BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action

METODE PENELITIAN. kolaboratif. Menurut Wardhani (2009: 1.4) penelitian tindakan kelas adalah. aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat.

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. classroom action research Wardhani, dkk.( 2007: 1.3). Dalam setiap siklus

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, yaitu suatu Action Research yang dilakukan di

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, Wardhani, dkk., (2007: 1.3), selain itu

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan model pembelajaran AIR ( Auditory Intellectually

BAB III METODE PENELITIAN. dengan classroom action research, yaitu satu action research yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK),

METODE PENELITIAN. Daryanto ( 2012: 1). Bagi mahasiswa terutama mereka yang mengambil

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas, atau yang dikenal dengan Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

III. METODE PENELITIAN. melakukan suatu perbaikan yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan jenis penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research (CAR). Menurut Tarigan (2011: 103), penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitaian yang dilaksanakan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang lebih

BAB III METODE PENELITIAN. perbaikan dalam berbagai aspek. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research. Wardani (2007: 1.4)

BAB III METODE PENELITIAN. yang dalam bahasa asing dikenal sebagai Classroom Action Research.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu penelitian

Prosedur penelitian dilaksanakan dengan menggunakan siklus-siklus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research,

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang dikenal dengan classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Action Research (Wardhani, dkk., 2007: 1.3). Selanjutnya Suharsimi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau lebih dikenal

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan kepada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dalam jangka waktu 4 bulan, dihitung dari

BAB III METODE PENELITIAN. situasi kelas, atau lazim dikenal classroom action research (Wardhani&

BAB III METODE PENELITIAN. pada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENULISAN

METODE PENELITIAN. dilakukan dalam kelas (Wardhani, 2004: 3). Sedangkan Arikunto (2006: 58)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pelaksanaannya masih terdapat masalah-masalah yang harus dihadapi guru. Untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. terkait dan berkesinambungan yaitu (1) Perencanaan (planning), (2)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal classroom action research (Wardhani dkk, 2007: 13). Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal Classroom Action Research (Wardhani dkk, 2007: 13).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal sebagai clasroom action

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom

III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang istilah dalam bahasa Inggrisnya adalah Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran yang dilakukan dikelas. PTK berfokus pada kelas atau pada. Sesuai dengan metode penelitian tindakan kelas,

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. (2011: 4) penelitian tindakan kelas istilah dalam bahasa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. melalui refleksi, colaboratif, dan partisipatif. Menurut Arikunto, S., dkk. (2006:

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Hamdani (2011: 326) Penelitian Tindakan Kelas pada

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action Research

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Wardani (2007:

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga aktifitas dan hasil belajar

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau lebih

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bersifat reflektif

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan proses dan praksis pembelajaran. Arikunto (2010: 135).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunkan dalam penelitian ini menggunakan metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. diungkapkan pada latar belakang, yaitu peneliti melakukan penelitian dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas dengan

Transkripsi:

57 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Wardhani, dkk. (2008: 1. 4) penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam meningkatkan mutu pembelajaran di kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar (Arikunto, dkk., 2011: 60). Prosedur penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Penelitian ini berhenti pada siklus kedua dikarenakan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan sudah tercapai. Menurut Arikunto, dkk. (2011: 16) secara garis besar terdapat empat tahapan yang dilalui pada setiap siklusnya, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Adapun siklus pelaksanaan untuk masing-masing tahap berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut.

58 Perencanaan Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan Pengamatan Gambar 3.1 Siklus penelitian tindakan kelas Sumber: Arikunto, dkk. (2011: 16) B. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 03 Sulusuban, Kecamatan Seputih Agung, Kabupaten Lampung Tengah. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap dengan lama penelitian 2 bulan, terhitung dari bulan Januari sampai Februari 2015. 3. Subjek Penelitian Subjek dari penelitian tindakan kelas ini adalah guru dan siswa kelas V A SD Negeri 03 Sulusuban. Jumlah siswa dalam kelas tersebut

59 adalah 22 orang siswa, yang terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 10 orang siswa perempuan. C. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian tindakan kelas ini, data yang berkaitan dengan penelitian akan dikumpulkan melalui dua teknik, yaitu teknik nontes dan tes. 1. Teknik Nontes Teknik nontes digunakan untuk memperoleh data yang bersifat kualitatif. Dalam penelitian ini, teknik nontes dilaksanakan dengan mengumpulkan data melalui observasi. Lembar observasi digunakan untuk mengukur variabel berupa kinerja guru, hasil belajar sikap, dan keterampilan siswa terhadap pembelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) dengan metode problem solving. 2. Teknik Tes Teknik tes digunakan untuk meperoleh data hasil belajar yang bersifat kuantitatif (angka) yang dilakukan dengan memberikan soal-soal tes untuk mengetahui hasil belajar dalam aspek pengetahuan. D. Alat Pengumpul Data Alat pengumpul data digunakan untuk mendapatkan data yang mendukung keberhasilan dalam melaksanakan penelitian ini. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan alat pengumpul data sebagai berikut.

60 1. Lembar observasi Instrumen ini dirancang oleh peneliti yang berkolaborasi dengan guru kelas sebagai panduan observasi untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan kinerja guru, hasil belajar sikap, dan keterampilan siswa selama pembelajaran berlangsung. a) Lembar observasi kinerja guru dalam pembelajaran Lembar observasi kinerja guru digunakan untuk menilai kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Adapun indikator kinerja guru yang berkenaan dengan penerapan model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) dengan metode problem solving adalah sebagai berikut. Tabel 3.01 Kisi-kisi indikator penilaian kinerja guru Indikator Kinerja Guru Berkenaan dengan Model No Pembelajaran Auditory Intellectually Repettition (AIR) dengan Metode Problem Solving 1. Memfasilitasi siswa untuk mengonstruksi pengetahuan melalui kegiatan mengamati (mendengar, melihat, membaca) 2. Mengarahkan siswa untuk menemukan masalah melalui proses menalar 3. Mengarahkan siswa untuk merumuskan masalah 4. Mengarahkan siswa untuk menentukan jawaban sementara (hipotesis) 5. Membimbing siswa untuk memecahkan masalah melalui kegiatan diskusi 6. Memfasilitasi siswa mencoba dalam rangka mengumpulkan data untuk menguji hipotesis 7. Membimbing siswa membuat kesimpulan serta mengomunikasikan hasilnya Rubrik penskoran yang digunakan untuk menilai kinerja guru selama pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut ini.

61 Tabel 3.02 Rubrik penilaian kinerja guru Skor Nilai Mutu Keterangan aspek yang diamati 1 Kurang baik 2 Cukup baik 3 Baik 4 Sangat baik (Sumber: Adopsi Andayani, dkk., 2009: 73) Dilaksanakan dengan kurang baik oleh guru dan guru terlihat kurang menguasai. Dilaksanakan dengan cukup baik oleh guru dan guru terlihat cukup menguasai. Dilaksanakan dengan baik oleh guru dan guru terlihat menguasai. Dilaksanakan dengan sangat baik oleh guru dan guru terlihat professional. b) Lembar observasi sikap siswa Aspek sikap yang dinilai dalam penelitian ini adalah sikap tanggung jawab dan kerjasama. Indikator aspek sikap tanggung jawab dan kerjasama dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 3.03 Indikator penilaian sikap siswa Aspek sikap yang diamati Tanggung Jawab Kerjasama (Sumber: Modifikasi Mulyasa, 2014: 147) Indikator 1. Membersihkan dan atau merapikan alat praktikum setelah melakukan percobaan 2. Mengembalikan alat praktikum pada tempatnya 3. Merapihkan tempat duduk setelah melakukan percobaan 4. Menjaga kelengkapan dan keutuhan alat praktikum 5. Berpartisipasi dalam kelompok 6. Menjalankan tugas sesuai dengan fungsi dalam kelompoknya 7. Memberikan kesempatan kepada teman untuk melakukan percobaan 8. Tetap berada dalam kelompoknya selama percobaan berlangsung

62 c) Lembar observasi keterampilan siswa Aspek keterampilan yang dinilai dalam penelitian ini adalah keterampilan mengamati dan mengomunikasikan lisan. Indikator aspek keterampilan mengamati dan mengomunikasikan lisan dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 3.04 Indikator penilaian keterampilan siswa Aspek keterampilan yang diamati Indikator Mengamati 1. Menggunakan indera/alat bantu indera 2. Mengamati objek dengan posisi tubuh yang benar 3. Fokus pada objek yang diamati 4. Mengidentifikasi perubahan pada objek Mengomunikasikan 5. Menyampaikan hasil percobaan dengan kalimat yang singkat 6. Menyampaikan hasil percobaan dengan kalimat yang jelas 7. Menyampaikan hasil percobaan dengan bahasa yang runtut 8. Menyampaikan hasil percobaan dengan sikap tenang (Sumber: Modifikasi Trianto, 2010: 144-146) 2. Soal Tes Soal tes ini digunakan untuk menjaring data mengenai peningkatan hasil belajar siswa dalam aspek pengetahuan. Melalui tes hasil belajar ini, pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran dan ketercapaian indikator pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) dengan metode problem solving dapat diketahui. Tes hasil belajar pengetahuan berupa tes formatif yang diberikan pada akhir siklus.

63 E. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini, data yang diperoleh melalui penelitian dianalisis menggunakan teknik analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif. 1. Analisis Data Kualitatif Analisis data kualitatif digunakan untuk menganalisis kinerja guru, hasil belajar sikap, dan hasil belajar keterampilan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Variabel yang dianalisis tersebut diperoleh dari pengamatan langsung ketika melaksanakan pembelajaran di kelas dengan menggunakan lembar observasi. a. Kinerja guru Tingkat pencapaian kinerja guru dapat diperoleh dengan rumus: Keterangan: N Guru = Nilai kinerja guru R = Jumlah skor yang diperoleh SM = Skor maksimal 100 = Bilangan tetap (Sumber: Modifikasi Purwanto, 2012: 102) Nilai tersebut akan dikategorikan dalam kategori keberhasilan guru dalam menerapkan model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) dengan metode problem solving sebagai berikut.

64 Tabel 3.05 Kategori keberhasilan kinerja guru Nilai Kategori 90 100 Sangat baik 75 89 Baik 50 74 Cukup baik < 50 Kurang (Sumber: Modifikasi Kemendikbud, 2013: 313) b. Hasil belajar sikap siswa 1) Untuk menentukan nilai hasil belajar sikap tiap siswa, menggunakan rumus: Keterangan: N S R SM = Nilai sikap siswa = Jumlah skor yang diperoleh = Skor maksimal 100 = Bilangan tetap (Sumber: Modifikasi Purwanto, 2012: 102) Nilai tersebut dikategorikan dalam kategori nilai hasil belajar sikap siswa sebagai berikut. Tabel 3.06 Kategori nilai sikap dan pengetahuan siswa Nilai Kategori 81 Sangat baik 66 80 Baik 46 65 Cukup baik 45 Kurang baik (Sumber: Modifikasi Kunandar, 2014: 151)

65 2) Persentase hasil belajar sikap kategori Baik secara klasikal diperoleh dengan rumus: P S = x 100% Keterangan: P S = Persentase ketuntasan nilai sikap secara klasikal (Sumber: Adopsi Aqib, dkk., 2009: 41) Persentase tersebut dikategorikan dalam persentase hasil belajar sikap siswa secara klasikal sebagai berikut. Tabel 3.07 Kategori persentase pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa secara klasikal Tingkat Keberhasilan (%) Kategori 85 100 Sangat tinggi 75 84 Tinggi 65 74 Sedang 55 64 Rendah < 55 Sangat rendah (Sumber: Modifikasi Purwanto, 2012: 103) c. Hasil belajar keterampilan siswa 1) Untuk menentukan nilai keterampilan tiap siswa menggunakan rumus: Keterangan: N K = Nilai keterampilan siswa R = Jumlah skor yang diperoleh SM = Skor maksimal 100 = Bilangan tetap (Sumber: Modifikasi Purwanto, 2012: 102) Nilai tersebut dikategorikan dalam kategori nilai hasil belajar keterampilan siswa sebagai berikut.

66 Tabel 3.08 Kategori nilai keterampilan siswa Nilai Kategori 81 Sangat terampil 66 80 Terampil 46 65 Cukup terampil 45 Kurang terampil (Sumber: Modifikasi Kunandar, 2014: 293) 2) Persentase hasil belajar keterampilan kategori Terampil secara klasikal diperoleh dengan rumus: P K = x 100% Keterangan: P K = Persentase ketuntasan nilai keterampilan secara klasikal (Sumber: Adaptasi Aqib, dkk., 2009: 41) Persentase tersebut dikategorikan dalam kategori persentase hasil belajar keterampilan secara klasikal seperti pada tabel 3.07. 2. Analisis Data Kuantitatif Analisis data kuantitatif digunakan untuk mendeskripsikan berbagai dinamika kemajuan kualitas hasil belajar siswa dalam hubungannya dengan penguasaan materi yang diajarkan guru. a) Nilai hasil belajar pengetahuan siswa secara individual diperoleh dengan rumus: Keterangan: N P = Nilai pengetahuan siswa

67 R = Jumlah skor yang diperoleh SM = Skor maksimal dari tes 100 = Bilangan tetap (Sumber: Adaptasi Purwanto, 2012:102) Ketuntasan individual jika siswa memperoleh nilai 66 Nilai tersebut dikategorikan dalam kategori nilai hasil belajar pengetahuan siswa seperti pada tabel 3.06. b) Menghitung nilai rata-rata kelas Keterangan: = Nilai rata-rata kelas Xi = Jumlah nilai yang diperoleh siswa N = Jumlah siswa (Sumber: Adaptasi Aqib, dkk., 2009: 40) c) Nilai persentase ketuntasan belajar siswa dalam ranah pengetahuan secara klasikal diperoleh dengan rumus: Keterangan: P P = Persentase ketuntasan nilai pengetahuan secara klasikal (Sumber: Adaptasi Aqib, dkk., 2009: 41) Persentase tersebut dikategorikan dalam kategori persentase hasil belajar pengetahuan secara klasikal seperti pada tabel 3.07.

68 F. Prosedur Penelitian 1. Siklus I a) Tahap Perencanaan Pada tahap ini, peneliti membuat perencanaan penelitian yang matang untuk mencapai pembelajaran yang diinginkan. Adapun langkah-langkah perencanaannya adalah sebagai berikut. 1) Menganalisis standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk mengetahui materi pembelajaran, dengan berpedoman pada Permendiknas No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. 2) Membuat perangkat pembelajaran, antara lain: pemetaan SK-KD, silabus, dan Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) secara kolaboratif antara peneliti dan guru dengan berpedoman pada Permendiknas No. 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses. 3) Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) serta menyiapkan sarana dan prasarana pendukung yang diperlukan dalam eksperimen. 4) Membuat lembar observasi, berupa lembar observasi kinerja guru, hasil belajar sikap, dan hasil belajar keterampilan siswa. 5) Menyusun alat evaluasi hasil belajar siswa berupa soal tes formatif. 6) Menetapkan cara melakukan refleksi terhadap penelitian yang dilakukan, yang dirumuskan oleh pengajar dan peneliti. b) Tahap Pelaksanaan Tahap ini merupakan penerapan dari perencanaan yang telah disusun, yaitu sebagai berikut.

69 1) Kegiatan pendahuluan (a) Siswa merespon salam yang disampaikan oleh guru sebelum memulai pembelajaran. (b) Siswa berdoa sebelum memulai kegiatan menurut agama dan keyakinan masing-masing. (c) Guru melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa. (d) Mengondisikan siswa agar siap untuk belajar. (e) Melakukan apersepsi dengan memotivasi siswa melalui bercerita, demonstrasi atau mengungkapkan fakta yang ada kaitannya dengan materi pelajaran yang akan diajarkan. (f) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, garis besar cakupan materi, dan kegiatan yang akan dilakukan siswa dalam proses pembelajaran. 2) Kegiatan Inti (a) Memberikan penjelasan umum materi yang akan dipelajari untuk mengonstruksi pengetahuan siswa melalui kegiatan mengamati (mendengar, melihat, membaca). (b) Siswa diarahkan untuk menemukan masalah melalui proses menalar. (c) Siswa diarahkan untuk merumuskan masalah. (d) Siswa diarahkan untuk membuat jawaban sementara (hipotesis).

70 (e) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil yang heterogen, terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa pada setiap kelompok. (f) Guru membagikan LKS (Lembar Kerja Siswa) dan alat percobaan kepada masing-masing kelompok (auditory). (g) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai LKS yang kurang dipahami (auditory). (h) Masing-masing kelompok bekerjasama untuk memecahkan masalah (problem solving), yang dapat diperoleh dari suatu percobaan atau eksperimen yang telah disediakan langkahlangkahnya oleh guru. Tiap anggota bekerja sesuai tugas yang disepakati oleh kelompok (intellectually). (i) Melalui kegiatan mencoba, siswa mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis. (j) Guru berkeliling memfasilitasi serta membantu siswa yang mengalami kesulitan. (k) Setiap kelompok berdiskusi dalam menyelesaikan LKS yang diberikan untuk membuktikan hipotesis dan membuat kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan. (l) Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di hadapan kelompok yang lain dan kelompok lain memberikan tanggapan dan masukan untuk kelompok yang sedang mempresentasikan hasil diskusinya (intellectually).

71 (m) Siswa mengerjakan kuis secara individu (repetition). 3) Kegiatan Penutup (a) Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan. (b) Memberikan tindak lanjut pembelajaran. (c) Berdoa untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran. c) Tahap Pengamatan Pelaksanaan pengamatan dilakukan oleh observer pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan alat bantu berupa lembar observasi. Lembar observasi yang disiapkan meliputi lembar observasi kinerja guru, hasil belajar sikap, dan keterampilan siswa. d) Refleksi Peneliti bersama guru melakukan refleksi untuk menganalisis kelebihan dan kekurangan selama proses pembelajaran berlangsung. Seluruh data yang diperoleh pada tahap pengamatan dikumpulkan dan dianalisis. Kegiatan analisis dilakukan dengan merefleksikan kegiatan yang berlangsung dengan membuat kesimpulan, hasilnya digunakan untuk menentukan langkah-langkah perbaikan pada pembelajaran berikutnya. Apabila tujuan penelitian belum tercapai, maka penelitian akan dilanjutkan pada siklus berikutnya.

72 2. Siklus II a. Tahap Perencanaan Pada akhir siklus I telah dilakukan refleksi oleh semua tim peneliti untuk mengkaji proses pembelajaran yang telah dilaksanakan sebagai acuan dalam pelaksanaan siklus II. Hasil pembelajaran pada siklus II ini diharapkan lebih baik dari siklus I. Adapun perencanaan pada siklus II ini adalah sebagai berikut. 1) Menganalisis standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk mengetahui materi pembelajaran, dengan berpedoman pada Permendiknas No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. 2) Membuat perangkat pembelajaran, antara lain: pemetaan SK-KD, silabus, dan Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) secara kolaboratif antara peneliti dan guru dengan berpedoman pada Permendiknas No. 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses. 3) Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan menyiapkan sarana dan prasarana pendukung yang diperlukan dalam eksperimen. 4) Membuat lembar observasi, berupa lembar observasi kinerja guru, hasil belajar sikap, dan keterampilan siswa. 5) Menyusun alat evaluasi hasil belajar siswa berupa soal tes formatif. b. Tahap Pelaksanaan 1) Kegiatan pendahuluan a. Siswa merespon salam yang disampaikan oleh guru sebelum memulai pembelajaran.

73 b. Siswa berdoa sebelum memulai kegiatan menurut agama dan keyakinan masing-masing. c. Guru melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa. d. Mengondisikan siswa agar siap untuk belajar. e. Melakukan apersepsi dengan memotivasi siswa melalui bercerita, demonstrasi atau mengungkapkan fakta yang ada kaitannya dengan materi pelajaran yang akan diajarkan. f. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, garis besar cakupan materi, dan kegiatan yang akan dilakukan siswa dalam proses pembelajaran. 2) Kegiatan Inti a. Memberikan penjelasan umum materi yang akan dipelajari untuk mengonstruksi pengetahuan siswa melalui kegiatan mengamati (mendengar, melihat, membaca). b. Siswa diarahkan untuk menemukan masalah melalui proses menalar. c. Siswa diarahkan untuk merumuskan masalah. d. Siswa diarahkan untuk membuat jawaban sementara (hipotesis). e. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil yang heterogen, terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa pada setiap kelompok. f. Guru membagikan LKS (Lembar Kerja Siswa) dan alat percobaan kepada masing-masing kelompok (auditory).

74 g. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai LKS yang kurang dipahami (auditory). h. Masing-masing kelompok bekerjasama untuk memecahkan masalah (problem solving), yang dapat diperoleh dari suatu percobaan atau eksperimen yang telah disediakan langkahlangkahnya oleh guru. Tiap anggota bekerja sesuai tugas yang disepakati oleh kelompok (intellectually). i. Melalui kegiatan mencoba, siswa mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis. j. Guru berkeliling memfasilitasi serta membantu siswa yang mengalami kesulitan. k. Setiap kelompok berdiskusi dalam menyelesaikan LKS yang diberikan untuk membuktikan hipotesis dan membuat kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan. l. Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di hadapan kelompok yang lain dan kelompok lain memberikan tanggapan dan masukan untuk kelompok yang sedang mempresentasikan hasil diskusinya (intellectually). m. Siswa mengerjakan kuis secara individu (repetition). 3) Kegiatan Penutup a. Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan. b. Berdoa untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran.

75 c. Tahap Pengamatan Pelaksanaan pengamatan dilakukan oleh observer pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan alat bantu berupa lembar observasi. Lembar observasi yang disiapkan meliputi lembar observasi kinerja guru, hasil belajar sikap, dan keterampilan siswa. d. Refleksi Peneliti bersama guru melakukan refleksi untuk menganalisis kelebihan dan kekurangan selama proses pembelajaran berlangsung. Seluruh data yang diperoleh pada tahap pengamatan dikumpulkan dan dianalisis. Kegiatan analisis dilakukan dengan merefleksikan kegiatan yang berlangsung dengan membuat kesimpulan. Apabila tujuan penelitian belum tercapai, maka penelitian akan dilanjutkan pada siklus berikutnya. G. Indikator Keberhasilan Penerapan model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) dengan metode problem solving dapat dikatakan berhasil apabila: nilai ratarata hasil belajar siswa mengalami peningkatan pada setiap siklus dan persentase ketuntasan pada akhir penelitian mencapai 75% dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut (Mulyasa, 2014: 131).