BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN th > 49 th 2 9. Tidak Tamat SD - - Tamat SD Tamat SLTP Tamat SLTA Tamat Akademi/PT - -

dokumen-dokumen yang mirip
No. kuesioner. I. Identitas Responden 1. Nama : 2. Umur : 3. Pendidikan : 4. Lama Bekerja : 5. Sumber Informasi :

BAB V PEMBAHASAN. TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh

BAB IV HASIL PENELITIAN

Petunjuk : Pilih salah satu jawaban dengan memberikan checklist ( ) pada kolom yang sesuai dengan jawaban responden.

MODUL 1 ALAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (ALAT PELI NDUNG DI RI / APD) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K

PERILAKU TENTANG PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI SERTA KELUHAN KESEHATAN PETUGAS PENYAPU JALAN DI KECAMATAN MEDAN AMPLAS, KOTA MEDAN

PERILAKU DAN APLIKASI PENGGUNAAN PESTISIDA SERTA KELUHAN KESEHATAN PETANI DI DESA URAT KECAMATAN PALIPI KABUPATEN SAMOSIR

KUESIONER PENELITIAN

MENERAPKAN PROSEDUR KEAMANAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN DI TEMPAT KERJA

BAB IV HASIL DAN ANALISA

PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI PT X LAMPUNG TENGAH

BAB V PEMBAHASAN. identifikasi kebutuhan dan syarat APD didapatkan bahwa instalasi laundry

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Penambangan Emas Desa Hulawa

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut di atas diperlukan tata tertib siswa yang terdiri dari hak, kewajiban, larangan dan sanksi.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2017/2018

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SEKOLAH UNGGUL SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG

KHALIMATUS SAKDIYAH NIM : S

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata Pelaksanaan K3 F.45 TPB I 01 BUKU PENILAIAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ORIENTASI K3 UNTUK PEKERJA BARU

PERALATAN PERLINDUNGAN DIRI

TATA KRAMA DAN TATA TERTIB SISWA SMA NEGERI 1 SIDOARJO

Definisi dan Tujuan keselamatan kerja

adalah 70-80% angkatan kerja bergerak disektor informal. Sektor informal memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Program keselamatan dan kesehatan kerja yang ditetapkan oleh

Lampiran 1. A. Kuesioner Nordic Body Map Nama : Umur : Pendidikan terakhir : Masa kerja :...tahun

PEMERINTAH KOTA BEKASI DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 1 KOTA BEKASI Jalan KH. Agus Salim No. 181 Telp Fax Bekasi 17112

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PAKAIAN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tentang ketenaga kerjaan yakni penyegelan asset perusahaan jika melanggar

WALIKOTA PROBOLINGGO

BAB I PENDAHULUAN. membantu tercapainya tujuan perusahaan dalam bidang yang dibutuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan traumatic injury. Secara keilmuan, keselamatan dan

BAB I PENDAHULUAN. memakai peralatan yang safety sebanyak 32,12% (Jamsostek, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang

LAMPIRAN 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN (Informed Consent)

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KARYAWAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PT HARTA SAMUDRA PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA AMBON TAHUN

Promotif, Vol.1 No.1, Okt 2011 Hal PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PADA PETUGAS PENANGANAN SAMPAH DI RUMAH SAKIT KOTA PALU

JADWAL KEGIATAN STUDI PENGENALAN DAN SIMULASI AKTIVITAS KAMPUS (SPESIVIK) XI 2016

MODUL 3 KESELAMATAN KERJA (Kebijakan dan Prosedur K3)

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara

Kuesioner Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. tepat akan dapat merugikan manusia itu sendiri. Penggunaan Teknologi

Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) merupakan salah satu bagian dari kewaspadaan standar.

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

TATA TERTIB PENGENALAN BUDAYA AKADEMIK DAN KEMAHASISWAAN (PBAK) UIN MATARAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan memiliki bermacam-macam arti, masing-masing bidang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Mewujudkan derajat kesehatan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah

1. Kemampuan perlindungan yang tak sempurna karena memakai APD yang kurang tepatdan perawatannya yang tidak baik

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG

PEDOMAN WAWANCARA. I. Identitas Informan : 1. Nama : 2. Umur : 3. Suku : 4. Pendidikan : 5. Pendapatan :

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

KETENTUAN PAKAIAN SERAGAM UNTUK SISWA SMK NEGERI 1 TANAH GROGOT TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JALAN (SITE INSPECTOR OF ROADS)

BAB I PENDAHULUAN. pertanian, termasuk perkebunan sebagai sumber penghasilan utama daerah.

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu aspek

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian. Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini

BUKU PENGHUBUNG KELOMPOK BERMAIN PAUD JATENG SEMARANG

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran

TATA TERTIB STUDI PENGENALAN DAN SIMULASI AKTIVITAS KAMPUS X (SPESIVIK X) A. TATA TERTIB SPESIVIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya dalam sehari-hari. Lingkungan kerja dapat mempengaruhi tingkat

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

ANALISIS GENDER TERHADAP TINGKAT PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DAN HUBUNGANNYA DENGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU BURUH LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN CV TKB

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Tujuan Permasalahan. Pada dasarnya, alat transportasi di Indonesia terbagi dua, yaitu alat

BUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pekerja yang terganggu kesehatannya (Faris, 2009). masyarakat untuk mempertahankan hidupnya dan kehidupan.

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2016/2017

MODUL SIB 01 : KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. dan didukung dengan kondisi kesuburan tanah dan iklim tropis yang dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan kerja merupakan tempat yang potensial terhadap risiko

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pabrik (plant atau factory) adalah tempat di mana faktor-faktor industri

Hirarki Pengendalian Potensi Bahaya K3

Secara sederhana yang dimaksud dengan APD adalah :

ALAT-ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI LABORATORIUM

BAB I DEFINISI. APD adalah Alat Pelindung Diri.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN AKTIVITAS CHOLINESTERASE DARAH PETUGAS PENYEMPROT PESTISIDA JENIS MALATHION DI KOTA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. para pihak diharapkan dapat melakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman.

LAMPIRAN I. No. Responden : Tanggal Wawancara : I. KARAKTERISTIK RESPONDEN. 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis kelamin : 4. Lama bekerja : Jam/hari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gorontalo dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian. Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini

BAB II LANDASAN TEORI. dan proses produksi (Tarwaka, 2008: 4). 1. Mencegah dan Mengurangi kecelakaan.

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 57 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. ini. Udara berfungsi juga sebagai pendingin benda-benda yang panas, penghantar bunyi-bunyian,

Transkripsi:

28 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Karakteristik Responden Tabel 4.1 Tabel Karakteristik Responden Petugas Kebersihan Jalan Kabupaten Madiun Tahun 2017 Variabel Frekuensi Persentase Umur 17 48 th 21 91 > 49 th 2 9 Tingkat Pendidikan Tidak Tamat SD - - Tamat SD 5 22 Tamat SLTP 3 13 Tamat SLTA 15 65 Tamat Akademi/PT - - Masa Kerja < 13 th 13 26 th > 26 th 7 15 1 30 65 5 Petugas penyapu jalan Kabupaten Madiun berada di bawah tanggung jawab Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Madiun yang bekerja mulai pukul 03.00 s/d 10.00 WIB dengan rute khusus jalan protokol 28

29 Kabupaten Madiun yang berjumlah 23 orang. APD yang disediakan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan antara lain masker, topi/ helm, sepatu boat, sarung tangan karet dan pakaian kerja (hari Senin Selasa memakai seragam lengan pendek, Rabu Kamis memakai seragam lengan panjang, sedangkan hari Jum at, Sabtu dan Minggu memakai pakaian bebas/ olah raga beridentitas DKP). a. Karakteristik Petugas Kebersihan Jalan Berdasarkan Umur di Kabupaten Madiun Pada hasil wawancara 23 responden di lapangan dapat diketahui karakteristik petugas penyapu jalan berdasarkan umur menurut UU Tenaga Kerja bahwa umur yang sesuai untuk pegawai dinas adalah 18 56 tahun. diketahui bahwa responden terbanyak adalah berumur 17 48 tahun sebesar 21 orang atau 91% sedangkan responden yang berumur > 49 tahun sebesar 2 orang atau 9%. b. Karakteristik Petugas Kebersihan Jalan Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kabupaten Madiun. Pada hasil wawancara dengan 23 responden di lapangan dapat diketahui karakteristik petugas penyapu jalan berdasarkan tingkat pendidikan, syarat petugas penyapu jalan menurut Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Madiun harus memiliki ijazah minimal Tamat SD dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. diketahui bahwa tingkat pendidikan responden terbesar adalah tamat SLTA yaitu sebesar 15 orang atau 65% dengan ijasah Paket C setara

30 dengan SLTA, Tamat SD sebesar 5 orang atau 22%, Tamat SLTP sebesar 3 orang atau 13%. Sedangkan yang paling kecil sebesar 0% adalah tidak tamat SD dan tamat Akademi/ Perguruan Tinggi. c. Karakteristik Petugas Kebersihan Jalan Berdasarkan Masa Kerja di Kabupaten Madiun. Pada hasil wawancara dengan 23 responden di lapangan dapat diketahui karakteristik petugas penyapu jalan berdasarkan masa kerja yang berdasarkan usia produktif yaitu 18 56 tahun sehingga diperoleh masa kerja maksimal selama 38 tahun. diketahui bahwa masa kerja responden terbesar pada adalah pada masa 13 26 tahun berjumlah 15 orang atau sebesar 65%, untuk masa < 13 tahun berjumlah 7 orang atau sebesar 30% sedangkan yang terkecil berjumlah 1 orang atau sebesar 5% pada masa kerja > 26 tahun. Masa kerja pekerja ditentukan berdasarkan usia produktif oleh Dinas Kebersihan yaitu 18 56 tahun, sehingga diperoleh masa kerja maksimal 38 tahun. 2. Perilaku Pemakaian APD Pada Petugas Kebersihan Jalan di Kabupaten Madiun. a. Pengetahuan Tentang APD Pada Petugas Kebersihan Jalan di Kabupaten Madiun. Pada hasil wawancara dengan 23 responden di lapangan dapat diketahui penilaian pengetahuan tentang APD pada petugas kebersihan jalan termasuk dalam kategori baik dengan responden berjumlah 14 orang atau prosentase sebesar 61%. Sedangkan untuk responden yang

31 memiliki pengetahuan cukup berjumlah 6 orang atau sebesar 26% dan sisanya memiliki pengetahuan kurang yaitu berjumlah 3 orang atau sebesar 13%. Pada umumnya responden sudah banyak mengenal berbagai jenis APD yang sesuai dengan kebutuhan pekerjaannya, namun mereka belum paham mengenai manfaat serta dampak dari pemakaian APD saat bekerja. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.2 Tabel Distribusi Petugas Kebersihan Jalan Menurut Pengetahuan Tentang APD di Kabupaten Madiun. Pengetahuan Jumlah Persentase (%) Baik 14 61 Cukup 6 26 Kurang 3 13 Total 23 100 b. Sikap Terhadap Pemakaian APD Pada Petugas Kebersihan Jalan di Kabupaten Madiun. Pada hasil wawancara dengan 23 orang responden di lapangan dapat diketahui penilaian sikap terhadap pemakaian APD pada petugas kebersihan jalan termasuk dalam kategori baik dengan responden berjumlah 12 orang atau prosentase sebesar 52%. Sedangkan untuk responden yang memiliki sikap cukup berjumlah 7 orang atau sebesar 30% dan sisanya memiliki sikap kurang berjumlah 4 orang atau sebesar 18%. Petugas kebersihan jalan menerima serta menanggapi dengan baik

32 tentang kewajiban memakai APD saat bekerja. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.3 Tabel Distribusi Pada Petugas Kebersihan Jalan Menurut Sikap Terhadap Pemakaian APD di Kabupaten Madiun. Sikap Jumlah Persentase (%) Baik 12 52 Cukup 7 30 Kurang 4 18 Total 23 100 c. Tindakan Pemakaian APD Pada Petugas Kebersihan Jalan di Kabupaten Madiun. Pada hasil wawancara dengan 23 orang responden di lapangan dapat diketahui penilaian tindakan pemakaian APD pada petugas kebersihan jalan termasuk dalam kategori kurang dengan jumlah responden berjumlah 17 orang atau prosentase sebesar 74%. Sedangkan untuk responden yang memiliki tindakan cukup berjumlah 4 orang atau sebesar 17% dan responden yang memiliki tindakan baik berjumlah 2 orang atau sebesar 9%. Dinas Kebersihan dan Pertamanan telah menyediakan APD tetapi tidak sesuai dengan kebutuhan para petugas penyapu jalan, misalnya tidak semua pakaian kerja yang disediakan berlengan panjang, pelindung kaki yang disediakan adalah sepatu boat sehingga petugas penyapu jalan merasa risih atau tidak nyaman apabila memakai APD saat bekerja yang menurut mereka justru dapat

33 mengganggu pekerjaan di lapangan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.4 Tabel Distribusi Pada Petugas Kebersihan Jalan Menurut Tindakan Pemakaian APD di Kabupaten Madiun 2017. Tindakan Jumlah Persentase (%) Baik 2 9 Cukup 4 17 Kurang 17 74 Total 23 100 d. Penilaian Perilaku Pemakaian APD Pada Petugas Kebersihan Jalan Kabupaten Madiun Tahun 2017 Pada hasil wawancara dengan 23 orang responden di lapangan dapat diketahui penilaian perilaku pemakaian APD pada petugas kebersihan jalan termasuk dalam kategori cukup dengan prosentase sebesar 52%. Pada umumnya pengetahuan dan sikap tentang APD pada responden sudah cukup baik, karena petugas kebersihan jalan sudah banyak mengetahui jenis dan fungsi dari APD yang sesuai dengan kebutuhan mereka saat bekerja. Namun dalam tindakannya terhadap pemakaian APD tidak dilaksanakan karena APD yang disediakan membuat mereka tidak nyaman dan dapat mempengaruhi kinerja di lapangan akibat APD yang tidak sesuai dengan kebutuhan mereka. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

34 Tabel 4.5 Tabel Distribusi Pada Petugas Kebersihan Jalan Menurut Perilaku Pemakaian APD di Kabupaten Madiun. Perilaku Jumlah Persentase (%) Baik 2 9 Cukup 12 52 Kurang 9 32 Total 23 100 e. Penilaian Keluhan Kesehatan Pada Petugas Kebersihan Jalan Kabupaten Madiun Tahun 2017 Hasil penelitian diperoleh data 18 orang responden (80%) mengalami keluhan kesehatan. Jenis keluhan yang mereka alami seperti batuk, sesak nafas dan gatal-gatal. Hampir semua responden 90% menyatakan bahwa keluhan kesehatan dirasakan setelah mereka bekerja sebagai petugas penyapu jalan dan keluhan itu mereka rasakan sudah lebih dari 2 tahun 83%. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.6 Tabel Distribusi Keluhan Kesehatan Pada Petugas Kebersihan Jalan di Kabupaten Madiun. Keluhan kesehatan Jumlah Persentase (%) Ada keluhan 18 80 Tidak ada keluhan 5 20 Total 23 100

35 B. Pembahasan 1. Pengetahuan Tentang APD Pada Petugas Kebersihan Jalan Kabupaten Madiun Tahun 2017 Penilaian pengetahuan tentang APD pada petugas penyapu jalan termasuk dalam kategori baik dengan responden sebanyak 14 orang atau prosentase sebesar 61%. Hal ini disebabkan petugas penyapu jalan sudah banyak yang mengenal jenis dan fungsi dari APD yang sesuai dengan pekerjaan mereka karena termasuk benda umum yang sering mereka jumpai dan pernah disediakan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Madiun seperti masker digunakan untuk melindungi pernafasan dari debu, sarung tangan digunakan untuk melindungi tangan dari benda tajam dan kotoran, sepatu digunakan untuk melindungi kaki dari benda jatuh atau tergelincir, pakaian kerja digunakan untuk melindungi badan dari bahaya atau kotoran dan topi yang digunakan untuk melindungi kepala dari panas dan kejatuhan benda (Daryanto, 2007). Walaupun tingkat pendidikan responden 65% terbanyak adalah Tamat SMA, namun ijasah responden berupa Paket C yang setara dengan SMA sehingga mereka kurang mengetahui dan memahami hal hal yang dapat merugikan dirinya dalam bekerja khususnya pada pemakaian dan kegunaan APD. Menurut Notoatmodjo (2010), semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka tingkat pengetahuannya akan semakin baik pula. Oleh sebab itu pekerja juga harus banyak belajar mengenai aturan dan tata tertib tentang kelengkapan dalam pemakaian APD saat bekerja

36 seperti memakai seragam kerja beridentitas DKP sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan, dalam upaya menekan faktor risiko yang dapat merugikan kedua belah pihak. Dengan kata lain bahwa pekerja fisik pun tidak boleh mengabaikan usaha pengayaan dirinya dengan ilmu pengetahuan (Nurjuli Helnayanti). 2. Sikap Terhadap Pemakaian APD Pada Petugas Kebersihan Jalan Kabupaten Madiun Tahun 2017 Penilaian sikap terhadap pemakaian APD pada petugas kebersihan jalan termasuk dalam kategori baik dengan responden sebanyak 12 orang atau prosentase sebesar 52%. Hal yang menyebabkan sikap mereka baik adalah respon baik responden terhadap kewajiban tentang APD seperti penyimpanan APD setelah digunakan kewajiban dalam pemakaian masker, sarung tangan, topi, pakaian kerja dan sepatu saat bekerja. Alat pelindung diri harus disediakan gratis, diberikan satu persatu, harus dibersihkan setelah digunakan sesuai peruntukannya, dijaga dalam kondisi baik, diperbaiki atau diganti jika mengalami kerusakan dan disimpan di tempat yang sesuai ketika tidak digunakan (Ridley, 2004). Berdasarkan Soekidjo Notoatmodjo (2007), sikap responden macam ini termasuk dalam tingkatan menerima (receiving). 3. Tindakan Pemakaian APD Pada Petugas Kebersihan Jalan Kabupaten Madiun Tahun 2017 Penilaian tindakan pemakaian APD pada petugas kebersihan jalan termasuk dalam kategori kurang dengan responden sebanyak 17 orang atau

37 prosentase sebesar 74%. Hampir semua petugas kebersihan jalan tidak melengkapi dirinya dengan APD disebabkan oleh faktor ketidaksesuaian fungsi, bahan maupun jenis APD yang sudah disediakan oleh Dinas misalnya helm proyek, sarung tangan karet dan sepatu boat yang justru dapat mengganggu kenyamanan mereka saat bekerja di lapangan. Selain itu juga karena adanya pemakaian seragam/ pakaian kerja yang terjadwal serta seragam yang disediakan oleh Dinas tidak semua berlengan panjang. Penggunaan APD yang sesuai akan mengurangi kemungkinan bahaya kecelakaan ataupun penyakit akibat kerja, terbuat dari material yang akan tahan terhadap bahaya tersebut, tidak mengganggu kerja operator yang bertugas, tidak mengganggu APD lain yang sedang digunakan saat bersamaan dan tidak meningkatkan risiko tehadap pemakainya (Ridley, 2004). Untuk terwujudnya sikap agar menjadi suatu perbuatan nyata diperoleh faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah penyediaan fasilitas yang memadai (Soekidjo Notoadmodjo, 2010). Perlengkapan kerja atau alat kerja secara ergonomis harus disesuaikan dengan kebutuhan kerja dan pekerja itu sendiri dengan tujuan untuk menciptakan kemungkinansituasi terbaik pada pekerjaan sehingga kesehatan fisik dan mental tenaga kerja dapat terus dipelihara serta efisiensi produktivitas dan kualitas hasil dapat dihasilkan dengan optimal (Manuaba, 1999:117).

38 4. Perilaku Perilaku Pemakaian APD Pada Petugas Kebersihan Jalan Kabupaten Madiun Tahun 2017 Penilaian perilaku pemakaian APD pada petugas kebersihan jalan termasuk dalam kategori cukup dengan prosentase sebesar 52%. Perilaku pada petugas kebersihan jalan dalam pemakaian APD dapat diketahui dari beberapa faktor diantaranya pengetahuan yang sudah baik tentang pengertian pengertian APD, sikap terhadap pemakaian APD yang baik seperti respon terhadap kewajiban pemakaian APD saat bekerja seperti masker, sarung tangan, sepatu, pakaian kerja dan topi, sedangkan untuk tindakan pada pemakaian kelengkapan APD masih kurang seperti tidak ada satu pun petugas penyapu jalan yang memakai sarung tangan, sedangkan untuk APD lainnya seperti masker, pakaian kerja, sepatu dan topi sudah banyak yang memakai tetapi masih banyak yang belum sesuai. Misalnya pemakaian pakaian kerja yang terjadwal sehingga membuat kurang dalam penilaian karena baju kerja yang disediakan berlengan pendek. Pakaian kerja jenis baju sedapat mungkin tidak boleh terlalu longgar dan berlengan panjang (Ridley, 2004). Banyaknya responden yang tidak memakai alat pelindung diri yang lengkap bahkan tidak memiliki sama sekali disebabkan karena rensponden tidak mengetahui manfaat dari alat pelindung diri. Responden beranggapan alat pelindung diri cukup hanya dengan menggunakan topi dan penutup mulut karena alat pelindung diri hanya bermanfaat melindungi diri dari sengatan cahaya matahari dan debu.

39 Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor internal berasal dari karakteristik responden (tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dsb) serta dari faktor eksternal yaitu lingkungan (lingkungan fisik, ekonomi, politik, dsb). Faktor lingkungan ini sering menjadi faktor yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang (Notoatmodjo, 2010). 5. Keluhan Kesehatan Petugas Kebersihan Jalan Kabupaten Madiun Tahun 2017 Petugas kebersihan jalan sebesar 80% (18 orang) responden merasakan keluhan kesehatan dan hanya 20% (5 orang) yang tidak mengeluhkan kesehatan selama bekerja sebagai petugas kebersihan jalan di Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Madiun. Menurut hasil penelitian di lapangan menyatakan bahwa keluhan kesehatan dirasakan setelah mereka bekerja sebagai petugas penyapu jalan dan keluhan itu mereka rasakan sudah lebih dari 2 tahun. Semakin banyak pengalaman kerja yang dimiliki seseorang maka ia akan bekerja lebih berhati-hati terhadap kemungkinan dampak negatif dari pekerjaannya. Menurut Achmadi (1999) pengalaman kerja bagi seseorang akan berpengaruh terhadap pemaparan bahan polutan. Banyaknya responden yang tidak memakai alat pelindung diri yang lengkap bahkan tidak memiliki sama sekali disebabkan karena rensponden tidak mengetahui manfaat dari alat pelindung diri. Responden beranggapan alat pelindung diri cukup hanya dengan menggunakan topi dan penutup mulut karena alat pelindung diri hanya bermanfaat melindungi diri dari sengatan cahaya matahari. Jika

40 responden merasa perlu untuk menggunakan alat pelindung diri maka mereka harus menyediakan sendiri APD tersebut. Tindakan responden ini dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap, akan tetapi suatu pengetahuan dan sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Menurut Notoatmodjo (1997), terwujudnya suatu pengetahuan dan sikap menjadi tindakan perlu faktor pendukung antara lain fasilitas dan dukungan keluarga. Pada umumnya responden mengalami keluhan kesehatan setelah mereka bekerja sebagai petugas kebersihan jalan, keluhan yang mereka rasakan sudah lebih dari 2 tahun atau selama mereka bekerja. Jenis keluhan yang mereka alami seperti batuk, sesak nafas dan gatal-gatal kemungkinan besar disebabkan petugas tidak menggunakan APD yang lengkap sewaktu bekerja. Seharusnya petugas kebersihan jalan menggunakan perlengkapan khusus seperti pakaian lengan panjang dan celana panjang, sarung tangan, sepatu kebun, kacamata, penutup hidung dan rambut serta atribut lain yang diperlukan. Pemakaian APD yang lengkap dapat melindungi diri dari polutan, karena APD dapat mencegah masuknya polutan ke dalam tubuh. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan mereka tentang APD baik, sikap responden tentang APD juga baik namun tindakan dalam pemakaian APD sangat kurang karena kurangnya pemahaman terhadap dampak bagi kesehatan dan tidak ketersediaan APD oleh Dinas Kebersihan menyebabkan mereka tidak menggunakan APD yang lengkap selama bekerja. Hal ini tentu saja menyebabkan terjadinya pemaparan bahan-bahan polutan dari kendaraan bermotor maupun debu yang berasal

41 dari jalan raya sehingga petugas penyapu jalan merasakan keluhan batuk, sesak nafas dan gatal-gatal setelah mereka bekerja.