BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kematian ibu dan bayi di Indonesia yang masih tinggi

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL DENGAN BERAT BAYI LAHIR DI RS PERMATA BUNDA KAB.GROBOGAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Angka kematian bayi (AKB) merupakan salah satu indikator untuk

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dalam tujuan pembangunan Millenium Development Goals

BAB I PENDAHULUAN. hingga kelahiran dan pertumbuhan bayi selanjutnya. (Depkes RI, 2009)

BAB I PENDAHULUAN Dari hasil survei yang telah dilakukan, AKI telah menunjukan

BAB I PENDAHULUAN. awal minggu gestasi ke-20 sampai akhir minggu gestasi ke-37 (Varney,

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui derajat kesehatan disuatu negara seluruh dunia. AKB di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konsepsi, fertilisasi, nidasi, dan implantasi. Selama masa kehamilan, gizi ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) tahun

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN BAYI LAHIR. Nofi Yuliyati & Novita Nurhidayati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali

BAB I. sel darah normal pada kehamilan. (Varney,2007,p.623) sampai 89% dengan menetapkan kadar Hb 11gr% sebagai dasarnya.

BAB I PENDAHULUAN. panjang badan 50 cm (Pudjiadi, 2003). Menurut Depkes RI (2005), menyatakan salah satu faktor baik sebelum dan saat hamil yang

BAB Ι PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang terjadi pada setiap

BAB I PENDAHULUAN. untuk melaksanakan 8 (delapan) tujuan pembangunan, yang salah satunya

BAB 1 PENDAHULUAN. Upaya untuk memperbaiki kesehatan ibu, bayi baru lahir, dan anak telah

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kontribusi penting dalam Millenium Development Goals (MDGs)

BAB I PENDAHULUAN. hidup, dan Singapura 6 per kelahiran hidup. 1 Berdasarkan SDKI. tetapi penurunan tersebut masih sangat lambat.

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan adalah suatu proses fisiologi yang terjadi hampir pada setiap

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health. melahirkan dan nifas masih merupakan masalah besar yang terjadi di

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

BAB I PENDAHULUAN. berkeadilan. Dimana penduduk hidup dalam lingkungan dan perilaku yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. anemia masih tinggi, dibuktikan dengan data World Health Organization

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB). AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan

Hubungan Antara Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di RS Pendidikan Panembahan Senopati Bantul

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. dibawah 11 gr% (Saifuddin, 2001), sedangkan menurut Royston (1993) anemia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Ibu di negara ASEAN lainnya. Angka Kematian Ibu diketahui dari jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting. dalam menentukan derajat kesehatan masyatakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kabupaten Bonebolango dengan batas-batas sebagai berikut:

PENILAIAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN PENGUKURAN LILA DI PUSKESMAS KALAMPANGAN, KOTA PALANGKA RAYA

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru. pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pada ibu hamil disebut potensial danger to mother and child (potensial

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. masih tingginya angka kematian bayi. Hal ini sesuai dengan target Millenium

BAB 1 PENDAHULUAN. dan atau perkembangan fisik dan mental anak. Seseorang yang sejak didalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mortalitas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah kelahiran hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi AKB

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Indikator suatu

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah gizi menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012 dari laporan Kota/Kabupaten

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016) Berdasarkan laporan Countdown bahwa setiap dua menit, disuatu

BAB I PENDAHULUAN. antara gram), dan berat badan lebih (berat lahir 4000 gram). Sejak

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang menerangkan derajat kesehatan didalam suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa ibu hamil dengan status gizi kurang dapat melahirkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita sangatlah penting,

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Aribul Maftuhah

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa menjadi indikator keberhasilan pembangunan pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi vitamin A, dan defisiensi yodium (Depkes RI, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR (STUDI DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEYER DAN PUSKESMAS TOROH TAHUN 2011)

BAB 1 PENDAHULUAN. kapasitas/kemampuan atau produktifitas kerja. Penyebab paling umum dari anemia

KONSELING GIZI IBU HAMIL OLEH TENAGA KESEHATAN (BIDAN, PETUGAS GIZI) TERHADAP KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS JOGONALAN I

BAB I PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (Maternity Mortality Rate) sampai pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010),

BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan

I. PENDAHULUAN. terpenting dalam pertumbuhan anak dimasa datang (Rodhi, 2011) World Health Organization (WHO) 2008, telah membagi umur kehamilan

93 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi menimbulkan masalah pembangunan di masa yang akan

BAB I PENDAHULUAN. akibat dari berbagai perubahan anatomik serta fisiologik yang terjadi dalam

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

STATUS GIZI IBU HAMIL SERTA PENGARUHNYA TERHADAP BAYI YANG DILAHIRKAN

BAB I PENDAHULUAN. vitamin B12, yang kesemuanya berasal pada asupan yang tidak adekuat. Dari

BAB I PENDAHULUAN. dan Afrika. Menurut World Health Organization (dalam Briawan, 2013), anemia

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang lainnya. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah

BAB I PENDAHULUAN. tahun Konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. rahim ibu. Lamanya hamil adalah 280 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir

BAB I PENDAHULUAN. sengaja maupun tidak sengaja (Pudiastuti, 2011). Berbagai bentuk. penyimpangan perilaku seksual remaja cenderung mengalami

BAB I PENDAHULUAN. emosional yang sangat besar bagi setiap wanita (Rusli, 2011). Kehamilan dan

Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan (Journal of Midwifery Science and Health)

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupannya. Angka statistik yang tinggi ini meminta perhatian untuk

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KADAR HB IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN SENEN TAHUN Nur Romdhona Putri Nabella.

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan pada 2007 sebesar 228 per kelahiran hidup. Kenyataan

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam rahim (uterus) mulai dari konsepsi saat bertemunya sel telur

BAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang

BAB I PENDAHULUAN. 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 359 per

KEJADIAN KEK DAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KALONGAN KABUPATEN SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

BAB I PENDAHULUAN. PBB termasuk Indonesia sepakat untuk menghadapi Deklarasi Millenium

BAB I PENDAHULUAN. penentu status kesejahteraan negara. Hal tersebut dikarenakan Angka Kematian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kematian ibu dan bayi di Indonesia yang masih tinggi merupakan fokus utama pemecahan masalah kesehatan di Indonesia. Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia pada tahun 2007, menyebutkan bahwa AKI untuk 5 tahun sebelum survei 2003 2007 sebesar 228 / 100.000 KH. Angka ini lebih rendah dibandingkan AKI hasil SDKI tahun 2002 2003 yang mencapai 307 / 100.000 KH (DKK Provinsi Jateng, 2009, p.157). Untuk mencapai sasaran Millenium Develpment Goals (MDGs), yaitu Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 102 /100.000 KH dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 26 per 1.000 KH pada tahun 2015, perlu upaya percepatan yang lebih besar dan kerja keras karena kondisi saat ini, AKI 307 per 100.000 KH dan AKB 35 per 1.000 KH. AKB dapat disebabkan dari berat bayi lahir tidak normal. (Depkes RI, 2009 ) Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) kejadian berat bayi tidak normal tahun 2007 12,8%. Jumlah bayi berat badan lahir kurang normal di provinsi Jawa Tengah tahun 2008 11.865 (2, 08%), meningkat pada tahun 2009 sebesar 16.303 (2,81%). Jumlah kelahiran di Kab.Grobogan pada tahun 2009 sebesar 24,007 meningkat pada tahun 2010

jumlah kelahiran sebesar 24,771. AKB di Kab. Grobogan pada tahun 2009 sebesar 7,78 penyulit BBLR sebesar 80, asfiksia 26, tetanus 1, laktasi 1 dan lain lain 79 meningkat pada tahun 2010 AKB sebesar 8,43 penyulit BBLR sebesar 92, asfiksia 31, laktasi 1 dan lain lain 85. Angka berat bayi lahir kurang normal di Kab.Grobogan tahun 2009 sebesar 627 (2,6 %) meningkat pada tahun 2010 sebesar 629 (2,9 %). Menurut Sri Kardjati (1985, p.21) dalam Setianingrum (2005) Salah satu faktor langsung yang mempengaruhi berat bayi lahir adalah kadar hemoglobin ibu saat hamil. Hemoglobin adalah parameter yang digunakan secara luas untuk menetapkan prevalensi anemia (Supariasa, 2002, p.149). Bila kadar Hb ibu hamil <11 gr % maka kadar hemoglobin ibu hamil tersebut dikatakan tidak normal/anemia (proverawati, 2009, p.76). di Indonesia umumnya kadar hb yang kurang disebabkan oleh kekurangan zat besi. Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan janin baik sel maupun tubuh maupun sel otak. Kadar hb yang tidak normal dapat mengakibatkan kematian janin dalan kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, kadar hb tidak normal pada bayi yang dilahirkan, hal ini menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan kematian perinatal secara bermakna lebih tinggi. Pada ibu hamil yanga kadar hemoglobinya tidak normal dapat meningkatkan resiko morbiditas maupun mortalitas ibu dan bayi kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan premature juga lebih besar ( kristyanasari, 2010, p. 67)

Berat bayi lahir dapat dipengaruhi oleh kadar hemoglobin saat hamil. Penelitian Setianingrum (2005) menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kadar hemoglobin ibu hamil berat bayi lahir dan tingkat keeratan atau kekuatan hubungan lemah, yang dibuktikan nilai dan p value =0,019 ( p< 0,05) dan nilai r = 0,36. Data RS Permata Bunda Kab.Grobogan selama bulan april tahun 2011 terdapat 96 kelahiran dan dari 96 kelahiran tersebut terdapat 19 bayi yang meninggal penyulit BBLR 15, asfiksia 2, tetanus 1, dan lain lain 1. Data BBLR sebesar 28 (29,1%) penyebab anemi sebesar 19 (73,07%) dan terdapat berat bayi lebih sebesar 2 (2,08 %) kadar hemoglobin >11. Angka tersebut sangat signifikan untuk dijadikan mencari penyebab berat bayi lahir. Penelitian berat bayi lahir dihubungkan kadar hemoglobin ibu hamil, karena bertambahnya darah dalam kehamilan dimulai sejak usia kehamilan dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu (Proverawati & Siti Asfuah, 2009, p.76). Rumah sakit permata bunda merupakan salah satu rumah sakit rujukan yang ada di kabupaten grobogan. Menurut profil kesehatan RS Permata Bunda tahun 2009 upaya untuk menurunkan berat badan tidak normal antara lain : meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama kurun kehamilan dan dimulai sejak umur kehamilan muda, ibu hamil yang diduga beresiko, terutama faktor yang mengarah melahirkan melahirkan bayi BBLR harus cepat dilaporkan, dipantau dan dirujuk pada pelayanan kesehatan yang lebih mampu, Pemanfaatan KIE pada ibu hamil antara lain

penyuluhan tentang kebutuhan gizi ibu hamil, pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, resiko dari paritas yang tinggi, tanda tanda bahaya selama kehamilan dan perawatan diri selama kehamilan agar mereka dapat menjaga kesehatanya dan janin yang dikandung baik, hendaknya ibu dapat merencanakan persalinanya pada kurun umur reproduksi sehat (20 34), perlu dukungan sektor lain yang terkait untuk turut dalam meningkatkan akses terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal dan status gizi ibu selama hamil. Berdasarkan uraian di atas dan dari hasil pengamatan sementara, masih ditemukan kejadian kadar hemoglobin tidak normal pada ibu hamil serta Bayi Berat Lahir tidak normal, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut sejauh mana pengaruh kadar hemoglobin ibu hamil terhadap berat bayi lahir. B. Rumusan Masalah Berat bayi lahir di pengaruhi oleh banyak faktor salah satunya adalah kadar hemoglobin, kadar hemoglobin ibu hamil yang rendah dapat menyebabkan berat bayi lahir tidak normal yang dapat menyebabkan kematian, sehingga rumusan masalah pada penelitian ini adalah : Adakah pengaruh kadar hemoglobin ibu hamil terhadap berat bayi lahir di RS Permata Bunda Kab.Grobogan.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk menganalisis pengaruh kadar hemoglobin ibu hamil terhadap berat bayi lahir di RS Permata Bunda Kab.Grobogan 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengidentifikasi kadar hemoglobin ibu hamil di RS Permata Bunda Kab.Grobogan b. Untuk mengidentifikasi berat bayi lahir di RS Permata Bunda Kab.Grobogan c. Untuk menganalisis pengaruh kadar hemoglobin pada ibu hamil terhadap berat bayi lahir di RS Permata Bunda Kab.Grobogan. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan untuk berbagai pihak: 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi tentang pengaruh kadar hemoglobin ibu hamil terhadap berat bayi lahir 2. Manfaat Praktis a. Manfaat bagi peneliti Dapat mengetahui pengaruh kadar hemoglobin ibu hamil terhadap berat bayi lahir b. Manfaat bagi institusi pendidikan

Untuk mendapatkan perbendaharaan perpustakaan/referensi bagi Akademi Kebidanan Universitas Muhammadiyah Semarang mengenai pengaruh kadar hemoglobin ibu hamil terhadap berat bayi lahir c. Manfaat bagi Ibu hamil Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi pada ibu hamil untuk meningkatkan gizi agar tidak terjadi kadar hemoglobin yang rendah pada saat hamil agar tidak membahayakan dirinya dan kandunganya d. Manfaat bagi tempat penelitian RS Permata Bunda Kab.Grobogan dapat mengetahui pengaruh kadar hemoglobin ibu hamil terhadap berat bayi lahir di wilayah setempat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada tempat penelitian untuk lebih meningkatkan pengawasan terhadap kesehatan ibu hamil terutama masalah anemia dan kejadian berat bayi tidak normal e. Manfaat bagi pemerintah Khususnya Dinas Kesehatan dan Sosial (DKS) hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian dalam menentukan kebijakan dan langkah-langkah dan upaya penanggulangan kadar hemoglobin yang tidak normal dan berat bayi lahir tidak normal.

E. Keaslian Penelitian 1. Penelitian Sebelumnya Tabel 1.1 penelitian sebelumnya No Judul, nama Tahun Sasaran Variabel Metode Hasil 1 Hubungan kenaikan berat badan ibu selama hamil berat badan bayi baru lahir di BPS SW semarang (Susilowati, 2010). 2 Hubungan status gizi ibu hamil kejadian BBLR di Puskesmas Bangetayu Semarang tahun 2010 (Ira Putmasari, 2010) Analisa faktor resiko kejadian BBLR di Kota Kendari Tahun 2007 oleh Harianti Lestari, menghubu ngkan seks janin, jumlah Sasaran, semua ibu hamil I (G1) &2 (G2) populasi sebesar 40 orang. ibu hamil yang melahirkan bayi yang tercatat di Puskesmas bangetayu Kota Semarang pada bulan Januari 2009 - juni 2010 yaitu sebanyak 41 orang Populasi dalam penelitian ini adalah sampel kasus sebanyak 68 orang bayi yang lahir berat badan <2500 gram dan sebanyak 68 orang peningkatan berat badan ibu selama hamil dan berat badan bayi baru lahir Variabel dalam penelitian ini adalah status gizi ibu hamil dan kejadian BBLR. Variabel dalam penelitian ini adalah seks janin, jumlah rokok, jarak kelahiran, ANC, ibu hamil anemia dan bayi berat lahir rendah Jenis penelitia n adalah, analitik rancanga n cross sectional antara faktor resiko/pa paran efek Penelitia n ini menggun akan korelasi menggun akan pendekatan Jenis retrospek tif Metode penelitia n ini adalah observasi onal studi kasus kelola teknik analisa uji statistik chi square p value = 0,003, < 0,05, ada hubungan antara kenaikan BB ibu selama hamil BBLR Hasil penelitian uji fisher exact p value = 0,490 > 0,05 menunjukan tidak ada hubungan antara status gizi ibu hamil kejadian BBLR. Nilai korelasi Phi Contingency Coefficient sebesar 0,210 Hasil penelitian menunjukan hubungan antara seks janin kejadian BBLR, OR = 2,374 (95% CI; 1,178-4,783), ibu ANC tidak teratur beresiko 4,846 (CI; 2, 323 10, 108) melahirkan BBLR. Jumlah rokok yang diisap suami beresiko 9, 322 (95

rokok yang diisap suami, jarak kelahiran <2 tahun, ibu ANC tidak teratur dan ibu hamil anemia terhadap pengaruh BBLR. berat bayi lahir >2500 gram sebagai kelompok control % CI;3, 692-23, 538) melahirkan BBLR. Ibu paritas 1/>3 beresiko 1, 622 (95% CI; 0, 818 3, 217). Jarak kelahiran <2 beresiko bagi melahirkan BBLR sebesar 2,832 (95% CI: 1,018 7,874). LILA <23,5 cm beresiko 5,968 (95% CI; 2,817 12,604)lebih besa melahirkan BBLR.ibu anemia beresiko melahirkan BBLR sebesar 12,035 (95% CI: 5,311 27,274) 2. Penelitian Sekarang Pada penelitian sebelumnya telah dilakukan penelitian tentang berbagai faktor yang mempengaruhi berat bayi lahir meliputi: kenaikan BB ibu selama hamil, status gizi ibu hamil dan faktor risiko terhadap BBLR. Pada penelitian ini peneliti melakukan penelitian tentang salah satu faktor yang mempengaruhi berat bayi lahir yang belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya guna melanjutkan dari peneliti sebelumnya yaitu tentang kadar hemoglobin ibu hamil berat bayi lahir.