UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

dokumen-dokumen yang mirip
KARAKTER TANGGUNG JAWAB SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM KELAS XI SMAN 18 SURABAYA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI SMA NEGERI 1 GRESIK

UNESA Journal of Chemical Education Vol. 4, No. 2, pp , May 2015

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 02, pp , May 2014

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 03, pp , September 2014

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 SURABAYA PADA MATERI LAJU REAKSI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2, No. 3, pp September 2013

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.4, No.3. pp , September 2015

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI IPA MAN SUMENEP

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 02, pp , May 2014

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No. 2, pp , May 2015

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 2, pp May 2014

KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI ASAM BASA KELAS XI DI SMAN PLOSO JOMBANG

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No.2, pp , May 2015

Abstrak. Kata-Kata Kunci : Inkuiri, Self-Efficacy, Laju Reaksi. Abstract

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NU GRESIK

Unesa Journal of Chemical Education Vol. 1, No. 2, pp September 2012 ISSN:

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No. 3 pp September 2013

Unesa Journal of Chemical Education Vol. 1, No. 1, pp Mei 2012 ISSN:

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No. 3 pp September 2013

UNESA Journal of Chemical Education Vol 6, No.2 pp , May 2017

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISKUSI KELAS DENGAN STRATEGI BEACH BALL PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT DI SMAN 22 SURABAYA

Rizka Nelia Soviana, Rini dan Erviyenni Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6 No. 1, pp January 2017

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI

Penerapan Mind Mapping pada Pembelajaran Biologi Konsep Sistem Pernapasan Manusia terhadap Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray dalam Pembelajaran Matematika di Kelas VIII SMPN 6 X Koto Singkarak

Ismawati, Maria Erna, dan Miharty Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau

JPTM. Volume 05 Nomor 02 Tahun 2016, 56-61

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS VIIIE DI MTSN SAMPUNG

Unesa Journal of Chemistry Education Vol. 2, No. 2, pp May 2013 ISSN:

ISSN : X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 15 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

Bahrul Ulum dan Rusly Hidayah Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya

KETERAMPILAN BERPENDAPAT SISWA KELAS XI SMA MELALUI PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING PADA MATERI LAJU REAKSI

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

KETERAMPILAN PROSES SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI LAJU REAKSI DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURABAYA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PEMAKNAAN PADA MATERI TITRASI ASAM BASA UNTUK MENGEMBANGKAN KARAKTER SISWA KELAS XI SMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA KELAS XI SMA

PENERAPAN PEMBELAJARAN TSTS DENGAN AKTIFITAS WINDOW SHOPPING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BANGUN RUANG SISI DATAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VIII.2 SMPN 3 BANGKINANG

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 5, No. 2, pp May 2016

memiliki tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah yakni siswa terampil berbahasa. Keterampilan berbahasa diajarkan kepada siswa agar mampu

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN TWO STAY TWO STRAY SISWA KELAS X-AK SMK BHUMI PAHALA PARAKAN TEMANGGUNG

Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project dengan Metode Two Stay Two Stray

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2, No. 2, pp , May 2013

Jln. Kalimantan 37, Jember

*Keperluan korespondensi, HP : ,

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika di FKIP Universitas Mataram.

Unesa Journal of Chemical Education ISSN Vol. 5 No. 3. pp , September 2016

Wirma Niasari *), Susda Heleni, Titi Solfitri **) Keyword : Cooperative Learning, Two Stay Two Stray, Learning Achievement

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

PELATIHAN TANGGUNG JAWAB DAN DISIPLIN SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) MATERI SISTEM KOLOID

Key words: Influence, model of study, cooperative, type of Two Stay Two Stray, handout

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seseorang. Ada beberapa teori belajar salah satunya adalah teori belajar

THE INTEGRATION OF CHARACTER EDUCATION VALUES INTO THE SERVING TECHNIQUE SUBJECT AMONG STUDENTS OF SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

PENGARUH PENERAPAN METODE TWO STAY TWO STRAY (DUA TINGGAL DUA TAMU) TERHADAP PEMAHAMAN FAKULTAS PSIKOLOGI

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 2, pp , May 2014

Surakarta. Keperluan korespondensi, telp: ,

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 5, No.2, pp , May 2016

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No. 2, pp , May 2015

Aprilia Rasidah dan Muchlis Pendidikan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya Hp: ,

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI TERMOKIMIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

Oleh: Lusi Lismayeni Drs.Sakur Dra.Jalinus Pendidikan Matematika, Universitas Riau

BAB I PENDAHULUAN. Pangeran Puger No.23 desa Grobogan kecamatan Grobogan. Dalam

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No.2 pp May 2013

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 6 Bandar

Economic Education Analysis Journal

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI IMPLEMENTASI

PEMBELAJARAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL MELAUI MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY. Oleh Yuhasriati 1 Nanda Diana 2

Dosen Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia. Keperluan korespondensi, HP : ,

Seprotanto Simbolon 1, Sakur 2, Syofni 3 Contact :

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No.2 pp May 2013

SKRIPSI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY-TWO STRAY

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No. 3, pp September 2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISKUSI KELAS STRATEGI BEACH BALL PADA MATERI IKATAN KIMIA UNTUK MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh:

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2, No. 2, pp May 2013

C. Melawati. et. al. JRPK Vol. 4 No. 1 Desember 2014

KONTRIBUSI METODE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Astrid Sutrianing Tria, 2014

PENERAPAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA MATERI REAKSI OKSIDASI REDUKSI DI KELAS X SMA NEGERI 17 SURABAYA

Abstract. Key word : the result of students math, learning cooperative type two stay two guest, change of students behavior.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MATA PELAJARAN PKN SD KOTA TEBING TINGGI

BAB III METODE PENELITIAN. experimental research) yaitu metode eksperimen yang tidak memungkinkan peneliti

Vol 2 No 2 Bulan Desember 2017 Jurnal Silogisme Kajian Ilmu Matematika dan Pembelajarannya

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 025 BAGANSIAPIAPI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 02, pp , May 2014

Anna Revi Nurutami Universitas PGRI Yogyakarta

Transkripsi:

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MELATIHKAN KARAKTER PADA MATERI LAJU REAKSI DI SMAN 1 KREMBUNG SIDOARJO IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING TYPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) TO TRAIN CHARACTER ON REACTION RATE MATERIAL IN SMAN 1 KREMBUNG SIDOARJO Gigih Cahyaning Putri Handaynai dan Dian Novita S-1 Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Surabaya Email: gigihcahyaning@gmail.com Abstrak Penelitian ini untuk mengetahui sintaks model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dan jumlah siswa yang melatihkan karakter pada materi laju reaksi. Pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif yaitu dengan One Group Pretest Posttest Design. Instrumen yang digunakan yaitu lembar pengamatan karakter dan Self Assesment. Penelitian ini dilakukan selama tiga kali pertemuan. Hasil penelitian meliputi (1) Sintaks pembelajaran kooperatif tipe TSTS secara berturut-turut 93,75%, 97,91% dan 100% dalam kriteria sangat baik; (2) Nilai karakter siswa jujur, tanggungjawab dan kerjasama yang mencapai nilai 3 termasuk kategori mulai berkembang dan membudaya secara klasikal yaitu jujur 98,89%, tanggungjawab 86,87% dan kerjasama 96,97%. Kata kunci: Kooperatif TSTS, Jujur, Tanggung jawab, Kerjasama, Laju Reaksi Abstrak This research to know the syntax TSTS cooperative learning model and the number of students who melatihkan character on the reaction rate material. In this study, using a quantitative research that is with one group pretest posttest design. The instruments used are sheets of observation of character and self-assessment. This study was conducted during three meetings. The results of the study include (1) Syntax cooperative learning TSTS respectively 93.75%, 97.91% and 100% in the criteria very well; (2) Value of students honest character, responsibility, and cooperation reached a value 3 category began to grow and be entrenched in the classical style that is honestly 98.89%, 86.87% and the responsibilities of cooperation 96.97%. Keywords: Cooperative TSTS, Honesty, Responsibility, Cooperation, Reaction rate PENDAHULUAN Salah satu sarana untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yaitu meningkatkan mutu pendidikan di setiap jenjang pendidikan yang ada melalui pengembangan kurikulum. Kurikulum 2013 yang merupakan penyempurnaan dari Kurikulum Tingkatan Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam INPRES nomor 1 tahun 2010 yang menjadi dasar pengembangan kurikulum 2013 menyebutkan bahwa Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional : Penyempurnaan kurikulum dan metode pembelajaran aktif berdasarkan nilai-nilai budaya bangsa untuk membentuk daya saing dan karakter bangsa. Selama ini pendidikan karakter baru dilaksanakan pada jenjang taman kanak-kanak, sementara pada jenjang sekolah dasar dan sekolah menengah di Indonesia masih belum optimal dalam menyentuh aspek karakter, meskipun sudah terdapat materi pelajaran Pancasila dan kewarganegaraan [1]. Sistem Kompetensi Lulusan kurikulum 2013 pada domain sikap individu mencakup aspek beriman, berakhlak mulia ( jujur, tanggung jawab, disiplin, peduli, santun ), rasa ingin tahu, estetika, percaya diri dan motivasi internal [2]. Beberapa 30

karakter dasar dapat muncul dan dimunculkan pada saat pembelajaran khususnya pada saat praktikum dan diskusi. Pendidikan karakter bangsa merupakan tanggung jawab beberapa pihak misalnya orang tua, sekolah, masyarakat, dan negara [3]. Pusat Kurikulum Nasional menyatakan bahwa karakter sebagai watak, tabiat, akhlak seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Menekankan pentingnya 3 unsur dalam pendidikan karakter, yaitu unsur pengertian moral, perasaan moral, dan tindakan moral. Ketiga unsur tersebut saling berkaitan dan perlu diperhatikan supaya nilai moral baik tidak tinggal sebagai pengetahuan. Dengan demikian pembangunan karakter sebagai wujud untuk membentuk akhlak dan tingkah laku yang baik, sehingga tingkah laku kita merupakan cerminan akhlak bangsa. Berdasarkan hasil angket di SMAN 1 Krembung Sidoarjo bahwa masih banyak siswa yang merasa belum memiliki karakter yang baik, misalnya pada karakter jujur, tanggung jawab dan kerjasama. Karakter jujur dari hasil angket yang telah disebar yaitu 93,54% menunjukkan bahwa siswa tidak jujur, misalnya menyontek pekerjaan teman, dan mencontek saat ujian yang diberikan oleh guru dengan alasan bahwa ragu dan tidak percaya diri dengan jawaban sendiri. Karakter tanggung jawab, dari hasil angket yang telah disebar memperoleh persentase sejumlah 19,35% mengatakan Ya dan presentase 64,51% menyatakan Kadang-kadang, hal tersebut menunjukkan bahwa siswa masih ada yang tidak bertanggung jawab dalam mengerjakan dan mengumpulkan tugas di kelas maupun tugas rumah yang diberikan oleh guru. Berdasarkan hasil wawancara guru, proses pembelajaran kimia disekolah dengan menerapkan metode pembelajaran diskusi dan juga melaksanakan praktikum. Namun dengan menggunakan metode tersebut siswa merasa bahwa siswa tidak fokus saat diskusi dengan jumlah anggota kelompok yang banyak, sehingga siswa masih belum memahami dengan materi yang disampaikan oleh guru, dan kalimat soal yang menyatakan tingkat kesulitan materi laju reaksi yang sangat sulit 38,7% dan sulit 45,16%. Model pembelajaran kooperatif menggunakan prinsip-prinsip konstruktivisme yang menekankan siswa harus aktif menemukan infromasi, sehingga mereka lebih memahami pengetahuannya sendiri dengan baik. Salah satu tipe model pembelajaran kooperatif adalah tipe TSTS. Model pembelajaran kooperatif tipe TSTS merupakan suatu model pembelajaran dimana siswa belajar memecahkan masalah bersama anggota kelompoknya, dan memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain [4]. Model pembelajaran kooperatif tipe TSTS menuntut siswa untuk bertanggungjawab dalam setiap kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif tipe TSTS ini dapat digunakan untuk melatihkan karakter selama proses pembelajaran berlangsung. Karakter tersebut dapat terlihat pada saat siswa berdiskusi dengan menerapkan model pembelajaran TSTS. Teknik belajar mengajar Two Stay Two Stray yaitu yang pertama siswa bekerja sama dengan teman sekelompok yang beranggotakan 4-5. Kedua, setelah selesai dua orang dari masing-masing kelompok meninggalkan untuk bertamu ke kelompok yang lain. Ketiga, dua orang yang tinggal dalam kelompok menginformasikan hasil kerja mereka ke tamu tersebut. Keempat, tamu mohon diri dan kembali ke kelompok masing-masing dan melaporkan hasil informasi mereka dari kelompok lain [4]. Berdasarkan hal yang telah dipaparkan, akan dilakukan suatu penelitian yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray Untuk Melatihkan Karakter Siswa Pada Materi 31

%P UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: 2252-9454 Laju Reaksi Kelas XI di SMA Negeri 1 Krembung Sidoarjo. Dalam penelitian di atas, untuk memastikan bahwa guru telah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS maka perlu dilakukan observasi keterlaksanaan sintaks pembelajaran yang telah dilaksanakan. Untuk mengetahui apakah siswa telah melatih karakter jujur, tanggung jawab dan kerjasama yang diteliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS, maka perlu diamati karakter siswa yang dilatihkan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS secara langsung. METODE PENELITIAN Subyek penelitian ini yaitu hanya siswa kelas XI MIA 7 di SMA Negeri 1 Krembung Sidoarjo. Pada penelitian ini didapat data tentang karakter jujur, tanggung jawab, kerjasama dan serta keterlaksanaan sintaks pembelajaran selama proses pembelajaran berlangsung. Penelitian ini dengan rancangan One Group Pretest Posttest Design [5]. O 1 X O 2 O 1:nilai pretest O 2:nilai posttest X: perlakuan yang diberikan berupa pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Perangkat pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini adalah silabus, RPP, dan LKS., Instrumen yang digunakan meliputi lembar pengamatan keterlaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray, lembar pengamatan karakter dan Self Assesment. Metode pengumpulan data meliputi metode observasi, metode tes dan metode angket. Metode observasi digunakan untuk mengumpulkan data saat mengamati sintaks model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dan karakter siswa meliputi karakter jujur, tanggung jawab dan kerjasama selama proses pembelajaran berlangsung. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan sintaks model pembelajaran kooperatif tipe TSTS pada materi laju reaksi, dan jumlah siswa yang melatihkan karakter jujur, tanggungjawab serta kerjasama dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS. Adapun data hasil keterlaksanaan pembelajaran kooperatif tipe TSTS dapat dilihat pada gambar 1. 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 1 2 Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 3 4 5 6 Gambar 1. Keterlaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif tipe TSTS Pada gambar tersebut dapat dilihat bahwa keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS diperoleh persentase berturut-turut sebesar 93,75%, 97,97% dan 100% dengan kriteria sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilakukan berjalan dengan sangat baik. Pembelajaran kooperatif mengacu pada metode pengajaran bahwa siswa bekerja bersama dalam kelompok yang saling membantu dalam belajar. Tiga tujuan model pembelajaran kooperatif meliputi prestasi akademik, toleransi penerimaan terhadap keanekaragaman dan keterampilan sosial. Dalam pembelajaran kooperatif tipe TSTS pada keempat dapat dilatihkan 32

karakter kerjasama yang dilakukan pada diskusi pertama saat guru meminta siswa untuk mengerjakan lembar kerja siswa dengan kelompoknya dan saat melakukan praktikum secara bersama-bersama. Karakter tanggungjawab dilatihkan pada saat diskusi yang kedua dimana siswa bertanggungjawab menuliskan informasi yang diperoleh dari kelompok lain dan siswa bertanggugjawab saat praktikum mengembalikan alat dan bahan yang sesuai dengan tata tertib yang berlaku, serta karakter jujur juga dilatihkan pada diskusi yang kedua dimana siswa jujur memberikan informasi kepada anggota yang bertamu ke kelompok tersebut. Setelah siswa selesai melakukan diskusi yang kedua siswa kembali ke kelompok untuk melakukan diskusi yang ketiga dengan membahas bersama-bersama mengenai hasil informasi yang diperoleh. Penilaian karakter meliputi karakter jujur, tanggung jawab dan kerjasama berdasarkan penilaian pengamat dan penilaian diri dapat dilihat pada gambar 2. Gambar 2. Karakter Siswa Oleh Penilaian Pengamat dan Penilaian Diri Dapat dilihat pada gambar 2, karakter yang dilatihkan selama tiga kali pertemuan memperoleh presentase karakter jujur secara berturut-turut sebesar 100%, 100% dan 96,97%. Karakter tanggungjawab pertemuan ke-1 81,82%, pertemuan ke-3 81,82%, dan pertemuan ke-3 96,97%. Karakter kerjasama berturut-turut sebesar 93,94%,100% dan 96,97%. Beberapa latihan untuk membantu siswa berkarakter jujur dapat dilakukan di sekolah misalnya larangan menyontek dalam ulangan di kelas dan ujian, berlatih berkata benar, siswa berlatih bicara terus terang, membuat laporan praktikum secara jujur, apa adanya dan tidak menipu data, siswa jujur dalam tugas atau pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru, dan tidak menggunakan barang orang lain tanpa izin [3]. Dengan dilatihkan karakter jujur diharapkan siswa menjadi seseorang yang dapat membentuk nilai-nilai luhur dan perilaku berkarakter bagi diri siswa sendiri. Tanggung jawab yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan sikap dan perilaku untuk melaksanakan tugas dan kewajiban yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, lingkungan, masyarakat, Negara dan Tuhan Yang Maha Esa [3]. Upaya untuk mengimplementasikan pendidikan karakter perlu dilakukan dengan pendekatan holistis misalnya segala kegiatan di sekolah di atur secara bekerjasama dan kolaborasi antara siswa, guru dan masyarakat, namun yang lebih utama kerjasama siswa [2]. Karakter sebagai nilai-nilai dan sikap hidup yang positif dalam diri seseorang sehingga memengaruhi tingkah laku, cara berpikir dan bertindak yang sebagai tabiat hidupnya. Pendidikan karakter bertujuan untuk membantu agar siswa mengalami, memperoleh dan memiliki karakter kuat yang diinginkan, misalnya karakter jujur maka pendidikan karakter berarti suatu usaha membantu siswa agar nilai kejujuran menjadi miliknya dan bagian hidupnya [6]. PENUTUP Simpulan Berdasarkan rumusan masalah dan pembahasan implementasi pembelajaran kooperatif tipe TSTS dan melatihkan karaker dapat disimpulkan bahwa: 1. Keterlaksanaan pembelajaran kooperatif tipe TSTS untuk melatihkan karakter siswa pada materi laju reaksi 33

telah diperoleh presentase berturutturut sebesar 93,75%, 97,91% dan 100%. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilakukan berjalan dengan sangat baik. 2. Hasil penelitian karakter siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray pada materi laju reaksi yang dilakukan tiga kali pertemuan telah memperoleh nilai 3 yaitu karakter jujur pertemuan ke-1 100%, pertemuan ke-2 100%, dan pertemuan ke-3 96,97%. Karakter tanggungjawab pada pertemuan ke-1 81,82%, pertemuan ke-3 81,82%, dan pertemuan ke-3 96,97%. Karakter kerjasama pertemuan ke-1 93,94%, pertemuan ke-2 100%, dan pertemuan ke-3 96,97%. Saran 1. Saat mengamati karakter satu pengamat telah mengamati 4-5 siswa, sedangkan untuk menilai karakter butuh ketelitian yang akurat. Oleh karena itu untuk peneliti selanjutnya dianjurkan untuk mengurangi jumlah siswa yang diamati untuk mendapatkan hasil yang optimal. 2. Peneliti melakukan penelitian untuk melatihkan karakter siswa selama tiga kali pertemuan dengan karakter yang telah membudaya. Untuk mempertahankan karakter siswa, diharapkan untuk peneliti lain saat melatihkan karakter dengan jangka waktu yang lebih lama agar dapat mempertahankan karakter siswa yang telah terbentuk. DAFTAR PUSTAKA 1. Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan Karakter Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2. Depdiknas. 2013. Bahan Uji Publik Kurikulum 2013. (online), http://kurikulum2013.kemendikbud.go.id, (diakses tanggal 3 Maret 2016). 3. Suparno, Paul. 2015. Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta: PT Kanisius. 4. Lie, Anita. 2008. Cooperative Learning. Jakarta: PT. Grasindo 5. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R and D. Bandung: Alfabeta 6. Zuchdi. 2009. Pendidikan Karakter. Jogjakarta: UNY Press 34