BAB I PENDAHULUAN. meskipun belum dinamakan wakaf. Hal ini karena tempat-tempat ibadah berdiri

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. badan hukum dengan menyerahkan sebagian dari harta bendanya untuk

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGELOLAAN WAKAF UANG DI BAITUL MAAL HIDAYATULLAH SEMARANG

KAJIAN ATAS GANTI RUGI TANAH DAN/ATAU BANGUNAN WAKAF DALAM PENGADAAN TANAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. zakat dan Infaq merupakan ibadah yang tidak hanya bersifat vertikal (hablun min

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ALIH FUNGSI WAKAF PRODUKTIF KEBUN APEL DI DESA ANDONOSARI KECAMATAN TUTUR KABUPATEN PASURUAN

BAB I PENDAHULUAN. tahan lama (zatnya) kepada seseorang atau nadzir (penjaga wakaf), baik berupa

BAB III WAKAF HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL DALAM PASAL 16 UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah problem sosial masyarakat Indonesia dan tuntutan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. pengabdian badan, seperti shalat, puasa atau juga melalui bentuk pengabdian berupa

III. Upaya Strategis Pengembangan Wakaf Salah satu upaya strategis pengembangan wakaf yang dilakukan oleh Pemerintah C.q. Departemen Agama adalah

BAB IV ANALISIS. A. Persamaan dan Perbedaan Pendapat Mazhab Syafi i dan Mazhab Hanbali Tentang Hukum Menjual Reruntuhan Bangunan Masjid

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah SAW bersabda, apabila manusia meninggal dunia, maka

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 antara lain adalah untuk memajukan

WAKAF TUNAI MENURUT HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana di ketahui bahwa negara Indonesia mayoritas. kepentingan keagamaan, seperti pembangunan rumah ibadah maupun kegiatan

BAB IV PRAKTEK PEMBINAAN NAZHIR DI WILAYAH KECAMATAN KEBONAGUNG KABUPATEN DEMAK MENURUT PP NO 42 TAHUN 2006

BAB I PENDAHULUAN. bagi kaum muslimin untuk menapaki kehidupan fana di dunia ini dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. hidup atau sudah meninggal, sedang hakim menetapkan kematiannya. Kajian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pasal 215 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam menyatakan bahwa wakaf

BAB I PENDAHULUAN. bagi umat manusia seperti yang disebutkan dalam Al-Qur an, Sesungguhnya

BAB IV ANALISIS PENDAYAGUNAAN DANA WAKAF MASJID DAN WAKAF QUR AN DI YAYASAN DANA SOSIAL AL FALAH SURABAYA

BAB IV ANALISIS MENGENAI PANDANGAN IMAM SYAFI I TENTANG STATUS WARIS ANAK KHUNTSA MUSYKIL

PENDAHULUAN. Belakangan ini di Indonesia muncul berita yang mengejutkan berbagai

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HIBAH SELURUH HARTA KEPADA ANAK ANGKAT DI DESA JOGOLOYO KECAMATAN SUMOBITO KABUPATEN JOMBANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. wakaf yaitu, ajaran Islam mengenai wakaf, peraturan perundang-undangan dan

BAB I PENDAHULUAN. diamanatkan dalam Pembukuan Undang-Undang Dasar 1945 antara lain

BAB IV PENARIKAN HARTA WAKAF MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004

BAB I PENDAHULUAN. shalat dan puasa. Namun ada juga yang berdampak secara sosial, seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masjid Quba sebagai wakaf pertama, kemudian beliau membangun masjid Nabawi

BAB IV ANALISIS WAKAF UANG DI KSPPS BMT MANDIRI SEJAHTERA KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG BABAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dalam Preambule Undang-Undang Dasar 1945 salah satunya adalah memajukan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Perolehan dan peralihan hak atas tanah dapat terjadi antara lain melalui: jual

BAB II KONSEP WAKAF DALAM PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DAN KONSEP TANAH FASUM (FASUM) DALAM HUKUM PERTANAHAN DI INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Wakaf merupakan perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau

BAB II TAHUN 2004 TENTANG WAKAF. A. Dasar pemikiran lahirnya UU No 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf

TATA CARA DAN PENGELOLAAN WAKAF UANG DI INDONESIA

PEMENUHAN SYARAT DAN KEABSAHAN BADAN PENYELENGGARA DAN LAHAN DALAM PENDIRIAN DAN PERUBAHAN BENTUK PTS SERTA PENAMBAHAN PS

BAB I PENDAHULUAN. para pemeluknya. Keduanya disebut dengan dua kalimat hablum minallah wa

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam memahami zakat masih sedikit di bawah shalat dan puasa.

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya pada unsur kebajikan (birr), kebaikan (ihsan) dan persaudaraan

BAB V PERSAMAAN DAN PERBEDAAN WASIAT KEPADA NON MUSLIM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Wakaf sebagai institusi keagamaan, di samping berfungsi ubudiyah. mewujudkan dan memelihara hablun min Allah dan hablun min an-nas.

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi kerja pada manusia serta menurunkan Islam untuk membuka mata

BAB I PENDAHULUAN. jangan beredar di antara orang-orang kaya saja diantara kamu. Dan juga Ibn. Abbas r.a dalam Laroche (1996) mengatakan bahwa:

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Propinsi Jawa Tengah. Terletak di sepanjang Pantai Utara Laut Jawa,

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT telah menjadikan manusia saling berinteraksi antara satu

BAB IV ANALISIS EFEKTIVITAS PENGAWASAN KUA KECAMATAAN SEDATI TERHADAP PENGELOLA BENDA WAKAF

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan juga berarti akses yang rendah dalam sumber daya dan aset produktif untuk

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB 1 PENDAHULUAN. diwajibkan oleh Allah SWT untuk diberikan kepada mustahik yang telah

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu ibadah yang paling penting. Dalam Al-Qur an kerap kali

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan syari ah, terutama perbankan syari ah. Demikian pula Baitul

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad M. Saefuddin, Ekonomi dan Masyarakat dalam Perspektif Islam, (Jakarta: CV Rajawali, 1987), h.71.

PENARIKAN KEMBALI HARTA WAKAF OLEH PEMBERI WAKAF (Study Analisis Pendapat Imam Syafi'i)

BAB I PENDAHULUAN. penegasan arti dan maksud dari beberapa istilah yang terkait dengan judul

MANFAAT DAN HAMBATAN DALAM PENGELOLAAN WAKAF UANG * Oleh Drs. H. Asrori, S.H., M.H

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Undang Undang. Nomor 23 Tahun Republik Indonesia ZAKAT PENGELOLAAN. Tentang

BAB IV ANALISIS TENTANG TIDAK ADANYA PELAPORAN PENGELOLAAN WAKAF OLEH NADZIR KEPADA KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. 2004, hlm Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil (BMT), UII Pres Yogyakarta,

BAB III LANDASAN TEORITIS TENTANG WAKAF

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (BKKBN) dalam Diskusi dua mingguan Pimpinan BKKBN dengan

MANAJEMEN BADAN PENGELOLA WAKAF MASJID AGUNG KAUMAN SEMARANG DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI HARTA WAKAF

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemiskinan merupakan bahaya besar bagi umat manusia dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. dengan ekonomi dan sosial yang baik tanpa bergantung kepada orang lain.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP GANTI RUGI TANAH WAKAF MUSHALLA AKIBAT LUAPAN LUMPUR LAPINDO

BAB I PENDAHULUAN. Wakaf merupakan salah satu tuntunan ajaran agama Islam yang. menyangkut kehidupan bermasyarakat dalam rangka ibadah itjima iyah

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Strategi Pengeloalan Wakaf Produktif di Masjid Riyadusolikhin

BAB I PENDAHULUAN. Segala puji bagi Allah Swt. yang mengatur dan memelihara segala sesuatu yang

Sejarah dan Perkembangan Wakaf. Written by Administrator Thursday, 27 December :03

ANALISA PASAL 25 TENTANG WAKAF DENGAN WASIAT UNDANG UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 MENURUT FIQIH MUAMALAH SKRIPSI

PERANAN KUA DALAM MELAKUKAN PENCATATAN DAN PENGAWASAN TANAH WAKAF ( STUDI KASUS DI KUA KECAMATAN CILANDAK KOTA JAKARTA SELATAN) Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. tidak boleh dijual, tidak boleh dihibahkan dan tidak boleh diwariskan. Namun,

ANALISIS TERHADAP PROSES PENCATATAN STATUS TANAH WAKAF MASJID USWATUN HASANAH DI DESA SRIWULAN KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. seperti Sabda Nabi yang menyatakan bahwa kefakiran itu mendekati pada

BAB I PENDAHULUAN. Wakaf sebagai perbuatan hukum sudah lama melembaga dan dipraktikan

Harta benda wakaf adalah harta benda dimiliki dan dikuasai oleh pewakaf secara sah

BAB IV ANALISIS PENGELOLAAN TANAH WAKAF DI YAYASAN MASJID RAYA BAITURRAHMAN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. yang berlawanan dengan semangat dan komitmen Islam terhadap. yang sejahtera dan baik yang menjadi tujuan utama mendirikan Negara.

ANALISIS PERATURAN BADAN WAKAF INDONESIA NO 1 TAHUN 2009 TERHADAP IMPLEMENTASI SETORAN WAKAF YANG DI BANK SYARIAH MANDIRI

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Badan Perencana Pembangunan (Bappenas) menyatakan bahwa jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang komprehensif ( rahmatan lil 'alamin) yang

BAB IV ANALISIS PERWAKAFAN DI KJKS BMT AL-FATTAH PATI. A. Praktek Perwakafan Uang di KJKS BMT AL-FATTAH Pati

BAB III TINJAUAN TEORITIS. Wakaf merupakan perbuatan hukum Wakif untuk memisahkan atau

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wakaf telah dipraktikan oleh orang-orang terdahulu sebelum Islam, meskipun belum dinamakan wakaf. Hal ini karena tempat-tempat ibadah berdiri secara permanen, yang tersedia didalamnya berupa kebutuhan operasional diberikan oleh pendiri-pendirinya agar dapat dipergunakan dalam menunjang kegiatan-kegiatan ibadah. Wakaf adalah salah satu lembaga Islam yang potensial untuk dikembangkan, khususnya di negara-negara berkembang. Berdasarkan pengalaman negara yang lembaga wakafnya sudah maju, wakaf dapat dijadikan salah satu pilar ekonomi. Meskipun wilayah Islam terpecah-pecah sebagai akibat penjajahan, namun harta wakaf yang ada di wilayah-wilayah Islam yang sudah merdeka tetap terpelihara dengan baik. 1 Sejak tahun 2000, wakaf mulai banyak mendapat perhatian di Indonesia, baik dari praktisi, akademis maupum pemerintah. Kondisi ini di tengarai dengan adanya berbagai tulisan di media massa, baik cetak maupun elektronik. 2 Wakaf uang penting sekali untuk dikembangkan di Indonesia saat ini kondisi perekonomian kian memburuk. pendapatan yang diperoleh dari pengelolahan wakaf tersebut dapat dibelanjakan untuk berbagai tujuan yang berbeda-beda, seperti keperluan 1 Suhrawardi. K. Lubis.Wakaf dan Pemberdayaan Umat (Sinar Grafika dengan UMSU publisher, 2010), h. 22-23. 2 Ibid., h. 34.

pendidikan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi masyarakat, untuk pemeliharaan harta-harta wakaf, dan lain-lain. Jika ada lembaga wakaf yang mampu mengelolah wakaf tanah secara professional, maka lembaga ini merupakan saran baru bagi umat Islam untuk beramal. 3 Wakaf dalam Islam tidak terbatas pada tempat-tempat ibadah saja dan hal-hal yang menjadi prasarana dan sarananya saja, tetapi diperbolehkannya dalam semua macam sedekah. 4 Dalam wakaf hakikatnya bukan pemilikan, tetapi pemanfaatanya saja. Dalam fiqh Islam, bahwa redaksi yang dipakai bukanlah kata-katanya, melainkan maksud dan maknanya. Alasan lain, keberadaan yang dimiliki pengelola dalam keadaan wakaf. Yang demikan itu tidak dapat mencegah ketetapan hakikatnya, karena fuqaha tidak sepakat bahwa bendah yang diwakafkan dapat dimiliki. 5 Abu Yusuf, Muhammad al-syaibani, dari Mazhab Hanafi menetapkan bahwa benda yang diwakafkan adalah milik Allah Ta ala. Sementara Mazhab Maliki menetapkan bahwa kepemlikan tetap berada pada wakif. Pendapat ini di dukung Ibn al-humam dari mazhab Hanafi. ini berbeda dengan pendapat mazhab Hambali. Yang menjadi harta wakaf adalah yang menjadi milik penerima wakaf. Wakaf disyari atkan oleh Allah Swt. melalui Rasulullah Saw. Kepada Umar Bin al-khattab. Umarlah yang pertama kali mewakafan tanah di Khaibar, 3 Ibid., h. 41. 4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia (Jakarta: PT Raja Grafindo perada, 2007), h. 480. 5 Ibid., h. 480.

yang kemudian dicatat sebagai tindakan wakaf dalam sejarah Islam. Wakaf merupakan tindakan sukarela (tabarru ) untuk mendermakan sebagian kekayaan. Karena sifat harta benda yang diwakafkan tersebut bernilai kekal, maka derma wakaf itu bernilai jariah (kontinyu), artinya pahala yang diterima secara berkesinambungan selama harta wakaf tersbut dimanfaatkan untuk kepentingan umum. Sejak berlakunya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun1977 ini, maka semua Peraturan Pemerintah Pusat (PERPU) tentang perwakafan sebelumnya, sepanjang bertentangan dengan PP ini dinyatakan tidak berlaku lagi. Sedangkan hal-hal yang belum diatur, akan diatur lebih lanjut Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri sesuai dengan bidang wewenang dan tugas masing-masing. Langkah-langkah yang telah diambil oleh Departemen Agama sehubungan dengan terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 1977 ini antara lain. 6 1. Mendata seluruh tanah wakaf hak milik diseluruh wilayah tanah air guna menetukan tolak ukur pengelolaan, pemberdayaan dan pembinaannya; 2. Memberikan sertifikat tanah wakaf yang belum disertifikasi dan memberikan advokasi terhadap tanah wakaf yang bermasalah. Menurut data, dari hasil pengamatan awal penulis di Kantor Urusan Agama Kecamatan Baruga, diperoleh data yaitu, tanah wakaf di Kecamatan Baruga h. 251-252. 6 Abdul Manan, Aneka Masalah Hukum Perdata Islam di Indonesia (Jakarta: Kencana, 2006),

berjumlah 23 lokasi. Dari 23 tanah wakaf tersebut 1 diantaranya difungsikan sebagai tempat didirikannya Rumah pisiandu, 2 lokasi sebagai tempat pendidikan selebihnya yaitu 20 lokasi digunakan sebagai tempat ibadah yaitu mesjid. Dari pelaksanaan wakaf di Kecamatan Baruga masih didominasi pada penggunaan untuk tempat-tempat ibadah seperti mesjid dan mushola tidak ada yang digunakan untuk mengembangkan tanah wakaf tersebut dalam bidang ekomomi. Sehingga bisa dikatakan tanah wakaf yang ada di Kecamatan Baruga masih belum produktif. Penggunaan pemanfaatan untuk peningkatan kesejahteraan umum dalam bidang ekonomi masih sangat minim, bukan benda-benda produktif yang dapat mendatangkan kesejahteraan umat. Menyadari tentang kekurangan ini, Departemen Agama beserta Majelis Ulama, dan pihak terkait lainnya telah berupaya memperdayakan tanah-tanah tersebut dari pengelolaan tradisional konsumtif menjadi profesional produktif dengan cara penyuluhan hukum wakaf kepada masyarakat, menyusun Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang wakaf yang sesuai dengan perkembangan masa kini dan mewujudkan Badan Wakaf Indonesia (BWI) sebagai lembaga yang mengelola wakaf secara nasional. Ditebitkannya Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf, yang disambut hangat oleh masyarakat muslim. Sehingga dimungkinkan bagi seluruh umat muslim dapat mewakafkan sebagian

harta bendanya selain berupa tanah, bangunan, atau harta benda lain. Fungsi wakaf mengandung unsur kebaikan, dan persaudaraan, dengan demikian ketika wakaf memberikan manfaat secara berkelanjutan. Melalui wakaf diharapkan akan terjadi pendistribusian manfaat bagi masyarakat secara lebih luas, dari manfaat pribadi, menuju manfaat masyarakat, sehinga dapat mensejahterakan kehidupan manusia secara umum. Pengaturan melalui undang-undang tentang wakaf sangat berpengaruh, sebab undang-undang ini melengkapi aspek legalitas untuk memandu dan menjamin segala kegiatan yang terkait dengan wakaf. Dengan demikian, umat Islam dapat mengembangkan wakaf secara optimal. Ketiadaan pengaturan tentang wakaf akan memberikan pengaruh besar dalam pengelolaan di Kecamatan Baruga Kota Kendari. Masyara akhirnya memahami bahwa wakaf bukan hanya kegiatan agama. Akibatnya wakaf di Kecamatan Baruga Kota Kendari belum mendapatkan penanganan secara baik dan berkembang wakaf mampu dikembangkan dalam membagun ekonomi bagi kesejahteraan umat. Seharusnya pengelolaan wakaf telah mencapai titik optimal jika pengaturannya telah tersedia sejak dahulu. Awal perwkafan tidak berada di bawah pengaturan sebuah organisasi profesional maupun pemerintah. Pengelolaan wakaf dijalankan seadanya. Selain masalah legalitas, ada masalah lain yang harus segera dipecahkan pula. Yaitu mengenai pemahaman masyarakat

terhadap wakaf. Mereka hingga kini banyak yang memandang bahwa pemberian wakaf hanya untuk peruntukkan masjid saja. Sebenarnya wakaf tak hanya itu, tapi ia bisa dikembangkan untuk hal yang bersifat produktif. Walaupun telah diberlakukannya Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf dan Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 tentang Pelaksanaannya, masih perlu waktu untuk memberi pengertian dan paling tidak dapat mensosialisasikan keberadaan undang-undang tersebut kepada masyarakat karena masih banyak masyarakat yang belum mengetahuinya. Wakaf adalah ibadah yang diutamakan dalam Islam, disamping pendekatan diri kepada Allah, juga sebagai salah satu sarana mewujudkan kesejahteraan sosial dan sekaligus modal dalam perkembangan dan kemajuan agama Islam. Mewakafkan harta yang dimiliki, maka manfaat yang akan diperoleh lebih dari pada bersedekah, sebab harta wakaf itu abadi, tidak boleh dijual dihibah, atau diwariskan sehingga hasilnya dapat terus menerus dipergunakan untuk kepentingan masyarakat dan usaha-usaha amal Islam, seperti membangun rumah sekolah, madrasah, rumah sakit, rumah penyantun anak yatim atau pant jompo dan amal akhirat lain. Oleh karenanya Wakaf adalah salah satu usaha mewujudkan dan memelihara Hablum Minaallah dan Hablum Minannas. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka perlu mengubah pola pikir masyarakat tentang pemahaman wakaf yang saat ini lebih terfokus kepada hal

yang konsumtif seperti untuk kepentingan pembangunan sarana dan prasarana ibadah, misalnya mesjid, mushola, madrasah, majelis taklim, yayasan yatim piatu, kuburan dan sebagainya. Pemahaman wakaf saat ini harus berorientasi kepada wakaf produktif, tidak hanya untuk kepentingan peribadatan tetapi lebih ditekankan kepada kepentingan masyarakat seperti pembangunan perumahan, perkantoran, pasar swalayan, industri, penanaman bibit unggul, perikanan, dan sebagainya yang hasilnya digunakan untuk kepentingan masyarakat dalam menuntaskan kemiskinan. Wakaf harus dikembangkan secara optimal dengan pengelolaan profesional produktif untuk mencapai hasil yang nyata dalam kehidupan masyarakat. Langkah awal dalam melaksanakan wakaf produktif ini adalah dengan menghilangkan segala kendala yang dihadapi selama ini dalam mengelola wakaf terutama tidak produktifnya harta benda wakaf Nadir yang kurang profesional dan administrasi pengelola wakaf yang tidak tertib. Semua harta wakaf yang mempunyai nilai komersial yang tinggi harus ditata kembali dan hasilnya disalurkan untuk kesejahteraan masyarakat. 7 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf telah diberlakukan di Indonesia. Pemberlakuan terhadap undang-undang tentang wakaf ini telah berjalan tiga belas tahun lebih namun belum menampakkan hasil yang secara optimal. Dari kenyataan ini maka menarik untuk dilakukan suatu penelitian. Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin mengadakan penelitian, mengenai efektivitas pemanfaatan tanah wakaf di Kecamatan Baruga di tinjau dari Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang wakaf serta bagaimana 7 Ibid., h. 276.

sumbangsih wakaf tersebut terhadap kehidupan masyarakat di Kecamatan Baruga. Oleh karena itu penulis merumuskan dalam penelitian ini dengan judul : Efektivitas Pemanfaatan Tanah Wakaf di Kecamatan Baruga Kota Kendari Ditinjau dari Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf. B. Rumusan Masalah Sehubungan dengan latar belakang masalah tersebut diatas, maka penulis dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut 1. Bagaimana kondisi objektif pelaksanaan wakaf di Kecamatan Baruga? 2. Bagaimana efektivitas pemanfaatan tanah wakaf di Kecamatan Baruga Kota Kendari dalam perspektif Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 pasal 22? 3. Apa kendala dalam pemanfaatan tanah wakaf di Kecamatan Baruga? C. Tujuan dan manfaat Penelitian 1. Tujuan Adapun tujuan penulisan penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui dan menjelaskan kondisi objek hukum perwakafan di Kecamatan Baruga.

b. Untuk mengetahui dan menjelaskan efektivitas pemanfaatan tanah wakaf di Kecamatan Baruga Kota Kendari dalam perspektif Undangundang Nomor 41 Tahun 2004 pasal 22? c. Apa mengetahui kendala-kendala dalam pemanfaatan tanah wakaf di Kecamatan Baruga Kota Kendari. 2. Manfaat manfaat yang diharapkan penulis dari penelitian ini adalah memberikan sumbangsih pemikiran bagi disiplin keilmuan secara umum dan dapat digunakan untuk dua aspek, yaitu : a. Aspek teoritis, Sebagai upaya menambah pengetahuan agar bisa dijadikan Bahan pertimbangan dalam pengelolaan wakaf di Kecamatan Baruga Kota Kendari. b. Aspek praktis, 1) Bagi masyarakat Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan dapat dipakai serta dipelajari sebagai bahan penyuluhan baik secara komunikatif, Informatife, maupun edukatif kepada masyarakat mengenai pengelolaan wakaf di Kecamatan Baruga Kota Kendari. 2) Bagi akademik Diharapkan dapat menambah pengetahuan lebih dalam tentang pengelolaan wakaf secara efektif agar dapat dijadikan sebagai acuan dalam studi lebih lanjut bagi kajian-kajian yang mempunyai pokok

bahasan serupa, khusus Fakultas Syariah Program Studi Akhwal Al- Syakhsiyyah (Hukum Keluarga). 3) Bagi penulis a) Memenuhi kewajiban penulis sebagai mahasiswa tingkat terakhir dalam menyusun Skripsi untuk persyaratan meraih gelar Strata satu (SI) di Fakultas Syariah Program Studi Ahwal Al-Syakhsiyyah IAIN Kendari. b) Dapat menambah pengetahuan bagi penulis terhadap penegelolaan wakaf secara efektif. D. Definisi Operasional 1. Efektivitas adalah tingkat ketetapan dan keberhasilan dalam suatu program. 8 Efektivitas dalam arti menunjukan tarap pencapaian suatu tujuan, sesuai dengan aturan yang telah ditentukan sejalan dengan perencanaan yang telah ditetapkan. 9 2. Pemanfaatan merupakan kata turunan kata dari kata manfaat, yakni suatu penghamdapan yang semata-mata menunjukan kegiatan menerima, penghadapan tersebut pada umumnya mengarah pada perolehan atau pemakaian untuk hal-hal yang berguna baik di pergunakan secarra lansung maupun tiadak lansung agar dapat bermanfaaat. 8 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (ad.iii, Balai Pustaka, 2005)., h. 284 9 Pringgodigdo, 1973, Ensiklopedi Umum, Yayasan Kanisius, Yogyakarta, h 361.

3. Tanah wakaf adalah tanah hak milik yang suda di berikan untuk kepentingan umum. 10 4. Perspektif adalah cara untuk melukiskan sesuatu benda dalam hal ini adalah tanah wakaf. 5. Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 Pasal 22 Peruntuhan harta benda wakaf dalam undang-undang Nomor 41 tahun 2004 Paal 22 tentang peruntuhan harta wakaf yaitu: 11 a. Sasaran dan kegiatan ibadah; b. Sasaran dan kegiatan pendidikan, serta kesehatan; c. Bantuan kepada fakir miskin anak terlantar, yatimpiatu; bea siswa; d. Kemajuan dan peningkatan ekonomi umat; dan/ atau; e. Kemajua kesejateraan umum lainya yang tidak bertentangan dengan syariah dan peraturan perundang-undangan. 10 Undang-Undang Repoblik Indonesia Nomor 41 Tahun 2004 11 Kompilas Hukum Islam, Undang-Undang Repoblik Indones Perwakafan Nomor 41tahun 2004 pasal 22, h. 125

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Relevan Untuk menghindari penelitian terhadap objek yang sama atau pengulangan terhadap suatu penelitian yang sama, serta menghindari anggapan plagiasi terhadap karya tertentu, maka perlu dilakukan review terhadap kajian yang pernah ada. Adapun beberapa penelitian terdahulu yang temanya sama dengan penelitian yang dikaji oleh penulis mengenai tanah wakaf, di antaranya: 1. Riki Faizal (Mahasiswa Institut Keislaman Hasyimasi Ashari Jombang) pendayagunaan tanah wakaf untuk mensejahterakan umat menurut hukum Islam dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 1977. Adapun hasil penelitiannya yaitu tentang perwakafan menurut syariat Islam adalah untuk ibadah hal itu juga sesuai dengan rumusan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 1977. 2. Penelitian yang dilakukan Najmudin (Maha siswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta) dengan judul Strategi Pengelolaan Tanah Wakaf di Desa Babakan Ciseeng Bogor. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa strategi pengeolaan tanah wakaf babakan kebanyakan diperuntukan untuk kegiatan-kegiatan ibadah seperti, musholah, pendidikan, dan kuburan. Terkait dengan penelitian tersebut, penulis beranggapan bahwa penelitian yang akan penulis lakukan sangat berbeda dengan penelitian sebelumnya. Sebab penelitian ini berjudul efektivitas pemanfaatan tanah wakaf dalam perspektif