BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Dari penelitian yang dilakukan oleh Anggraeni (2007) yang berjudul Faktor-faktor yang mempengaruhi penyaluran kredit oleh Bank Pengkreditan Rakyat (BPR) Jawa Timur (Periode 1999-2006). Penelitian tersebut memiliki tujuan untuk mengetahui besar pengaruh jumlah dana dan tingkat suku bunga kredit terhadap penyaluran kredit oleh Bank Pengkreditan Rakyat Jawa Timur. Hasilnya Dana Pihak Ketiga (X 1 ) berpengaruh positif terhadap penyaluran kredit. Sedangkan Suku Bunga (X 2 ) berpengaruh negatif terhadap penyaluran kredit. Penelitian oleh Parmawati (2015) dengan judul Analisis pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Tingkat Suku Bunga Kredit, Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Peroming Loan (NPL) dan Return On Asset (ROA) terhadap penyaluran kredit bank pada PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk Cabang Surakarta. Penelitian tersebut memiliki tujuan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel terhadap penyaluran kredit. Hasilnya secara parsial variabel DPK berpengaruh positif signifikan terhadap penyaluran kredit, sedangkan tingkat suku bunga kredit, CAR, NPL dan ROA secara parsial tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit. Penelitian oleh Harianto (2012) dengan judul Pengaruh Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia dan inflasi terhadap kredit pada Bank Umum di 7
8 Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah ntuk menanalisis pengaruh suku bunga SBI dan Inflasi terhadap kredit bank umum di Indonesia. Hasilnya suku bunga SBI berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kredit sedangkan tingkat inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kredit. Keterkaitan penelitian saat ini dengan penelitian terdahulu adalah penilitian perbandingan (comparative resreach). Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah pada objek bank yang diamati, tahun penelitian dan perpaduan variabel yang digunakan. Penelitian ini lebih difokuskan pada PT BPD Jawa Timur pada tahun 2002-2015. B. Landasan Teori 1. Bank a. Pengertian Bank Berdasarkan Undang-undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 pasal 1 ayat (2) tentang perubahan atas nomor 7 tahun 1992, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dana tau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. b. Fungsi Bank Fungsi bank menurut Undang-undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 adalah sebagai agen of development, yaitu untuk pemeliharaan kestabilan moneter, terutama bagi bank-bank milik
9 pemerintah sebagai financial intermediary, yaitu perantara, penghimpun dan penyalur dana masyarakat. c. Tujuan Bank Berdasarkan Undang-undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998, tujuan bank adalah menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, perumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional untuk kesejahteraan. d. Jenis Bank Berdasarkan Undang-undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 menjelaskan bahwa bank terbagi menjadi 3, yaitu: 1) Bank Sentral (Bank Indonesia), merupakan bank yang mengatur berbagai kegiatan yang berkaitan dengan dunia perbankan dan dunia keuangan suatu negara. 2) Bank Umum, merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 3) Bank Pengkreditan Rakyat, merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. e. Sumber dana bank Menurut Hasibuan (2007) sumber dana bank sangat penting bagi kelangsungan bank itu sendiri. Semakin banyak sumber dana
10 yang diperoleh suatu bank maka semakin besar pula keuntungan yang akan didapat. Dana bank adalah sejumlah uang yang dimiliki dan dikuasai suatu bank dalam kegiatan operasionalnya. Ismail (2011) berpendapat bahwa dana bank yang digunakan sebagai alat untuk melakuka aktivitas usaha dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu: a) Dana sendiri, disebut juga dana modal atau dana pihak pertama merupakan dana yang dihimpun dari para pihak pemegang saham bank atau pemilik bank. b) Dana pinjaman, menurut Kasmir (1998), sumber dana ini merupakan tambahan jika bank mengalami kesulitan dalam pencairan sumber dana pertama. Dana yang diperoleh dari sumber ini digunakan untuk membayar transaksi-transaksi tertentu, seperti kredit likuiditas dari Bank Indonesia dan pinjaman antarbank. c) Dana pihak ketiga, merupakan jasa yang ditawarkan bank terhadap yang memiliki kelebihan dana dalam bentuk simpanan berupa giro, tabungan dan deposito. 2. Kinerja Perusahaan a. Pengertian Kinerja Keuangan Kinerja keuangan dapat dikatakan sebagai suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efisien dan
11 evektifitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilakukan pada periode tertentu. Menurut Sucipto (2003) pengertian kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan dalam menghasilkan laba. b. Pengukuran Kinerja Keuangan Pengukuran kinerja digunakan oleh suatu perusahaan untuk melakukan perbaikan terhadap kegiaan operasionalnya agar dapat memperoleh keungtungan dan bersaing dengan perusahaan lainnya. Menurut Jumingan (2006) Analisis Kinerja keuangan dapat dibedakan menjadi 8 (delapan) macam berdasarkan tekniknya, yaitu: 1) Analisis Perbandingan Laporan Keuangan, merupakan teknik analisis dengan cara membandingkan laporan keuangan dua periode atau lebih dengan menunjukan perubahan, baik dalam jumlah maupun dalam persentase. 2) Analisis Trend, merupakan teknik analisis untuk mengetahui persentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap keseluruhan atau total aktiva maupun utang. 3) Analisis Presentase per-komponen, merupakan teknik analisis untuk mengetahui persentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap keseluruhan atau total aktiva maupun utang.
12 4) Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, merupakan teknik analisis untuk mengetahui besarnya sumber dan penggunaan modal kerja melalui dua periode waktu yang dibandingkan. 5) Analisis Sumber dan penggunaan kas, merupakan teknik analisis untuk mengetahui kondisi kas disertai sebab terjadinya perubahan kas pada suatu periode waktu tertentu. 6) Analisis Rasio Keuangan, merupakan teknik analisis keuangan untuk mengetahui hubungan kondisi di antara pos tertentu dalam neraca maupun laporan laba rugi baik secara individu maupun secara simultan. 7) Analisis Perubahan Laba Kotor, merupakan teknik analisis untuk mengetahui posisi laba dan sebab-sebab terjadinya perubahan laba. 8) Analisis Break Event, merupakan teknik analisis untuk mengetahui tingkat penjualan yang harus dicapai agar perusahaan tidak mengalami kerugian. 3. Pengertian Kredit Menurut Undang-undang nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian
13 bunga. Dalam pemberian kredit unsur kepercayaan adalah hal yang sangat mendasar yang menciptakan kesepakatan antara pihak yang memberikan kredit dengan pihak yang menerima kredit (Kasmir, 1988). Dalam menjalankan aktivias kredit, bank memiliki risiko kredit yakni kurang atau bahkan tidak adanya pengembalian uang dari debitur yang dikarenakan suatu hal, misalnya dalam melakukan usaha pihak debitur mengalami kerugian. Maka dari itu sebelum melakukan penyaluran kredit bank terlebih dahulu harus melakukan analisis terhadap kredit yang disalurkan agar dapat menghindari risiko di masa depannya yang masih dapat diperkirakan. Selain menganalisis calon debitur bank juga menganalisis jaminan yang diajukan oleh calon debitur. Ismail (2011) berpendapat bahwa kredit diedakan menjadi beberapa jenis, antara lain: 1) Kredit dilihat dari tujuan penggunaan a) Kredit Investasi Kredit investasi merupakan kredit yang diberikan oleh bank terhadap debitur unuk pengadaan barang-barang modal yang mempunyai nilai ekonomis lebih dari satu tahun. b) Kredit Modal Kerja Kredit modal kerja merupakan kredit yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja yang biasanya habis dalam satu siklus usaha.
14 c) Kredit Konsumtif Kredit konsumtif merupakan kredi yang diberikan kepada nasabah untuk membeli barang dan jasa untuk keperluan pribadi dan tidak digunakan untuk keperluan usaha. Contohnya, kredit untuk pembelian rumah. 2) Kredit dilihat dari jangka waktunya a) Kredit Jangka Pendek Kredit jangka pendek merupakan kredit yang diberikan dengan jangka waktu maksimal satu tahun. Kredit ini biasanya diberikan oleh bank untuk membiayai modal kerja perusahaan yang mempunyai siklus usaha dalam satu tahun. b) Kredit Jangka Menengah Kredit jangka menengah merupakan kredit yang diberikan dengan jangka waktu antara satu tahun sampai dengan waktu tiga tahun. c) Kredit Jangka Panjang Kredit jangka panjang merupakan kredit yang diberikan dengan jangka waktunya lebih dari tiga tahun. 4. Penawaran Uang Bagi perbankan, penawaran kredit kepada masyarakat dapat diartikan sebagai bentuk penawaran uang. Dalam teori moneter, penawaran uang jumlah uang yang beredar di masyarakat, ditentukan oleh
15 pemerintah, bank sentral, bank-bank umum, dan masyarakat (Nopirin, 1990). Sementara menurut Keynes, penawaran uang kepada masyarakat sepenuhnya ditentukan oleh bank sentral, dan tidak dipengaruhi oleh suku bunga. Akibatnya kurva penawaran uang menurut Keynes dalam jangka pendek berbentuk lurus vertikal. r Ms 1 Ms 2 r 1 r 2 Md Gambar 2.1 : Keseimbangan Penawaran Uang dan Permintaan Uang Keynes Rp Dimana: r Rp Ms Md : Suku bunga : Rupiah : Penawaran Uang : Permintaan Uang Sementara itu permintaan uang menurut Keynes, dilihat dari motif memegang uang yakni ada tiga, untuk transaksi, berjaga-jaga, dan spekulasi.
16 5. Pasar Uang Kredit a. Pasar Kredit Pasar dimana orang-orang yang memiliki kelebihan dana dalam suatu bank dan pihak yang membutuhkan dana saling bertemu. Kemudian pihak yang kekurangan dana tersebut akan mengajukan kredit kepada pihak bank. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi keputusan bank umum dalam menawarkan kreditnya. Menurut Melitz dan Paradue dalam Huda (2014) faktorfaktor yang mempengaruhi penawaran kredit sistem perbankan sebagai berikut: 1) Kendala yang dialami perbankan seperti cadangan bank atau ketentuan mengenai cadangan wajib. 2) Tingkat suku bunga kredit bank. 3) Biaya oportunitas meminjamkan uang. 4) Biaya deposito bank. Selain itu dana yang tersedia (DPK) dan perilaku penawaran kredit perbankan juga dipengaruhi oleh persepsi bank terhadap prospek usaha dan kondisi perbankan itu sendiri, seperi dari segi profitabilitas (ROA), permodalan (CAR), jumlah kredit macet (NPL), dan suku bunga SBI.
17 b. Keseimbangan pasar kredit r S r E D Q Kredit Dimana : Gambar 2.2 : Ekuilibrium pasar kredit S : Kurva penawaran Kredit D : Kurva permintaan Kredit Perpotongan antara D dan S menentukan tingkat suku bunga pada kondisi keseimbangan pada jumlah dana yang ditawarkan Q. 6. Pengertian Dana Pihak Ketiga (DPK) Dana Pihak Ketiga merupakan dana yan berasal dari masyarakat luas. Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber dana ini.(kasmir, 1988) Dana-dana yang dihimpun dari masyarakat (DPK) merupakan sumber dana terpenting dalam kegiatan operasional bank. Simpanan ini
18 biasanya memiliki bagian terbesar dari total kewajiban bank. Dana Pihak Ketiga merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank bisa mencapai 80%-90% dari seluruh dana terbesar yang paling diandalkan bank (Dendawijaya, 2003). Dana pihak ketiga dibutuhkan suatu bank dalam menjalankan operasinya. Bank dapat memanfaatkan dana dari pihak ketiga ini untuk ditempatkan pada pos-pos yang menghasilkan pendapatan bagi bank, salah satunya yaitu dalam bentuk kredit. Pertumbuhan dana pihak ketiga akan mengakibatkan pertumbuhan kredit yang pada akhirnya pendapatan bank akan bertambah. Menurut Kuncoro dan Suhardjono (2002) jumlah DPK yang diperoleh bank memiliki pengaruh positif terhadap penyaluran kredit. Sehingga jika DPK meningkat maka penyaluran kredit akan meningkat atau sebaliknya jika DPK turun maka penyaluran kredit juga akan turun. Penyaluran dalam bentuk kredit yang dilakukan oleh bank menempati porsi terbesar dalam aktiva bank. Sementara itu kewajiban yang berasal dari dana pihak ketiga merupakan sumber dana terbesar (Ismail,2011). 7. Pengertian Return On Asset (ROA) Menurut Dendawijaya (2003) ROA (Return On Asset) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Dengan demikian rasio ini menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari bank dengan
19 jumlah aktiva. Semakin tinggi rasio profitabilitas maka semakin baik suatu bank dalam menggambarkan kemampuan tingginya bank dalam memperoleh keuntungan. Profitabilitas atau laba merupakan ukuran pokok keseluruhan keberhasilan suatu perusahaan. Laba dapat mempengaruhi kemampuan bank untuk menyalurkan modal kepada debitur. ROA mengukur efisiensi penggunaan modal yang menyeluruh, yang sensitif terhadap setiap hal yang mempegaruhi keadaan keuangan sehingga dapat diketahui posisi bank. Hal ini merupakan salah satu langkah dalam perencanaan strategi. 8. Pengertian Capital Adequacy Ratio (CAR) Menurut Dendawijaya (2003) CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau yang mengasilkan risiko. Semakin tinggi CAR suatu bank maka semakin besar pula modal yang dapat digunakan untuk mengantisipasi risiko. Agar perbankan dapat berkembang secara sehat dan mampu bersaing dalam perbankan internasional maka permodalan bank harus senantiasa mengikuti ukuran yang berlaku secara nasional yang telah ditetapkan oleh BI minimal 8%. Modal digunakan untuk menilai seberapa besar kemampuan bank dalam menanggung semua risiko yang mungkin akan terjadi. Tingkat modal yang tinggi akan membuka peluang yang lebih besar bagi bank
20 untuk meningkatkan cadangan kasnya yang digunakan untuk menyanggah likuiditas, ketika likuiditas bank sudah dalam kondisi baik, maka bank akan memliki kesempatan untuk menyalurkan dananya dalam bentuk kredit. 9. Pengertian Non Perfoming Loan (NPL) Pemberian kredit tanpa analisis terdahulu akan membahayakan bank. Karena kredit yang disalurkan tidak di analisis atau karena salah dalam melakukan analisis kredit, maka hal yang terjadi adalah kredit tersebut memiliki resiko yakni kredit macet. Resiko kredit adalah salah satu resiko yang dihadapi oleh baknk ketika berhadapan dengan kredit. Menurut Siamat (2004) resiko kredit merupakan suatu resiko akibat kegagalan atau ketidakmampuan nasabah mengembalikan jumlah pinjaman yang diterima dari bank beserta bunganya sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan atau dijadwalkan. Resiko kredit atau dikenal sebagai Non Perfoming Loan (NPL) adalah kredit bermasalah dimana debitur tidak mampu mengembalikan pembayaran tunggakan pinjaman dan bunga dalam jangka waktu yang telah ditentukan. 10. Pengertian Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.8/13/DPM tentang Penerbitan Sertifikat Bank Indonesia melalui Lelang, Serifikat Bank Indonesia (SBI) adalah surat berharga dalam bentuk hutang yang
21 dikeluarkan oleh Bank Indonesia dengan jangka waktu pendek. Tujuan penerbitan SBI adalah untuk menjaga kestabilan nilai rupiah dan jumlah uang beredar yang ada di masyarakat. SBI memiliki karakter sebagai berikut (www.bi.go.id). a. Jangka waktu maksimum 12 bulan dan sementara waktu hanya diterbitkan untuk jangka waktu 1 bulan dan 3 bulan. b. Denominasi dari yang terendah Rp 50 juta sampai Rp 100 miliar. c. Pembelian SBI oleh masyarakat minimal Rp 100 juta dan selebihnya dengan kelipatan Rp 50 juta. d. didasarkan pada nilai tunai berdasarkan diskonto murni. e. Pembeli SBI memperoleh hasil berupa diskonto dibayar dimuka. Nilai diskonto = Nilai nominal - nilai tunai. f. Pajak penghaslan (PPh) atas diskonto dikenakan sebesar 15%. g. SBI diterbitkan tanpa warkat. h. SBI dapat diperdagangkan di pasar sekunder. C. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran adalah model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi. Suatu kerangka pemikiran akan menghubungkan secara teoritis antar variabel independen dengan varabel dependen. (Sekaran dalam Sumarni dan Wahyuni, 2006). Berdasarkan keenam variabel di atas yang terdiri dari ROA, Suku Bunga SBI, CAR, NPL, dan DPK masing-masing memiliki pengaruh terhadap
22 penyaluran kredit. DPK memiliki pengaruh terhadap penyaluran kredit karena DPK merupakan sumber dana terbesar dalam bank, sedangkan aktivitas utama perbankan adalah menerima simpanan dari masyarakat dan menyalurkan kembali ke masyarakat dalam bentuk kredit. Jadi sebagian besar dari jumlah DPK digunakan untuk penyaluran kredit. Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Anggraeni (2007) dan Parmawati (2015), menunjukan bahwa DPK memiliki pengaruh terhadap kredit. ROA memiliki pengaruh terhadap tingkat penyaluran kredit. Ketika bank memiliki tingkat profitabilitas yang cukup tinggi, maka bank akan lebih terdorong untuk meningkatkan aktivitas utamanya dalam memperoleh laba yakni penyaluran kredit. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Trimulyani (2015), menunjukan bahwa ROA memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kredit. CAR memiliki pengaruh terhadap penyaluran kredit, karena CAR merupakan rasio kecukupan modal untuk menunjang aktiva yang berisiko. Semakin tinggi CAR yang dimiliki oleh suatu bank maka risiko bank tersebut akan dapat ditangani dengan cadangan modal. Maka bank akan lebih berani lagi dalam memperbanyak jumlah penyaluran kreditnya. Sesuai dengan hasil penelitian dari Prasetya dan Khairani (2014), menunjukan bahwa CAR memiliki pengaruh terhadap kredit. NPL memiliki pengaruh terhadap kredit, karena NPL yang tinggi akan mendorong bank untuk menganalisis kemampuan debitur lebih teliti lagi, sehingga kriteria bank untuk mendapatkan calon debitur akan lebih baik dan bahkan akan mengurangi jumlah debitur, sehingga akan menurunkan jumlah kredit yang
23 disalurkan. Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Niteriasihani dkk (2016). Menunjukan bahwa NPL memiliki pengaruh terhadap Kredit. Suku Bunga SBI memiliki pengaruh terhadap penyaluran kredit, pasalnya Suku Bunga SBI akan menentukan penempatan suatu bank pada BI yang fungsinya untuk mengatur jumlah uang yang beredar pada masyarakat. Tingkat SBI akan mempengaruhi penyaluran kredit. Jika tingkat suku bunga SBI naik, maka dari pihak bank akan berusaha untuk membeli SBI lebih banyak sehingga uang yang disalurkan pada sisi kredit akan berkurang. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Harianto (2012). Menunjukan bahwa SBI memiliki pengaruh terhadap SBI. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas, maka dapat digambarkan kerangka konseptual penelitian ini sebagai berikut:
24 Kredit Pasar Kredit Permintaan Kredit Penawaran Kredit SBK Pendapatan DPK ROA CAR NPL SBI Gambar 2.3: Kerangka Pemikiran Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa di dalam pasar kredit terdapat permintaan kredit dan penawaran kredit. Permintaan kredit dpipengaruhi oleh faktor suku bunga kredit (SBK) dan pendapatan. Sedangkan dari sisi penawaran kredit dipengaruhi oleh DPK, ROA, CAR, NPL, dan suku bunga SBI. Namun dalam penelitian ini dibatasi hanya dari sisi penawaran kredit. Sedangkan permintaan kredit dianggap tetap atau konstan. D. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru
25 didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui data. Berdasarkan permasalahan, landasan teori dan penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa variabel independen mempengaruhi variabel dependen yang telah diuraikan sebelumnya maka diduga suatu hipotesis yaitu: Diduga DPK (Dana Pihak Ketiga), ROA (Return On Asset), CAR (Capital Adequacy Ratio), NPL (Non Perfoming Loan), dan Suku Bunga SBI berpengaruh terhadap penyaluran kredit pada PT BPD Jawa Timur.