BAB 1 PENDAHULUAN. tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan. mendatang diperkirakan sekitar 29% warga dunia menderita

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yaitu penyakit tidak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (noncommunicable diseases)seperti penyakit jantung,

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

olahraga secara teratur, diet pada pasien obesitas, menjaga pola makan, berhenti merokok dan mengurangi asupan garam (Tedjasukmana, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. setelah stroke dan tuberkulosis dan dikategorikan sebagai the silent disease

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas. Menurut The Seventh Report of The Joint National

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat

I. PENDAHULUAN. akan mencapai lebih dari 1,5 milyar orang (Ariani,2013). Hipertensi telah

BAB I PENDAHULUAN. dimana tekanan darah meningkat di atas tekanan darah normal. The Seventh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1. mempengaruhi jutaan orang di dunia karena sebagai silent killer. Menurut. WHO (World Health Organization) tahun 2013 penyakit kardiovaskular

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Chan, sekitar 1 miliar orang di dunia menderita hipertensi, dan angka kematian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

BAB 1 PENDAHULUAN. Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC-7)

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Stroke atau cedera serebrovaskular adalah berhentinya suplai darah ke

BAB I PENDAHULUAN. dan kematian yang cukup tinggi terutama di negara-negara maju dan di daerah

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi bisa diumpamakan seperti pohon yang terus. Hipertensi yang didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik (SBP, 140

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi

I. PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi menetap yang penyebabnya tidak

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan utama yang paling berharga bagi setiap bangsa adalah sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data WHO

BAB I PENDAHULUAN. (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi sering kali disebut silent killer karena

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak terdeteksi meskipun sudah bertahun-tahun. Hipertensi dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu penyakit menular

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

BAB 1 PENDAHULUAN. yang cukup banyak mengganggu masyarakat. Pada umumnya, terjadi pada

BAB 1 PENDAHULUAN. otak atau penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan otot

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dimana ketika masalah penyakit menular belum tuntas dikendalikan, kejadian

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025 diproyeksikan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Hipertensi merupakan salah satu kondisi kronis yang sering terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya

BAB I PENDAHULUAN. kencing manis semakin mengkhawatirkan. Menurut WHO pada tahun 2000

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

BAB I PENDAHULUAN. disikapi dengan baik. Perubahan gaya hidup, terutama di perkotaan telah

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peningkatan angka morbiditas secara global sebesar 4,5 %, dan

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status

BAB I PENDAHULUAN. kemasan merupakan hal yang penting dan diperlukan oleh konsumen, terutama bagi konsumen dengan kondisi medis tertentu yang

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).

I. PENDAHULUAN. Hipertensi dikenal secara umum sebagai penyakit kardiovaskular. Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jumpai. Peningkatan tekanan arteri dapat mengakibatkan perubahan patologis

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO)

BAB 1 PENDAHULUAN. komprehensif pada self-management, dukungan dari tim perawatan klinis,

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, karena dalam jangka panjang peningkatan tekanan darah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu pengobatan tidak hanya dipengaruh i oleh. kesehatan, sikap dan pola hidup pasien dan keluarga pasien, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat deskriptif dengan metode cross sectional. Pengambilan data dari

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak ditemukan di Indonesia maupun di dunia. Penderita hipertensi

BAB 1 PENDAHULUAN. Premier Jatinegara, Sukono Djojoatmodjo menyatakan masalah stroke

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah hipertensi. Hipertensi adalah keadaan peningkatan


BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) [2], usia lanjut dibagi

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya angka harapan hidup penduduk Indonesia (BPS, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan masyarakat menyebabkan meningkatnya Umur Harapan Hidup

BAB I PENDAHULUAN. atau tekanan darah tinggi (Dalimartha, 2008). makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan kurang olahraga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di zaman yang semakin berkembang, tantangan. terhadap pelayanan kesehatan ini mengisyaratkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang lebih dari delapan dekade terakhir. Hipertensi merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hipertensi telah membunuh 9,4 juta warga di dunia setiap tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang semakin bertambah banyak. Pada tahun 2025 mendatang diperkirakan sekitar 29% warga dunia menderita hipertensi. Persentase penderita hipertensi saat ini paling banyak terdapat di negara berkembang. Data Global Status Report on Noncomunicable Diseases 2010 dari WHO menyebutkan bahwa 40% penderita hipertensi berada di negara berkembang, sedangkan (1, 2) di negara maju penderita hipertensi hanya 35%. Untuk kawasan Asia, penyakit ini telah membunuh 1,5 juta orang setiap tahunnya. Hal ini menandakan satu dari tiga orang menderita tekanan darah tinggi. (3) Sesuai dengan data RISKESDAS 2013, hipertensi di Indonesia merupakan masalah kesehatan dengan prevalensi yang tinggi yaitu sebesar 25,8%. Hipertensi juga menempati peringkat ke 2 dari 10 penyakit terbanyak pada pasien 1

rawat jalan di rumah sakit di Indonesia dengan prevalensi sebesar 4,67%. (4) Kecenderungan prevalensi hipertensi berdasarkan wawancara pada usia 18 tahun menurut provinsi di Indonesia tahun 2013, Jawa Timur berada pada urutan ke-6. Prevalensi hipertensi di Pulau Jawa adalah 41,9%, tetapi yang terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan/atau riwayat minum obat hanya sebesar 9,5%. Hal ini menandakan bahwa sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat (4, 5) belum terdiagnosis dan belum terjangkau pelayanan kesehatan. Dalam data 10 penyakit terbanyak di Kota Surabaya menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada kejadian hipertensi yaitu pada tahun 2011 dan 2012 berada di peringkat ke-7 dengan masing-masing persentase sebesar 3,3% dan 3,06%. Pada tahun 2013 hipertensi berada pada peringkat ke-2 yaitu sebesar 13,6% dan akan terus meningkat setiap tahunnya. (6) Berdasarkan survei awal yang telah dilakukan di Rumah Sakit Gotong Royong Surabaya, didapatkan data dari rekam medis bahwa hipertensi termasuk dalam sepuluh penyakit terbanyak pada tahun 2015. Pada bulan Januari-Desember 2015 terdapat 1.130 pasien hipertensi yang berobat jalan di Rumah Sakit Gotong Royong Surabaya. (67) 2

Menurut Joint National Commitee on Prevention Detection, Evaluation, and Treatment of High pressure VII, 2003, hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal, yaitu tekanan darah sistolik 140 mmhg dan atau tekanan darah diastolik 90 mmhg. (7) Sejumlah 85-90% hipertensi tidak diketahui penyebabnya atau disebut sebagai hipertensi primer (hipertensi esensial atau idiopatik). Hanya sebagian kecil yang dapat ditetapkan penyebabnya (hipertensi sekunder). Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi dibagi dalam dua kelompok besar yaitu faktor yang melekat atau tidak dapat diubah seperti jenis kelamin, umur, genetik, ras dan faktor yang dapat diubah seperti pendidikan, pola makan, latihan (8, 13) fisik, stres mental, dan lain-lain. Kesehatan dengan modal kepercayaan dan keyakinan pasien serta pengetahuan sangatlah penting, terutama untuk pengobatan secara luas. Biasanya, ketidakpatuhan dan keputusan pasien untuk berhenti pengobatan dan menggunakan obat lain serta obat tradisional timbul dari pengetahuan yang kurang mengenai hipertensi. Kepatuhan yang rendah dikarenakan kurangnya komunikasi antara pasien dengan dokter dan keyakinan pasien bahwa tidak ada alasan bagi mereka untuk tetap memakai 3

pengobatan antihipertensi, berdasarkan persepsi mereka tentang status kesehatan mereka. Pemahaman yang buruk pada pasien hipertensi berdasarkan atas keyakinan pribadi mereka dan kurangnya pengetahuan. (9) Pengetahuan yang baik mengenai hipertensi akan memotivasi pasien untuk berpartisipasi dalam memodifikasi gaya hidup, seperti menurunankan berat badan, mengurangi konsumsi alkohol, olahraga teratur dan peningkatan konsumsi buah dan sayuran. Keyakinan tertentu harus dilihat sebagai maladaptif bila mereka mengabaikan kepatuhan atau memprediksikan kecacatan yang lebih tinggi dan mengurangi kualitas hidup. The Health Belief Model (HBM) menggabungkan perilaku kesehatan preventif, perilaku peran sakit (kepatuhan) dan penggunaan klinik (mengunjungi dokter). Menurut HBM, konsep-konsep ini menjelaskan bagaimana kesiapan masyarakat untuk bertindak. Kepatuhan dianggap sebagai masalah tertentu dalam fokus mengatasi pasien hipertensi. Pasien menentukan apakah pengobatan yang diusulkan ini sejalan dengan apa yang mereka yakini tentang penyakit mereka sebelum memutuskan apakah akan mematuhinya atau tidak. Pasien juga menilai keberhasilan mereka dalam 4

pengobatan dan mungkin tidak melanjutkan jika mereka (10, 11) menganggap pengobatan itu tidak berhasil. Berdasarkan data yang diuraikan diatas peneliti tertarik untuk meneliti mengenai tingkat pengetahuan tentang hipertensi pada pasien hipertensi di unit rawat jalan Rumah Sakit Gotong Royong Surabaya. Penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran yang lebih luas bagi pelayanan kesehatan dalam menangani pasien hipertensi seperti memberi penjelasan dan edukasi yang tepat pada pasien hipertensi. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana tingkat pengetahuan tentang hipertensi pada pasien hipertensi di unit rawat jalan Rumah Sakit Gotong Royong Surabaya? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui tingkat pengetahuan tentang hipertensi pada pasien hipertensi di unit rawat jalan Rumah Sakit Gotong Royong Surabaya sehingga dapat dilakukan pelayanan dan edukasi yang tepat untuk menghindari komplikasi hipertensi. 1.3.2 Tujuan Khusus Mengetahui tingkat pengetahuan pasien mengenai: 5

1. Pengertian hipertensi pada pasien hipertensi di poli rawat jalan Rumah Sakit Gotong Royong Surabaya. 2. Gejala hipertensi. 3. Penyebab hipertensi. 4. Faktor resiko yang menyebabkan terjadinya hipertensi. 5. Pencegahan yang dilakukan untuk menghindari terjadinya hipertensi. 6. Pengobatan yang didapat pada pasien hipertensi. 7. Komplikasi yang dapat terjadi pada pasien hipertensi. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Masyarakat Menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas kepada seluruh masyarakat mengenai penyakit hipertensi dan komplikasi dari hipertensi. 1.4.2 Rumah Sakit Gotong Royong Surabaya Memberikan informasi dan masukan tentang tingkat pengetahuan pasien penderita hipertensi di rawat jalan Rumah Sakit Gotong Royong Surabaya tentang penyakitnya dan diharapkan dapat memberikan peningkatan terhadap kualitas pelayanan khususnya 6

pada pemberian edukasi dalam tingkat pengetahuan mengenai hipertensi. 1.4.3 Responden Penelitian Menambah wawasan dan pengetahuan responden penelitian mengenai penyakit hipertensi. 1.4.4 Peneliti Menerapkan dan memanfaatkan ilmu yang didapat selama pendidikan dan menambah pengetahuan serta pengalaman. 7