontrasepsi yang tepat. Dengan memberikan informasi yang tepat, jelas dan berkesinambungan dapat meningkatkan kualitas pelayanan asuhan kebidanan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan disajikan pada bab sebelumnya maka diperoleh kesimpulan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi pria dalam di Kelurahan Sioldengan Kecamatan Rantau Selatan Tahun 2018 sebagai berikut: 1. Dari segi faktor pengetahuan tentang dari seluruh responden mayoritas berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 46 orang (48,6%). 2. Dari segi faktor aksesbilitas informasi dari seluruh responden mayoritas kurang baik yaitu sebanyak 37 orang (51,4%). 3. Dari segi faktor pendapatan didapati bahwa mayoritas responden berpenghasilan perbulan masih di bawah UMR (< Rp 960.000) yaitu sebanyak 40 orang (55,6%). DAFTAR PUSTAKA 1. BKKBN (2015). Partisipasi Pria dalam KB dan Kesehatan Reproduksi, Jakarta.( 2015). 2. Fitri, I.R. (2002).Kaitan Beberapa Karakteristik Pria dengan Keikutsertaan Metode Vasektomi di Kecamatan Karanganyar Bulan Mei tahun 2002. http://www.fkm.undip.ac.id/data/ index.php?action. Diakses tanggal 22 November 2010. 3. Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta : Rineka Cipta. 4. Notoatmodjo, S (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta : Jakarta (2005). 5. Handayani, S. (2010). Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Pustaka Rihama : Yogyakarta. Korespondensi: Halimah Tusya Diah Harahap. Akademi Kebidanan Ika Bina Labuhanbatu. Email: halimah.tusyadiah1987@yahoo.com. Telp 082167682633. 34