PERENCANAAN JARINGAN LOKAL AKSES FIBER DIGITAL LOOP CARRIER DI STO SLEMAN YOGYAKARTA ( LOCAL NETWORK PLANNING ACCESS FIBER WITH DIGITAL LOOP CARRIER AT STO SLEMAN YOGYAKARTA) Eko Sutrisno Prihantoro¹, Hafidudin², Suhardiyono³ ¹Teknik Telekomunikasi,, Universitas Telkom Abstrak Bertambahnya kemajuan dibidang ekonomi, kebutuhan masyarakat akan berbagai jenis layanan telekomunikasi juga semakin meningkat. Jaringan yang ada saat ini lebih banyak hanya mampu mengakomodasi layanan suara, sedangkan tuntutan kebutuhan masyarakat saat ini selain layanan suara (POTS) juga membutuhkan layanan non POTS seperti layanan data terutama akses internet mengingat kebutuhan informasi yang cukup besar dengan biaya yang relatif terjangkau, gambar, video dengan kebutuhan data rate yang lebih cepat dan memiliki kualitas yang sesuai standar. DLC (Digital Loop Carrier) pada dasarnya adalah suatu perpanjangan dari sentral. DLC merupakan sistem berbentuk modul untuk pemecahan masalah jaringan dalam area pelayanan publik dengan jenis layanan baik interaktif telephony (POTS, ISDN BRA/PRA, leased channel n x 64 Kbps dengan n 30), akses internet kecepatan tinggi maupun layanan broadcast (CATV). Salah satu solusi dari keterbatasan jaringan yang sudah ada untuk menangani jasa multimedia, maka digunakan sistem jaringan dengan media transmisi berupa serat optik. Alasannya adalah serat optik memiliki lebar pita yang besar, dimensi relatif kecil dan kebal terhadap induksi. Pada tugas akhir ini dibahas mengenai perencanaan jaringan lokal akses fiber dengan teknologi DLC di STO Sleman Yogyakarta. Perencanaan diawali dengan peramalan kebutuhan sambungan telepon dengan metode makro dan metode mikro, peramalan demand untuk layanan lain (non POTS) serta pendataan penyebaran area pelanggan. Hasil dari peramalan dan pemetaan tersebut dijadikan sebagai dasar perencanaan yang mencakup : pemilihan topologi/teknologi, penentuan jenis dan jumlah perangkat yang dibutuhkan (BoQ). Hasil perencanaan berupa gambar perencanaan diharapkan dapat menjadi salah satu acuan/referensi bagi pihak terkait. Kata Kunci : -
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Tugas Akhir - 2007 Abstract The increase of the economical condition of the local society causes the increase of various telecommunication services need. The available network is only able to accommodate the sound services meanwhile the present society demand is not only the sound services (POTS) but also the non POTS services such as data, picture, and the video services especially in internet access, as a big number of information, affordable cost, faster, and the fixed standart of quality are demanded. The DLC (Digital Loop Carrier) is basically used by central. DLC is system which has a module shape is intended to solve any kinds of problems rises in an area of public services both the telephony interactive (POTS, ISDN BRA/PRA, leased channel nx64 Kbps with n 30) of the high speed internet access and the broadcasting services (CATV). One of the problems solution caused by a limited network of the present time for handling the multimedia services is the use of an Optic Fibre network system which its function is as a transmission media. The reason of using this is the Optic Fibre has a large ribbon, a relatively small dimension, and it immunes to an induction. In this Final Project, the writer also discusses the plan of a Fibre local access network which uses the DLC technology in STO of Sleman Yogyakarta. The plan is started with the forecasting of the telephone instalment demanded by the local society both from macro and micro point of view, the forecasting of the other services demand (non POTS), the last is the recording of costumer s area distribution. The result of these forecasting and recording is used as a basic of planning included choose the suitable technology, also determines the kinds and numbers of equipment (BoQ) needed. The result of this plan is a kind of picture that can be as a reference for a related side. Keywords : -
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaringan lokal merupakan jaringan yang menghubungkan langsung pelanggan ke sentral yang dipengaruhi oleh perkembangan layanan baru yang memerlukan bit rate rel atif tinggi seperti service 2M leased line, data access, atau pun video. Jaringan lokal akses pelanggan yang telah dilakukan oleh PT.Telkom yaitu dengan media kabel tembaga/metal menimbulkan beberapa persoalan yang akan dihadapi sebuah penyedia jasa telekomunikasi. Sesuai dengan kenyataan bahwa penggunaan kabel tembaga memiliki kelemahan, diantaranya keterbatasan bit rate. Persoalan di atas harus dapat dikurangi atau dihilangkan oleh penyedia layanan telekomunikasi. Oleh karenanya, PT. Telkom berusaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut yaitu dengan menggelar Jaringan Lokal Akses Fiber (Jarlokaf). Dimana serat optik lebih unggul dibandingkan kabel tembaga karena mempunyai bit rate yang tinggi, redaman lebih rendah serta serat optik kebal terhadap gangguan interferensi, sehingga tidak ada kekhawatiran adanya ground loop, percikan api dan percakapan silang. Penggunaan serat optik kebanyakan untuk transmisi antar sentral (junction) dan untuk transmisi jarak jauh. Dalam era digitalisasi ini serat optik dapat diterapkan pada jaringan lokal sebagai upaya untuk mengganti kabel tembaga. Digital Loop Carrier merupakan salah satu teknologi Jarlokaf yang merupakan perangkat hasil penggabungan dan meringkas beberapa perangkat PCM- 30 dan beberapa multiplex tingkat tinggi (2MBps) dengan sebuah OLTE yang bersesuaian. Perangkat tersebut mengubah sinyal suara dari sentral (64 Kbps) menjadi sinyal suara dengan kecepatan 2 MBps. Saat ini beberapa perangkat DLC dilengkapi dengan multiplexer sebagai keluarannya adalah sinyal dengan kecepatan 8 MBps, 34 MBps, 140 MBps atau bahkan sampai 155 MBps. Keunggulan kecepatan Digital Loop Carrier ditambah dengan kapasitas perangkat yang mampu melayani jumlah pelanggan yang besar menyebabkan teknologi Digital Loop Carrier dipilih sebagai solusi alternatif yang tepat untuk digunakan pada Jarlokaf.
1.2 Perumusan Masalah Untuk meningkatkan mutu dan jumlah pelayanan, PT TELKOM selalu berusaha mengadakan peningkatan sarana pertelekomunikasian. Hal ini berkaitan sejalan dengan perkembangan teknologi di masa depan. Berhubung hal tersebut, PT TELKOM mulai menggunakan fiber optik sebagai optimalisasi dari jaringan tembaga yang telah ada (HDSL). Seperti diketahui bahwa layanan dengan menggunakan teknologi HDSL ini cenderung semakin rendah, di samping itu juga media tembaga tersebut kurang mendukung layanan multimedia, data dan video. Oleh sebab itu, maka dipergunakan perangkat DLC untuk menjawab berbagai permasalahan tersebut. Rumusan masalah dalam tugas akhir ini adalah : 1. Mendesain jarlokaf dengan teknologi DLC. 2. Menentukan kapasitas DLC, posisi perangkat DLC dan perhitungan rugi-rugi lintasan. 3. Menghitung perangkat yang diperlukan dilihat dari kapasitas bit rate, slot perangkat dan jenis layanan yang ada. 4. Prinsip dan cara mendesain jaringan teknologi DLC dengan arsitektur star. 5. Perencanaan jaringan sampai dengan tahun 2011. 1.3 Batasan Masalah Sebagai pedoman penulisan tugas akhir ini perlu kiranya batasan-batasan masalah sehingga pembahasan lebih terarah sebagaimana yang diharapkan, batasan masalah yang dimaksud adalah: 1. Desain jaringan dilakukan setelah adanya survey dan peramalan demand. 2. Lokasi daerah berada di STO Sleman Yogyakarta. 3. Analisa jaringan optik ditinjau dari parameter redaman, power link budget, dan rise time budget. 4. Arsitektur yang digunakan adalah star. 5. Pemilihan klasifikasi, tipe dan jumlah perangkat DLC berdasarkan pada beberapa service pelanggan, kapasitas slot, serta kapasitas bit rate perangkat.
6. Spesifikasi perangkat berdasarkan ketetapan PT. TELKOM. 7. Arah penggelaran JARLOKAF sampai pada perangkat DLC yaitu RT (Remote Terminal), desain pada sisi Optik untuk semua RT. 8. Tidak membahas proses pengolahan dan pengkodean sinyal, serta teknik modulasinya. 1.4 Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan dari tugas akhir ini adalah merencanakan dan menganalisa jaringan optik di STO Sleman Yogyakarta ditinjau dari parameter redaman, power link budget, dan rise time budget. 1.5 Metodologi Penelitian Metode yang akan digunakan pada penyusunan Tugas Akhir ini adalah studi pustaka dari berbagai literatur yang berhubungan dan mendukung tema yang menjadi tolak ukur dalam penyelesaian masalah. Metode lain yang digunakan adalah dengan melakukan pengumpulan data sebagai dasar untuk mendesain jaringan lokal akses fiber menggunakan teknologi DLC. 1.6 Sistematika Penulisan Tugas akhir ini disusun menjadi 5 bab, dimana antara bab terdapat saling keterkaitan. Untuk mempermudah pembacaan dan memahami isi tugas akhir ini maka disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Dalam bab ini dibahas latar belakang tentang penggunaan perangkat DLC pada jaringan fiber-tembaga, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan, metodologi penelitan, dan sistematika penulisan.
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Tugas Akhir - 2007 Bab II Landasan Teori Bab ini berisikan pembahasan secara umum mengenai jaringan fiber, sistem perangkat DLC, parameter pengukuran dalam perencanaan perangkat DLC pada jaringan fiber-tembaga, prosedur dan rumusan dalam desain JARLOKAF menggunakan DLC. Bab III. Bab IV Dasar Perancangan Sistem DLC Bab ini membahas tentang kondisi daerah dan jaringan existing di wilayah pelayanan STO Sleman. Analisa Perencanaan Sistem Pada bab ini dibahas tentang perencanaan dan analisis desain jaringan menggunakan teknologi DLC. Bab V Kesimpulan dan Saran Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang diambil setelah penyusunan tugas akhir ini.
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil peramalan makro dengan peramalan mikro didapat deviasi sebesar 4,586 sehingga perencanaan dengan menggunakan metode peramalan mikro dapat digunakan, jumlah pelanggan hasil peramalan hingga tahun 2011 yaitu sebesar 13.628 POTS dan 27 pelanggan 64Kbps LL. 2. Nilai rugi-rugi saluran optik dari CT ke RT untuk loss terkecil (BCL) sebesar 0,3830 db dan untuk loss terbesar (WCL) sebesar 2,759 db. Nilai ini masih dibawah standart rugi-rugi saluran optik PT. Telkom sebesar 23 db. 3. Pada analisa power link budget diketahui daya yang di terima pada perangkat penerima sebesar -17,2692 dbm. Daya ini masih di atas daya minimum perangkat penerima sebesar -31 dbm, dengan range antara daya terima dengan daya terima minimum yang masih cukup besar maka secara teori jaringan dapat diterapkan. 4. Pada hasil perhitungan rise time budget diketahui total rise time sistem sebesar 0,3419 ns. Diketahui periode bit untuk pengiriman data dengan format NRZ sebesar 5 ns. Dari data di atas diketahui bahwa rise time total jaringan masih di bawah nilai dari periode bitnya sehingga bandwidth yang dibutuhkan sesuai persyaratan transmisi.
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Tugas Akhir - 2007 5.2 Saran 1. Perencanaan jarlokaf di STO Sleman yang telah dibuat masih mempunyai kekurangan sehingga diperlukan pengembangan lebih lanjut seperti analisis ekonomi yang mencakup biaya perhitungan investasi. 2. Perlu dilakukan survei di lokasi-lokasi potensial untuk dapat mengetahui dengan pasti potensi demand sehingga parameter perencanaan dapat diketahui dengan pasti.
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Tugas Akhir - 2007 DAFTAR PUSTAKA 1. R. SIREGAR, Diktat Kuliah, Sistem Komunikasi Serat Optik, STT Telkom, Bandung, 2000. 2. Keiser G, Optical Fiber Communicatio, New York: McGraw-Hill, Second Edition, 1993. 3. PT. TELKOM, Divre III, Divisi Pelatihan (Divlat), Teknologi Aplikasi Jarlokaf, Bandung, 1997. 4. OPNET Technologies Co., Ltd., ULC 1000AN (Universal Access Network System) Users Reference Manual, Taiwan, 2001 5. PT. TELKOM, Divisi Riset Teknologi Informasi (Div.RisTI), Technical Specification Digital Loop Carrier For Optical Transmission Systems, 1997. 6. PT. TELKOM, Divisi Riset Teknologi Informasi (Div.RisTI), Fibre In The Loop Design Guideline, 1995. 7. Freeman, Roger L, Telecommunication Transmission Handbook, John Wiley & Sons, Canada, 1998. 8. Grad, Optical Fiber Communication, McGraw-Hill, Singapore, 1992. 9. PT. TELKOM, Fundamental Technical Plan, Bandung, 1996. 10. PT.TELKOM, PPJT 2000, Pedoman Pemasangan Jaringan Telekomunikasi 2000 Seri-1, Bandung, 2000. 11. PT. TELKOM, Pengantar Teknologi Sistem Komunikasi Serat Optik,PUSDIKLAT PT.TELKOM: 2000.