ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI KOTA-KOTA PROVINSI JAWA TENGAH

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. hasil dari uji heterokedastisitas tersebut menggunakan uji Park. Kriteria

Oleh: FITRI KHOIRULANA B

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah dipahami. Apabila

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN DI JAWA TENGAH TAHUN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan seluruh kegiatan dengan dukungan masyarakat yang. berperan di berbagai sektor yang bertujuan untuk meratakan serta

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini dilakukan analisis model Fixed Effect dan pengujian

BAB 5 PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Ringkasan Hasil Regresi

Lampiran 1. Data Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. World Bank dalam Whisnu, 2004), salah satu sebab terjadinya kemiskinan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Trend Kesenjangann Ekonomi Antar Wilayah di Provinsi Jawa Tengah

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. provinsi. Dalam satu karesidenan terdiri dari beberapa kapupaten atau kota.

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan

Oleh: MELIANASARI B

Abstrak. Abstract. Pendahuluan

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I. Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Oleh: HANDY NUGRAHA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TENAGA KERJA DI JAWA TENGAH TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor. pembangunan suatu negara (Maharani dan Sri, 2014).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengenai situasi dan kondisi latar penelitian. Menurut Arikunto (1989),

ANALISIS DETERMINAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan merangsang proses produksi barang. maupun jasa dalam kegiatan masyarakat (Arta, 2013).

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasarkan status sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusiinstitusi

BAB III METODE PENELITIAN. kabupaten/kota di provinsi Jawa Tengah yang terdiri dari : 1. Kab. Banjarnegara 13. Kab. Demak 25. Kab.

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

EFEK PENINGKATAN UPAH MINIMUM TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatan pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) di tingkat

BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Data Penelitian No Kabupaten Y X1 X2 X3 1 Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab.

PROVINSI JAWA TENGAH. Data Agregat per K b t /K t

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. tergolong dalam kategori angkatan kerja tidak memiliki pekerjaan dan. daerah mengalami pertumbuhan ataupun kemunduran.

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Dalam proses pembangunan ekonomi, manusia berperan cukup penting

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIMPANGAN PENDAPATAN DI SULAWESI (TAHUN )

1. REKAP DATA REALISASI APBD DAN (PDRB) PROVINSI JAWA TENGAH. TAHUN 2011 (dalam jutaan rupiah)

I. PENDAHULUAN. cepat, sementara beberapa daerah lain mengalami pertumbuhan yang lambat.

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang semakin sejahtera, makmur dan berkeadilan. Pembangunan

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2011: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,93 PERSEN

KETIMPANGAN PEREKONOMIAN DI PROVINSI BENGKULU DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (TAHUN )

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menganalisis pengaruh UMK (Upah Minimum Kabupaten), TPT

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA DI EKS KARESIDENAN SURAKARTA TAHUN

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita, atau yang biasa disebut pertumbuhan ekonomi. Indikator

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menurut Todaro (2006), ketimpangan dan memberantas kemiskinan untuk mencapai kehidupan yang

BAB III METODE PENELITIAN. mengemukakan definisi metode penelitian sebagai berikut: mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

METODOLOGI PENELITIAN

ANALAISIS PENGARUH PDRB, UMK, DAN PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP JUMLAH PENGANGGURAN TERDIDIK DI D.I YOGYAKARTA. Febriana Nur Rahmawati

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi tugas dan syarat guna memperoleh gelar. Sarjana Ekonomi dan Bisnis Jurusan Ekonomi Pembangunan

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan kekhasan daerah

ANALISIS DETERMINAN KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA: ANALISA EMPIRIS PENDEKATAN DATA PANEL TERHADAP

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan. Disusun Oleh:

BAB 1 PENDAHULUAN. dan Jusuf Kalla, Indonesia mempunyai strategi pembangunan yang

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2018 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KONDISI UMUM PROVINSI JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. industri kecil di Jawa Tengah yang terdiri dari dua puluh sembilan kabupatendan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Bangsa dan Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pengorbanannya tenaga kerja berhak mendapatkan balas jasa dari perusahaann

BAB I PENDAHULUAN. turun, ditambah lagi naiknya harga benih, pupuk, pestisida dan obat-obatan

BAB I PENDAHULUAN. sampai ada kesenjangan antar daerah yang disebabkan tidak meratanya

TABEL 4.1. TINGKAT KONSUMSI PANGAN NASIONAL BERDASARKAN POLA PANGAN HARAPAN

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SURAKARTA TAHUN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

STUDI FAKTOR PENENTU JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dasar hidup sehari-hari. Padahal sebenarnya, kemiskinan adalah masalah yang

Disusun oleh : ANTON HERMAWAN B

BAB III METODE PENELITIAN. kepada pemerintah pusat. Penulis melakukan pengambilan data

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas

ANALISIS KONSENTRASI WILAYAH TUJUAN INVESTASI JAWA TENGAH DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA TAHUN

TABEL 2.1. ESTIMASI KETERSEDIAAN PANGAN JAWA TENGAH 2013 ASEM _2012

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. (Khusaini 2006; Hadi 2009). Perubahan sistem ini juga dikenal dengan nama

KEGIATAN PADA BIDANG REHABILITASI SOSIAL TAHUN 2017 DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH

III. METODOLOGI PENELITIAN

DIPONEGORO JOURNAL OF ECONOMICS Volume 2 Nomor 4, Tahun 2013, Halaman 1 ISSN (Online):

I. PENDAHULUAN. Tahun Budidaya Laut Tambak Kolam Mina Padi

GUBERNUR JAWA TENGAH

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

Transkripsi:

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2015 Disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar strata I pada Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Oleh : Roni Riswanto B300130171 PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2015 ABSTRAK Pengangguran merupakan salah satu permasalahan perekonomian yang kompleks dan multidimensional. Olah karenanya perlu dicari solusi untuk mengatasi masalah pengangguran tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi atau PDRB, jumlah penduduk, upah minimum kota dan inflasi terhadap tingkat pengangguran di Provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data panel, data yang digunakan berupa time series (tahun 2013-2015) dan cross section. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan jurnal sebagai pendukung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Random Effect Model (REM) adalah model yang paling tepat. Berdasarkan uji F variabel pertumbuhan ekonomi, jumlah penduduk, upah minimum kota dan inflasi secara silmutan atau bersama-sama berpengaruh terhadap tingkat pengangguran. Berdasarkan uji validitas pengaruh atau uji t, terlihat bahwa variabel yang memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat pengangguran di Provinsi Jawa Tengah 2013-2015 adalah pertumbuhan ekonomi dan upah minimum kerja, sedangkan variabel jumlah penduduk dan inflasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengangguran di Provinsi Jawa Tengah. Kata kunci: Pertumbuhan ekonomi, jumlah penduduk, upah minimum kota, inflasi dan tingkat pengangguran ABSTRACT Unemployment is one of the problems of the economy are complex and multidimensional. Therefore necessary to find solutions to solve the unemployment problem. This study aims to determine how the effect of economic growth or the GDP, total population, the city minimum wage and inflation to unemployment rite in Central Java province. This research is a quantitative research using panel data, the data used in the form of time series (2013-2015) and cross section. The data used in this research is secondary data obtained from the Central Statistics Agency (BPS) and the journal as a supporter. The results of this study indicate that the Random Effect Model (REM) is the most appropriate model. Based on the F test economic gworth variables, population, city minimum wage and inflation in silmutan or together affect the unemployment rate. Based on the validity test of influence or T test, it can be seen that the variables that have significant influence on unemployment rate in Central Java Provinci 2013-2015 are economic growth and minimum wage of work, while the population and inflation variable do not have a significant influence on unemployment rate in Java Provinci Central. Keywords: Economic gworth, total population, the city minimum wage, inflation and unemployment rate 1

1. PENDAHULUAN Pembangunan ekonomi merupakan proses multidimensional yang melibatkan bermacam-macam perubahan mendasar dalam struktur sosial, sikap masyarakat dan lembaga nasional seperti halnya percepatan pertumbuhan, pengurangan ketimpangan, dan penanggulangan kemiskinan. Keberhasilan suatu negara dapat diukur dengan seberapa besarnya kesejahteraan masyarakat dan rendahnya kemiskinan yang terjadi di negara tersebut (Todaro, 2011). Menurut (Sukirno, 2006) pengangguran merupakan masalah ekonomi dan sosial yang harus diatasi. Pengangguran adalah suatu keadaan di mana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Tujuan utama dari pembangunan ekonomi adalah mampu menciptakan pertumbuhan dan peningkatan sumber daya manusia, dimana secara potensial Provinsi Jawa Tengah mempunyai kemampuan sumber daya manusia yang cukup banyak untuk dikembangkan kemudian dilain pihak dihadapkan berbagai kedala khususnya dibidang ketenagakerjaan, seperti perkembangan jumlah angkatan kerja yang pesat namun tidak diikuti tersedianya lapangan pekerjaan yang cukup. Persentase tingkat pengangguran di Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2015, dalam tabel diatas presentase tingkat pengangguran rata-rata mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2013 tingkat penganggguran di Provinsi Jawa Tengah sebesar 6,01%, di tahun 2014 tingkat pengangguran di Provinsi Jawa Tengah sebesar 5,69% dan tahun 2015 tingkat penganguran di Provinsi Jawa Tengah tercatat sebesar 4,99%, dan tidak berubah sampai akhir pengamatan tingkat pengangguran di Provinsi Jawa Tengah masih terdapat 4,99% dari total penduduk Jawa Tengah (BPS Provinsi Jawa Tengah, 2016). Berdasarkan Badan Pusat Statistik di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2015 masih terdapat 4,99 % tingkat pengangguran di Provinsi Jawa Tengah. Setiap negara menginginkan agar kesejahteraan meningkat dengan cepat dan masalah pengangguran dapat dikurangi dan diatasi. Pertumbuhan 2

ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka panjang. Menurut (Sukirno, 2004) tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu negara diukur dari perkembangan pendapatan nasional riil yang dicapai suatu negara. Tingkat inflasi juga menjadi penentu dari tingkat pengangguran. Inflasi yang tinggi akan mendorong produsen melakukan efisiensi terhadap industrinya, seperti merasionalisasi tenaga kerja dan restrukturisasi atau melakukan perampingan organisasi perusahaannya yang berakibat semakin bertambahnya jumlah pengangguran. Penawaran tenaga kerja kian bertambah sedangkan permintaan terhadap tenaga kerja kian berkurang. Tenaga kerja yang menganggur atau terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terpaksa harus mau menerima upah atau gaji yang rendah yang tidak jarang pula lebih rendah nilainya dari pada harga barang-barang kebutuhan hidup sehari-hari mereka (Khalwaty, 2000). Pada prinsipnya tidak semua inflasi berdampak negatif pada perekonomian. Terutama jika inflasi dibawah 10%. Inflasi ringan justru dapat mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi. Hal ini karena inflasi mampu memberi semangat pada pengusaha, untuk lebih meningkatkan produksinya. Selain itu, peningkatan produksi akan memberikan dampak yang positif lain, yaitu tersedia lapangan kerja. Inflasi akan berdampak negatif jika nilainya melebihi 10% (Mankiw, N.G, 2003). Begitu pula dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang berada di Provinsi Jawa Tengah, presentasi tingkat rata rata pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah mengalami kestabilan dengan tingkat pertumbuhan pada tahun 2013 sebesar 5,45%, selanjutnya pada tingkat pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 4,81%, presentase tingkat pertumbuhan ekonomi yang terakhir di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2015 sebesar 5,66%. Dapat disimpulkan bahwa laju tingkat pertumbuhan di Provinsi Jawa Tengah mengalami penurunan yang signifikan pada tahun 2014 yaitu sebesar 4,81%. 3

Oleh sebab itu perlu dikaji lebih lanjut apakah tingkat pengangguran di Provinsi Jawa Tengah dipengaruhi oleh faktor yang di jelaskan pada teori diatas, maka penulis memberi judul pada penelitian ini : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2015 2. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Dengan data sekunder sebagai alat sumber datanya. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari Badan Puat Statistik (BPS) Kapupaten/Provinsi Jawa Tengah, data yang digunakan dala penelitian ini adalah data Tingkat Pengangguran, Pertumbuhan Ekonomi, Jumlah Penduduk (POP), Upah Minimum Kapupaten (UMK), dan Inflasi Provinsi jawa Tengah dalam runtut waktu 2013-2015. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Jawa Tengah yang terletak diantara108 30 hingga 111 30 Bujur Timur, dan 8 30 hingga 5 40 Lintang Selatan. dengan wilayah seluas mencapai 34.864 km². Secara administratif Provinsi Jawa Tengah terbagi ke dalam empat badan koordinasi wilayah (Bakorwil), 29 Kabupaten, 6 kota, dan 573 Kecamatan dengan 8.576 Desa/Kelurahan. Metode Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan alat regresi data panel. Data panel merupakan gabungan data deret waktu (time series) dengan cros section). 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Estimasi Regresi Data Panel Tabel 1. Hasil Regresi Data Panel Cross Section Variabel Koefisien Model PLS FEM REM C 14.72207 9.545774 9.499629 PE -0.846156 0.280829 0.272039 POP 1.67E-06 8.19E-07 9.17E-07 UMK -1.87E-06-2.53E-06-2.53E-06 INF -0.128180-0.012340-0.012918 4

0.035621 0.991701 0.256620 Adj. -0.002954 0.986923 0.226885 F-statistik 0.923419 207.5556 8.630169 Prob F-Statistik 0.453519 0.000000 0.000005 Sumber: BPS diolah 3.2 Uji Pemilihan Model Data Panel Tabel 2. Hasil Estimasi Data Panel Dengan Uji Chow Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 223.641600 (34,66) 0.0000 Cross-section Chi-square 499.316260 34 0.0000 Sumber : BPS diolah Ho Uji Chow adalah model Pooled Ordinary Least Square, Ha Uji Chow adalah model fixed effect model. Dari Tabel 2 terlihat nilai p-value atau probabilitas F test sebesar 0.0000 < 0.01 dan Chi-Square sebesar 0.0000 < 0.01. Kesimpulan ditolak, maka model mengikuti Fixed Effect Methode (FEM). Tabel 3. Hasil Estimasi Data Panel Dengan Uji Hausman Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob. Cross-section random 5.171830 4 0.2701 Sumber: BPS diolah Ho Uji Hausman adalah model Random Effect Model, Ha Uji Hausman adalah model Fixed Effect Model. Dari Tabel 4.4 terlihat nilai p- value atau probabilitas dari Chi-Square statistik atau Cross Section random sebesar 0.2701 < 0.10. Kesimpulan diterima, maka model mengikuti Random Effect Method (REM). 5

Tabel 4. Model Estimasi Random Effect Methode (REM) = 9.499629 + 0.272039 + 9.17E-07 2.53E-06 0.012918 (0.0191)** (0.2052) (0.0004)* (0.7413) R2 = 0.256620; DW-Stat = 1.991587; F-Stat = 8.630169; Sig. F-Stat = 0.000005 Keterangan: * Signifikan pada = 0,01; ** Signifikan pada = 0,05; *** Signifikan pada = 0,10 Angka dalam kurung adalah probabilitas nilai t-statistik. Tabel 5. Efek dan Konstanta Cross Section No Daerah Efek Konstanta 1 Cilacap -2.458169 7.04146 2 Banyumas -4.479726 5.01990 3 Purbalingga -4.139474 5.36015 4 Banjarnegara -4.865953 4.63367 5 Kebumen -5.642307 3.85732 6 Purworejo -4.168106 5.33152 7 Wonosobo -3.578132 5.92149 8 Magelang -2.948606 6.55102 9 Boyolali -4.984037 4.51559 10 Klaten -4.181658 5.31797 11 Sukoharjo -3.798500 570112 12 Wonogiri -5.823429 3.67620 13 Karanganyar -5.324103 4.17552 14 Sragen -3.997654 5.50197 15 Grobogan 5.674729 15.17435 16 Blora 4.968065 14.46769 17 Rembang 10.82912 20.32874 18 Pati 3.171832 12,67146 19 Kudus -0.281539 9,21809 20 Jepara -0.646414 8,85321 21 Demak 6.370529 15,87015 22 Semarang -0.369001 9,13062 23 Temanggung 3.166664 12,66629 24 Kendal 3.326089 12,82571 25 Batang 2.745477 12,24510 26 Pekalongan 4.088861 13,58849 27 Pemalang 9.222889 18,72251 28 Tegal 0.491607 9,99123 29 Brebes 10.23014 19,72976 30 Kota Magelang 0.929329 10,42895 31 Kota Surakarta 2.568031 12,06766 6

32 Kota Salatiga -2.201286 7,29834 33 Kota Semarang -3.903488 5,59614 34 Kota Pekalongan -0.131976 9,36765 35 Kota Tegal 0.140197 9,63982 Sumber: BPS diolah 3.3 Uji Kebaikan Model Terpilih Dari Tabel 2 terlihat nilai signifikasi statistik F sebesar 0.000000 0.01. Kesimpulan ditolak, maka model yang dipakai eksis. Variabel Pertumbuhan Ekonomi (PE), Jumlah Penduduk (POP), Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK), dan Inflasi (INF) yang terdapat dalam persamaan regresi secara simultan atau bersama-sama berpengaruh terhadap Tingkat Pengangguran. Koefisien determinasi menunjukkan daya ramal dari model statistik terpilih. Hasil estimasi menunjukkan nilai R 2 sebesar 0,256620, artinya 25,66% variasi penyerapan tenaga kerja dapat dijelaskan oleh variabel independen yang ada dalam model statistik seperti Pertumbuhan Ekonomi (PE), Jumlah Penduduk (POP), Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK), dan Inflasi (INF). Sedangkan sisanya sebesar 74,34% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan dalam model. 3.4 Uji Validitas Pengaruh Model Terpilih Tabel 6. Uji Validitas Pengaruh Variabel Prob.t Uji Hasil Uji Pertumbuhan Ekonomi 0.0191 0,05 (Ho : Ditolak) Variabel Pertumbuhan Ekonomimemiliki pengaruh signifikan Jumlah Penduduk 0.2052 > 0,05 (Ho : Diterima) Variabel Jumlah Penduduk tidak memiliki pengaruh signifikan Upah Minimum Kabupaten/Kota 0.0004 0,05 (Ho : Di tolak) Variabel Upah Minimum Kerja memiliki pengaruh signifikan Inflasi 0.7413 > 0,05 (Ho : Diterima) Variabel Inflasi tidak memiliki pengaruh signifikan 7

Dari uji t diatas terlihat bahwa variabel yang memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat pengangguran di Provinsi Jawa Tengah 2013-2015 adalah pertumbuhan ekonomi dan upah minimum kabupaten/kota, sedangkan variabel jumlah penduduk dan inflasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan. 3.5 Interpretasi Pengaruh Model Terpilih Variabel pertumbuhan ekonomi memiliki koefisien regresi sebesar 0.272039. Artinya apabila variabel pertumbuhan ekonomi naik 1% maka tingkat pengangguran akan mengalami kenaikan sebesar 0.272039%. Variabel upah minimum kabupaten/kota berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat pengangguran di Provinsi Jawa Tengah dengan koefisien regresi sebesar -2.53E-06. Artinya apabila variabel upah minimum kabupaten/kota naik sebesar 1 rupiah maka tingkat pengangguran di Provinsi Jawa Tengahakan mengalami penurunan sebesar 0,00000253%. Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui nilai konstanta masingmasing kabupaten. Nilai konstanta tertinggi adalah Kabupaten Rembang yaitu sebesar 20,328749 berarti tingkat pengangguran di Kabupaten Rembang cenderung lebih tinggi dibanding dengan wilayah lain. Sementara konstanta terendah adalah Kabupaten Wonogiri yaitu sebesar 3,6762 berarti tingkat pengangguran di Kabupaten Wonogiri cenderung lebih rendah dibanding dengan wilayah lain. 4. PENUTUP Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: Model yang terbaik adalah model REM. Model REM memiliki daya ramal yang cukup tinggi. Berdasarkan uji F, variable Pertumbuhan Ekonomi (PE), Populasi Penduduk (POP),Upah Minimum Kabupaten (UMK) dan inflasi secara simultan atau bersama-sama berpengaruh terhadap tingkat pengangguran di Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2015. 8

Hasil uji koefisien determinan (R2) menunjukkan besarnya nilai Rsquared 0,256620, artinya 25,66 persen. Artinya variasi variabel independen dalam model yaitu Pertumbuhan Ekonomi (PE), Populasi Penduduk (POP), Upah Minimum Kota (UMK) dan inflasi (INF) mampu menjelaskan variasi tingkat pengangguran sebesar 25,66 persen di Provinsi Jawa Tengah, sedangkan sisanya sebesar 74,34 persen dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Berdasarkan uji validitas pengaruh (uji t), Pertumbuhan Ekonomi memliki pengaruh positif signifikan terhadap tingkat pengangguran terbuka, Populasi Penduduk tidak memiliki pengaruh positif signifikan, Upah Minimum Kota memiliki pengaruh negatif signifikan dan inflasi berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap tingkat pengangguran di Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, maka peneliti memberikan saransaran sebagai berikut: Bagi pemerintah Provinsi Jawa Tengah khususnya Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasihendaknya melakukan berbagai usaha dalam mengatasi pengangguran dengan cara menciptakan lapangan kerja baru, mendirikan industri-industri baru yang bersifat padat karya,memberikan pelatihan tenaga kerja, mengembangkan UMKM dan bursa kerja. Pemerintah hendaknya meningkatkan mutu pendidikan dan fasilitas pelatihan guna meningkatkan kemampuan pencari kerja agar sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Pemerintah perlu terus mendorong masuknya investasi baik dari dalam maupun luar negeri untuk menciptakan kesempatan kerja di Indonesia. Bagi setiap warga negara harus ikut berpartisipasi dalam upaya penanggulangan dan usaha pemerintah yang sudah di programkan guna mengurangi pengangguran. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat menganalisis variabelvariabel lain yang mempengaruhi tingkat pengangguran. Selain itu juga diharapkan untuk memperluas pembahasaannya sehingga pengangguran dapat dilihat dari sudut yang berbeda. 9

DAFTAR PUSTAKA Arsyad, Lincoln. 2010. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN Yogyakarta. Khalwaty, Tajul. 2000. Inflasi dan Solusinya. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Mankiw, N.G., 2003, Teori Makroekonomi.Edisi Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta Sukirno, Sadono.2004. Makro Ekonomi Pengantar edisi ketiga. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Sukirno, Sadono.2006. Makro Ekonomi Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Todaro, P Michael. 2011. Pembangunan Ekonomi. Jakarta: Erlangga. 10